Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

MELESTRIKAN PERMAINAN TRADISIONAL INDONESIA SEBAGAI SARANA PERKEMBANGAN DIRI ANAK

BIDANG KEGIATAN: PKM-GT

Diusulkan Oleh : Novia Yuanita Diela Sari 110210103067/2011

UNIVERSITAS JEMBER JEMBER 2013 i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkah, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan proposal Program Kreatifitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKMGT) yang berjudul MELESTRIKAN PERMAINAN TRADISIONAL INDONESIA SEBAGAI SARANA PERKEMBANGAN DIRI ANAK dengan baik tanpa halangan yang besar. Proposal ini disusun sebagai usulam PKM-GT tahun 2013. Terselesainya penyusunan proposal PKM-GT ini adalah berkat dukungan dari semua pihak, untuk itu penyusun menyampaikan terima kasih yang sebanyakbanyaknya kepada Bapak mahros selaku dosen pembimbing yang membimbing dan memberikan arahan kepada penyusun dan Segenap pihak yang telah ikut andil dalam proses penyelesaian penyusunan proposal ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu. Penyusun telah berusaha maksimal untuk kesempurnaan tulisan ini. Namun, penyusun masih terbuka terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tulisan. Semoga proposal ini dapat memberi manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sumbangan ilmiah yang sebesar-besarnya bagi penyusun dan pembaca.

Jember, 29 April 2013

Penyusun

ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.........................................................................................ii DAFTAR ISI........................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... iv RINGKASAN.......................................................................................................1 PENDAHULUAN................................................................................................1 Latar Belakang...........................................................................................1 Tujuan........................................................................................................2 Manfaat......................................................................................................2 GAGASAN............................................................................................................2 Permainan Tradisional di Era Modernisasi................................................3 Pengembangan Diri Anak Lewat Permainan Tradisional..........................4 KESIMPULAN....................................................................................................7 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................7 DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................8

iii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Papan Congklak ..................................................................................4 Gambar 2. Bermain Congklak...............................................................................5

iv

MELESTRIKAN PERMAINAN TRADISIONAL INDONESIA SEBAGAI SARANA PERKEMBANGAN DIRI ANAK Novia Yuanita Diela Sari Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember Jl. Kalimantan, No. 37, Jember RINGKASAN Permainan tradisional merupakan salah satu kekayaan budaya di Indonesia. Banyak sekali jenis permainan tradisional mulai dari yang dimainkan sendiri, dimainkan berdua, maupun yang dimainkan banyak orang. Namun sekarang permainan tradisional mulai ditinggalkan dan mulai bergeser pada permainan yang lebih modern seperti playstation dan game online. Banyak alasan yang menyebabkan permainan tradisional kurang diminati, beberapa dari alasan tersebut antara lain malas, tidak ada waktu, kotor, tidak ada teman yang bisa diajak bermain, lebih suka permainan modern dan banyak alasan lainnya. Sebenarnya banyak sisi positif yang dimiliki oleh permainan tradisional seperti melahirkan suasana suka cita dan rukun, belajar bersosialisasi secara langsung, belajar berkomitmen, mengasah keterampilan motorik, kreatif, dan lebih mengerti lingkungan sekitar. Mengenalkan kembali permainan tradisional kepada anak dapat digunakan sebagai sarana pengembangan diri pada anak serta dapat menjadi media pembelajaran nilai-nilai kehidupan bagi anak. PENDAHULUAN Latar Belakang Permainan tradisional termasuk kekayaan budaya yang tak ternilai harganya. Di Indonesia banyak sekali jenis permainan tradisional, yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dari yang bisa dimainkan sendiri, cukup dengan dua orang (sedikit orang) sampai yang harus dimainkan banyak orang. Dari yang tidak menggunakan alat permainan sampai yang menggunakan alat permainan. Permainan tradisional Indonesia pada saat ini sudah menjadi salah satu hal yang jarang dijumpai. Anak-anak Indonesia lebih memilih jenis permainan yang dianggap modern daripada harus bermain sebagaimana yang dilakukan oleh anakanak era tahun 90-an dan sebelumnya. Hal ini terjadi semenjak kemajuan teknologi sudah semakin menjalar hingga ke wilayah perdesaan. Permainan tradisional, selain sebagai sarana bersenang-senang, secara langsung maupun tidak langsung anak juga mendapatkan manfaat lain. Misalnya sebagai sarana olah raga serta melatih mental dan otak. Fisik atau badan lebih kuat atau sehat karena terbiasa bergerak. Mental terlatih untuk bersifat jujur dan mau bekerja sama (karena yang tidak bersedia biasanya dimusuhi kawan-kawannya). Otak terbiasa berpikir bagaimana dirinya atau kelompoknya bisa menang. Sehingga harus bisa berpikir secara cerdas, teliti, bahkan kadang-kadang harus bisa mengambil keputusan secara cepat. Bisa menempatkan diri sebagai

