Anda di halaman 1dari 19

ANTROPOLOGI HUKUM:

ANTROPOLOGI
• Istilah antropologi berasal dari bahasa Yunani yaitu antropos yang berarti
manusia dan logos yang berarti ilmu.

• Jadi antropologi adalah ilmu tentang manusia.

• Menurut Hilman Hadikusumah, antropologi adalah ilmu pengetahuan


yang mempelajari manusia, baik dari segi hayati maupun dari segi budaya.
Ilmu tentang hayati terdiri dari 2 macam yaitu :
1.  Paleo Antropologi
Mempelajari tentang asal usul manusia dan perkembangannya, dan
metode yang digunakan adalah penggalian mengenai fosil-fosil.
2.  Antropologi Fisik
Mempelajari bentuk-bentuk manusia baik bagian dalam maupun
bagain luar tubuh manusia.

Tujuan mempelajari antropologi fisik adalah untuk mengetahui corak ragam


manusia.
,atau
Ilmu yg mempelajari tentang manusia dari Aspek
Budaya, Perilaku, Nilai, Keanekaragaman dan lainnya

Sasaran pokok dari antropologi adalah manusia, baru


kemudian perilaku budayanya.
ANTROPOLOGI HUKUM
Antropologi melihat hukum hanya sebagai aspek dari
kebudayaan, yaitu suatu aspek yang digunakan oleh
kekuasaan masyarakat yang teratur, dalam mengatur
perilaku dan masyarakat, agar tidak terjadi
penyimpangan penyimpangan yang terjadi dari
norma-norma sosial yang ditentukan dapat diperbaiki.
Pengertian:
Menurut J.B. Daliyo, antropologi hukum adalah antropologi yang
mempelajari hukum sebagai salah satu aspek kebudayaan.
Ex. Hukum adat,
Hukum Adat merupakan hukum tradisional masyrakat yang merupakan perwujudan dari suatu kebutuhan hidup
yang nyata serta merupakan salah satu cara pandangan hidup yang secara keseluruhannya merupakan kebudayaan
masyarakat tempat hukum adat tersebut berlaku.

Hilman Hadikusuma memberikan pendapat mengenai antropologi


hukum sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia
dengan kebudayaan yang khusus di bidang hukum.
Ex. Budaya antre,
Setiap individu wajib patuh tidak hanya pada hukum tertulis namun juga hukum tidak tertulis.  Perilaku  antre
bukanlah sesuatu hal yang perlu ditulis, karena itu sudah menjadi sebuah kewajiban untuk menghargai waktu
orang lain
William Nixon, Antropologi hukum adalah bidang kajian yang
mencoba menjelaskan keteraturan di dalam masyarakat. Hukum
dipandang sebagai komponen penting dalam kebudayaan.
Ex. Hukum sebagai sarana kontrol

Paul Bohanan , Antropologi hukum merupakan cabang ilmu


pengetahuan hukum yang mempelajari pola-pola sengketa dan
penyelesaiannya, baik pada masyarakat yang sederhana maupun
pada masyarakat yang mengalami modernisasi.
Ex. Cara-cara menyelesaikan Masalah Perselisihan dikalangan Orang Batak, tidak sama dengan orang Minang,
Jawa, Bali, Maluku dan lainya
Antropologi Hukum, adalah ilmu yg mempelajari manusia
dengan kebudayaan, yg khusus di bidang Hukum

Kebudayaan hukum yang dimaksud adalah kekuasaan yang


digunakan oleh penguasa untuk mengatur masyarakat agar
tidak melanggar kaedah-kaedah sosial yang telah ada didalam
masyarakat.
Pertanyaan :

Mengapa masih diperlukan hukum untuk mengatur padahal sudah


ada norma-norma atau kaedah-kaedah didalam masyarakat ?
Jawaban :

Manusia kurang yakin tentang dunia akhirat dan menganggap bahwa


sangsi dari norma-norma yang ada dalam masyarakat adalah sangsi
akhirat, maka diperlukan hukum tertulis disamping norma-norma yang
telah ada tersebut untuk mengatur kehidupan manusia.
TUJUAN ANTRROPOLOGI HUKUM

1. Menjelaskan Tata Cara Kehidupan


Salah satu tujuan utama antropologi hukum adalah menjelaskan mengenai
berbagai pola atau tata cara kehidupan manusia dan salah satu titik
pembahasannya adalah karakter fisik yang dimiliki manusia.

2. Memahami Karakteristik Manusia


Dengan adanya antropologi hukum, dapat membantu masyarakat untuk
memahami manusia dalam kelompok tertentu dan dengan adanya antropologi
hukum semua permasalahan di lingkungan dapat dicegah secepat mungkin.

3. Gaya Hidup Manusia


Pada dasarnya antropologi hukum menemukan berbagai prinsip mengenai
prinsip umum gaya hidup manusia dan mengetahui bagaimana pola terbentuknya
gaya hidup manusia. Gaya hidup terbentuk akibat adanya proses interaksi sosial
yang terjadi di lingkungan dan gaya hidup manusia pasti bervariasi, karena
tergantung dari cara interaksinya.
Manfaat Antropologi Hukum

1. Untuk mengetahui gambaran bekerjanya hukum sebagai pengendali


sosial yang dilatar-belakangi oleh budaya.
Dengan mengetahui latar belakang budaya dari suatu masyarakat  akan
dengan mudah mengendalikan masyarakat yang kurang atau tidak tahu
hukum negara

2. Mengetahui Aspek Hukum


Dengan adanya antropologi hukum, masyarakat akan mengetahui berbagai
hukum yang berlaku dalam masyarakat dan aspek hukum terbentuk dengan
berbagai hal yang dianggap penting.

3. Mengetahui Nilai Dasar


Nilai dasar memiliki peranan yang sangat penting dalam bermasyarakat dan nilai
dasar menjadi landasan masyarakat dalam berperilaku di lingkungan sosial.

4. Mengetahui Perbedaan
Perbedaan pandangan dan pendapat menjadi sebuah hal yang sering
menimbulkan konflik sosial. Antropologi hukum yang mencegah berbagai
konflik yang dihasilkan dari perbedaan dan sikap toleransi menjadi hal yang
penting, untuk dimiliki oleh masyarakat.
RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI HUKUM

LAURA NEDER mengemukakan masalah pokok yang merupakan ruang


lingkup Antropologi Hukum sebagai berikut :

1. Apakah dalam setiap masyarakat terdapat hukum dan


bagaimanakah terhukum yang Universal.
2. Bagaimana hubungan hukum antara hukum dan aspek kebudayaan.
3. Apakah mungkin diadakan Tipologi hukum tertentu sedangkan
variasi karakteristik hukum terbatas.
4. Apakah Tipologi hukum itu dapat berguna untuk mengetahui
hubungan antara hukum dan aspek kebudayaan dan orang-orang
sosial.
5. Mengapa hukum itu selalu berubah.
Cara memperlajari Antropologi Hukum adalah dengan pendekatan kepada manusia
melalui beberapa metode, yaitu :
1. Metode Historis
Mempelajari perilaku manusia dan budaya hukumnya dengan kaca mata sejarah.
Apabila perkembangan hidup manusia itu berlaku secar evolusi, maka begitu pula
hukum yang lahir dari padanya dan hukum yang mengaturnya berubah dan
berkembang secara evolusi. Berdasarkan teori evolusi tersebut, maka sejarah
perkembangan manusia dan hukumnya dapat digambarkan sebagai berikut :
Tahap (1)
Manusia
berpikir dan berperilaku
Tahap (2)
PRIBADI
Kebiasaan
Tahap (3)
MASYARAKAT
Adat
Tahap (4)
POLITIK
Tahap (5)
NEGARA
H.Perundangan
2. Metode Normatif-Eksploratif
Mempelajari manusia dan budaya hukumnya dengan bertitik
tolak pada norma-norma atau kaidah-kaidah hukum yang
sudah ada baik dalam bentuk kelembagaan maupun dalam
bentuk perilaku. Apabila penjajakan normatif hanya untuk
mengetahui kaidah hukum (perundangan) yang akan
digunakan dalam menyelesaikan peristiwa hukumnya saja, dan
cukup sampai disitu dalam hal ini kebanyakan dilaksanakan
oleh para sarjana hukum praktisi/para penegak hukum seperti
polisi yang membuat berita acara pemeriksaan terhadap
tersangka; jaksa menyiapkan surat tuduhan untuk diajukan
kepada pengadilan dan, hakim yang akan menetapkan
keputusan pengadilan dan para pejabat pemerintah
yangmenyelesaikan sengketa hak-hak tanah rakyat untuk
kepentingan pembangunan. Maka yang demikian itu bersifat
pendekatan yang normatif-juridis ,yang banyak dilakukan oleh
para sarjana hukum praktisi.
3. Metode Deskriptif Perilaku

Cara mempelajari perilaku manusia dan budaya hukumnya, dengan


melukiskan situasi hukum yang nyata. Cara ilmiah ini menyampingkan norma-
norma hukum yang ideal, yangdiciptakan berlaku, tertulis atau tidak tertulis,
sehingga ia merupakan kebalikan dari metode normatif-eksploratif. Jadi
metode ini tidak bertitik tolak dari hukum yang eksplisit (terang dan jelas)
aturannya, yang positif dinyatakan berlaku, tetapi yang diutamakannya adalah
kenyataan-kenyataan hukum yang benar-benar Nampak dalam situasi hukum
atau peristiwa hukumnya. Penggunaan metode diskriptif akan menjadi lebih
sempurna apabila ia juga didampingi metode kasus, sebagaimana dilakukan
R.F Barton dalam meneliti masyarakat Ifugao di Luzon Utara Filipina atau
Rattray dalam ia meneliti masyarakat di pantai emas di Afrika Barat. Penelitian
yang dilakukan mereka ialah dengan terjun langsung ke lapangan dengan
penduduk setempat, melihat dan mengamati berbicara bertatap muka dengan
para informan.
4. Metode Studi Kasus

Mempelajari kasus-kasus peristiwa hukum yang terjadi,


terutama kasus-kasus perselisihan. Studi kasus ini
induktif, artinya dari berbagai kasus yang dapat
dikumpulkan, kemudian data-datanya dia analisis secara
khusus lalu dibandingkan dengan ketentuan-ketentuan
yang umum. Peristiwa perilaku yang terjadi dan berlaku
dibandingkan dengan norma-norma hukum yang ideal
dan yang eksplisit dianggap masih tetap berlaku.

Anda mungkin juga menyukai