Anda di halaman 1dari 8

RMK Agung Muhammad Said (A031191121)

RMK Etika 9

ETIKA DALAM PRAKTIK AUDITING DAN KONSULTAN MANAJEMEN

A. Etika Dalam Praktik Auditing


Etika dalam praktik auditing dapat didefinisikan sebagai serangkaian nilai atau konsep
moral yang menjadi penilaian dari masyarakat kepada seseorang. Etika dalam praktik
auditing semakin marak diperbincangkan seiring dengan kemajuan dalam dunia bisnis.
Terdapat banyak kantor akuntan publik yang mulai menyimpang dari nilai-nilai yang telah
ditetapkan.
1. Konsep Akuntansi Profesional
Akuntansi Profesional merupakan Suatu konsep menjelaskan tentang batasan baik
atau buruk, benar atau salah, dan bisa atau tidak bisa, untuk dilakukan dalam suatu
pekerjaan tertentu. Dalam akuntansi profesional, dikenal adanya kode etik akuntan.
Kode etik akuntan dapat digunakan sebagai rambu-rambu atau batasan-batasan bagi
seorang akuntan dalam menjalankan perannya. Pemaman yang cukup dari seorang
akuntan tentang kode etik akuntan akan menciptakan pribadi akuntan yang kompeten,
profesional dan berdaya guna dimata masyarakat.
2. Kode Etik Profesi Akuntan
Beberapa kode etik yang harus diperhatikan oleh seorang akuntan dalam menjalankan
tugasnya adalah :
 Tanggung jawab profesi :Akuntan dalam melaksanakan tanggungjawabnya harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional.
 Kepentingan publik : Senantiasa bertindak untuk pelayanan kepada publik,
menghormati kepentingan publik, komitmen atas profesionalisme.
 Integritas : Memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan menjaga integritas
setinggi mungkin.
 Obyektifitas : Akuntan harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan.
 Kompetensi dan kehati-hatian profesional : Akuntan harus mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan agar
klien memperoleh manfaat dari jasa tersebut.
 Kerahasiaan : Akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
dan tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila
ada hak atau hukum untuk mengungkapkannya.
 Perilaku profesional : Dituntut untuk berperilaku konsisten selaras dengan reputasi
profesi yang baik dan menjauhi tindakan mendiskreditkan profesinya.
 Standar Teknis : Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu
dan mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan.
3. Dilema Etika Auditor

Dilema etika berkaitan dengan situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia
merasa bingung untuk mengambil suatu keputusan tentang perilaku apa yang
seharusnya dilakukan. Banyak alternatif untuk menyelesaikan dilema-dilema etika,
hanya saja diperlukan suatu perhatian khusus dari tiap individu untuk menghindari
rasionalisasi tindakan-tindakan yang kurang atau bahkan tidak etis.
4. Model umum untuk membuat keputusan yang beretika
RMK Agung Muhammad Said (A031191121)
RMK Etika 9

 Mengumpulkan /mengidentifikasi semua fakta-fakta yang relevan tentang situasi


yang menimbulkan isu etika dan membuat suatu kebutuhan untuk suatu keputusan
beretika.
 Memikirkan individu-individu/kelompok-kelompok yang akan terkena dampaknya.
 Memikirkan akibat-akibat alternatif dari suatu tindakan.
 Memikirkan hasil-hasil yang mungkin sebagai konsekuensi yang diakibatkan
tindakan tersebut.
 Membandingkan akibat-akibat tindakan tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan
etika yang timbul.
 Memilih suatu alur aksi diantara alternatif-alternatif tersebut.
B. Etika dalam Praktik Konsultan Manajemen
Jasa konsultansi adalah jasa profesional yang disediakan dengan memadukan
kemahiran teknis, pendidikan, pengamatan, pengalaman, dan pengetahuan praktisi
mengenai  proses konsultansi. Jasa konsultansi dapat meliputi jasa-jasa berikut ini :