pemimpin atau yang dipimpin, memupuk jiwa kesatria (yang menang tidak sombong yang kalah tidak rendah diri atau dendam), berlatih disiplin. Perkembangan teknologi yang demikian pesat, menjadikan semua daerah kini sudah bisa dirambah oleh perangkat teknologi. Termasuk diantaranya teknologi yang digunakan pada jenis permainan anak-anak. Lihat saja, kini kita bisa dengan mudah menjumpai berbagai tempat yang menjadi pusat permainan anak-anak yang berbasis teknologi. Seperti permainan play station, bahkan yang sudah maju adalah bermunculannya tempat game centre online hingga ke perdesaan. Akibatnya, banyak anak-anak Indonesia yang lebih asyik menghabiskan waktu mereka di depan layar televisi atau monitor komputer. Mereka sibuk bermain dengan dunia fantasi yang muncul di layar dari pada harus memainkan permainan tradisional Indonesia yang selalu banyak bergerak. Alasan kepraktisan pun menjadi salah satu sebab mengapa banyak anak-anak yang malas melakukan permainan tradisional Indonesia. Dengan sedikit menyisihkan uang saku sekolah, seorang anak sudah bisa menyewa perangkat play station atau menyewa internet selama beberapa jam. Selain masalah keterbatasan lahan, permainan ini juga membutuhkan beberapa orang untuk memainkannya. Padahal, di tengah tugas sekolah yang menumpuk dan kewajiban mengikuti berbagai pelajaran tambahan, sangat sulit mencari sejumlah orang untuk bisa diajak bermain. Sementara, jika bermain di arena play station atau game center, seorang anak bisa memainkannya seorang diri tanpa perlu orang lain. Sayang sekali keberadaan permainan tradisional tersebut sekarang mulai tersisih dengan hadirnya media-media permainan yang lebih menarik. Kesibukan anak dan juga ketidakpedulian orang tua turut andil dalam hilangnya permainan tradisional tersebut. Tujuan penulisan Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk menjelaskan manfaat dari permainan tradisional bagi anak serta melestarikan permainan tradisional yang telah diwariskan oleh nenek moyang Manfaat penulisan Manfaat penulisan karya tulis ini adalah sebagai sarana belajar dan pengembangan diri pada anak serta menjadi media pembelajaran nilai-nilai kehidupan bagi anak. GAGASAN Kondisi saat ini Peranan orang tua dan guru saat ini sangat mempengaruhi jiwa perkembangan diri anak, dimana orang tua dan guru saling terkait dalam kegiatan mereka. Keberhasilan mendidik anak tersebut sepenuhnya tanggung jawab orang tua dan guru, karena bagi mereka orang tua dan guru adalah sosok panutan yang baik untuk dicontoh. Saat ini banyak para guru yang menggunakan alat-alat canggih dalam kegiatan belajar mengajar di kelas seperti handphone, kalkulator dan lain-lain.

