Anda di halaman 1dari 10

NAMA : AINUR ROFIQ JANU WARDANA

NIM : 11312600

PROSEDUR AUDIT UNTUK MENANGGAPI RISIKO DINILAI :


PENGUJIAN SUBSTANTIF

MENILAI RISIKO SALAH SAJI MATERIAL

Langkah-langkah Untuk Menilai Risiko Salah Saji Material

Perancangan pengujian substantif meliputi keputusan tentang sifat, waktu, dan


luasnya pengujian yang dilakukan, serta penentuan staf audit. Topik dalam bab ini meliputi:

 Penentuan risiko deteksi pertimbangan umum dalam perancangan pengujian substantif


 Pengembangan program audit untuk pengujian substantif
 Timbangan khusus dalam perancangan pengujian substantif untuk jenis-jenis akun yang
berbeda

Besaran Potensi Salah Saji

Berikut ini adalah beberapa contoh tentang bagaimana auditor dapat


mempertimbangkan besarnya salah saji potensial dalam laporan keuangan.

 Keberadaan persediaan lebih signifikan bagi produsen dari pada sebuah hotel atau
banyak perusahaan jasa lainnya.
 Persediaan lebih rentan terhadap pencurian untuk toko perhiasan daripada untuk
perusahaan kayu.
 Beban penyusutan aset tetap lebih penting bagi produsen kertas daripada untuk sebuah
biro iklan.
 Kelengkapan pendapatan diterima di muka lebih signifikan untuk sebuah perusahaan
perangkat lunak daripada titik jual pengecer.

Kemungkinan Salah Saji Material

Setelah auditor telah mengidentifikasi risiko salah saji material, auditor juga harus
mempertimbangkan seberapa besar kemungkinannya. Setelah auditor telah mengidentifikasi
berbagai risiko bisnis, risiko yang melekat, dan risiko kecurangan yang mungkin
mempengaruhi laporan keuangan, ia harus mempertimbangkan kecukupan pengendalian
internal.
Menentukan Risiko Audit

Resiko deteksi adalah resiko auditor tidak akan menemukan salah saji material yang
belum ada dalam asersi. Untuk menggunakan tinjauan risiko kuantitatif atau non kuantitatif,
risiko deteksi yang direncanakan ditentukan berdasarkan hubungan yang diekspresikan dalam
modul berikut:

AR
DR = IRxCR
¿
¿

Model tersebut menunjukan bahwa untuk tingkat resiko audit tentu (audit risk/AR)
yang ditentukan oleh auditor, resiko deteksi (detection risk/DR) berbanding terbaik dengan
resiko bawaan (inherent risk/IR) yang diperhitungkan dan risiko pengendalian (control
risk/CR). Risiko deteksi yang direncanakan merupakan dasar tingkat penggunaan subtantif
yang direncanakan.

MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF

Pengujian substantif memberikan bukti tentang kewajaran setiap asersi laporan


keuangan yang signifikan. Selain itu, pengujian subtantif juga dapat menemukan kesalahan
moneter atau salah saji dalam pencatatan atau pelaporan transaksi dan saldo.

Melakukan Prosedur Audit Lanjutan

 Perbedaan antara uji kontrol dan pengujian substantif


 Bagaimana teknologi informasi dan audit software umum dapat digunakan untuk
mendukung pengujian substantif
 Audit pilihan dalam desain pengujian substantif
 Pertimbangan khusus dalam desain pengujian substantif

Perbandingan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif

Dua aspek penting dari pelaksanaan prosedur audit lebih lanjut dalam pengumpulan
bukti audit meliputi pembuatan keputusan tentang campuran pengujian pengendalian dan
pengujian substantif.

Menggunakan Teknoogi Informasi Untuk Mendukung Pengujian Substantif

Ketika klien menggunakan teknologi informasi untuk aplikasi akuntansi, auditor


memiliki kesempatan untuk menggunakan paket perangkat lunak audit untuk membuat audit
lebih efektif dan lebih efisien.
Perangkat Lunak Yang Umum

Perangkat lunak umum adalah perangkat lunak auditor yang bisa digunakan untuk
menganalisis dan menguji file komputer klien. Sehingga hal tersebut dapat dihubungkan dari
satu klien ke klien lainnya. Paket tersebut tersedia dengan biaya sedang dari pemasok
perangkat lunak, AICPA, dan kantor akuntan publik yang memasarkan paket hasil
pengembangan mereka sendiri. Penggunaan perangkat lunak audit memungkinkan auditor
mengerjakan data dalam jumlah banyak yang besar dan efektif. Perangkat lunak dapat
dirancang untuk melakukan hampir seluruh prosedur audit yang dapat dilakukan auditor
secara manual.

Rekonsiliasi Lengkap Audit Data Dengan Buku Besar

Langkah awal yang sangat penting meliputi membutuhkan catatan yang lengkap dari
klien dan menguji data untuk membuat yakin bahwa data cocok dengan buku besar. Auditor
selalu membutuhkan file seperti file akun piutang atau file persediaan klien. Auditor
membutuhkan file akun piutang dari klien yang digunakan oleh auditor untuk menyiapkan
konfirmasi. Jadi, sebuah langkah awal yang penting meliputi penggunaan perangkat lunak
umum untuk menjumlah informasi yang lengkap dan membandingkan pengendalian jumlah
ke buku besar.

Memilih dan Mencetak Sampel Audit

Komputer dapat di programkan untuk menyeleksi sampel audit yang meliputi kriteria
khusus oleh auditor. Sampel ini dapat digunakan untuk beberapa tujuan. Akun piutang
pelanggan di seleksi untuk konfirmasi atau auditor akan tertarik untuk mengurutkan semua
item. Pada kasus permintaan konfirmasi, komputer akan digunakan untuk mencetak surat
konfirmasi.

Menguji Perhitungan dan Membuat Komputasi

Penggunaan komputer selain itu adalah untuk menguji keakuratan komputasi dalam
mesin pembaca data. Pengujian ekstensi, footing atau komputasi lainnya akan dilakukan.
Kuantitas persediaan dapat di hitung dengan biaya unit dan jumlah persediaan yang
dikalkulasikan. Auditor akan bersedia untuk menggunakan data klien untuk menghitung
kembali daftar piutang.

Menguji Seluruh Populasi

Perangkat lunak umum mengijinkan auditor untuk menyaring seluruh populasi


daripada mengandalkan sampel prosedur. Seorang auditor mungkin akan menguji cadangan
kerugian piutang dengan menggunakan perangkat lunak umum untuk mengembangkan
catatan pembayaran untuk masing-masing pelanggan.
Ringkasan Data dan Melakukan Analisis

Kebanyakan auditor berkeinginan mempunyai data klien yang terorganisir dengan


cara yang akan sesuai dengan tujuan tertentu. Contohnya, auditor mungkin akan mencari
pergerakan yang lambat pada itme persediaan, saldo debit pada utang atau akun piutang yang
lalu.

PILIHAN AUDIT DALAM PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF

Pengujian substantif adalah bagian yang sangat penting pada proses memperoeh bukti
kompetensi ynag cukup sebagai kebutuhan standar kerja lapangan. Pengujian substantif
menyediakan bukti tentang keadilan masing-masing asersi laporan keuangan yang signifikan
atau mengungkapan kesalahan moneter atau salah saji dalam mencatat atau melaporkan
transaksi dan saldo.

Sifat pengujian substantif

Sifat pengujian sunstantif mengarah pada jenis dan efektivitas prosedur pemeriksaan
yang dilakukan. Jika tingkat risiko deteksi yang dapat diterima rendah, auditor harus
menggunakan prosedur yang lebih efektif, dan biasanya lebih mahal. Jika tingkat risiko
deteksi yang dapat diterima tinggi, prosedur yang kurang efektif dan murah dapat digunakan.

1. Prosedur Awal

Beberapa tiper prosedur awal adalah menunjukkan pengujian substantif sebelumnya.


