SKRIPSI
DIKERJAKAN
SKRIPSI SARJANA
DIKERJAKAN OLEH:
Disetujui oleh:
Pembimbing I, Pembimbing II,
Diterima oleh:
Hari :
Tanggal :
Dekan,
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
Medan, 2019
Penulis,
BRAMA HUTAURUK
NIM 120707030
i
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Apa yang telah dicapai dalam bentuk skripsi yang berjudul, “ANALISIS
LAGU: BE. No. 585 Somba ma Jahowa; BE. No. 690 Hibul Rohangku; BE.
No. 673 Adong do sada mual i; DI HKBP PEARAJA TARUTUNG” ini adalah
berkat kasih dan karunia Tuhan yang Maha pengasih dan penyayang. Karenanya
sarjana seni pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, merupakan
untuk mencapai hasil yang terbaik. Namun kemudian, penulis menyadari bahwa
masih terdapat berbagai kekurangan di sana-sini dalam penulisan skripsi ini. Oleh
Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.
Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada :
1. Bapak Dr. Budi Agustono., M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Sumatera Utara.
ii
Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Arifninetriroza, SST, M.A., selaku ketua Jurusan Etnomusikologi Fakultas
4. Bapak Drs. Torang Naiborhu, M.Hum, selaku Dosen pembimbing I yang telah
5. Ibu Dra. Frida Deliana Harahap, selaku Dosen pembimbing II yang telah
memberikan arahan juga kepada penulis, dari materi skripsi ini, semoga Tuhan
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Sumatera
Utara, Bapak Prof. Drs. Mauly Purba, M.A., Ph.D., Ibu Dra. Rithaony, M.A.,
Ibu Dra. Frida Deliana, M.Si., Bapak Drs. Setia Dermawan Purba, M.Si.,
Bapak Drs. Bebas Sembiring, M.Si., Bapak Drs. Irwansyah, M.A., Bapak Drs.
Perikuten Tarigan, M.Si., Ibu Arifninetrirosa, SST, M.A., Ibu Dra. Heristina
Dewi, M.Pd, Bapak Fadlin, M.A., Bapak Torang Naiborhu, M.Hum, Bapak M.
Takari, M.Hum, Ph, D, dan Bapak Drs. Kumalo Tarigan, M.A., yang telah
mengikuti perkuliahan.
7. Bpk. Pdt. J.A.U. Dolok Saribu M.Min, Bapak Pdt. DR. J.R. Hutauruk, Bpk.
Pdt. Jaeman Simangunsong M.Div, St. Tumpal Hutauruk, Bpk. Pdt. Darwin
iii
Universitas Sumatera Utara
Simanjuntak, M.Th, Bpk. Pdt. David Farel Sibuea M.Th D.Min, yang telah
Utara, Nevo Kaban, Jepri Sihombing, Fristian Tobing, Demala Siagian, Tetty
Sianturi, Metraikan Laoly, Teguh Alamsyah, Joko Sinaga, Intan Amelia, Yusuf
Bernard Manik, Baron, Rifai, Tom Gultom, Rahmatika, Wahyu, Suganda, Jhon
Tarigan, Nanda. dan teman-teman lain nya yang tak bisa disebutkan namanya
satu per satu, yang selama beberapa tahun ini selalu bersama-sama dengan
iv
Universitas Sumatera Utara
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa berkenan memberi balasan
yang setimpal bagi mereka semua. Akhirnya harapan penulis, semoga skripsi ini
globalisasi ini, dan menjadi suatu bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang
relevan.
Medan, 2019
Brama Hutauruk
NIM. 120707030
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Pokok Permasalahan ................................................................................ 11
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian .............................................................. 12
1.3.1 Tujuan Penelitian ........................................................................... 12
1.3.2 Manfaat Penelitian ......................................................................... 12
1.4 Konsep...................................................................................................... 13
1.4.1 Pengertian Musik ........................................................................... 18
1.4.2 Pengertian Teks .............................................................................. 19
1.4.3 Ende atau Nyanyian....................................................................... 20
1.5 Kerangka Teori......................................................................................... 21
1.5.1 Teori Perkembangan ...................................................................... 22
1.5.2 Teori Semiotika .............................................................................. 23
1.5.3 Teori Weighted Scale ..................................................................... 26
1.6 Metode Penelitian..................................................................................... 27
1.6.1 Studi Kepustakaan.......................................................................... 29
1.6.2 Observasi ........................................................................................ 30
1.6.3 Wawancara ..................................................................................... 30
1.6.4 Kerja Laboratorium ........................................................................ 31
vi
Universitas Sumatera Utara
2.9.2 Agenda HKBP Pearaja Tarutung .................................................... 71
2.9.3 Liturgi HKBP Pearaja Tarutung...................................................... 73
2.9.4 Almanak HKBP Pearaja Tarutung .................................................. 74
2.9.5 Tata Ibadah HKBP Pearaja Tarutung .............................................. 75
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 150
5.2 Saran........................................................................................................ 153
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 2.1b Luas Wilayah
Kec. Tarutung menurut Desa/Kelurahan………………………..….. 38
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 2.1a Peta/Denah Kec. Tarutung dalam
Kab. Tapanuli Utara……………………………………………..….. 36
ix
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki
Indonesia. Beberapa agama yang diakui di Indonesia antara lain seperti; Islam,
Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu. Hal tersebut
juga merupakan suatu kekayaan yang besar bagi gereja di Indonesia dalam
Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih
menurut Jamalus (1998:7) terdiri dari unsur utama dan unsur ekspresi. Unsur
utama yang terdiri dari irama, melodi, harmoni, dan bentuk. Sedangkan unsur
ekspresi yang terdiri dari tempo, dinamik, dan warna suara. Secara sederhana,
ataupun ide, maka digunakan media suara atau media tulis yaitu; perlambangan
tertentu.
termanifestasi1 menjadi karya-karya seni dan kebudayaan. Seni adalah suatu unsur
1
Termanifestasi artinya; terwujud (dapat dilihat dengan mata).
1
Universitas Sumatera Utara
dari kebudayaan, sebab dengan setiap karya seni tercermin nilai-nilai budaya yang
memuat makna maupun pesan tertentu. Musik gereja memiliki peranan yang
sangat besar dalam mendukung upacara ibadah dalam gereja. Musik gereja
membuat suasana menjadi hikmat terutama membantu umat dalam berdoa karena
melalui nyanyian atau ende, doa dapat diungkapkan secara lebih menarik. Musik
pendidikan ritual dan keagamaan kepada warga jemaat dengan nyanyian atau
ende. Hal ini juga mencerminkan jenis perkembangan liturgi yang sedang
berlangsung di gereja tersebut. Melalui musik dalam sebuah liturgi, umat atau
aliran gereja. Salah satu diantaranya adalah gereja suku. Gereja suku ini bercirikan
yang mana merupakan tempat gereja tersebut didirikan. Namun, gereja-gereja ini
tetap terbuka bagi suku lain dan ada juga gereja yang tertutup untuk suku lain,
Toraja merupakan suku Toraja, Gereja Kristen Jawa merupakan suku Jawa dan
2
Universitas Sumatera Utara
merupakan pemberian Tuhan, bukan pemberian manusia. Ronald Allen dan
Gordon Borror, penulis buku Worship Rediscovering The Missing Jewel (1952),
penyembahan dan ibadah manusia kepada Allah.” Oleh karena itu, musik dan
ibadah tidak dapat dipisahkan, musik berperan untuk menciptakan kesadaran dan
iman jemaat kepada Allah. Dengan kata lain, musik dapat menjembatani
Musik dan nyanyian atau ende dalam gereja dari waktu ke waktu semakin
berkembang, baik dari segi fungsi maupun strukturnya. Bila dilihat pada masa
tersebut adalah: dorian, frigian, lidian, miksolidian, eolian, dan ionian. Modus-
modus musik gereja ini sering ditemui pada masa Yunani dan Romawi yang
ibadah mulai berkembang ke arah yang inovatif, yaitu: nyanyian yang lebih
merupakan gaya nyanyian yang berbeda dari musik katolik, seperti musik
dan teknik polifonik (dalam arti sederhana ialah musik yang terdiri dari beberapa
3
Universitas Sumatera Utara
suara yang biasa juga disebut gaya kejar-kejaran). Salah satu bentuk nyanyiannya
adalah strofik dan stabilitas pembentukannya dari bait ke bait. Bentuk strofik
(dalam arti sederhana; musik yang sama untuk setiap bait teks) ini kemudian
Nyanyian atau ende pada gereja merupakan suatu hal yang tidak akan
dapat dipisahkan dengan kehidupan umat Kristiani. Dengan demikian, maka dapat
dalam setiap ibadah, nyanyian akan selalu terdengar. Hal itu menunjukkan bahwa
dilakukan di Gereja saat ini, baik di gereja HKBP 2 maupun di gereja-gereja lain;
musik adalah suatu unsur yang tidak terpisahkan dari setiap kebaktian, baik itu
dalam sebuah Buku Ende HKBP. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan
2
Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) adalah Gereja Protestan terbesar di kalangan masyarakat
Batak, bahkan juga di antara Gereja-gereja Protestan yang ada di Indonesia. Gereja ini tumbuh dari misi RMG
(Rheinische Missions-Gesselschaft) dari Jerman dan resmi berdiri pada 7 Oktober 1861. Saat ini, HKBP
memiliki jemaat sekitar 4.5 juta anggota di seluruh Indonesia. HKBP juga mempunyai beberapa gereja di luar
negeri, seperti di Singapura, Kuala Lumpur, Los Angeles, New York, Seattle dan di negara bagian Colorado.
Meski memakai nama Batak, HKBP juga terbuka bagi suku bangsa lainnya. Sejak pertama kali berdiri,
HKBP berkantor pusat di Pearaja Tarutung (Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara) yang berjarak
sekitar 2 km dari Tarutung, ibu kota kabupaten tersebut. Pearaja merupakan sebuah desa yang terletak di
sepanjang jalan menuju kota Sibolga (ibu kota Kabupaten Tapanuli Tengah). Kompleks perkantoran HKBP,
pusat administrasi organisasi HKBP, berada dalam area lebih kurang 20 hektar. Di kompleks ini juga Ephorus
(=Uskup) sebagai pimpinan tertinggi HKBP berkantor. HKBP adalah anggota Persekutuan Gereja-gereja di
Indonesia (PGI), anggota Dewan Gereja-gereja Asia (CCA), dan anggota Dewan Gereja-gereja se-Dunia
(DGD). Sebagai gereja yang berasaskan ajaran Lutheran, HKBP juga menjadi anggota dari Federasi Lutheran
se-Dunia (Lutheran World Federation) yang berpusat di Jenewa, Swiss. Pemerintah Indonesia mengakui
HKBP melalui Beslit, No. 48 tanggal 11 Juni 1931, yang tercantum dalam Staatblad Tahun 1932 No. 360 dan
Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimas Kristen Protestan Departemen Agama No. 33 tahun 1988 tanggal 6
Pebruari 1988. Sumber: Tesis Toman Manik, Hal. 1
4
Universitas Sumatera Utara
berasal dari segala abad, yaitu nyanyian-nyanyian yang pernah dinyanyikan
nyanyian jemaat dari zaman Perjanjian Lama sampai dengan zaman modern saat
ini, kita dapat melihat bahwa dalam masing-masing zaman atau pergerakan,
terdapat konsep berpikir yang berbeda dalam bentuk dan gaya nyanyian jemaat.
memiliki doktrin dan konsep theologi yang khusus; atau yang lebih dikenal
dengan istilah denominasi4. Dari ajaran keagamaan dan konsep inilah, para
oleh Marthin Luther King dalam agama Kristen Protestan, muncullah aliran-aliran
dunia, selain ajaran-ajaran Kristen yang tertuang dalam Kitab Suci Injil, juga para
3
Khazanah artinya perbendaharaan; kumpulan.
4
Dalam pengertian kristen, Denominasi adalah suatu kelompok keagamaan yang dapat diidentifikasian
di bawah satu nama, struktur, dan/atau doktrin.
5
Universitas Sumatera Utara
penyiar agamanya (misionaris5) membawa kebudayaan-kebudayaan seperti:
Ekspansi musik gereja juga dapat dilihat di luar daerah Eropa, sebagai
contoh melihat bagaimana musik gereja ada dalam masyarakat Batak Toba. Musik
gereja dalam masyarakat Batak Toba tidak terlepas dari datangnya misionaris ke
dan mengajarkan nyanyian yang berasal dari nyanyian-nyanyian gereja yang ada
di Eropa.
Pdt. Dr. I.L. Nomensen seorang misionaris asal Jerman bersama para rekannya,
menjadikan setiap nyanyian dalam setiap ibadah adalah suatu unsur yang paling
penting. Beberapa nyanyian mulai diperkenalkan kepada orang Batak yang baru
masuk Kristen yang awalnya diterjemahkan ke dalam bahasa Batak Toba dan
Selanjutnya, yang mereka lakukan dan dibantu oleh para pendeta HKBP
dari lagu-lagu gereja yang berasal dari Eropa ke dalam bahasa Batak Toba agar
lebih mudah dipahami dan dipelajari oleh masyarakat Batak Toba. Melodi yang
digunakan dalam lagu yang diterjemahkan sebagian besar mengacu dari lagu-lagu
himne6 gereja-gereja yang ada di Eropa. Tetapi, dari sebagian lagu bisa ditemukan
5
Seorang misionaris adalah seorang pendakwah atau penyebar agama.
6
Himne Adalah nyanyian pujaan (untuk Tuhan dsb); gita puja. Himne atau gita puja adalah sejenis
nyanyian pujaan, biasanya pujaan ditujukan untuk Tuhan atau Dewa. Kata ―himne‖ sendiri diserap dari
bahasa Yunani ὕμνος hymnos ―gita puja‖, yang berasal dari akar kata Proto-Indo-Eropa *sh2em- ―menyanyi‖
6
Universitas Sumatera Utara
adanya sebuah perubahan melodi, bentuk, irama maupun nilai not yang
kemudian dikumpulkan dan diterbitkan menjadi Buku Ende Huria Kristen Batak
Protestan (HKBP). Buku Ende ini kemudian secara menyeluruh digunakan oleh
HKBP sebagai rujukan lagu-lagu jemaat dalam setiap ibadah yang dilakukan.
dalam setiap ibadah yang dilakukan oleh gereja HKBP kurang lebih sudah
berlangsung selama 143 tahun tanpa ada penambahan lagu-lagu baru. Akhirnya,
setelah sekian lamanya dikarenakan tuntutan dan permintaan dari warga jemaat
juga, penambahan lagupun dibuat dan banyak lagu-lagu atau nyanyian yang baru
dan sudah digubah teksnya, baik yang berasal dari perbendaharaan jemaat segala
abad, lagu daerah dari berbagai belahan dunia maupun yang berasal dari
Peraturan HKBP dengan salah satu unsurnya adalah nyanyian, baik nyayian dari
dan berkerabat dengan kata Hitit išḫamai ―ia menyanyi‖ dan Sanskerta sāman ―nyanyian‖. Dalam
kekristenan, lagu-lagu pujian banyak yang menggunakan himne. Dalam konteks kekristenan, himne
merupakan gabungan dari unsur musik (pujian/nyanyian), sastra (puisi), dan teologi (pengajaran Alkitab).
Biasanya puji-pujian pada saat hari Minggu dilangsungkan dengan menyanyikan lagu dari buku-buku Himne
di gereja-gereja Protestan non-karismatik. Lagu-lagu himne dalam bahasa Indonesia ada yang diterjemahkan
dari bahasa lain ada pula yang dikarang oleh pengarang lagu Indonesia sendiri. Istilah lain yang dipakai untuk
Himne adalah ―Nyanyian Rohani‖ atau ―Nyanyian Jemaat‖. Buku-buku himne yang dipakai di gereja-gereja
Indonesia antara lain:
Puji-Pujian Kristen (PPK)
Kidung Puji-Pujian Kristen (KPPK)
Nyanyikanlah Kidung Baru (NKB)
Kidung Jemaat (KJ). Sumber: id.Wikipedia/wordpress.org
7
Universitas Sumatera Utara
Buku Ende HKBP atau nyayian yang diakui oleh HKBP sendiri, serta nyanyian-
banyak seri nyanyian gerejawi dengan judul Kidung Jemaat yang berbahasa
sendiri yang dianggap lebih khas di dalam memperdalam iman warga jemaat.
HKBP Juga telah menerbitkan nyanyian sendiri dalam ibadah yaitu, Buku Ende.
dalam setiap ibadah yaitu, Buku Ende yang terdiri dari 373 lagu dan juga Ende
Haluaon na Gok yang terdiri dari 183 lagu. Sampai terbentuknya suplemen Ende
Sangap Di Jahowa sendiri yang terdiri dari 308 lagu. Dengan demikian jumlah
lagu dalam nyanyian Buku Ende HKBP berjumlah sebanyak 864 lagu.
40:4), yang dianugerahkan dari Allah dalam bentuk nyanyian dan diterapkan
sesuai dengan Konfessi jemaat HKBP (Kolose 4:16), serta enak didengar (Filipi
4:8).8
pembicaraan dalam rapat Praeses9 4-5 September 2000 dengan rapat gabungan
7
Konfessi HKBP dapat dipahami dalam tiga bentuk bahasa; yaitu bahasa Batak Toba, bahasa Indonesia,
dan bahasa Inggris. Kedua bentuk pengakuan iman itu disatukan di sini, yaitu Pengakuan Iman HKBP yang
ditetapkan dalam Sinode Godang HKBP di Seminarium Sipoholon, tanggal 28-30 Nopember 1951 dan yang
baru, yaitu yang ditetapkan dalam Sinode Godang di Seminarium Sipoholon, tanggal 19-22 Nopember 1996.
Sumber: id.wiki-wordpress.org
8
Wawancara dengan Bapak Pdt. J.A.U. Dolok Saribu di Seminarium Sipoholon. Minggu, 5 Mei 2018.
9
Praeses adalah pimpinan distrik bersama-sama dengan para kepala bidang. Sedangkan bidang
(kepala bidang), adalah organ yang memimpin pelayanan untuk melaksanakan Tri Tugas Panggilan Gereja di
tingkat distrik. Bidang-bidang itu adalah; Bidang Koinonia, Bidang Marturia, dan Bidang Diakonia.
8
Universitas Sumatera Utara
Praeses serta Parhalado10 Pusat 5 September 2000, dan di rapat Pendeta 20-24
Agustus 2001, begitu juga dengan Sinode Godang HKBP11 pada tanggal 30
Ende Sangap Di Jahowa merupakan hasil kerja dari sebuah tim Suplemen
Buku Ende HKBP yang dibentuk oleh Kantor Pusat HKBP Pearaja yang diketuai
oleh Pdt. J.A.U. Dolok Saribu yang dibantu oleh Pdt. MV. Simanjuntak, Biv.
Manatap H. Sitorus, Dcs. Bonaria Hutabarat, Pdt. Manumpan H. Sihite, STh, dan
berbagai sumber yang diterjemahkan dalam bahasa Batak Toba, misalnya lagu
lagu paduan suara bapak (ama) atau paduan suara ibu (ina), paduan suara muda-
Minggu). Selain itu, lagu-lagu yang terdapat dalam ende Sangap di Jahowa juga
berasal dari lagu rakyat Batak dan lagu tradisional Nusantara yang diubah
syairnya menjadi lagu rohani berbahasa Batak, dan ciptaan dari beberapa pendeta
dan Bibelvrouw12 HKBP. Lagu-lagu rohani yang sudah dikenal sebelumnya oleh
9
Universitas Sumatera Utara
Toba. Selain itu, ada juga lagu dalam Ende Sangap Di Jahowa yang diambil dari
lagu barat atau himne lagu gereja-gereja barat seperti; Eropa, Amerika, Afrika
Gesangbuch; Libens Lieder; Gesange Aus Taize; Hyms for The Living Church;
Thuma Mina; The Book of Hyms; Singing Youth; Global Praise) yang
Batak Toba dari hasil kerja tim Suplemen Buku Ende HKBP menjadi Buku Ende
Batak Toba yang berjudul Taridem idem; Nunga Hehe Kristus (BES 632) adalah
ciptaan Pdt. JAU Dolok Saribu; Beta Hita Ale Dongan (BES 661) ciptaan HA.
Pandopo dengan judul Marilah, Marilah Hai Saudaraku; Begema Tuhan I (BES
660) berasal dari masyarakat Ambon dengan judul Terlalu Manise; Hupillit Asa
Marparbue (BES 727) berasal dari lagu koor kaum Bapak ciptaan Pdt. JAU
Dolok Saribu; O Tuhan Togu-togu Ma (BES 743) berasal dari lagu tradisional
Penulis mengambil salah satu gereja yakni gereja HKBP Pearaja Tarutung
13
Wawancara dengan Bapak Pdt. J.A.U. Dolok Saribu di Seminarium Sipoholon. Minggu, 11 Mei
2018.
14
Wawancara dengan Bapak Pdt. J.A.U. Dolok Saribu di Seminarium Sipoholon. Minggu, 11 Mei
2018.
10
Universitas Sumatera Utara
mengambil satu sampel penelitian adalah karena seluruh gereja HKBP
menggunakan sumber nyanyian yang sama, yaitu Buku ende HKBP dan juga
Dari pemaparan di atas, ada beberapa hal yang menjadi pertanyaan dalam
di gereja HKBP Pearaja Tarutung?; (2) Apa makna teks nyanyian yang
terkandung dalam Ende Sangap Di Jahowa dalam 3 kajian lagu yang mewakili
sebagai berikut; BE. No. 585 Somba ma Jahowa; BE. No. 690 Hibul Rohangku;
BE. No. 673 Adong do sada mual i; (3) Bagaimana struktur musikal Ende
Sangap Di Jahowa yang ada di gereja HKBP Pearaja Tarutung pada kajian 3 lagu
dari BE. No. 585 Somba ma Jahowa; BE. No. 690 Hibul Rohangku; BE. No.
salah satu bahan penelitian ilmiah. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis
KAJIAN LAGU: BE. No. 585 Somba ma Jahowa; BE. No. 690 Hibul Rohangku;
judul skripsi ini dan juga fokus perhatian kepada masalah yang akan diteliti, maka
11
Universitas Sumatera Utara
1. Bagaimanakah perkembangan Ende Sangap Di Jahowa di gereja
berikut: BE. No. 585 Somba ma Jahowa; BE. No. 690 Hibul
dua)?
Dengan fokus pada ketiga pokok permasalahan yang ada di atas yang akan
dikaji, maka diharapkan dalam penelitian ini akan ditemukan hal-hal baru dalam
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam rangka penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Pearaja Tarutung.
12
Universitas Sumatera Utara
Suplemen BE. No. 585 Somba ma Jahowa; BE. No. 690 Hibul
dan struktur musikal dari Ende Sangap Di Jahowa (yakni dalam 3 kajian lagu;
BE. No. 585 Somba ma Jahowa; BE. No. 690 Hibul Rohangku; BE. No. 673
Adong do sada mual i;) yang ada dalam BE. Suplemen HKBP Pearaja Tarutung.
untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Juga memperdalam pengetahuan dan
wawasan tentang perkembangan, makna teks nyanyian, dan struktur musikal dari
ilmu etnomusikologi.
13
Universitas Sumatera Utara
3. Sebagai bahan pendokumentasian dan sarana literatur terhadap jemaat-
1.4 Konsep
yang digunakan sebagai acuan, agar pokok permasalahan tidak melebar. Konsep
nyanyian, dan struktur musikal Ende Sangap Di Jahowa pada lagu: BE. No. 585
Somba ma Jahowa; BE. No. 690 Hibul Rohangku; BE. No. 673 Adong do sada
Dalam hal ini, penulis akan menguraikan bagaimana saat awal dari
penulis juga akan meneliti makna teks yang terkandung dalam 3 teks nyanyian
yang mewakili dari Ende Sangap Di Jahowa (pada lagu: BE. No. 585 Somba ma
Jahowa; BE. No. 690 Hibul Rohangku; BE. No. 673 Adong do sada mual i;)
dalam perjalanan ibadah di HKBP dan juga bagaimana respon dari jemaat yang
14
Universitas Sumatera Utara
kajian struktur musikal dari beberapa contoh 3 nyanyian/ende tersebut yang akan
secara abstrak kejadian, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian
defenisi dari apa yang kita amati, konsep menentukan antara variabel-variabel
mana yang kita ingin menentukan hubungan empiris. Konsep merupakan hal yang
gambaran mental dari obyek apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh
akal budi untuk memahami hal-hal lain. Maka, berdasarkan pengertian di atas
penulis akan menjelaskan beberapa konsep yang berkaitan dengan tulisan ini.
secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala. Konsep merupakan defenisi dari
apa yang kita amati, konsep menentukan antara variabel-variabel mana yang kita
inginkan untuk menentukan hubungan empiris (ibid, 1981:32). Dalam hal ini,
mendasar. Selain itu adalah untuk menyamakan persepsi tentang apa yang akan
penelitian.
15
Universitas Sumatera Utara
Mengenai perkembangan (sejarah) musik dan teks nyanyian Ende Sangap
Garraghan, yaitu “the term history stands for three related but sharply
differentiated concepts‖, (a) past human events; past actually, (b) the record of the
sejarah memiliki tiga pengertian yang saling berhubungan, yaitu: (1) peristiwa-
peristiwa di masa lampau; aktivitas yang telah lalu; (2) rekaman masalah yang
sama pada peristiwa-peristiwa di masa lampau; rekaman yang sama pada aktivitas
yang telah lalu; dan (3) proses atau teknik membuat rekaman.
berbagai bagiannya dan penelaan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian
untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Secara
―analisis adalah suatu disiplin ilmiah antara ilmu jiwa, ilmu hitung,
dan filsafat untuk menguraikan musik melalui rangkaian jalinan nada
irama dan harmoni dengan membahasa unsur gejala sadar dan tidak
sadar pada kesatuan komposisi‖.
(2008:58), kajian atau analisis ialah penguraian suatu pokok atas berbagai
bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk
demikian, kata analisis dalam tulisan ini berarti hasil penguraian objek penelitian.