Orang tua juga seperti itu, orang tua lebih senang membelikan permainanpermainan elektronik kepada anak-anaknya seperti game online, playstation dan lain-lain. Anak pun lebih berminat menggunakan alat-alat tersebut. Namun ini berakibat buruk bagi anak, diantaranya membuat mereka malas melakukan pekerjaan lain ketika sudah asik dengan alat-alat tersebut. Akibat lainnya mata mereka akan mudah mengalami kelemahan kekuatannya, radiasi yang membahayakan saraf otak, dan membuat anak menjadi konsumtif terhadap alatalat canggih. Solusi yang pernah ditawarkan Media permainan adalah bahan, alat maupun metode atau teknik yang digunakan dalam kegiatan bermain anak agar proses interaksi antara anak dan anak dapat berlangsung nyata atau murni interaksi dengan media yang mereka mainkan tersebut. Dari segi perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi modern. Namun saat ini, banyak para orangtua menggunakan permainan dengan media modern seperti game online, playstation, PSP, HP dan lain-lain, dengan alasan mudah dalam proses penggunaannya, mengikuti jaman dan lain sebagainya. Media permainan dengan menggunakan teknologi modern dalam kegiatan bermain agar interaksi komunikasi antara anak dan anak lainnya, ternyata dapat berlangsung secara nyata atau murni sesuai yang diharapkan. Banyak anak menjadi pemalu, pemalas, individualis dan hal ini berdampak pada jiwa perkembangan diri anak. Oleh sebab itu, dibutuhkan stimulasi yang sesuai kebutuhan anak. Upaya perkembangan diri anak harus dilakukan melalui kegiatan bermain yang langsung tatap muka antar temannya, melalui gerakan atau lain sebagainya. Permainan Tradisional di Era Modern Cublak cublak suweng, suwenge ting gelenter mambu ke tundung gude, pak empong lela lelo sopo guwu ndhelik ake. Sir.. sir pong dele gosong sir sir pong dele gosong. Kalimat diatas merupakan segelintir lagu yang mengiringi anak-anak melakukan permainan tradisional yang bernama Cublak Cublak Suweng dimana ada seorang anak dengan posisi telungkup dan anak-anak yang lain menengadahkan tangan mereka di punggung si anak yang telungkup tersebut sembari tangan yang lain memutarkan sesuatu ke setiap tangan yang menengadah tersebut. Setelah lagu tersebut selesai, maka anak yang telungkup tersebut kembali berdiri dan menebak siapa diantara anak-anak yang menengadahkan tangan tersebut yang memegang benda yang sebelumnya telah diputar. Permainan tradisional tersebut merupakan satu contoh dari ribuan permainan tradisional yang ada di Indonesia. Namun permainan-permainan tradisional tersebut kini mulai terkikis keberadaannya sedikit demi sedikit khususnya di kota-kota besar dan mungkin untuk anak-anak sekarang ini banyak

yang tidak mengenal permainan tradisional yang ada padahal permainan tersebut adalah warisan dari nenek moyang rakyat Indonesia. Semakin tidak populernya permainan tradisional tersebut dikarenakan telah banyak munculnya permainanpermainan yang lebih menarik dan menyenangkan hati anak-anak sekarang ini dan ke semua permainan tersebut adalah murni produk dari luar Indonesia. Sebagai contoh PlayStation (PS) yang merupakan produk dari Jepang dimana sekarang telah mencapai versi yang ke empat. Dengan banyaknya permainan elektronik maupun non elektronik yang menyenangkan dan menghibur yang ada dipasaran Indonesia, maka sedikit demi sedikit keberadaan dari permainan tradisional semakin tersisihkan. Disamping itu, banyak orang tua sekarang lebih senang membelikan permainan-permainan elektronik maupun non elektronik tersebut untuk anaknya daripada mengajarkan anak-anak mereka permainan-permainan tradisional yang dulu pernah dilakukan oleh para orang tua tersebut. Entah karena alasan tidak ada waktu untuk mengajari yang dikarenakan kesibukan oleh pekerjaan atau karena menganggap permainan tersebut sudah ketinggalan jaman dan tidak perlu diajarkan kepada anak-anak mereka. Pengembangan Diri Anak Lewat Permainan Tradisional Banyak orang tua menggangap bahwa kursus atau mempelajari sesuatu di kelas non formal lebih berguna daripada bermain. Padahal banyak hal yang dapat diambil manfaatnya dari permainan tradisional, salah satunya adalah alat-alat yang mudah didapatkan dan memungkinkan anak-anak untuk membuatnya. Selain itu mengajarkan anak-anak untuk melepaskan ide kreatifnya untuk membuat atau mengkreasi permainan tradisional tersebut dengan bahan-bahan yang ada disekitarnya. Seperti biji congklak yang umumnya dari kerang dapat digantikan dengan biji-bijian, papan congklak tidak harus menggunakan papan kayu berlubang tetapi dapat digantikan dengan melubangi tanah sehingga menyerupai bentuk papan congklak.

