Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ETIKA PROFESI AKUNTANSI

“Kode Etik Akuntan”

Disusun OlehKelompok 5 :

Gregorius Wahyu GT (A031191197)


Ahmad Farid Bandang (A031191169)
Muhammad Hafizh Mufadhdhal (A031191185)
Agung Muhammad S (A031191121)
Tatang Supryatno (A031191065)
Riyan Fadilah Putra (A031191048)

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayahnyalah sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan
makalah Etika Profesi Akuntansi dengan judul “Kode Etik Akuntan”.

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang bagaiamanan kode etik
profesi yang harus diterapkan oleh seorang akuntan didalam melaksanakan tugasnya. Selain itu,
dengan hadirnya makalah ini akan memberikan pemahaman atau pengetahuan kepada setiap
pembacanya.

Penyususn menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak kekurangan
dan bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat diperlukan oleh penyusun untuk perbaikan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan semoga
menginspirasi bagi setiap pembacanya.

Makassar, 16 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1

1.3 Tujuan..................................................................................................................2

PEMBAHASAN............................................................................................................3

2.1 Ruang Lingkup Kode Etik Profesi Akuntansi.....................................................3

2.2 Prinsip-prinsip Kode Etik Profesi Akuntan..........................................................4

2.3 Interpretasi Kode Etik profesi Akuntansi.............................................................6

PENUTUP...................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntan merupakan suatu profesi yang memberikan laporan tentang keberlangsungan


bisnis dalam suatu perusahaan sebagai outputnya. Laporan yang diberikan berupa laporan
keuangan yang terdiri dari analisis-analisis transaksi, serta operasi-operasi yang dilakukan
perusahaan dalam satu periode. Laporan keuangan ini dapat berguna sebagai sarana pedoman
dalam pengambilan keputusan terkait operasi atau evaluasi kegiatan yang dilakukan perusahaan.
Untuk itu, dalam melaksanakan tugasnya seorang akuntan harus senantiasa berpedoman pada
kode etik yang berlaku.

Kode etik akuntan merupakan panduan yang dijadikan dasar seorang akuntan dalam
melaksanakan tugasnya. Dasar yang dimaksud bukan berupa dasar dalam penyusunan laporan
melainkan dasar perilaku yang seharusnya diterapkan seorang akuntan dalam melaksanakan
tugasnya. Poin-poin yang ada dalam kode etik berkaitan dengan perilaku sosial ataupun perilaku
yang harus dilakukan agar dapat diterima dalam lingkungan perusahaan ataupun lingkungan
masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa itu kode etik profesi akuntansi?


 Apa saja prinsip-prinsip etika profesi akuntan?
 Apa saja kode etik profesi akuntan di Dunia Internasional?
 Apa saja kode etik yang berlaku di Indonesia?
 Bagaimana interpretasi kode etik akuntan?
1.2 Tujuan

 Untuk mengetahui pengetian kode etik profesi akuntan


 Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam kode etik profesi akuntan.
 Untuk mengetahui apa saja kode etik yang berlaku di dunia Internasional.
 Untuk mengetahui apa saja kode etik yang berlaku di Indonesia.
 Untuk mengetahui bagaimana interpretasi dari kode etik tersebut
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KODE ETIK PROFESI AKUNTANSI

Kode etika Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai paduan dan aturan bagi seluruh
anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada
instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam penentuan tanggungjawab
profesionalnya. Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tangungjawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi,dengan orientasi kepada
kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yang harus
di penuhi:

 Kredibilitas
Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
 Profesionalisme
Diperlukan individuyang jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa akuntan sebagai
professional di bidang akuntansi.
 Kualitas Jasa
Terdapat keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan
standar kinerja tertinggi.
 Kepercayaan
Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika
professional yang mendasari pemberian jasa oleh akuntan.

Adapun Kode Etik dari Ikatan Akuntan Indonesia adalah :

 Prinsip Etika
 Aturan Etika
 Interpretasi Aturan Etika
2.2 PRINSIP ETIKA

Kode perilaku professional AICPA terdiri dari dua bagian, yaitu :

 Prinsip-prinsip Perilaku Profesional menyatakan tindak-tanduk dan perilaku ideal


 Aturan Perilaku menemukan standar minimum

Prinsip-prinsip Perilaku Profesional menyediakan kerangka kerja untuk Aturan Perilaku.


Pedoman tambahan untuk penerapan Aturan Perilaku tersedia melalui :

 Interpretasi Aturan Perilaku (Interpretations of Rules of Conduct).


 Putusan (Rulings) oleh Profesional Ethics Executive Committee.

Adapun prinsip-prinsip Perilaku Profesional adalah sebagai berikut :

 Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, anggota harus
melaksanakan pertimbangan profesional dan moral dalam seluruh keluarga.
 Kepentingan Publik
Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak dalam suatu cara yang akan
melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan
komitmen pada profesionalisme.
 Integritas
Untuk mempertahankan dan memperluas keyakinan publik, anggota harus melaksanakan
seluruh tanggung jawab profesional dengan perasaan integritas tinggi.
 Objektivitas dan Independensi
Anggota harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari konflik penugasan dalam
pelaksanaan tanggung jawab profesional.
 Kecermatan dan Keseksamaan
Anggota harus mengamati standar teknis dan standar etik profesi.
 Lingkup dan Sifat Jasa
Anggota dalam praktik publik harus mengamati Prinsip prinsip Perilaku Profesional
dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan diberikan.
Adapun juga prinsip-prinsip Fundamental Etika menurut IFAC adalah sebagai berikut :

 Integritas
Seorang akuntan profesional harus bertindak tegas dan jujur dalam semua hubungan
bisnis dan profesionalnya.
 Objektivitas
Seorang akuntan profesional seharusnya tidak boleh membiarkan terjadi adanya bias,
konflik kepentingan, atau dibawah penguruh orang lain sehinggamengesampingkan
pertimbangan bisnis dan profesional.
 Kompetensi Profesional dan Kehati-hatian
Seorang akuntan professional mempunyai kewajiban untuk memelihara pengetahuan dan
keterampilan profesional secara berkelanjutan pada tingkat yang dipelukan untuk
menjamin seorang klien atau atasan menerima jasa profesional yang kompeten yang
didasarkan atas perkembangan praktik, legislasi, dan teknik terkini. Seorang akuntan
profesional harus bekerja secara tekun serta mengikuti standar-standar profesional haus
bekerja secara tekun serta mengikuti standar-standar professional dan teknik yang berlaku
dalam memberikan jasa profesional.
 Kerahasiaan
Seorang akuntan profesional harus menghormati kerhasiaaninformasi yang diperolehnya
sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnisserta tidak boleh mengungapkan
informasi apa pun kepada pihak ketiga tanpa izin yang benar dan spesifik, kecuali
terdapat kewajiban hukum atau terdapat hak profesional untuk mengungkapkannya.
 Perilaku Profesional
Seorang akuntan profesional harus patuh pada hukum dan perundang-undangan yang
relevan dan harus menghindari tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

Adapun Prinsip-prinsip Etika menurut IAI-KASP adalah :

 Integritas
Integritas berkaitan dengan profesi auditor yang dapat dipercaya karena menjunjung
tinggi kebenaran dan kejujuran. Integritas tidak hanya berupa kejujuran tetapi juga sifat
dapat dipercaya, bertindak adil dan berdasarkan keadaan yang sebenarnya. Hal ini
ditunjukkan oleh auditor ketika memunculkan keunggulan personal ketika memberikan
layanan profesional kepada instansi tempat auditor bekerja dan kepada auditannya.
 Objektivitas
Auditor yang obyektif adalah auditor yang tidak memihak sehingga independensi
profesinya dapat dipertahankan. Dalam mengambil keputusan atau tindakan, ia tidak
boleh bertindak atas dasar prasangka atau bias, pertentangan kepentingan, atau
pengaruh dari pihak lain. Obyektivitas ini dipraktikkan ketika auditor mengambil
keputusan-keputusan dalam kegiatan auditnya. Auditor yang obyektif adalah auditor yang
mengambil keputusan berdasarkan seluruh bukti yang tersedia, dan bukannya karena
pengaruh atau berdasarkan pendapat atau prasangka pribadi maupun tekanan dan
pengaruh orang lain.
 Kompetensi dan Kehati-hatian
Agar dapat memberikan layanan audit yang berkualitas, auditor harus memiliki dan
mempertahankan kompetensi dan ketekunan. Untuk itu auditor harus selalu
meningkatkan pengetahuan dan keahlian profesinya pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa instansi tempat ia bekerja atau auditan dapat menerima manfaat
dari layanan profesinya berdasarkan pengembangan praktik, ketentuan, dan teknik-
teknik yang terbaru. Berdasarkan prinsip dasar ini, auditor hanya dapat melakukan
suatu audit apabila ia memiliki kompetensi yang diperlukan atau menggunakan bantuan
tenaga ahli yang kompeten untuk melaksanakan tugas-tugasnya secara memuaskan.
 Kerahasiaan
Auditor harus mampu menjaga kerahasiaan atas informasi yang diperolehnya dalam
melakukan audit, walaupun keseluruhan proses audit mungkin harus dilakukan secara
terbuka dan transparan. Informasi tersebut merupakan hak milik auditan, untuk itu
auditor harus memperoleh persetujuan khusus apabila akan mengungkapkannya, kecuali
adanya kewajiban pengungkapan karena peraturan perundang-undangan. Kerahasiaan ini
harus dijaga sampai kapanpun bahkan ketika auditor telah berhenti bekerja pada
instansinya. Dalam prinsip kerahasiaan ini juga, auditor dilarang untuk menggunakan
informasi yang dimilikinya untuk kepentingan pribadinya, misalnya untuk memperoleh
keuntungan finansial.
 Prinsip Kerahasiaan Tidak Berlaku dalam Situasi-situasi Berikut.
Pengungkapan yang diijinkan oleh pihak yang berwenang, seperti auditan dan instansi
tempat ia bekerja. Dalam melakukan pengungkapan ini, auditor harus
mempertimbangkan kepentingan seluruh pihak, tidak hanya dirinya, auditan, instansinya
saja, tetapi juga termasuk pihak-pihak lain yang mungkin terkena dampak dari
pengungkapan informasi ini.
 Ketepatan Bertindak
Auditor harus dapat bertindak konsisten dalam mempertahankan reputasi profesi serta
lembaga profesi akuntan sektor publik dan menahan diri dari setiap tindakan yang dapat
mendiskreditkan lembaga profesi atau dirinya sebagai auditor profesional. Tindakan-
tindakan yang tepat ini perlu dipromosikan melalui kepemimpinan dan keteladanan.
Apabila auditor mengetahui ada auditor lain melakukan tindakan yang tidak benar, maka
auditor tersebut harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi
masyarakat, profesi, lembaga profesi, instansi tempat ia bekerja dan anggota profesi
lainnya dari tindakan-tindakan auditor lain yang tidak benar tersebut.
 Standar Teknis dan Profesional
Auditor harus melakukan audit sesuai dengan standar audit yang berlaku, yang meliputi
standar teknis dan profesional yang relevan. Standar ini ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia dan Pemerintah Republik Indonesia. Pada instansi-instansi audit publik,
terdapat juga standar audit yang mereka tetapkan dan berlaku bagi para auditornya,
termasuk aturan perilaku yang ditetapkan oleh instansi tempat ia bekerja. Dalam hal
terdapat perbedaan dan/atau pertentangan antara standar audit dan aturan profesi dengan
standar audit dan aturan instansi, maka permasalahannya dikembalikan kepada masing-
masing lembaga penyusun standar dan aturan tersebut.

Aturan etika Akuntan Publik Indonesia telah diatur dalam SPAP dan Berlaku sejak tahun 2000.
Aturan etika IAI-KAP ini memuat lima hal sebagai berikut :

 Standar Umum dan Prinsip Akuntansi


 Tanggung Jawab dan Praktik Lain
 Tanggung Jawab Kepada Klien
 Independensi, Integritas, dan Objektivitas
 Tanggung Jawab Kepada Reakan Seprofesi

2.3 INTERPRETASI KODE ETIK

Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk
oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan
lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi
lingkup dan penerapannya.

Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau Aturan
Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.

Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat terbuka,
tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping itu,
kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini
publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh
organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota yang tidak menaatinya. Jika perlu, anggota juga
harus memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh badan pemerintahan yang mengatur
bisnis klien atau menggunakan laporannya untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kode etik dimaksudkan sebagai paduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang
berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah,
maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam penentuan tanggungjawab profesionalnya.
Adapun prinsip-prinsip Perilaku Profesional adalah tanggungjawab, kepentingan publik,
integritas, objektivitas, kecermatan, independensi dan keseksamaan.

Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat terbuka,
tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping itu,
kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini
publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh
organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukry dan Abdul Halim. 2002. Pengintegrasian Etika dalam Pendidikan dan Riset
Akuntansi . Kompak, STIE YO.

https://noviyuliyawati.wordpress.com/2013/11/13/kode-etik-profesi-akuntansi/

Anda mungkin juga menyukai