Anda di halaman 1dari 10

BAB 2 ETIKA PROFESIONAL

Dasar pemikiran yang melandasi penyusunan etika profesional setiap profesi adalah kebutuhan profesi tersebut tentang kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa yang diserahkan oleh profesi, terlepas dari anggota profesi yang menyerahkan jasa tersebut. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu audit akan menjadi lebih tinggi jika profesi akuntan publik menerapkan standar mutu yang tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan audit yang dilakukan oleh anggota profesi tersebut.

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA Setiap manusia yang memberikan jasa dari pengetahuan dan keahliannya pada pihak lain seharusnya memiliki rasa tanggung jawab pada pihak-pihak yang dipengaruhi oleh jasanya itu. Kode Etik Akuntan Indonesia adalah pedoman bagi para anggota Ikatan Akuntan Indonesia untuk bertugas secara bertanggungjawab dan objektif.
Rumusan Kode Etik saat ini sebagian besar merupakan rumusan kode etik yang dihasilkan dalam kongres ke 6 IAI dan ditambah masukan yang diperoleh dari Seminar Sehari Pemutakhiran Kode Etik Akuntan Indonesia tanggal 15 Juni 1994 di Hotel Daichi Jakarta serta hasil pembahasan sidang komite Kode Etik Akuntan Indonesia tahun 1994 di Bandung.

Etika dapat didefenisikan secara luas sebagai seperangkat prinsip-prinsip moral Atau nilai-nilai.
Rumusan Prinsip-prinsip Etika Berikut ini adalah enam nilai etika utama menurut Josephson Instritute terkait dengan prilaku etis : a. Dapat dipercaya (trustworthiness), termasuk kejujuran, integritas, keandalan, dan kesetiaan. Kejujuran memerlukan suatu keyakinan yang baik untuk menyatakan kebenaran. Integritas berarati seseorang bertindak berdasarkan kesadaran , dlm situasi apapun. Keandalan berarti melakukan segala usaha yg memungkinka untuk memenuhi komitmen. Kesetiaan meruapakan tanggung jawab untuk mendukung dan melindungi kepentingan orang-orang tertentu dan organisasi. b. Rasa hormat (respect), termasuk nilai-nilai kesopanan, kepatutan penghormatan, toleransi dan penerimaan. c. Tanggung Jawab (Responsibility), berarti bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukannya dan memberikan batasan. Tanggungjawab juga berarti melakukan yg terbaik dan memimpin dengan memberikan tauladan, serta kesungguhan dan melakukan perbaikan secara terus menerus. d. Kewajaran (Fairness) dan keadilan termasuk masalah-masalah kesetaraan, e. Objektivitas, proporsionalitas, keterbukaan dan ketepatan>

f. Kepedulian (Caring) berarti secara tulus memperhatikan kesejahteraan orang lain, berlaku empati dan menunjukkan kasih sayag. g. Kewarganegaraan (citizenship), termasuk mematuhi hukum dan menjalankan kewajiban sebagai bagian dari masyarakat . KODE ETIK Kode etik IAPI memberikan standar umum atas perilaku yang ideal dan ketetapan Peraturan yang spesifik yang mengatur perilaku.Saat ini IAPI sedang mengadopsi Kode Etik bagi Akuntan Profesional dan IFAC (IFAC Code of Ethics for Professional Accountants). Kode etik tersebut akan segera diterapkan pada seluruh anggota IAPI. Kode etik terdiri dari 3 bagian, ditambah sebuah bagian yang berisi defenisi-defenisi Penting yang meliputi bagian-bagian sebagai berikut : Bagian A : Penerapan umum atas kode etik Bagian B : Anggota dalam Praktik Publik Bagian C : Anggota dalam Bisnis

PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESIONAL


1. Integritas. Para auditor harus terus terang dan jujur serta melakukan praktik secara adil dan sebenar-benarnya dalam hubungan profesional mereka. 2. Objektivitas. Para auditor harus tidak berkompromi dalam memberikan pertimbangan profesionalnya karena adanya bias, konflik kepentingan atau karena adanya pengaruh dari orang lain yang tidak semestinya. Hal ini mengharuskan auditor untuk menjaga perilaku yang netral ketika menjalankan audit, mengiinterprestasikan bukti audit dan melporkan laporan keuangan yang merupakan hasil hasil dari penelaahan yng mereka lakukan. 3. Komptensi profesional dan kecermatan. Auditor harus menjaga pengetahuan dan ketrampilan profesional mereka dalam tingkat yang cukup tinggi, dan tekun dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan mereka ketika memberikan jasa profesional. 4. Kerahasiaan. Para auditor harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama tugas profesioanl maupun hubungan dengan klien kecuali jika ada kewajiban hukum. 5. Perilaku Profesional. Para auditor harus menahan diri dari setiap perilaku yg akan mendeskreditkan profesi mereka, termasuk kelalaian.

