Oleh :
PETRUS AMBARURA
NIM 15704269005
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
(SPG) yang saat itu sebagai penopang pendidikan di sekolah dasar khususnya di
pedalaman Papua memberikan dampak buruk pada dunia pendidikan di tanah
Papua terlebih di kampung-kampung. Akibatnya terjadi berbagai persoalan
pendidikan bahwan sampai terjadi kekurangan bahkan kekosongan guru pada
sekolah di kampung-kampung. Produksi guru tamatan SPG yang hampir setiap
tahun ditamatkan kini sudah tidak ada lagi. Hal tersebut menimbulkan terjadinya
kekurangan guru.
Kebijakan tersebut lebih menambah masalah lagi dengan adanya kebijakan/
peraturan pemerintah yang mewajibkan guru sekolah dasar diwajibkan
berpendidikan minimal Diploma II ( D-II) bahkan Strata satu (S1). Disisi lain
kebijakan tersebut dalam rangka meningkatkan kualifikasi akademik para pendidik
namun dipihak lain kebijakan tersebut menambah masalah khusus di kampung
kampung. Kebijakan tersebut menimbulkan kekosongan produksi tenaga guru yang
harus menunggu 3 sampai 6 tahun untuk mendapatkan tenaga guru yang berijazah
Diploma II PGSD maupun S1 PGSD.
Hal ini menyebabkan tiada rotan akar pun jadi. Untuk memenuhi
kekuraangan bahkan kekosongan guru di kampung-kampung maka yang dilakukan
adalah kebijakan lokal yakni dengan menggunakan tenaga sukarela tamatan
SMA/SMK/Paket C yang terpaksa menanggung beban ini, bahkan tamatan SMP
dan SD pun ikut menanggung beban ini. Kemerosotan mutu pendidikan terjadi
karena beberapa faktor termasuk kurangnya tenaga pengajar khususnya di sekolah
dasar di kampung-kampung.
1.2 Dasar Pendirian Kolese Pendidikan Guru (KPG) Khas papua sebagai berikut :
Undang Undang Otonomi khusus papua nomor 21 tahun 2001 menetapkan
dengan jelas bahwa provinsipapua diberikan kesempatan besar untuk mengelola
sumber daya alam dan manusia serta keleluasaan dan wewenang untuk menyusun
peraturan daerah khusus Dalam rangka penyediaan
Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, dasar, tujuan, metode dan
sistematika penulisan
Bab II Provil KPG Khas papua yang terdiri dari nama, visi, misi, motto, tujuan,
kurikulum, ketenagaan, kesiswaan, sarana dan prasarana, kehumasan dan asrama.
Bab III Pembahasan yang meliputi permasalahan, rumusan masalah dan solusi
pemecahan masalah.
Bab IV Penutup terdiri dari Kesimpulan dan saran
BAB II
PROFIL KOLESE PPENDIDIKAN GURU (KPG)
KHAS PAPUA MERAUKE
2.2 VISI
2.3 Motto
2.4 MISI
Pendidikan
di
KPG
Khas
PapuaMerauke,
dinamis dan
Agama
PPKN
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Matematika / berhitung
IPA
Pendidikan Olahraga
Sejarah Pendidikan
Didaktik Metodik Umum
Administrasi Pendidikan
Evaluasi Pendidikan
Bimbingan Konseling
Perencanaan Pendidikan
Pendidikan Komparatif
Dasar-Dasar Pendidikan Luar Biasa (PLB)
Dasar-Dasar Pendidikan Luar Sekolah (PLS)
2.2. PSIKOLOGI
Psikologi Anak
Psikologi Perkembangan
Psikologi Masa
Psikologi Pendidikan
Psikologi Umum
Psikologi Sosial
MMP PPKN/Pancasila/Kewarganegaraan
MMP Bahasa Indonesia
MMP IPA
MMP IPS
MMP Matematika/Berhitung
MMP Pendidikan Olahraga/Kesehatan
MMP Kesenian
MMP Ketrampilan
Observasi sekolah
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL)
Kesenian
Olahraga / Kesehatan
Pramuka
Kerajinan / Ketrampilan
2.10
2.11 Ketenagaan :
Tenaga pengajar pada KPG Khas Papua Merauke adalah para pendidik yang telah
memiliki kualifikasi S1 & S2, dan yag telah berpengalaman pada Bidangnya.
Adapun daftar tenaga guru sebagai berikut :
BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN:
S1
= 18 ORANG
S2
= 15 ORANG
JUMLAH
= 33 ORANG
2.12 Kesiswaan
Jumlah siswa KPG pada tahun 2015 sebagai berikut
Kelas I
: 115 siswa
Kelas II
: 120 siswa
Kelas III
: 125 siswa
JUMLAH
: 360 siswa
Sarana dan prasarana KPG Khas Papua Merauke diperoleh dari Bantuan
Pemerintah Provinsi Papua melalui dinas Pendidikan dan kebudayaan Provinsi
Papua dan Pemerintah Kabupaten Merauke.
Adapun daftar sarana belajar sebagai berikut:
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
JENIS RUANGAN
Ruang kelas
Ruang kepsek
Ruang TU
Ruang wakasek
Ruang Guru
Ruang BK
Ruang keuangan
Ruang Osis
Ruang Lab IPA
JUMLAH
JENIS RUANGAN
JUMLAH
21 Ruang
1 ruang
1 ruang
2 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
O
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Ruang Komputer
Ruang Perpustakaan
Ruang Kapel
Ruang WC Guru
Ruang WC Siswa
Ruang Keterampilan
Ruang sanggar
Asrama Putra
Asrama Putri
1 ruang
1 ruang
2 ruang
2 unit
1 unit
-
BAB III
PEMBAHASAN
1. Identifikasi Masalah
Sejak Pendirian kolose Pendidikan Guru Khas papua Merauke, banyak
masalah yang dihadapi. Masalah tersebut berkaitan dengan regulasi yang membuat
status status dan penyelenggaraan pendidikan selalu menyesuaikan dengan regulasi
nasional. Persoalan yang dihadapi adalah bahwa aturan Undang-undang otonomi
khusus
sebagai berikut:
1. Nama Kolese Pendidikan Guru Khas Papua Merauke didirikan berdasarkan
Undang-Undang Otonomi Khusus Papua yang dalam regulasi nasional tidak
dapat mengakomodir kelembagaannya.
2. Tuntutan Kurikulum Nasional dengan struktur kurikulum dan waktu efektif
mengajar tidak memberikan ruang bagi kurikulum lokal daerah untuk
pengembangan sekolah lokal?
3. Status kepegawaian PNS pada KPG selalu bermasalah karena tidak terdapat
dalam nomenklatur pusat maupun kementrian pendayagunaan aparatur negara
4. KPG Khas Papua Merauke tida dapat diakreditasi selain harus mengubah
nama menjadi SMK atau SMA sehingga dapat diakreditasi sesuai regulasi
5.
nasional
Status sekolah KPG Khas Papua Merauke masih mengambang sehingga perlu
diperjelas. Pada awal pendirian dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak
yayasan namun tidak ada penyerehan secara resmi dari pemda kepada yayasan
sehingga status kepemilikannnya adalah pemerintah walaupun yayasan juga
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah Nama KPG Khas Papua Merauke sudah sesuai dengan regulasi
nasional?
2. Apakah tuntutan kurikulum nasional memberikan ruang bagi kurikulum
lokal daerah untuk pengembangan sekolah lokal?
3. Mengapa nasib kepegawaian guru PNS pada KPG selalu bermasalah karena
nama sekolah tidak terdapat dalam nomenklatur kembdikbud?
4. Mengapa KPG Khas papua tidakbisa diakreditasi selain harus mengubah
nama menjadi SMK atau SMA?
5. Apakah Status sekolah KPG Khas papua Merauke milik pemerintah atau
Yayasan?
6. Bagaimana kesiapan pemerintah daerah dalam mengakomodir lulusan KPG
untuk dapat menjadi guru honor di kampung-kampung?
7. Bagaimana menyelesaikan nomenklatur KPG agar dapat diakui secara
nasional walaupun hanya ada di papua?
8. Bagaimana tanggapan masyarakat tentang lulusan KPG di kampungkampung apakah sangat dibutuhkan?
BAB IV
PE N UTU P
4.1 Kesimpulan
Komitmen pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan pendidikan
dasar sangat direspons oleh berbagai kalangan di papua. Namun Keinginan yang luhur
dan mulia tersebut terbentur dengan regulasi pusat yang akhirnya menghambat
percepatan pembangunan pendidikan di papua. Usaha yang dilakukan adalah dengan
mencari berbagai solusi agar pembangunan pendidikan dasar di papua tetap berjalan.
Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan mendirikan sekolah Kolese Pendidikan
Guru Khas Papua yang tersebar di kabupaten Merauke, Timika dan Nabire.
Agar penyelenggaraan pendidikan pada Kolese Pendidikan guru dapat berjalan
terus guna menjawab persoalan pendidikan di papua, maka pemerintah melakukan
berbagai upaya untuk menyelesaikan berbagaai persoalan yang menghadang pendirian
sekolah tersebut terlebih yang berkaitan dengan regulasi nasional.
4.2 Saran
Sebagai saran dalam menindaklanjuti tulisan ini adalah :
a) Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah kabupaten Merauke segera
memperjelas status kelembagaan KPG apakah milik pemerintah atau yayasan.
b) Pemerintah Provinsi papua dan Pemerintah kabupaten merauke segera
menentukan nama KPG sesuai aturan nasional apakah masuk dalam kelompok
SMA atau SMK?
c) Pemerintah daerah agar segera mengakomodir lulusan KPG agar dapat
ditempatkan di kampung-kampung yang kekurangan guru.
d) Adanya kebijakan pemerintah pusat yang dpat melegalkan sekolah-sekolah
khusus sebagai pnyelenggara pendidikan khusus di Papua
e) Kurikulum KPG perlu dikembangkan agar sesuai dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat dan memenuhi ketentuan regulasi.
f) Melakukan evaluasi tentang penyelenggaraan KPG Khas papua Merauke
Daftar Pustaka
UNDANG-UNDANG/PERATURAN
EVALUASI PENGELOLAAN
KOLESE PENDIDIKAAN GURU KHAS PAPUA DALAM
KONTEKS UNDANG-UNDANG OTONOMI KHUSUS DAN
UNDANG-UNDANG SISDIKNAS
(STUDI PADA 3 KPG DI PAPUA)
Kendala mulok
Kendala umum
1. Masih terbatasnya buku-buku pegangan Guru/Dosen serta buku pegangan siswa
dan bahan ajar.
2. Keterbatasan kemampuan / kualitas profesionalisme Guru/Dosen
3. Keterbatasan kemampuan / kualitas Staf.
4. Keterbatasan Prasarana/sarana Olah raga
5. Belum ada peralatan praktikum dan bahan praktikum Laboratorium
Matematika dan IPA.
6. Belum ada Bengkel kerja.
7. Belum ada gedung asrama putri dan perlengkapannya.
8. Belum ada sarana transportasi / bus bagi siswa/i KPG serta kendaraan roda 2
bagi Pimpinan , Guru/Dosen dan Karyawan KPG.
9. Lahan yang terbatas