Anda di halaman 1dari 3

BAB 2

ETIKA PROFESIONAL

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dikembangkan dengan struktur baru,


disesuaikan dengan perkembangan berbagai Kompartemen dalam organisasi Ikatan Kuntan
Indonesia (IAI). IAI adalah organisasi profesi akuntan indonesia yang menampung berbagai
tipe Akuntan Indonesia. Ada 4 Kompartemen yang dibentuk dalam organisasi IAI:
Kompartemen Akuntan Publik, Kompartemen Akuntan Manajemen, Kompartemen Akuntan
Pendidik, dan Kompartemen Akuntan Sektor Publik. Sesuai dengan namanya, masing-
masing kompartemen tersebut secara berturut-turut digunakan untuk mengorganisasi
anggota IAI yang berprofesi sebagai akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan
pendidikan, dan akuntan sektor publik.

PERLUNYA ETIKA PROFESIONAL BAGI ORGANISASI PROFESI


Dasar pikiran yang melandasi penyusunan etika profesional setiap profesi adalah
kebutuhan profesi tersebut tentang kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa yang
diserahkan oleh profesi, terlepas dari anggota profesi yang menyerahkan jasa tersebut.
Kepercayaaan masyarakat terhadap mutu audit akan menjadi lebih tinggi jika profesi
akuntan publik menerapkan standar mutu yang tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan audit
yang dilakukan oleh anggota profesi tersebut.

KODE ETIK IKATAN AKUTANSI INDONESIA


Kode Etik Profesi Akuntan Publik (sebelumnya disebut Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik) adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota Institut Akuntan
Publik Indonesia atau IAPI (sebelumnya Ikatan Akuntan Indonesia - Kompartemen Akuntan
Publik atau IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAPI maupun yang bukan
anggota IAPI) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP).
Dalam konggres 1986, nama Kode Etik Ikatan Akutansi Indonesia diubah menjadi
“Kode Etik Akutan Indonesia”. Pasal-pasal dalam Kode Etik Akutan dikelompokkan menjadi
dua golongan : (1) Pasal-pasal yang mengatur prilaku semua akutan anggota IAI. (2) Pasal-
pasal yang mengatur semua akutan yang berpraktik dalam profesi akutan publik.

Kode Etik Akutan Indonesia ada 9 bagian :


1) Pembukaan
2) Bab I Kepribadian
3) Bab II Kecakapan Profesional
4) Bab III Tanggung Jawab
5) Bab IV Ketentuan Khusus
6) Bab V Pelaksanaan Kode Etik
7) Bab VI Suplemen dan Penyempurnaan
8) Bab VII Penutup
9) Bab VIII Pengesahan
Pada tahun1998 sampai sekarang nama itu diubah kembali ke “Kode Etik Ikatan Akutansi
Indonesia (Kode Etik IAI). Dengan struktur etika profesional yang baru yaitu “Delapan Prinsip
Etika” yang berlaku bagi seluruh anggota IAI (seluruh Kompartemen dibawah naungan IAI).

AKUTAN PUBLIK DAN AUDITOR INDEPENDEN


Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat, yaitu jasa
assurance, jasa atestasi, dan jasa nonassurance. 
 Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi
bagi pengambil keputusan.
 Jasa atestasi terdiri dari audit, pemeriksaan (examination), review, dan prosedur yang
disepakati (agreed upon procedure).
 Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang independen
dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang
material, dengan kriteria yang telah ditetapkan.
 Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia
tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk
lain keyakinan. Contoh jasa nonassurance yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik
adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi.
Auditor Independen : akutan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan
keuangan historis yang menyediakan jasa audit atas dasar standart auditing SPAP.

KERANGKA KODE ETIK IAI


Kode Etik IAI dibagi menjadi empat bagian berikut ini: 1)Prinsip Etika, 2)Aturan Etika,
3)Interprestasi Aturan Etika, 4) Tanya dan Jawab. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres IAI dan
berlaku bagi seluruh anggota IAI, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota
Kompartemen dan hanya mengikat anggota Kompartemen yang bersangkutan.

PRINSIP ETIKA PROFESI IKATAN AKUNTAN INDONESIA

a) Prinsip Pertama: Tanggung Jawab Profesi


Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan
dengan peranan tersebut, anggota memiliki tanggung jawab kepada semua pemakai jasa
profesional mereka.
b) Prinsip Kedua: Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, mengormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme.
c) Prinsip Ketiga: Integritas
Integritas adalah suatu satu kesatuan yang mendasari munculnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan
merupakan standar bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.
d) Prinsip Keempat: Objektivitas
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
anggota berdasarkan apa yang telah pemberi nilai dapatkan. Prinsip objektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur, secara intelektual, tidak
berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah
pengaruh pihak lain.
e) Prinsip Kelima: Kompetensi dan Kehati- hatian Profesional
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota tidak
diperkenankan menggambarkan pengalaman kehandalan kompetensi atau pengalaman
yang belum anggota kuasai atau belum anggota alami. Kompetensi profesional dapat
dibagi menjadi 2 fase yang terpisah: (1) Pencapaian Kompetensi Profesional.(2)
Pemeliharaan Kompetensi Profesional.
f) Prinsip Keenam: Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selam
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan. Anggota mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa
staff di bawah pengawasannya dan orang- orang yang diminta nasihat dan bantuannya
menghormati prinsip kerahasiaan.
g) Prinsip Ketujuh: Perilaku Profesional
Kewajiban untuk menghindari perbuatan atau tingkah laku yang dapat mendiskreditkan
atau mengurangi tingkat profesi harus dipenuhi oleh anggota sebgai perwujudan
tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staff,
pemberi kerja dan masyarakat umum.
h) Prinsip Kedelapan : Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan profesionalitasnya sesuai dengan standar teknis dan
standar professional yang ditetapkan secara relevan. Standar teknis dan standar
professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh IAI,
International Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang-
undangan yang relevan.

ATURAN ETIKA KOMPARTEMEN AKUTAN PUBLIK

a) 101 Independensi : Dalam menjalankan tugas seorang anngota KAP harus menerapkan
sikap independensi baik dalam fakta maupun penampilan.
b) 102 Integritas dan Objektivitas : Seorang anggota KAP harus bebas dari benturan
kepentingan dan tidak boleh membiarkan fakta salah saji material.
c) 201 Standart Umum : Anggota KAP harus mematuhi standart umum yang sudah
ditetapkan oleh IAI.
d) 202 Kepatuhan terhadap Standart : Anggota KAP dalam melakukan tugas jasa auditing
wajib mematuhi standart yang dikeluarkan oleh IAI.
e) 300 Tanggung Jawab Kepada Klien : Anggota KAP harus bertanggung jawab atas
pekerjaanya terhadap orang atau badan yang mengadakan perikatan dengan KAP.
f) 400 Tanggung Jawab Kepada Rekan Seprofesi
g) 500 Tanggung Jawab dan Praktik lain

Anda mungkin juga menyukai