Anda di halaman 1dari 12

ANTROPOLOGI HUKUM

Dosen:
Windarto, S.Kom, M.S.I

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JAMBI
2019
Kelompok 2
Setiawati Gulo (B10017265)
Rina Maryani (B10017016)
Syarah Annisa (B10017021)
Nisa Nindia Putri (B10017139)
Indriani Pradipta Resti (B10017337)
Imelda Aprianni Harahap (B10017147)
Latar Belakang
Antropologi secara etimologis berasal
dari bahasa Yunani. Kata Anthropos
berarti manusia dan logos berarti ilmu
pengetahuan. Jadi, antropologi adalah
ilmu yang mempelajari manusia.
 Pengertian sederhana antropologi,
yaitu sebuah ilmu yang mempelajari
manusia dari segi keanekaragaman
fisik serta kebudayaan (cara-cara
berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai)
yang dihasilkan sehingga setiap
manusia yang satu dengan yang
lainnya berbeda-beda.
Rumusan Masalah
1. Permasalahan apa saja
yang terjadi di dalam
antropologi hukum ?

2. Bagaimana penyelesaian
dari permasalahan di
dalam antropologi
hukum ?
Pengertian Antropologi

Definisi Antropologi menurut para ahli:


• William A. Havilan : Antropologi adalah studi tentang umat
manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat
tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh
pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
• David Hunter : Antropologi adalah ilmu yang lahir dari
keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
• Koentjaraningrat: Antropologi adalah ilmu yang mempelajari
umat manusia pada umumnya dengan mempelajari
aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang
dihasilkan.
Antropologi Dalam Konteks Pengetahuan Di Indonesia

Sejarah perkembangan ilmu antropologi


di Indonesia tidak lepas dari peran para
sarjana Indonesia yang mengecap
pendidikan ilmu antropologi di daerah
perkembangannya.

Dalam proses perkembangannya ilmu antropologi di


Indonesia secara umum mengerucut menjadi ilmu yang menjadi
penopang proses "pembangunan“.
Sebagai cabang ilmu pengetahuan, antropologi memiliki
kebebasan bagi para penganutnya untuk menjadikan ilmu
antropologi sebagai pengetahuan untuk berfikir dan bertindak.
Permasalahan dalam Hubungan Antropologi

• Permasalahan yang terjadi


pada manusia
• Permasalahan dengan orang
lain (Konflik)
• Awal mula permasalahan atau
konflik berawal dari
ketidakcocokan atau perbedaan
pendapat
• Selanjutnya harus adanya
penyelesaian (Konsensus)
Contoh Permasalahan di dalam Antropologi Hukum

Berikut ini adalah contoh


kasus antropologi hukum:

Sengketa Tanah
 Sengketa Rumah
 Hak Asuh Anak
 Warisan
Kasus Sengketa Disumatera Barat
Proses penyelesaian persengketaan dipasar tradisonal padang
panjang, sumatera barat, dinagari koto baru terdapat pasar tradisional
(pasar sayur dan ternak) dan hanya diadakan hanya sekali seminggu
pada hari selasa. Nagari koto baru terletak ditepi jalan raya antara
padang-bukittinggi, sehingga sangat memungkinkan terjangkau oleh
pembeli maupun penjual dengan menggunakan kendaraan umum
untuk berlangsungnya kegiatan pasar.
Nagari kotobaru terbagi menjadi dua, yaitu nagari kotobaru utara
terdapat pasar sayur dan kotobaru selatan terdapat pasar ternak. Jarak
antara pasar kotobaru utara dengan kotobaru selatan sekitar 500m.
Walapun mereka mempunyai kepala desa masing-masing, namun ninik
mamak serta kerapatan adat nagari kotobaru dikategorikan pasar A
yang artinya pasar tersebut dikelola dan dimiliki oleh nagari. Namun
demikian, pemerintah mengulurkan tangan untuk pembinaan dan
pembangunan.
Dipasar tradisional kotobaru terdapat persengketaan yang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :

1. Klasifikasi berdasarkan jenis


persengketaan
2. Klasifikasi berdasarkan
pihak-pihak yang
bersengketa
3. Klasifikasi berdasarkan
proses penyelesaian
persengketaan
Kesimpulannya, bahwa apabila terjadi persengketaan
sebagian besar diselesaikan oleh lembaga-lembaga nonformal,
misalanya oleh teman sendiri atau petugas pasar. Lembaga ini
bersifat mendamaikan secara musyawarah. Jadi, sebagian
besar dari pihak yang bersengketa dan berkecenderungan
menggunakan lembaga yang ada di dalam pasar. Seandainya
para pihak yang bersengketa tidak puas dengan lembaga
tersebut, barulah dilimpahkan kepada pihak ketiga lembaga
formal. Misalnya, pihak kepolisian atau pihak pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai