Metodologi
Ekonomi Islam
Tujuan Pembelajaran
Filsafat ilmu dapat dipahami dari dua sisi, yaitu filsafat ilmu
sebagai disiplin ilmu dan sebagai landasan filosofis pengembangan
ilmu pengetahuan yang mendasari proses pembangunan keilmuan.
Terdapat dua persoalan mendasar tentang ilmu, pertama persoalan
demarkasi yang disebut sebagai garis yang memisahkan antara ilmu
dan yang bukan ilmu, apa yang mencirikan ilmu, dan bagaimana
mencapai kemajuan ilmiah? Persoalan kedua, yaitu mengenai
perkembangan ilmu itu sendiri.
Filsafat ilmu terdiri dari kajian yang bersifat umum, yang dikenal
dengan General Philosophy of Science dan kajian yang bersifat khusus,
dalam arti secara khusus menyelidiki berbagai cabang ilmu
pengetahuan dan struktur yang mendasarinya, maka ada filsafat
1 Kusnendi. (2002). Teori Makroekonomi Model Fluktuasi Ekonomi Jangka Pendek. Bandung.
2 Kitcher, P. S. (2019, Desember 26). Philosofphy of Science. Dipetik Juli 6, 2020, dari https://www.britannica.
com/topic/philosophy-of-science
3 Standford Encyclopedia of Philosophy. (2013). Dipetik Juli 6, 2020, dari Understanding Science, How Science
Really Works: https://undsci.berkeley.edu/article/philosoph
4 Muslih, M. (2019, Juli 31). Filsafat Ilmu, Basis Filosofis Ilmu Pengetahuan. Dipetik Juli 6, 2020, dari https://
www.researchgate.net/publication/3347826
5 Arkoun, M. (n.d.). Qadhaya fi Naqd al-Aql al-Dini: Kayfa Nafhamu al-Islam al-Yawm? The University of
Chicago Press.
6 Al-Jabiri, M. A. (2004). Takwīn al-’Aql al-’Arabi. Beirut: Markaz Dirasah al-Wahdah al-al-Arabiyyah.
7 Kant, I. (1990). Critique of Pure Reason. New York: Prometheus.
8 Foucault, M. (1994). The Order of Think: An Archeology of Human Sciences. New York: Vintage Books.
9 Kuhn, T. S. (1970). The Structure of Scientific Revolution. Chicao: The University of Chicago Press.
Aspek Aksiologi ilmu berkaitan dengan apa nilai guna dari ilmu.
Di dalam aspek ini, ilmu sebagai produk berpikir keilmuan dapat
bersifat positif dan normatif. Ilmu bersifat positif, berkenaan
dengan fungsi ilmu sebagai alat untuk mendeskripsikan, menjelaskan
dan memprediksi berbagai gejala dari objek studi yang dipelajari
sebagaimana apa adanya. Sementara itu, ilmu bersifat normatif
berkenaan dengan fungsi ilmu berkenaan dengan fungsi ilmu sebagai
alat untuk mengendalikan berbagai gejala dari objek studi yang
dipelajari ke arah yang diinginkan. Ke arah yang diinginkan
mengandung arti apa yang seharusnya, bukan apa adanya. Jadi secara
normatif ilmu diaplikasikan sebagai alat untuk mencapai tujuan,
yaitu menjadikan hidup manusia menjadi lebih mudah dalam
mencapai kesejahteraan. Dalam konteks ini, etika, moral dan nilai
menjadi pertimbangan utama.
1) Kerangka Teori
2) Paradigma Ilmiah
3 ) Asumsi Dasar
Revealed Knowledge
1)
Revealed Knowledge adalah ilmu yang berasal dari wahyu Allah SWT
SWT. yang berupa Alquran dan juga hadis Rasulullah SAW. dan
menjadi landasan utama dan sumber inspirasi utama dari acquired
knowledge.
Acquired Knowledge
2)
1) Wahyu
2) Akal
4) Spiritualitas
10 Kahf, Monzer. (1978). The Islamic Economy: Analitical Study of the Foundationing System. Indiana MSA of
USA and Canada
11 Arif, Muhammad. “Toward the Shari’ah Paradigm of Islamic Economics: The Beginning of a Scientific
Revolution.” The American Journal of Islamic Social Sciences 2, No. 1 (1985b): 79-99
12 Novayani, Irma. “Islamisasi Ilmu Pengetahuan Menurut Pandangan Syed M. Naquib Al-attas dan Implikasi
Terhadap Lembaga Pendidikan International Institute of Islamic Thought Civilization (Istac).” Jurnal
Muta’aliyah, Vol. 1, No. 1, 2017, pp. 74-89.
13 Idem
14 Al-Farouqy, Ismail (1982). Islamization of Knowledge: General Principle and Workplan. Herndonn: IIIT
15 Haneef, M.A (1997) “Islam, the Islamic Worldview and Islamic Economics.” IIUM Journal of Economics and
Management. Vol 5 (1).
16 Choudhury, M. A. (1986). Contributions to Islamic economic theory: A study in social economics. Springer
17 Haneef, M. A. (1995). Contemporary Islamic economic thought: A selected comparative analysis. Alhoda
UK
18 Chapra, M. U. (2001). Masa depan ilmu ekonomi: sebuah tinjauan Islam. Gema Insani
19 Naqvi, S. N. H. (Ed.). (2013). Islam, Economics, and Society (RLE Politics of Islam). Routledge
20 Muhammad Abdul Mannan (1985). Ekonomi Islam: Teori dan Praktis, Jilid. 1, terj. Radiah Abdul Kader. Kuala
Lumpur: A.S. Noordeen.
21 Haneef, M. A., & Furqani, H. (2011). Methodology of Islamic Economics: Overview of Present State and
Future Direction. International Journal of Economics, Management and Accounting, 19.
Sementara itu, dalam hal objek kajian ekonomi Islam, ontology ini
merupakan suatu pendekatan yang menjadi acuan untuk menentukan
hakikat dari ilmu ekonomi Islam. Apabila dilihat secara ontology, ilmu
ekonomi Islam membahas dua disiplin ilmu, yaitu ilmu ekonomi murni
dan muamalat di mana dalam operasionalisasinya ilmu ekonomi Islam
akan selalu bersumber dari dua hal tersebut. Selain itu, hukum
ontologis yang utama sebagai dasar adalah tauhid. Sebab tauhid
sebagai ontologi utama yang menjelaskan sifat segala sesuatu sebagai
hukum yang tidak. Dengan sendirinya tauhid ini menjadi atribut
esensial Allah SWT yang tidak memiliki perbandingan.23
22 Choudhury, M. A. (2011). Islamic Economics and Finance and Epistemological Inquity. United Kingdom:
Emerald Group Publishing Limited.
23 Choudhury, M. A. (2019). The Tawhidi Methodological Worldview A Transdisciplinary Study of Islamic Eco-
nomics. Singapore: Springer Nature Singapore, Pte. Ltd.
24 Nurzaman, M. S. (2019). Pengantar Ekonomi Islam: Sebuah Pendekatan Metodologi. Jakarta Selatan: Salemba
Diniyah.
25 Zaini, A. A., & Zawawi, A. (2019). Ekonomi Islam dalam Konsep Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi. Jurnal
Ummul Qura, 54-68.
26 Choudhury, M. A. (2011). Islamic Economics and Finance and Epistemological Inquity. United Kingdom:
Emerald Group Publishing Limited.
27 Idem
28 Nurzaman, M. S. (2019). Pengantar Ekonomi Islam: Sebuah Pendekatan Metodologi. Jakarta Selatan: Salemba
Diniyah.
29 Choudhury, M. A. (2011). Islamic Economics and Finance and Epistemological Inquity. United Kingdom:
Emerald Group Publishing Limited.
30 Idem
31 Nurzaman, M. S. (2019). Pengantar Ekonomi Islam: Sebuah Pendekatan Metodologi. Jakarta Selatan: Salemba
Diniyah
33 Moneim, A. A. (2018). Towards Islamic Maqasidi Education Philosophy for Sustainable Development:
Quranic Perspective With Special Attention to Indonesia. Millah: Jurnal Studi Agama, 221-266.
34 Arwani, A. (2012). Epistemologi Hukum Ekonomi Islam (Muamalah). Religia, 40-54.
35 Idem.
37 Idem
38 Zarqa, M. (2003). Islamization of economics: The concept and methodology. Journal of King Abdulaziz
University: Islamic Economics, 16(1).
40 Idem
41 Nurzaman, M. S. (2019). Pengantar Ekonomi Islam: Sebuah Pendekatan Metodologi. Jakarta Selatan:
Salemba Diniyah.
2) Sumber rujukan
Sumber rujukan merupakan sesuatu yang digunakan untuk
memperkuat dan menyokong suatu informasi dengan tegas. Dalam
hal ini adalah terkait dengan bagaimana dan dari mana objek dalam
studi ekonomi Islam diperoleh. Cara umum manusia dalam
memperoleh pengetahuan adalah dengan menggunakan panca-indra,
seperti dari melakukan pengamatan, kajian, uji coba, dan lainnya.
Selain itu, manusia juga bisa menggunakan nalar atau akal pikiran
dalam menafsirkan sesuatu sebagai rujukan yang dipakai dalam
membangun studi ekonomi Islam. Akan tetapi, sebelum sumber
tersebut dipakai sebagai sumber rujukan dalam ekonomi Islam,
Alquran dan hadis adalah yang terpenting untuk menjadi acuan utama
pengetahuan dalam ekonomi Islam.
3) Objek
Objek kajian adalah inti pembahasan dalam ekonomi Islam, di
mana pembahasannya mencakup juga kriteria kelayakan seperti yang
disebutkan dalam definisi metodologi.
4) Metode
Metode terbagi dua, yaitu yang bersifat pola pikir dan bersifat
teknis. Metode pola pikir meliputi cara penalaran yang menggunakan
basis deduktif atau basis induktif. Selain itu, penalaran yang juga
penting dalam kajian metodologi ekonomi Islam yang meliputi
bagaimana menguji validitas sebuah konsep yang telah dianggap
benar, yang terbagi menjadi pemahaman yang bersifat falsifikasi dan
verifikasi. Pemahaman falsifikasi akan menempatkan pola pikir yang
kritis dalam menerima kebenaran sebuah konsep pengetahuan.
Sementara pemahaman verifikasi akan menempatkan pola pikir yang
Metode berbasis legal fikih, pada sisi lain akan membuat ekonomi
Islam dibangun dengan pendekatan sejarah, praktik, dan ide-ide
yang termaktub dalam Alquran dan hadis Nabi Muhammad SAW.. Jika
pendekatan islamisasi berangkat dari kondisi kontemporer, maka
pendekatan fikih akan berangkat dari apa yang telah dibangun dalam
peradaban Islam. Pendekatan ini bisa dikatakan pendekatan yang
berusaha membangun dari sisi ideal sebuah konsep ekonomi Islam
karena dianggap pendekatan yang pasti akan konsisten dengan
ajaran itu sendiri. Sebagaimana metode islamisasi yang berbeda
dengan pendekatan patchwork, metode legal fikih juga tidak bisa
disamakan dengan pendekatan reinvent karena pendekatan ini pada
titik ekstrem cenderung tidak relevan dengan realitas masyarakat saat
ini sehingga justru bisa menghambat perkembangan ekonomi Islam.
5) Prosedur
Prosedur tidak hanya meliputi bagaimana keempat unsur awal
dibangun, tetapi juga pada tahapan teknis yang akan dilakukan.
Tahapan teknis tersebut akan menjabarkan langkah yang lebih
terperinci serta prasyarat yang diperlukan dalam melakukan tahapan
tersebut. Selain itu, dalam prosedur juga akan memberikan berbagai
alternatif penjelasan yang terjadi dalam konsep yang dibangun.
Misalnya, bagaimana validitas sebuah konsep dapat diterima dan apa
yang harus dilakukan jika ditolak? Bagaimana jika sebuah hasil kajian
berlawanan dengan hipotesis yang dirancang? Apa penjelasan
mengapa sebuah konsep tetap diterima dalam ekonomi Islam
walaupun data menunjukkan hal yang berbeda?
Dengan demikian, dapat ditarik tiga hal yang menjadi tugas pokok
metodologi ekonomi Islam dalam membentuk teori ekonomi Islam:
1. Menghasilkan teori ekonomi yang bisa “menghubungkan” kondisi
ideal dan realitas.
2. Menghasilkan teori ekonomi yang mampu “menjelaskan” realitas
dan hubungannya secara menyeluruh.
3. Menghasilkan teori ekonomi yang dapat “merealisasikan tujuan”.
1. Buatlah analisis satu objek ilmu ekonomi Islam dibawah ini dalam
kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan!
2. Jelaskan bagaimana perbedaan bank Syariah dan bank
konvensional dalam sistem operasionalnya menggunakan dua
metode, yaitu metode yang menggunakan pendekatan islamisasi
dan metode yang menggunakan basis legal fikih!
Kesimpulan
42 Choudhury, M. A. (1986). Contributions to Islamic economic theory: A study in social economics. Springer
43 Haneef, M. A. (1995). Contemporary Islamic economic thought: A selected comparative analysis. Alhoda
UK
44 Chapra, M. U. (2001). Masa depan ilmu ekonomi: sebuah tinjauan Islam. Gema Insani
45 Naqvi, S. N. H. (Ed.). (2013). Islam, Economics, and Society (RLE Politics of Islam). Routledge
46 Muhammad Abdul Mannan (1985). Ekonomi Islam: Teori dan Praktis, Jilid. 1, terj. Radiah Abdul Kader.
Kuala Lumpur: A.S. Noordeen.
Rangkuman
47 Haneef, M. A., & Furqani, H. (2011). Methodology of Islamic Economics: Overview of Present State and
Future Direction. International Journal of Economics, Management and Accounting, 19.