Pertama, auditor harus memahami isi transaksi ekonomi yang menjadi subjek audit.
Contohnya adalah, ketika duit piutang dan pendapatan, penting untuk memahami sifat dari
produk yang sedang dijual. Ini mungkin cara yang singkat untuk menjual barang. Pada waktu
yang sama, auditor membutuhkan peringatan untuk menandai transaksi yang efektif. Hal lain
yang penting pada prosedur awal meliputi saldo tracing awal pada buku besar ke saldo yang
diaudit pada laporan keuangan. Hal ini sangat penting untuk menguji kelengkapan dan
keakuratan data dalam catatan akuntansi. Dua prosedur awal yang dibutuhkan untuk
mempertimbangkan pada awal audit adalah (1) menentukan properti saldo akun pada awal
periode yang di audit (2) memastikan prinsip akuntansi yang digunakan pada periode
sebelumnya sebagai dasar menentukan konsistensi aplikasi seperti prinsip pada periode
berjalan.

2. Prosedur Analitis Substantif

Penggunaan prosedur analitis dalam perencanaan audit untuk mengidentifikasi bidang


risiko yang lebih besar atau salah saji material.prosedur analitis juga dapat digunakan dalam
fase pengujian audit seperti pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang asersi
tertentu. ketika hasil prosedur substantif analitis sesuai dengan harapan dan dapat diterima
tingkat risiko deteksi untuk asersi yang tinggi, hal ini mungkin tidak diperlukan pelaksanaan
pengujian secara detail.
3. Pengujian Rincian Atas Transaksi

Melibatkan penelusuran (tracing) dan pemeriksaan (vouching). Sebagai contoh,


transaksi yang rinci dapat ditelusuri dari dokumen sumber seperfi faktur dan voucher
penjualan ke ayat jurnal dalam catatan akuntansi seperti jurnal penjualan dan register
voucher.Fokus auditor dalam melakukan pengujian ini adalah penemuan kesalahan monter,
bukan penyimpangan dari pengendalian. Penelusuran bermanfaat dalam pengujian kurang
saji, dan vouching bermanfaat untuk pengujian lebih saji. Prosedur lainnya yang dapat
dilakukan adalah pengajuan dan pelaksanaan perhitungan kembali. Auditor menggunakan
bukti yang diperoleh tentang beberapa (sample) atau seluruh pendebetan dan pengkreditan
secara individual dalam sebuah akun untuk membuat kesimpulan tentang saldo akun.

4. Pengujian Rincian Atas Saldo

Berfokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo akun, bukan debet dan
kredit secara individual yang ada dalam neraca. Sebagai contoh, auditor meminta kepada
bank untuk mengkonfirmasi saldo kas dan pelanggan untuk mengkonformasi saldo piutang
usaha. Gambaran bagaimana efektivitas pengujian saldo dapat disesuaikan guna membuat
tingkat risiko deteksi yang berbeda untuk penilaian atau alokasi asersi kas di bank:

Risiko Deteksi Pengujian Rincian Atas Saldo


Tinggi Menscan rekonsiliasi bank yang disiapkan klien dan memverifikasi
ketepatan matematis atas rekonsiliasi tersebut.
Sedang Review rekonsiliasi bank yng disiapkan klien dan memverifikasi pos
pos rekonsiliasi yang penting serta ketepatan matematis rekonsiliasi
tersebut.
Rendah Siapkan rekonsiliasi bank dengan menggunakan laporan bank yang
diperoleh dari klien dan lakukan verifikasi pos pos rekonsiliasi yang
penting serta ketepatan matematisnya.
Sangat Rendah Meminta laporan bank langsung dari bank, menyiapkan rekonsiliasi
bank dan melakukan verifikasi pada seluruh pos pos rekonsiliasi serta
ketepatan matematisnya.

Saat risiko deteksi tinggi, auditor menggunakan dokumen dokumen yang disiapkan
secara internal dan melakukan prosedur audit secara terbatas. Sebalinya, pada saat risiko
deteksi rendah, auditor menggunakan dokumen yang diperoleh secara langsung dari bank dan
melakukan prosedur audit yang diperluas.

5. Pengujian Rincian Atas Estimasi Akuntansi

Estimasi akuntansi merupakan perkiraan elemen laporan keuangan, item atau akun
atas tidak adanya pengukuran yang tepat. Pengujian ini biasanya meliputi pengujian atas
saldo tetapi selalu memerlukan bukti yang unik. Sebagai contoh, konfirmasi piutang usaha
dapat memberikan bukti bahwa pelanggan mempunyai hutang dalam jumlah tertentu kepada
perusahaan.
AU 342.07, Auditing Accounting Estimates (SAS 57) menyebutkan bahwa tujuan
auditor dalam mengevalusi estimasi akuntansi adalah untuk memperoleh bukti kompeten
yang cukup untuk memberikan kepastian yang layak bahwa:

 Seluruh estimasi akuntansi yang penting dalam laporan keuangan telah dikembangkan
 Estimasi akuntansi telah sesuai dengan lingkungan atau situasi yang ada
 Estimasi akuntansi telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dan
diungkalkan secara memadai

6. Pengujian Rincian Pengungkapan

Pengujian rincian pengungkapan adalah pengujian untuk mengevaluasi kelengkapan,


keberadaan dan hak dan kewajiban, penilaian dan alokasi, dan klasifikasi yang dimengerti
dari pengungkapan. Kebanyakan auditor akan menguji kelengkapan pengungkapan dengan
bantuan keputusan seperti checklist pengungkapan. Daftar pembanding pengungkapan
biasanya diselenggarakan oleh saldo rekening atau topik pelaporan keuangan dan
menyediakan ringkasan rinci jenis pengungkapan yang diperlukan oleh GAAP. Dalam proses
menyelesaikan audit, individu di tim audit harus menyelesaikan checklist pengungkapan dan
membandingkan pengungkapan yang ada untuk potensi pengungkapan diperlukan dalam
laporan keuangan. Pengujian keberadaan dan hak dan kewajiban, penilaian dan alokasi, dan
pernyataan pengklasifikasian yang terkait dengan pengungkapan laporan keuangan biasanya
melibatkan pengujian langsung dari pengungkapan, seperti membaca kontrak, vouching
informasi kepada informasi transaksi yang mendasari, membenarkan informasi dengan pihak
ketiga di luar, dan reperforming perhitungan.

Menanggapi Risiko Yang Melekat Signifikan

Ketika auditor mengidentifikasi risiko sebagai risiko yang melekat signifikan, auditor
harus merespon dengan pengujian rincian transaksi saldo. Auditor juga dapat
menggabungkan pengujian rincian transaksi atau saldo dengan prosedur analitis yang secara
khusus responsif terhadap risiko. Jika auditor mengandalkan pengendalian internal untuk
memodifikasi sifat, waktu, atau lingkup pengujian audit, auditor harus mendapatkan bukti
tentang operasi yang efektif dari pengendalian internal selama periode audit saat ini. Oleh
karena itu, auditor biasanya akan mengaudit pengakuan pendapatan dengan melakukan
pengujian transaksi untuk mengevaluasi kesesuaian pengakuan pendapatan mengingat rincian
spesifik transaksi. Auditor mungkin akan memusatkan perhatian lebih pada pengakuan
pendapatan untuk transaksi yang kompleks dengan beberapa kiriman dari pada transaksi
sederhana yang terkait dengan pengiriman barang.

Penentuan Waktu Pengujian Substantif

Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima mungkin mempengaruhi penentuan waktu
pengujian substantif. Jika risiko deteksi tinggi, pengujian dapat dilakukan beberapa bulan
sebelum akhir tahun. Sebaliknya, pada saat risiko deteksi untuk suatu asersi rendah,
pengujian substantif dilakukan pada atau mendekati tanggal neraca.
Pengujian Substantif Sebelum Tanggal Neraca

Seorang auditor dapat melakukan pengujian substantif atas rincian akun pada tanggal
interim. Keputusan untuk melakukan pengujian sebelum tanggal neraca harus berdasarkan
apakah auditor dapat mengendalikan bertambahnya risiko audit bahwa salah saji yang
material akan ada dalam akun tersebut pada tanggal neraca namun tidak dapat dideteksi oleh
auditor. Risiko tersebut semakin besar jika periode waktu yang tersisa antara tanggal
pengujian interim dan tanggal neraca diperpanjang.

