Anda di halaman 1dari 6

Risiko Deteksi dan Perancangan Uji Substantif

Risiko Deteksi dan Perancangan Uji Substantif


MENENTUKAN RISIKO DETEKSI
Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak akan menemukan salah saji material yang
ada di dalam sebuah asersi. Risiko deteksi yang direncanakan merupakan dasar tingkat
pengujian substantive yang direncanakan. Selanjutnya, risiko deteksi dapat dijabarkan ke
dalam risiko prosedur analitis dan pengujian rincian risiko.
Sebelum merancang pengujian substantive, auditor harus menentukan apakah tingkat
pengujian substantive yang direncanakan dan risiko deteksi terkait yang direncanakan perlu
di revisi.

Mengevaluasi tingkat pengujian substantive yang direncanakan


Pada saat mengevaluasi tingkat pengujian substantive yang direncanakan untuk setiap
asersi laporan keuangan yang signifikan, auditor akan mempertimbangkan bukti yang
diperoleh dari :
Penilaian risiko bawaan
Prosedur untuk memahami bisnis dan industry klien dan prosedur analitis terkait yang telah
dilengkapi
Pengujian pengendalian yang meliputi :
Bukti tentang efektivitas pengendalian intern yang didapat ketika memperoleh pemahaman
tentang pengendalian intern
Bukti tentang efektivitas pengendalian intern yang mendukung tingkat penilaian risiko
pengendalian yang lebih rendah
Auditor harus membandingkan tingkat actual atau final tentang keyakinan yang diperoleh
dari prosedur tersebut dengan penilaian tingkat risiko bawaan yang direncanakan, risiko
prosedur analitis, dan risiko pengendalian.
Tingkat pengujian substantive harus direvisi sebelum merancang pengujian substantive
spesifik untuk mengakomodasi suatu revisi dari tingkat risiko deteksi yang dapat diterima.
Merevisi risiko deteksi yang direncanakan
Jika diperlukan tingkat risiko deteksi yang direvisi ditentukan untuk setiap asersi dengan
cara yang sama dengan penentuan risiko deteksi yang direncanakan, kecuali bahwa hal
tersebut didasarkan pada penilaian actual atau final atas risiko pengendalian, bukan penilaian
tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk asersi tersebut.

Menspesifikasi risiko deteksi untuk pengujian substantive yang berbeda pada asersi
yang sama
Istilah risiko deteksi digunakan dalam bagian terdahulu untuk risiko dimana seluruh
pengujian substantive yang digunakan untuk menemukan bukti tentang asersi ternyata gagal
mendeteksi salah saji material. Semakin rendah risiko tidak terdeteksinya salah saji yang
material oleh prosedur analitis pendahuluan, semakin tinggi risiko deteksi untuk pengujian
rincian yang mengikutinya. Model kuantitatif guna menentukan tingkat risiko deteksi yang