Gambar 1. Papan congklak Sisi positif yang dimiliki oleh permainan tradisional antara lain Pertama, permainan anak selalu melahirkan nuansa suka cita. Dalam permainan tersebut jiwa anak terlihat secara penuh. Suasana ceria, senang yang dibangun senantiasa melahirkan dan menghasilkan kebersamaan yang menyenangkan. Inilah benih masyarakat yang rukun itu dimulai. Jarang sekali permainan yang berguna untuk dirinya sendiri. Kedua, kerukunan itu dibangun secara bersama-sama. Artinya, demi menjaga permainan dapat berlangsung secara wajar , mereka mengorganisir diri

dengan membuat aturan main diantara anak-anak sendiri. Dalam konteks inilah anak-anak mulai belajar mematuhi aturan yang mereka buat sendiri dan disepakati bersama. Disatu sisi, anak belajar mematuhi aturan bermain secara jujur, disisi lain mereka pun berlatih membuat aturan main itu sendiri. Sementara itu, apabila ada anak yang tidak mematuhi aturan main, dia akan mendapatkan sanksi sosial dari sesamanya. Dalam kerangka inilah, anak mulai belajar hidup bersama sesamanya atau hidup bersosial. Namun demikian dipihak lain, apabila dia mau mengakui kesalahannya, teman yang lain pun bersedia menerimanya kembali. Suatu bentuk proses belajar mengampuni dan menerima kembali dari mereka yang telah mengakui kesalahannya. Ketiga, keterampilan anak senantiasa terasah, anak terkondisi membuat permainan dari berbagai bahan yang telah tersedia di sekitarnya. Dengan demikian, otot atau sensormotoriknya akan semakin terasah pula. Dipihak yang lain, proses kreatifitasnya merupakan tahap awal untuk mengasah daya cipta dan imajinasi anak memperoleh ruang pertumbuhannya. Keempat, pemanfaatan bahanbahan permainan, selalu tidak terlepas dari alam. Hal ini melahirkan interaksi antara anak dengan lingkungan sedemikian dekatnya. Kebersamaan dengan alam merupakan bagian terpenting dari proses pengenalan manusia muda terhadap lingkungan hidupnya. Kelima, hubungan yang sedemikian erat akan melahirkan penghayatan terhadap kenyataan hidup manusia. Alam menjadi sesuatu yang dihayati keberadaanya, tak terpisahkan dari kenyataan hidup manusia. Penghayatan inilah yang membentuk cara pandang serta penghayatan akan totalitas cara pendang mengenai hidup ini. Cara pandang inilah yang kemudian dikenal sebagai bagian dari sisi kerohanian manusia tradisional. Keenam, melalui permainan masyarakat mulai mengenal model pendidikan otodidak. Artinya, anak memperoleh kesempatan berkembang sesuai dengan tahap-tahap pertumbuhan jiwanya. Dalam pengertian inilah, anak dengan orang tua atau guru memiliki kedudukan yang sangat penting, sama-sama berposisi sebagai pemilik pengalaman. Bermain dapat menjadi sarana belajar dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan pada anak. Dibawah ini contoh gambar dua orang anak yang sedang asik bermain congklak.

Gambar 2. Bermain congklak

Dunia anak adalah dunia bermain, setiap anak senang melakukan permainan yang menjadi andalannya. Saat ini, hampir seluruh anak-anak gemar bermain Play Station atau Game Online yang dapat mereka temukan di warnet terdekat. Sejak permainan moderen muncul, jenis permainan tradisional mulai bergeser keberadaannya. Kita nyaris tak pernah melihat lagi anak-anak bermain bola bekel, congklak, ataupun petak umpet. Selain menghibur, permainan juga sebagai sarana pendidikan anak. Jenis permainan modern yang ada saat ini memang membantu anak mengenal teknologi baru. Namun tidak ada salahnya jika kita mengajarkan permainan tradisional yang dapat mengasah kemampuan otak, kemampuan membuat strategi, sikap bersosialisasi, serta membangun emotional quotient. Permainan tradisional memiliki nilai yang positif terhadap anak. Salah satunya adalah anak terhindar dari masalah obesitas, karena permainan tradisional umumnya menggunakan banyak gerakan. Selain itu, anak mudah bersosialisasi dengan orang lain, karena permainan dilakukan oleh minimal dua anak. Pada permainan kelompok, anak juga dituntut untuk menentukan strategi, berkomunikasi dan bekerjasama dengan anggota tim mainnya. Permainan tradisional memang memerlukan arena yang luas. Ini adalah salah satu kendala, dimana di kota-kota besar yang memiliki keterbatasan area yang luas. Jika melihat di sekeliling kita, halaman di depan rumah pun hampir tak bisa digunakan untuk tempat bermain anak. Sementara kendala yang lain adalah karena larangan orangtua. Kebanyakan orangtua takut anak mereka terluka atau kotor. Hasilnya, orang tua saat ini lebih suka memberikan mainan elektronik pada anak mereka. Padahal permainan terebut justru membuat anak cenderung sulit bersosialisasi sehingga anak menjadi pemalu dan individualistis, bahkan makin banyak anak yang mengalami kegemukan karena kurang bergerak. Semestinya, orangtua dapat memberi kebebasan secara berimbang agar anak dapat bermain bersama dengan teman-temannya, dan ini sangat membantu membangun nilai yang positif terhadap perkembangan anak. Tetapi, tentu saja harus dalam pengawasan dan memberi batasan waktu yang jelas agar tidak semua waktu digunakan untuk bermain. Tak ada salahnya jika sebagai orangtua ikut terlibat dalam permainan tersebut. Hal ini justru membangkitkan semangat si anak dan juga menjalin hubungan antara orangtua dan anak semakin dekat. Pihak Terkait 1. Guru. Memberi arahan dan membimbing serta mempraktekkan terlebih dulu mengenai cara bermain permainan tradisional. 2. Teman. Kelompok dalam bermain dimana kekompakan dan suport antar teman ini yang menentukan siapa yang dapat memenagkan permainan tersebut.

