Disusun oleh :
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Feminisme
3
manusia di dunia sesungguhnya secara gender tidak egaliter dan menindas
perempuan sehingga perlu dilakukan adanya transformasi ke arah yang lebih adil.
Feminisme dikategorikan sebagai satu budaya tandingan (counterculture) karena
feminisme secara tajam menggugat dan menentang nilai-nilai baku dalam
masyarakatnya, dan sesungguhnya budaya tandingan tersebut merupakan seruan
peringatan bahwa pranata sosial yang berlaku sedang goyah, sistem pendukung
kultural, mitos, simbol, sudah tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya dan
kepercayaan atas semua itu telah mati.
B. Sejarah Feminisme
Adanya feminisme ada ditandai dengan adanya debat publik oleh laki-laki
yang terjadi pada abad ke 15 M. Disinilah perempuan mulai menyuarakan hak-
hak dan kewajiban seksualnya melalui tulisan. Hal ini dilakukan oleh Cristine de
Pisan, kemudian berlanjut mulai ada gerakan protes sekuler oleh kaum feminis
pertama di Inggris melalui tulisan-tulisannya yakni Aphra Ben dan Mary Astell
yang terjadi pada abad ke 17 M. Kedua perempuan tersebut dianggap sebagai
teoritisi feminisme sistematis pertama di barat. Istilah feminisme itu sendiri mulai
digunakan pada awal abad ke 17 M. Kemudian diabad ke 18 M gerakan
perempuan terus berlanjut dengan persoalan sekitar rasionalitas dan otoritas
tradisional, eksisnya gerakan perempuan tersebut dipengaruhi oleh semangat
revolusi Amerika utara dan revolusi Prancis yang menekankan kebebasan dan
rasionalitas manusia.
Kemudian pada abad ke 19 M, ide tentang feminisme tidak hanya disuarakan
oleh kaum perempuan tetapi juga disuarakan oleh laki-laki seperti Jhon Stuart
Mill, dimana pemikirannya tertuang dalam bukunya yang berjudul The Subjection
of Women. Disini ia mengkritik pekerjaan perempuan disektor domestik sebagai
pekerjaan irrasional, emosional dan tirani. Selanjutnya ada Sarah Grimke yang
mengatakan bahwa pernikahan menyebabkan perempuan terpenjara dalam sebuah
tirani dibawah kekuasaan seorang suami.
4
Berikut ini adalah beberapa aliran feminisme yang perlu diketahui.
1. Feminisme Liberal
Feminisme liberal menuntut kebebasan dan kesamaan terhadap akses
pendidikan, pembaharuan hukum yang bersifat diskriminatif. Yang menjadi
dasar pemikirannya adalah pandangan rasionalis serta pemisahan ruang privat
dan publik, sehingga feminis liberal memperjuangkan atas kesempatan yang
sama bagi setiap individu termasuk perempuan .
Disini feminisme Liberal berkeinginan untuk membebaskan perempuan
dari peran gender yang opresif yaitu dari peran-peran yang digunakan sebagai
alasan atau pembenaran untuk memberikan alasan yang lebih rendah atau
tidak memberikan tempat sama sekali bagi perempuan baik dalam akademi,
forum, maupun pasar.
2. Feminisme Marxis Tradisional
3. Feminisme Radikal
Aliran ini menolak adanya institusi keluarga baik secara teoritis maupun
praktis. Aliran ini muncul sebagai reaksi atas kultur seksisme atau dominasi sosial
berdasar jenis kelamin di Barat yang terjadi pada tahun 1960an, utamanya
melawan kekerasan seksual dan industri pornografi. Pemahaman penindasan laki-
5
laki terhadap perempuan adalah satu fakta dalam sistem masyarakat yang
sekarang ada.
4. Feminisme Sosialis
Gerakan ini merupakan sintesis dari gerakan feminis Radikal dan Marxis,
gerakan ini beranggapan bahwa perempuan terekploitasi oleh 2 hal yaitu sistem
patriarkhi dan kapitalis. Feminisme sosialis berjuang untuk menghapuskan sistem
pemilikan. Lembaga perkawinan yang melegalisir pemilikan pria atas harta dan
pemilikan suami atas istri dihapuskan seperti ide Marx yang menginginkan suatu
masyarakat tanpa kelas, tanpa pembedaan gender.
5. Ekofeminis
6
yang memandang bahwa mempertahankan hidup di alam dengan jalan saling
kerjasama, saling memberi perhatian, dan saling mencintai.
Gerakan perempuan yang berasal dari dunia ketiga (bangsa yang pernah
dijajah). Kondisi perempuan pasca penjajahan yang multi kompleks menjadikan
gerakan ini mempunyai prioritas atas apa yang dilakukan misalnya imperialisme,
penindasan bangsa, kelas, ras dan etnis. Strateginya adalah afiliasi untuk
membangun kekuatan perlawanan bersama untuk satu persatu melawan penindas.
D. Tokoh-Tokoh Feminisme
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA