Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH AUDIT INTERNAL I

“FINANCE”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata KuliahAudit Internal I

Dosen Pengampu :
Dr. Novita Indrawati, SE, M.Si, Ak, CA

Di susun oleh :
Kelompok 2

1. JIFRI SYAM (2110247579)


2. YONA LITA (2110247775)
3. SITTI FATIMAH (2110247796)
4. NOVIA ALFIANI NAPITUPULU (2110247839)

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

05 MEI 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
pada mata kuliah “Audit Internal I.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Novita Indrawati, SE, M.Si, Ak,
CA, selaku dosen mata kuliah “Audit Internal I“ yang telah memberikan tugas makalah yang
berjudul “Finance”, yang merupakan salah satu tugas kelompok dari Mata Kuliah “Audit
Internal I” pada semester 3 (tiga) ini.
Penulis berharap makalah ini dapat mendatangkan inspirasi bagi kita,juga memberi manfaat
bagi penulis ataupun yang membaca.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, jika
ada kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati dan lapang dada.
Akhir kata kami berharap makalah inidapat bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 05 Mei 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................1

BAB I .............................................................................................................3

PENDAHULUAN ........................................................................................3

1.1 Latar Belakang ....................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................4

BAB II ...........................................................................................................6

PEMBAHASAN ...........................................................................................6

2.1 Pengertian Finance (Keuangan) ........................................................6

2.2 Fungsi dan Tujuan Finance (Keuangan) ..........................................6

2.3 Aktivitas dan Ruang Lingkup Manajemen Keuangan ...................7

2.3.1 Aktivitas Manajemen Keuangan .......................................................7

2.3.2 Ruang Lingkup Manajemen Keuangan............................................8

2.4 Pengertian Financial Auditing (Audit Keuangan) ............................10

2.5 Prosedur Dasar untuk Audit Keuangan ............................................10

2.6 Dokumen yang Dibutuhkan dalam Standar Audit Keuangan ........11

2.7 Pengertian Audit Laporan Keuangan ....................................12

2.8 Fungsi Audit Laporan Keuangan .......................................................13

2.9 Tahapan Audit Laporan Keuangan ...................................................14

BAB III........................................................................................................16

PENUTUP...................................................................................................16

1
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................16

Kasus PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (PT WAL) .................17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................24

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Finance merupakan salah satu aspek yang penting dalam menunjang aktivitas
suatu organisasi perusahaan. Setiap perusahaan memperhatikan kondisi Financialnya,
baik perusahaan berskala besar ataupun perusahaan yang berskala kecil, hal tersebut
dikarenakan dengan perkembangan bidang usaha yang semakin maju dan ketatnya
persaingan antara perusahaan satu dan yang lainnya.
Perusahaan maupun kegiatan usaha selalu berhati-hati dalam membuat
kebijakan, guna menjaga keberlangsungan perusahaan serta untuk mempertahankan
eksistensi perusahaan, baik dalam menghadapi persaingan maupun untuk memperluas
usaha, sehingga dapat memperkuat posisi pasar. Oleh karena itu, untuk mengetahui
dengan tepat kondisi kinerja perusahaan, maka diperlukan analisis yang tepat.
Memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin dalam ukuran kinerja, dimana kinerja
perusahaan merupakan dasar dari keberhasilan perusahaan. Kinerja perusahaan dapat
dilihat dari kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonomi dan
kelangsungan hidupnya (going concern) terhadap perubahan kondisi perekonomian
dalam suatu industri.
Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang bersifat
kuantitatif dan diperIukan sebagai sarana pengambiIan keputusan, baik oIeh pihak
internaI maupun pihak eksternaI perusahaan. Menurut FASB, ada 2 (dua) karakteristik
terpenting yang harus ada daIam Iaporan keuangan yakni reIevan (reIevance) dan dapat
diandaIkan (reIiabIe). Kedua karakteristik sangatIah suIit untuk diukur, sehingga para
pemakai informasi membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor independen untuk
memberi jaminan bahwa Iaporan keuangan tersebut memang reIevan dan dapat
diandaIkan serta dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan tersebut.
Salah satu sarana untuk memenuhi akuntabiIitas suatu perusahaan adaIah
Iaporan keuangan. Laporan keuangan ini harus vaIid dan reIiabeI, karena akan
diIaporkan kepada stakehoIder, pemberi dana, pengurus, serta karyawan. Laporan

3
keuangan harus diIakukan agar penyajian Iaporan sesuai dengan prinsip akuntansi dan
aturan yang berIaku di indonesia.
Audit laporan keuangan adalah penilaian atas suatu perusahaan atau badan
hukum lainnya (termasuk pemerintah), sehingga dapat dihasilkan pendapat yang
independen tentang laporan keuangan yang relevan, akurat, lengkap dan disajikan
secara wajar. Selanjutnya, hasil audit laporan keuangan harus memiliki manfaat, baik
bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Selain itu, laporan audit memiliki
keterbatasan tertentu dan beberapa penyimpangan dari standar laporan audit, dan
auditor harus mengetahui semuanya.
Masyarakat yang semakin kompleks menyebabkan pengguna laporan keuangan
(pengambil keputusan ekonomi) dihadapkan kepada informasi yang semakin tidak bisa
dipercaya. Dalam hal ini, agar dapat digunakan untuk berbagai kepentingan yang
berbeda (yang sebagian di antaranya merupakan pihak diluar manajemen), maka
laporan keuangan harus disusun berdasarkan Kerangka Laporan Keuangan dan Standar
Akuntansi yang Berlaku Umum.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahdalam


penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian Finance (Keuangan)?
2. Apa saja Fungsi dan Tujuan Finance (Keuangan)?
3. Apa saja Aktivitas dan Ruang Lingkup Manajemen Keuangan?
4. Apa Pengertian Financial Auditing (Audit Keuangan)?
5. Apa Prosedur Dasar untuk Audit Keuangan?
6. Apa saja Dokumen yang Dibutuhkan dalam Standar Audit Keuangan?
7. Apa Pengertian Audit Laporan Keuangan?
8. Apa saja Fungsi Audit Laporan Keuangan?
9. Apa saja Tahapan dalam Audit Laporan Keuangan?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dalammakalah

4
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Pengertian Finance (Keuangan).
2. Untuk mengetahui Fungsi dan Tujuan Finance (Keuangan).
3. Untuk mengetahui Aktivitas dan Ruang Lingkup Manajemen Keuangan.
4. Untuk mengetahui Pengertian Financial Auditing (Audit Keuangan).
5. Untuk mengetahui Prosedur Dasar untuk Audit Keuangan.
6. Untuk mengetahui Dokumen yang Dibutuhkan dalam Standar Audit Keuangan.
7. Untuk mengetahui Pengertian Audit Laporan Keuangan.
8. Untuk mengetahui Fungsi Audit Laporan Keuangan.
9. Untuk mengetahui Tahapan dalam Audit Laporan Keuangan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Finance (Keuangan)


Finance mempunyai arti kata yang sangat luas, tetapi pada dasarnya adalah
bagaimana mengalokasi dana. Alokasi dana antara pihak yang mempunyai kelebihan
dana dan pihak yang membutuhkan dana.
Finance mempunyai kemiripan dengan ekonomi. Dalam ekonomi kita
mempelajari dan mengalokasi sumber daya yang terbatas, sedangkan dalam finance kita
mempelajari bagaimana sumber daya yang terbatas itu dialokasikan. Dalam hal ini, kita
bisa menganggap Finance sebagai ilmu terapan ekonomi. Contoh dari keputusan
ekonomi yang diambil dalam ilmu finance adalah bagaimana mengkonversi sumber
dana yang didapat dalam bentuk inventory, pembelian mesin produksi yang baru,
menginvestasikan surplus dana ke short- term investment dsb.
Apabila dilihat dari segi bahasa, finance berasal dari bahasa Inggris yang
memiliki arti keuangan. Sementara itu, secara istilah, finance merupakan ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan cara pengelolaan uang agar kondisinya senantiasa
stabil dan tidak kekurangan maupun kelebihan.
Sedangkan bila merujuk pada profesi, maka finance adalah pekerjaan yang
berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan keuangan di sebuah perusahaan. Dengan
demikian, mereka bekerja mengawasi keluar masuknya dana perusahaan, serta
memperbaiki alokasi dana tersebut dan sistem keuangannya jika terjadi kendala.

2.2 Fungsi dan Tujuan Finance (Keuangan)


Sebagai pengelola keuangan, pastinya mereka memiliki fungsi dan tujuan
tersendiri bagi perusahaan. Diantara fungsi yang paling umum diantaranya :
a. Mengumpulkan Dana Perusahaan
Dalam sebuah perusahaan akan banyak aktivitas operasional yang membutuhkan
dana, sehingga harus senantiasa tersedia. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
karyawan bagian keuangan berfungsi mengumpulkan dana dari perusahaan, baik dari
pemasukan, ataupun pinjaman kepada bank.
b. Menyalurkan Dana

6
Menyalurkan dana perusahaan merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan
dengan selektif. Jika dana dibutuhkan untuk hal yang tidak terlalu berpengaruh pada
kemajuan perusahaan, maka finance harus bisa menahannya.
c. Mengelola Keuntungan
Agar perusahaan yang dikelola semakin maju, maka keuntungan perusahaan
tidak bisa digunakan untuk hal yang bersifat stagnan. Disinilah fungsi penting seorang
karyawan keuangan, agar mampu berpikir kreatif dalam memajukan perusahaan dengan
mengelola keuntungan yang diperoleh.
d. Mengajukan Kebijakan
Fungsi terpenting dari seorang finance adalah membuat laporan terkait kebijakan
yang akan diambil untuk menstabilkan keuangan. Selain itu mereka harus pandai
berkomunikasi dengan pimpinan perusahaan dan meyakinkannya agar kebijakan
disetujui.

2.3 Aktivitas dan Ruang Lingkup Manajemen Keuangan

2.3.1 Aktivitas Manajemen Keuangan


Pada dasarnya, manajemen keuangan memiliki 5 fungsi utama, yaitu :
perencanaan, penganggaran, pengontrolan, pemeriksaan, hingga pelaporan keuangan
perusahaan. Untuk menjalankan 5 fungsi tersebut, manajemen keuangan beroperasi
dalam 3 aktivitas, yaitu :
a. Mencari Sumber Dana
Untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan, manajemen keuangan harus
mencari sumber dana, baik berasal dari internal (ekuitas), maupun eksternal (utang)
perusahaan. Jika menggunakan sumber dana internal, perusahaan dapat menggunakan
dana kas cadangan (dari saldo laba ditahan), hingga investor (baik perorangan maupun
perusahaan-perusahaan besar). Sementara, jika menggunakan sumber dana eksternal,
perusahaan dapat menerbitkan obligasi, atau mengajukan pinjaman ke bank. Sumber
dana ini termasuk eksternal, karena bukan milik perusahaan. Melainkan dana tersebut
harus dikembalikan dalam jangka waktu tertentu sesuai besaran bunga yang disepakati.
Jadi, sumber dana eksternal termasuk sebagai utang yang akan terbagi menjadi utang

