100%(2)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
363 tayangan25 halaman
1. Dokumen tersebut merangkum silabus mata kuliah etnografi Papua yang mencakup pokok-pokok materi perkuliahan seperti pengertian etnografi umum, lingkup etnografi Papua, identitas suku-suku di Papua, dan sosial kehidupan suku Papua.
2. Sistem penilaian mahasiswa terdiri dari tes kecil, tugas-tugas, UTS, UAS, dan nilai bonus.
3. Etnografi adalah kajian tentang ke
1. Dokumen tersebut merangkum silabus mata kuliah etnografi Papua yang mencakup pokok-pokok materi perkuliahan seperti pengertian etnografi umum, lingkup etnografi Papua, identitas suku-suku di Papua, dan sosial kehidupan suku Papua.
2. Sistem penilaian mahasiswa terdiri dari tes kecil, tugas-tugas, UTS, UAS, dan nilai bonus.
3. Etnografi adalah kajian tentang ke
1. Dokumen tersebut merangkum silabus mata kuliah etnografi Papua yang mencakup pokok-pokok materi perkuliahan seperti pengertian etnografi umum, lingkup etnografi Papua, identitas suku-suku di Papua, dan sosial kehidupan suku Papua.
2. Sistem penilaian mahasiswa terdiri dari tes kecil, tugas-tugas, UTS, UAS, dan nilai bonus.
3. Etnografi adalah kajian tentang ke
UNIVERSITAS NEGERI PAPUA (UNIPA) TAHUAN AJARAN 2011/2012
MATA KULIAH ETNOGRAFI PAPUA, DOSEN PEGAJI YAN BALYO, S.Pd.AK, M.Si. HP.082198657568
SILABUS MATAKULIAH ETNOGRAFI PAPUA.
I. Setiap jam matakuliah mahasiswa wajib mengikuti perkulihan sesuai ketetapan akademik, dalam satu mata kuliah tatap muka antara dosen dengan mahasiswa sebanyak 16 kali pertemuan, mulai terhitung dari pertemuan pertama sampai ujian akhir semester. II. Mahasiswa yang tidak mengikuti matakuliah 3x alfa, tanpa keterangan berturut- turut dinyatakan tidak lulus ujian akhir. III. Pokok-pokok materi perkuliahan etnografi Papua adalah a. Pengertian Umum Etnografi Papua b. Lingkup etnografi Papua. c. Identitas Suku-suku yang mendiami di tanah Papua d. Sosial Kehidupan suku bangsa Papua. IV. system penilaian kemajuan studi mahasiswa dalam proses perkuliahan. a. Tes kecil 10% b. Tugas-Tugas 15% c. UTS 25% d. UAS 50% e. Nilai bonus
2
V. Bentuk-bentuk pertanyaan yang benar dan tepat sesuai dengan dunia pendidikan secara ilmiah terdiri dari a. Aksiologi b. Epistemology c. Ontologi VI. Strategi pelajar dalam dunia pendidikan sebagai mahasiswa professional adalah a. Membaca b. Menganalisis c. Mengkritisi
Barangsiapa mencucurkan air mata sambil menabur benih, pasti pulang dengan bersorak-sarai sambil membawa berkas-berkasnya.
3
PENGERTIAN ETNOGRAFI
Pengertian Umum Etnografi
Etnografi berasal dari kata ethos, yaitu bangsa atau suku bangsa dan graphein yaitu tulisan atau uraian. Etnografi adalah kajian tentang kehidupan dan kebudayaan suatu masyarakat atau etnik, misalnya tentang adat-istiadat, kebiasaan, hukum, seni, religi, bahasa. Bidang kajian vang sangat berdekatan dengan etnografi adalah etnologi, yaitu kajian perbandingan tentang kebudayaan dari berbagai masyarakat atau kelompok (Richards dkk.,1985). Istilah etnografi sebenarnya merupakan istilah antropologi, etnografi merupakan asalnya dari antropologi, ilmu antropologi lahir pada tahap pertama dari perkembangannya sebelum tahun 1800 an. Etnogarafi juga merupakan hasil catatan penjelajah eropa tatkala mencari rempah-rempah ke Indonesia. Koentjaraningrat, 1989:1 : Mereka mencatat semua fenomena menarik yang dijumpai selama perjalanannya, antara lain berisi tentang adat- istiastiadat, susunan masyarakat, bahasa dan ciri-ciri fisik dari suku-suku bangsa tersebut. Etnografi yang akarnya antropologi pada dasarnya merupakan kegiatan peneliti untuk memahami cara orang-orang berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena teramati kehidupan sehari-hari. Etnogarafi adalah pelukisan yang sistematis dan analisis suatu kebudayaan kelompok, masyarakat atau suku bangsa yang dihimpun dari lapangan dalam kurun waktu yang sama. Sebelum istilah etnografi komunikasi semakin populer dipakai, istilah etnografi berbicara (ethnography of speaking) lebih awal diacu sebagai pemberian pemakaian bahasa lisan. Etnografi komunikasi menjadi lebih luas karena tidak hanya melingkupi modus komunikasi lisan (speaking), tetapi juga melibatkan komunikasi tulis (writing) serta komunikasi isyarat (gesture), gerakan tubuh (kinesics), atau tanda (signing). Pemakaian tuturan Apa khabar? (bahasa Belanda) dengan arti yang sama tentu saja berbeda modus kemunculannya dengan tuturan Dengan hormat. Kelompok tuturan pertama terjadi dalam modus lisan, sebaliknya kelompok tuturan kedua hanya muncul dalam modus tulisan. Kedua modus ini juga sangat berbeda dengan modus komunikasi isyarat, bahasa tubuh atau tanda yang menggunakan anggota badan atau alat. Orang Indonesia akan menganggukkan kepalanya untuk menyatakan makna setuju, tetapi orang India justru mengayunkan kepala dengan membentuk gerakan angka 8 untuk 4
makna yang sama. Orang Tibet menggesek-gesekkan hidungnya dengan hidung teman untuk menyatakan selamat datang, sedangkan orang Indonesia melakukan hal yang sama dengan saling berjabat tangan. Menariknya lagi, Orang Tibet akan menjulurkan lidahnya sebagai sapaan untuk menyambut tamu, yang bagi orang Indonesia tindakan demikian diartikan mengejek. Sebaliknya sapaan untuk menyambut tamu orang Indonesia menyatakan selamat datang sambil mempersilahkan masuk dan seterusnya. Kalau orang Indonesia menjulurkan tangannya ke bawah sambil berjalan membungkukkan badan pertanda ia meminta permisi untuk minta lewat di hadapan orang lain, tetapi bagi orang Arab, mereka justru memegang kepala orang yang dilewatinya. Orang Jepang menggenggam keempat jemarinya kecuali kelingking untuk menyatakan makna perempuan, sebaliknya orang Indonesia mengartikan tindakan demikian sebagai pernyataan anggap remeh atau enteng terhadap seseorang atau sesuatu hal. 1. Istilah etnography of speaking awalnya diperkenalkan oleh seorang pakar antropologi dan sekaligus pakar linguistik Amerika, Dell Hymes (dalam Gladwin, T. dan Sturtevant, W.,1982; juga dalam Fishman, J., 1968). Istilah itu kemudian diubah oleh penulisnya menjadi etnography ofcommunication, karena istilah ini dianggap lebih tepat. 2. Michael H.Agar (1986:12-24), meberikan tawaran baru tentang penelitian etnografi dengan dilandasi oleh pemikiran fenomenologi, mengutip pendapat Giddens (1976), adalah inti dari proses mediasi kerangka pemikiran . hakikat dari suatu mediasi tertentu akan bergantung dari hakikat tradisi dimana terjadi kontak penelitian lapangan. 3. Roger M.Keesing (1989:250) mendefinisikan etnogarafi sebagai pembuatan dokumentasi dan analisis budaya tertentu dengan mengadakan penelitian lapangan. Artinya dalam nmendefinisikan suatu kebudayaan seorang etnografer (peneliti etnografi) juga menganalisis. Menurut Hymes(1974), istilah etnografi komunikasi sendiri menunjukkan cakupan kajian berlandaskan etnografi dan komunikasi.
Cakupan kajian tidak dapat dipisah-pisahkan, misalnya hanya mengambil hasil-hasil kajian dari linguistik, psikologi, sosiologi, etnologi, lalu menghubung-hubungkannya. Fokus kajiannya hendaknya meneliti secara langsung terhadap penggunaan bahasa dalam konteks situasi tertentu, sehingga dapat mengamati dengan jelas pola-pola aktivitas tutur, dan kajiannya diupayakan tidak terlepas (secara terpisah-pisah), misalnya tentang gramatika 5
(seperti dilakukan oleh linguistik), tentang kepribadian (seperti psikologi), tentang struktur sosial (seperti sosiologi, dan sebagainya. Dalam kaitan dengan landasan itu, seorang peneliti tidak dapat membentuk bahasa, atau bahkan tutur, sebagai kerangka acuan yang sempit. Peneliti harus mengambil konteks suatu komunitas (community), atau jaringan orang-orang, lalu meneliti kegiatan komunikasinya secara menyeluruh, sehingga tiap penggunaan saluran atau kode komunikasi. Etnologi (ethology) ilmu yang mempelajari perbandingan kebudayaan kontemporer dan kebudayaan masa lalu dari suatu etnik. Kadang-kadang etnologi sinonim dari etnografi, proses penelitian etnologi sama dengan etnografi dengan menumpulkan data suatu historis kebudayaan. Etnometodologi, (Marten Bulmer 2001) Studi tentang Makna ungkapan atau keberaturan ungkapan suatu etnik dalam situasi sosial yang tertentu.metode ini dikembangkan oleh Harold Grafinkel, yang terbentuk karena pengaruh fenomenolog. Etnometodologi merupakan metode yang secara kasar menerjemahkan makna dari ungkapan atau percakapan suatu etnik dalam situasi tertentu. Hal ini setiap suku bangsa yang ada di Papua memiliki berbagai unik yang dapat dilihat berdasarkan situasi pesta adat, dukacita, dan perang masa lalu penunan tanda dan makna menjadi ungkapan perintah atau larangan dapat dimengerti oleh etniknya sendiri.
Konsep Suku Bangsa/Etnik Kata etnik berasal dari bahasa Yunani ethos yang menunjukkan pada pengertian suku bangsa atau orang. Acap kali ethos diartikan sebagai setiap kelompok orang berdasarkan kebudayaan yang diwarisi dari generasi sebelumnya. Etknik ditentukan oleh geografis, ras, adat- istiadat, bahasa, dan nilai norma budaya. Dengan demikain Konsep dasar etnik adalah himpunan manusia dilihat dari kesamaan ras, bahasa, adat-istiadat dan asal usul bangsa atau kombinasi dari katekori tersebut yang terikat pada sistem nilai budayanya. (Fredrik Barth 1988). 1. Ras. Ras adalah suatu himpunan manusia (kelompok orang) dari suatu masyarakat yang dicrikan oleh kombinasi karakteristik yaitu: fisik, genetika keturunan, dari faktor-faktor tersebut yang memudahkan kita untuk membedakan sub kelompok itu dengan kelompok yang lain 2. Bahasa. Bahasa atau sistem pelambangan lisan maupun tertulis untuk komunikasi dalam sekumpulan etnik akan menentukan berdasarkan budaya setempat. 6
3. Adat-istiadat.adat istiadat adalah suatu kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh suku bangsa dilihat dari norma, etika, dan sopan santun 4. Agama. Agama merupakan lembaga yang mengatur tentang keyakinan/iman sebagai ciri yang bisa dapat membedakan suatu komunitas. Sistem nilai budaya merupakan pandangan hidup, sistem nilai budaya yang paling tingkat tertinggi dan paling abstrak dari adat istiadat adalah nilai budaya. Dari konsep-konsep mengenai segala sesuatu yang dinilai berharga dan penting oleh warga suatu masyarakat, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedomaan orientasi pada kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Empat gagasan tersebut di atas merupakan nilai-nilai budaya yang beerfungsi sebagai pedomaan hidup suatu etnik, sebagai konsep sifatnya sangat umum, meliki ruang lingkup yang sangat luas dan biasanya sulit diterangkan secara rasional dan nyata. Namun, justru karena itulah ia berada dalam daerah emosional dari alam jiwa seseorang, dengan demikian seluruh mahasiswa Papua wajib mengenal bahasa suku agar mewujudkan nilai-nilai ilmu tentang kemanusiaan secara teoris maupun praktis.
