Anda di halaman 1dari 5

ETIKA PROFESI

Etika : seperangkat prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai.


 Hukum dan peraturan
 Etika bisnis
 Etika organisasi
Kebutuhan terhadap etika dalam masyarakat cukup penting, sehingga banyak diantara
nilai-nilai etika yang dimasukkan kedalam UU
Mengapa orang bertindak tidak beretika?
 Standar etika seseorang berbeda dari masyarakat umum
 Seseorang memilih bertindak semaunya (egois)
Perilaku tidak beretika menggunakan metode rasionalisasi (pembenaran):
 Semua orang melakukannya
 Jika itu legal, maka itu beretika
 Kemungkinan ketahuan dan konsekuensinya
Nilai etika utama terkait perilaku etis:
1. Dapat dipercaya (trustworthiness).
2. Rasa hormat (respect).
3. Tanggung jawab (responsibillity).
4. Kewajaran (fairness).
5. Kepedulian (carring).
6. Kewarganegaraan (citizenship).
DILEMA ETIKA
Situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang pantas harus dibuat.
Setiap profesi seringkali menghadapi dilema etika dalam menjalankan tugasnya.
Contoh:
 Bernegosiasi dengan klien yang mengancam untuk mencari auditor baru kalau
perusahaannya tidak memperoleh pendapat wajar tanpa pengecualian.
 Menegur supervisor yang telah lebih saji secara material untuk penjualan agar
mendapatkan bonus.
 Bergabung dengan perusahaan yang melecehkan dan memperlakukan pegawai dan
pelanggan secara tidak jujur.
Pendekatan sederhana untuk memecahkan dilema etika :
1. Dapatkan fakta-fakta yang relevan.
2. Identifikasikan isu-isu etika dari fakta-fakta yang ada.
3. Tentukan siapa dan bagaimana orang/kelompok yang dipengaruhi oleh dilema.
4. Identifikasikan alternatif yang tersedia bagi orang yang harus memecahkan dilema.
5. Identifikasikan konsekuensi yang mungkin timbul dari setiap alternatif.
6. Putuskan tindakan yang tepat.
Contoh kasus menyelesaikan dilema etika:
Bobby Lumondong telah bekerja selama 6 bulan sebagai asisten auditor di KAP Buyung &
Pamungkas, sekarang ini dia ditugaskan untuk mengaudit PT. Manufakturia dibawah supervisi
Charles Denny, seorang senior auditor yang berpengalaman. Ada 3 auditor yang ditugaskan
dalam audit, yaitu Bobby, Charles dan asisten yang lebih berpengalaman, yaitu Martha
Marpaung.
Saat makan siang dihari pertama, Charles mengatakan: “Penting bagi kita untuk menambah jam
kerja untuk memastikan kesesuaian dengan anggaran. Audit ini tidak terlalu menguntungkan,
dan kita tidak ingin perusahaan kita terbebani karena melampaui anggaran. Kita bisa
melakukannya dengan mudah dengan cara datang setengah jam lebih cepat, makan siang dengan
cepat, dan menambah satu atau beberapa jam kerja normal. Kita jangan menuliskannya dalam
laporan jam kerja”.
Bobby membaca di manual kebijakan perusahaan bahwa jam kerja yang tidak dilaporkan
merupakan pelanggaran kebiijakan kepegawaian KAP Buyung & Pamungkas. Dia juga tahu
bahwa para senior menerima bonus untuk jam kerja tambahan, sedangkan staf menerima uang
lembur .
Kemudian, ketika dia membicarakan masalah ini dengan Martha, Martha mengatakan: ”Charles
melakukan hal yang sama untuk semua penugasannya. Tampaknya dia akan menjadi manajer
audit kita dimasa yang akan datang. Partner mengira dia hebat karena pekerjaannya selalu
dibawah anggaran. Dia membalasnya dengan memberikan evaluasi penugasan yang baik,
khususnya dalam kategori kerja sama. Beberapa senior auditor lainnya mengikuti cara kerjanya”.
Diminta: Analisa kasus tersebut dengan menggunakan pendekatan sederhana untuk memecahkan
dilema etika!
Kebutuhan khusus terhadap kode etik profesi:
 Profesional adalah tanggung jawab untuk bertindak lebih dari sekedar memenuhi
tanggung jawab diri sendiri maupun ketentuan hukum dan peraturan masyarakat.
 Akuntan publik sebagai profesional, mengakui adanya tanggung jawab kepada
masyarakat, klien, serta rekan praktisi, termasuk perilaku terhormat.
 Alasan utama mengharapkan tingkat perilaku profesional yang tinggi oleh setiap profesi,
adalah kebutuhan akan kepercayaan publik atas kualitas jasa yang diberikan oleh profesi.
Perbedaan antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan profesi lainnya:
 KAP bertugas dan dibayar oleh perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan, tetapi
yang mendapat manfaat utama dari audit adalah para pemakai laporan keuangan.
 Auditor tidak mengetahui atau tidak mempunyai hubungan dengan para pemakai laporan
keuangan. Tetapi sering melakukan pertemuan dan mengadakan hubungan
berkesinambungan dengan personil klien.
 Sangat penting bahwa pemakai laporan memandang KAP sebagai pihak yang kompeten
dan objektif.
 Sedangkan profesi lain (contoh pengacara) bertugas dan dibayar oleh klien, mempunyai
tanggung jawab utama untuk membela klien.
KODE ETIK
Kode etik IAPI memberikan standar umum atas perilaku yang ideal dan ketetapan peraturan-
peraturan yang spesifik.
IAPI mengadopsi kode etik bagi para akuntan profesional dari IFAC (International Federation
of Accountants).
Kode etik tersebut terdiri dari 3 bagian:
A. Penerapan umum atas kode etik.
B. Anggota dalam praktik publik.
C. Anggota dalam bisnis.
D. Bagian A mengidentifikasi tanggung jawab bertindak untuk kepentingan publik sebagai
unsur pembeda dalam profesi akuntansi.
E. Pasal 100 mendefinisikan kepentingan publik sebagai kesejahteraan kolektif komunitas
masyarakat dan lembaga-lembaga yang dilayani oleh anggota.
F. Komunitas terdiri dari para klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, karyawan,
investor, komunitas bisnis dan keuangan.
G. Bagian A juga menetapkan mengenai prinsip-prinsip dasar etika profesional bagi para
anggota, serta memberikan kerangka konseptual untuk menerapkannya.
H. Bagian B dan C menggambarkan bagaimana kerangka konseptual tersebut diterapkan
untuk mengidentifikasi dan mengatasi ancaman dalam situasi-situasi tertentu.
Prinsip-prinsip dasar etika profesional ((bagian A)
1. Integritas. Para auditor harus terus terang dan jujur serta melakukan praktik secara adil
dan sebenar-benarnya dalam hubungan profesional mereka.
2. Objektivitas. Para auditor harus tidak berkompromi dalam memberikan pertimbangan
profesionalnya.
3. Kompetensi profesional dan kecermatan. Auditor harus menjaga pengetahuan dan
keterampilan profesional mereka dalam tingkat yang cukup tinggi.
4. Kerahasiaan. Para auditor harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
tugas profesional maupun hubungan dengan klien.
5. Perilaku profesional. Para auditor harus menahan diri dari setiap perilaku yang akan
mendiskreditkan profesi mereka, termasuk melakukan kelalaian.
Ancaman
Umumnya ancaman muncul akibat dari salah satu sebab berikut:
1. Kepentingan pribadi. Ketika kepentingan keuangan dari auditor atau kerabatnya.
2. Penelaahan pribadi. Ketika seorang auditor menelaah suatu situasi yang merupakan
konsekuensi penilaian sebelumnya.
3. Advokasi. Ketika auditor mendukung suatu posisi atau opini yang mengakibatkan
berkurangnya objektivitas auditor tersebut.
4. Kesepahaman. Ketika seorang auditor menjadi sangat perhatian terhadap kepentingan
pihak lain disebabkan karena hubungan dekat dengan pihak tersebut.
5. Intimidasi. Ketika tindakan yang akan dilakukan auditor dapat dinegosiasikan dengan
menggunakan ancaman.
Pengamanan
Kode etik mengidentifikasikan dua kategori pengamanan yang mampu mengurangi ancaman:
1. Profesi, legislasi dan regulasi. Mencakup pendidikan, pelatihan dan ketentuan pendidikan
profesional berkelanjutan, peraturan tata kelola perusahaan, standar profesi, pengawasan
hukum dan profesi, serta penegakan hukum.
2. Lingkungan kerja. Sangat tergantung pada kultur dan proses yang diterapkan pada KAP
tersebut.
Kode Etik bagian B dan C:
 210 Penunjukkan Profesional