7
jangka pendek dan utang jangka panjang.
b. Menggunakan Sumber Dana
Setelah memperoleh sumber dana (internal maupun eksternal), aktivitas
manajemen keuangan selanjutnya adalah menggunakan sumber dana ini.
Dalam menggunakan sumber dana, manajemen keuangan dapat menentukan keputusan
tertentu, seperti : membiayai kegiatan operasional perusahaan, membayar kewajiban,
dan investasi dalam bentuk aset. Manajemen keuangan harus menyusun rencana
rencana dalam penggunaan modal untuk mendukung kegiatan operasional serta
memenuhi semua kewajiban tepat waktu untuk menghindari denda. Sementara itu,
menggunakan sumber dana untuk investasi dalam bentuk aset dapat berupa : pembelian
gedung, mesin, alat, maupun membangun sarana dan prasarana guna mendukung
perkembangan usaha.
c. Mengelola Aset
Setelah menginvestasikan dana dalam bentuk aset, kemudian manajemen
keuangan juga harus mengelola aset perusahaan dengan baik. Dimana, aset dari waktu
ke waktu akan mengalami penyusutan. Salah satu peran manajemen keuangan adalah
mengelola agar penyusunan aset yang terjadi karena penggunaan operasional yang
mendukung kegiatan usaha. Jadi, bukan penyusutan akibat terbengkalainya aset yang
tidak mengikuti standar operasional.

2.3.2 Ruang Lingkup Manajemen Keuangan


Ruang lingkup manajemen keuangan merupakan batasan dan cakupan fungsi
manajemen keuangan dalam menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Agar tujuan perusahaan tersebut tercapai, manajemen keuangan akan beroperasi
dalam 4 ruang lingkup, yaitu : keputusan pendanaan, investasi, pembagian deviden,
hingga penyusunan modal kerja.
a. Keputusan Investasi (Investment Decision), merupakan ruang lingkup manajemen
keuangan yang mengatur alokasi dana pada berbagai jenis investasi untuk
mendapatkan keuntungan jangka pendek dan jangka panjang.
Dalam pengambilan keputusan investasi, manajemen keuangan harus

8
mempertimbangkan hal-hal berikut ini :
1) Biaya modal;
2) Tingkat risiko;
3) Estimasi keuntungan
Manajemen keuangan juga harus mengoptimalkan anggaran modal dan
menyesuaikannya dengan alokasi dana yang diperlukan untuk operasional
perusahaan. Hal ini bertujuan agar keputusan investasi dapat menghasilkan banyak
keuntungan tanpa mengorbankan operasional perusahaan.
b. Keputusan Pendanaan (Financial Decision), merupakan keputusan manajemen
keuangan dalam ruang lingkup pengelolaan dan peningkatan keuangan dari
beberapa sumber modal. Dalam bahasa sederhananya, keputusan pendanaan ini
merupakan keputusan finansial yang mengatur jenis sumber dana, periode, biaya,
dan pengembaliandari investasi.
Keputusan finansial (financial decision) meliputi 2 (dua) bagian utama, yaitu :
1) Keputusan dalam menetapkan sumber dana yang paling efektif dan efisien dalam
membiayai investasi. Sumber dana tersebut dapat berupa utang jangka pendek,
utang jangka panjang, maupun modal sendiri;
2) Keputusan dalam mengoptimalkan pembelanjaan (struktur modal).
Manajemen keuangan perlu menetapkan apakah perusahaan menggunakan
sumber modal internal atau eksternal. Jika perusahaan menggunakan modal
internal, maka bisa dengan cara menerbitkan saham baru. Sementara jika
menggunakan modal eksternal, maka salah satunya dengan cara menerbitkan
obligasi. Contohnya : ketika jumlah investasi perusahaan meningkat, maka
manajemen keuangan harus memperhitungkan kembali strategi dan cara yang
paling efektif untuk mengatur keuangan.
c. Keputusan Dividen (Dividend Decision), merupakan aktivitas manajemen
keuangan untuk menentukan pembagian dividen kepada pemegang saham
perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dividen, manajemen keuangan harus
mempertimbangkan proporsi yang tepat antara dividen dan laba ditahan, agar tidak
merugikan perusahaan.
d. Dividen ini akan menjadi keuntungan bersih untuk pemilik saham perusahaan,

9
dimana pada umumnya dapat berupa sejumlah lembar saham maupun dividen tunai.
Sedangkan, laba ditahan merupakan saldo laba yang disimpan perusahaan, baik itu
untuk kas cadangan maupun untuk rencana ekspansi dan diversifikasi bisnis.
e. Keputusan Modal Kerja (Working Capital Decision)
Pada hakikatnya keputusan modal kerja ini termasuk bagian dari keputusan
investasi. Namun, ruang lingkup modal kerja pada keputusan investasi hanya
mencakup aset perusahaan saja. Sementara itu, ruang lingkup manajemen keuangan
juga mencakup keputusan modal kerja berupa pengelolaan aset dan liabilitas
perusahaan. Karena, keputusan modal kerja (working capital decision) merupakan
pengelolaan dana perusahaan untuk digunakan sebagai biaya operasional
perusahaan, termasuk di dalamnya biaya maintenance aset dan liabilitas.

2.4 Pengertian Financial Auditing (Audit Keuangan)


Financial auditing merupakan proses analisa yang dilakukan terhadap laporan
keuangan beserta dengan dokumentasinya. Proses ini dapat dilakukan baik oleh auditor
internal, auditor eksternal, maupun oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Tujuan utama
dari dilakukannya financial auditing adalah untuk memberikan gambaran kepada
manajemen mengenai kinerja keuangan perusahaan dari sudut pandang yang objektif,
sehingga dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan oleh manajemen.

