Anda di halaman 1dari 15

Lewis White Beck

Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi


metode-metode pemikiran ilmiah serta
mencoba menemukan dan pentingnya upaya
ilmiah sebagai suatu keseluruhan
A.Cornelius Benjamin
Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan
telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya
metode-metodenya, konsep-konsepnya dan
praanggapan-praanggapan, serta letaknya
dalam kerangka umum cabang-cabang
pengetahuan intelektual.


1. PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
Michael V. Berry
Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori
ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan
dan teori, yakni tentang metode ilmiah.
May Brodbeck:
Analisis yang netral secara etis dan filsafati,
pelukisan dan penjelasan mengenai landasan -
landasan ilmu.
Jujun S.M.
Filsafat Ilmu merupakan bagian dari epistemologi
(filsafat pengetahuan) yang secara spesifik
mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah).
1. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala
fenomena yang ada.
2. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau
berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
3. Memberikan pengertian tentang cara hidup,
pandangan hidup dan pandangan dunia.
4. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang
berguna dalam kehidupan
5. Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk
kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu
sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan
sebagainya.
2. FUNGSI FILSAFAT ILMU
1. Menurut Agraha Suhandi (1989) :
untuk memberikan landasan filosofik
dalam memahami berbagi konsep dan
teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali
kemampuan untuk membangun teori
ilmiah.
2. Menurut Ismaun :
Confirmatory function yaitu berupaya
mendekripsikan relasi normatif antara
hipotesis dengan evidensi

Explanation function yakni berupaya
menjelaskan berbagai fenomena kecil
ataupun besar secara sederhana.
3. Confirmatory dan Explanation Functions
Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin
menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau
dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya

Filsafat Ilmu merupakan pengetahuan tentang ilmu yang
didekati secara filsafati dengan tujuan untuk lebih
memfungsionalkan wujud keilmuan baik secara moral,
intelektual, maupun sosial.

Filsafat ilmu harus mencakup bukan saja pembahasan
mengenai ilmu itu sendiri beserta segenap perangkatnya
melainkan sekaligus kaitan ilmu dengan berbagai aspek
kehidupan, seperti pendidikan, kebudayaan, moral, sosial
dan politik.
3. TUJUAN FILSAFAT ILMU
1. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara
menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakikat dan
tujuan ilmu.
2. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan
kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga kita mendapat
gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.
3. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam
mendalami ilmu yang dikaji, terutama untuk
membedakan persoalan yang ilmiah dan nonilmiah.
4. Mendorong para calon ilmuwan dan ilmuman untuk konsisten
dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya.
5. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan
antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan
MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT ILMU :
1. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
perindustrian dalam batasan nilai ontologis. Melalui
paradigma ontologism diharapkan dapat mendorong
pertumbuhan wawasan spiritual keilmuan yang mampu
mengatasi bahaya sekularisme ilmu pengetahuan.

2. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
pertindustrian dalam batasan nilai epistemologis.
Melalaui paradigma epistemologis diharapkan akan
mendorong pertumbuhan wawasan intelektual keilmuan
yang mampu membentuk sikap ilmiah


MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT ILMU :
3. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian
dalam batasan axiology. Melalui paradigma axiologis diharapkan
dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai etis, serta mendorong
perilaku adil dan membentuk moral tanggung jawab. Ilmu
pengetahuan dan teknologi dipertanggung jawabkan bukan unntuk
kepentungan manusia, namun juga untuk kepentingan obyek alam
sebagai sumber kehidupan

4. Menyadarkan para ilmuwan agar tidak terjebak ke dalam pola pikir
menara gading, yakni hanya berpikir murni dalam bidangnya
tanpa mengkaitkan dengan kenyataan yang ada di luar dirinya.
Kenyataan sesungguhnya bahwa setiap aktivitas keilmuan nyaris
tidak dapat dilepaskan dari konteks kehidupan sosial
kemasyarakatan
Jujun Suriasumantri berpendapat, bahwa
semua pengetahuan pada dasarnya
memiliki tiga landasan yaitu,
A. Ontologis,
B. Epistemologis, dan
C. Aksiolgis.
DIMENSI KAJIAN FILSAFATILMU
A. Landasan ontologis: membahas tentang apa yang ingin diketahui atau
suatu pengkajian mengenai teori tentang ada. Obyek apa yang ditelaah
ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana
hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang
membuahkan pengetahuan ?
Dasar ontologis dari ilmu berhubungan dengan materi yang menjadi
objek penelaahan ilmu. Berdasarkan objek yang telah ditelaahnya, ilmu
dapat disebut sebagai pengetahuan empiris.
Karena objeknya adalah sesuatu yang berada dalam jangkauan
pengalaman manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang
dapat diuji oleh panca indera manusia.
Berlainan dengan agama atau bentuk-bentuk pengetahuan yang lain,
ilmu membatasi diri hanya kepada kejadian-kejadian yang bersifat
empiris, selalu berorientasi terhadap dunia empiris.

Landasan ontologis dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang objek
materi dari ilmu pengetahuan, yakni hal-hal atau benda-benda empiris.

DIMENSI KAJIAN FILSAFATILMU
B. Landasan epistemologis: membahas secara mendalam segenap proses
yang terlibat dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan. Dengan
kata lain, epistemologi adalah suatu teori pengetahuan. Bagaimana
proses yang memungkinkan diperolehnya pengetahuan yang berupa
ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan
agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa
yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana
apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang
berupa ilmu?
Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui proses tertentu
yang dinamakan metode keilmuan.
Kegiatan dalam mencari pengetahuan tentang apapun selama hal itu
terbatas pada objek empiris dan pengetahuan tersebut diperoleh
dengan memper-gunakan metode keilmuan, sah disebut keilmuan.

Hakikat keilmuan ditentukan oleh cara berfikir yang dilakukan menurut
syarat keilmuan, yaitu bersifat terbuka dan menjunjung kebenaran di
atas segala-galanya
Landasan epistemologis dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang
proses tersusunnya ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan disusun
melalui proses yang disebut metode ilmiah (keilmuan).
FOKUS KAJIAN FILSAFATILMU
C. Landasan aksiologis membahas tentang manfaat yang diperoleh
manusia dari pengetahuan yang didapatkannya. Untuk apa
pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan
antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral?
Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan
moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan
operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional?

Tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu telah memberikan kemudahan-
kemudahan bagi manusia dalam mengendalikan kekuatan-kekuatan
alam. Dengan mempelajari atom kita dapat memanfaatkannya untuk
sum-ber energi bagi keselamatan manusia, tetapi hal ini juga dapat
menimbulkan malapetaka bagi manusia. Penciptaan bom atom akan
meningkatkan kualitas persenjataan dalam perang, sehingga jika
senjata itu dipergunakan akan mengancam keselamatan umat manusia.

Landasan aksiologis dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang
penerapan hasil-hasil temuan ilmu pengetahuan. Penerapan ilmu
pengetahuan dimaksudkan untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan dan keluhuran hidup manusia.


FOKUS KAJIAN FILSAFATILMU
TUGAS INDIVIDU
BUATLAH MAKALAH TENTANG
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU

Anda mungkin juga menyukai