PENDAHULUAN
Banyak ilmu yang mengkaji tentang manusia, masing – masing dengan sudut
pandang dan analisisnya. Salah satu ilmu yng mempelajari manusia dari sudut
cara berfikir dan pola berprilaku adalah antropologi (sering disebut antrologi
sosial dan budaya).
Dari kekhususan pola yang dikaji, yaitu aspek tingkah laku dan cara
berfikirnya, sesungguhnya ilmu antropologi sangat luas bidang kajiannya. Ia
mempelajari pola tingkah laku dan cara berfikir manusia yang senantiasa
mengalami tingkat kemajuan dari cara berpikir yang sangat sederhana sampai ke
tingkat modern, dari manusia dahulu hingga manusia sekarang. Perubahan pola
pikir ini mungkin saja membawa dampak yang positif bagi perkembangan dirinya,
juga dapat menimbulkan dampak yang negative.
1
semua bangsa, tanpa memperdulikan dimana dan bilamana mereka hidup telah
memberikan lebih banyak kejelasan tentang sifat manusia daripada semua
pemikiran para filsuf atau studi para ilmuan di laboratorium”
1.3 TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi persyaratan lulus di mata kuliah antropologi
2. Untuk mengetahui pengertian dari antropologi
3. Agar dapat mengetahui dan mengenal sejarah perkembangan
antropologi
4. Agar dapat mengetahui konsep dasar dari kajian evolusi
5. Agar dapat mengetahui dan mempelajari apa itu evolusi primata
manusia, dan
6. Dapat mengetahui pengertian dari kebudayaan
1.4 MANFAAT
Manfaat dari makalah ini yaitu:
a) Agar dapat digunakan sebagai bahan bacaan oleh para mahasiswa untuk
menambah pengetahuan mereka tentang antropologi budaya.
b) Para pembaca dapat mengetahui antropologi budaya serta kaidah-kaidah
yang ada di dalamnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap
waktu dan tiap dimensi kemanusiaannya. Arus utama inilah yang secara
tradisional memisahkan Antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang
menekankan pada perbandingan/perbedaan budaya antar manusia. Walaupun
begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode
Antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitian pada
penduduk yang merupakan masyarakat tunggal.1
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi
3
Memang terdapat banyak ilmu yang membahas tentang manusia, seperti
biologi, anatomi, psikologi, dan sebagainya. Namun, antropologi secara lebih
khusus mengkaji manusia dari sudut keanekawarnaannya, yaitu aneka warna fisik
(ragawi/tubuh) dan tingkah laku serta cara berfikirnya. Antropologi bahkan
melihat persoalan manusia biologi dan manusia sebagai makhluk sosian tidak
secara terpisah, tetapi secara keseluruhan (holistic dan integral).2
2
I Gede A. B. Wiranata, Antropologi Budaya (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2011) hlmn 3
3
I Gede A. B. Wiranata, Antropologi Budaya (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2011) hlmn 5
4
hubungan antara struktur sosial masyarakat dengan kebudayaannya,
bahkan juga membahas mengenai interpretasi simbolik.
Antropologi Linguistik: Cabang Antropologi yang mengkaji tentang
keanekaragaman bahasa. Namun, ruang lingkupnya jauh lebih kecil dari
ilmu linguistik. Antropologi linguistik melihat bahasa dalam konteks latar
belakang kebudayaan masyarakat penuturnya.
Arkeologi: Cabang ini seringkali dianggap sebagai ilmu tersendiri yang
terpisah dari Antropologi. Namun, menurut sebagaian besar ahli
Antropologi, Arkeologi sebenarnya adalah sebuah cabang ilmu dari
Antropologi. Tugas Arkeologi adalah menunjukkan hubungan antara
manusia masa lampau dengan habitat hidupnya beserta struktur sosial dan
kebudayaan masyarakatnya.