Teori Identitas Teori Identitas menurut Chris Barker menjelaskan bahwa identitas adalah cara berpikir tentang diri kita dengan orang lain. di dalam teori identitas dikenal dengan identitas personal, identitas etnik, identitas suku bangsa atau adat istiadat. dalam teori identitas mempaparkan dan mengkritisi tentang; Apa yang harus dilakukan? Bagaimana bertidak? ingin jadi siapa? individu harus berusaha mengkontruksi suatu narasi identitas yang berlangsung masa lalu, sekarang sampai masa yang akan datang. Camen dan Champion menyawab keragu-raguan kita tentang identitas diri. bahwa identitas diri suatu etnik adalah integrasi dari suatu etnisitas dan perasaan kesamaan dalam satu konsep diri. harus diakui bahwa etnisitas Papua juga merupakan salah satu akibat dari identitas diri yang mengalir dari nilai, tata cara, gaya, bicara, dan latar belakang dari individu seseorang. identitas etnik tidak mengalir dari opini atau prasangka yang berkembang dalam suatu masyarakat luas. Identitas etnik harus dibangun dari dalam Chapion 1998). seluruh keberadaan manusia bahasa sebagai identitas utama suatu suku, daerah, dan bangsa. 7
Identitas Pribadi/etnik Identitas personal di dasarkan pada keunikan karakteristik pribadi seseorang. kepribadian orang Papua adalah Ras, (kulit hitam dan ramput keriting), budaya, bahasa. mempunyai suatu yang berbeda dengan orang lain, seperti kemampuan bakat, dan pilihan. bandingan itu dengan orang lain. Ingatlah bahwa pribadi anda dan identitas social terbentuk oleh identitas budaya, bahasa, berilaku budaya, suara, gerak;gerik,anggota tubuh dan nada suara, cara berpidato dan lain-lain, hal-hal itu menunjukan ciri khas orang Papua tersendiri. Identitas Budaya Identitas budaya merupakan ciri yang muncul karena seseorang itu merupakan anggota dari sebuah kelompok etnik tertentu. itu meliputi pembelajaran dan tentang dan penerimaan tradisi, sifat bawaan, bahasa, agama, dan keturunan/marga dari suatu kebudayaan. kita selalu mengidentifikasikan seluruh tanah Papua adalah satu-kesatuan karena ras, geografis alam, dan kebudayaan, dari dalam lagi mengidentifikasikan ciri-ciri dan selalu dikatakan orang yang ramput ombak dari pesisir pantai dan ramput kriting yang pendek dari pegunungan, bahkan dikenal dari bahasa daerah maupun lokat bahasa Indonesia dari setiap wilayah, Identitas Sosial Identitas social terbentuk sebagai akibat dari keanggotaan kita dari suatu kelompok kebudayaan kita, tipe kelompok itu antara lain, umur, gender, kerja, agama, kelas social dan tempat. kita dapat membedakan sekelompok orang dengan kelompok yang lain melalui kelompok umur, lalu kita menetapkan ciri perilaku mereka berdasarkan usia tua atau muda. sering orang-orang muda umumnya tidak sabar, cepat emosi, cepat marah, sebaliknya orang tua lebih sabar, lebih bijaksana, lebih lambat.
8
Teori Ideologi. Dalam analisis Gramsi ideologi yang dibahami sebagai sebagai ide,gagasan,pikiran, makna dan praktik yang, kendati mengelaim sebagai kebenaraan universal, merupakan peta makna yang sebenarnya menopang kekuasaan kelompok social yang tertentu, di atas itu semua, ideologi tidak dapat dipisahkan dari aktivitas praktis kehidupan, namun ia adalah fenomena umum material yang berakar pada kondisi sehari-hari. Ideologi menyediakan aturan perilaku praktis dan tuntunan moral yang sebadan dengan agama yang secara sekuler dipahami sebagai kesatuan keyakinan antara konsepsi dunia dan norma tindakan terkait (Gramsi 1971:349). Ideology Bangsa Bangsa Papua Istilah ideology yang merupakan konsep yang sangat kompeks dilingkungan ilmu-ilmu sosial, yakni dalam arti pemaknaannya sangat bervariasi, terutama dalam implikasi teoris atau penerapan. Jadi, pada tahapan pembahasan tentang ideology sudah memunculkan masalah dalam hal beragamnya makna konsep tersebut dalam pengunaannya ketika melihat fenomena kehidupan manusia. Ideology budaya manusia Papua memiliki sifat khas adalah kasih kasih yang bersumber dari hati berdasarkan nilai-nilai luhur, yang telah melekat seluruh budaya tanah Papua dan nilai Kasih tersebut diberkuat oleh ajaran Agama Kristen, konsep dasar manusia Papua kasih mulai dari, keluarga, family, lingkungan dan masyarakat, contoh suku Biak, Biak artinya bila ingat akan kembali cirri khas orang Biak berlayar kemana-mana, sebelum beradapan dengan dunia modern, arti Biak telah mengingatkan setiap orang untuk kembali daerah asalnya. Seluruh tanah Papua setiap suku bangsa memiliki nilai kolektif budaya. Dari jalan pikiran di atas dapat disimpulkan mengaluskan efek struktur yang mengkonsitusi bahwa sikap, tindakan, dan tempat tinggal turut membentuk karakter manusia berdasarkan ideology budaya setempat. 9
