Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

FEMINISME, SENI POSTMODERN

Mata Kuliah : Postmodernisme dan Poststrukturalisme

Dosen Pengampu : Bapak Zainul Adzfar

Disusun oleh :

Ika Angelina Intan Pradawa (1804016003)

Desi Ratna Sari (1804016008)

PRODI AQIDAH FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

UIN WALISONGO SEMARANG

2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Setidaknya, ada beberapa hal yang menimbulkan lahirnya feminisme.


Diantaranya yaitu tidak adanya kesetaraan peran antara laki-laki dan perempuan,
kaum laki-laki yang kerap kali melakukan penindasan terhadap perempuan,
perempuan tidak boleh mengeluarkan pendapat dan hanya perlu melakukan
pekerjaan domestik dan kedudukan perempuan yang lebih rendah dari laki-laki.
Diskriminasi gender yang membandingkan antara peran laki-laki dan perempuan
inilah yang kemudian melahirkan suatu gerakan yang dinamakan gerakan
feminisme..

Feminisme merupakan suatu gerakan perempuan yang menuntut


emansipasi, atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria. Ada dua hal yang
diperjuangkan dalam feminisme, yaitu persamaan derajat mereka dengan laki-laki
dan otonomi untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya dalam banyak hal.
Yang menjadi fokus dari feminisme itu adalah memberikan kesadaran akan
pentingnya persamaan hak antara perempuan dan laki-laki dalam semua bidang.
Berkembangnya gerakan feminisme ini merupakan reaksi dari adanya
konflik kelas, konflik ras, dan konflik gender yang terjadi di masyarakat.
Feminisme juga mencoba menghilangkan pertentangan antara kelompok yang
lemah dengan kelompok yang dianggap lebih kuat serta menolak ketidakadilan
yang disebabkan oleh kaum patriarki.

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan feminisme ?


2. Bagaimana sejarah feminisme di dunia ?
3. Bagaimana keragaman pemikiran feminisme ?
4. Siapa saja tokoh-tokoh feminisme ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Feminisme

Feminisme berasal dari bahasa Latin yaitu “ femina “ atau perempuan.


Adanya ketimpangan antara laki-laki dan perempuan yang terjadi di masyarakat
(khususnya Barat) kemudian mulai disadari oleh kaum perempuan dan kemudian
lahirlah suatu gerakan yang dinamakan gerakan feminisme. Gerakan yang
mengacu ke teori kesetaraan laki-laki dan perempuan ini memiliki tujuan untuk
memperoleh hak hak perempuan. Dalam perkembangannya secara luas kata
feminis kemudian mengacu kepada siapapun yang sadar dan berupaya untuk
mengakhiri subordinasi yang dialami perempuan. Feminisme seringkali dikaitkan
dengan emansipasi yang diartikan sebagai pembebasan atau dalam hal isu isu
perempuan, hak yang sama antara laki laki dan perempuan.

Adapun lahirnya gerakan feminisme itu sendiri disebabkan karena adanya


anggapan bahwa ada kesalahan dalam memperlakukan perempuan dalam suatu
masyarakat, dimana hal ini merupakan bentuk dari ketidakadilan gender. Hal-hal
tersebut meliputi; adanya marginalisasi perempuan dalam berbagai bidang
kehidupan keluarga, pekerjaan dan masyarakat, subordinasi yang merugikan
perempuan, kekerasan-kekerasan terhadap perempuan, baik secara fisik maupun
mental yang disebabkan adanya anggapan bahwa perempuan itu lemah dan
domestikasi perempuan dalam pekerjaan rumah tangga sebagai akibat adanya
anggapan bahwa perempuan bersifat rajin, pemelihara dan lain sebagainya.
Karena adanya ketidak adilan gender itulah, para feminis menganalisis
sebab-sebab terjadinya penindasan terhadap perempuan, berusaha mendapatkan
kebebasan bagi perempuan, dan berusaha memperoleh kesetaraan sosial dengan
laki-laki dalam segala bidang kehidupan.
Tujuan gerakan feminisme didasarkan pada sejarah feminisme, kenyataan
dan kesadaran bahwa sistem patriarki yang berlaku pada mayoritas masyarakat

3
manusia di dunia sesungguhnya secara gender tidak egaliter dan menindas
perempuan sehingga perlu dilakukan adanya transformasi ke arah yang lebih adil.
Feminisme dikategorikan sebagai satu budaya tandingan (counterculture) karena
feminisme secara tajam menggugat dan menentang nilai-nilai baku dalam
masyarakatnya, dan sesungguhnya budaya tandingan tersebut merupakan seruan
peringatan bahwa pranata sosial yang berlaku sedang goyah, sistem pendukung
kultural, mitos, simbol, sudah tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya dan
kepercayaan atas semua itu telah mati.