PRINSIP-PRINSIP UMUM
Prinsip umum ini akan memberikan dasar untuk mengindentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi ancaman terhadap prinsip-prinsip utama.

Ancaman, umumnya ancaman muncul akibat dari salah satu sebab berikut: Kepentingan Pribadi, ketika kepentingan keuangan dari auditor atau kerabatnya ter libat. Penelaahan pribadi, ketika seorang auditor menelaah suatu situasi yang merupakan konsekuensi penilaian sebelumnya atau nasihat dari auditor atau perusahaan temapat sang auditor bekerja. Advokasi. Ketika auditor mendukung suatu posisi atau opini yang mengakibatkan berkurangnya objektivitas auditor tersebut. Kesepahaman. Ketika auditor menajdi sangat perhatian terhadap kepentingan pihak lain disebabkan karena hubungan dekat dengan pihak tersebut. Intimidasi. Ketika tindakan yang akan dilakukan auditor dapat dinegosiasikan dgn menggunakan ancaman nyata maupun ancaman palsu.

PENGAMANAN Kode etik mengidentifikasikan dua kategori pengamanan yang mampu mengurangi Ancaman sampai pada ingkat yang dapat diterima. Berikut ini adalah hal-hal yang Berkaitan dengan pengamanan :
Profesi, Legislasi dan Regulasi, mencakup pendidikan, pelatihan dan ketentauan pendidikan profesioanal berkelanjutan, peraturan tata kelola perusahaan, standar profesi, pengawasan hukum atau profesi dan penegakan hukum. Lingkungan kerja, sangat bergantung pada kultur dan proses yg diterapkan pada kantor akuntan publik tersebut. Kode Etik bagian B dan C berisi 9 pasal utama yaitu: 1. 210 Penunjukan profesional 2. 220 Konflik kepentingan 3. 230 Second Opinion 4. 240 Imbalan jasa audit dan jenis-jenis imbal jasa lainnya 5. 250 Pemasaran jasa profesional 6. 260 Hadiah dan fasilitas 7. 270 Perlindungan Aset Klien 8. 280 Objektivitas-semua jasa yang diberikan 9. 290 Indenpendensi-Kontrak kerja audit

Indepedensi : Dalam audit independensi berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam Melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan penerbitan laporan Audit. Independensi merupakan salah satu karakteristik terpenting bagi auditor dan meruPakan dasar dari prinsip integritas dan objektivitas. Auditor tidakhaya diharuskan untuk menjaga sikap mental independen dalam Menjalankan tanggungjawabnya namun ju ga penting bagi pengguna laporan Keuangan untuk memiliki kepercayaan terhadap independensi auditor. Kedua unsur independensi sering ddindentifikasikan sebagai : a. Independensi dalam fakta atau indepedensi dalam fikiran b. Independensi dalam penampilan. KEPEMILIKAN FINANSIAL YANG SIGNIFICAN Kepemilikan finansia dalam perusahaan yang diaudit termasuk kepemilikan dalam Instrumen utang dan modal (misal pinjaman atau obligasi) dan kepemilikan dalam Instrumen derivatif (misalnya opsi). Pelarangan ini dituangkan dalam bagian B dan C Kode Etik subbagian 290.113

Jika ada sebuah KAP, atau jaringan KAP, memiliki kepemilikan finansial langsung Di klien auditnya, maka ancaman kepentingan pribadi yang muncul akan sangat Significan, maka tidak ada tindakan pengamanan yang dapat dilakukan untuk Menurunkan ancaman tersebut samapai pada tingkat yang dapat diterima. Sehingga Melepaskan kepemilikan finasnsial di klien audit tersebut merupakan satu-satunya Tindakan yang paling tepat agar memungkinkan KAP tersebut menjalankan tugas. Jika seorang auditor merupakan anggota dewan direksi atau komisaris atau pegawai Diperusahaan klien, maka kemampuan auditor untuk melakukan evaluasi independen Atas kewajaran penyajian laporan keuangan akan mudah dipengaruhi.

Anda mungkin juga menyukai