Etnologi: Cabang Antropologi yang secara khusus mempelajari sejarah
perkembangan kebudayaan manusia.4
Antropologi adalah salah satu bidang disiplin ilmu yang jenis keilmuannya
murni dan juga praktis. Sejarah munculnya keilmuan ini, berawal dari bangsa
Yunani dan Romawi. Bapak sejarah Herodotus menulis 50 bahasa, seni, macam
adat perkawinan serta menganggap masyarakat saat itu melakukan perbandingan
diantara budaya-budaya masyarakat. Mereka memilki sikap dan pandangan
meremehkan pada masyarakat dan budaya-budaya lain. Diabad 1 M Tacitus
menulis tentang suku-suku di Jerman. Fase perkembangan Antropologi terbagi
menjadi empat bagian:
4
http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-antropologi-dan-cabang.html
5
bangsa, masyarakat hingga budaya setempat. Mereka melakukan penjajahan di
tiga benua, afrika, asia dan amerika. Ketika bangsa Eropa menemukan suatu hal
yang aneh, suatu hal-hal yang baru di tempat jajahannya. Mereka mencurahkan
pengalaman-pengalaman yang mereka dapat ke sebuah tulisan. Kumpulan-
kumpulan tulisan itu disebut Etnographi. Terdapat beberapa pendapat dalam segi
sudut pandang seseorang dalam memaknainya. Mulai dari beranggapan mereka
(bangsa yang dijajah) adalah makhluk liar hingga sebutan-cebutan keturunan iblis
dilontarkan. Ada juga yang mencoba mengumpulkan barang-barang antik lalu
mengumpulkannya untuk diperlihatkan ke semua orang.
5
http://sosbud.kompasiana.com/2014/03/24/fase-fase-perkembangan-antropologi-
641171.html
6
dan suku bangsa yang bersangkutan. Gambaran bagaimanakah hubungan antara
antropologi dan koloialisme dikemukakan oleh Viollet/Liaison Agency: The
modern stuy of antrhropology had its origins in the European colonization of
lands in the Pasific, Asia, Africs, and the Americas. European contacts with vastly
different peoples sparked an interest in understanding and explaining human
diversity, the goals of anthropology”.
Pada fase ini antropologi menjadi suatu ilmu yang praktis dengan tujuan
mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku – suku bangsa di luar eropa guna
kepentingan pemerintah kolonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang
masyarakat masa kini yang kompleks.6
Fase keempat sering di sebut sebagai fas ilmiah antropologi, tetapi ada
pula yang menyebutnya sebagai era embaharuan dan penumuan ilmu
antropologisesungguhnya. Pada fase ini perkembangan ilmu antropologi demikian
pesatnya. Beberapa hal yang menjadi sebab ilmu ini berkembang sangat pesar,
diantaranya:
6
I Gede A. B. Wiranata, Antropologi Budaya (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2011) hlmn 10
7
Selanjutnya, melalui suatu Simposium Internasional Antropologi di
Amerika Serikat pada tahun 1951 sebanyak enam puluh orang ahli antropologi
mengadakan kajian ulang tentang tujuan dan ruang lingkup ilmu antropologi.
Salah satu rumusannya adalah bahwa secara akademik ilmu ini ingin mencapai
pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka
warna fisik, masyarakat, serta kebudayaannya, dan secara praktis ingin
mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat suku bangsa guna
membangun masyarakat suku bangsa itu sendiri.7
Hingga saat ini asal usul manusia masih merupakan misteri. Memang
sejak beberapa waktu lalu keberadaan makhluk manusia melalui suatu proses
panjamg evolisonya tidak diragukan lagi. Rangkaian proses ini diperkirakan mulai
dari suatu bentuk kehidupan sederhana dan melalui proses evolusi akhirnya
menghasilkan manusia modern. Persoalan mendasar adalah apa serta bagaimana
wujud sesungguhnya perkembangan makhluk manusa itu secara biologis?