Lingkup Wilayah Etnografi Papua Suku Bangsa Papua memiliki berbagai keragaman budaya, suku, dan bahasa, yang majemuk namun kultur digolongkan satu golektif budaya, karena dilihat dari geofrafis alam, ras, dan social budaya, orang Papua adalah ras Melanesia yang mendiami diwilayah Asia Pasifik selatan, seperti negara tetangga Papua New Guinea, Kepulauan Solomon, Fiji, Vanuatu, Dan Koledonia Baru sebagai kesatuan kebudayaan Melanesia. Dumont dUrville yang pertama kali mengelompokan bangsa Papua dalam ras Melanesia sebagai identivikasi penduduk lebih didasarkan pada kesamaan ciri-ciri fisik yang dimilikinya. Adanya kesamaan ras itu tidak berarti ada kesamaan budaya, bahasa dan adat istiadatnya, sebaliknya ras lain memandang kita bukan dari suku, bahasa, wilayah administrativnya tetapi ras setiap suku bangsa menentukan berdasarkan ras sebagai identitas budaya. Identitas berarti bertanya: bagaimana kita melihat diri kita? dan bagaimana orang lain melihat kita? identitas merupakan karya manusia berdasarkan ideology, bahasa dan budaya setiap suku bangsa. Dengan demikian hal-hal yang perlu dibahas pada lingkup pokok materi etnografi Papua adalah; 1. Nama suku bangsa, 2. Lokasi, lingkungan alam dan demografi 3. Bahasa 4. Sistem teknologi 5. System mata pecarian 6. Organisasi soial 7. System Pengetahun 8. Sistem Perkawinan 9. System kesenian 10. system releg 10
Lokasi, Lingkungan Alam, Demografi. Dalam menguraikan lokasi atau tempat tinggal dan penyebaran suku bangsa menjadi pokok deskripsi etnografi adalah tempat, batas wilayah dalam suatu suku, dan klen yang mendiami dalam wilayah suku bangsa menjadi landasan penelitian antropologi. Kemudian dijelaskan ciri-ciri geografisnya, yaitu iklimnya, sifat daerahnya, suhu, dan curah hujannya. Ada baiknya juga penulis etnografi dapat melukiskan cirri-ciri biologis dan geomorfologinya, yaitu dari daerah dan suku bangsanya. Bahkan keterangan geografis dan geologi tersebut sebaiknya dilengkapi dengan peta yang memenuhi syarat ilmiah. Semua keterangan tersebut di atas perlu untuk pihak lain yang hendak mempelajari masalah hubungan, serta pengaruh timbal balik anatara alam dan tingkah laku manusia dalam kehidupan masyarakat. Beberapa soal yang pada kini mendapat perhatian, misalnya soal pengaruh timbal balik anatara keadaan alam dengan pola makan dari suatu penduduk, guna studi gisi, soal timbale balik antara lingkungan alam dengan kesehatan, serta laju kematian fertilitas penduduk, yang sebaliknya untuk studi kependudukkan. Suatu etnografi juga harus dilengkapi dengan data demografi, yaitu data mengenai jumlah penduduk yang diperinci dalam jumlah wanita dan jumlah pria, dan sedapat mungkin juga menurut tingkat umur interval lima tahun, data laju kelahiran dan data kematian, serta data mengenai orang yang keluar masuk desa. Tugas Pokok. 1. Pilihlah lokasi dari Sorong sampai Merauke sesuai asal suku, atau sesuai daerah yang saudara berada. Menentukan batas suku bangsa yang ada pilih. Contoh Suku Mouh berada diwilayah mana, berada kota kabupaten apa, bagian Timur-Barat berbatasan diman, Utara-Selatan berbatasan dengan suku apa. 11
2. Susunlah klen-klen yang ada disetiap suku dan daerah dimana lokasi daerah yang ada pilih susun dari fam yang terbesar sampai yang terkecil. (memperoleh sumbernya dari siapa, nama, umur, waktu, hari, dan tanggal). Catatan: tugas harus diketik semua.
Bahasa. Manusia memiliki beberapa keistimewaan, sehingga padanya melekat beberapa sebutan, salah satu dari hal tersebut manusia diberikan karunia Tuhan, yang disebut akal budi. Akal budi bukanlah semata-mata kemampuan berpikir, melainkan meliputi seluruh kemampuannya yang spesifik manusiawi, baik daya, cipta, karsa maupun rasa. Hanya karena adanya akal budi, maka kemampuan bersuara bisa berkembang menjadi kemampuan berbahasa, dan berkomunikasi. Oleh karena itu manusia disebut Homo Loquis (Ketut 1992:9) Bahasa suku bangsa menjadi pokok tentang etnografi memberi deskripsi tentang ciri- ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan berikut variasi-variasinya, oleh suku bangsa yang bersangkutan. Deskripsi mengenai bahasa suku bangsa dalam karangan etnografi tentu tak perlu sedalam deskripsi mengenai susunan system fonetik, fonologi, sintaks, dan semantic seperti yang dilakukan oleh ahli bahasa yang menyusun suatu buku tata bahasa. Suatu deskripsi yang mendalam mengenai kosa kata setidak-tidaknya akan dilengkapi suatu daftar leksikografi, yang bila diperdalam dan diperluas lagi, akan menjadi kamus. Bagi yang belajar etnografi perlu dapat memahami adalah kata-kata dasar dalam bahasa sabaan dalam suatu suku bangsa, dengan demikian dimana pun kita berada masyarakat mudah dihargai dan terima sebagai bagian keluarga dari suatu suku bangsa. Dalam proses pembelajaran suatu bahasa seperti anak kecil, proses pembelajaran bahasa mulai dari anggota tubuh, seperti (kepala, mata, hidung, mulut, tangan, kaki dan lain-lain), gejala-gejala alam serta benda-benda alam (angin, hujan, panas, dingin, matahari, bulan, awan, langit dan sebagainya, dan menulis beberapa kata-kata pokok seperti makan, minum, duduk, berjalan, tidur dan lain sebagainya.