AU 313, Substantive Tests Prior to Balance Sheet Date (SAS No.45), menyebutkan
kondisi yang memberikan kontribusi pengendalian risiko adalah pengendalian intern yang
efektif selama periode yang tersisa, tidak ada kondisi atau lingkungan yang dapat mendorong
manajemen untuk membuat salah saji dalam laporan keuangan selama periode yang tersisa
tersebut, saldo akhir tahun dari akun yang diuji pada tanggal interim, serta sistem akuntansi
klien dapat memberikan informasi mengenai transaksi tidak biasa yang signifikan dan
fluktuasi signifikan yang dapat terjadi dalam periode yang tersisa tersebut. Pengujian
substantif sebelum tanggal neraca tidak membatasi kebutuhan pengujian substantif pada
tanggal neraca. Beberapa pengujian untuk periode sisa biasanya meliputi:

 Perbandingan saldo akun pada dua tanggal untuk mengidentifikasi jumlah yang
kelihatannya tidak biasa dan menyelidiki jumlah tersebut.
 Prosedur analitis lainnya atau pengujian substantif rincian lainnya untuk memberikan
dasar yang layak bagi perluasan kesimpulan audit interim sampai tanggal neraca.

Luas Pengujian Substantif

Semakin banyak bukti yang diperlukan untuk mencapai tingkat risiko deteksi yang
rendah yang dapat diterima dari pada risiko deteksi yang tinggi. Auditor dapat mengubah
jumlah bukti yang diperoleh dengan mengubah luas pengujian substantif yang dilakukan.
Dalam praktik, perluasan digunakan untuk merata-ratakan jumlah item atau ukuran sampel di
mana pengujian atau prosedur tertentu diterapkan. Ukuran sampel di mana pengujian tertentu
diterapkan merupakan bahan pertimbangan profesional. Sampling statistik untuk pengujian
substantif dapat digunakan dalam membantu auditor menentukan ukuran sampel yang
diperlukan untuk mencapai tingkat risiko deteksi spesifik.

Pemilihan Staf Pengujian Substantif

AU 230, Due Professional Care in the Performance of Work (SAS N0.1),


menyebutkan bahwa auditor harus menetapkan tugas dan supervisi yang sepadan dengan
tingkat pengetahuan, keahlian, dan kemampuan mereka sehingga mereka dapat mengevaluasi
bukti audit yang sedang mereka uji. SAS No. 99, Consideration of Fraud in a Financial
Statement Audit (AU 316.50), menyebutkan bahwa auditor dapat merespon risiko salah saji
yang material karena adanya kesalahan dalam penunjukan personil. Tugas seperti audit
estimasi akuntansi memerlukan tingkat keahlian dan pengalaman industri yang lebih besar
dari pada tugas untuk melakukan pengujian saldo. Pengujian substantif harus ditugaskan
kepada personil dengan keahlian, kemampuan, dan pengalaman yang cukup.
Ringkasan Hubungan Antara Komponen Risiko Audit dan Sifat, Waktu, dan Luas
Pengujian Substantif

Grafik ringkasan beberapa hubungan penting di antara komponen risiko audit dan
sifat, waktu, dan luas pengujian substantif disajikan pada gambar 12-7.

Gambar 12-7 Hubungan Antara Komponen Risiko Audit dan Sifat, Waktu, dan Luas
Pengujian Substantif

Kombinasi Penilaian Tingkat Risiko


Bawaan dan Risiko Pengendalian

Maksimum Tinggi Sedang Rendah

Tingkat Risiko Deteksi Yang Dapat Diterima

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi

Pengujian Substantif

Lebih Efektif Sifat Kurang Efektif

Akhir Tahun Waktu Interim

Sampel Lebih Besar Luas Sampel Lebih Kecil

Lebih Berpengalaman Pemilihan Staf Kurang Berpengalaman


PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM MERANCANG PENGUJIAN SUBTANTIF

2 jenis pertimbangan khusus :

1. Hubungan antara Auditing Balance Sheet dan Akun-akun Income Statement


2. Implikasi dari transaksi dengan pihak terkait

Auditing Balance Sheet dan Akun-akun Income Statement

Secara tradisional, asersi saldo rekening difokuskan pada neraca sedangkan asersi
transaksi focus pada income statement dan laporan cash flow. Berikut ini adalah contoh akun
yang saling terhubung (akun inc. statement berkaitan dengan akun balance sheet).

