‘KELOMPOK 1’
Mitha 21510023
Zulfaidah Ahmad 22510034
Awal Num 21510024
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya yang
begitu besar, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan harapan dapat bermanfaat dalam
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Bsnis dan Profesi.
Dalam membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki, kami berusaha
mencari sumber data dari berbagai sumber informasi. Kegiatan penyusunan makalah ini memberikan
kami tambahan ilmu pengetahuan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan kami, dan semoga bagi para
Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami berharap akan adanya masukan yang membangun, sehingga makalah ini
Penyusun
i
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
A. Akuntansi sebagai Profesi dan Peran Akuntan....................................................................3
B. Ekspektasi Publik..........................................................................................................5
C. Nilai-Nilai Etika Vs Teknik Akuntansi/ Auditing.....................................................................6
D. Perilaku Etis dalam Pemberian Jasa Akuntan Publik............................................................8
BAB III..................................................................................................................................12
Kesimpulan........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika Profesi Akuntansi adalah merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan
pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan. Etika merupakan
persoalan penting dalam profesi akuntan. Etika tidak bisa dilepaskan dari peran akuntan dalam
memberikan informasi bagi pengambilan keputusan. Pada prinsip etika profesi dalam kode etik Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan tentang pengakuan profesi akan tanggung jawabnya kepada publik,
pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip etika profesi akuntan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Memiliki pertimbangan moral dan profesional dalam tugasnya sebagai bentuk tanggung jawab
profesi.
Memberikan pelayanan dan menghormati kepercayaan publik.
Memiliki integritas tinggi dalam memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik.
Menjunjung sikap obyektif dan bebas dari kepentingan pihak tertentu.
Melaksanakan tugas dengan kehati-hatian sesuai kompetensi dalam memberikan jasa kepada klien.
Menjaga kerahasiaan informasi dan tidak mengungkapkan informasi tanpa persetujuan.
Menjaga reputasi dan menjauhi tindakan yang mendiskreditkan profesinya.
1
B. Rumusan Masalah
a) Bagaimana akuntansi sebagai profesi dan peran akuntan ?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa atestasi maupun jasa non
atestasi yang dibatasi dengan kode etik yang ada. Jasa atestasi merupakan suatu pernyataan pendapat
atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai,
dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Contohnya adalah audit atas
laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, dan pemeriksaan atas
efektivitas pengendalian intern. Sedangkan jasa non atestasi merupakan jasa yang diberikan oleh akuntan
publik yang didalamnya tidak memberikan suatu pendapat, tingkat keyakinan, ringkasan temuan, atau
bentuk keyakinan yang lain. Contohnya adalah jasa kompilasi (pencatatan dan pelaporan akuntansi), jasa
Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan
mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga
kewajiban yaitu : kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Yang dimaksud dengan profesi
akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk
bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau
dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi
akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya
Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi
dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan
tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan
klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain itu, kode etik akuntan juga merupakan
3
alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang
kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana
Menurut Machfoedz (1997), profesionalisme suatu profesi mensyaratkan tiga hal utama yang harus
dipunyai oleh setiap anggota profesi tersebut, yaitu: keahlian (skill), karakter (character), dan pengetahuan
(knowledge).
Peran akuntan dalam perusahaan tidak bisa terlepas dari penerapan prinsip Good Corporate
Governance (GCG) dalam perusahaan. Meliputi prinsip kewajaran (fairness), akuntabilitas (accountability),
Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah akuntan independen yang
memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Mereka bekerja bebas dan umumnya
mendirikan suatu kantor akuntan. Yang termasuk dalam kategori akuntan publik adalah akuntan yang
bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) dan dalam prakteknya sebagai seorang akuntan publik dan
mendirikan kantor akuntan, seseorang harus memperoleh izin dari Departemen Keuangan. Seorang
akuntan publik dapat melakukan pemeriksaan (audit), misalnya terhadap jasa perpajakan, jasa konsultasi
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi.
Akuntanintern ini disebut juga akuntan perusahaan atau akuntan manajemen. Jabatan tersebut yang
dapat diduduki mulai dari Staf biasa sampai dengan Kepala Bagian Akuntansi atau Direktur Keuangan.
Tugasnya adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan keuangan kepada pihak-pihak
eksternal, menyusun laporan keuangan kepada pemimpin perusahaan, menyusun anggaran, penanganan
4
3. Akuntan Pemerintah (Government Accountants)
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah, misalnya
dikantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK).
4. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan
penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di
perguruan tinggi.
B. Ekspektasi Publik
Kata ekspektasi sendiri berasal dari bahasa Inggris, yaitu expectation atau expectancy yang berarti
harapan atau tingkat harapan. Secara sederhana, maka pengertian ekspektasi adalah harapan.
Ekspektasi publik adalah tanggapan yang di kemukaan oleh masyarakat tentang etika yang berlaku di
masyarakat luas. Ada banyak tanggapan yang beredar di luar sana ada yang positif dan ada juga yang
negatif tergantung seseorang yang berpendapat. Karena sebuah ekspektasi adalah bebas sifatanya tetapi
tidak mengurangi etika yang berlaku agar ada batasannya sehingga tidak terlalu jauh melenceng dari topik
bahasannya.
akuntansi. Ini berarti bahwa mereka mempunyai sesuatu kepandaian yang lebih dibidang ini dibandingkan
dengan orang awam sehingga masyarakat pun berharap bahwa para akuntan mematuhi standar dan tata
nilai yang berlaku dilingkungan profesi akuntan, sehingga masyarakat dapat mengandalkan
kepercayaannya terhadap pekerjaan yang diberikan. Dalam hal seorang akuntan dipekerjakan oleh
sebuah organisasi atau KAP, tidak akan ada undang-undang atau kontrak tanggung jawab terhadap
pemilik perusahaan atau publik. Walaupun demikian, sebagaimana tanggung jawabnya pada atasan,
5
objektivitas, serta kepentingan akan hak dan kewajiban. Nilai-nilai tersebut mencegah akuntan profesional
Nilai itu pada hakikatnya adalah sesuatu yang diinginkan (positif) atau sesuatu yang tidak
diinginkan (negatif). Nilai merupakan sesuatu yang diinginkan dalam hal nilai tersebut bersifat positif,
dalam arti menguntungkan atau menyenangkan dan memudahkan pihak yang memperolehnya untuk
merupakan sesuatu yang tidak diinginkan dalam hal nilai tersebut bersifat negatif, dalam arti merugikan
atau menyulitkan pihak yang memperolehnya untuk memenuhi kepentingannya, sehingga dengan
Sebagain besar akuntan dan kebanyakan bukan akuntan memegang pendapat bahwa
penguasaan akuntansi dan atau teknik audit merupakan sejata utama proses akuntansi. Tetapi
beberapa skandal keuangan disebabkan oleh kesalahan dalam penilaian tentang kegunaan teknik atau
yang layak atau penyimpangan yang terkait dengan hal itu. Beberapa kesalahan dalam penilaian
berasal dari salah mengartikan permasalahan dikarenakan kerumitannya, sementara yang lain
dikarenakan oleh kurangnnya perhatian terhadap nilai etik kejujuran, integritas, objektivitas, perhatian,
rahasia dan komitmen terhadap mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri
sendiri.
Nilai-nilai Etika yang terdapat dalam diri seorang akuntan, dapat dicirikan sebagai berikut :
Integritas, setiap tindakan dan kata-kata pelaku profesi menunjukan sikap transparansi, kejujuran
dan konsisten.
Inovasi, pelaku profesi mampu memberi nilai tambah pada pelanggan dan proses kerja dengan
metode baru.
6
Simplisitas, pelaku profesi mampu memberikan solusi pada setiap masalah yang timbul, dan
Teknik akuntansi (akuntansi technique) adalah aturan aturan khusus yang diturunkan dari prinsip
prinsip akuntan yang menerangkan transaksi transaksi dan kejadian kejadian tertentu yang dihadapi
1. Budgetary Accounting
Akuntansi Anggaran adalah bidang akuntansi yang menguraikan kegiatan keuangan untuk suatu
jangka waktu tertentu yang dilengkapi dengan sistem penganalisaan dan pengawasannya.
2. Commitment Accounting
Merupakan sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada saat order
dikeluarkan. Akuntansi komitmen dapat digunakan bersama-sama dengan akuntansi kas atau akuntansi
akrual.
3. Fund Accounting
sumber dan peruntukkan dana. Karena dalam penyajian laporan keuangan, organisasi nirlaba harus
mengidentifikasi kategori batasan penggunaan dana yang diberikan oleh donor, oleh karenanya
4. Cash Accounting
Di dalam metode ini beban dengan pendapatan tidak secara hati-hati di samakan dari bulan ke
bulan. Beban tidak diakui sampai uang di bayarkan walaupun beban pada bulan itu terjadi sama halnya
5. Accrual Accounting
7
Merupakan beban dan pendapatan secara hati-hati di samakan menyediakan informasi yang
lebih handal dan terpercaya tentang seberapa besar suatu perusahaan mengeluarkan uang atau
Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat
yang dilayaninya. Karena ketika masyarakat sudah menaruh kepercayaan pada jasa akuntan publik
tersebut maka mutu jasa akuntan publik tersebut akan meningkat, ditambah lagi jika profesi tersebut
menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh
anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan
yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber
dari prinsip etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam kongresnya tahun 1973, Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan
A. Prinsip Etika
Memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional
oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota.
B. Aturan Etika
Disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan.
Merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah
memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan
dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
8
Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa
profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota,
sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan
yang bersangkutan.
Perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sedemikian rupa sehingga tidak hanya memerlukan
modal dari pemiliknya, namun mulai memerlukan modal dari kreditur, dan jika timbul berbagai perusahaan
berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang modalnya berasal dari masyarakat, jasa akuntan publik
mulai diperlukan dan berkembang. Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat kreditur dan investor
mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan oleh manajemen perusahaan. Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi
1. Jasa Assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi
pengambil keputusan.
2. Jasa Atestasi terdiri dari audit, pemeriksaan (examination), review, dan prosedur yang disepakati
(agreed upon procedure). Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang
yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang
3. Jasa Non Assurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang tidak memberikan suatu
9
CONTOH KASUS
September tahun 2001, KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono harus menanggung malu. Kantor akuntan
publik ternama ini terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia sebesar US$75 ribu. Sebagai siasat,
diterbitkan faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG yang harus dibayar kliennya PT Easman
Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc. Yang tercatat di bursa New York. Berkat aksi sogok ini,
kewajiban pajak Easman memang susut drastis. Dari semula US$ 3,2 juta menjadi hanya US$ 270 ribu.
Namun, Penasihat Anti Suap Baker rupanya was-was dengan polah anak perusahaannya. Maka,
ketimbang menanggung risiko lebih besar, Baker melaporkan secara suka rela kasus ini dan memecat
eksekutifnya.
Badan pengawas pasar modal AS, Securities & Exchange Commission, menjeratnya dengan Foreign
Corrupt Practices Act, undang-undang anti korupsi buat perusahaan Amerika di luar negeri. Akibatnya,
hampir saja Baker dan KPMG terseret kepengadilan distrik Texas. Namun, karena Baker mohon ampun,
Dari kedelapan prinsip akuntan yaitu tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektifitas,
kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional,dan standar teknis, Akuntan
Internal KPMG-Siddharta & Harsono belum sepenuhnya menerapkan empat prinsip etika akuntan,
diantaranya :
Tanggung jawab profesi, dimana seorang akuntan harus bertanggung jawab secara professional terhadap
semua kegiatan yang dilakukannya. Akuntan Internal KPMG-Siddharta & Harsono kurang bertanggung
jawab karena dia terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia sebesar US$ 75 ribu.
10
Kepentingan Publik, dimana dalam kasus ini akuntan KPMG-Siddharta & Harsono diduga tidak bekerja
demi kepentingan publik karena terbukti sengaja menyogok aparat pajak di Indonesia yang disiasati telah
menerbiitkan faktur palsu untuk biaya jasa profesional KOMG yang harus dibayar kliennya PT Easman
Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc. yang tercatat di bursa New York. Hal ini tentu saja
Integritas, dimana akuntan harus bekerja dengan profesionalisme yang tinggi. Dalam kasus ini akuntan
KPMG-Siddharta tidak menjaga integritasnya karena telah melakukan penyogokan aparat pajak di
Indonesia. KPMG-Siddharta menyuap aparat pajak hanya untuk kepentingan kliennya, hal ini dapat
dikatakan tidak jujur dan tidak adil dalam melaksanakan tugasnya. Integritas adalah suatu elemen
karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional, integritas mengharuskan seorang anggota
untuk antara lain bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.
Objektifitas, dimana akuntan harus bertindak obyektif dan bersikap independen atau tidak memihak
siapapun. Dalam kasus ini akuntan KPMG memihak kepada kliennya dan melakukan kecurangan dengan
menyogok aparat pajak di Indonesia. Obyektivitas adalah suatu kualitas yag memberikan nilai atas jasa
yang diberikan anggota,prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersika adil, tidak memihak, jujur,
secara intelektual, tidak berprasangka, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada dibawah
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pihak KPMG telah menyogok aparat pajak sebesar US$
75 ribu. Sebagai siasat, maka diterbitkanlah faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG yang harus
dibayar oleh kliennya PT Easman Christensen, selaku anak perusahaan Baker Hughes Inc. yang tercatat
KPMG telah melanggar prinsip intergritas karena tidak memenuhi tanggung jawab profesionalnya sebagai
Kantor Akuntan Publik sehingga memungkinkan KPMG kehilangan kepercayaan publik. KPMG juga telah
melanggar prinsip objektifitas karena telah memihak kepada kliennya dan melakukan kecurangan dengan
DAFTAR PUSTAKA
12
https://yuniariani37.wordpress.com/2016/11/07/perilaku-etika-dalam-profesi-akuntansi-etika-profesi-
akuntansi/
13