12
Keseniaan Menurut para ahli filsafat, kususnya Imanuel Kant, ilmu estetika adalah kemampuan manusia untuk mengamati keindahan lingkungannya, secara teratur, berkaitan dengan mengenai keindahan lingkungan itu, aturan-aturannya tertentu banyak. Sejak beribu-ribu tahun , yaitu sejak manusia purba masih hidup , keidahan dicapai dengan meniru lingkungan. Dalam upaya meniru lingkungan itu, manusia kadang-kadang berhasil menirunya dengan hamper sempurna. Dikatakan hamper sempurna, karena masih ada bedanya, seni rupa yang meniru mirip dengan lingkungan itu dengan aliran sekarang disebut aliran naturalisme sementara yang berbeda dengan lingkungan, tetapi masih memiliki keindahan, disebut aliran seni rupa primitive. Klta kenal juga lukisan-lukisan yang dihasilkan manusia-manusia purba di dinding-dinding gua tempat ia berteduh atau tinggal, yang seringkali memiliki keindahan khas. Etnografi memang sejak lama menaruh perhatian terhadap kesenian tradisional. Namun kesenian dalam cabang ilmu pengetahuan ini tidak hanya diartikan sebagai tari-tarian tetapi terutama pembuatan tekstil (termasuk batik, ikat, dan alat-alat ijasan lainnya). Dalam hal ini, arti, kedudukan, dan simbolik dari motif-matif yang ditampilkan dalam seni pembuatan tekstil ini menduduki tempat yang penting dalam antropologi. Namun disamping itu, hamper semua cabang kesenian tradisional pun mendapat perhatian yang mendalam dari antropologi. Berdasarkan indra pengelihatan manusia, maka kesenian dibagi sebagai berikut; (1) seni rupa, yang terdiri dari (a) seni patung dengan bahan kayu dan batu, (b) seni menggambar dengan pensil, (c) seni menggambar dengan media cat minyak dan cat air. (2) Seni pertunjukan yang terdiri dari (a) seni tari (b) seni drama, (c) seni sandiwara. Dalam seni pertunjukan, indera pendengaran sebenarnya juga berperan, oleh karena di dalamnya diolah pula berbagai efek suatu dan music untuk menghidupkan suasana.
13
Bab II Sistem Perkawinan dan Organisasi Sosial
Evolusi Manusia. Teori tentang evolusi keluarga. Asal mula dan perkembangan keluarga dalam masyarakat telah lama menjadi perhatian para ahli-ahli sosial. Menurut para ahli antropologi masa permulaan, seperti J. Lubbock & Bechofen menjelaskan tingkat pertama dalam proses perkembangan masyarakat dan kebudayaan, manusia mula-mula hidup seperti sekelompok hewan, pria dan wanita hidup bebas tanpa ikatan. Kelompok keluarga inti sebagai keluarga belum ada. Lama-kelama manusia sadar akan hubungan antara seorang ibu dan anak- anaknya, yang menjadi satu kelompok keluarga inti. Karena anak-anak hanya mengenal ibunya tetapi tidak mengenal ayahnya. Perkawinan antara ibu dan anaknya mulai dapat di indari, ada beberapa bentuk perkawinan yang ada di dalam kekerabatan manusia tersebut akan di bahas selanjutnya, jenis perkawinan sejak mula-mulai sampai masa kini sebagai berikut. 1. Perkawinan Hewan. (perkawinan ibu dan anak) 2. Perkawinan Eksogami (perkawinan didalam keluarga) 3. Perkawinan Endogami (perkawian Batas-batas keluarga) 4. Perkawinan diluar hubungan keluarga (masa modern) Secara singkat, proses perkembangan manusia melalui keempat tingkat yang dikontruksikan para ahli abad 19 itu dalam abstrak dengan sangat rapi, tidak terbukti dalam kenyataan, karena proses perkembangan manusia pada umumnya, dan sistem kekerabatan khususnya, tidak hanya dimungkinkan melalui satu kekerabatan saja, tetapi juga berbagai kemungkinan lainya, hal ini ditentujan oleh beragam faktor. Adat Istiadat Dalam Daur, Hidup dan Perkawinan. Tingkat-tingkat kehidupan manusia, dalam hampir semua masyarakat manusia, tingkat sepanjang individu, dalam buku-buku antropologi disebut tingkat-tingkat daur hidup adalah mulai dari : masa bayi, masa penjapihan, masa kanak-kanak, masa remaja, masa puber, masa menikah, masa kehamilan, masa lanjut usia dan masa akhir hidup. Proses peralihan yang dipandang semua masyarakat dianggap penting adalah peralihan dari tingkat hidup remaja ketingkat hidup berkeluarga, yaitu perkawinan. Dalam kebudayaan manusia, perkawinan merupakan pengatur tingkah laku manusia yang berkaitan dengan kehidupan kelamin. Dalam aturan adat masyarakat Papua perkawinan menjadi 14
momen terpenting untuk berbagai fungsi, karena itu tujuan perkawinan secara adat sebagai berikut: 1. Menambah keturunan/dalam satu marga. 2. Menciptakan kekerabatan 3. Kebutuhan biologis 4. Memenuhi kebutuhan manusia akan seorang teman hidup 5. Melindungi kepada anak-anak hasil perkawinan. 6. Memenuhi akan harta dan gengsi sosial.
Pembatasan jodoh dalam perkawinan Dalam semua masyarakat di dunia ada larangan-larangan yang harus di patuhi dalam memilih jodoh. Dalam masyarakat orang Jawa perkotaan, pembatasan hampir seperti itu tidak ada, kecuali melarang dengan saudara kandung, walaupun perkawinan antara anak-anak dari dua pria kakak-beradik atau antara dua wanita kakak-beradik. Di Papua perkawinan dengan sepupu saudara dari pihak ayah maupun ibu dilarang, atau marga yang lain tetapi garis keturunan yang sama dilarang menikah secara adat, tetapi sekarang masa perkembangan ini dilihat dari mitos penciptaan semakin luntur, masih pertahan sampai sekarang adalah marga yang sama tidak diberkenankan menikah bersama. Organisasi Sosial Kelompok kekerabatan merupakan kesatuan sosial yang sangat erat ini selalu terdiri dari lebih dari satu keluarga inti. Di lihat dari komposisinya, ada 3 macam keluarga luas, yang semua di dasarkan pada suatu adat menetap sesudah nikah. Ketiga macam keluarga luas itu adalah: 1. Keluarga ultrolokal (hubungan keluarga pihak ibu dan bapa) 2. Keluarga virilokal (Keluarga hubungan anak laki-laki bapa) 3. Keluarga Uxorilokal (keluarga inti hubungan dari anak-anak wanita) Dalam berbagai masyarakat di dunia, ikatan keluarga luas demikian eratnya, sehingga mereka tidak hanya tinggal bersama dalam satu rumah besar, tetapi juga merupakan satu rumah tangga dan berbuat seakan-akan mereka meupakan satu keluarga inti yang besar. Dalam sosial kehidupan masyarakat dibentuk dari kekerabatan erat sangkut pautnya dengan keluarga, adanya hubungan antara sistem istilah kekerabatan masyarakat menjadi utama dan dapat dikenal beberapa variasi kelompok kekerabatan yaitu: 1. Keluarga inti (kecil, warga biasanya tinggal bersama dalam satu rumah) 15
2. Keluarga kecil; (Warga masih saling mengenal, tinggal sendiri-sendiri, perkumpul kadang-kadang) 3. Klen besar. (Jumlah warga banyak, tidak saling kenal, tinggal terpencar) 4. Masyarakat paroh (Warga sangat banyak, tidak saling kenal, tinggal terpencar)
~ 17 ~
Bab III SISTEM PENGETAHUAN BUDAYA.
