A. Sumber Data
Data primer ( primary data) mengacu pada informasi yang diperoleh langsung
oleh peneliti terkait dengan variabel ketertarikan untuk tujuan tertentu dari studi.
Individu memberikan informasi ketika diwawancara diberikan kuisioner, atau
diobservasi. Wawancara mendalam terhadap kelompok atau kelompok focus
merupakan sumber lain yang kaya akan data primer.
Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber sumber
yang sudah ada. Terdapat beberapa sumber data sekunder, termasuk buku dan
majalah, publikasi pemerintah, media, laporan tahunan perusahaan, dsb.
Kelebihan mencari sumber data sekunder adalah penghematan waktu dan biaya
untuk mendapatkan informasi. Akan tetapi, data sekunder sebagai satu sumber
informasi memiliki kekurangan karena dapat menjadi usang atau digantikan
dengan yang baru.
C. Wawancara
D. Metode Proyektif
Ide atau pemikiran tertentu yang tidak dapat dengan mudah diungkapkan
dengankata-kata atau yang tetap berada dalam pikiran responden selalu dapay
diungkap melalui penelitian motivasional. Teknik yang lazim untuk mendapatkan
data semacam itu adalah asosisasi kata, thematic apperception test , uji inkblot,
dsb.
1. Observasi Partisipan
2. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur fokus pada sifat, seperti observasi melihat fenomena yang
ditentukan sebelumnya. Contoh penggunaan observasi terstruktur dalam
pemasaran adalah oembeli misterius. Observasi terstruktur juga dapat digunakan
untuk mengahsilkan data numerik untuk menguji hipotesis
A. Jenis Kuesioner
1. Kuesioner yang diberikan secara langsung. Ketika survei terbatas pada area
lokal, cara yang baik untuk mengumpulkan data adalah mengelola kuesioner
secara pribadi. Keuntungan utama dari ini adalah bahwa peneliti atau anggota
tim peneliti dapat mengumpulkan semua tanggapan yang diselesaikan dalam
waktu singkat. Pemberian kuesioner kepada sejumlah besar individu pada saat
yang sama lebih murah dan menghabiskan waktu yang kurang dari wawancara
Prinsip-prinsip desain kuesioner harus fokus pada tiga bagian. Ketiganya adalah
isu pentingdalam desain kuesioner karena hal tersebut dapat meminimalkan
kerancuan dalam penelitian.
2. Prinsip pengukuran kata. Seperti halnya terdapat pedoman yang harus diikuti
untuk memastikan bahwa kata-kata dari kuesioner sudah tepat untuk
meminimalkan kerancuan, sehingga juga ada beberapa prinsip pengukuran yang
harus diikuti untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sesuai untuk
menguji hipotesis. Pengukuran mengacu pada skala dan teknik skala yang
digunakan dalam mengukur konsep, serta penilaian keandalan dan validitas dari
langkah-langkah yang digunakan.
Para peneliti yang terlibat dalam penelitian lintas budaya berusaha untuk
melacak persamaan dan perbedaan dalam respon perilaku dan sikap karyawan
di berbagai tingkatan dalam budaya yang berbeda. Ketika data dikumpulkan,
seseorang harus memperhatikan alat ukur dan bagaimana data dikumpulkan,
selain menjadi peka terhadap perbedaan budaya dalam penggunaan istilah
tertentu. Survei juga harus disesuaikan dengan budaya yang berbeda.
Wawancara telepon adalah cara yang efisien untuk mengumpulkan data ketika
seseorang memiliki spesifikasi, pertanyaan terstruktur, membutuhkan tanggapan
cepat, dan memiliki sampel yang tersebar di wilayah yang luas. Di sisi negatif,
pewawancara tidak dapat mengamati respon nonverbal responden, dan yang
diwawancara dapat memblokir panggilan.
Dalam hal ini, ada tingkat respon 100%. Disisi negatif, pemberian kuesioner
secara pribadi akan mahal, terutama jika sampel tersebar luas secara geografis.
Kuesioner elektronik dan email menguntungkan ketika tanggapan terhadap
banyak pertanyaan harus diperoleh dari sampel yang tersebar luas secara
geografis, atau sulit atau tidak mungkin untuk melakukan wawancara telepon
tanpa banyak beban. Disisi negatif, kuesioner tersebut biasanya memiliki tingkat
respon yang rendah dan juga tidak bisa memastikan apakah data yang diperoleh
adalah mewakili populasi yang diteliti.
3. Informasi pribadi yang tampaknya menyinggung tidak harus diminta, dan jika
benar-benar diperlukan untuk proyek tersebut, harus disampaikan dengan penuh
kehatihatian kepada responden, misalnya menawarkan alasan tertentu.
4. Apapun sifat dari metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan diri
dari subyek tidak boleh dilanggar.
5. Tidak ada pemaksaan untuk menanggapi survei dan jika seseorang tidak ingin
berpartisipasi,keinginan individu harus dihormati.
8. Subyek tidak boleh berada dalam situasi di mana mereka bisa mengalami
bahaya fisik atau mental.
9. Peneliti harus menjamin tidak adanya keliru atau distorsi dalam melaporkan
data yang dikumpulkan selama penelitian. Perilaku etis responden yaitu subjek
sekali setelah memilih untuk berpartisipasi dalam sebuah studi, harus bekerja
sama sepenuhnya dalam tugas-tugas ke depannya, seperti menanggapi survei
atau mengambil bagian dalam percobaan. Selain itu responden juga harus
memberikan tanggapan yang benar dan jujur.