PENGUJIAN PENGENDALIAN
Pengujian pengendalian adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk
menentukan efektivitas desain dan/atau operasi kebijakan dan prosedur struktur
pengendalian intern. Tujuan pengendalian intern mencakup (1) keandalan pelaporan
keuangan, (2) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan (3)
efektivitas dan efisiensi operasi, pengujian pengendalian yang dilakukan oleh auditor
hanya diterapkan terhadap pengendalian yang dipandang relevan dengan pencegahan
atau pendeteksian salah saji material dalam laporan keuangan.
Perencanaan pengendalian dilaksanakan oleh auditor selama perencanaan audit
dan dalam pekerjaan interim. Pengujian pengendalian juga dapat diterapkan dalam
kedua strategi audit : (1) pendekatan terutama substantif, dan (2) pendekatan risiko
pengendalian rendah.
Bantuan Langsung
Menurut SA Seksi 322 Pertimbangan Auditor atas Fungsi Audit Intern dalam
Audit atas Laporan Keuangan, auditor independen dapat meminta auditor intern
untuk memberikan bantuan langsung yang berkaitan dengan pekerjaan yang secara
spesifik diminta oleh auditor independen dari auditor intern untuk menyelesaikan
beberapa aspek pekerjaan auditor independen.
Saat Pengujian
Jika risiko deteksi adalah tinggi, pengujian substantif dapat dilaksanakan
beberapa bulan sebelum akhir tahun yang diaudit. Sebaliknya, jika risiko deteksi
untuk asersi tertentu adalah rendah, pengujian substantif biasanya dilaksanakan oleh
auditor pada atau mendekati tanggal neraca.
Lingkup Pengujian
Lingkup pengujian substantif menunjukkan jumlah pos atau besarnya sampel
yang diuji. Besarnya sampel merupakan masalah pertimbangan profesional. Auditor
dapat menggunakan pendekatan statistik untuk mengkuantifikasikan pertimbangan
profesionalnya dalam menentukan besarnya sampel untuk mencapai tingkat risiko
deteksi tertentu.
PENGEMBANGAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN SUBSTANTIF
Laporan keuangan berisi lima golongan asersi: keberadaan dan keterjadian,
kelengkapan hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, penyajian dan pengungkapan.
Laporan keuangan dinyatakan wajar bila kelima golongan asersi yang terdapat dalam
laporan keuangan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Dalam
mendesain pengujian substantif, auditor harus menentukan pengujian semestinya
untuk mencapai setiap tujuan audit khususnya yang berkaitan dengan setaip asersi.
Jika cara ini dilaksanakan untuk setiap akun yang disajikan dalam laporan kuangan,
tujuan audit secara umum dapat tercapai.