Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEMINAR PAJAK

“PAJAK JASA KONSULTAN DAN PERIKLANAN”

Disusun Oleh Kelompok 11:


Masita 1602110263
Wahyuni Pratiwi 1602122850
Rizka Amilia 1602123088
Elta Niati Nadea 1502116299

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
Kata Pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan
makalah ini yang berjudul tentang “Pajak Jasa Konsultan dan Periklanan”. Makalah ini disusun
berdasarkan beberapa sumber dari internet.
Makalah ini disusun secara sistematis dan teratur serta menurut fakta yang ada. Kiranya
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekaligus sebagai tambahan ilmu bagi
pembaca makalah ini.
Untuk itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan diterima dengan senang
hati. Tidak lupa penyusun mengucapkan terimakasih.

Pekanbaru, November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.................................................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi konsultan.................................................................................................................3
2.1.1 Jenis jasa atau usaha konsultan di indonesia...............................................................3
2.1.2 Aspek pajak atas jasa atau perusahaan konsultan.......................................................4
2.1.3 Pelaporan SPT tahunan atas perusahaan konsultan....................................................5
2.2 Periklanan..............................................................................................................................5
2.2.1 Aspek perpajakan jasa periklanan...............................................................................5
2.2.2 Jenis Pajak Iklan .........................................................................................................6
2.3 Kasus ....................................................................................................................................7
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................9
3.2 Saran......................................................................................................................................9
Daftar Pustaka.........................................................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pajak merupakan sesuatu hal yang biasa bagi masyarakat Indonesia. Bahwa pajak telah
dianggap sebagai salah satu kewajiban dalam bernegara, yaitu merupakan sarana untuk ikut
berpartisipasi dalam membantu pelaksanaan tugas kenegaraan yang ditangani oleh pemerintahh.
Namun pada umumnya, pajak bukan dianggap sebagai kewajiban melainkan dianggap sebagai
suatu beban, karena dengan membayar pajak akan mengurangi penghasilan atau harta kekayaan
seseorang atau sebuah entitas bisnis tetapi tidak mendapatkaan kontraprestasi secara langsung.
Oleh karena itu banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap pajak, yang indikasinya terlihat
dari jumlah wajib pajak, maupun rendahnya jumlah realisasi penerimaan pajak pertahun dalam
Angggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Peranan pajak dalam penerimaan Negara
adalah sangat penting, karena sbagian besar sumber penerimaan Negara berasal dari sector pajak.
Penerimaan Negara dari sector pajak berbagai jenis termasuk didalamnya pajak jasa konsultan
dan periklanan.

Pajak konsultasi merupakan pengenaan pajak atas jasa konsultasi. Jasa konsultasu
merupakan jasa layanan professional yang membutuhkan keahlian tertentu dari berbagai bidang
keilmuan yang terkait. Sebutan untuk orang yang menekuni bidang ini adalah konsultan. Secara
professional, semua yang dilakukan seorang konsultan dilaksanakan semata-mata untuk
kepentingan klien.

Jasa konsultasi ternyata dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan tari 10%. Selain
dikenai PPN, jasa konsultasi juga menjadi objek PPh 23. Aturan tersebut tercantum dalam
undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 TENTANG Perubahan Keempat atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pajak jasa konsultasi dan periklanan?
2. Apa saja jenis jasa konsultasi dan pajak periklanan?
3. Bagaimana aspek perpajakan atas jasa konsultasi dan periklanan?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu pajak jasa konsultasi dan periklanan
2. Untuk mengetahui apa saja jenis jasa konsultasi dan pajak periklanan
3. Untuk memahami bagaimana aspek perpajakan atas jasa konsultasi dan periklanan
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Defenisi Konsultan


Menurut KBBI, konsultan berarti seorang ahli atau penasihat profesional yang tugasnya
memberi petunjuk, pertimbangan, atau nasihat dalam suatu kegiatan baik penelitian, dagang dan
sebagainya. Tidak hanya dibutuhkan untuk memperbaiki dan memberi saran untuk pengelolaan
bisnis perusahaan, konsultasi atau jasa konsultan dapat menjadi bisnis yang dapat
dipertimbangkan. Meskipun bisnis konsultan sudah ada sejak era 1990-an namun beberapa tahun
terakhir dimana era digital terus berkembang pesat juga menambah banyak jumlah perusahaan
yang membidangi jasa konsultan.

2.1.1. Jenis Jasa atau Usaha Konsultan di Indonesia


Ada banyak jenis jasa atau usaha konsultan di Indonesia yang dipilih pengusaha sebagai
sumber bisnis. Berikus jenis jasa konsultasi yaitu:
1. Akuntansi,
Bidang akuntansi biasanya ada di setiap kegiatan usaha dan lembaga sehingga peran
konsultan akuntansi yang dapat membantu bisnis sangatlah dibutuhkan.
2. Advertising/Periklanan
Usaha di bidang periklanan atau advertising agency memang tidak pernah padam
mengingat semakin banyak yang merintis bisnis ini karena menjanjikan keuntungan
yang banyak. Peran konsultan advertising menjadi sosok yang banyak dicari pimpinan
perusahaan agar memastikan strategi periklanan yang mereka lakukan sukses dan
berjalan baik.
      3. Auditing
Auditing juga menjadi salah satu hal penting yang biasanya ada di setiap kegiatan usaha
namun tidak mudah menjalankan tugas auditor, apalagi mencari sosok yang terbaik.
Sebagai konsultan auditing dapat mencari solusi agar sistem audit di satu perusahaan
berjalan baik.
      4. Konsultan Bisnis
Salah satu jenis konsultasi yang banyak dicari tentu adalah konsultan bisnis. Ada banyak
orang yang ingin merintis usaha dan tidak memiliki ilmu atau pengetahuan terhadap bisnis
sama sekali. Disinilah peran konsultan sangat membantu agar mereka dapat menerapkan
ilmu bisnis dan tentu mengelola usaha dengan sukses.
      5. Komputer/IT
Penguasaan tentang komputer atau IT menjadi hal yang wajib di setiap Badan Usaha dan
peran konsultan dapat membantu meminimalisir permasalahan-permasalahan terkait
komputer atau IT tersebut.
      6. Human Resources/Sumber Daya Manusia
Dalam melakukan seleksi tenaga kerja tidaklah semudah yang dibayangkan. Setiap
perusahaan pasti menginginkan mendapat tenaga kerja terbaik yang juga dapat dipercaya.
Konsultan HR bukan saja memberi saran tentang kebijakan SDM tapi juga melakukan
analisa dan pengembangan program HR untuk kualitas perusahaan menjadi lebih baik lagi.
      7. Public Relation
Peran konsultan PR adalah untuk turut mengembangkan dan membangun citra
perusahaan, memberikan strategi komunikasi dan menjalin kerja sama dengan PR internal.
     8. Pajak
Dan tentunya pajak juga memiliki jasa konsultan tersendiri. Sebagian perusahaan merasa
kewajiban perpajakannya akan menjadi lebih mudah dengan mempekerjakan konsultan
pajak untuk mengurus dan mengatur itu semua. Tidak hanya itu, peran konsultan pajak juga
untuk memberikan pelayanan terkait penghitungan dan evaluasi pajak perusahaan tersebut.

2.1.2. Aspek Pajak atas Jasa atau Perusahaan Konsultan


Pajak atas jasa konsultan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23  dengan tarif 2%
dari jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi dan jasa konsultan.
Sementara untuk Badan Usaha yang tidak memiliki NPWP dapat dipotong 100% lebih tinggi
dari tarif PPh Pasal 23.
Adapun penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa, dalam hal ini termasuk jasa
konsultan, telah dikenakan pajak yang bersifat final.
2.1.3. Pelaporan SPT Tahunan atas Perusahaan Konsultan
Sebelum menyiapkan SPT Tahunan PPh Badan, jasa atau perusahaan konsultan tersebut
harus sudah menyusun pembukuan dan laporan keuangan terkait tahun pajak yang
bersangkutan. Setelah menyusun proses di atas, jasa konsultan tersebut dapat menyiapkan SPT
Badan dengan mengisi formulir isian 1771.
Setelah mengisi formulir SPT Badan secara benar, jelas dan lengkap, maka Anda dapat
segera melaporkannya. Adapun pilihan dalam melakukan pelaporan SPT Badan bisa dengan
datang ke KPP tempat perusahaan konsultan terdaftar atau untuk lebih mudahnya lewat e-
Filing. Pelaporan paling lambat pada akhir bulan ke-4 setelah berakhirnya tahun pajak setelah
terlebih dahulu menyetorkan PPh apabila hasil perhitungan PPh menunjukkan kurang bayar.

2.2. Periklanan
Periklanan adalah penyajian materi secara persuasive kepada public melaui media massa
dengan tujuan untuk mempromosikan barang atau jasa. Iklan merupakan media promosi yang
banyak digunakan pebisnis.mmMedia periklanan yang banyak digunakan pebisnis maupun
perusahaan terbagi beberapa macam:
1. Media cetak (koran, buku, majalah, tabloid, dan sebagainya)
2. Media elektronik (TV, radio, bioskop, internet, dan sebagainya)
3. Media luar gedung (billboard atau papan reklame, poster, dan sebagainya)
4. Media sosial (Twitter, Facebook, Instagram, YouTube, dan sebagainya).
5. Media lainnya (brosur, katalog, kalender, dan sebagainya).

2.2.1. Aspek perpajakan jasa Periklanan


Pajak iklan adalah konsekuensi wajib pajak yang dikenakan kepada individu atau badan
usaha atas penyelenggaraan iklan. Namun, tidak semua orang tahu mengenai jenis-jenis pajak
iklan dan bagaimana tarif yang ditetapkan atas pajak iklan.

Wajib pajak iklan dikenakan kepada individu/pribadi atau badan yang menyelenggarakan
iklan. Jika iklan diselenggarakan secara langsung oleh pribadi/badan maka wajib pajak iklan
adalah badan/ orang pribadi yang bersangkutan tersebut. Jika iklan diselenggarakan melalui
pihak ketiga/ melalui perantara, seperti perusahaan periklanan atau PH, maka wajib pajaknya
adalah pihak ketiga ini. Menurut Direktur Perpajakan I Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Arif
Yanuar, penyelenggaraan iklan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penghasilan (PPh).

2.2.2. Jenis Pajak Iklan


Beberapa jenis pajak yang dikenakan pada iklan adalah:

1. PPN
Sesuai aturan yang berlaku, ketentuan pajak iklan ada dua:
1) Jasa penyiaran yang bersifat iklan dikenai PPN (objek PPN) karena tujuannya
komersial
 Dalam Undang-undang (UU) PPN Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 7 ayat (1), tarif PPN
adalah 10%.
 Perhitungannya 10% x Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
 PT Kreasi termasuk Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang beriklan di TV ABC senilai
Rp500.000.000, maka PPN-nya = 10% x Rp500.000.000 = Rp50.000.000.

2) Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan (kegiatan penayangan pesan layanan
masyarakat) tidak dipungut PPN sesuai Pasal 4A ayat (3) huruf i UU PPN dan
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 155 Tahun 2012.
 Dalam UU PPN disebutkan jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan, meliputi jasa
penyiaran radio atau televisi yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau swasta yang
tidak bersifat iklan dan tidak dibiayai oleh sponsor yang bertujuan komersial.
 Dikupas lebih dalam, di PMK 155/2012 menyebut 3 pihak penting dalam jasa
penyiaran yang tidak bersifat iklan bebas PPN:
1. Pemasang iklan, yakni pemerintah atau pemerintah dan badan usaha yang
membiayai dan bertanggungjawab atas iklan layanan masyakarat.
2. Lembaga penyiaran, baik milik pemerintah, swasta, komunitas, maupun
berlangganan dalam melaksakan tugas, fungsi, tanggung jawab berpedoman pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku sepanjang iklan dibiayai oleh media
bersangkutan/dibiayai sponsor tertentu asalkan identitas/kepentingan sponsor tidak
diungkapkan dalam iklan.
3. Perusahaan periklanan atau PH yang bebas PPN atas jasa penyiaran iklan. Namun
tetap dikenakan PPN atas kegiatan produksi iklan (tertuang di Pasal 2 ayat (1)
PMK 155/2012).

2. PPH (Pajak Penghasilan)


Jasa pembuatan sarana promosi film, iklan, poster, foto, slide, klise, banner, pamflet,
baliho, dan folder, termasuk jenis jasa yang terutang PPh Pasal 23.
 Tarif PPh Pasal 23 atas kegiatan periklanan dikenakan sebesar 2% dari jumlah atau
nilai bruto (tidak termasuk PPN).
Tarif bisa lebih tinggi 100% dari tarif tersebut jika tidak memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP)Tarif tersebut diatur dalam PMK Nomor 141 Tahun 2015. Pengenaan tarif
2% ini berlaku untuk produksi konten iklan oleh perusahaan periklanan atau PH, transaksi
pemasang iklan ke PH, maupun transaksi dari PH ke media.
 Contoh perhitungan PPh Pasal 23:
PT Kreasi Jaya, perusahaan periklanan dan memiliki NPWP menerima kontrak pembuatan
materi iklan dari PT XYZ sebesar Rp100.500.000 (belum termasuk PPN). Pembayaran
tersebut sudah dilunasi XYZ pada 23 Oktober 2018. Maka menghitungnya:
 PPh Pasal 23 = 2% x Rp100.500.000 = Rp2.010.000
Jika nilai bruto Rp100.500.000 sudah termasuk PPN, maka menghitungnya harus
mengeluarkan PPN terlebih dulu.
 DPP PPN = 100/110 x Rp100.500.000 = Rp91.363.636
 PPh Pasal 23 = 2% x Rp91.363.636 = Rp1.827.272.
Khusus untuk penyelenggaraan iklan di reklame masuk dalam pajak daerah, seperti diatur
dalam UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Tarif pajak
reklame sebesar 25%.