3. Orang Tua Yang memberi motivasi agar anak dapat belajar dalam bermain lebih tekun dan memberi semangat agar anak dapat terangsang untuk selalu bermain untuk belajar. 4. Lingkungan sekitar Lingkungan sekitar mendukung anak untuk dapat berkembang.

KESIMPULAN Mainan tradisional atau yang biasa disebut dengan mainan tempo doeloe pada era sekarang peminatnya sangat sedikit sekali, padahal mainan tersebut adalah mainan tradisional turun-temurun yang berasal dari negara Indonesia. Anak-anak cenderung menganggap mainan tradisional itu adalah mainan yang sudah ketinggalan jaman, mainan yang sudah kuno dan mainan yang sangat membosankan. Padahal bila di teliti lebih jauh lagi, mainan tradisional memberikan manfaat yang berguna bagi perkembangan anak dibandingkan dengan mainan modern yang hanya memberikan nilai kemewahan saja. Dengan melalui permainan tradisional yang sering dimainkan oleh anak merupakan salah satu alternative sana perkembangan diri anak sehingga diharapkan dapat menunjang kemampuan anak tersebut. Dengan pengalaman yang diperoleh dari permainan tersebut banyak halhal positif yang mereka dapatkan, diharapkan anak akan mempunyai jiwa sosial yang tinggi antar sesamanya dan lebih kreatif kedepannya. DAFTAR PUSTAKA http://angkatigabelas.blogspot.com/2012/04/20-permainan-tradisional-yangsudah.html (17 Maret 2013) http://life-hidup.blogspot.com/2011/03/permainan-tradisional-sudah-hampir.html (17 maret 2013) http://log.viva.co.id/news/read/381348-manfaat-permainan-tradisional-bagi-anak (17 Maret 2013) http://blog.umy.ac.id/meitafitrialina/2012/01/01/manfaat-permainan-tradisionalbagi-anak/ (18 Maret 2013) Buku Tentang Manfaat Permainan Tradisional Congklak Indonesia http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/571/jbptunikompp-gdl-rizkinovri-28506-10unikom_r-i.pdf (20 Maret 2013) PKM-GT.2012. Inovasi meningkatkan pemahaman dalam berhitung untuk siswa sekolah dasar melalui media permainan tradisional pindan

http://atika24.wordpress.com/2013/02/01/pkm-gt-inovasimeningkatkan-pemahaman-dalam-berhitung-untuk-siswa-sekolahdasar-melalui-media-permainan-tradisional-pindan/ (20 Maret 2013)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Pelaksana a. b. c. d. e. f. g. h. Nama : Novia Yuanita Diela Sari NIM : 110210103067 Tempat/tanggal lahir : Probolinggo, 10 November 1992 Alamat Jember : Jl Kalimantan No 30 Jember E-mail : bunda_pieya@yahoo.co.id Program studi : S1 Pendidikan Biologi Perguruan tinggi : Universitas Jember Karya yang pernah ditulis : i. Penghargaan yang pernah diraih : Pelaksana

Novia Yuanita D.S 110210103067

Anda mungkin juga menyukai