1. Substantive
Disclosures
Test
of
Transactions,
Account
Balances,
and
Pengujian Pengendalian
Menentukan efektifivitas perancangan dan operasi pengendalian
internal. Pemahaman auditor terhadap pengendalian internal digunakan
untuk mengukur risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit terkait
transaksi. Ketika kebijakan-kebijakan pengendalian dan prosedur
diyakini telah dirancang dengan efektif (pengendalian internal kuat),
auditor mengukur risiko pengendalian pada suatu tingkat yang
menggambarkan efektivitas tinggi terhadap pengendalian-pengendalian
tersebut (risiko pengendalian rendah)
Pengujian Substantif
Merupakan prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji rupiah
(salah saji moneter) yang secara langsung berpengaruh pada ketepatan
saldo laporan keuangan. Auditor mengandalkan tiga jenis pengujian
substantif, yaitu pengujian substantif transaksi, prosedur analitis
substantif, serta pengujian terperinci saldo.
A. Pengujian Substantif Transaksi
Pemeriksaan yang dilakukan auditor atas dokumen dan catatan
akuntansi yang dilakukan untuk menentukan apakah keenam
tujuan audit terkait transaksi telah terpenuhi untuk setiap
kelompok transaksi.
Tujuan audit terkait transaksi terdiri dari keterjadian,
kelengkapan, akurasi, pemindahbukuan & pengikhtisaran,
klasifikasi, dan penetapan waktu.
Auditor dapat melakukan pengujian pengendalian secara
terpisah dari pengujian lainnya. Namun seringkali lebih efisien
untuk melakukannya bersamaan dengan pengujian substantif
transaksi.
Contoh Pengujian:
Auditor bisa memilih sampel faktur penjualan untuk menentukan
apakah faktur tersebut telah dicatat dengan benar dalam jurnal
penjualan dan diposting ke buku besar. Jika pada saat bersamaan
pengujian pengendalian dilakukan, maka auditor dapat