Anda di halaman 1dari 2

TUGAS RANGKUMAN

PENGANTAR AUDIT DAN ASSURANS B – PERTEMUAN 2


Dept/Prodi: Program Pendidikan Vokasi/Akuntansi 2021

Nama : Farrel Aditya


NPM : 2106753744
Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Razikun, CPA

Etika Profesional

Etika dapat diartikan secara luas sebagai seperangkat prinsip atau nilai moral. Nilai-
nilai etika sendiri adalah sebagai berikut: Tanggung jawab, kepedulian, kewarganegaraan,
keadilan, hormat, kepercayaan. Perilaku etis diperlukan untuk masyarakat untuk berfungsi
secara tertib. Kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup penting yang banyak dipegang
nilai-nilai etika dimasukkan ke dalam undang-undang.
Dilema etika adalah situasi seseorang menghadapi di mana keputusan harus dibuat
tentang perilaku yang sesuai. Auditor menghadapi banyak dilema etika dalam karir bisnis
mereka.
Dalam melakukan pekerjaannya, auditor diwajibkan untuk memiliki sikap
profesional. Para auditor diharapkan untuk mempunyai keterampilan lebih tinggi
dibandingkan kebanyakan masyarakat. Beberapa prinsip dari etika tersebut yaitu:
• Responsibilities: seorang yang profesional harus peka dan mempertimbangkan moral
dalam semua aktivitas yang ia lakukan.
• The public interest: member seharusnya berkewajiban untuk melayani dan
menghormati publik.
• Integrity: member seharusnya melakukan tanggung jawabnya dengan integritas tinggi.
• Objectivity and independence: member seseorang harus bersikap objektif,
independen, dan bebas dari konflik kepentingan.
• Due care: Member harus paham tentang standar profesinya dan berusaha untuk
meningkatkan kompetensinya.
• Scope and nature of services: seorang member dalam praktiknya pada publik harus
mengamati Kode Etik Profesional.
Etika profesional sangat diperlukan bagi profesi akuntansi karena dapat memenuhi
kepercayaan publik terhadap kualitas layanan oleh profesi, terlepas dari individu yang
menyediakannya. Selain itu, Etika Profesional juga harus dipenuhi adanya oleh Kantor
Akuntan Publik atau KAP.
Salah satu organisasi dari Amerika, yakni (American Institute of Certified Public
Accountants), menetapkan Kode Etik Profesional, yang terdiri dari:
a. Prinsip. Standar ideal perilaku etis yang dinyatakan dalam istilah filosofis. Prinsip
etika terdiri dari bertanggung jawab, kepentingan publik, integritas, objektivitas dan
indepedensi, kehati-hatian, ruang lingkup dan sifat layanan.
b. Aturan perilaku. Standar minimal perilaku etis yang dinyatakan sebagai aturan
khusus.
c. Interpretasi aturan perilaku, interpretasi aturan perilaku oleh divisi etika profesi
AICPA.
d. Aturan etis, penjelasan yang dipublikasikan dan jawaban atas pertanyaan tentang
aturan perilaku.

Legal Liability/Kewajiban Hukum


Seorang auditor profesional harus memiliki pemahaman terkait lingkungan hukum
yang terus berubah. Adapun cara-caranya ialah: Dengan memiliki tanggung jawab
kontraktual dengan kliennya, bertanggung jawab atas kelalaian, mengetahui jumlah tuntutan
hukum dan ukuran penghargaan yang tetap tinggi.
Salah satu penyebab kegagalan bisnis adalah ketika sebuah bisnis tidak dapat
memenuhi kewajiban atau ekspetasi dari investor sesuai dengan kondisi (baik bisnis maupun
ekonomi) dan jatuh temponya. Kegagalan yang terjadi dalam auditing dapat diakibatkan oleh
tindakan auditor yang mengeluarkan sebuah pernyataan tidak benar tentang perusahaannya.
Kesalahan hukum dalam dunia auditor ialah sebagai berikut:
• Ordinary Niglegence (kelalaian biasa) – ketiadaan kepedulian (reasonable care) dari
seseorang yang diharapkan dari seseorang dalam situasi tertentu.
• Gross Niglegence (kelalaian besar) – tidak adanya sedikitpun kepedulian (lack of
event slight care), atau suatu tindakan sembrono dari seseorang yang diharapkan.
• Constructive fraud (kecurangan konstruktif) – adanya kesembronoan yang luar biasa,
meskipun tidak ada maksud untuk menipu atau merugikan. Terjadi bila auditor
mengetahui audit yang memadai belum tuntas, tatapi tetap mengeluarkan opini,
meskipun tidak ada maksud menipu pengguna laporan keuangan.
• Fraud (kecurangan) – terdapat misstatement, diketahui dan disengaja untuk menipu.
Dalam mengerjakan pengauditan, seorang auditor harus dapat memaksimalkan pengurangan
resiko-resiko hukum yang ada pada dirinya. Beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu
mencari perlindungan dari litigasi yang kurang pantas, memahami hukum atau setidaknya
memiliki orang yang dapat dijadikan “tangan kanan” dan juga merupakan seseorang yang
mengerti hukum. Selain itu auditor perlu meningkatkan kemampuan audit sehingga dapat
memenuhi kebutuhan auditing klien, dan auditor dapat memberi edukasi kepada kliennya
tentang batasan-batasan dalam audit.
Dalam upaya menghindari resiko hukum auditor perlu memerhatikan hal-hal berikut:
• Hanya berurusan dengan klien yang berintegritas tinggi
• Memahami latar belakang bisnis klien
• Meningkatkan kualitas auditnya
• Mendokumentasi dan menyimpan dokumen audit dengan benar
• Menerapkan prinsip “tidak mudah percaya” atau professional scepticism.

Anda mungkin juga menyukai