2.5 Prosedur Dasar untuk Audit Keuangan


Secara umum, empat fase kunci diuraikan untuk proses audit keuangan. Fase-
fase ini mencakup perencanaan audit, penentuan cara kerja pengendalian internal,
pengujian asersi signifikan tentang data dan evaluasi kepatuhan, dan pelaporan evaluasi.
Fase-fase ini dijelaskan di bawah untuk referensi Anda:
a. Perencanaan
Proses audit keuangan diawali dengan suatu perencanaan yang melibatkan
metode pengumpulan data untuk membentuk opini tentang organisasi atau status
keuangan perusahaan. Suatu cara direncanakan untuk mengumpulkan sampel yang
mencerminkan suatu titik waktu dalam kehidupan perusahaan atau organisasi. Transaksi
dan dokumen keuangan kemudian diperiksa. Patut dicatat bahwa sampel harus

10
menunjukkan kepatuhan terhadap GAAP.

b. Pengendalian internal
Langkah selanjutnya adalah melihat kontrol internal. Auditor menuntut info,
mengamati catatan dengan cermat, dan mengawasi prosedur keuangan dalam tindakan.
Tanpa langkah-langkah tersebut, auditor tidak dapat memberikan pernyataan tentang
status keuangan organisasi.

c. Menguji
Pengujian menyiratkan pemeriksaan apakah pengendalian internal berfungsi
atau tidak. Auditor meminta lebih banyak info, kembali ke perusahaan untuk inspeksi
lebih lanjut, dan mengawasi bagaimana prosedur keuangan dilakukan. Jika bukti
menunjukkan kepatuhan GAAP, auditor menentukan bahwa perusahaan berhasil
mendeteksi dan mencegah kesalahan.

d. Pelaporan
Langkah terakhir dalam audit keuangan melibatkan pemberian kesimpulan
tentang bagaimana perusahaan mematuhi standar akuntansi. Audit dari Akuntan publik
(CPA: Certified Public Accountant) memberikan organisasi persetujuan tanpa
kualifikasi, persetujuan yang memenuhi syarat, penafian, atau temuan yang merugikan.
Persetujuan yang tidak memenuhi syarat dianggap sebagai hasil terbaik dan temuan
yang merugikan dianggap sebagai hasil terburuk.

2.6 Dokumen yang Dibutuhkan dalam Standar Audit Keuangan

Kelompok Catatan Keterangan


Catatan primer akun-akun 1) Buku bank dan buku kas kecil yang
lengkap dan mutakhir hingga akhir tahun.
2) Arsip tagihan/nota/kuitansi untuk semua
item belanja.
3) Arsip atau buku kuitansi untuk uang yang
diterima.

11
4) Pernyataan bank, slip penyetoran, dan
buku cek.
5) Buku dan catatan gaji.
6) Buku Besar Induk, bila ada.
Ringkasan-ringkasan dan laporan- 1) Saldo percobaan atau ringkasan semua
laporan rekonsiliasi penerimaan dan pembayaran berdasarkan
kategori anggaran.
2) Laporan rekonsiliasi bank untuk semua
rekening bank pada tanggal titik putus
tahun fiskal.
3) Laporan rekonsiliasi kas kecil hingga
tanggal titik putus tahun fiskal.
4) Lembar catatan persediaan.
Jadwal dan Daftar 1) Jadwal utang (uang yang diutang oleh
organisasi).
2) Jadwal piutang (uang yang diutang kepada
organisasi).
3) Jadwal jatuh tempo hibah.
4) Jadwal hibah yang dijanjikan.
5) Daftar aset tetap (fixed asset).
Informasi Lain 1) Surat dari bank untuk mengonfirmasi
saldo (akan diminta oleh auditor sendiri).
2) Konstitusi organisasi.
3) Daftar anggota dewan pengurus dan staf.
4) Notulensi rapat dewan pengurus.
5) Perjanjian pendanaan dengan lembaga
donor dan persyaratan audit.

2.7 Pengertian Audit Laporan Keuangan


Audit Iaporan keuangan merupakan peniIaian atau evaIuasi atas suatu
entitas (organisasi, perusahan, atau Iembaga) sehingga menghasiIkan pendapat atau

12
opini yang independen dari pihak ketiga tentang Iaporan keuangan yang akurat,
Iengkap, reIevan, wajar, dan pastinya sesuai dengan prinsip akuntansi dan aturan yang
berIaku. Pada pengertian audit yaitu proses yang sistematik dengan tujuan
mengevaIuasi bukti mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan tingkat
kesesuaian antara penugasan dan kriteria yang teIah ditetapkan, hasiI dari penugasan
tersebut dikomunikasikan kepada pihak pengguna yang berkepentingan. Audit Iaporan
keuangan merupakan hasiI pemeriksaan yang diIakukan oIeh akuntan pubIik. Sebagai
auditor yang memiIiki keahIian berhak daIam memeriksa dan menyatakan Iaporan
keuangan yang sudah disajikan sesuai dengan aturan, biasanya perusahaan sangat
membutuhkan seseorang yang sangat kompeten untuk meIakukan audit atau jasa audit.
SebeIum diIakukan audit, anda juga perIu memiIiki Iaporan keuangan yang rapih dan
Iayak untuk diIakukan pemeriksaan.