A. Pola Pendidikan I nisiasi Pola pendidikan inisiasi merupakan sistem pendidikan yang paling terkenal dari sejumlah tingkat pendidikan tradisional. Pendidikan tradissional Papua pendidikan yang paling tertinggi adalah pendidian proses pengenalan benda-benda alam. Selama kurang lebih satu tahun mereka berkemah dihutan dan mempelajari ilmu alam antara lain: Tumbuh-tumbuhan, selama dihutan mereka belajar berbagai jenis tumbuh-tumbuhan dari yang kecil sampai yang terbesar, dan yang ada didataran rendah sampai dengan dataran tinggi, jenis tumbuhan yang boleh dimakan dan yang tidak boleh memakan, sambil mereka mengelompokannya fungsi-fungsinya. Manusia, mempelajair tentang asal-usul penciptaan manusia laki-laki dan perempuan ditempatkannya, dan bagaimana proses penyebaran manusia. Batu-batuan, mempelajari proses besarnya batu, tempat berada setiap jenis batuan, dan fungsi dari setiap batuan. Tanah, mereka belajar jenis tanah, dan membedakan jenis tanah yang subur dan tidak subur, serta batas wilayah tanah orang lain, dengan tanda-tanda alam. Air, tentang air yang dimaksudkan disini adalah ada mata air yang keluar dari gunung ada yang dihalalkan untuk diminum dan ada yang di aramkan untuk di minum, hal-hal ini dapat dipelajari dari mitos penciptaan dan perjalanan kehidupan manusia. Angin dan hujan, terutama angin dan hujan masyarakat pelajari tentang prosesnya bentuk angin dan hujan, dimana angin dan hujan berada. Hewan, masyarakat belajar jenis-jenis hewan yang ada ditaran rendah dan tinggi, hewan yang tidak boleh dimakan perempuan dan laki-laki serta anak-anak dibawah umur. Maklhuk halus, masyarakat belajar ada jenis roh-roh yang bisa mematikan orang dan yang melindung orang. Orang yang mengikuti pendidikan tertinggi secara adat ditabiskan sebagai orang ahli, karena dia tahu segala tumbuh-tumbuhan yang ada di alam, bahkan mampu menganalisis dan membaca tentang, kesuburan tanah, gagal panen dan penghasilan, penghijauan hutan, pertumbuhan ~ 18 ~
manusia, penyebab orang sakit, perang dan perdamaian, ahli terbang. Seluruh masyarakat dapat diakui, bahkan juga dari suku-suku lain dapat dikenal namanya. Kurikulum Pendidikan Tradisional Inisiasi Definisi kurikulum menurut Webster,s International dictionari, 1981 menyatakan bahwa kurikulum terdiri dari sejumlah pelajaran yang ditetapkan agar dipelajari siswa disekolah atau peguruan tinggi, untuk memperoleh suatu ijazah atau gelar. Sehingga kurikulum itu terdiri dari sejumlah mata pelajaran lembaga pendidikan atau departemen pendidikan (Paulus, 2006:5). Di bandingkan dengan sistem pendidikan yang dipakai oleh inisiasi tokoh-tokoh adat adalah berbeda dan tidak dalam bentuk buku yang baku tetapi melalui daya ingatan dan hafalan. Dengan demikian metode yang dipakai untuk pengajaran kepada generasi muda maupun masyarakat tertentu adalah sebagai berikut: a. Metode cerita. b.Mengunakan benda atau objek c. Alat-alat peraga. Pola pendidikan tradisional yang dilaksanakan masyarakat Papua mendeskripsikan data, sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan pendidikan tradisional.
SISTEM NILAI PENGETAHUAN BUDAYA
Semua diskusi tentang kebudayaan selalu dimulai dengan pemahaman kita tentang unsure kebudayaan, yakni budaya material dan budaya non material 1. Budaya Material. Jika manusia menciptakan obyek budaya material maka aktivitas penciptaan itu merupakan pusat dari keberadaan manusia, sedangkan pengembangan budaya material hanya akan terjadi melalui jaringan social yang dibentuk manusia. Manusia menghasilkan sejumlah obyek material tidak hanya untuk memuaskan dirinya sendiri atau orang lain tetapi dia ingin mewujudkan, kebiasaan, kesadaraan aktivitas, untuk menciptakan, dan menunjukan bahwa manusia ada dalam, kehidupan produktif sehingga dia benar-benar menjadi manusia baik secara individual maupun social. Dalam sejarah manusia sepanjang hidup, generasi kegenerasi, orang menciptakan model pakaian, menu makanan, benttuk rumah, dan variasi peralatan rumah tangga sebagai hasil ~ 19 ~
dari kebebasan dan kesadaraan manusia untuk mencipta, dan menjadi symbol kehidupan manusia yang produktif. Yang dimaksud dengan budaya material adalah obyek material yang dihasilkan dan digunakan oleh manusia mulai dari peralatan yang sederhana, peralatan rumah tangga, mesin-mesin otomotif, hingga inStrumen yang digunakan dalam penyelidikan, produk- produk itu merupakan bagian penting untuk mendukung aktivitas kehidupan manusia setiap hari. Dengan demikian, anggota budaya suatu masyarakat selalu berusaha dengan cara berbeda-beda untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya agar produk- produk material itu digunakan untuk mempertahankan hidup. 2. Budaya Nonmaterial Suatu masyarakat berkebudayaan tidak hanya menciptakan budaya material yang dapat ditangkap indra, dipakai, dimakan dan diminum ada pula budaya non material yang digunakan sebagai rujukan perilaku kelompok masyarakat. Budaya non material itu hanya dalam bentuk gagasan atau ide-ide yang diikuti dengan penuh kesadaraan bahkan dengan penuh ketakutan kalau orang tidak menjalankannya. Itulah yang kita sebut nilai, norma, kepercayaan dan bahasa. 1. Nilai Komunikasi antar manusia termasuk komunikasi antarbudaya yang efektif sangat dibutuhkan oleh pemahaman anda tentang makna, terutama meletakan makna tersebut dalam nilai kebudayaan yang siap diterima. Nilai merupakan sebuah unsur penting dalam kebudayaan. Nilai membimbing manusia untuk menentukan apakah sesuatu itu boleh atau tidak boleh dilakukan. Dengan kata lain, nilai merupakan sesuatu yang abstrak tentang tujuan budaya yang akan kita bangun bersama melalui bahasa, symbol, dan pesan-pesan verbal maupun nonverbal. 2. Norma Nilai dapat dibedakan dari norma. Kalau nilai hanya meliputi penilaian tentang baik buruknya obyek, peristiwa, tindakan, atau kondisi, sedangkan norma lebih merupakan standar perilaku. Teknik berbicara misalnya, diatur oleh nilai beberapa jumlah orang yang seharusnya mendengarkan anda, sedangkan norma selalu mengatur tentang standar tentang perilaku bagi anda untuk berbicara. Jadi, yang dipertukarkan oleh norma adalah nilai-nilai budaya yang standar kelompok, dasar dari kehidupan sebuah kelompok ~ 20 ~
Kita mengetahui bahwa setiap masyarakat memiliki kebudayaannya sendiri sehingga ada tentang perbedaan nilai dan norma antar-anggota masyarakat. Dalam setiap interaksi antarbudaya, sebuah pola kebudayaan sudah tentu berbeda dari kebudayaan itu sendiri dan selanjutnya digunakan untuk interaksi antarbudaya itu sendiri dan selanjutkan digunakan untuk menginteraksikan pesan-pesan komunikasi dalam makna tertentu. Oleh karena itu para sosiolog beranggapan bahwa setiap interaksi antar budaya dapat dipandang sebagai sebuah teka-teki atau misteri yang harus dipecahkan. Nilai memperkenalkan kita untuk bagaimana berperilaku sepantasnya maka norma secara khusus menggariskan control terhadap perilaku. Sebuah norma adalah aturan yang mengatur tentang hukuman atau ganjaran dalam pelbagai bentuk sesuai dengan variasi posisi social orang dalam relasi antarmanusia. Jadi, semua tindakan manusia memiliki obyek akibat tertentu dan norma secara khusus memberikan akibat social bagi seorang tatkala dia menampilkan tindakan itu. Kita mengenal beberapa bentuk norma, antara lain cara, kebiasaan, tata kelakuan, dan adat istiadat. 3. Cara Cara menunjuk pada suatu bentuk perbuatan. Norma ini mempunyai kekuatan yang sangat lemah dibandingkan dengan kebiasaan, yang menujuk pada perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. 4. Kebiasaan Kebiasaan sebagai aturan adat istiadat yang dapat dilihat dalam pelbagai situasi, namun tidak cukup kuat untuk mengatur kelompok, dia hanya kebiasaan-kebiasan saja. Kebiasaanya perlaku untuk situasi dan waktu tertentu. Contoh hari ulang tahun dikasih kado, memberikan salam hari natal atau hari lebaran. 5. Tata kelakuan Disamping cara dan kebiasaan, ada pula tata kelakuan yang hidup dalam suatu kelompok manusia yang berguna sebagai alat pengawasan, sadar ataupun tidak sadar. Tata kelakuan tersebut perintah dan larangan sehingga secara langsung merupakan suatu alat agar anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan-perbuatannya dengan tata kelakuannya tersebut. Ada tiga fungsi kelakuan, pertama patas-patas kelakuan memberikan batas-batas pada kelakuan-kelakuan pada individu, kedua, tata kelakuan mengidentifikasiakn ~ 21 ~
individu dengan kelompok. Ketiga, tata kelakuan menjaga solidaritas diantara anggota- anggota masyarakat. 6. Adat Istiadat Tata kelakuan yang kekal serta terintekrasi secara kuat mengikatnya menjadi custom atau adat istiadat. Anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan menerima sanksi yang keras secara langsung dan tidak langsung. 7. Kepercayaan Kepercayaan atau keyakinan memang dimiliki oleh semua suku bangsa yang pada awalnya persumber dari system kepercayaan dalam kebudayaan, yaitu agama singkritisme, ke politeisme, monotheisme, 8. Bahasa Setiap kebudayaan memiliki bahasa, bahasa terdiri dari susunan kata-kata disusun oleh symbol sehingga bahasa merupakan susunan berlapis-lapis dari symbol yang ditata menurut ilmu bahasa, karena symbol-simbol itu berasal dari bunyi, ucapan yang dibentuk oleh sebuah kebudayaan, jadi bahasa merupakan komponen budaya yang sangat penting yang mempengaruhi penerimaan dan perilaku manusia, perasaan dan kecenderungan manusia untuk bertindak mengatasi dunia sekeliling. Dengan kata lain, bahasa mempengaruhi kesadaraan, aktivitas dan gagasan manusia, menentukan benar atau salah, moral atau tidak bermoral dan baik atau buruk.