dapat diterima untuk setiap pengujian rincian berdasarkan penilaian kuantitatif risiko bawaan,
risiko pengendalian, dan risiko prosedur analitis.
MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF
Pengujian substantive memberikan bukti tentang kewajaran setiap asersi laporan keuangan
yang signifikan.
SIFAT
Sifat pengujian substantive mengarah pada jenis dan efektivitas prosedur pemeriksaan yang
dilakukan.
a. Initial Procedures
b. Prosedur Analitis. Penggunaan prosedur analitis dalam perencanaan audit untuk mendukung
strategi audit dan untuk mengidentifikasi bidang risiko yang lebih besar atas salah saji. Untuk
beberapa asersi, prosedur analitis dianggap kurang efektif dibanding pengujian rincian.
Namun demikian, dalam beberapa kasus berlaku kebalikannya. Pengujian rincian atas
transaksi bervolume besar dan pendapatan bernilai kecil, akan sangat membosankan dan
mahal. Di pihak lain, pendapatan dalam kasus seperti itu sering diestimasi dengan derajat
ketepatan yang wajar dengan menggunakan variable independen seperti jumlah pelanggan,
tingkat penagihan untuk berbagai jenis jasa, data temperature, dan sebagainya
c. Pengujian rincian atas transaksi. Melibatkan penelusuran dan pemeriksaan. Prosedur lainnya
yang dapat dilakukan adalah pengajuan pertanyaan dan pelaksanaan perhitungan kembali.
Dalam pengujian tersebut, auditor menggunakan bukti yang diperoleh tentang beberapa atau
seluruh pendebatan dan pengkreditan secara individual dalam sebuah akun untuk membuat
kesimpulan tentang saldo akun. Efisiensi biaya pada pengujian rincian atas transaksi juga
dapat ditingkatkan jika dilakukan bersamaan dengan pengujian pengendalian sebagai sebuah
pengujian bertujuan ganda.
d. Pengujian rincian atas saldo. Berfokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo
akun, bukan debet dan kredit secara individual yang ada dalam neraca. Keefektifan pengujian
ini juga bergantung pada prosedur tertentu yang dilakukan dan jenis bukti yang diperoleh.
e. Pengujian atas estimasi akuntansi. Merupakan perkiraan elemen laporan keuangan, item, atau
akun atas tidak adanya pengukuran yang tepat. Biasanya meliputi pengujian atas saldo, tetapi
selalu memerlukan bukti yang unik. Estimasi akuntansi biasanya meliputi elemen prospektif
yang signifikan. Pertimbangan diperlukan dalam pembuatan estimasi akuntansi yang
mempunyai dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan perusahaan. Tujuan auditor
dalam mengevaluasi estimasi akuntansi adalah untuk memperoleh bukti kompeten yang
cukup untuk memberikan kepastian yang layak.
f. Test of presentation and disclosures (sesuai GAAP)
PENENTUAN WAKTU
Jika risiko deteksi tinggi, pengujian dapat dilakukan beberapa bulan sebelum akhir tahun.
a. Pengujian substantive sebelum tanggal neraca. Keputusan untuk melakukan pengujian
sebelum tanggal neraca harus didasarkan apakah auditor dapat:
- Mengendalikan bertambahnya risiko audit bahwa salah saji yang material akan ada dalam
akun tersebut pada tanggal neraca namun tidak dapat dideteksi oleh auditor
- Mengurangi biaya pengujian substantive yang diperluka pada tanggal neraca untuk
memenuhi tujuan audit yang direncanakan, sehingga pengujian sebelum tanggal neraca
menjadi efektif dalam segi biaya
LUAS PENGUJIAN SUBSTANTIF

Dalam praktik, perluasan digunakan untuk meratakan jumlah item atau ukuran sampel
dimana pengujian atau prosedur tertentu diterapkan. Dengan demikian, pengujian substantive
yang dilakukan semakin luas ketika auditor mengkonfirmasi 200 piutang usaha daripada 100
piutang usaha, atau menelusuri 100 ayat jurnal penjualan ke dokumen pendukung daripada 50
ayat jurnal.sampling statistic untuk pengujian substantive dapat digunakan dalam membantu
auditor menentukan ukuran sampel yang diperlukan untuk mencapai tingkat risiko deteksi
spesifik.
PEMILIHAN STAF
Due Profesional Care in the Performance of Work menyebutkan bahwa auditor harus
menetapkan tugas dan supervise yang sepadan dengan tingkat pengetahuan, keahlian, dan
kemampuan mereka sehingga mereka dapat mengevaluasi bukti audit yang sedang mereka
uji.
Hubungan antara komponen risiko audit dan sifat, waktu, serta luas pengujian
substantive
Sebagaimana telah disebutkan pada awal bab, perancangan pengujian substantive meliputi
sifat, waktu dan luas pengujian substantive untuk setiap asersi laporan keuangan yang
signifikan.

MENGEMBANGKAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN SUBSTANTIF


Penggunaan teknologi informasi untuk mendukung pengujian substantive
Disamping menggunakan teknik audit berbantuan computer untuk pengujian pengendalian,
perangkat lunak audit telah dikembangkan untuk berbagai aplikasi pengujian substantive
yang luas.
Perangkat lunak audit yang umum. Perangkat lunak tersebut digunakan oleh auditor untuk
arsip-arsip computer klien yang dihasilkan dalam berbagai data organisasi dan metode
pemrosesan, sehingga hal tersebut dapat dihubungkan dari sau klien ke klien lainnya.
Pemilihan dan pencetakan sampel-sampel audit
Sampel-sampel tersebut dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Piutang usaha pelanggan
secara individual mungkin dipilih untuk konfirmasi, atau auditor mungkin tertarik dalam
memperoleh daftar seluruh item yang nilainya melebihi jumlah normal tertentu. Sampel
tersebut dipilih berdasarkan berbagai criteria.
Pengujian kalkulasi dan pembuatan perhitungan
Pengujian penjumlahan ke samping, penjumlahan ke bawah atau perhitungan lain dapat
dilakukan. Kuantitas persediaan dapat dihitung dengan biaya per unit dan jumlah persediaan
yang di kalkulasi ulang, piutang usaha pelanggan dapat dijumlah ke bawah secara individual
dan total seluruh akun yang dibuat.
Peringkasan data dan pelaksanaan analisis
Auditor biasanya menginginkan data klien disusun kembali dalam cara yang akan sesuai
dengan tujuan tertentu. Dalam melaksanakan prosedur analitis, auditor dapat menggunakan
computer untuk menghitung rasio yang diinginkan dan data komperatif lainnya.
Perbandingan data audit dengan catatan computer

Data audit yang dihasilkan dari pekerjaan yang dilakukan oleh auditor dapat dibandingkan
dengan informasi dalam catatan computer. Uji hitung yang dibuat oleh auditor atas kuantitas
persediaan di tangan dapat dibandingkan dengan kuantitas yang ditunjukkan pada catatan
persediaan perpetual atau kuantitas yang ditentukan oleh perusahaan sebagai hasil dari
perhitungan fisik persediaan.
Hubungan antara asersi,tujuan audit khusus, dan pengujian substantive
Dalam perancangan pengujian substantive, auditor harus menemukan bahwa pengujian
yang sesuai telah diidentifikasi untuk mencapai tujuan audit khusus yang ada dalam setiap
asersi.
Program audit ilustratif untuk pengujian substantive
Program audit merupakan daftar prosedur audit yang akan dilakukan. Selain untuk daftar
prosedur audit, setiap program audit harus mempunyai kolom untuk (1) referensi silang
kertas kerja lainnya yang berisi bukti yang diperoleh dari setiap prosedur (ketika apat
diterapkan), (2) titik awal auditor yang melakukan setiap prosedur, dan (3) tampilan tanggal
pada prosedur yang telah diselesaikan. Program audit harus cukup rinci memberikan :
Garis besar pekerjaan yang akan dilakukan
Dasar koordinasi, supervise, dan pengendalian audit
Catatan pekerjaan yang dilakukan
Kerangka kerja umum pengembangan program audit untuk pengujian substantive
Pemahaman mengenai signifikansi kelompok transaksi dan pemicu ekonomi yang
mendasari kelompok transaksi tersebut, memberikan konteks penting untuk melakukan dan
mengevaluasi kewajaran bukti yang mendukung asersi manajemen dalam laporan keuangan.
Pengujian substantive berikutnya sering dilakukan pada catatan-catatan buku pembantu,
skedul pendukung, atau sampel-sampel yang ditarik darinya, maka merupakan hal yang logis
untuk memulai dengan memastikan bahwa catatan pendukung dikerjakan sesuai dengan buku
besar.
Spesifikasi prosedur analitis dipertimbangkan berikutnya karena, ketersediaan prosedur
efektif dapat mengurangi atau menghilangkan kebutuhan pengujian rincian yang lebih mahal.
Pengujian rincian atas transaksi biasanya dilakukan berikutnya karena dalam beberapa kasus
hal tersebut akan lebih murah untuk dilakukan daripada pengujian rincian atas saldo. Auditor
kemudian harus melakukan pengujian rincian atas saldo untuk memperoleh bukti secara
langsung tentang kewajaran penyajian saldo yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Program ini harus menspesifikasikan persyaratan khusus yang sebelumnya tidak ada dan
prosedur untuk menentukan bahwa penyajian dan pengungkapan yang ada dalam asersi
tersebut dikupas oleh program yang sesuai dengan GAAP.
Program audit dalam perikatan awal
Dalam sebuah perikatan awal, spesifikasi rinci dari pengujian substantive dalam program
audit umumnya tidak sempurna. Pertimbangan khusus untuk merancang program audit dalam
perikatan awal adalah (1) menentukan ketepatan saldo akun pada periode awal audit, dan (2)
memastikan prinsip akuntansi yang digunakan dalam periode sebelumnya sebagai dasar
untuk menentukan konsistensi penerapan prinsip semacam itu dalam periode berjalan.
Program audit dalam perikatan berulang
Auditor mempunyai akses ke program audit yang digunakan dalam periode sebelumnya dan
kertas kerja yang berkaitan dengan program tersebut. Program audit untuk perikatan saat ini

