PENGANTAR
Prosedur Audit merupakan teknik yang harus dijalankan oleh auditor, dalam pelaksanaan
pekerjaan harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, sedangkan untuk Dokumentasi
Audit merupakan suatu hal yang wajib di persiapkan oleh auditor sebagai bukti dari hasil
pemeriksaan.
.
TUJUAN PERKULIAHAN
DESKRIPSI MATERI :
Auditor harus menghimpun bukti yang cukup untuk memperoleh dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien. Pengujian substantif
menyediakan bukti mengenai kewajaran setiap asersi laporan keuangan yang signifikan.
yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf (2003), “bukti audit adalah segala informasi
yang digunakan oleh auditor dalam menentukan kesesuian informasi yang sedang diaudit
a. sifat pengujian
b. waktu pengujian
c. dan luas pengujian substantif yang perlu untuk memenuhi tingkat risiko deteksi
Metodologi yang digunakan oleh auditor untuk merancang pengujian detail saldo
akun beorientasi pada tujuan spesifik audit. Pengujian detail saldo akun yang
direncanakan harus memadai untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit dengan
memuaskan.
4. Merancang pengujian detail saldo untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit
secara memuaskan.
Metodologi yang digunakan untuk merancang pengujian detail saldo
tersebut, adalah sama untuk setiap akun dalam laporan keuangan. Perancangan
pengujian detail saldo pada umumnya merupakan bagian yang paling sulit
rinci saldo yang akan dilakukan maka akan jelas terlihat bahwa semakin rendah
tingkat risiko, semakin rinci dan teliti tindakan yang akan diambil.
dicatat dan diposting secara tepat, maka auditor dapat meyakini bahwa saldo total
pengendalian.
Auditor biasanya menggunakan dokumen yang tersedia pada file klien dalam
pengujian ini. Efektivitas pengujian detail transaksi tergantung pada prosedur dan
daripada prosedur analitis. Oleh karena itu, pengujian ini lebih banyak
detail transaksi lebih sedikit membutuhkan biaya daripada pengujian detail saldo.
3. Prosedur Analisis
yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan yang
dikembangkan oleh auditor. Prosedur analitik merupakan bagian penting dalam proses
audit dan terdiri dari evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan
mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang satu dengan data
keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data nonkeuangan. Prosedur analitik
mencakup perbandingan yang paling sederhana hingga model yang rumit yang
akal di antara data dapat diharapkan tetap ada dan berlanjut, kecuali jika timbul kondisi
hubungan ini mencakup antara lain, peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, perubahan
mengevaluasi hasil prosedur analitik, dan secara umum juga menuntut dimilikinya
pengetahuan tentang klien dan industri yang menjadi tempat usaha klien. Pemahaman
atas tujuan prosedur analitik dan keterbatasannya juga penting. Oleh karena itu,
identifikasi hubungan dan jenis data yang digunakan, serta kesimpulan yang diambil
pertimbangan auditor.
audit lainnya.
audit.
Auditor mempertimbangkan tingkat keyakinan, jika ada, yang diinginkannya dari
pengujian substantif untuk suatu tujuan audit dan memutuskan, antara lain prosedur yang
mana, atau kombinasi prosedur mana, yang dapat memberikan tingkat keyakinan
tersebut. Untuk asersi tertentu, prosedur analitik cukup efektif dalam memberikan tingkat
keyakinan memadai. Namun, pada asersi lain, prosedur analitik mungkin tidak seefektif
atau seefisien pengujian rinci dalam memberikan tingkat keyakinan yang diinginkan.
Efektivitas dan efisiensi yang diharapkan dari suatu prosedur analitik dalam
a. Sifat asersi.
harapan.
d. Ketepatan harapan.
Tujuan prosedur analitik dalam perencanaan audit adalah untuk membantu dalam
perencanaan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit yang akan digunakan untuk memperoleh
bukti saldo akun atau golongan transaksi tertentu. Untuk maksud ini, prosedur analitik
biasa, dan jumlah, rasio serta trend yang dapat menunjukkan masalah yang
atas. Lebih lanjut kecanggihan, lingkup, dan saat audit, yang didasarkan atas
pertimbangan auditor dapat berbeda tergantung atas ukuran dan kerumitan klien. Untuk
beberapa entitas, prosedur analitik dapat terdiri dari review atas perubahan saldo akun
tahun sebelumnya dengan tahun berjalan, dengan menggunakan buku besar atau daftar
saldo (trial balance) tahap awal yang belum disesuaikan. Sebaliknya, untuk entitas yang
lain, prosedur analitik mungkin meliputi analisis lapotan keuangan triwulan yang
ekstensif.
Program audit adalah dokumen yang memuat pernyataan tujuan audit dan rencana
langkah-langkah audit (biasanya dalam bentuk kalimat perintah) untuk mencapai tujuan
audit tersebut. Contoh tujuan audit: untuk mengetahui keberadaan barang inventaris.
Langkah auditnya: Lakukan inventarisasi fisik (stock opname) barang inventaris, hasilnya
pengujian dan pengendalian dan pada tahap audit pendahuluan dalam rangka pengujian
program audit ini dapat dijelaskan sebagai rencana kerja untuk menguji
Pada audit keuangan, program audit untuk pengujian substantif dan pengujian
pengendalian dapat disusun sekaligus, terutama karena standar penyajian pos-pos laporan
keuangan sudah baku sifatnya. Tetapi pada audit operasional dan audit kepatuhan,
program audit substantif biasanya baru bisa dibuat setelah pengujian pengendalian selesai
mereka.
5. Konfirmasi.
6. Analisis.
diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya. Contoh kertas
ikhtisar dari dokumen-dokumen perusahaan, dan daftar atau komentar yang dibuat atau
diperoleh auditor. Kertas kerja dapat pula berupa data yang disimpan dalam pita
tertentu. Informasi yang tercantum dalam kertas kerja merupakan catatan utama
pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh auditor dan simpulan-simpulan yang dibuatnya
3. Sifat laporan keuangan, daftar, dan keterangan yang perlu bagi auditor dalam
pembuatan laporan.
Kuantitas, tipe, dan isi kertas kerja bervariasi dengan keadaan yang dihadapi oleh
auditor, namun harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok dengan
laporan keuangan atau informasi lain yang dilaporkan serta standar pekerjaan lapangan
yang dapat diterapkan telah diamati. Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang
memperlihatkan:
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang
telah dilakukan.
3. Bukti audit yang telah diperoleh, prosedur audit yang telah diterapkan, dan
Kertas kerja adalah milik auditor. Namun hak dan kepemilikan atas kertas kerja
masih tunduk pada pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan
Publik yang berkaitan dengan hubungan yang bersifat rahasia dengan klien. Seringkali
kertas kerja tertentu auditor dapat berfungsi sebagai sumber acuan bagi kliennya, namun
kertas kerja harus tidak dipandang sebagai bagian dari, atau sebagai pengganti terhadap,
catatan akuntansi klien. Auditor harus menerapkan prosedur memadai untuk menjaga
keamanan kertas kerja dan harus menyimpannya dalam periode yang dapat memenuhi
penyimpan dokumen.