2.8 Fungsi Audit Laporan Keuangan


Fungsi audit Iaporan keuangan diIakukan tentunya memiIiki tujuan tertentu.
Berkaitan dengan pengertian audit diatas, berikut beberapa fungsi audit :
a. Memastikan kelengkapan
Fungsi audit berguna daIam memastikan keIengkapan Iaporan keuangan yang
terjadi, dari berbagai transaksi dan teIah dicatat atau dimasukkan ke daIam jurnaI
dengn segaIa keIengkapannya.
b. Untuk memastikan ketepatan
Kegiatan audit bertujuan untuk memastikan adanya ketepatan daIam semua
transaksi dan saIdo perkiraan akun yang ada. Biasanya didapat dari seteIah
perhitungan yang benar, jumIahnya tepat, didokumentasikan dengan baik, dan
dikIasifikasikan berdasarkan jenis transaksi.
c. Meyakinkan eksitensi
Adanya auditor daIam meyakinkan pencatatan semua harta dan kewajiban
memiIiki eksitensi tersendiri,pada setiap jenis transaksi yang sesuai dengan tanggaI
tertentu. OIeh karena itu, semua transaksi yang dicatat harus sesuai dengan
kejadian yang sebenarnya.
d. Menyajikan penilaian

13
Auditor dapat menyajikan peniIaian sebagai fungsi untuk memastikan bahwa
semua prinsip akuntansi yang berIaku di indonesia teIah diapIikasikan dengan
benar.
e. Menyajikan klasifikasi
Kegiatan ini bermaksud untuk menyajikan semua transaksi yang dicatat
daIam jurnaI, sesuai yang sudah di kIafikasikan berdasarkan jenis transaksinya.
f. Melakukan pemisahan batas
Kegiatan audit berguna menyajikan pengungkapan Iaporan keuangan yang
memastikan saIdo akun dan persyaratan. Sehingga pada tahap peIaporan keuangan
sudah disajikan dengan baik,serta terdapat penjeIasan yang wajar pada isi dan
catatan kaki Iaporan yang dibuat.

2.9 Tahapan Audit Laporan Keuangan


Seperti pada pembahasan pengertian audit, auditor akan meIakukan kegiatan
audit yang sesuai dengan tahapan audit Iaporan keuangan secara tersistematis. Sehingga
daIam meIakukan audit perIu meIakukan beberapa tahapan audit Iaporan keuangan
sebagai berikut :
➢ Kesepakatan kerja sama auditor
DaIam haI ini perIu diadakan kesepakatan kedua beIah pihak. Pada pengauditan
dikedua beIah pihak ini dikatakan sebagai pihak auditor dan perusahaan yang biasanya
diwakiIi oIeh pihak manajemen. SeIanjutnya pada kesepakatan tersebut, manajemen
atau kIien menyerahkan audit Iaporan keuangan kepada auditor
dan auditor menyanggupi audit Iaporan keuangan sesuai dengan standarisasinya.
Kegiatan pertama yang diIakukan auditor daIam mengaudit suatu Iaporan keuangan,
yaitu dengan menentukan apakah akan menoIak atau menerima pekerjaan audit
tersebut. Biasanya daIam menentukan, auditor juga mempertimbangkan. Termasuk
bagian auditor daIam memeriksa haI integritas manajemen, mengidentifikasi risiko,
meniIai independensi, menentukan kompetensi dan kemampuan profesionaInya daIam
mengaudit. Hingga pada akhirnya audit menentukan untuk mengaudit atau tidak, haI ini
memerIukan pertimbangan yang banyak bukan semata mata mendaptkan kIien saja atau
mengambiI keuntungan.

14
➢ Buat Perencanaan Proses Audit
Tahap kedua ini merencanakan proses audit. Dengan membuat perencanaan
audit, seorang auditor harus meIakukan beberapa kegiatan seperti memahami bisnis dan
industri kIien. Pemeriksaan audit akan memastikan informasi prosedur anaIitik,
menentukan materiaIitas, menetapkan risiko audit dan risiko bawaan, memahami
struktur pengendaIian intern dan menetapkan risiko pengendaIian, serta
mengembangkan rencana audit dan program auditor.
Kegiatan auditor pada perencanaan proses audit, juga akan memiIiki bagian Iain yang
harus dikerjakan Iagi. Sehingga rencana audit Iaporan keuangan pun dibuat dengan
benar dan tepat.
➢ MeIaksanakan Pengujian Audit
Pada tahap ketiga, seteIah membuat perencanaan audit. Sudah saatnya
meIaksanakan pengujian audit, sehingga auditor akan meIakukan pengujian anaIitik,
pengujian pengendaIian dan pengujian subtantif.
Untuk meIakukan uji anaIitik auditor akan mempeIajari data-data dan informasi bisnis
kIien dan membandingkan dengan data dan
informasi Iain. DaIam pengujian pengendaIian juga bagian dari prosedur audit untuk
meIakukan verifikasi efektivitas pengendaIian internaI kIien. SeIain itu, pengujian
substantif merupakan proseudr audit untuk meIakukan kesaIahan yang Iangsung
memberikan pengaruh pada Iaporan keuangan.
➢ MeIaporkan Audit
Tahap terakhir ini adanya peIaporan audit. Auditor akan meIaporkan informasi
audit yang merupakan hasiI dari pekerjaan sudah dikerjakan, dan Iaporan audit ini juga
hasiI dari bentuk komunikasi auditor dengan rekan pihak Iainnya. Untuk membuat
Iaporan audit tidak boIeh dibuat secara sembarangan.
Informasi tentang Iaporan audit biasanya mencakup jenis atau jasa yang diberikan
seperti objek yang diaudit, Iingkup audit, tujuan audit, hasiI audit dan rekomendasi yang
diberikan jika ada kekurangan, serta sebagai informasi Iainnya.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Financial auditing merupakan proses analisa yang dilakukan terhadap laporan
keuangan beserta dengan dokumentasinya. Proses ini dapat dilakukan baik oleh auditor
internal, auditor eksternal, maupun oleh Kantor Akuntan Publik (KAP).
Audit laporan keuangan adalah penilaian atas suatu perusahaan atau badan hukum
lainnya (termasuk pemerintah) sehingga dapat dihasilkan pendapat yang independen
tentang laporan keuangan yang relevan, akurat, lengkap dan disajikan secara wajar.
Hasil audit laporan keuangan harus memiliki manfaat baik bagi pihak internal maupun
eksternal perusahaan.
Dalam suatu audit atas laporan keuangan, auditor menjalin hubungan profesional
dengan berbagai pihak, yaitu (1) manajemen yaitu individu atau sekelompok individu
dengan tanggung jawab eksekutif untuk melaksanakan operasi entitas, (2) pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola, (3) auditor internal yaitu auditor yang berkerja pada
satu entitas, dan (4) pemegang saham.
Dalam mengaudit laporan keuangan, auditor menggunakan standar audit untuk
memenuhi tanggung jawab profesional mereka. Standar audit adalah pedoman umum
untuk membantu para auditor dalam memenuhi tanggung jawab profesional mereka
dalam pengauditan laporan keuangan historis. Standar tersebut mencakup pertimbangan
kualitas profesional antara lain persyaratan kompetensi dan independensi, pelaporan,
dan bukti.

16
Kasus PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (PT WAL)

PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha atau dikenal sebagai WanaArtha Life


telah melayani Indonesia selama lebih dari 41 tahun sejak pertama kali didirikan 17 Mei
1974. Dengan Visi Memperbaiki kualitas hidup masyarakat Indonesia dalam rangka
menjadi warga korporasi yang baik (good corporate citizen) menyumbang pada aspek
pembangunan yang berkelanjutan. Dan Misi Berperan aktif dalam lingkungan dan
masyarakat dengan melalui program-program sosial baik yang diadakan sendiri maupun
bekerjasama dengan lembaga lain. PT WAL Menyediakan berbagai jenis perencanaan
keuangan untuk individu dan asuransi kumpulan. Berpengalaman dalam bisnis asuransi
captive market, pada tahun 2008, WanaArtha Life memutuskan untuk menjalani
transformasi bisnis dan juga berkonsentrasi pada pasar individu.
Kasus yang dialami perusahaan asuransi Wanaartha Life atau PT Asuransi Jiwa
Adisarana Wanaartha membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut izin usaha
perusahaan tersebut. Penyebabnya, Wanaartha Life terbukti tidak bisa memenuhi rasio
solvabilitas/risk based capital (RBC) yang ditetapkan.RBC adalah perbandingan antara
modal suatu perusahaan asuransi dengan risiko yang kemungkinan bisa terjadi.
Berdasarkan peraturan OJK, perusahaan asuransi wajib memiliki nilai RBC minimal
pada level 120 persen.
Kronologi kasus Wanaartha Life bermula saat penyidikan kasus gagal bayar dan
korupsi PT Asuransi Jiwasraya. Dalam perkembangan kasus perusahaan asuransi tertua
di Indonesia tersebut, Kejaksaan Agung melakukan pemblokiran ratusan rekening efek,
salah satunya milik Wanaartha Life. Kemudian, Wanaartha Life membuat pernyataan
bahwa perusahaan belum bisa memenuhi kewajiban dan hak pemegang polis meskipun
pembayaran akan tetap dilakukan secara bertahap.
Sementara itu, berdasarkan catatan OJK, salah satu awal mula permasalahan di
dalam internal Wanaartha Life karena produk sejenis saving plan. Pada 2018 otoritas
telah memerintahkan penghentian pemasaran produk tersebut. Kepala Eksekutif
Pengawas IKNB OJ Ogi Prastomiyono dalam keterangan resmi menjelaskan bahwa
produk sejenis saving plan memiliki imbal hasil pasti yang tidak diimbangi kemampuan
perusahaan mendapatkan hasil dari pengelolaan investasinya. Kondisi ini kemudian

17
direkayasa oleh perusahaan, sehingga laporan keuangan yang disampaikan kepada OJK
maupun laporan keuangan publikasi tidak sesuai kondisi sebenarnya.
Penetapan tujuh tersangka yang terdiri dari direksi hingga pemilik Wanaartha
Life oleh Bareskrim Polri pada Agustus 2022. Hal tersebut tertera dalam Surat
Ketetapan Tersangka Nomor S.Tap/90/VIII/RES.1.24/2022/Dittipideksus tanggal 1
Agustus 2022. Adapun di antara tujuh tersangka itu, tiga di antaranya merupakan
pemilik perusahaan, yaitu Manfred Armin Pietruschka, Evelina Larasati Fadil, dan
Rezanantha Petruschka. Sementara itu dua lainnya adalah Presiden Direktur Yanes
Yaneman Matulatuwa, Direktur Daniel Halim. Selain kelima nama di atas, Bareskrim
juga menetapkan Terry Kesuma dan Yosef Meni sebagai tersangka.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyoroti investasi Wanaartha Life ke
sejumlah emiten di bursa, bahkan menunjukkan tiga kelalaian dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).
Pertama, Kepala Eksekutif IKNB tidak melakukan koordinasi dengan Kepala
Eksekutif Pengawas Pasar Modal untuk menindaklanjuti indikasi pidana perusahaan
asuransi di pasar modal.
Kedua, Deputi Komisioner Pengawas IKNB II tidak cermat dalam mengawasi
pelimpahan indikasi tindak pidana yang terdapat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan
Langsung 2021 PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha kepada Kepala Departemen
Pengawasan IKNB 1A untuk dilakukan pemeriksaan khusus atau investigasi dan lalai
tidak mengelola data pelaku penyimpangan di industri asuransi.
Ketiga, Kepala Departemen Pengawasan IKNB 2A tidak cermat melimpahkan
indikasi tindak pidana yang terdapat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung 2021
PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha.
Kelalaian-kelalaian itu kemudian memunculkan sejumlah masalah dalam proses
investasi Wanaartha Life di sejumlah emiten:
1. Terdapat indikasi transaksi semu di Pasar Modal
BPK memaparkan pada 28 Desember 2018, PT WAL atau Wanaartha Life
menjual saham Bank Banten (BEKS) 15 miliar lembar seharga Rp50 kepada PT
Fadent Consolidated Companies. Total penjualan Rp750 miliar. Namun, menurut
BPK berdasarkan konfirmasi PT WAL yang merujuk laporan Bank Kustodian