 220 Konflik Kepentingan


 230 Second Opinion

 240 Imbalan Jasa Audit dan Jenis Imbal Jasa Lainnya

 250 Pemasaran Jasa Profesional

 260 Hadiah dan Fasilitas

 270 Perlindungan Aset Klien

 280 Objektivitas – Semua Jasa yang Diberikan

 290 Independensi – Kontrak Kerja Audit

Dalam menjalankan profesinya auditor harus mempunyai nilai:


 Integritas:

Unsur karakter yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk mewujudkan apa yang telah
disanggupi dan diyakini kebenarannya kedalam kenyataan.
 Objektivitas:

Unsur karakter yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk menyatakan kenyataan


sebagaimana adanya, terlepas dari kepentingan pribadi maupun kepentingan pihak lain.
 Independensi:

Bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.
Independensi auditor mempunyai 3 aspek :
 Independensi dalam kenyataan (independence in fact)

Independensi dalam diri auditor yang berupa kejujuran dalam mempertimbangkan berbagai fakta
yang ditemuinya dalam auditnya
 
 Independensi dalam penampilan (independence in appearance)

Independensi ditinjau dari sudut pandangan pihak lain yang mengetahui informasi yang
bersangkutan dengan diri auditor
 Independensi dalam keahlian (independence in skill)

Independensi dipandang dari sudut keahliannya. Seseorang dapat mempertimbangkan fakta


dengan baik jika ia mempunyai keahlian mengenai audit atas fakta tersebut.

Anda mungkin juga menyukai