2.3 Kasus

Kasus tunggakan pajak perusahaan internet raksasa asal Amerika Serikat (AS) yaitu
Google. Empat unit usaha yang beroperasi di Tanah Air ini terindikasi mengemplang pajak,
antara lain Twitter Asia Pacific PTE LTD, PT Google Indonesia, Facebook Singapore PTE LTD
dan PT Yahoo Indonesia. Banyak sekali perusahaan asing di Indonesia yang tidak pernah
menyetor pajak dengan segala macam dalih. Salah satunya tidak mendaftarkan diri sebagai
Bentuk Usaha Tetap (BUT). "Tidak melaporkan usahanya sebagai BUT untuk menghindari
penghasilan kantor pusat di luar negeri ditarik menjadi penghasilan di negara sumber, dalam hal
ini penghasilan yang diperoleh di Indonesia," ujar Dirjen Pajak Kemenkeu Ken Dwijugiasteadi
di kantor pusat ditjen pajak, Jakarta, Rabu (6/4/2016).

Padahal, menurut Dirjen Pajak Kemenkeu Ken Dwijugiasteadi, Google, Yahoo,


Facebook dan Twitter begitu banyak meraup pundi-pundi uang atau omzet dari jasa periklanan
di Indonesia. "Seharusnya mereka membayar pajak di Indonesia atas penghasilan badan yang
diperoleh. Hampir seluruh jenis pajak, seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambangan
Nilai (PPN) termasuk PPh Pasal 26 untuk Wajib Pajak luar negeri," tutur dia.
Kepala Kantor Wilayah Jakarta Khusus Ditjen Pajak Muhammad Haniv membeberkan,
perusahaan tersebut tidak memenuhi ketentuan membayar pajak, meski ada jenis pajak yang
telah dibayarkan.

"Google, Facebook, Twitter dan Yahoo bayar pajak, tapi cuma PPh Pasal 21 dan 23 untuk orang
lain, seperti karyawannya. Tapi untuk PPh Badan, tidak bayar sama sekali," tegas Hanif.

PENYELESAIAN

Dalam konferensi pers pada selasa (3/9) Sri Mulyani (Menteri Keuangan RI) mengatakan telah
mendapat persetujuan dari kepala Negara untuk memungut pajak dari perusahaan digital asing
yag ada di Tanah Air. Mulai dari Google, Facebook, Twitter, Netflix, Amazon, dan lainnya.

PT GOOGLE Indonesia mengenakan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10% pada layanan
Google Ads. PPN ini mulai berlaku per 1 Okober 2019.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konsultan berarti seorang ahli atau penasihat professional yang tugas nya memberi
petunjuk, pertimbangan, atau nasihat dalam suatu kegiatan baik penelitian, dagang dan
sebagainya. Tidak hanya dibutuhkan untuk memprbaiki dan memberi saran untuk pengelolaan
bisnis perusahaan, konsultasi atau jasa konsultan dapat mejadi bisnis yang dapat
dipertimbangkan. Periklanan adalah penyajian materi secara persuasive kepada public melalui
media masa dengan tujuan untuk mempromosikan barang dan jasa. Iklan merupakan media
promosi yang banyak digunakan pebisnis.
Pajak atas konsultan dikenkan pajak penghasilan atau PPH pasal 23 dengan tariff 2% dari
jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa managemen, jasa konstruksi, dan jasa konsultan.
Sementara untuk badan usaha yang tidak memiliki NPWP dapat dipotong 100% lebih tinggi dari
tariff PPH pasal 23. Pajak iklan adalah konsekuensi wajib pajak yang dikenakan kepada individu
atau badan usaha ata penyelenggaraan iklan. Wajib pajak iklan dikenakan kepada individu atau
badan yang menyelenggarakan iklan. Jika iklan diselenggarakan secara langsung oleh pribadi
atau badan maka wajib pajak iklan adalah badan atau orang pribadi yang bersangkutan tersebut.
Jika iklan diselenggarakan melalui pihak ketiga atau melalui perantara maka wajib pajak adalah
pihak ketiga tersebut. Menurut direktur perpajakan I direktorat jendral pajak, arif yanuar,
penyelenggaraan iklan dikenakan pajak pertambahan nilai atau PPN dn pajak penghasilan atau
PPH.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah terseebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat di pertanggungjawabkan. Maka dari itu kami harap kritik dan saran mengenai
pembahasan makalah tentang materi materi seminar pajak yaitu tentang “pajak jasa konsultan
dan periklanan”.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.liputan6.com/bisnis/read/2883776/begini-perjuangan-indonesia-hingga-sukses-
tagih-pajak-google
https://indonesiantaxinstitute.wordpress.com/2015/03/23/aspek-perpajakan-sektor-periklanan/

https://klikpajak.id/blog/tips-pajak/pelaporan-spt-badan-atas-perusahaan-konsultan/

https://www.online-pajak.com/pajak-iklan

Anda mungkin juga menyukai