Anda di halaman 1dari 19

ETIKA AKUNTANSI DAN PROFESI

MEMAHAMI ETIKA AKUNTAN PROFESIONAL


(IFAC CODE OF ETHICS PART A DAN PART C)

Dosen Pengampu:
Dr. Dwi Suhartini, SE, M.Aks, CMA

Oleh :
QOSIM 19062020014
YUNITA HARIPUSPITA AMIR 19062020023

Magister Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
2019
DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................. ii

BAB 1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

BAB 2 Literature Review.................................................................................... 2

2.1 Kode Etik dan Profesi Akuntan............................................................... 2

2.2 Organisasi Ikatan Akuntansi Indonesia ................................................... 4

2.3 Kode Etik untuk Akuntan Profesional .................................................... 5

2.4 Mapping Jurnal ....................................................................................... 11

BAB III Pembahasan........................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17

ii
BAB I

LATAR BELAKANG

Sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi, yang biasanya dituangkan
dalam bentuk aturan yang khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang
mengemban profesi yang bersangkutan. Aturan ini sebagai aturan main dalam
menjalankan profesi tersebut yang biasa disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi
dan ditaati oleh setiap profesi.
Etika sebagai salah satu unsur utama dari profesi menjadi landasan bagi akuntan
dalam menjalankan kegiatan profesional. Akuntan memiliki tanggung jawab untuk
bertindak sesuai dengan kepentingan publik.
Akuntan selalu dituntut profesional dalam menyelesaiakan tugas dan tanggung
jawab meskipun dengan personil profesional yang sedikit. Kualitas audit menjadi
harapan bagi pengguna jasa audit terutama publik atau pemegang saham yang menaruh
kepercayan pada laporan keuangan yang bebas dari salah saji material, baik yang
disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Nyatanya dengan banyaknya kasus
keuangan mengakibatkan kualitas semakin diragukan dan bangkrutnya perusahaan
karena kegagalan auditor dalam menilai kemampuan perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungn usahanya.
Di Indonesia, etika akuntan jadi isu yang sangat menarik. Tanpa etika, profesi
akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses
pembuatan keputusan bisnis oleh pelaku bisnis. Disamping itu, profesi akuntansi
mendapat sorotan yang cukup tajam dari masyarakat. Hal ini seiring dengan terjadinya
pelanggaran yang dilakukan oleh akuntan. Baik akuntan publik,
akuntan intern perusahaan maupun akuntan pemerintah.

1
BAB II

LITERATURE REVIEW

2.1. Kode Etik dan Profesi Akuntan


Etika
Menurt Munawir dalam (Koerniawan, 2013) etika merupakan suatu prinsip
moral dan perilaku yang menjadi dasar bertindak bagi seseorang, sehingga apa
yang dilakukannya dinilai sebagai sebuah perbuatan yang terpuji sehingga
meningkatkan derajat martabat serta kehormatan bagi seseorang.
Etika dapat didefinisikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai yang
berfungsi sebagai panduan untuk berbuat, bertindak atau berperilaku. Setiap
individu telah memiliki prinsip atau nilai moral yang tertanam di dalam dirinya.
Hal ini merupakan sifat dasar atau fitrah mereka sebagai manusia yang
menginginkan sebuah kebaikan. Oleh karena itu prinsip-prinsip moral tersebut
juga berfungsi sebagai kriteria untuk menilai benar atau salahnya perbuatan atau
perilaku (Ismail & Kurniawan, 2018).
Etika ini pun dilaksanakan oleh para pelaku bisnis. Walaupun tidak terlihat
tetapi dengan menerapkan etika bisnis ini para pelaku bisnis dapat merasakan
manfaat dan pengaruhnya terhadap bisnis mereka. Salah satu faktor yang bisa
mencegah kecurangan adalah budaya yang jujur dan etika yang tinggi.
Kecurangan dapat dicegah dengan meningkatkan budaya organisasi yang dapat
dilakukan dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corparate
Governance (Wulandari, 2015).
Kode etik menuntut karyawan dan pimpinan perusahaan untuk melakukan
praktik-praktik etika bisnis terbaik dalam semua hal yang dilakukan atas nama
perusahaan. Jika prinsip tersebut telah mengakar di dalam budaya perusahaan,
maka seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan akan berusaha memahami dan
berusaha mematuhi mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan

2
dalam aktivitas bisnis perusahaan. Pelanggaran kode etik merupakan hal yang
serius, bahkan dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hukum.
Profesi Akuntan
Profesi akuntansi di Indonesia dapat digolongkan menjadi 2 dikutip oleh
(Amaliah, 2017), yaitu:
1. Akuntan Pendidik, yaitu akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi,
mengajar dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan
tinggi, serta melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, contohnya
Dosen.
2. Akuntan Non Pendidik. Macam-macam Akuntan Non Pendidik, yaitu:
a. Akuntan Publik (Public Accountants)
Akuntan publik adalah akuntan yang telah mendapatkan izin dari Menteri
Keuangan RI untuk memberikan jasa audit umum dan review atas laporan
keuangan, audit kinerja, dan audit khusus serta jasa dalam bidang non
atestasi lainnya seperti jasa konsultasi, jasa kompilasi, dan jasa-jasa lainnya
yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan. Akuntan publik juga
dikenal sebagai akuntan eksternal yaitu akuntan independen yang
memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu, mereka bekerja
bebas dan umumnya mendirikan suatu kantor akuntan. Di Indonesia,
akuntan publik merupakan akuntan yang dapat berpraktik untuk
memberikan jasa layanan di bidang akuntansi dan audit, seperti jasa audit,
pembukuan, dan reviu. Akuntan publik dalam menjalankan profesinya
dapat berhimpun dalam suatu Kantor Akuntan Publik (KAP). Salah satu
jasa profesional yang diberikan oleh KAP adalah jasa audit atas laporan
keuangan (penerapan kode etik auditor rahasia).
b. Akuntan Intern (Internal Accountant)
Akuntan Intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan,
organisasi, atau lembaga tertentu dan bertugas khusus di bidang
akuntansi intern perusahaan untuk membantu pengelola perusahaan.

3
c. Akuntan Manajemen/Perusahaan
Akuntan manajemen adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan
atau organisasi. Tugas yang dikerjakan adalah penyusunan sistem
akuntansi, penyusunan laporan akuntansi kepada pihak intern maupun
ekstern perusahaan, penyusunan anggaran, menangani masalah perpajakan
dan melakukan pemeriksaan intern.
d. Akuntan Pemerintah (Government Accountants)
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada badan atau lembaga
pemerintah seperti di kantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
(BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK), Direktorat Jenderal Pajak,
dan lain-lain
e. Konsultan SIA/ SIM, dan lain-lain
Salah satu profesi atau pekerjaan yang bisa dilakukan oleh akuntan di luar
pekerjaan utamanya adalah memberikan konsultasi mengenai berbagai hal
yang berkaitan dengan sistem informasi dalam sebuah perusahaan. Seorang
konsultan SIA/ SIM dituntut harus mampu menguasai sistem teknologi
komputerisasi disamping mengusai ilmu akuntansi. Biasanya jasa yang
disediakan oleh konsultan SIA/ SIM hanya pihak-pihak tertentu saja yang
menggunakan jasanya ini.