Akun Balance Sheet Akun Income Statement Terkait


Piutang Penjualan
Persediaan HPP
Beban dibayar dimuka Berbagai Beban Terkait
Investasi Pendapatan Investasi
Aset Tetap Beban Penyusutan
Hutang Akrual dan Beban Aktual Berbagai Beban Terkait
Kewajiban Berbunga Beban Bunga

Akun Yang Melibatkan Transaksi Dengan Pihak Terkait

Auditor harus mengidentifikasi transaksi dengan pihak terkait (related party) dalam
perencanaan audit. Jenis transaksi ini menjadi perhatian auditor karena transaksi dilakukan
tidak berdasar dengan sikap independen pihak-pihak bersangkutan. Maka auditor harus
melihat dampak pengaruh transaksi tersebut pada laporan keuangan. Related parties,
menunjukkan bahwa uji subtantif harus mencakup hal-hal :

 Memperoleh pemahaman tentang tujuan bisnis dari transaksi tersebut.


 Memeriksa faktur, pelaksanaan persetujuan, kontrak, dan dokumen lain yang berkaitan,
seperti laporan penerimaan dan dokumen pengiriman.
 Menentukan apakah transaksi telah disetujui oleh dewan komisaris atau pejabat
berwenang.
 Menguji kewajaran kompilasi jumlah yang akan diungkapkan atau dipertimbangkan
untuk pengungkapan, dalam laporan keuangan.
 Menyusun audit atas saldo akun antarperusahaan yang dilakukan berulang pada tanggal-
tanggal berikutnya, meski tahun fiskalnya berbeda, dan untuk pengujian spesifikasi,
kepentingan, dan transaksi pihak terkait dengan auditor untuk setiap kelompok tsb,
dengan pertukaran informasi relevan yang sesuai.
 Menginspeksi atau mengkonfirmasi dan memperoleh kepuasan berkaitan dengan transfer
dan nilai jaminan.
MENGEMBANGKAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN SUBTANTIF

KERANGKA UMUM UNTUK MENGEMBANGKAN PROGRAM AUDIT UNTUK


PENGUJIAN SUBTANTIF

Kerangka umum untuk mengembangkan program audit harus menyelesaikan 2 tugas :

1. Harus menggambarkan sifat prosedur yang harus dilakukan


2. Harus memastikan bahwa bukti audit yang diperoleh untuk semua asersi laporan
keuangan

Sifat Prosedur yang Harus Dilakukan

Program subtantif audit seluruh sisa teks akan diatur menurut sifat pengujian substantive,
yaitu sebagai berikut:

1. Prosedur awal
2. Prosedur analitis substantif
3. Tes rinci mengenai transaksi
4. Tes rinci mengenai saldo
5. Tes rinci mengenai estimasi akuntansi
6. Tes rinci mengenai pengungkapan

Dalam prosedur audit daftar tambahan, program audit harus memiliki kolom untuk :

1. Referensi silang ke kertas kerja lain yang mengandung bukti yang diperoleh dari masing-
masing prosedur
2. Prosedur awal dari auditor yang dilakukan setiap prosedur
3. Kinerja tanggal prosedur selesai

Program audit harus cukup rinci untuk memberikan :

1. Garis besar pekerjaan yang harus diselesaikan


2. Dasar untuk koordinasi, pengawasan, dan pengendalian audit
3. Catatan pekerjaan yang telah dilakukan

Menangani Semua Pernyataan

Terakhir, penting bahwa setiap program audit subtantif mencakup pernyataan yang
relevan untuk semua laporan keuangan. Kerangka ini juga memastikan bahwa auditor
merencanakan tes pemeriksaan untuk setiap asersi dalam laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai