NIM : 11312600
Keberadaan persediaan lebih signifikan bagi produsen dari pada sebuah hotel atau
banyak perusahaan jasa lainnya.
Persediaan lebih rentan terhadap pencurian untuk toko perhiasan daripada untuk
perusahaan kayu.
Beban penyusutan aset tetap lebih penting bagi produsen kertas daripada untuk sebuah
biro iklan.
Kelengkapan pendapatan diterima di muka lebih signifikan untuk sebuah perusahaan
perangkat lunak daripada titik jual pengecer.
Setelah auditor telah mengidentifikasi risiko salah saji material, auditor juga harus
mempertimbangkan seberapa besar kemungkinannya. Setelah auditor telah mengidentifikasi
berbagai risiko bisnis, risiko yang melekat, dan risiko kecurangan yang mungkin
mempengaruhi laporan keuangan, ia harus mempertimbangkan kecukupan pengendalian
internal.
Menentukan Risiko Audit
Resiko deteksi adalah resiko auditor tidak akan menemukan salah saji material yang
belum ada dalam asersi. Untuk menggunakan tinjauan risiko kuantitatif atau non kuantitatif,
risiko deteksi yang direncanakan ditentukan berdasarkan hubungan yang diekspresikan dalam
modul berikut:
AR
DR = IRxCR
¿
¿
Model tersebut menunjukan bahwa untuk tingkat resiko audit tentu (audit risk/AR)
yang ditentukan oleh auditor, resiko deteksi (detection risk/DR) berbanding terbaik dengan
resiko bawaan (inherent risk/IR) yang diperhitungkan dan risiko pengendalian (control
risk/CR). Risiko deteksi yang direncanakan merupakan dasar tingkat penggunaan subtantif
yang direncanakan.
Dua aspek penting dari pelaksanaan prosedur audit lebih lanjut dalam pengumpulan
bukti audit meliputi pembuatan keputusan tentang campuran pengujian pengendalian dan
pengujian substantif.
Perangkat lunak umum adalah perangkat lunak auditor yang bisa digunakan untuk
menganalisis dan menguji file komputer klien. Sehingga hal tersebut dapat dihubungkan dari
satu klien ke klien lainnya. Paket tersebut tersedia dengan biaya sedang dari pemasok
perangkat lunak, AICPA, dan kantor akuntan publik yang memasarkan paket hasil
pengembangan mereka sendiri. Penggunaan perangkat lunak audit memungkinkan auditor
mengerjakan data dalam jumlah banyak yang besar dan efektif. Perangkat lunak dapat
dirancang untuk melakukan hampir seluruh prosedur audit yang dapat dilakukan auditor
secara manual.
Langkah awal yang sangat penting meliputi membutuhkan catatan yang lengkap dari
klien dan menguji data untuk membuat yakin bahwa data cocok dengan buku besar. Auditor
selalu membutuhkan file seperti file akun piutang atau file persediaan klien. Auditor
membutuhkan file akun piutang dari klien yang digunakan oleh auditor untuk menyiapkan
konfirmasi. Jadi, sebuah langkah awal yang penting meliputi penggunaan perangkat lunak
umum untuk menjumlah informasi yang lengkap dan membandingkan pengendalian jumlah
ke buku besar.
Komputer dapat di programkan untuk menyeleksi sampel audit yang meliputi kriteria
khusus oleh auditor. Sampel ini dapat digunakan untuk beberapa tujuan. Akun piutang
pelanggan di seleksi untuk konfirmasi atau auditor akan tertarik untuk mengurutkan semua
item. Pada kasus permintaan konfirmasi, komputer akan digunakan untuk mencetak surat
konfirmasi.
Penggunaan komputer selain itu adalah untuk menguji keakuratan komputasi dalam
mesin pembaca data. Pengujian ekstensi, footing atau komputasi lainnya akan dilakukan.
Kuantitas persediaan dapat di hitung dengan biaya unit dan jumlah persediaan yang
dikalkulasikan. Auditor akan bersedia untuk menggunakan data klien untuk menghitung
kembali daftar piutang.
Pengujian substantif adalah bagian yang sangat penting pada proses memperoeh bukti
kompetensi ynag cukup sebagai kebutuhan standar kerja lapangan. Pengujian substantif
menyediakan bukti tentang keadilan masing-masing asersi laporan keuangan yang signifikan
atau mengungkapan kesalahan moneter atau salah saji dalam mencatat atau melaporkan
transaksi dan saldo.
Sifat pengujian sunstantif mengarah pada jenis dan efektivitas prosedur pemeriksaan
yang dilakukan. Jika tingkat risiko deteksi yang dapat diterima rendah, auditor harus
menggunakan prosedur yang lebih efektif, dan biasanya lebih mahal. Jika tingkat risiko
deteksi yang dapat diterima tinggi, prosedur yang kurang efektif dan murah dapat digunakan.
1. Prosedur Awal
Berfokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo akun, bukan debet dan
kredit secara individual yang ada dalam neraca. Sebagai contoh, auditor meminta kepada
bank untuk mengkonfirmasi saldo kas dan pelanggan untuk mengkonformasi saldo piutang
usaha. Gambaran bagaimana efektivitas pengujian saldo dapat disesuaikan guna membuat
tingkat risiko deteksi yang berbeda untuk penilaian atau alokasi asersi kas di bank:
Saat risiko deteksi tinggi, auditor menggunakan dokumen dokumen yang disiapkan
secara internal dan melakukan prosedur audit secara terbatas. Sebalinya, pada saat risiko
deteksi rendah, auditor menggunakan dokumen yang diperoleh secara langsung dari bank dan
melakukan prosedur audit yang diperluas.
Estimasi akuntansi merupakan perkiraan elemen laporan keuangan, item atau akun
atas tidak adanya pengukuran yang tepat. Pengujian ini biasanya meliputi pengujian atas
saldo tetapi selalu memerlukan bukti yang unik. Sebagai contoh, konfirmasi piutang usaha
dapat memberikan bukti bahwa pelanggan mempunyai hutang dalam jumlah tertentu kepada
perusahaan.
AU 342.07, Auditing Accounting Estimates (SAS 57) menyebutkan bahwa tujuan
auditor dalam mengevalusi estimasi akuntansi adalah untuk memperoleh bukti kompeten
yang cukup untuk memberikan kepastian yang layak bahwa:
Seluruh estimasi akuntansi yang penting dalam laporan keuangan telah dikembangkan
Estimasi akuntansi telah sesuai dengan lingkungan atau situasi yang ada
Estimasi akuntansi telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dan
diungkalkan secara memadai
Ketika auditor mengidentifikasi risiko sebagai risiko yang melekat signifikan, auditor
harus merespon dengan pengujian rincian transaksi saldo. Auditor juga dapat
menggabungkan pengujian rincian transaksi atau saldo dengan prosedur analitis yang secara
khusus responsif terhadap risiko. Jika auditor mengandalkan pengendalian internal untuk
memodifikasi sifat, waktu, atau lingkup pengujian audit, auditor harus mendapatkan bukti
tentang operasi yang efektif dari pengendalian internal selama periode audit saat ini. Oleh
karena itu, auditor biasanya akan mengaudit pengakuan pendapatan dengan melakukan
pengujian transaksi untuk mengevaluasi kesesuaian pengakuan pendapatan mengingat rincian
spesifik transaksi. Auditor mungkin akan memusatkan perhatian lebih pada pengakuan
pendapatan untuk transaksi yang kompleks dengan beberapa kiriman dari pada transaksi
sederhana yang terkait dengan pengiriman barang.
Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima mungkin mempengaruhi penentuan waktu
pengujian substantif. Jika risiko deteksi tinggi, pengujian dapat dilakukan beberapa bulan
sebelum akhir tahun. Sebaliknya, pada saat risiko deteksi untuk suatu asersi rendah,
pengujian substantif dilakukan pada atau mendekati tanggal neraca.
Pengujian Substantif Sebelum Tanggal Neraca
Seorang auditor dapat melakukan pengujian substantif atas rincian akun pada tanggal
interim. Keputusan untuk melakukan pengujian sebelum tanggal neraca harus berdasarkan
apakah auditor dapat mengendalikan bertambahnya risiko audit bahwa salah saji yang
material akan ada dalam akun tersebut pada tanggal neraca namun tidak dapat dideteksi oleh
auditor. Risiko tersebut semakin besar jika periode waktu yang tersisa antara tanggal
pengujian interim dan tanggal neraca diperpanjang.
AU 313, Substantive Tests Prior to Balance Sheet Date (SAS No.45), menyebutkan
kondisi yang memberikan kontribusi pengendalian risiko adalah pengendalian intern yang
efektif selama periode yang tersisa, tidak ada kondisi atau lingkungan yang dapat mendorong
manajemen untuk membuat salah saji dalam laporan keuangan selama periode yang tersisa
tersebut, saldo akhir tahun dari akun yang diuji pada tanggal interim, serta sistem akuntansi
klien dapat memberikan informasi mengenai transaksi tidak biasa yang signifikan dan
fluktuasi signifikan yang dapat terjadi dalam periode yang tersisa tersebut. Pengujian
substantif sebelum tanggal neraca tidak membatasi kebutuhan pengujian substantif pada
tanggal neraca. Beberapa pengujian untuk periode sisa biasanya meliputi:
Perbandingan saldo akun pada dua tanggal untuk mengidentifikasi jumlah yang
kelihatannya tidak biasa dan menyelidiki jumlah tersebut.
Prosedur analitis lainnya atau pengujian substantif rincian lainnya untuk memberikan
dasar yang layak bagi perluasan kesimpulan audit interim sampai tanggal neraca.
Semakin banyak bukti yang diperlukan untuk mencapai tingkat risiko deteksi yang
rendah yang dapat diterima dari pada risiko deteksi yang tinggi. Auditor dapat mengubah
jumlah bukti yang diperoleh dengan mengubah luas pengujian substantif yang dilakukan.
Dalam praktik, perluasan digunakan untuk merata-ratakan jumlah item atau ukuran sampel di
mana pengujian atau prosedur tertentu diterapkan. Ukuran sampel di mana pengujian tertentu
diterapkan merupakan bahan pertimbangan profesional. Sampling statistik untuk pengujian
substantif dapat digunakan dalam membantu auditor menentukan ukuran sampel yang
diperlukan untuk mencapai tingkat risiko deteksi spesifik.
Grafik ringkasan beberapa hubungan penting di antara komponen risiko audit dan
sifat, waktu, dan luas pengujian substantif disajikan pada gambar 12-7.
Gambar 12-7 Hubungan Antara Komponen Risiko Audit dan Sifat, Waktu, dan Luas
Pengujian Substantif
Pengujian Substantif
Secara tradisional, asersi saldo rekening difokuskan pada neraca sedangkan asersi
transaksi focus pada income statement dan laporan cash flow. Berikut ini adalah contoh akun
yang saling terhubung (akun inc. statement berkaitan dengan akun balance sheet).
Auditor harus mengidentifikasi transaksi dengan pihak terkait (related party) dalam
perencanaan audit. Jenis transaksi ini menjadi perhatian auditor karena transaksi dilakukan
tidak berdasar dengan sikap independen pihak-pihak bersangkutan. Maka auditor harus
melihat dampak pengaruh transaksi tersebut pada laporan keuangan. Related parties,
menunjukkan bahwa uji subtantif harus mencakup hal-hal :
Program subtantif audit seluruh sisa teks akan diatur menurut sifat pengujian substantive,
yaitu sebagai berikut:
1. Prosedur awal
2. Prosedur analitis substantif
3. Tes rinci mengenai transaksi
4. Tes rinci mengenai saldo
5. Tes rinci mengenai estimasi akuntansi
6. Tes rinci mengenai pengungkapan
Dalam prosedur audit daftar tambahan, program audit harus memiliki kolom untuk :
1. Referensi silang ke kertas kerja lain yang mengandung bukti yang diperoleh dari masing-
masing prosedur
2. Prosedur awal dari auditor yang dilakukan setiap prosedur
3. Kinerja tanggal prosedur selesai
Terakhir, penting bahwa setiap program audit subtantif mencakup pernyataan yang
relevan untuk semua laporan keuangan. Kerangka ini juga memastikan bahwa auditor
merencanakan tes pemeriksaan untuk setiap asersi dalam laporan keuangan.