2.2. Organisasi Ikatan Akuntansi Indonesia


Ikatan Akuntan Indonesia yang selanjutnya disebut IAI, adalah organisasi
profesi yang menaungi seluruh Akuntan Indonesia. IAI menjadi satu-satunya
wadah yang mewakili profesi akuntan Indonesia secara keseluruhan, baik yang
berpraktik sebagai akuntan sektor publik, akuntan sektor privat, akuntan
pendidik, akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pajak, akuntan forensik,
dan lainnya. IAI didirikan pada tanggal 23 Desember 1957 dengan dua tujuan
yaitu:

4
1. Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu
pendidikan akuntan; dan
2. Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.
IAI merupakan anggota International Federation of Accountants (IFAC),
organisasi profesi akuntan dunia yang merepresentasikan lebih 3 juta akuntan
yang bernaung dalam 170 asosiasi profesi akuntan yang tersebar di 130 negara.
Sebagai anggota IFAC, IAI memiliki komitmen untuk melaksanakan semua
standar internasional yang ditetapkan demi kualitas tinggi dan penguatan profesi
akuntan di Indonesia. IAI juga merupakan anggota sekaligus pendiri ASEAN
Federation of Accountants (AFA). Saat ini IAI menjadi sekretariat permanen
AFA (“Profil Ikatan Akuntan Indonesia,” n.d.).

Saat ini IAI merupakan satu-satunya wadah yang mewakili profesi akuntan
Indonesia secara keseluruhan. IAI merupakan anggota International Federation
of Accountants, organisasi profesi akuntan dunia yang merepresentasikan lebih
2,5 juta akuntan yang bernaung dalam 167 asosiasi profesi akuntan yang tersebar
di 127 negara. Sebagai anggota IFAC, IAI memiliki komitmen untuk
melaksanakan semua standar internasional yang ditetapkan demi kualitas tinggi
dan penguatan profesi akuntan di Indonesia. IAI juga merupakan anggota
sekaligus pendiri ASEAN Federation of Accountants (AFA). Saat ini IAI
menjadi sekretariat permanen AFA.

2.3. Kode Etik untuk Akuntan Profesional


Menurut Komite Etika Ikatan Akuntan Indonesia berlaku efektif pada 01
Januari 2017, Kode Etik Akuntan Profesional terdiri atas tiga bagian yaitu:
(Ikatan Akuntan Indonesia, 2016)
1. Bagian A: Prinsip Dasar Etika
2. Bagian B: Akuntan Profesional di Praktik Publik
3. Bagian C: Akuntan Profesional di Bisnis.

5
Bagian A: Prinsip Dasar Etika
Bagian A menetapkan prinsip dasar etika profesional bagi Akuntan
Profesional dan memberikan kerangka konseptual yang akan diterapkan Akuntan
Profesional dalam:
(a) Mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika
(b) Mengevaluasi signifikansi ancaman tersebut
(c) Menerapkan perlindungan yang tepat untuk menghilangkan atau
mengurangi ancaman tersebut sampai ke tingkat yang dapat diterima.
Perlindungan diperlukan ketika Akuntan Profesional menentukan bahwa
ancaman itu tidak berada pada tingkat yang mana pihak ketiga yang
rasional dan memiliki informasi yang cukup, berdasarkan semua fakta dan
keadaan tertentu yang tersedia bagi Akuntan Profesional pada saat itu, akan
menyimpulkan bahwa kepatuhan pada prinsip dasar etika tidak berkurang.
Bagian A berisi tentang Prinsip Dasar Etika Profesi yang terdiri dari:
a. Seksi 110 Integritas, yaitu bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan
profesional dan bisnis.
b. Seksi 120 Objektivitas, yaitu tidak membiarkan bias, benturan kepentingan,
atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain, yang dapat
mengesampingkan pertimbangan profesional atau bisnis.
c. Seksi 130 Kompetensi dan kehati-hatian profesional, yaitu menjaga
pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat yang dibutuhkan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja akan menerima jasa profesional
yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, peraturan, dan teknik
mutakhir, serta bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan teknik dan
standar profesional yang berlaku.
d. Seksi 140 Kerahasiaan, yaitu menghormati kerahasiaan informasi yang
diperoleh dari hasil hubungan profesional dan bisnis dengan tidak
mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa ada
kewenangan yang jelas dan memadai, kecuali terdapat suatu hak atau

6
kewajiban hukum atau profesional untuk mengungkapkannya, serta tidak
menggunakan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi Akuntan
Profesional atau pihak ketiga.
e. Seksi 150 Perilaku Profesional, yaitu mematuhi hukum dan peraturan yang
berlaku dan menghindari perilaku apa pun yang mengurangi kepercayaan
kepada profesi Akuntan Profesional.
Bagian A juga menjelaskan kategori ancaman, antara lain:
 Ancaman kepentingan pribadi (Self interest threat)
Ancaman yang terkait dengan kepentingan keuangan atau kepentingan
lain yang akan mempengaruhi pertimbangan atau perilaku Akuntan
Profesional secara tidak layak
 Ancaman telaah pribadi (Self review threat)
Ancaman terjadi akibat dari Akuntan Profesional tidak dapat sepenuhnya
melakukan evaluasi atas pertimbangan yang dilakukan
 Ancaman advokasi (advocacy threat)
Ancaman terjadi Akuntan Profesional akan mempromosikan posisi klien
atau organisasi tempatnya bekerja sampai pada titik yang dapat
mengurangi objektivitas
 Ancaman kedekatan (familiarity threat)
Ancaman terjadi Akuntan Profesional terlalu bersimpati dengan
kepentingan klien/organisasi atau terlalu mudah menerima pekerjaan
mereka karena hubungan dekat dan berlangsung lama
 Ancaman intimidasi (intimidation threat)
Ancaman terjadi ketika Akuntan Profesional dihalangi untuk bertindak
objektif karena tekanan yang nyata dan dirasakan, termasuk upaya
memengaruhi Akuntan Profesional secara tidak sepantasnya (Ikatan
Akuntan Indonesia, 2016).

7
Bagian C Akuntan Profesional di Bisnis
Bagian C menjelaskan penerapan kerangka konseptual di Bagian A oleh
Akuntan Profesional di Bisnis dalam situasi tertentu. Bagian ini tidak
menjelaskan semua keadaan dan hubungan yang mungkin dihadapi oleh Akuntan
Profesional di Bisnis yang memunculkan atau dapat memunculkan ancaman
terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika. Dengan demikian, Akuntan
Profesional di Bisnis dianjurkan untuk mewaspadai keadaan dan hubungan
tersebut.
Akuntan Profesional di Bisnis dapat berperan sebagai karyawan, rekan,
direktur, komisaris, manajer sekaligus pemilik, relawan, atau lainnya, yang
bekerja pada satu atau lebih organisasi. Bentuk hukum hubungan dengan
organisasi tempatnya bekerja, jika ada, tidak berkaitan dengan tanggung jawab
etika sebagai Akuntan Profesional di Bisnis (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016)

Bagian C merupakan penerapan prinsip-prinsip etika fundamental untuk profesi


akuntan bisnis, antara lain:
a. Seksi 310 Benturan kepentingan
Akuntan Profesional di Bisnis mungkin menghadapi benturan kepentingan
ketika melakukan kegiatan profesionalnya. Benturan kepentingan dapat
memunculkan ancaman terhadap prinsip objektivitas dan prinsip dasar etika
yang lain. Ancaman tersebut dapat muncul ketika:
• Akuntan profesional melakukan suatu kegiatan profesional terkait dengan
permasalahan tertentu bagi dua pihak atau lebih yang memiliki kepentingan
yang berbenturan; atau
• Kepentingan Akuntan Profesional atas suatu permasalahan tertentu
berbenturan dengan berkepentingan pihak yang menerima jasa dari
Akuntan Profesional yang bersangkutan.

8
b. Seksi 320 Penyusunan dan pelaporan informasi
Akuntan Profesional di Bisnis yang memiliki tanggung jawab dalam
menyusun atau menyetujui laporan keuangan untuk tujuan umum dari
organisasi tempatnya bekerja, meyakini bahwa laporan keuangan tersebut
disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.
Akuntan Profesional di Bisnis mengambil langkah rasional untuk memelihara
informasi yang menjadi tanggung jawabnya dengan cara:
(a) Menjelaskan dengan gamblang mengenai sifat sebenarnya dari transaksi
bisnis, aset, atau liabilitas;
(b) Mengklasifikasikan dan mencatat informasi secara tepat waktu dan
dengan cara yang tepat; dan
(c) Menyajikan fakta secara akurat dan lengkap dalam semua hal yang
material.
c. Seksi 330 Bertindak dengan keahlian yang memadai
Prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional mensyaratkan Akuntan
Profesional di Bisnis hanya melaksanakan tugas signifikan ketika memiliki,
atau dapat memperoleh, pelatihan atau pengalaman tertentu yang memadai.
Akuntan Profesional di Bisnis tidak boleh dengan sengaja menyesatkan
pemberi kerja mengenai tingkat keahlian atau pengalaman yang dimilikinya,
ataupun gagal memperoleh nasihat dan bantuan ahli ketika diperlukan.
Keadaan berikut dapat memunculkan ancaman bagi Akuntan Profesional di
Bisnis dalam melaksanakan tugasnya dengan tingkat kompetensi dan
kehatihatian profesional yang memadai:
• Waktu yang tidak mencukupi dalam melaksanakan atau menyelesaikan
tugas.
• Informasi yang tidak lengkap dan terbatas, atau tidak cukupnya informasi
dalam melaksanakan tugas.
• Pengalaman, pelatihan, dan atau pendidikan yang tidak memadai.

9
• Sumber daya yang tidak cukup dalam melaksanakan tugas dengan tepat
d. Seksi 340 Kepentingan keuangan, kompensasi, dan insentif terkait
dengan pelaporan keuangan dan pengambilan keputusan
Contoh keadaan yang dapat memunculkan ancaman kepentingan pribadi
termasuk situasi ketika Akuntan Profesional di Bisnis atau anggota keluarga
batih atau keluarga sedarah dan semenda:
• Memiliki kepentingan keuangan langsung atau tidak langsung di organisasi
tempatnya bekerja dan nilainya dapat dipengaruhi secara langsung oleh
keputusan yang dibuat oleh Akuntan Profesional di Bisnis;
• Berhak untuk mendapatkan bonus yang dikaitkan dengan laba, dan nilainya
dapat dipengaruhi secara langsung oleh keputusan yang dibuat oleh
Akuntan Profesional di Bisnis;
• Memiliki hak secara langsung atau tidak langsung atas bonus kepemilikan
saham yang ditangguhkan (deferred bonus share entitlements) atau opsi
saham organisasi tempatnya bekerja, yang nilainya dapat dipengaruhi
secara langsung oleh keputusan yang dibuat oleh Akuntan Profesional di
Bisnis;
• Ikut serta dalam program kompensasi yang memberi insentif atas
pencapaian target kinerja atau upaya untuk memaksimalkan nilai saham
organisasi tempatnya bekerja, misalnya, melalui program insentif jangka
panjang yang dikaitkan dengan pencapaian kinerja tertentu.
e. Seksi 350 Bujukan
Bujukan dapat memunculkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
etika. Ketika Akuntan Profesional di Bisnis atau anggota keluarga batih atau
keluarga sedarah dan semenda ditawari bujukan, maka dilakukan evaluasi atas
situasi tersebut. Ancaman kepentingan pribadi terhadap prinsip kerahasiaan
atau objektivitas muncul ketika bujukan diberikan dalam upaya untuk
memengaruhi tindakan atau keputusan, mendorong perilaku ilegal atau tidak

10
jujur, atau memperoleh informasi rahasia. Ancaman intimidasi terhadap
prinsip objektivitas atau kerahasiaan muncul jika bujukan tersebut diterima
dan diikuti dengan ancaman untuk mempublikasi dan merusak reputasi, baik
Akuntan Profesional di Bisnis maupun anggota keluarga batih atau keluarga
sedarah dan semenda. Ketika tekanan untuk menawarkan bujukan yang tidak
beretika berasal dari dalam organisasi tempatnya bekerja, maka Akuntan
Profesional mengikuti prinsip dan panduan mengenai penyelesaian benturan
etika yang diatur di Bagian A.
f. Seksi 360 Merespon ketidakpatuhan pada hukum dan peraturan
Tujuan dari Seksi ini adalah untuk menetapkan tanggung jawab Akuntan
Profesional ketika menghadapi adanya ketidakpatuhan atau dugaan
ketidakpatuhan tersebut, serta memberikan panduan bagi Akuntan Profesional
dalam menilai implikasi dari permasalahan dan tindakan yang mungkin
dilakukan ketika menanggapinya. Seksi ini diterapkan, terlepas dari sifat dari
organisasi tempatnya bekerja, termasuk apakah organisasi tersebut merupakan
atau tidak merupakan entitas dengan kepentingan publik.
Contoh Undang-undang dan peraturan yang terkait dengan Seksi ini antara
lain : • Kecurangan, korupsi, dan suap. • Pencucian uang, pendanaan teroris,
dan hasil kejahatan. • Pasar dan perdagangan efek. • Perbankan dan produk
jasa keuangan lain. • Perlindungan data. • kewajiban dan pembayaran atas
pajak dan pensiun. • Perlindungan lingkungan hidup. • Kesehatan dan
keselamatan masyarakat.
2.4. Mapping Jurnal

No. Nama Judul Variabel Hipotesis Metode Hasil Penelitian


Peneliti Penelitian Penelitian

1. Septony B. PENGARUH X1 : 1. Kompetensi Auditor  Metode  Secara parsial


Siahaan KOMPETENSI Kompetensi berpengaruh positif dan pengumpulan Kompetensi
dan Arthur AUDITOR, Auditor signifikan terhadap data primer atau Auditor, dalam
Simanjunta INDEPENDENS X2 : Kualitas Audit pada metode survei melaksanakan audit
k (2019) I AUDITOR, Independensi KAP di Kota Medan. dengan berpengaruh positif
INTEGRITAS Auditor dan signifikan

11
AUDITOR DAN X3 : Integritas 2. Independensi Auditor menggunakan terhadap Kualitas
PROFESIONALI Auditor berpengaruh positif dan kuesioner Audit pada KAP di
SME AUDITOR X4 : signifikan terhadap  Teknik analisis Kota Medan.
TERHADAP Profesionalism Kualitas Audit pada data  Secara parsial
KUALITAS e Auditor KAP di Kota Medan. menggunakan Independensi
AUDIT Y : Kualitas 3. Integritas Auditor Analisis statistik Auditor, dalam
DENGAN Audit berpengaruh positif dan deskriptif melaksanakan audit
ETIKA Z : Etika signifikan terhadap  Uji interaksi berpengaruh positif
AUDITOR Auditor Kualitas Audit pada variabel dan signifikan
SEBAGAI KAP di Kota Medan. moderasi atau terhadap Kualitas
VARIABEL 4. Profesionalisme yang disebut Audit pada KAP di
MODERASI Auditor berpengaruh Moderated Kota Medan.
(Studi Kasus positif dan tidak Regression  Secara parsial
Pada Kantor signifikan terhadap Analysis (MRA) Integritas Auditor,
Akuntan Publik Kualitas Audit pada dalam
Di Kota Medan) KAP di Kota Medan. melaksanakan audit
5. Kompetensi Auditor, berpengaruh positif
Independensi Auditor, dan tidak signifikan
Integritas Auditor dan terhadap Kualitas
Profesionalisme Audit pada KAP di
Auditor berpengaruh Kota Medan.
terhadap Kualitas  Secara parsial
Audit pada KAP di Profesionalisme
Kota Medan. Auditor, dalam
6. Etika Auditor mampu melaksanakan audit
memperkuat pengaruh berpengaruh positif
antara Kompetensi dan tidak signifikan
Auditor, Independensi terhadap Kualitas
Auditor, Integritas Audit pada KAP di
Auditor dan Kota Medan.
Profesionalisme  Secara simultan
Auditor terhadap Kompetensi
Kualitas Audit pada Auditor,
KAP di Kota Medan. Independensi
Auditor, Integritas
Auditor dan
Profesionalisme
Auditor
berpengaruh
terhadap Kualitas
Audit pada KAP di
Kota Medan.
 Etika Auditor
mampu
memperkuat
pengaruh antara
Kompetensi
Auditor,
Independensi
Auditor, Integritas
Auditor dan

12
Profesionalisme
Auditor terhadap
Kualitas Audit pada
KAP di Kota
Medan.
2. S. Ethical X1 : integrity, Ho1: Integrity of  Metode  integritas dan
Mubaraq, Accounting X2 : Accountants pengumpulan objektivitas
M. Practices and objectivity, has no significant effect on data akuntan memiliki
Abdulrasaq Financial X3 : financial menggunakan penting positif
& M. Saidu Reporting confidentiality reporting quality of the kuisioner hubungan dengan
(2019) Quality: X4 : listed  Teknik analisis keuangan
Evidence from professional Ho2: data pelaporan kualitas
Listed Firms in behavior There is no significant menggunakan terdaftar
Nigeria Y : financial relationship between Statistik perusahaan
reporting objectivity of Accountants deskriptif dari manufaktur di
quality and financial variabel serta Nigeria
reporting quality of the analisis  Rendahnya
listed manufacturing regresiberganda kualitas pelaporan
companies in Nigeria.  Menggunakan keuangan diamati
Ho3: There is no Random bisa dilacak ke
significant relationship sampling sejumlah perilaku
between confidentiality of technique disfungsional
Accountants and terlibat dalam
financial oleh
reporting quality of the mempersiapkan
Ho4: Professional laporan keuangan
behaviour has no
significant effect on
financial reporting quality
of the listed
manufacturing companies
in Nigeria

13
BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan pendahuluan dan teori diatas, terdapat 2 studi kasus yang akan
dikaitkan dengan materi dan pembahasan. Studi kasus ini berasal dari jurnal dan dilihat
dari perspektif “ETIKA AKUNTAN PROFESIONAL (IFAC CODE OF ETHICS
PART A dan C”. Pembahasannya sebagai berikut :

1. Kasus pertama berasal dari jurnal “ PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR,


INDEPENDENSI AUDITOR, INTEGRITAS AUDITOR DAN
PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT
DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi
Kasus Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Medan)”(Siahaan &
Simanjuntak, 2019)

Dari penelitian itu, penulis menyimpulkan bahwa:

o Secara parsial Kompetensi Auditor, dalam melaksanakan audit


berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Audit pada KAP
di Kota Medan.
o Secara parsial Independensi Auditor, dalam melaksanakan audit
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Audit pada KAP
di Kota Medan.
o Secara parsial Integritas Auditor, dalam melaksanakan audit
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kualitas Audit pada
KAP di Kota Medan.

14
o Secara parsial Profesionalisme Auditor, dalam melaksanakan audit
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kualitas Audit pada
KAP di Kota Medan.
o Secara simultan Kompetensi Auditor, Independensi Auditor, Integritas
Auditor dan Profesionalisme Auditor berpengaruh terhadap Kualitas
Audit pada KAP di Kota Medan.
o Etika Auditor mampu memperkuat pengaruh antara Kompetensi
Auditor, Independensi Auditor, Integritas Auditor dan Profesionalisme
Auditor terhadap Kualitas Audit pada KAP di Kota Medan.
2. Kasus kedua berasal dari Jurnal Internasional berjudul “Ethical Accounting
Practices and Financial Reporting Quality: Evidence from Listed Firms in
Nigeria” (Mubaraq, Abdulrasaq, & Saidu, 2019)