sering dipersiapkan sebelum auditor menyelesaikan penelitian dan evaluasinya terhadap


struktur pengendalian intern
PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM MERANCANG UJI SUBSTANTIF
Akun-akun laporan laba rugi
Secara tradisional, pengujian rincian atas saldo lebih berfokus pada asersi laporan keuangan
yang berkaitan dengan akun-akun neraca daripada akun laporan laba rugi. Pendekatan ini
efisien dan logis berkaitan dengan satu atau lebih akun-akun neraca.
Akun-akun Neraca
Piutang usaha
Persediaan
Beban dibayar di muka
Investasi
Aktiva tetap
Aktiva tak berwujud
Hutang akrual
Kewajiban berbunga

Akun laporan laba rugi terkait


Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Berbagai beban terkait
Pendapatan investasi
Beban penyusutan
Beban amortisasi
Beban bunga

Jika dibandingkan dengan uji substantive atas akun neraca, pengujian laporan laba rugi
lebih condong ke prosedur analitis dan sedikit ke pengujian rincian.
Prosedur analitis untuk akun-akun laporan laba rugi
Jenis pengujian substantive ini dapat digunakan secara langsung atau tidak langsung.
Pengujian langsung terjadi ketika akun pendapatan atau akun beban dibandingkan dengan
data relevan lainnya untuk menentukan kewajaran saldo tersebut. Pengujian ini tidak
langsung terjadi apabila bukti mengenai saldo laporan laba rugi diperoleh dari prosedur
analitis yang dipakai untuk akun neraca yang berhubungan.
Auditor mungkin memilih untuk menggunakan prosedur analitis sebagai pengujian
langsung atas beberapa saldo laporan laba rugi. Jika pengendalian terhadap transaksi
penyesuaian penjualan cukup andal, hanya prosedur analitis yang dipakai untuk akun retur
penjualan dan penyisihan.
Pengujian rincian atas akun-akun laporan laba rugi
Apabila bukti yang diperoleh dari prosedur analitis dan dari pengujian rincian atas akunakun neraca yang berkaitan tidak mengurangi risiko deteksi menjadi lebih rendah. Hal ini
dapat terjadi pada saat :
- Risiko bawaan tinggi
- Risiko pengendalian tinggi
- Prosedur analitis menentukan adanya fluktuasi hubungan yang tidak bias dan tidak
diharapkan
- Akun memerlukan analisis
Akun-akun yang ada dalam transaksi pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Auditor harus mengidentifikasi transaksi pihak yang mempunyai hubungan istimewa dalam
perencanaan audit. jenis transaksi ini menjadi perhatian auditor karena transaksi tersebut
tidak dilakukan berdasarkan sikap yang independen dari pihak-pihak yang bersangkutan. AU
334.09 menunjukkan bahwa pengujian substantive harus mencakup :

a)
b)
c)
d)
e)

Memperoleh pemahaman tentang tujuan bisnis dari transaksi tersebut


Memeriksa faktur, pelaksanaan persetujuan, kontrak, dan dokumen lain yang berkaitan
Menentukan apakah transaksi telah disetujui oleh dewan komisaris
Menguji kewajaran kompilasi jumlah yang akan digunakan
Menyusun audit atas saldo akun antarperusahaan yang dilakukan berulang pada tanggaltanggal berikutnya
f)
Menginspeksi dan memperoleh kepuasan berkaitan dengan transfer dan nilai jaminan

Anda mungkin juga menyukai