1. Konsultasi
Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah memberikan konsultasi atau saran
profesional (professional advice) yang memerlukan respon segera, berdasarkan
pada pengetahuan mengenai klien, keadaan, masalah teknis terkait, representasi
klien, dan tujuan bersama  berbagai pihak.
Contohnya, review dan komentar terhadap rencana bisnis buatan klien dan
pemberian saran tentang perangkat lunak komputer yang cocok digunakan oleh
klien.
2. Jasa Pemberian Saran Profesional
Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah mengembangkan temuan, kesimpulan, dan
rekomendasi untuk dipertimbangkan dan diputuskan oleh klien.
Contohnya, revew operasional dan improvement study, analisis terhadap suatu
sistem akuntansi, pemberian bantuan dalam proses perencanaan strategik, dan
definisi  persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu sistem informasi.
3. Jasa Implementasi
Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah mewujudkan rencana kegiatan menjadi
kenyataan. Sumber daya dan personel klien digabung dengan sumber daya dan
personel praktisi untuk mencapai tujuan implementasi. Praktisi bertanggung jawab
kepada klien dalam hal pelaksanaan dan manajemen kegiatan perikatan.
Contohnya, penyediaan jasa instalasi sistem komputer dan jasa pendukung yang
berkaitan,  pelaksanaan tahap-tahap peningkatan produktivitas, dan pemberian
bantuan dalam  proses penggabungan (merger) organisasi.
RMK Agung Muhammad Said (A031191121)
RMK Etika 9

4. Jasa Transaksi
Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah untuk menyediakan jasa yang
berhubungan dengan beberapa transaksi khusus klien yang umumnya dengan pihak
ketiga.
Contohnya, jasa pengurusan kepailitan, jasa penilaian, penyediaan informasi untuk 
mendapatkan pendanaan, analisis kemungkinan penggabungan usaha atau akuisisi,
dan  jasa pengurusan perkara pengadilan.
5. Jasa Penyediaan Staf dan Jasa Pendukung Lainnya
Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah menyediakan staf yang memadai dan
kemungkinan jasa pendukung lain untuk melaksanakan tugas yang ditentukan oleh
klien dan bekerja di bawah pengarahan klien sepanjang keadaan mengharuskan
demikian.
Contohnya, manajemen fasilitas pemrosesan data, pemrograman komputer,
perwalian dalam rangka kepailitan, dan aktivitas controllership.
6. Jasa Produk
Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah untuk menyediakan bagi klien suatu
produk  dan jasa profesional sebagai pendukung atas instalasi, penggunaan, atau
pemeliharaan  produk tertentu.
Contoh: penjualan dan penyerahan paket program pelatihan, penjualan dan
implementasi  perangkat lunak komputer, dan penjualan dan instalasi metodologi
pengembangan sistem.

Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan


kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap
mutu jasa konsultan manajemen akan menjadi lebih tinggi jika profesi tersebut
menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang
dilakukan oleh anggota profesinya. Tujuan konsultan manajemen adalah memenuhi
tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja
tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut
terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
1. Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
2. Profesionalisme. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh
pemakai jasa konsultan sebagai profesional di bidangnya.
3. Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh diberikan
dengan standar kinerja tertinggi.
4. Kepercayaan. Pemakai jasa konsultan manajemen harus dapat merasa yakin
bahwa terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasanya.
RMK Agung Muhammad Said (A031191121)
RMK Etika 9

Praktisi jasa konsultansi adalah akuntan publik, yang terlibat dalam penyediaan
jasa konsultansi untuk kliennya, atau siapa saja yang menyediakan jasa konsultansi
untuk klien dengan mengatasnamakan akuntan publik. Proses konsultansi adalah
rangkaian kegiatan dengan pendekatan analitik dalam penyediaan jasa konsultansi.
Secara rinci, proses tersebut merupakan gabungan kegiatan perumusan sasaran yang
ditentukan oleh klien, penemuan fakta, perumusan masalah atau peluang, pengkajian
berbagai alternatif, penentuan usulan tindakan, penyampaian temuan, implementasi,
dan penindaklanjutan.
Jasa konsultasi manajemen atau management advisory services (MAS)
merupakan fungsi pemberian konsultasi dengan memberikan saran dan bantuan teknis
kepada klien untuk peningkatan penggunaan kemampuan dan sumber daya untuk
mencapai tujuan perusahaan klien. Akuntan dapat dikontrak untuk memberikan
pendapat sebagai seorang ahli mengenai suatu hal tertentu seperti penggunaan prinsip
akuntansi, undang-undang perpajakan, dan penggunaan teknologi pemroses data-data
keuangan. Akuntan publik, dengan kapasitasnya sebagai konsultan, tidak dibenarkan
membuat ataupun menentukan keputusan manajemen.
Jasa konsulatansi pada hakikatnya berbeda dari jasa atestasi akuntan publik
terhadap asersi pihak ketiga. Dalam jasa atestasi, para praktisi menyajikan suatu
kesimpulan mengenai keandalan suatu asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab
pihak lain, yaitu pembuat asersi (asserter). Dalam jasa konsultansi, para praktisi
menyajikan temuan, kesimpulan dan rekomendasi. Sifat dan lingkup pekerjaan jasa
konsultansi ditentukan oleh perjanjian antara praktisi dengan kliennya. Umumnya,
pekerjaan jasa konsultansi dilaksanakan untuk kepentingan klien.
Pemberian jasa profesional oleh KAP atau Jaringan KAP yang melibatkan
penilaian, perancangan, dan penerapan pengendalian akuntansi internal dan
pengendalian manajemen risiko tidak menimbulkan ancaman terhadap independensi
selama personil KAP atau Jaringan KAP yang terlibat dalam pemberian jasa profesional
tersebut tidak melaksanakan fungsi manajemen.
Standar umum untuk akuntan publik sebagai praktisi yang harus diterapkan
dalam setiap perikatannya adalah sebagai berikut:
a. Kecakapan Profesional.
Setiap perikatan jasa profesional hanya dapat diterima apabila akuntan publik
sebagai praktisi yakin bahwa perikatan tersebut dapat diselesaikan dengan
kompeten dan tanggung jawab.
b. Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama.
Dalam setiap pelaksanaan jasa profesional, kemahiran profesional praktisi harus
digunakan dengan cermat dan seksama.
RMK Agung Muhammad Said (A031191121)
RMK Etika 9

c. Perencanaan dan supervisi.


Setiap pekerjaan jasa profesional praktisi harus dilaksanakan dengan perencanaan
dan supervisi yang memadai.
d. Data relevan yang memadai.
Data yang relevan harus didapatkan praktisi dalam jumlah yang memadai sehingga
kesimpulan atau rekomendasi yang berhubungan dengan semua jasa profesional,
selalu didasarkan pada pertimbangan yang rasional.
Selain itu, standar umum tambahan untuk semua jasa konsultansi yang ditetapkan
karena kekhususan sifat jasa konsultansi yaitu kesepakatan dengan klien dapat menjadi
pembatas bagi praktisi dalam pelaksanaan tugasnya, yaitu:
a. Kepentingan klien.
Dalam setiap perikatan, praktisi harus melayani kepentingan klien untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dalam kesepakatan dengan klien dengan tetap
mempertahankan integritas dan objektivitas.
b. Kesepakatan dengan klien.
Dalam setiap perikatannya, praktisi harus mencapai kesepakatan, baik secara lisan
maupun tertulis, dengan klien mengenai tanggung jawab masing-masing pihak dan
sifat, lingkup, dan keterbatasan jasa yang akan disediakan, dan mengubah
kesepakatan tersebut apabila terjadi perubahan signfikan selama masa perikatan.
c. Komunikasi dengan klien.
Praktisi harus memberitahu kliennya tentang adanya benturan kepentingan,
keraguan signifikan yang berkaitan dengan lingkup dan manfaat suatu perikatan, dan
temuan atau kejadian signifikan selama periode perikatan.
Pertimbangan profesional harus selalu digunakan dalam penerapan Standar
Jasa Konsultansi terutama untuk hal-hal khusus, sebab kesepakatan dengan klien, baik
lisan maupun tertulis, dapat menjadi kendala dalam pelaksanaan suatu jasa. Sebagai
contoh, kesepakatan dengan klien dapat menjadi kendala bagi usaha praktisi dalam
proses pengumpulan data relevan. Praktisi tidak diharuskan untuk menolak atau
mengundurkan diri dari suatu perikatan jasa konsultansi apabila lingkup jasa yang
disepakati bersama memiliki keterbatasan tersebut.
C. Kasus-Kasus Dalam Praktik Auditing
Beberapa kasus yang terlibat dalam praktik auditing di Indonesia, antara lain :
 Batavia Air (2013) – Tidak mampu membayar utang.
 PT (Persero) Waskita Karya (2009) – Rekayasa keuangan, kelebihan pencatatan
laba bersih (overstated).
 PT Lancung Sempurna (2009-2010) – Rekayasa laporan keuangan dengan
menggelembungkan beberapa akun perusahaan.
RMK Agung Muhammad Said (A031191121)
RMK Etika 9