B. Sejarah Feminisme

Adanya feminisme ada ditandai dengan adanya debat publik oleh laki-laki
yang terjadi pada abad ke 15 M. Disinilah perempuan mulai menyuarakan hak-
hak dan kewajiban seksualnya melalui tulisan. Hal ini dilakukan oleh Cristine de
Pisan, kemudian berlanjut mulai ada gerakan protes sekuler oleh kaum feminis
pertama di Inggris melalui tulisan-tulisannya yakni Aphra Ben dan Mary Astell
yang terjadi pada abad ke 17 M. Kedua perempuan tersebut dianggap sebagai
teoritisi feminisme sistematis pertama di barat. Istilah feminisme itu sendiri mulai
digunakan pada awal abad ke 17 M. Kemudian diabad ke 18 M gerakan
perempuan terus berlanjut dengan persoalan sekitar rasionalitas dan otoritas
tradisional, eksisnya gerakan perempuan tersebut dipengaruhi oleh semangat
revolusi Amerika utara dan revolusi Prancis yang menekankan kebebasan dan
rasionalitas manusia.
Kemudian pada abad ke 19 M, ide tentang feminisme tidak hanya disuarakan
oleh kaum perempuan tetapi juga disuarakan oleh laki-laki seperti Jhon Stuart
Mill, dimana pemikirannya tertuang dalam bukunya yang berjudul The Subjection
of Women. Disini ia mengkritik pekerjaan perempuan disektor domestik sebagai
pekerjaan irrasional, emosional dan tirani. Selanjutnya ada Sarah Grimke yang
mengatakan bahwa pernikahan menyebabkan perempuan terpenjara dalam sebuah
tirani dibawah kekuasaan seorang suami.

C. Keragaman Pemikiran Feminisme

4
Berikut ini adalah beberapa aliran feminisme yang perlu diketahui.

1. Feminisme Liberal
Feminisme liberal menuntut kebebasan dan kesamaan terhadap akses
pendidikan, pembaharuan hukum yang bersifat diskriminatif. Yang menjadi
dasar pemikirannya adalah pandangan rasionalis serta pemisahan ruang privat
dan publik, sehingga feminis liberal memperjuangkan atas kesempatan yang
sama bagi setiap individu termasuk perempuan .
Disini feminisme Liberal berkeinginan untuk membebaskan perempuan
dari peran gender yang opresif yaitu dari peran-peran yang digunakan sebagai
alasan atau pembenaran untuk memberikan alasan yang lebih rendah atau
tidak memberikan tempat sama sekali bagi perempuan baik dalam akademi,
forum, maupun pasar.
2. Feminisme Marxis Tradisional

Feminisme Marxis Tradisional ini memperjuangkan perlawanan terhadap


sistem sosial ekonomi yang eksploitatif terhadap perempuan dan penindasan
terhadap perempuan adalah bagian dari penindasan kelas dalam sistem produksi.

Kaum Feminis Marxis, menganggap bahwa negara bersifat kapitalis yakni


menganggap bahwa negara bukan hanya sekadar institusi tetapi juga perwujudan
dari interaksi atau hubungan sosial. Kaum Marxis berpendapat bahwa negara
memiliki kemampuan untuk memelihara kesejahteraan, namun disisi lain, negara
bersifat kapitalisme yang menggunakan sistem perbudakan kaum wanita sebagai
pekerja.

3. Feminisme Radikal

Aliran ini menolak adanya institusi keluarga baik secara teoritis maupun
praktis. Aliran ini muncul sebagai reaksi atas kultur seksisme atau dominasi sosial
berdasar jenis kelamin di Barat yang terjadi pada tahun 1960an, utamanya
melawan kekerasan seksual dan industri pornografi. Pemahaman penindasan laki-

5
laki terhadap perempuan adalah satu fakta dalam sistem masyarakat yang
sekarang ada.

