PENGGANTI UTS
Yulia Vanda Editia (25000 32 041 0021)
FILSAFAT ILMU & METODOLOGI PENELITIAN
1. Ontologi Ilmu
Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek
tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap
manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis).
Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan
kenyataan yang koheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas
dari persepsi filsafat tentang apa dan bagaimana sebuah kebenaran itu.
Paham monisme yang terpecah menjadi idealisme, paham dualisme,
pluralisme dengan berbagai nuansanya, merupakan paham ontologik
yang pada akhirnya menentukan pendapat bahkankeyakinan kita masing-
masing mengenai apa dan bagaimana manifestasi kebenaran yang kita
cari.
2. Epistemologi Ilmu
Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang
berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus
diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah
kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara,
teknik, sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan
pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis).
Epistemologi ilmu yang merupakan teori ilmu meliputi sumber, sarana,
dan tata cara menggunakan sarana tersebut untuk mencapai
pengetahuan (ilmiah). Perbedaan mengenal pilihan landasan ontologik
akan dengan sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan
sarana yang akan kita pilih. Akal (verstand), akal budi (vernunft)
pengalaman atau komunikasi antara akal dan intuisi, merupakan sarana
yang dimaksud dalam epistemologik seingga dikenal adanya model
seperi : reasionalisme, empirisme, kritisme dengan berbagai variasinya.
Objek material epistemologi adalah pengetahuan sedangkan objek
formalnya adalah hakikat pengetahuan. Persoalan – persoalan yang dikaji
meliputi asal – usul pengetahuan, peran pengalaman dan akal dalam
pengetajuan, hubungan pengetahuan dengan kebenaran, kemungkinan
skeotisisme universal dan bentuk – bentuk perubahan pengetahuan yang
berdasarkan konseptualisasi baru mengenai dunia.
3. Aksiologi Ilmu
Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana
kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral?
Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan
moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan
operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional?
(Landasan aksiologis).
Aksiologi ilmu meliputi nilai-nilai (values) yang bersifat normatif dalam
pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita
jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti
kawasan sosial, kawasan simbolik atau fisik material. lebih dari itu nilai-
nilai juga ditunjukan oleh aksiologi ini sebagai suatu kondisi (condition)
yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam melakukan penelitian
maupun dalam menerapkan ilmu. Salah satu cabang aksiologi yang
membahas nilai baik, buruk adalah bidang etika yang mengandung tiga
penegrtian yaitu bisa dipakai dalam arti nilai atau moral yang menjadi
pegangan dalam mempengaruhi tingkah laku, kumpulan moral, dan ilmu
tentang baik atau buruk.
4. Ruang Lingkup Filsafat Menurut Para Ahli
Pertama, menurut Peter Angeles, ilmu mempunyai empat bidang
konsentrasi yang utma: (i) Telaah mengenai berbagai konsep,
pranggapan dan metode ilmu berikut analisis, perluasan dan
penyusunannya dalam memperoleh yang lebih baik dan cermat.(ii)
Telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu berikut
strukturnya. (iii) Telaah mengenai saling kaitan di antara berbagai ilmu.
(iv) Telaah mengenai akibat pengetahuan ilmiah bagi hal-hal yang
berkaitan dengan penerapan dan pemahaman manusia.
Kedua, A. Cornelius Benjamin. Filsuf ini membagi pokok soal filsafat
ilmu dalam empat bidang: (i) Logika ilmu yang berlawanan dengan
epistemologi ilmu. (ii) Filsafat ilmu kealaman yang berlawanan dengan
filsafat ilmu kemanusian. (iii) Filsafat ilmu yang berlawanan dengan telaah
masalah filsafati dari sesuatu ilmu khusus. (iv) Filsafat ilmu yang
berlawanan dengan sejarah ilmu.
Ketiga, Israel Scheffter. Lingkupannya dibagi menjadi tiga bidang
yaitu: (i) Peranan ilmu dalam masyarakat. (ii) Dunia sebagaimana
digambarkan oleh ilmu. (iii) Landasan-Landasan ilmu.
Keempat, J.J.C. Smart. Filsuf ini menganggap filsafat ilmu yang
mempunyai dua komponen utama yaitu: (i) bahasan analitis dan
metodologis tentang ilmu. (ii) penggunaan ilmu untuk membantu
pemecahan problem.
Menurut Rizal & Misnal bahwa cabang-cabang utama filsafat ilmu
terdiri dari :
1. Metafisika
Membahas persoalan tentang keberadaan dan eksistensi yang
meliputi Ontologi, Psikologi,kosmologi, dan theology.
2. Epistemologi
3. Aksiologi
1. What is Ethics
Etika atau moral adalah memikirkan aturan untuk membedakan antara benar
dan salah, seperti aturan Emas "Perlakukan orang lain seperti yang anda ingin
mereka perlakukan kepada anda", seperti Sumpah Hipokrates "Pertama-tama,
jangan menyakiti", keyakinan religius seperti Sepuluh Perintah "Jangan membunuh",
atau pepatah bijak seperti ucapan Konfusius adalah cara paling umum untuk
mendefinisikan etika, norma-norma perilaku yang membedakan antara perilaku yang
dapat “diterima” dan “tidak dapat diterima”.
3. Why is it Important
Ada beberapa alasan mengapa penting untuk mematuhi norma etika dalam
penelitian :
a. Norma menjelaskan tentang tujuan penelitian, seperti pengetahuan, kebenaran,
dan penghindaran kesalahan. Misalnya larangan terhadap fabrikasi, memalsukan,
atau salah merepresentasikan data penelitian mempromosikan kebenaran dan
meminimalkan kesalahan.
b. Karena penelitian sering kali melibatkan banyak kerja sama dan koordinasi di
antara banyak orang yang berbeda dalam disiplin dan institusi yang berbeda,
standar etika untuk menjelaskan tentang nilai-nilai yang penting untuk kerja
kolaboratif, seperti kepercayaan, akuntabilitas, saling menghormati, dan keadilan.
Misalnya, banyak norma etika dalam penelitian, seperti pedoman untuk
kepenulisan, hak cipta dan kebijakan paten, kebijakan berbagi data, dan aturan
kerahasiaan dalam tinjauan sejawat, dirancang untuk melindungi kepentingan
kekayaan intelektual sekaligus mendorong kolaborasi.
c. Banyak norma etika membantu memastikan bahwa peneliti dapat bertanggung
jawab kepada publik. Misalnya, kebijakan federal tentang kesalahan penelitian,
konflik kepentingan, file perlindungan subjek manusia, perawatan dan
penggunaan hewan diperlukan untuk memastikan bahwa peneliti yang didanai
oleh uang pemerintah dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
d. Norma etika dalam penelitian juga membantu membangun dukungan publik
terhadap penelitian. Orang lebih cenderung mendanai proyek penelitian jika
mereka dapat mempercayai kualitas dan integritas penelitian. Akhirnya, banyak
orang yang melakukan edukasi norma penelitian seperti nilai moral dan sosial
penting lainnya, seperti tanggung jawab sosial, hak asasi manusia, kesejahteraan
hewan, kepatuhan terhadap hukum, serta kesehatan dan keselamatan
masyarakat kepada orang – orang yang akan melakukan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
BAGIAN 1
1. Adib, Muhammad. 2010. Filsafat Ilmu, Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Logika
Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar XXV.
2. Wibisono, Koento dkk. 1997. Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan
Ilmu Pengetahuan. Klaten: Intan Pariwara.
3. Gie,The Liang. 1999.Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty.
4. Suedi. 2016. Pengantar Ilmu Filsafa.Bogor: IPB Press
5. Sudibyo Lies, Triyanto Bambang, Suswandari Meidswati. 2014. Filsafat Ilmu.
Sleman: CV Budi Utama
BAGIAN 2
Barbour, Ian G. Issues in Science and Religion, London, New York: Harper
Torchbooks, 1968.
BAGIAN 3