Dari penelitian itu, penulis menyimpulkan bahwa

 Integritas dan objektivitas akuntan memiliki penting positif hubungan dengan


keuangan pelaporan kualitas terdaftar perusahaan manufaktur di Nigeria. Ini
menyiratkan bahwa kepatuhan yang memadai dengan standar akuntansi etika
akan membantu perusahaan-perusahaan manufaktur di Nigeria dalam
menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih baik di antara para pesaingnya
baik lokal maupun internasional. Hal ini juga memastikan bahwa kode etik
etik yang dikeluarkan oleh IFAC cenderung melayani tujuan peningkatan
kualitas pelaporan keuangan dan untuk mempromosikan harmonisasi praktek
akuntansi dan standar di seluruh dunia.
 Rendahnya kualitas pelaporan keuangan diamati bisa dilacak ke sejumlah
perilaku disfungsional terlibat dalam oleh preparers laporan keuangan.
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, studi yang direkomendasikan
berikut; bahwa Akuntan profesional harus merancang strategi yang lebih yang
akan mendorong anggotanya untuk terus mematuhi standar etika; juga bahwa

15
asosiasi profesional harus merancang pelatihan dan seminar yang akan
mendorong kelangsungan integritas anggota mereka dalam melaksanakan
tanggung jawab profesional mereka; bahwa untuk mempertahankan profesional
Akuntan objektivitas, mereka harus memastikan bahwa kompetensi profesional
mereka memainkan peran utama dalam pelaksanaan tugas profesional mereka;
terakhir, sistem nilai profesional harus tanpa keakraban ancaman yang ditujukan
kepada standar etika.
Keterkaitan dengan Nilai Bela Negara antara lain:
1. Kesadaran berbangsa dan bernegara
Seorang akuntan professional harus memiliki integritas dan objektivitas
yang tinggi. Sehingga kualitas pelaporan keuangan dapat meningkat dan
mampu mempromosikan harmonisasi praktek akuntansi dan standar di
seluruh dunia
2. Yakin Pancasila sebagai Ideologi Negara
Sebagai akuntan professional harus memiliki sikap sesuai kode etik akuntan
professional dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga kualitas pelaporan
keuangan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Amaliah, R. (2017). Makalah General Application Of The Code. Diambil dari


http://irmajhe.blogspot.com/2017/11/makalah-general-application-of-code.html
Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). Kode Etik Akuntan Profesional. Ikatan Akuntan
Indonesia, 1–54. Diambil dari
http://www.iaiglobal.or.id/v03/files/file_berita/KODE_ETIK_2016.pdf
Ismail, H. A., & Kurniawan, D. (2018). Penerapan Kode Etik Auditor Dalam Menjaga
Kerahasiaan Data Klien: Studi Kasus Kantor Akuntan Publik TGS. Substansi:
Sumber Artikel Akuntansi Auditing dan Keuangan Vokasi, 2(2), 261.
https://doi.org/10.35837/subs.v2i2.318
Koerniawan, K. A. (2013). ETIKA PROFESI DALAM PROBLEMATIKA DI ERA
COMPETITIF MENURUT SISI PANDANG AKUNTAN PUBLIK. E Biling,
9(1), 49–64.
Mubaraq, S., Abdulrasaq, M., & Saidu, M. (2019). Ethical Accounting Practices and
Financial Reporting Quality : Evidence from Listed Firms in Nigeria. Accounting
& Taxation Review, 3(2).
Profil Ikatan Akuntan Indonesia. (n.d.). Diambil dari
http://iaiglobal.or.id/v03/tentang_iai/tentang-iai
Siahaan, S. B., & Simanjuntak, A. (2019). PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR,
INDEPENDENSI AUDITOR, INTEGRITAS AUDITOR DAN
PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN
ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Kasus Pada
Kantor Akuntan Publik Di Kota Medan). Jurnal Manajemen Jurnal Manajemen,
5(1).
Wulandari, S. (2015). GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM
PERSPEKTIF ETIKA BISNIS. Journal Applied Business and Economics.

17

Anda mungkin juga menyukai