7
I Gede A. B. Wiranata, Antropologi Budaya (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2011) hlmn 11
8
I Gede A. B. Wiranata, Antropologi Budaya (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2011) hlmn 35
8
Pada masa itu antropologi menjadi ilmu yang bersifat akademik, yaitu:
“Mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitive dengan maksud untuk
mendapat suatu pengertian tentang tingkat – tingkat konu dakan sejarah evolusi
dan sejarah penyebaran kebudayaan manuia.”
9
I Gede A. B. Wiranata, Antropologi Budaya (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2011) hlmn 35-36
10
I Gede A. B. Wiranata, Antropologi Budaya (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2011) hlmn 37-38
9
2.4.1 Bentuk – Bentuk Manusia Tertua
a. Konsep lama
b. Konsep baru
10
Meskipun demikian, dibawah ini akan dikemukakan beberapa fosil yang
sempat ditemukan dalam berbagai ekspedisi dan penggalian oleh para antropolog.
Eoantropus Dawsoni
Australopithecus Africanus
Sinanthropus Pekinensis
11
Homo Heidelberg
Homo Neanderthalensis
Prof. Sollas dari Universitas Oxford didaerah Gibraltar pada tahun 1848
menumukan sebuah tengkorak, takni tulang tengkorak atas, tulang lengan, dan
tulang kaki sejenis yang ditemukan disebuah gua dekat Dusseldorf di lembah
Neanderthal. Berdasarkan struktur fisiknya, temuan ini diberi nama Homo
Neanderthalensis dan makhluk ini diduga memiliki proses evolusi yang sangat
dekat dengan keluarga manusia modern (Homo Sapiens).11
11
I Gede A. B. Wiranata, Antropologi Budaya (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2011) hlmn 43-48
12
dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
2. R. Linton (1947)
Kebudayaan adalah keseluruhan hasil daya budhi cipta, karya, dan karsa
manusia yang dipergunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya
agar menjadi pedoman bagi tingkah lakunya, sesuai dengan unsur – unsur
universal di dalamnya.
Cuture, the beliefs, behavior, language, and entire way if life of a particular
time or group of people. Culture includes customs, ceremonies, work of art,
inventions, technology, and traditions. The term also may have a more specific
aesthetic definition and can describe the intellectual and artistic achievements of a
society.
13
1. Homo Sapiens, makhluk yang dapat berpikir secara bijak.
2. Homo Loquens, makhluk yang pandai berbicara dan berkomunikasi.
3. Homo Sosialis, makhluk yang dapat bermasyarakat.
4. Homo Economicus, makhluk yang mampu megorganisasikan segenap
usahanya guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
5. Homo delegans, makhluk yang mampu menyerahkan tugas kepada orang
lain, termasuk alat bantu.
6. Homo legatus, makhluk yang mewariskan kebudayaannya kepada generasi
berikutnya.
7. Homo faber, makhluk yang pandai mempergunakan alat.12
12
I Gede A. B. Wiranata, Antropologi Budaya (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2011) hlmn 94-97
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Manusia adalah salah satu dari makhluk yang ada berkembang di muka
bumi. Perkembangan manusia dan makhluk lain yang telah berlangsung sangat
lama itu menarik bagi para ahli karena ternyata dalam rentang waktu yang sekian
lama itu manusia dan primata lainpun secara fisik melalui suatu proses evolusi.
Secara umum proses evolusi ini dibedakan atas tiga golongan besar yaitu proses
mutasi, seleksi dan adaptasi.
3.2 SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan kepada pembaca dan penulis mengenai
makalah ini adalah:
a) Diharapkan penulis dapat mengembangkan dan melanjutkan penulisan
makalah mengenai antropologi budaya ini.
b) Diharapkan hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan
dan ilmu pengetahuan.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi
Wiranata, I Gede A.B. 2011. Antropologi Budaya. PT Citra Aditya Bakti:
Bandung
http://sosbud.kompasiana.com/2014/03/24/fase-fase-perkembangan-
antropologi-641171.html
16