Anda di halaman 1dari 16

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

PERILAKU ETIS DALAM PROFESI AKUNTANSI

‘KELOMPOK 1’

Mitha 21510023
Zulfaidah Ahmad 22510034
Awal Num 21510024

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya yang

begitu besar, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan harapan dapat bermanfaat dalam

menambah ilmu dan wawasan kita.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Bsnis dan Profesi.

Dalam membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki, kami berusaha

mencari sumber data dari berbagai sumber informasi. Kegiatan penyusunan makalah ini memberikan

kami tambahan ilmu pengetahuan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan kami, dan semoga bagi para

pengguna makalah ini.

Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu kami berharap akan adanya masukan yang membangun, sehingga makalah ini

dapat bermanfaat baik bagi sendiri maupun pengguna makalah ini.

Makassar, November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
SAMPUL

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
A. Akuntansi sebagai Profesi dan Peran Akuntan....................................................................3
B. Ekspektasi Publik..........................................................................................................5
C. Nilai-Nilai Etika Vs Teknik Akuntansi/ Auditing.....................................................................6
D. Perilaku Etis dalam Pemberian Jasa Akuntan Publik............................................................8
BAB III..................................................................................................................................12
Kesimpulan........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etika Profesi Akuntansi adalah merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan
pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan. Etika merupakan
persoalan penting dalam profesi akuntan. Etika tidak bisa dilepaskan dari peran akuntan dalam
memberikan informasi bagi pengambilan keputusan. Pada prinsip etika profesi dalam kode etik Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan tentang pengakuan profesi akan tanggung jawabnya kepada publik,
pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip etika profesi akuntan dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Memiliki pertimbangan moral dan profesional dalam tugasnya sebagai bentuk tanggung jawab
profesi.
 Memberikan pelayanan dan menghormati kepercayaan publik.
 Memiliki integritas tinggi dalam memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik.
 Menjunjung sikap obyektif dan bebas dari kepentingan pihak tertentu.
 Melaksanakan tugas dengan kehati-hatian sesuai kompetensi dalam memberikan jasa kepada klien.
 Menjaga kerahasiaan informasi dan tidak mengungkapkan informasi tanpa persetujuan.
 Menjaga reputasi dan menjauhi tindakan yang mendiskreditkan profesinya.

1
B. Rumusan Masalah
a) Bagaimana akuntansi sebagai profesi dan peran akuntan ?

b) Bagaimana ekspektasi publik ?

c) Bagaimana nilai – nilai etika vs teknik akuntansi / auditing ?

d) Bagaimana perilaku etis dalam pemberian jasa akuntan publik?

C. Tujuan

a) Menjelaskan akuntansi sebagai profesi dan peran akuntan

b) Mengetahui ekspektasi publik

c) Mengetahui nilai – nilai etika vs teknik akuntansi / auditing

d) Mengetahui perilaku etis dalam pemberian jasa akuntan publik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Akuntansi sebagai Profesi dan Peran Akuntan

Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa atestasi maupun jasa non

atestasi yang dibatasi dengan kode etik yang ada. Jasa atestasi merupakan suatu pernyataan pendapat

atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai,

dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Contohnya adalah audit atas

laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, dan pemeriksaan atas

efektivitas pengendalian intern. Sedangkan jasa non atestasi merupakan jasa yang diberikan oleh akuntan

publik yang didalamnya tidak memberikan suatu pendapat, tingkat keyakinan, ringkasan temuan, atau

bentuk keyakinan yang lain. Contohnya adalah jasa kompilasi (pencatatan dan pelaporan akuntansi), jasa

perpajakan (pengisian SPT, pemeriksaan/keberatan/banding pajak), jasa konsultan manajemen

(rekruitment, keuangan, SDM), jasa perancangan system.

Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan

mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga

kewajiban yaitu : kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Yang dimaksud dengan profesi

akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk

bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau

dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi

akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya

terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.

Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi

dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan

tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan

klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain itu, kode etik akuntan juga merupakan

3
alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang

kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana

yang diatur dalam kode etik profesi.

Menurut Machfoedz (1997), profesionalisme suatu profesi mensyaratkan tiga hal utama yang harus

dipunyai oleh setiap anggota profesi tersebut, yaitu: keahlian (skill), karakter (character), dan pengetahuan

(knowledge).

Peran akuntan dalam perusahaan tidak bisa terlepas dari penerapan prinsip Good Corporate

Governance (GCG) dalam perusahaan. Meliputi prinsip kewajaran (fairness), akuntabilitas (accountability),

transparansi (transparency), dan responsibilitas (responsibility).

Profesi akuntan dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Akuntan Publik (Public Accountants)

Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah akuntan independen yang

memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Mereka bekerja bebas dan umumnya

mendirikan suatu kantor akuntan. Yang termasuk dalam kategori akuntan publik adalah akuntan yang

bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) dan dalam prakteknya sebagai seorang akuntan publik dan

mendirikan kantor akuntan, seseorang harus memperoleh izin dari Departemen Keuangan. Seorang

akuntan publik dapat melakukan pemeriksaan (audit), misalnya terhadap jasa perpajakan, jasa konsultasi

manajemen, dan jasa penyusunan system manajemen.

2. Akuntan Intern (Internal Accountant)

Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi.

Akuntanintern ini disebut juga akuntan perusahaan atau akuntan manajemen. Jabatan tersebut yang

dapat diduduki mulai dari Staf biasa sampai dengan Kepala Bagian Akuntansi atau Direktur Keuangan.

Tugasnya adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan keuangan kepada pihak-pihak

eksternal, menyusun laporan keuangan kepada pemimpin perusahaan, menyusun anggaran, penanganan

masalah perpajakan dan pemeriksaan intern.

4
3. Akuntan Pemerintah (Government Accountants)

Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah, misalnya

dikantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK).

4. Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan

penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di

perguruan tinggi.

B. Ekspektasi Publik

Kata ekspektasi sendiri berasal dari bahasa Inggris, yaitu expectation atau expectancy yang berarti

harapan atau tingkat harapan. Secara sederhana, maka pengertian ekspektasi adalah harapan.

Ekspektasi publik adalah tanggapan yang di kemukaan oleh masyarakat tentang etika yang berlaku di

masyarakat luas. Ada banyak tanggapan yang beredar di luar sana ada yang positif dan ada juga yang

negatif tergantung seseorang yang berpendapat. Karena sebuah ekspektasi adalah bebas sifatanya tetapi

tidak mengurangi etika yang berlaku agar ada batasannya sehingga tidak terlalu jauh melenceng dari topik

bahasannya.

Masyarakat umumnya mempersepsikan akuntan sebagai orang yang profesional dibidang

akuntansi. Ini berarti bahwa mereka mempunyai sesuatu kepandaian yang lebih dibidang ini dibandingkan

dengan orang awam sehingga masyarakat pun berharap bahwa para akuntan mematuhi standar dan tata

nilai yang berlaku dilingkungan profesi akuntan, sehingga masyarakat dapat mengandalkan

kepercayaannya terhadap pekerjaan yang diberikan. Dalam hal seorang akuntan dipekerjakan oleh

sebuah organisasi atau KAP, tidak akan ada undang-undang atau kontrak tanggung jawab terhadap

pemilik perusahaan atau publik. Walaupun demikian, sebagaimana tanggung jawabnya pada atasan,

akuntan professional publik mengekspektasikannya untuk mempertahankan nilai-nilai kejujuran, integritas,

5
objektivitas, serta kepentingan akan hak dan kewajiban. Nilai-nilai tersebut mencegah akuntan profesional

menjaditerikat atau terpengaruh dengan kepentingan-kepentingan dari pemilik perusahaan.

C. Nilai-Nilai Etika Vs Teknik Akuntansi/ Auditing

Nilai itu pada hakikatnya adalah sesuatu yang diinginkan (positif) atau sesuatu yang tidak

diinginkan (negatif). Nilai merupakan sesuatu yang diinginkan dalam hal nilai tersebut bersifat positif,

dalam arti menguntungkan atau menyenangkan dan memudahkan pihak yang memperolehnya untuk

memenuhi kepentingan-kepentingannya yang berkaitan dengan nilai tersebut. Sebaliknya nilai

merupakan sesuatu yang tidak diinginkan dalam hal nilai tersebut bersifat negatif, dalam arti merugikan

atau menyulitkan pihak yang memperolehnya untuk memenuhi kepentingannya, sehingga dengan

sendirinya nilai tersebut dijauhi.