4. Feminisme Sosialis

Gerakan ini merupakan sintesis dari gerakan feminis Radikal dan Marxis,
gerakan ini beranggapan bahwa perempuan terekploitasi oleh 2 hal yaitu sistem
patriarkhi dan kapitalis. Feminisme sosialis berjuang untuk menghapuskan sistem
pemilikan. Lembaga perkawinan yang melegalisir pemilikan pria atas harta dan
pemilikan suami atas istri dihapuskan seperti ide Marx yang menginginkan suatu
masyarakat tanpa kelas, tanpa pembedaan gender.

5. Ekofeminis

Ekofeminisme berkembang dari gerakan feminisme dan aliran filsafat yang


menggugat cara pandang maskulin dan patriarkis yang dominan di era modern.
Secara keseluruhan, feminisme adalah sebuah kritik terhadap paradigma
paternalistik. Kritik tersebut, terimplementasi dalam sebuah gerakan lingkungan
guna mengembalikan keseimbangan alam. Gerakan inilah yang kemudian dikenal
dengan nama ecofeminism.

Penyebab munculnya ancaman kehancuran kehidupan di muka bumi ialah


sistem kapitalis patriarkal dunia. Dalam perspektif kapitalis patriarkal ini,
perbedaan diartikan sebagai hierarki dan keseragaman sebagai syarat kesetaraan.
Tentu dalam struktur macam ini terdapat ketidakadilan, karena memungkinkan
laki-laki mendominasi perempuan, dan makin banyak penjarahan terhadap sumber
daya alam.

Sistem kapitalis-patriarkal dibangun berdasarkan kosmologi dan antropologi


yang membedakan satu sama lain secara struktural, dan secara hierarki selalu
membedakan antara dua sisi yang saling bertentangan. Dengan demikian, alam
disubordinasikan oleh laki-laki; perempuan oleh laki-laki; konsumsi di dalam
produksi, dan lokal dalam tingkat global, dan seterusnya. Oleh karenanya,
perspektif ecofeminism sangat membutuhkan kosmologi dan antropologi baru

6
yang memandang bahwa mempertahankan hidup di alam dengan jalan saling
kerjasama, saling memberi perhatian, dan saling mencintai. 

6. Gerakan Perempuan Dunia Ketiga

Gerakan perempuan yang berasal dari dunia ketiga (bangsa yang pernah
dijajah). Kondisi perempuan pasca penjajahan yang multi kompleks menjadikan
gerakan ini mempunyai prioritas atas apa yang dilakukan misalnya imperialisme,
penindasan bangsa, kelas, ras dan etnis. Strateginya adalah afiliasi untuk
membangun kekuatan perlawanan bersama untuk satu persatu melawan penindas.

D. Tokoh-Tokoh Feminisme

Tokoh-tokoh Feminisme diantaranya yaitu :


1. Betty Friedan
2. Germaine Greer
3. Simone de Beauvoir
4. Kate Millet dan Michele Barret’ Feminisme Politis

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Gerakan feminisme muncul untuk memperjuangkan kesetaraan peran antara


laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang. Kenyataan yang terjadi
sebelumnya, bahwa kaum perempuan tidak diberikan keleluasaan untuk
mengekspresikan dirinya seperti halnya kaum lelaki. Kedudukan kaum perempuan
lebih rendah daripada kaum laki-laki.

Gerakan ini mendapat berbagai dukungan dan tentangan dari masyarakat


dunia. Tetapi pada dasarnya, gerakan ini menyadarkan kaum perempuan bahwa,
selama ini mereka berada di bawah penindasan. Gerakan ini didukung oleh
berbagai aliran, di antaranya; aliran feminisme liberalis, feminisme radikal,
feminisme marxisme, feminisme sosialis, ekofeminisme.

DAFTAR PUSTAKA

Bhasin, Kamala, Said Khan, Nighat.1986.Persoalam Pokok Megenai


FEMINISME DAN RELEVANSINYA.Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

Watkins, dkk.2007.Feminisme Untuk Pemula.Yogyakarta: Resist Book.

Fakih, Mansour.1996. Membincang Feminisme: Diskursus Gender Prespektif


Islam. Surabaya: Risalah Gusti.

Shiva, V dan Mies, M. 2005. Ecofeminism Perspektif Gerakan Perempuan dan


Lingkungan. Yogyakarta : IRE Press.

Wardah Hafidz.1999. Gerakan Perempuan Dulu, Sekarang dan Sumbangannya


kepada Transformasi Bangsa. Bandung: Mizan.

Anda mungkin juga menyukai