18
CIMB Niaga pada 28 Desember 2018, PT WAL hanya menjual saham BEKS 5
miliar lembar dengan nominal transaksi Rp250 miliar di Pasar Negosiasi kepada
PT Fadent. Selanjutnya, pada 2 Januari 2019, PT WAL membeli kembali saham
BEKS sebanyak 10 miliar lembar Rp50 dengan nominal pembelian Rp500 miliar.
Berdasarkan konfirmasi PT WAL yang merujuk laporan Bank Kustodian CIMB
Niaga, pada 2 Januari 2019, PT WAL membeli kembali saham BEKS 5 miliar
lembar dengan nominal transaksi Rp250 miliar di Pasar Negosiasi dari PT Fadent.
“Kondisi tersebut mengindikasikan terdapat upaya meningkatkan volume
transaksi BEKS sehingga saham BEKS terlihat aktif ditransaksikan,” tulis BPK
dalam hasil audit PDTT Pengaturan Pengawasan dan Perlindungan Konsumen
Sektor Industri Keuangan Non Bank pada OJK.
2. Transaksi REPO Tidak Dilaporkan kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI)
Wanaartha Life, tulis BPK, mengakui melakukan transaksi pembelian
saham REPO (transaksi jual efek dengan janji beli kembali pada waktu dan harga
yang telah ditetapkan) dengan Beny Tjokrosaputro (BT) sejak tahun 2016 sampai
dengan 2018. Nilai transaksi Rp452,84 miliar. Hasil penelaahan counterparty
transaksi REPO tersebut menunjukkan Rp423,08 miliar atau 93 persen dari
Rp452,84 miliar transaksi pembelian REPO teridentifikasi bahwa PT WAL
membeli pada SBT atau pihak yang terkait dengan BT. Namun, PT WAL
mengaku seluruh transaksi REPO dilakukan dengan BT. Seluruh transaksi REPO
Rp452,84 miliar tidak dilaporkan kepada KSEI. BPK menyebut pelanggaran-
pelanggaran terhadap ketentuan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung
2021 PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha dapat diindikasikan sebagai
tindakan yang bisa menurunkan nilai aset perusahaan asuransi dan sebagai
transaksi semu di pasar modal.
3. Terdapat indikasi penyuapan yang mempengaruhi keputusan investasi
BPK menemukan dugaan transaksi suap dari sejumlah pejabat PT WAL.
Pemeriksa BPK menyebut DH pada 24 September 2019 senilai Rp550 juta dari
HD yang merupakan sales manager Maybank Kim Eng Sekuritas.
“Hal ini karena pada tanggal tersebut, PT WAL juga diketahui melakukan

19
transaksi jual dan beli saham, antara lain dengan Maybank Kim Eng dan broker
lainnya. Dengan demikian, perlu dilakukan investigasi lebih lanjut terhadap
penerimaan DH. Dalam rangka memastikan keterkaitan dengan transaksi saham
PT WAL pada 24 September 2019.”
Selain itu, BPK juga menemukan Fund Manager PT WAL, FJR, menerima
dana dari rekening pribadi pegawai sekuritas Rp2,71 miliar. Selanjutnya, Kepala
Divisi Internal Audit PT WAL, AAF, menerima dana dari rekening pribadi FJR
Rp190,5 juta. Selain itu BPK juga menemukan transaksi yang tidak dapat
dijelaskan. Setidaknya ada tiga transaksi yang diidentifikasi BPK berasal dari
sebuah sekuritas.

Ojk Beri Sanksi Untuk Ap Dan Kap Terkait Wanaartha Life Di Tengah
Penanganan Likuidasi

Jakarta, 7 Maret 2023. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menetapkan sanksi
berupa Surat Keputusan Pembatalan Surat Tanda Terdaftar di OJK kepada Akuntan
Publik (AP) atas nama Nunu Nurdiyaman, Jenly Hendrawan, dan Kantor Akuntan
Publik (KAP) Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi Tjahjo & Rekan (KNMT) masing-masing
melalui Surat Keputusan Dewan Komisioner nomor KEP-5/NB.1/2023, KEP-
3/NB.1/2023, dan KEP-4/NB.1/2023 tanggal 24 Februari 2023.

Sanksi tersebut dikenakan setelah dilakukan pemeriksaan terhadap AP dan KAP


yang memberikan jasa audit atas Laporan Keuangan Tahunan PT Asuransi Adisarana
Wanaartha (WAL) dari tahun 2014 s.d. 2019.

Sanksi Pembatalan Surat Tanda Terdaftar di OJK dikenakan kepada AP atas


nama Nunu Nurdiyaman dan KAP KNMT karena dinilai telah melakukan pelanggaran
berat sebagaimana dimaksud Pasal 39 huruf b POJK nomor 13/POJK.03/2017 tentang
Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik dalam Kegiatan Jasa
Keuangan (POJK 13 Tahun 2017).

Sementara Jenly Hendrawan dinilai tidak memiliki kompetensi dan pengetahuan


yang dibutuhkan sebagai syarat untuk menjadi Akuntan Publik yang memberikan jasa di

20
Sektor Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud Pasal 3 POJK 13 Tahun 2017 karena
turut menjadi pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh AP
Nunu Nurdiyaman.

Berdasarkan surat keputusan tersebut di atas, maka:

1. AP Nunu Nurdiyaman tidak diperkenankan memberikan jasa pada Sektor Jasa


Keuangan sejak 28 Februari 2023;
2. Jenly Hendrawan tidak diperkenankan memberikan jasa pada Sektor Jasa
Keuangan sejak 24 Februari 2023; dan
3. KAP KNMT tidak diperkenankan menerima penugasan baru sejak ditetapkannya
surat keputusan dan wajib menyelesaikan kontrak penugasan audit atas Laporan
Keuangan Tahunan Tahun 2022 yang telah diterima sebelum ditetapkannya
keputusan, paling lama 31 Mei 2023.

Berdasarkan pemeriksaan, AP dan KAP dimaksud tidak dapat menemukan


adanya indikasi manipulasi laporan keuangan terutama tidak melaporkan peningkatan
produksi dari produk asuransi sejenis saving plan yang berisiko tinggi yang dilakukan
oleh Pemegang saham, Direksi dan Dewan Komisaris. Hal ini membuat seolah-olah
kondisi keuangan dan tingkat kesehatan WAL masih memenuhi tingkat kesehatan yang
berlaku, sehingga pemegang polis tetap membeli produk WAL yang
menjanjikan return yang cukup tinggi tanpa memperhatikan tingkat risikonya.

Pencabutan Izin Usaha Pt Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (Wanaartha Life)

Jakarta, 5 Desember 2022. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan


pencabutan izin usaha PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (Wanaartha Life/PT
WAL). Pencabutan ini dilakukan karena PT WAL tidak dapat memenuhi rasio
solvabilitas (risk based capital) yang ditetapkan oleh OJK sesuai ketentuan yang
berlaku. Hal ini disebabkan PT WAL tidak mampu menutup selisih kewajiban dengan
aset, baik melalui setoran modal oleh pemegang saham pengendali atau mengundang
investor.

21
Tingginya selisih antara kewajiban dengan aset merupakan akumulasi kerugian
akibat penjualan produk sejenis saving plan. PT WAL menjual produk dengan imbal
hasil pasti yang tidak diimbangi kemampuan perusahaan mendapatkan hasil dari
pengelolaan investasinya. Kondisi ini direkayasa oleh PT WAL sehingga laporan
keuangan yang disampaikan kepada OJK maupun laporan keuangan publikasi tidak
sesuai kondisi sebenarnya.

Terhadap kondisi tersebut di atas, OJK telah melakukan tindakan pengawasan


(supervisory actions) berupa:

a. Memerintahkan penghentian pemasaran produk sejenis saving plan PT WAL pada


bulan Oktober 2018;
b. Memberikan sanksi peringatan pertama sampai ketiga karena PT WAL tidak
memenuhi batas minimum risk-based capital (RBC), Rasio Kecukupan Investasi
(RKI) dan ekuitas minimum (sejak 4 Agustus 2020 sampai 26 Juni 2021);
c. Mengenakan sanksi pembatasan kegiatan usaha (PKU) pertama (untuk sebagian
kegiatan usaha) pada 27 Oktober 2021 dan meningkat pada pengenaan sanksi PKU
kedua untuk semua kegiatan usaha pada 30 Agustus 2022;
d. Melakukan pencabutan izin usaha (CIU) PT WAL per tanggal 5 Desember 2022,
karena sampai batas waktu PKU kedua yang jatuh pada 30 November 2022 (paling
lama tiga bulan), PT WAL tidak juga memenuhi kewajibannya; dan
e. Melakukan pemeriksaan atas indikasi tindak pidana yang dilakukan oleh pengurus,
pemegang saham pengendali, dan pegawai PT WAL.

Upaya perseroan dalam menyelesaikan Audit Laporan Keuangan Tahun Buku


2021
Pada Tanggal 8 Juli 2022 telah diadakan Rapat Penutupan Audit Tahun Buku
2021 yang diselenggarakan di Kantor Pusat PT WAL. Rapat tersebut dihadiri oleh
Direksi PT. WAL dan juga Tim dari KAP Jojo Sunarjo dan Rekan, sebagai tanda
selesainya proses pemeriksaan yang dillakukan oleh KAP Jojo Sunarjo dan Rekan untuk
Laporan Keuangan tahun 2021.
Tidak berhenti di situ, Tim Internal Audit PT. WAL telah dan masih terus

22
melaksanakan pendalaman transaksi investasi terkait trading equity untuk mencari bukti
atas pihak-pihak yang melakukan trading saham namun tidak memiliki otorisasi
terhadap transaksi tersebut.
Tim Internal Audit juga telah berkoordinasi dengan tim OJK untuk meminta
bantuannya untuk meminta akses kepada broker investasi atas bukti voice note trading
terhadap setiap transaksi tersebut.

23
DAFTAR PUSTAKA

Moeller, Robert R, Brink’s Modern Internal Auditing, Eighth Edition, 2016, John Wiley
& Sons, Inc, Hoboken, New Jersey.

https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/Pencabutan-Izin-Usaha-
PT-Asuransi-Jiwa-Adisarana-Wanaartha-(Wanaartha-Life).aspx
https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/OJK-Beri-Sanksi-untuk-
AP-dan-KAP-Terkait-Wanaartha-Life-di-Tengah-Penanganan-Likuidasi.aspx
https://www.solopos.com/kasus-wanaartha-life-bpk-temukan-kelalaian-pejabat-ojk-ini-
dampaknya-1383282
https://app.newstensity.com/news/detail/news2023.01/728962c88e57f794fd7bffba32aa2
ef0981911bbc2a5d20bdb43c98a294fa7a4
https://www.cnbcindonesia.com/market/20221101075133-17-384054/perhatian-ini-
langkah-wanaartha-life-sehatkan-keuangan/amp

24

Anda mungkin juga menyukai