Sebagain besar akuntan dan kebanyakan bukan akuntan memegang pendapat bahwa

penguasaan akuntansi dan atau teknik audit merupakan sejata utama proses akuntansi. Tetapi

beberapa skandal keuangan disebabkan oleh kesalahan dalam penilaian tentang kegunaan teknik atau

yang layak atau penyimpangan yang terkait dengan hal itu. Beberapa kesalahan dalam penilaian

berasal dari salah mengartikan permasalahan dikarenakan kerumitannya, sementara yang lain

dikarenakan oleh kurangnnya perhatian terhadap nilai etik kejujuran, integritas, objektivitas, perhatian,

rahasia dan komitmen terhadap mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri

sendiri.

Nilai-nilai Etika yang terdapat dalam diri seorang akuntan, dapat dicirikan sebagai berikut :

 Integritas, setiap tindakan dan kata-kata pelaku profesi menunjukan sikap transparansi, kejujuran

dan konsisten.

 Kerjasama, mempunyai kemampuan untuk bekerja sendiri maupun dalam tim.

 Inovasi, pelaku profesi mampu memberi nilai tambah pada pelanggan dan proses kerja dengan

metode baru.

6
 Simplisitas, pelaku profesi mampu memberikan solusi pada setiap masalah yang timbul, dan

masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana.

Teknik akuntansi (akuntansi technique) adalah aturan aturan khusus yang diturunkan dari prinsip

prinsip akuntan yang menerangkan transaksi transaksi dan kejadian kejadian tertentu yang dihadapi

oleh entitas akuntansi tersebut.

Teknik akuntansi sektor publik terdiri atas:

1. Budgetary Accounting

Akuntansi Anggaran adalah bidang akuntansi yang menguraikan kegiatan keuangan untuk suatu

jangka waktu tertentu yang dilengkapi dengan sistem penganalisaan dan pengawasannya.

2. Commitment Accounting

Merupakan sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada saat order

dikeluarkan. Akuntansi komitmen dapat digunakan bersama-sama dengan akuntansi kas atau akuntansi

akrual.

3. Fund Accounting

Merupakan sebuah konsep akuntansi di mana aktiva dipisah-pisahkan berdasar masing-masing

sumber dan peruntukkan dana. Karena dalam penyajian laporan keuangan, organisasi nirlaba harus

mengidentifikasi kategori batasan penggunaan dana yang diberikan oleh donor, oleh karenanya

organisasi mengadopsi akuntansi dana.

4. Cash Accounting

Di dalam metode ini beban dengan pendapatan tidak secara hati-hati di samakan dari bulan ke

bulan. Beban tidak diakui sampai uang di bayarkan walaupun beban pada bulan itu terjadi sama halnya

dengan pendapatan, pendapatan tidak diakui sampai dengan uangnya diterima.

5. Accrual Accounting

7
Merupakan beban dan pendapatan secara hati-hati di samakan menyediakan informasi yang

lebih handal dan terpercaya tentang seberapa besar suatu perusahaan mengeluarkan uang atau

menerima uang dalam setiap bulannya.

D. Perilaku Etis dalam Pemberian Jasa Akuntan Publik

Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat

yang dilayaninya. Karena ketika masyarakat sudah menaruh kepercayaan pada jasa akuntan publik

tersebut maka mutu jasa akuntan publik tersebut akan meningkat, ditambah lagi jika profesi tersebut

menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh

anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan

yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber

dari prinsip etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam kongresnya tahun 1973, Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

A. Prinsip Etika

Memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional

oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota.

B. Aturan Etika

Disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan.

C. Interpretasi Aturan Etika

Merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah

memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan

dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.

8
Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa

profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota,

sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan

yang bersangkutan.

Perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sedemikian rupa sehingga tidak hanya memerlukan

modal dari pemiliknya, namun mulai memerlukan modal dari kreditur, dan jika timbul berbagai perusahaan

berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang modalnya berasal dari masyarakat, jasa akuntan publik

mulai diperlukan dan berkembang. Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat kreditur dan investor

mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan oleh manajemen perusahaan. Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi

masyarakat, yaitu jasa assurance, jasa atestasi, dan jasa nonassurance

1. Jasa Assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi

pengambil keputusan.

2. Jasa Atestasi terdiri dari audit, pemeriksaan (examination), review, dan prosedur yang disepakati

(agreed upon procedure). Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang

yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang

material dan kriteria yang telah ditetapkan.