~ 22 ~
Bab IV SISTEM TEKNOLOGI TRADISIONAL
I. ALAT-ALAT PRODUKSI
Dalam etnografi hal-hal yang perlu diperhatikan adalah menganalisis dan mendeskripsikan suatu kebudayaan yang hidup, yang dapat dilakukan, dilgunakan setiap kehidupan masyarakat, sebagai alat-alat produksi yang dapat memanfaatkan dalam kehidupan suku bangsa. Dalam penelitian suku bangsa buku-buku etnografi tahun 1930 terutama yang ditulis para antropolog Inggris dan Amerika lebih mengutamakan manusianya dari pada system teknologi itu menjadi kurang penting, bahkan hanya mereka menguraikan fisik manusia secara sambil saja. Dalam teknik produksi tradisional, setidaknya 8 macam system peralatan dan unsur kebudayaan fisik digunakan oleh manusia yang hidup dalam masyarakat kecil yang berpindah- pindah, atau masyarakat petani di daerah pedesaan. Ke-8 sistem peralatan itu dapat digunakan seluruh dunia masa dunia primif sampai sekarang adalah:
1. Alat-alat produksi Alat-alat yang diproduksikan manusia ialah alat-alat yang sederhana (misalnya batu tumbuk) hingga alat-alat yang kompleks yang diciptakan untuk melaksanakan berbagai pekerjaan, apabila alat-alat itu dikelompokan berdasarkan bahan mentahnya, maka adalah alat-alat yang terbuat dari batu, tulang, kayu, bambu, dan logam. Kemudian tampak pula teknik pembuatannya alat-alat tersebut sesuai dengan bahan mentahnya. Seperti pembuat alat-alat kapak batu dapat dikerjakan dengan cara: a. Teknik pukul b. Teknik tekan c. Teknik memecah d. Dan teknik giling ~ 23 ~
Untuk alat-alat yang terbuat dari tulang, gading atau gigi, yang umumnya sudah mempunyai bentuk yang harus serupa dengan bentuk alat-alat yang diciptakan, pekerjaan yang harus dilakukan hanya menyempurnakannya saja dengan teknik. Untuk membuat alat-alat dari logam, tergantung jenis logamnya, tentu diperlukan teknik khusus secara tradisional dilakukan dengan cara. a. Teknik memandai. b.Dan teknik mengecor Dilihat dari pengunaan, alat-alat produksi dalam kebudayaan tradisional dapat dibedakan berdasarkan fungsinya yakni sebagai berikut; a. Alat potong b. Alat tusuk c. Alat untuk melubangi d. Alat untuk pukul e. Alat giling f. Alat peraga g. Alat untuk mebuat api h. Alat untuk meniup api i. Alat pertanian j. Alat penangkap ikan dan lain-lainnya. 2. Senjata. Serupa dengan alat-alat produksi, dibedakan berdasarkan bahan mentahnya dan teknik pembuatannya. Beragam jenis senjata tradisional ada didunia dapat dikelaskan berdasarkan fungsinya (pisau dan sejenisnya, senjata tusuk, senjata lembar, senjata penolak, dan lain-lainnya) berdasarkan lapangan pemakaiannya (misalnya senjata untuk berburu dan menangkap ikan atau senjata untuk berperang).
3. Wadah Alat ini juga digunakan untuk menimbun, menaruh, dan menyimpan. Beragam jenis wadah juga dapat dikelaskan berdasarkan bahan mentahnya, yaitu kayu, ~ 24 ~
bambu, kulit kayu, tempurung kepala, kulit sejenis labu, serat tumbuh-tumbuhan, tanah dan lain-lainya. 4. Alat untuk membuat api. Alat untuk membuat api bahan mentah diambil dari tali rotan, dan batu bara. 5. Makanan. Makanan dan minuman dapat juga dianggap sebagai sesuatu hal yang dalam antropologi dapat dibicarakan dalam rangka pokok mengenai teknologi dan kebudayaan fisik . makanan dapat diapandang dari bahan mentahnya yaitu sayur- mayur, buah-buahan, akar-akaran, biji-bijian, daging, susu, berbagai produk susu, ikan dan sebagainya. Suatu hal yang sangat menarik dari segi teknologinya adalah cara pengolahannya, cara memasaknya, cara penyajiannya. Dalam berbagai kebudayaan didunia dikenal dua macam cara memasak, dengan api dan dengan batu panas. Cara memasak dengan batu panas, yang seringkali menggunakan wadah-wadah yang dikenal dalam kebudayaan yang bersangkutan. 6. Pakaian dan perhiasan Pakaian arti yang seluas-luasnya juga merupakan benda kebudayaan yang sangat penting bagi hampir seluruh dunia. Bahan mentah yang digunakan adalah: a. Kapas dari serat tumbuh-tumbuhan b. Kulit pohon c. Kulit hewan, d. Daun-daunan, jenis labu (koteka), bambu serta benda-benda perhiasan, termasuk penutup alat-alat kelamin. Ditinjau dari segi fungsi dan pemakaiannya, pakaian dapat dibagi kedalam sedikitnya empat golongan yakni; 1. Pakaian yang semata-mata menahan hawa panas atau dingin, hembusan angin dan sebagainya 2. Pakaian sebagai lambang kekuasaan dan gengsi 3. Pakaian sebagai lambang kesucian, dan 4. Pakaian sebagai perhias tubuh. Dalam suatu kebudayaan, Pakaian unsur- unsur umumnya merupakan gabungan dari beberapa fungsi. ~ 25 ~
7. Tempat perlindung dan rumah Beragam jenis dan bentuk tempat perlindung, yang dibaut oleh beribu-ribu suku bangsa diseluruh muka bumi, dapat digologkan juga sesuai dengan bahan mentah yang digunakan. Di seluruh dunia terdapat tempat perlindung (atau rumah) yang dibangun dari serat, jerami, kayu, dan bambu. System teknologi pembuatan rumah yang beranekaragam di dunia ini belum banyak di teliti antropolog, karena bahan-bahan etnografi yang ada umunya juga terbatas pada pelukisan mengenai bentuk kerangka serta serta bentuk lahirnya saja, walaupun ada yang membuat deskripsi mengenai teknik menyambung balok-balok, system mengikat berbagai bagian rumah, dan sebagainya. Secara garis besar, berbagai bentuk rumah yang ada didunia dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Rumah yang dibagun di bawah permukaan tanah, b. Rumah yang dibangun di atas tanah c. Dan rumah yang dibangun di atas tiang-tiang. 8. Alat-alat transportasi. Manusia memiliki sifat selalu ingin bergerak dan berpindah tempat. Hal ini tidak hanya terjadi di zaman prehistoric setiap kebudayaan manusia sesudah mengenal alat transportasi. Alat-alat tersebut agak sukar dikelompok berdasarkan bahan mentahnya, tetapi lebih praktis untuk menggolongkan berdasarkan fungsinya, yaitu; alas kaki, hewan, alat seret, roda, rakit, dan perahu.