 Raden Motor 2009 – Rekayasa laporan keuangannya (kasus kredit macet Rp52
miliar)
 KAP KPMG Siddharta & Harsono (2001) – Menyuap aparat pajak (terbit faktur
pajak palsu)
 Penyuapan auditor BPK oleh Mulyana W Kusuma (2004)

Berikut 2 contoh pelanggaran etika di Indonesia dan Dunia :


a) PT Holcim Indonesia Tbk vs Banjarnahor (Konsultan Manajemen)
Ringkasan pelanggarannya sebagai berikut :
 PT Holcim terkena masalah soal eksplorasi lahan Penambangan Batu Kapur
di Pulau Nusakambangan tahun 2010
 Agustus 2010, pimpinan PT Holcim meminta Banjarnahor memberikan jasa
konsultasi manajemen untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
 Banjarnahor merupakan mantan karyawan Holcim Indonesia dengan posisi
terakhir Direktur Hubungan Pemerintah dan manajemen
 Setelah dua tahun memberikan jasa konsultasi yang sudah hampir rampung,
Banjarnahor belum mendapatkan fee jasa konsultasi sebesar Rp. 2.5 miliar.
 Banjarnahor sebagai konsultan manajemen menggungat PT Holcim ke
Pengadilan Negeri dengan kerugian materiil 2.5 miliar
 Sedangkan dari sisi PT Holcim juga melakukan gugatan hak cipta terhadap
Banjarnahor, dengan menuding hasil konsultasi yang dituangkan dalam
“Database Formulasi PMB’S Penghitungan Kompensasi Pemanfaatan Lahan
Industri Tambang Golongan C’ tidak menunjukan keasliannya.
 Banjarnahor sebagai tergugat tidak dapat menunjukkan keaslian hak cipta
tersebut
b) Enron Dan KAP Enderson
Bulan Oktober 2001, SEC mengumumkan investigasi akuntansi Enron, salah
satu klien terbesar Andersen. Dengan Enron, Andersen mampu membuat 80
persen perusahaan minyak dan gas menjadi kliennya. Namun, pada November
2001 harus mengalami kerugian sebesar $586 juta. Dalam sebulan, Enron
bangkrut.
Departemen Kehakiman AS memulai melakukan penyelidikan kriminal pada
2002 yang mendorong Andersen dan kliennya runtuh. Perusahaan audit
akhirnya mengakui telah menghancurkan dokumen yang berkaitan dengan
audit Enron yang menghambat putusan.
Atas kasus itu, Nancy Temple, pengacara Andersen meminta perlindungan
Amandemen Kelima yang dengan demikian tidak memiliki saksi. Banyak pihak
RMK Agung Muhammad Said (A031191121)
RMK Etika 9

yang menamainya sebagai “bujukan koruptif” yang menyesatkan. Dia


menginstruksikan David Duncan, supervisor Andersen dalam pengawasan
rekening Enron, untuk menghapus namanya dari memo yang bisa
memberatkannya.
Pada Juni 2005, pengadilan memutuskan Andersen bersalah menghambat
peradilan, menjadikannya perusahaan akuntan pertama yang dipidana.
Perusahaan setuju untuk menghentikan auditing publik  pada 31 Agustus 2002,
yang pada prinsipnya mematikan bisnisnya.
RMK Agung Muhammad Said (A031191121)
RMK Etika 9

Anda mungkin juga menyukai