3. Jasa Non Assurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang tidak memberikan suatu

pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan.

9
CONTOH KASUS

Pelanggaran Etika pada Kasus KPMG-Siddharta & Harson

September tahun 2001, KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono harus menanggung malu. Kantor akuntan

publik ternama ini terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia sebesar US$75 ribu. Sebagai siasat,

diterbitkan faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG yang harus dibayar kliennya PT Easman

Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc. Yang tercatat di bursa New York. Berkat aksi sogok ini,

kewajiban pajak Easman memang susut drastis. Dari semula US$ 3,2 juta menjadi hanya US$ 270 ribu.

Namun, Penasihat Anti Suap Baker rupanya was-was dengan polah anak perusahaannya. Maka,

ketimbang menanggung risiko lebih besar, Baker melaporkan secara suka rela kasus ini dan memecat

eksekutifnya.

Badan pengawas pasar modal AS, Securities & Exchange Commission, menjeratnya dengan Foreign

Corrupt Practices Act, undang-undang anti korupsi buat perusahaan Amerika di luar negeri. Akibatnya,

hampir saja Baker dan KPMG terseret kepengadilan distrik Texas. Namun, karena Baker mohon ampun,

kasus ini akhirnya diselesaikan di luar pengadilan. KPMG pun terselamatan.

Etika yang Dilanggar :

Dari kedelapan prinsip akuntan yaitu tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektifitas,

kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional,dan standar teknis, Akuntan

Internal KPMG-Siddharta & Harsono belum sepenuhnya menerapkan empat prinsip etika akuntan,

diantaranya :

Tanggung jawab profesi, dimana seorang akuntan harus bertanggung jawab secara professional terhadap

semua kegiatan yang dilakukannya. Akuntan Internal KPMG-Siddharta & Harsono kurang bertanggung

jawab karena dia terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia sebesar US$ 75 ribu.

10
Kepentingan Publik, dimana dalam kasus ini akuntan KPMG-Siddharta & Harsono diduga tidak bekerja

demi kepentingan publik karena terbukti sengaja menyogok aparat pajak di Indonesia yang disiasati telah

menerbiitkan faktur palsu untuk biaya jasa profesional KOMG yang harus dibayar kliennya PT Easman

Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc. yang tercatat di bursa New York. Hal ini tentu saja

sangat berbahaya, termasuk bagi perusahaan KPMG-Siddharta & Harsono.

Integritas, dimana akuntan harus bekerja dengan profesionalisme yang tinggi. Dalam kasus ini akuntan

KPMG-Siddharta tidak menjaga integritasnya karena telah melakukan penyogokan aparat pajak di

Indonesia. KPMG-Siddharta menyuap aparat pajak hanya untuk kepentingan kliennya, hal ini dapat

dikatakan tidak jujur dan tidak adil dalam melaksanakan tugasnya. Integritas adalah suatu elemen

karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional, integritas mengharuskan seorang anggota

untuk antara lain bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.

Objektifitas, dimana akuntan harus bertindak obyektif dan bersikap independen atau tidak memihak

siapapun. Dalam kasus ini akuntan KPMG memihak kepada kliennya dan melakukan kecurangan dengan

menyogok aparat pajak di Indonesia. Obyektivitas adalah suatu kualitas yag memberikan nilai atas jasa

yang diberikan anggota,prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersika adil, tidak memihak, jujur,

secara intelektual, tidak berprasangka, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada dibawah

pengaruh pihak lain.

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pihak KPMG telah menyogok aparat pajak sebesar US$

75 ribu. Sebagai siasat, maka diterbitkanlah faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG yang harus

dibayar oleh kliennya PT Easman Christensen, selaku anak perusahaan Baker Hughes Inc. yang tercatat

di bursa New York

KPMG telah melanggar prinsip intergritas karena tidak memenuhi tanggung jawab profesionalnya sebagai

Kantor Akuntan Publik sehingga memungkinkan KPMG kehilangan kepercayaan publik. KPMG juga telah

melanggar prinsip objektifitas karena telah memihak kepada kliennya dan melakukan kecurangan dengan

menyogok aparat pajak di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Pengantar Etika Bisnis; K. Bertens

12
https://yuniariani37.wordpress.com/2016/11/07/perilaku-etika-dalam-profesi-akuntansi-etika-profesi-
akuntansi/

13

Anda mungkin juga menyukai