16
Universitas Sumatera Utara
Melodi dan teks nyanyian jemaat HKBP yang didapat akan diuraikan agar
Analisis dapat diartikan menguraikan atau memilah-milah suatu hal atau ide ke
nyanyian, dan struktur musikal dari 3 lagu yang mewakili dari Ende Sangap Di
Jahowa (yaitu; pada lagu: BE. No. 585 Somba ma Jahowa; BE. No. 690 Hibul
Rohangku; BE. No. 673 Adong do sada mual i;) di gereja HKBP Pearaja
Struktur adalah unsur serapan dari bahasa Inggris, yaitu structure. Kata ini
memiliki arti sebagai: susunan, bangunan, dan kerangka (Echols dan Shadily
1978:563). Dalam kaitannya dengan tulisan ini, struktur yang dimaksud adalah
merujuk kepada dua aspek, yaitu struktur melodi dan struktur teks atau lirik.
musik ialah pengungkapan melalui gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya
berupa melodi, irama, dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan,
sifat, dan warna bunyi. Dari pengertian musik ini dapat dikatakan bahwa musikal
merupakan suatu ungkapan dari ekspresi manusia yang diolah dalam suatu nada
17
Universitas Sumatera Utara
nada yang harmonis. Tekstual merupakan hal-hal yang berkaitan dengan teks atau
tulisan dari suatu ende atau nyanyian Sangap Di Jahowa. Teks atau syair dari
ende atau nyanyian Sangap Di Jahowa tersebut akan menghasilkan suatu makna.
Makna yang dimaksud ialah suatu yang tersirat dibalik bentuk dan aspek isi dari
suatu kata atau teks yang kemudian terbagi menjadi dua bagian, yaitu makna
konotatif dan makna denotatif. Makna konotatif ialah makna kata yang terkandung
arti tambahan, sedangkan makna denotatif ialah kata yang tidak mengandung arti
musikal menunjukkan kata sifat yang berarti bersifat musik, memiliki unsur unsur
musik seperti melodi, tangga nada, modus, dinamika, interval, frasa, serta pola
ritem.
menyelidiki ende atau teks lagu Sangap Di Jahowa dalam 3 kajian lagu yang
1. Arti atau makna teks dari ende atau lagu jemaat dalam Buku
BE. No. 585 Somba ma Jahowa; BE. No. 690 Hibul Rohangku;
18
Universitas Sumatera Utara
1.4.1 Pengertian Musik
budaya manusia. Hal ini disebabkan karena musik merupakan salah satu hasil dari
budaya manusia di samping ilmu pengetahuan, arsitektur, bahasa dan sastra, dan
lain sebagainya. Menurut Banoe (2003:288), musik adalah cabang seni yang
dimengerti dan dipahami manusia. Banoe juga mengungkapkan musik berasal dari
kata muse, yaitu adalah satu dewa dalam mitologi Yunani kuno bagi cabang seni
irama, dan harmoni dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan, sifat, serta
warna bunyi. Dalam penyajiannya sering berpadu dengan unsur-unsur lain seperti
bahasa, gerak, ataupun suara. Musik juga memiliki arti seperti yang ditulis di
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2002:766), yaitu nada atau suara yang
Sementara itu, menurut Jamalus (1988:1), musik adalah suatu hasil karya seni
berupa bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan pikiran dan
harmoni, dan bentuk atau struktur lagu serta ekspresi sebagai suatu kesatuan.
yang hidup, yang merupakan kumpulan ilusi dan alunan suara. Alunan musik
19
Universitas Sumatera Utara
yang berisi rangkaian nada yang berjiwa akan mampu menggerakkan hati para
pendengarnya.
dijabarkan bahwa musik merupakan bentuk seni dari manusia dan berkembang
melalui budaya sebagai identitas diri, musik diekspresikan melalui suara yang
berupa ritme dan nada-nada, kemudian tersusun menjadi melodi dan harmoni.
Musik berkembang sebagai ilmu pengetahuan yang mempumyai teori dan aturan-
aturan yang fundamental. Musik adalah ilmu pengetahuan dan seni tentang
kombinasi ritmik dan nada-nada, baik vokal maupun instrumental yang meliputi
melodi dan harmoni sebagai ekspresi dari segala seuatu yang ingin diungkapkan
kata-kata lagu, dengan kata lain suatu komposisi puisi yang sering dilakukan oleh
pencipta musik. Tanpa syair maka tidak dapat mengetahui makna maupun tujuan
dari sebuah komposisi musik, karena syair merupakan inti dari sebuah lagu. Dan
menurut Badudu Zain, syair atau teks adalah kata-kata yang asli dibuat oleh si
pengarang lagu. Sigmund Freud dalam Migdolf yang mengemukakan bahwa syair
lagu adalah kata-kata yang keluar dari hati dan keluar dari mulut serta diurapi oleh
lidah. Syair adalah kata-kata yang terdapat dalam sebuah komposisi musik
20
Universitas Sumatera Utara
melalui syair maka dapat diketahui makna dan tujuan dari sebuah lagu. Atas dasar
itu, penulis melakukan analisis, yaitu struktur dari syair secara detail yang dalam
hal ini antara lain berkaitan dengan pola sajak, pola meter, dan gaya bahasa yang
Konsep teks yang penulis maksudkan hanya tertuju pada teks lagu atau
Ende Sangap Di Jahowa yang diciptakan dan disusun oleh HKBP dan yang
dinyanyikan oleh jemaat HKBP. Adanya teks lagu atau syair, dan melodi Ende
Sangap Di Jahowa merupakan bagian dari suatu kegiatan kesenian gerejani yang
dinikmati oleh manusia atau jemaat HKBP dengan telinga yang disebut sebagai
Menurut Kamus Batak, Ende adalah nyanyian atau lagu. Menurut kamus
KBBI, nyanyian adalah hasil menyanyi; yang dinyanyikan; lagu atau komponen
musik pendek yang terdiri atas lirik dan lagu. Nyanyian adalah syair yang
dilafalkan sesuai nada, ritme, birama, dan melodi tertentu hingga membentuk
harmoni. Nyayian sering juga disebut sebagai lagu yang berarti gubahan seni nada
atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya diiringi
kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama). Dan ragam nada atau suara
21
Universitas Sumatera Utara
1.5 Kerangka Teori
Dalam menulis skripsi ini, penulis berpegang pada beberapa teori yang
Teori merupakan suatu prinsip dasar yang terwujud di dalam bentuk dan
yang terkandung dalam ende atau nyanyian HKBP: Sangap Di Jahowa tersebut.
Sesuai dengan dua pokok masalah dalam penelitian ini, yaitu: tekstual dan
perkembangan digunakan teori yang ditawarkan oleh Nettl dalam Eight Urban
menggunakan teori semiotika, untuk mengkaji aspek musikal ende atau nyanyian
22
Universitas Sumatera Utara
HKBP: Sangap Di Jahowa yang disajikan secara melodis, penulis berpedoman
kepada teori yang dikemukakan oleh Malm yang dikenal dengan teori Weighted
Scale.
yang ditawarkan oleh Nettl dalam Eight Urban Musical Cultures: Traditional and
menonjolkan tampilan dari barat dengan tujuan untuk memperluas, dengan tidak
pembaratan, dimana budaya barat telah menjadi budaya tempatan atau asli yang
proses perubahan kebudayaan inilah yang diadopsi musik dan ende atau nyanyian
tercermin dari pola pikir mereka yang menyukai musik barat yang secara nyata
Untuk mengkaji struktur dan makna tekstual ende atau nyanyian dari ende
23
Universitas Sumatera Utara
semiotika. Selanjutnya teori ini digunakan dalam usaha untuk memahami
Seperti yang telah diulas sedikit, semiotika adalah kajian ilmu mengenai
tanda yang ada dalam kehidupan manusia serta makna dibalik tanda tersebut. Ada
beberapa pendapat mengenai asal kata semiotika yang keduanya dari bahasa
Yunani. Yang pertama adalah seme, yang berarti ―penafsiran tanda‖ dan
dalam studi mereka dan menciptakan teori-teori semiotika, salah satunya ialah
studinya, tak jauh karena ia memiliki latarbelakang linguistik. Saussure lahir pada
tahun 1857 dan mulai menyukai bidang bahasa dan kesusasteraan sejak kecil,
bahkan pada usia 15 tahun. Ia menulis tulisan yang berjudul “essai sur les
Leipzig dan Berlin, serta mempelajari berbagai bahasa yang salah satunya adalah
bahasa sansekerta.
kehidupan sosial manusia, mencakup apa saja tanda tersebut dan hukum apa yang
mengatur terbentuknya tanda. Hal ini menunjukkan bahwa tanda dan makna
dibalik tanda terbentuk dalam kehidupan sosial dan terpengaruhi oleh sistem
24
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa hal dalam sistem yang mempengaruhi pembentukan dan
peranan bahasa dibandingkan aspek lain seperti sistem tulisan, agama, sopan
dari empat, yaitu: (1) Signifiant dan Signifie, yang menurut Saussure merupakan
komponen pembentuk tanda dan tidak bisa dipisahkan peranannya satu sama lain.
Signifiant atau disebut juga signifier merupakan hal-hal yang tertangkap oleh
pikiran kita sendiri seperti citra bunyi, gambaran visual, dan lain sebagainya.
Sedangkan Signifie atau yang disebut juga sebagai signified, merupakan makna
atau kesan yang ada dalam pikiran kita terhadap apa yang tertangkap. (2) Langue
dan Parole, adalah aspek dalam bahasa yang dibagi oleh Saussure menjadi dua
bagian. Langue adalah sistem bahasa dan sistem abstrak yang digunakan secara
kolektif seolah disepakati bersama oleh semua pengguna bahasa, serta menjadi
adalah praktik berbahasa dan bentuk ujaran individu dalam masyarakat pada satu
waktu atau saat tertentu. Saussure menjelaskan bahwa langue bisa dikatakan
sebagai fakta sosial dan menjadi acuan masyarakat dalam berbahasa, yang juga
berperan sebagai sistem yang menetapkan hubungan antara signifiant dan signifie.
sebagai wujud ucapan bahasa ini kemudian disebut sebagai parole. Parole satu
individu dengan individu lainnya bisa saja berbeda-beda karena realisasi dan
penerapannya bisa beragam satu sama lain. (3) Synchronic dan Diachronic,
25
Universitas Sumatera Utara
mengenai telaah bahasa yang dibagi oleh Saussure menjadi dua bagian.
Synchronic merupakan telaah bahasa yang mana mempelajari bahasa dalam satu
Sedangkan Diachronic lebih bersifat pada studi historis dan komparatif, karena
suatu bahasa pada masa yang tak terbatas. (4) Syntagmatic dan
konsep mengenai hubungan antar unsur yang dibagi menjadi dua bagian.
yang tidak terdapat pada tuturan lain yang bersangkutan, yang mana terlihat
nampak dalam bahasa namun tidak muncul dalam susunan kalimat. Hubungan
syntagmatic dan paradigmatic ini dapat terlihat pada susunan bahasa di kalimat
yang kita gunakan sehari-hari, termasuk kalimat bahasa Indonesia. Jika kalimat
dan hubungan pada kalimat yang sama pada setiap kata di dalamnya. Sedangkan
26
Universitas Sumatera Utara
kalimat dengan kalimat lainnya, yang mana hubungan tersebut belum terlihat jika
tekstual dari ende atau nyanyian Sangap Di Jahowa di HKBP Pearaja Tarutung.
kepada teori yang dikemukakan oleh Malm yang dikenal dengan teori weighted
scale. Pada prinsipnya teori weighted scale adalah teori yang lazim dipergunakan
musik vokal atau instrumental. Ada delapan parameter atau kriteria yang perlu
diperhatikan dalam menganalisis melodi, yaitu: (1) tangga nada (scale), (2) nada
dasar (pitch center), (3) wilayah nada (range), (4) jumlah nada (frequency of
notes), (5) jumlah interval (frequency of Interval), (6) pola-pola kadensa (cadence
patterns), (7) formula melodi (melody formula), dan (8) kontur (contour). (Malm
dari Ende Sangap Di Jahowa di HKBP Pearaja Tarutung yang disajikan oleh
15
Dalam ilmu etnomusikologi proses penotasian bunyi dan proses mereduksi bunyi kedalam simbol
visual disebut transkripsi.
16
Notation is the method or methods used for writing down music: suatu metode atau berbagai metode
yang digunakan untuk menuliskan musik di atas kertas dan dalam format visual (Willy, Apel 1972:578).
27
Universitas Sumatera Utara
ke dalam bentuk notasi yang bentuknya visual, barulah notasi tersebut dianalisis.
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki melalui cara kerja yang
analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan obyektif untuk
pendekatan ini lebih berupa kata-kata secara detail dan bukan berupa angka-
angka. Sejalan dengan itu Bogdan dan Taylor (dalam Maleong 1988:3),
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang orang
sosial, yaitu: (1) penelitian deskriptif; (2) penelitian eksplanasi; (3) studi kasus;
(4) survei; dan (5) eksperimen. Sesuai dengan yang diuraikan di atas bahwa
28
Universitas Sumatera Utara
yang biasa juga disebut dengan penelitian taksonomik, dimaksudkan untuk
dan unit yang diteliti. Jenis pendekatan ini tidak mempersoalkan jalinan hubungan
antar variabel yang ada dan tidak dimaksudkan untuk menarik generalisasi yang
kenyataan sosial. Oleh karena itu, pada penelitian yang menggunakan format
seperti yang dilakukan pada penelitian dengan format eksplanasi. Hal ini tidak
bersifat deskriptif.
ini sesuai dengan pendapat Denzim, et al. (2009:6) yang menjelaskan bahwa
hubungan erat peneliti dengan subjek yang diteliti, dan tekanan situasi yang
yang sarat nilai. Mereka mencari jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang
ilmu sosial, dan ilmu ilmu fisik. Penelitian ini teguh dengan sudut pandang
29
Universitas Sumatera Utara
naturalistik sekaligus kukuh dengan pemahaman interpretif mengenai pengalaman
mencakup: (1) studi kepustakaan; (2) obsevasi; (3) wawancara; dan (4) kerja
diteliti.
pengetahuan dasar tentang objek yang diteliti. Dalam hal ini, penulis
menggunakan referensi berupa buku dan sebagian besar dari beberapa skripsi,
tesis, jurnal, dan lain-lain yang cukup relevan dengan objek yang diteliti. Selain
itu juga buku-buku yang berkaitan dengan gereja HKBP Pearaja Tarutung.
Selain itu juga dalam studi kepustakaan ini, penulis melakukan survei
topik penelitian ini. Di dalamnya terdapat data yang diunggah melalui blok dan
kajian terhadap perkembangan, makna teks nyanyian, dan struktur dari ende
30
Universitas Sumatera Utara
1.6.2 Observasi
serta mencari beberapa narasumber yang betul-betul menguasai hal dalam bidang
Adapun lokasi penelitian ini adalah di gereja HKBP Pearaja Tarutung. Penulis
akan berada di tempat selama beberapa hari di sana untuk melakukan penelitian.
1.6.3 Wawancara
Salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah dengan
terhadap pokok permasalahan. Selain itu, juga melakukan wawancara bebas (free
interview), yaitu pertanyaan yang tidak hanya berfokus pada pokok permasalahan
31
Universitas Sumatera Utara
untuk memperoleh data lainnya namun tidak menyimpang dari pokok
yang diteliti. Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara terhadap beberapa
Keseluruhan data yang diperoleh penulis dari berbagai sumber, yaitu hasil
pada ende atau nyanyian di gereja HKBP tersebut. Transkripsi dilakukan dengan
agar memperjelas kualitas notasi balok di dalam tulisan ini. Langkah berikutnya
melodis ini, penulis juga melakukan analisis struktur musikal teks dari ende atau
nyanyian, dan struktur musikal dari Ende Sangap Di Jahowa dengan tiga fokus
32
Universitas Sumatera Utara
nyanyian yang terkandung dalam 3 perwakilan lagu dari Ende Sangap Di Jahowa,
dan struktur musikal dari Ende Sangap Di Jahowa di gereja HKBP Pearaja
menganalisis dan mengkaji bidang tekstual dari ende gereja HKBP diperlukan
melihat ke dalam multidisiplin seperti melihat dari aspek sastra, linguistik, dan
dalam mengkaji musikal perlu dilihat melalui musikologi dan prosodi. Musikologi
berkait erat dengan aspek-aspek seperti: melodi dan ritme. Melodi sendiri tersdiri
dari berbagai unsurnya seperti: tangga nada (scale), wilayah nada, nada dasar,
interval dan distribusinya, nada-nada yang digunakan, motif, frase, bentuk melodi,
formula melodi, kontur, dan sejenisnya. Demikian juga dalam aspek ritme (waktu)
musik tersebut disusun oleh beberapa unsurnya seperti: meter atau metrum, motif
dan frase ritme, cepat dan lambatnya nyanyian atau lagu yang disajikan,
33
Universitas Sumatera Utara
BAB II
karena daerah tersebut berbentuk seperti lembah atau lebih mirip dengan kuali bila
dilihat dari tempat yang lebih tinggi. Sebenarnya istilah Silindung meliputi daerah
bila disebut parSilindung (orang Silindung) berarti masyarakat salah satu dari
Tarutung dalam bahasa Indonesia berarti buah durian. Tetapi bukan berarti
di Rura Silindung17 pada masa itu banyak durian sehingga diberi nama kota.
Latarbelakang dari nama kota Tarutung berawal dari sebuah pohon durian (Bona
ni Tarutung) yang tumbuh di tengah kota tersebut. Sekitar tahun 1800-an para
lokasinya yang strategis juga cukup mudah untuk diketahui dan diingat, karena
satu-satunya pohon yang paling tinggi dan rindang di kota pada masa saat hanya
Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya nama untuk Rura Silindung disebut
17
Rura Silindung ialah Lembah Silindung. Silindung merupakan salah satu bagian wilayah dari Tano
(tanah) Batak yang meliputi sebagian besar Kabupaten Tapanuli Utara, sekarang yang wilayahnya meliputi
Tarutung, Sipoholon, Adiankoting, Sipahutar, Garoga, Pangaribuan, dan sekitarnya, serta sebahagian
Kecamatan Pahae jae, Pahae Julu, Purbatua, dan Simangumban. Sumber: id.ikipedia-wordpress.org
34
Universitas Sumatera Utara
dengan Tarutung. Dan hingga kini pohon durian yang melatarbelakangi nama kota
Tarutung masih tumbuh mekar, meski usia pohon tersebut sudah ratusan tahun.
tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara. Tarutung juga dikenal sebagai kota wisata
rohani dimana kota tersebut berdiri bangunan salib megah yang dikenal dengan
penyebaran agama Kristen di Tanah Batak yang dirintis oleh Misionaris asal
Di samping itu, Kota Tarutung juga dikenal sebagai pusat gereja HKBP
(Gereja Huria Kristen Batak Protestan) salah satu gereja HKBP tertua di seluruh
Tarutung, Sumatera Utara, Indonesia. Gereja yang dibangun oleh Ingwer Ludwig
Nommensen ini berdiri pada 29 Mei 1864. Sejak pertama kali berdiri, HKBP
yang berjarak 1 km dari pusat kota Tarutung, ibukota kabupaten tersebut. Pearaja
merupakan sebuah desa yang terletak di sepanjang jalan menuju kota Sibolga
kompleks ini juga Ephorus HKBP berkantor. Itu sebabnya Tarutung adalah
sebuah kota dengan 1000 gereja karena di kota ini banyak gereja yang bertaburan.
35
Universitas Sumatera Utara
Ini disebabkan karena dulu Tarutung adalah pusat kegiatan para Misionaris. Salah
satu gereja yang paling bersejarah adalah gereja HKBP Pearaja ini.
memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif
dengan kepadatan 374 jiwa/ km2 dan memiliki 24 Desa dan 7 Kelurahan.
Secara geografis Tarutung terletak pada 01o 54’ – 02o 07’ Lintang Utara
dan 98o 52’ – 99o 04’ Bujur Timur. Secara astronomis batas wilayah Tarutung
Tarutung cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 900 – 1200 meter
diatas permukaan laut. Tarutung beriklim dingin (19o C) dengan curah hujan rata-
Parbaju Julu, Partali Julu, Sitampurung, Jambur Nauli, Sihujur, Hutatoruan III.
36
Universitas Sumatera Utara
Kota Tarutung juga merupakan salah satu daerah yang dikenal dengan
berbagai objek wisata selain objek wisata rohani Salib Kasih, seperti Sungai
pemandian air panas Ugan, pemandian air panas Sait ni Huta, pemandian air
panas Hutabarat, pemandian air soda Parbubu, hingga tugu Si Raja Nabarat dan
37
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1.b Peta/Denah Kelurahan/Desa Dalam Kec. Tarutung
38
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1.b Luas Wilayah Kecamatan Tarutung Menurut Desa/Kelurahan
39
Universitas Sumatera Utara
26. Parbaju Julu 3,50 3,25
27. Partali Julu 2,00 1,86
28. Sitampurung 7,75 7,20
29. Jambur Nauli 8,76 8,14
30. Sihujur 5,00 4,64
31. Hutatoruan III 0,44 0,41
JUMLAH 107,68 100,00
www.wikipedia/bps-tarutung/2016-2018/php.com
perkampungan.
berkelompok. Setiap rumah dibangun menghadap jalan dan sejajar mengikuti alur
jalan desa yang berbeda dengan pemukiman yang ada di dusun-dusun. Biasanya
jarak pusat desa dengan perkampungan lainnya sangat jauh, hal ini disebabkan
banyak masyarakat yang mencari lahan pertanian yang bisa digarap. Mereka
tinggal di dekat lahan tersebut dan kemudian membentuk komunitas sendiri yang
dusun-dusun berada pada wilayah yang lebih rendah dari jalan desa atau berada di
lembah, maka pola perkampungannya menjadi berbeda dengan yang ada di pusat
desa.
40
Universitas Sumatera Utara
2.3 Penduduk, Sistem Bahasa, Dan Mata Pencaharian
(Kelurahan Hutatoruan V) adalah suku Batak Toba. Sangat jarang ditemukan suku
lain yang mendiami wilayah desa tersebut. Setiap dusun atau desa di daerah
Kecamatan Tarutung biasanya selalu dihuni oleh satu kelompok marga. Jumlah
lebih 696 jiwa, kepadatan penduduk 464 jiwa/Km² dengan jumlah rumah tangga
18
Kecamatan Tarutung dalam angka 2016-2018.
19
Kecamatan Tarutung dalam angka 2016-2018.
41
Universitas Sumatera Utara
12. Hutatoruan IV 0,87 902 1 037
13. Aek Siansimun 4,56 1 090 239
14. Hutatoruan V 1,50 696 464
15. Hutatoruan VI 3,25 660 203
16. Hutatoruan XI 0,20 1 544 7 720
17. Hutatoruan IX 0,85 1 239 1 458
18. Hutatoruan X 1,04 4 627 4 449
19. Hutatoruan VII 2,00 5 580 2 790
20. Partali Toruan 0,62 2 916 4 703
21. Parbaju Tonga 3,50 1 123 321
22. Simamora 3,40 2 463 724
23. Hutagalung 3,20 1 263 395
Sioalu Ompu
24. Siraja Oloan 3,75 1 340 357
25. Hutauruk 2,19 580 265
26. Parbaju Julu 3,50 1 023 292
27. Partali Julu 2,00 1 200 600
28. Sitampurung 7,75 838 108
29. Jambur Nauli 8,76 1 112 127
30. Sihujur 5,00 465 93
31. Hutatoruan III 0,44 321 730
JUMLAH 107,68 41 503 385
42
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3.b Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Menurut
Desa/Kelurahan, Kecamatan Tarutung Menurut Desa/Kelurahan 20
RATA-RATA
NO. DESA/KELURAHAN JUMLAH JUMLAH PER RUMAH
PENDUDUK RUMAH TANGGA
TANGGA
1. Siandor-andor 594 138 4
20
Kecamatan Tarutung dalam angka 2016-2018.
43
Universitas Sumatera Utara
23. Hutagalung
Sioalu Ompu 1 263 275 5
Bahasa itu dinamakan sebagai ―bahasa daerah‖ yang disebutkan sesuai dengan
suku bangsa yang memiliki bahasa tersebut. Misalnya, bahasa Batak Toba
dipergunakan oleh Batak Toba. Bahasa yang umum digunakan, yaitu Bahasa
Indonesia dan Batak Toba. Dalam percakapan sehari-hari karena sudah terbiasa
dan turun-temurun bahasa yang digunakan adalah Bahasa Batak Toba. Sementara
penduduk bekerja sebagai petani. Sektor pertanian sampai saat ini masih
44
Universitas Sumatera Utara
penghasil nilai tambah dan devisa maupun sumber penghasilan atau penyedia
pembangunan kerakyatan.
diantaranya padi, palawija (jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah), sayur-
sayuran seperti: cabe, bawang merah, bawang daun, buncis, kentang, kubis,tomat,
dan yang lainnya. Dan juga buah-buahan seperti: alpukat, mangga, pepaya,
pisang, nenas, dan yang lainnya. Terdapat juga beberapa hasil dari perkebunan
diantaranya kopi, kelapa, karet, tebu, dan yang lainnya, serta hasil dari perikanan
dan peternakan.
1. Siandor-andor 0 0 15 0 15
2. Hutapea 0 0 25 5 30
Banurea
3. Parbubu Pea 40 0 0 0 40
4. Parbubu II 0 0 56 2 58
5 Parbubu Dolok 0 0 27 0 27
6. Hutatoruan VIII 0 0 23 0 23
7. Parbubu I 0 40 0 7 47
8 Hutatoruan I 45 0 0 0 45
21
Kecamatan Tarutung dalam angka 2016-2018.
45
Universitas Sumatera Utara
9. Sosunggulon 15 0 14 6 35
11. Hapoltahan 19 0 0 0 19
12. Hutatoruan IV 30 0 14 0 44
14. Hutatoruan V 0 0 7 0 7
15. Hutatoruan VI 0 0 15 0 15
16. Hutatoruan XI 0 0 0 0 0
17. Hutatoruan IX 0 0 0 0 0
18. Hutatoruan X 0 0 0 0 0
22. Simamora 0 15 0 10 25
23. Hutagalung
Sioalu Ompu 0 0 3 15 18
25. Hutauruk 0 0 8 0 8
28. Sitampurung 0 0 25 0 25
Selain sebagai petani masyarakat yang tinggal di desa tersebut ada juga
yang bekerja di bidang usaha atau profesi lainnya antara lain seperti di bidang
46
Universitas Sumatera Utara
pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, dan juga bidang akademis
seperti PNS ataupun guru dan juga dalam usaha kecil menengah.
kekerabatan ataupun tata cara kehidupan sosial masyarakat yang tinggal tercermin
dalam sebuah konsep budaya yang disebut dengan Dalihan Na Tolu. Dalam setiap
aktivitas, kekerabatan dan adat istiadat di desa ini diatur oleh tiga konsep yaitu
hula-hula (pihak keluarga pemberi istri); anak boru (pihak keluarga penerima
istri); dan dongan tubu (sesama saudara lelaki dari induk marga yang sama).
Ketiga hal ini mempunyai prestise dan tingkatan yang berbeda. Hula-hula
berada pada status tertinggi baik secara sosial maupun dalam konteks spritual atau
adat. Ketiga konsep ini juga terungkap dalam sebuah pepatah Batak Toba yang
setiap orang harus sopan dan hormat terhadap hula-hula, memberikan perhatian
terhadap anak boru, serta harus menjaga hubungan yang baik dengan dongan
tubu.
hubungan antara kelompok sosial yang satu dengan kelompok sosial lainnya
berdasarkan turunan marga. Ketika seseorang baru bertemu dengan yang lain,
dan kemudian mencari posisi marganya tersebut dalam keluarga atau turunan
47
Universitas Sumatera Utara
marganya. Kemudian hal ini akan memunculkan posisi baru bagi setiap individu
tersebut dalam konteks adat sesuai dengan konsep Dalihan Na Tolu. Beberapa
yang telah diakui oleh negara adalah agama Kristen Protestan, Khatolik, Islam,
V).
masyarakat yang tinggal juga mengenal sistem kesenian Batak Toba secara umum
48
Universitas Sumatera Utara
yaitu, seni musik, seni tari, dan seni teater. Dalam sistem kesenian Batak Toba
dikenal jenis bentuk ensambel musik yaitu, gondang sabangunan dan uning-
uningan. Demikian halnya dalam seni tari dikenal dengan istilah manortor atau
Penggunaan kesenian yang ada pada masyarakat Batak Toba juga erat
kekerabatan yang ada dalam dalihan natolu tersebut akan dimiliki oleh setiap
orang Batak secara bergantian tergantung pada siapa yang melakukan acara.
Dalam setiap upacara adat seperti pesta perkawinan, upacara kematian, pesta
mangadati maupun acara adat lainnya biasanya diiringi dengan musik yaitu,
Tanggal 29 Mei 1864 adalah hari lahirnya HKBP Pearaja. Pada mulanya
tanggal tersebut diyakini sebagai hari lahirnya HKBP godung Huta Dame
Saitnihuta. Karena hari itulah I.L. Nommensen memimpin kebaktian yang pertama
di Saitnihuta. HKBP yang sekarang ini adalah pindahan Godung Huta Dame
Saitnihuta. Namun, setelah lama gereja HKBP Pearaja berdiri dan untuk
49
Universitas Sumatera Utara
bersamaan sebagai hari lahirnya HKBP Saitnihuta dan HKBP Pearaja (sisada
hasuhuton).
sering jatuh sakit disana. Maka dari tahun 1872, Gereja yang ada di Godung Huta
Dame Saitnihuta resmi pindah ke Pearaja, baik bangunan Gereja serta Inventaris
yang ada serta seluruh anggota jemaat. Dengan kata lain Gereja HKBP Pearaja
yang sekarang ini sebelumnya berada di Godung Huta Dame Saitnihuta, maka
sejak tahun 1872 yang menjadi pusat pekabaran injil di tanah Batak adalah
Pearaja.
Sumber: www.hkbp.or.id
50
Universitas Sumatera Utara
2.7.1 Proses Pembangunan Gereja HKBP Pearaja Tarutung
Gereja pindahan dari Godung Huta Dame Saitnihuta, maka para masyarakat
laki-laki dengan sukarela mencari kayu ke hutan dan wanita serta anak-anak juga
tidak kalah ikut berpartisipasi. Sebagian peralatan bangunan dari Gereja masih
dapat difungsikan dan diangkat ke bukit Pearaja. Beberapa tiang masih ada yang
selama 1 tahun, Gereja HKBP Pearaja sudah selesai dibangun hingga tahun 1873
diadakan pesta peresmian dengan cara yang sangat meriah. Jemaat Gereja pada
yang Jauh lebih besar dari gereja sebelumnya di Godung Dame Saitnihuta. Dalam
dalam pemilihan penatua itu. Nommensen merasa yang menjadi sintua haruslah
51
Universitas Sumatera Utara
Huta Pearaja : Herman
Huta Lumban Jurjur II : Josep Lumban tobing, Galatia, Esra,
atau Amani Palakki
Huta Parbubu : Josep Simanjuntak, Salomo, Philemon
Lumban Tobing (Amani Ginjang) dan
Musa Tobing
Huta Galung Pea : Josia Lumban Tobing
Huta Simaung** Pea : Raja Saul Lumban Tobing
Huta Parbubu Sampuran : Raja Izaak Lumban Tobing,Jakkobus
Huta Sitakka : Nahas Tobing, Horis Hutabarat,
Musa Hutabarat
(OP. Panahan Hutabarat), Philipus dan
Jeremias.
Huta Lumban Jurjur I : Daud Lumban Tobing
Tarutung : Raja Salomo Lumban Tobing
pertemuan di setiap hari Rabu malam, mereka diajari dalam suatu kelompok
diskusi yang disebut dengan sermon22. Selain itu juga, diadakan partangiangan
setiap Minggu dirumah jemaat secara bergiliran yang dilanjutkan dengan Tanya
Jawab tentang Alkitab. Untuk menjalin persekutuan yang dimaksud serta melihat
bakat yang pada umumnya pada orang Batak, Nommensen pun mendirikan
perkumpulan koor untuk laki-laki, koor ibu yang kemudian disebut pararikamis,
Satu hal lagi yang menarik, dari sejak awal Nommensen sudah
berkeinginan bahwa pada suatu saat nanti jemaat yang ia layani akan dapat berdiri
22
Sermon, yaitu; Sebuah alamat yang bersifat religius (biasanya disampaikan saat kebaktian gereja)/
Berbicara; Untuk wacana; Untuk menulis atau menyampaikan sebuah khotbah.
52
Universitas Sumatera Utara
2.8 Sejarah HKBP Di Tanak Batak
Sejarah masuknya agama Kristen pada suku Batak adalah sejarah yang
2.8.2 Konteks Kehidupan Suku Batak Sebelum Injil Masuk di Tanah Batak
kebudayaanya; mereka memegang teguh tradisi dan adat. Pada masa lampau
orang Batak tidak suka terhadap orang luar (Barat/sibottar mata) kerena mereka
dianggap sebagai penjajah. Selain itu, ada paham bagi mereka bahwa orang yang
berada di luar suku mereka adalah musuh, sebab masa itu sering terjadi perang
antar suku. Sebelum Injil masuk, suku Batak adalah suku penyembah berhala.
dinamisme dan magi. Ada banyak nama dewa atau begu (setan) yang disembah,
seperti begu djau (dewa yang tidak dikenal orang), begu antuk (dewa yang
memukul kepala seseorang sebelum ia mati), begu siherut (dewa yang membuat
berladang. Mereka menjual hasil dari perternakan dan cocok tanam ke pasar
("onan") pada hari tertentu. Di pasar mereka melakukan transaksi untuk keperluan
53
Universitas Sumatera Utara
Keadaan yang dinamis ini, sering terusik oleh permusuhan antara satu
terjadi wabah, seperti pes dan kolera, mereka akan meminta pertolongan Raja Si
Hampir semua roda kehidupan orang Suku Batak dikuasai oleh aturan-
aturan adat yang kuat. Sejak mulai lahirnya seorang anak, beranjak dewasa,
Pada tahun 1820, tiga utusan Pekabaran Injil Baptis Inggris yaitu Nathan
daerah tempat tinggal suku Batak yang masih kafir. Burton dan Ward
bekerja di pesisir, kemudian tahun 1824 masuk ke daerah lebih dalam lagi,
bahwa kerajaan mereka harus menjadi lebih kecil, seperti anak kecil.
54
Universitas Sumatera Utara
Penduduk tidak suka hal ini, karena itu para penginjil tersebut diusir pada
Mission
Pada tahun 1834 dua orang Amerika, yaitu Munson dan Lyman yang
Sibolga dan menetap beberapa hari di sana. Pada 23 Juni 1834, mereka
bahasa bernama H. Neubronner van der Tuuk untuk meneliti bahasa Batak
55
Universitas Sumatera Utara
dan untuk menerjemahkan Alkitab. Van der Tuuk adalah orang Barat
Lampung, Kawi, Bali. Ia juga orang Eropa pertama yang menatap Danau
Pada tahun yang sama tepatnya pada 7 Oktober 1861 diadakan rapat empat
pendeta di Sipirok, yang diikuti oleh dua pendeta Jerman, yaitu: Pdt. Heine
dan Pdt. Klemmer serta oleh dua pendeta Belanda, yaitu: Pdt. Betz dan
menetap di Barus beberapa saat untuk mempelajari bahasa dan adat Batak
56
Universitas Sumatera Utara
Lumban Tobing (Raja Batak Pertama yang dibaptis) untuk mengantarnya
diterima dengan baik oleh penduduk karena mereka takut kena bala karena
menerima orang lain yang tidak memelihara adat. Pada satu saat, diadakan
pesta nenek moyang Siatas Barita, biasanya disembelih korban. Saat itu,
saat itu hadir di situ. Dalam keadaan seperti ini, Nommensen hadir ke
melalui orang itu sudah banyak memperdaya kalian. Itu bukan roh Siatas
tidak baik padanya. Pada satu malam ketika para raja berada di rumahnya
hingga larut malam dan tertidur lelap, Nommensen mengambil selimut dan
menutupi badan mereka, hingga pagi hari mereka terbangun dan merasa
malu, melihat perbuatan baik Nommensen. Sikap penolakan raja Batak ini
Belanda.
57
Universitas Sumatera Utara
d. Perkembangan Kekristenan Setelah Injil Masuk di Tanah Batak
Suku Batak yang masuk Kristen mendapat tekanan dan diusir dari
pada satu kampung tersendiri, yaitu Huta Dame (kampung damai). Setelah
Kristen berjumlah sektar 1.250 jiwa. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun
1881 jumlahnya naik lima kali lipat, hingga jumlah orang Batak yang
masuk Kristen adalah sekitar 6.250 orang. Pada tahun 1918, sudah tercatat
pada umur 84 tahun) adalah seorang penyebar agama Kristen Protestan di antara
suku Batak, Sumatra Utara. yang berasal dari Jerman, tetapi lebih dikenal di
58
Universitas Sumatera Utara
tengah-tengah suku bangsa Batak Toba yaitu Huria Kristen Batak Protestan
(HKBP).
Sumber: id.wiki-wordpress.org
hidup dalam kondisi yang demikian. Maka dari itu, sejak kecil ia sudah
belajar menjadi tukang atap. Lalu, pada usia 10 tahun, ia bekerja pada
59
Universitas Sumatera Utara
seorang petani yang kaya sambil belajar mengerjakan tanah. Ia juga
bekerja menuntun kuda yang menarik bajak untuk membajak tanah petani
Batak
tahun 1861. Ia ditugaskan oleh RMG ke Sumatra dan tiba pada tanggal 14
Pdt. Klammer yang telah berada di daerah Sipirok yang setelah Perang
60
Universitas Sumatera Utara
Padri dimasukkan dalam wilayah Hindia Belanda. Di situ, sebagian dari
sebatang pohon beringin (hariara) untuk memikirkan apa yang akan dia
perbuat. Nommensen lalu pergi ke desa lain dan sampai ke di desa Raja
61
Universitas Sumatera Utara
Raja Aman Lumbantobing untuk kedua kalinya dengan pesan, ―bahwa
Aman kemudian berkata, apabila perkataan Nomensen itu benar, maka dia
Walaupun masyarakat Silindung terbagi dua (ada yang menerima dan ada
kepada satu orang Batak. Bahkan di kemudian hari, Raja Pontas Lumban
keluarganya dibaptis. Pada saat itu juga Raja Pontas meminta supaya
Nommensen pindah dari Huta Dame ke Pearaja. Setelah Raja Pontas dan
menjadi guru Injil dan Guru Sekolah. Di kemudian hari, sekolah ini
62
Universitas Sumatera Utara
dipindahkan ke Sipoholon. Kemudian, Nommensen membuka pos
oleh sebagian raja dan juga oleh sebagian besar penduduk karena mereka
takut akan terkena bencana jika menyambut seorang asing yang tidak
memelihara adat. Selain itu, sikap menolak para raja disebabkan pula oleh
gereja, sekolah, dan rumahnya di Pearaja dan hingga kini, Pearaja tetap
Gambar 2.8.4b
63
Universitas Sumatera Utara
Karena kehadiran para misionaris tidak disetujui oleh sebagian raja,
terutama oleh mereka yang berpihak pada Si Singamangaraja XII, maka pada
tentara untuk segera menaklukkan Tanah Batak yang pada saat itu masih merdeka.
Pada awal tahun 1878, pasukan pertama di bawah pimpinan Kapten Scheltens
Nommensen. Antara Februari hingga Maret, 380 pasukan tambahan dan 100
sebagai Perang Toba I. Keduanya menjadi penunjuk jalan dan penerjemah, serta
64
Universitas Sumatera Utara
mengadakan perlawanan. Tentunya, hal ini dapat terjadi setelah Nomensen
keseharian Nommensen bagi orang-orang Batak waktu itu. Contoh beberapa raja
Ompu Hatobung (di Pansur Napitu), Kali Bonar (di Pahae), Ompu Batu Tahan (di
Pada tahun kematiannya, Batakmission (cikal bakal Huria Kristen Batak Protestan
(HKBP), mencatat jumlah orang Batak yang dibaptis telah mencapai 180.000
orang.
Gambar 2.8.4c
Kompleks zending di Pearaja beserta dengan sekolah, gereja, dan rumah sakit
(Sumber: id.wiki-wordpress.org)
Untuk menjaga tatanan hidup dari ribuan orang yang baru masuk menjadi
Kristen, Nommensen menyediakan bagi mereka suatu tatanan yang baru. Pada
65
Universitas Sumatera Utara
tahun 1866, ditetapkanlah sebuah Aturan Jemaat. Aturan itu meliputi kehidupan
Batak antara lain karena usahanya di bidang pendidikan dengan membuka sekolah
Jabatan ini diembannya sampai akhir hidupnya. Pada hari ulang tahunnya yang
ke-70, Nommensen mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Bonn.
yang bertugas di Tanah Batak beserta asetnya dan juga seluruh pargodungon yang
66
Universitas Sumatera Utara
termasuk jemaat dan pelayanan rakyat pribumi. Misi Kristen untuk orang Batak
bidangnya dalam penginjilan di tanah Batak. Atas usaha penginjil lainnya, agama
para penginjil RMG dan juga umat Kristiani Batak yang terhimpun dalam
berbagai huria/jemaat. Dr. Johannes Warneck pun yang menjabat sebagai Ephorus
tanah Batak). Tanggal tersebut sejak 1936 dimaknai oleh HKBP sebagai hari jadi
HKBP sebagaimana tercantum dalam buku Jubileum yang ke-75 tahun HKBP:
tahun 1861-1936. Buku jubileum HKBP tersebut merupakan hasil karya tulis dari
majelis pusat HKBP 1936. Lembaga penginjilan RMG terpaksa harus mengakhiri
pelayanan mereka di tanah Batak tahun 1940 akibat berlangsungnya perang dunia
ke-II pada masa itu. Di tahun 1949, lembaga penginjilan RMG menyerahkan
secara resmi seluruh asetnya yang sudah ada di Tanah Batak kepada HKBP
sebagai lembaga kegerejaan dari hasil penginjilan oleh lembaga Pekabaran Injil
RMG.
23
Sumber: Tesis Toman Manik, Hal. 34
67
Universitas Sumatera Utara
Tahun 2011 adalah tahunnya jubileum 150 tahun bagi HKBP dan bagi
Dalam era keterbukaan HKBP sesuai dengan visi dan misinya, HKBP
berusaha agar kembali pada jati dirinya sebelum tahun 1936 yaitu, sebagai Huria
Kristen Batak tahun 1925 yang masih tetap mengedepankan semangat penginjilan
dengan namanya sejak tahun 1929 “Huria Kristen Batak Protestan” (HKBP).
Kembali ke jati diri HKBP berarti kembali kepada pemberitaan Injil Yesus
Kristus seperti yang telah dilakukan oleh para penginjil 7 Oktober 1961 dan
Jumlah jemaat dan resort sejak tahun 1998 hingga tahun 2011
pilihan pada jemaat-jemaat yang sempat pecah untuk menyatu atau mekar.
jumlah tersebut. Jumlah resort yang terwakili di Sinode Godang tahun 2000
linduat.
68
Universitas Sumatera Utara
Jumlah utusan yang hadir pada sinode 2004 adalah dari 523 resort dan 13
resort persiapan. Pada sinode 2008 jumlah utusan yang hadir adalah 1067 dari 616
resort dan 2 resort persiapa. Tentang jumlah anggota jemaat HKBP hingga saat ini
anggota jemaat 3.000.000 dan 5.000.000 juta jiwa. Dalam buku ―Mengembalikan
Jati Diri HKBP‖, Ephorus HKBP Pdt. Dr. Bonar Napitupulu membubuhkan angka
4,1 juta anggota jemaat HKBP yang tersebar dalam 26 distrik, 614 resort
anggota jemaat HKBP dalam statistiknya tidak meragukan publik, bahwa HKBP
Pdt. Dr. I.L. Nommensen. Ephorus dibantu oleh seorang Sekretaris Jenderal dan
Distrik, Resort, Huria, dan Jemaat. Ditingkat HKBP umum adalah kesatuan
69
Universitas Sumatera Utara
yayasan-yayasan yang dipimpin oleh Ephorus. Pelayanan umum dilakukan oleh
Pekerja Sinode, Badan Audit HKBP, Badan Usaha HKBP, Badan Penyelenggara
dan Komisi. Distrik adalah kesatuan dari beberapa resort untuk memantapkan dan
Bidang Koinonia, Kepala Bidang Marturia, dan Kepala Bidang Diakonia. Resort
warga HKBP di suatu tempat tertentu, yang dipimpin oleh pimpinan jemaat
setempat. Pelayanan tingkat jemaat dipimpin oleh Guru Huria, Parhalado Huria,
Pada April 2012, HKBP sudah mempunyai sebanyak 1.519 Pendeta, 175
Calon Pendeta, 428 Guru Jemaat, 36 Calon Guru Jemaat, 408 Bibelvrouw, 43
Berikut ini adalah bagan organisasi HKBP. Dari bagan berkut ini tampak
jelas bagaimana sistem kinerja masing-masing jabatan dimulai dari yang tertingi
70
Universitas Sumatera Utara
sampai yang terendah. Dalam bagan ini juga terlihat posisi Dewan Marturia
Gambar 2.9a
Adapun dari urutan jabatan struktural aturan dan peraturan dalam Sistem
Organisasi HKBP berdasarkan Aturan dan Peraturan HKBP tahun 2002 adalah
sebagai berikut:
71
Universitas Sumatera Utara
e. Kepala Departemen Diakonia.
bidang.
g. Pendeta Resort.
i. Guru Jemaat adalah yang menerima tahbisan jabatan guru jemaat dari
n. Jemaat Biasa/Umum antara lain: (1) Punguan Ama, (2) Punguan Ina,
yang berumur 16-21 tahun, sudah menjalani SIDI, dan tentunya belum
72
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.9b Daftar Ephorus HKBP
Selain itu juga, HKBP merupakan lambing tubuh Kristus yang harus diterima oleh
jemaat yang beragama Kristen. Adapun visi, misi, dan prinsip HKBP adalah
sebagai berikut:
a. Visi HKBP
73
Universitas Sumatera Utara
Tuhan Yesus Kristus, bersama-sama dengan semua orang di dalam masyarakat
b. Misi HKBP
tingkat local dan nasional, di tingkat regional dan global dalam menghadapi
tantangan abad-21.
teguh pada prinsip di bawah ini: (1) Melayani, bukan dilayani; (2) Menjadi garam
dan terang; dan, (3) Menegakkan keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan.
Agenda HKBP adalah sebuah buku kumpulan tata ibadah yang dipakai
oleh gereja HKBP. Agenda HKBP juga merupakan aturan dan peraturan baku
pelaksanaan ibadah atau liturgi diseluruh gereja HKBP. Pemakaian kata agenda
HKBP adalah sebagai hasil dari para misionaris Jerman (RMG) yang datang ke
74
Universitas Sumatera Utara
24
Kata Agenda berasal dari bahasa latin yang artinya; menunjukkan sebuah
daftar tentang hal-hal yang akan dikerjakan, kemudian kata itu digunakan oleh
kumpulan tata ibadah yang dipakai oleh gereja, antara lain: (1) kebaktian minggu
biasa; (2) kebaktian dengan perjamuan kudus; (3) baptisan, (4) naik sidi; (5)
pemberkatan nikah (6) ordinasi (die ordination zum predigtamt), dan sebagainya.
dan lain-lain. Kumpulan tata ibadah HKBP pun dikenal dengan nama ―Agende‖
(dulu) dan ―Agenda‖ (kini) sesuai dengan pemakaian kata itu oleh gereja-gereja
asal para misionaris yang bertugas di tanah Batak pada masa itu.
sebuah liturgi atau tata ibadah minggu dan peristiwa-peristiwa gerejawi lainnya
sudah menggema dan upaya untuk itu sudah dilakukan. Ini tampak dari laporan-
laporan para penginjil, seperti yang tampak dari laporan kegiatan pengabaran Injil
sidi, pernikahan, dll. Dan ini semuanya telah bermuara pada sebuah buku Agenda,
dan besar kemungkinan Agenda edisi pertama ialah Agenda 1904, yang menjadi
24
Sumber: id.wiki-wordpress.org/Tesis Toman Manik, Hal. 57
75
Universitas Sumatera Utara
acuan bagi paparan kita dalam mencari dasar-dasar teologis dan praktis sebuah
Agenda HKBP untuk dipakai masa mendatang. Dugaan ini didukung oleh adanya
sebuah buku pedoman dan penjelasan tata ibadah serta kelengkapannya, yang
telah dipublikasikan melalui edisi bahasa Jerman terbit tahun 1906 dan edisi
Liturgi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani: leitourgia; yang
berarti kerja bersama yang mengandung makna peribadahan kepada Allah dan
pelaksanaan kasih, dan pada umumnya istilah liturgi lebih banyak digunakan
dalam tradisi Kristen antara lain umat Khatolik. Namun, Liturgi HKBP berasal
dari kerajaan Prosia, Jerman. Pada waktu itu (abad ke-18) terdapat bermacam-
macam denominasi gereja di Jerman, tetapi secara umum hanya ada dua aliran
Keyakinan kaisar yang memerintah Jerman pada waktu itu adalah apabila
agama bersatu (dan hanya satu), maka negara akan menjadi kuat, dan apabila
negara kuat, berarti kekuasaan kaisar juga akan kuat. Karena itu, negara
masa itu, dan salah satu caranya adalah menyatukan tata ibadah yang ada agar
menjadi sama di seluruh Jerman. Proses penyatuan ini juga memakan waktu
76
Universitas Sumatera Utara
Versi tata ibadah yang kita pakai sekarang adalah penggabungan kedua
tradisi tersebut (dikenal juga sebagai tata ibadah Union), yang lahir sebagai
Agenda pertama yang dipakai dicetak pada tahun 1894. Agenda pertama yang
dipakai pendeta non-Batak berbeda dengan yang dipakai oleh Guru Huria. Tata
ibadah yang dipakai Guru Huria tidak memiliki Votum karena dianggap kurang
Tahun 1907, agenda dicetak ulang akan tetapi tidak memiliki perubahan
yang signifikan. Pada tahun 1918 Agenda disamakan, dan cetakan tahun 1937-lah
karangan yang perlu diketahui khalayak. Almanak HKBP adalah bacaan alkitab
yang telah ditentukan untuk satu tahun berdasarkan tahun gerejawi. yang
dimaksud tahun gerejawi adalah hari raya liturgi yang tersusun berdasarkan
kehidupan Yesus. HKBP memulai tahun liturginya pada Minggu Advent Pertama.
Karena itu, minggu sebelum advent, yaitu minggu ke-24 setelah minggu
Di sinilah dibacakan “barita jujur taon” dan peringatan akan mereka yang
telah meninggal sepanjang tahun tersebut. HKBP menentukan minggu advent ini
77
Universitas Sumatera Utara
dengan menghitung mundur 4 hari minggu dari hari Natal. Demikian jenis minggu
disusun dalam Almanak HKBP. Bacaan Alkitab itu akan diulang kembali setelah
kurun tiga tahun, artinya apabila kita memang mengikuti bacaan tersebut, maka
78
Universitas Sumatera Utara
2.9.5 Tata Ibadah HKBP Pearaja Tarutung
diartikan sebagai pelayanan, pekerjaan atau kerja pada umumnya. Istilah tata
Setelah urutan dalam tata ibadah HKBP memiliki makna yang dalam.
Banyak dari kita yang mungkin hanya mengikuti kebaktian minggu di HKBP
tanpa mengetahui makna dari setiap acara. Hal ini mungkin menjadi penyebab
kenapa kita merasa bosan dan tidak bergairah mengikuti kebaktian tersebut,
Kebaktian Minggu biasa, Kebaktian dengan: (perjamuan kudus, baptisan, dan naik
Predigtamt, dsb). Namun secara teologis, berikut adalah urutan-urutan dalam Tata
keterangannya:
ibadah.
79
Universitas Sumatera Utara
c. Nyanyian bersama:
beribadah. Tetapi hati kita sudah harus siap mengikuti ibadah sejak
lonceng dibunyikan. Oleh karena itu, nyanyian ini adalah kesiapan hati
d. Votum-Introitus-Doa Pembukaan:
tersebut dengan ucapan; “di dalam nama Allah Bapa, dan nama Anak-
Nya Tuhan Yesus Kristus, dan nama Roh Kudus”. Inilah yang
Allah.
e. Introitus adalah pernyataan atau ajakan yang dikutip dari nas Alkitab.
g. Nyanyian bersama:
Nyanyian ini harus sesuai dengan hari raya gerejawi dan merupakan
80
Universitas Sumatera Utara
h. Pembacaan hokum Tuhan:
taurat yang dibacakan bisa juga berfungsi sebagai cermin diri dan
i. Nyanyian bersama:
hokum taurat.
j. Pengakuan dosa:
81
Universitas Sumatera Utara
Tuhan dengan mengucapkan ―kemuliaan bagi Allah di tempat yang
k. Nyanyian bersama:
Nya melalui firman yang dibacakan sebagai petunjuk hidup baru. Ini
m. Nyanyian bersama:
Bagian ini adalah bagian yang harus ada dalam setiap ibadah umat
kita akan Trinitatis: Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus.
Kita mengakui ini karena dosa yang telah dihapuskan dan firman Allah
kepercayaan kita.
82
Universitas Sumatera Utara
o. Warta jemaat:
karena semua kegiatan jemaat adalah karya Allah dalam hidup kita.
Seba itu, warta jemaat sebenarnya hanya berisi hal-hal yang ada
p. Nyanyian bersama:
dengan taurat.
q. Khotbah:
Kotbah adalah puncak dari acara kebaktian minggu. Semua bagian dari
ibadah minggu tidak boleh lepas dari nas kotbah yang akan
83
Universitas Sumatera Utara
r. Nyanyian bersama:
Nyanyian bersama ini adalah untuk merespon firman Tuhan yang baru
tersebut. Karena kotbah adalah klimaks, maka sebaiknya tidak ada lagi
Jika ibadah dibuka dengan doa, maka diakhiri juga dengan doa. Doa
penutup juga harus disesuaikan dengan hari raya gerejawi. Setelah itu,
doa tersebut disambung dengan Doa Bapa Kami. Ini merupakan doa
u. Doksologi:
jemaat sebagai respon atas seluruh karya anugerah Allah. Allah dipuji
dan dimuliakan karena Dia adalah pemilik segala sesuatu dan pemberi
84
Universitas Sumatera Utara
v. Berkat:
Berkat yang ditulis di Bil. 6:24-26 adalah berkat yang juga diberikan
kepada umat Israel. Melalui berkat ini, kita memahami bahwa Allah
85
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.9.5. Agenda HKBP untuk Kebaktian Minggu
(Sumber: id.wiki-wordpress.org/catatan_JEB)
86
Universitas Sumatera Utara
BAB III
PEARAJA TARUTUNG
Nyanyian adalah syair yang dilafalkan sesuai dengan nada, ritme, birama,
dan melodi tertentu hingga membentuk sebuah harmoni. Nyanyian sering juga
disebut sebagai lagu yang berarti gubahan seni nada atau suara dalam urutan,
kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya yang diiringi dengan alat musik)
kesinambungan (yang mengandung irama). Dan ragam nada atau suara yang
berirama yang disebut juga dengan lagu. Sedangkan bernyanyi adalah proses
melafalkan syair sesuai dengan nada, ritme, dan melodi tertentu hingga
digolongkan pada community singing. Kategori nyanyian jemaat dapat dilihat dan
terdiri dari empat bagian besar. Pertama, Menghadap Tuhan. Pada rumpun ini,
Kudus. Kedua, Pelayanan Firman. Pada rumpun ini, disajikan nyanyian tentang
87
Universitas Sumatera Utara
penciptaan, perjanjian Allah dengan umat-Nya, Penantian Mesias, Kelahiran
Yesus, Hidup dan karya Yesus selaku Mesias, Masa pra Paskah, masa Sengsara
dan Paskah, Kenaikan, Pentakosta, Roh Kudus dalam jemaat, gereja di dunia dan
di surga, akhir zaman serta kerajaan Kristus yang kekal. Ketiga, Respon Umat.
Rumpun ini disebut sebagai rumpun respon umat atau pengucapan syukur umat.
Kategori nyanyian jemaat pada rumpun ini terdiri dari: pengucapan syukur, puji-
Pengutusan. Pada rumpun penutup ini nyanyian jemaat memiliki kategori dengan
isi yang bermakna jemaat dihantarkan memasuki dunia perutusan dan diberkati.
Indonesia hampir setiap gereja mempunyai buku nyanyian sendiri dalam bahasa
Indonesia dan juga dalam bahasa daerah. Seperti yang kita lihat sendiri, bahwa
dalam setiap kebaktian tidak ada yang terlelpas dari nyanyian (dalam HKBP
dikenal sebagai Buku Ende) da nada juga dari nyanyian lainnya. Nyanyian-
nyanyian jemaat ini juga telah dipilih dan disesuaikan dengan nas yang menjadi
88
Universitas Sumatera Utara
lembaga-lembaga penerbitan buku dalam hal pengadaan buku nyanyian jemaat,
lagu yang dipakai secara resmi di dalam sebuah ibadah kristiani, misalnya;
Kidung Jemaat (KJ), Buku Ende (BE), Haluaon Na Gok (HNG), Dua Sahabat
Lama (DSL), Kidung Pujian (KP), Nama Yesus Terus Berkarya (NY), Nyanyian
Kemenangan Iman (KI), Nyanyian Pujian (NP), Nyanyian Rohani (NR), Nyanyian
Akan tetapi, bila diamati satu per satu dari lagu-lagu atau nyanyian jemaat
yang terdapat seperti dalam buku-buku nyanyian di atas, ternyata hampir setiap
kebutuhan ibadah secara komplit, mengikuti era globalisasi masa kini dalam arti
ini, gereja perlu membuka diri, belajar pada hal-hal yang baik untuk ditunjukkan
oleh aliran keagamaan seperti kelompok doa, aliran kharismatik, dan gerakan
pentakosta, yakni sepanjang cara beribadah itu sesuai dengan firman Tuhan dan
89
Universitas Sumatera Utara
3.2 Buku Ende HKBP
Buku Ende adalah sebuah buku yang berisi lagu-lagu pujian dalam bahasa
Batak yang dipakai di dalam kebaktian gereja Kristen Batak di Indonesia. Buku
Ende disusun dan sekarang dicetak dan diterbitkan oleh Percetakan HKBP di
Pematang Siantar, Indonesia. Jumlah lagu dalam buku adalah 556 lagu. Untuk
cetakan yang baru, Buku Ende telah dilengkapi dengan tambahan 308 lagu (BE-
557 s/d BE-864) yang disebut dengan Buku Ende Sangap di Jahowa (SDJ).
dan penggunaan alat musik tiup (brass band) memberikan informasi yang
orang Batak sebelum bertemu dengan budaya Barat. Salah satu dari sumber
tersebut ditemukan dalam surat-surat dan jurnal dari misionaris Needham sebagai
berikut. Setiap Selasa malam, Petrus (orang Kristen Batak Toba) seorang guru
muda, semua perempuan muda yang lebih banyak diajarkan adalah yang bersuara
alto, dan selebihnya suara sopran. Dia (Petrus) mengajarkan itu semua kepada
apapun. Sejauh ini, mereka sudah tahu apa itu menyanyi dengan keras dan lembut,
dengan telinga dalam pendengaran yang benar, tetapi tidak ada perasaan dalam
hal menyanyi.
90
Universitas Sumatera Utara
Needham juga mengatakan, selama menempuh perjalanan darat ke Pansur
Napitu dan ia berhenti di Pearaja (Kantor Pusat HKBP sekarang), tanpa sengaja,
orang kristen pribumi yang sedang berkumpul untuk menerima kami. Needham
Toba sangat luar biasa, mengingat bahwa mereka tidak pernah menggunakan satu
Toba), dengan 28 orang pria, 12 orang di antaranya adalah anak-anak baru, masuk
ke dalam ruangan dan menyanyikan 2 buah lagu jemaat untuk natal, dan itu benar-
benar sangat indah, mendengar nyanyian kisah kelahiran Yesus dengan hati, dan
indah, mengingat dari tiga bulan yang lalu mereka tidak pernah mendengankan
nyanyian tersebut.
Usere Batakkirche eine singende Kirche ist, artinya ialah: ―Kami gereja
Batak adalah gereja yang bernyanyi‖ yang merupakan ekpresi yang sering
keberhasilan mereka bekerja di antara orang-orang Batak Toba dan tradisi gereja
chorales atau nyanyian jemaat Protestan kepada orang-orang Batak yang baru
25
Sumber: Tesis Muhammad Yusuf, Hal.187
91
Universitas Sumatera Utara
dalam bahasa Batak Toba untuk dinyanyikan, peristiwa ini terjadi antara 1860-an
Angka na Marhata Batak Toba” (Nyanyian Jemaat Kristen di Tanah Batak yan
tahun 1901 yang berisi teks nyanyian jemaat berjumlah sekitar 278 buah lagu
yang diedit oleh Meerwaldt. Dan Meerwaldt (1923), juga mengedit kembali
Dan pada akhirnya, versi baru dari nyanyian jemaat dicetak di Laguboti
375 dan telah menggunakan notasi dengan judul buku ―Boekoe Ende ni Halak
Kristen na di Tano Batak” (Buku Nyanyian Orang Kristen yang di Tanah Batak),
yang juga sekarang disebut sebagai Buku Ende. Pada awalnya, buku nyanyian
jemaat ini dicetak sebanyak 6.000 eksemplar lagu dan habis terjual. Quentmeier
Sistem notasi dari buku nyanyian yang ada saat ini, sudah menggunakan
sistem notasi balok dan notasi angka. Namun, tidak ada catatan menyebutkan
yang mana dari kedua notasi di atas yang lebih duluan dipergunakan. Orang-orang
Kristen Batak lebih menyukai sistem notasi angka dibandingkan dengan notasi
92
Universitas Sumatera Utara
balok, hal ini menunjukan adanya kemungkinan bahwa sistem notasi angka telah
angka adalah sistem yang paling umum digunakan untuk nyanyian jemaat dan
Jerman yang juga memperkenalkan alat musik tiup berupa (brass band) dan organ
pompa (poti marende) pada tahun 1880-an yang kedua instrumen tersebut
menggunakan sistem notasi balok. Dalam semua kemungkinan kedua sistem itu
diperkenalkan sekitar pada waktu yang sama, tetapi dikembangkan secara mandiri
pemeliharaan rasa identitas agama dan budaya, seperti yang sudah berkembang
dan dinyatakan tidak lagi hanya dalam konteks ibadah Kristen melainkan juga
dalam perayaan seperti; pesta hari ulang tahun, pesta perkawinan, migrasi, pindah
tempat atau memasuki rumah baru, perayaan tahun baru, pesta panen produktif
Tahun 2000-an
93
Universitas Sumatera Utara
yang baru dalam ajaran kekristenan. Hal ini secara otomatis mengakibatkan
berkembang dan berubah pula seiring dengan perkembangan tata ibadah dalam
sikap peralihan dari sebagian jemaat HKBP, khususnya muda/mudi yang sudah
bahwa ibadah di dalam HKBP tersebut sangat cenderung ke arah yang bersifat
tidak ada variasinya sama sekali, atau hal yang sama dan tidak ada perubahan).
lagu baru yang sangat cepat dari berbagai denominasi gereja lainnya. Sudah lama
tidak terdengar, padahal buku ende itu sendiri dengan syarat dan maknanya adalah
Itulah sebabnya, mereka ingin mencari sesuatu yang baru atau suasana
baru yang belum pernah mereka alami atau rasakan sebelumnya dari segi dan
Dari segi aspek kerohanian para jemaat HKBP terutama jemaat HKBP
Pearaja Tarutung sangat kurang diperhatikan oleh HKBP tersebut yang pada
dasarnya hanya berfokus kepada ajaran dan doktrin yang benar saja, sehingga
26
Wawancara dengan Bapak Pdt. J.A.U. Dolok Saribu di kantor Seminarium Sipoholon. 15 Agustus
2018.
27
Pietisme berasal dari bahasa latin “pieta”, yang artinya kesalehan. Pietisme sendiri berarti paham
yang menekankan kepada kesalehan hidup. Orang-orang yang menganut paham ini beranggapan bahwa tidak
94
Universitas Sumatera Utara
pembaharuan iman yakni hidup baru atau lahir baru. Itulah mengapa alasan ibadah
alternatif dibuat agar jemaat tidak lagi merasa bosan dan jenuh serta kurang
semangat dan tidak bergairah dan kembali lagi mengikuti peribadahan di dalam
HKBP yang sesuai dengan permintaan para jemaat gereja. Adapun alasan yang
lain dilaksanakannya ibadah alternatif adalah untuk mencegah para jemaat HKBP
Maka dari itu, HKBP pun dalam pilihan lain tersebut dengan sigap dan
menggabungkan liturgi dengan dua tata ibadah yang bersumber dari tata ibadah
rohani bercorak pop (populer) yang belum pernah ada sebelumnya dalam buku
ende HKBP itu sendiri. Perlunya suatu kebutuhan akan pembendaharaan dan
kumpulan untuk nyayian-nyanyian yang lain dalam buku ende HKBP, maka
nyanyian-nyanyian lain serta yang baru tersebutpun yang akan dimasukkan dan
ditambahkan ke dalam buku ende HKBP, mulailah disinggung dan dibahas dalam
musyawarah para praeses HKBP yang jatuh pada tanggal 4 s/d 5 September 2000.
cukup hanya ajaran dan dogmatika yang hanya memuaskan otak saja, tetapi mengabaikan kerohanian
sesorang. http://amunghelny.wordpress.com
95
Universitas Sumatera Utara
3.2.3 Perkembangan Ende Sangap Di Jahowa HKBP Pearaja Tarutung
dan didiskusikan juga dalam musyawarah para pendeta HKBP yang jatuh pada
tanggal 20 s/d 24 Agustus 2001 serta dalam musyawarah sinode godang HKBP
pada tanggal 30 September s/d 4 Oktober 2002 yang diadakan di kantor pusat
untuk membentuk sebuah tim disebut dengan nama ―Tim Suplemen‖ yang akan
ditugaskan dan dipilih untuk mengerjakan tugas dalam hal pengumpulan dan
nyanyian dalam ibadah di gereja HKBP yang diketuai oleh Bapak Pdt. J.A.U.
Simanjuntak, Bapak Biv. Manatap H. Sitorus, Ibu Dcs. Bonaria Hutabarat, Bapak
Pdt. Manumpan H. Sihite, dan Bapak Pdt. Manuara Hutapea. Dan Bapak Pdt.
buah lagu baru untuk diperdengarkan dalam rapat tersebut. Para peserta rapat
yang akan dimasukkan ke dalam buku ende HKBP dari berbagai sumber-sumber
nyanyian yang ada dan dari nyanyian-nyanyian ibadah gerejawi. Acuan mereka
28
Wawancara dengan Bapak. Pdt. J.A.U. Doloksaribu di kantor Seminarium Sipoholon. 5 Agustus
2018.
96
Universitas Sumatera Utara
dalam pemilihan lagu baru atau nyanyian tersebut ialah teksnya yang harus
bersifat alkitabiah, maksudnya adalah yang mana teksnya harus sesuai dengan
ajaran yang tersurat dalam firman Tuhan dan juga teksnya harus yang
konvensional29 atau sesuai dengan ajaran, doktrin, atau konfesi gereja terutama
HKBP, serta menggunakan melodi-melodi atau irama-irama lagu yang bagus dan
nikmat didengar serta mudah diikuti jemaat bahkan untuk dinyanyikan melainkan
tidak hanya tergantung kepada satu jenis irama musik saja, akan tetapi dari
berbagai irama musik lainnya yang bisa dan masih baik untuk didengar dan
dinyanyikan.
Dari setiap proses pengumpulan dan pemilihan lagu baru dalam irama atau
melodi yang beragam diharapkan dapat mewakili selera musik sesuai yang
baik dari segi pendidikan, dari segi usia, dan bahkan dari berbagai pengalaman
sumber yang dikumpulkan, lalu mereka juga melakukan penterjemahan dari lagu-
lagu tersebut ke dalam bahasa Batak khususnya Batak Toba. Mereka juga
mengubah isi teks dari beberapa lagu ke dalam bahasa Batak Toba dengan
mengambil teksnya saja dan menjadikannya sebagai teks lagu rohani dengan
hanya mengambil unsur melodinya saja. Kemudian proses pengetikan semua lagu
29
Konvensional seringkali didefinisikan sebagai sesuatu yang ketinggalan zaman (kuno) atau cara-cara
tradisional yang sudah tidak sesuai dengan kondisi zaman sekarang. Padahal tidak demikian, karena pada
dasarnya kata konvensional sangat berhubungan dengan kesepakatan. Secara etimologi, kata konvensional
berasal dari kata konvensi, yang artinya; kesepakatan atau permufakatan yang dibuat oleh sejumlah orang,
baik itu dalam organisasi, daerah, maupun negara. Sehingga istilah konvensional adalah hal-hal yang
dilakukan berdasarkan kesepakatan umum. Pengertian Konvensional Menurut KBBI: berdasarkan konvensi
(kesepakatan) umum (seperti adat, kebiasaan, kelaziman);tradisional.
97
Universitas Sumatera Utara
yang dikerjakan oleh Ibu Julice Silitonga S.Sn dan Bapak Pdt. Marudut Parulian
Silitonga, S.Th. Dan setelah semua pekerjaan mereka beres dilaksanakan, barulah
buku ende tersebut dicetak di percetakan HKBP yang ada di Pematang Siantar.
Dan pada saat itu pula, Bapak Pdt. Arnold Panggabean, Mth yang
menjabat sebagai seorang dosen STT HKBP di Pematang Siantar tahun 2001,
not angka dalam setiap lembaran lagu yang ada pada buku ende HKBP. Setiap
notasi angkanya ditulis di atas notasi balok serta beliau juga menuliskan nama-
nama komponis lagu pada setiap nyanyian atau ende yang dimulai dari nomor 1
sampai dengan nomor 556, akan tetapi ada beberapa dari komponis dan penyair
yang tidak dituliskan karena informasi dari identitas sebagian tidak dapat
ditemukan.
Di Jahowa” yang berisikan 309 buah nyanyian yang disahkan dan disepakati
melalui rapat para pendeta kembali pada tanggal 8 s/d 12 Oktober 2003 dan sudah
disatukan dengan buku ende yang sudah ada sebelumnya sehingga jumlah
nyanyian pada buku ende sudah terkumpul sebanyak 864 buah nyanyian dalam
dalam ibadah HKBP yang terdapat dalam buku ende HKBP Suplemen.
98
Universitas Sumatera Utara
Sebagaimana mestinya bahwa perbedaan buku ende (buku nyanyian) di HKBP
terdiri dari tiga bagian, yaitu: dalam Buku Ende (BE) sebanyak 373 buah lagu,
dalam Buku Ende Haluaon Na Gok (HNG) sebanyak 183 buah lagu, dan di tahun
2004 terjadi penambahan lagu lagi ke dalam suplemen Buku Ende Sangap Di
Jahowa (SDJ) sebanyak 309 buah lagu. Dan sebagian dari nyanyian dari buku
ende Haluaon Na Gok sudah digabungkan secara berurut dalam satu buku ende
dan suplemen menjadi satu paket. Jadi, dalam nyanyian HKBP yang digabungkan
dalam Buku Ende HKBP suplemen terdapat 864 buah judul lagu atau untuk
cetakan atau terbitan yang baru, buku ende suplemen sudah dilengkapi dengan
tambahan lagu yang berjumlah 309 buah lagu tersebut (BE-557 s/d BE-864) yang
disebut dengan Ende Sangap Di Jahowa (SDJ) yang dikenal sampai sekarang ini.
Nyanyian himne pada gereja HKBP juga hingga sampai saat ini tidak lagi
suplemen inilah satu-satunya sumber nyanyian jemaat HKBP dalam setiap ibadah
yang dilakukan. Namun, persamaan dari ketiga buku adalah nyanyian resmi dalam
ibadah gereja HKBP. Kemudian semua lagu-lagu yang terdapat dalam Buku Ende
(BE) dan Buku Ende Haluaon Na Gok (HNG), sudah ada di dalam Buku Ende-
Sangap Di Jahowa (SDJ). Bahkan notasi yang terdapat di dalam kedua buku
Perbedaan lainnya antara ketiga buku nyanyian ibadah Gereja HKBP ini
judul lagu. Meskipun jumlah lagu pada Buku Ende (BE) dan Buku Ende Haluaon
Na Gok (HNG) lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah lagu Buku Ende-
99
Universitas Sumatera Utara
Sangap Di Jahowa (BE-SDJ) suplemen, namun struktur pengklasifikasiannya
Di Jahowa BE-SDJ berkisar 23 saja. Tetapi, substansi dari ketiga buku nyanyian
ini adalah sama, yaitu sebagai pedoman dasar dalam menyanyikan lagu-lagu
ibadah pada Gereja HKBP di manapun. Namun, bagi para pengurus Gereja
HKBP, panduan tertulis dalam bentuk notasi lagu-lagu ini sangatlah penting
untuk menjadi bagian dalam nyanyian ibadah di HKBP. Ende Sangap Di Jahowa
adalah sebagai ende atau nyanyian tambahan yang akan melengkapi nyanyian
yang sudah ada sebelumnya, yakni Buku Ende (BE) dan Haluaon Na Gok (HNG).
dianggap menjadi sebuah solusi atas kebutuhan rohani para jemaat berdasarkan
nyanyian yang lebih variatif terutama dalam hal variasi melodi dan iramanya.30
Sangap Di Jahowa masih bersandar pada langgam lagu-lagu dari Eropa yang
tergolong musik liturgi dari Gereja Barat (termasuk Protestant). Tetapi, selain
30
Wawancara dengan Bapak Pdt. J.A.U. Dolok Saribu di kantor Seminarium Sipoholon. 9 September
2018.
100
Universitas Sumatera Utara
berupa saduran maupun terjemahan dari lagu-lagu himne Eropa, Amerika, Asia,
dan Afrika. Terdapat beberapa lagu yang otentik digubah menonjolkan ciri khas
melodi Batak Toba, misalnya seperti karya Bapak Pdt. Waldemar Silitonga
(Pensilwally).
Dari ke-309 buah nyanyian tambahan yang ada, terdapat pula lima buah
lagu yang dicantumkan dalam buku ende-suplemen sebagai ende HKBP yang
berasal dari lagu rakyat Batak. Dari keterangan di atas memperlihatkan betapa
buku ende Sangap Di Jahowa itu tetap cukup minim memproduksi lagu dengan
melodi Batak. Kendati begitu, sekali lagi patut ditegaskan bahwa penerbitannya
tengah merayakan ibadah minggu berbahasa Indonesia. Juga pada saat HKBP
Kita akui memang bahwa ada kelemahan anak muda/mudi sekarang untuk
memahami buku ende tersebut karena buku ende ditulis dengan Bahasa Batak dan
ini merupakan fenomena yang terjadi. Selera kaum muda/mudi terutama yang
mempunyai kebutuhan lain sesuai dengan selera musik zaman ini. Oleh karena
melaksanakan ibadah di hari Minggu untuk pagi hari dan siang hari di mana
101
Universitas Sumatera Utara
ibadah pagi hanya untuk jemaat anak-anak sekolah minggu (dakdanak) dan ibadah
siang yang didominasi oleh jemaaat anak remaja (naposo bulung), dan jemaat
ibadah alternatif yang diterbitkan oleh Yayasan Musik Gerejawi (yamuger) itu
Dalam ibadah Minggu pagi, Gereja HKBP Ressort Pearaja ini juga
bahasa Indonesia yang saling bergantian pada setiap ibadah minggunya yang
menggunakan Buku Ende (ibadah yang berbahasa Batak) dan Kidung Jemaat
(ibadah alternatif) dalam nyanyian ibadahnya. Di sisi lain, dalam sekolah minggu,
nyanyian yang digunakan bervariasi, ada yang diambil dari Buku Ende dengan
klasifikasi lagu dakdanak dan lagu rohani populer. Sedangkan pada ibadah siang
(umum), lagu-lagu pada ibadah sepenuhnya diambil dari Buku Ende, sesuai yang
nyanyian dari Buku Ende digunakan pada ibadah siang. Untuk ibadah pagi selain
digunakannya nyanyian dari Buku Ende, juga menyanyikan lagu-lagu dari Kidung
nyanyian dari Buku Ende (khususnya lagu dalam klasifikasi dakdanak) juga lagu-
Awalnya, Buku Kidung Jemaat Yamuger HKBP ini dipakai pada ibadah
102
Universitas Sumatera Utara
khususnya di Sumatera Utara, pada ibadah alternatif lebih banyak menggunakan
ibadah gereja yang terbuka untuk seluruh suku, maka bahasa yang dipakai di
HKBP dalam ibadah alternatif pun secara otomatis ikut berubah, tidak lagi hanya
berbahasa Batak, tetapi juga berbahasa Indonesia dan bahasa-bahasa lain yang
dimengerti oleh warga jemaat. Pada mulanya hal ini, diprakarsai para muda/mudi
dan khusus dilakukan untuk ibadah-ibadah bagi para muda/mudi saja. Pemakaian
Dari Kidung Jemaat (KJ) itu sendiri, ada tercatat dari 39 orang penggubah
dan penyair di Indonesia yang telah rela menyerahkan 117 lagu hasil karya cipta
mereka supaya dimuat dalam buku Kidung Jemaat (KJ). Sayangnya, tak sebuah
namapun dari para pencipta lagu pop rohani terkenal ada tercantum di sana,
rohani karya ciptaan mereka sendiri, seperti Pance Pondaag dan Minggus Tahitu.
Maka dari itu, melalui suplemen buku ende tersebut, terdebahlah sejumput
indikator bahwa jauh di lubuk hati HKBP masih tetap mengkristalkan semangat
etnisitas Batak dalam penggunaan Buku ende dan Suplemen berbahasa Batak
103
Universitas Sumatera Utara
komunitas Orang Kristen Batak, terlebih melalui penggunaan bahasa Batak. Peran
bernama Jan Piter Sarumpaet dalam artikelnya, dengan judul: “Pembinaan Dan
tersebut masih tetap dilakukan HKBP hingga saat ini. Malah belakangan ini,
dapat pula mengindikasikan sebuah hasrat untuk mencitrakan diri sebagai gereja
sekarang ini penggunaan buku Kidung Jemaat (KJ) berbahasa Indonesia sudah
dilakukan dalam tata ibadah gereja HKBP. Tetapi, pada saat bersamaan HKBP
―kegamangan‖ dalam benak HKBP. Tata gereja HKBP mengesankan diri sebagai
―bukan gereja etnis‖, tetapi pada tataran operasional tetap mencirikan diri sebagai
104
Universitas Sumatera Utara
Percikan keunikan sedemikian tercermin pula dalam diri sejumlah pendeta
bersama para jemaat HKBP yang belakangan ini asyik berkomunikasi di medium
internet. Mereka membentuk sebuah sebuah forum jejaring sosial bertajuk “Poda
Maka boleh jadi, kinilah saatnya bagi gereja Batak, secara khusus HKBP
untuk merajut kontradiksi dalam dirinya. Hal ini dapat ditempuh dengan berani
Batak, misalnya: dengan menyatakan bahwa HKBP adalah gereja etnis Batak
yang terbuka untuk semua kelompok etnis. Seiring dengan ini, HKBP serta-merta
dapat pula melaju mengkomunikasikan misi: dari gereja etnis Batak untuk
barangkali merupakan sebuah kado yang cukup berharga bagi kaum muda/mudi
harus diakui adanya kaitan yang khusus antara masyarakat Batak dengan HKBP
105
Universitas Sumatera Utara
dan sekaligus menjadi salah satu bagian yang kuat dalam memelihara kelestarian
budaya Batak. Bahasa sebagai salah satu pengungkapan budaya tetap dipakai dan
menyebar keseluruh pelosok tanah air, bahkan hingga ke luar negeri, minimal
dapat mendengar bahasa Batak secara serius dalam kebaktian maupun acara-acara
Gaya struktur musik dan nyanyian yang digunakan dalam HKBP saat ini
adalah berupa himne. Tanggal masuknya himne gereja protestan di daerak Batak
Toba secara pasti masih belum jelas. Akan tetapi, kita dapat memahami tentang
himne tersebut melalui beberapa dari tulisan yang diantaranya ialah: sebuah
artikel yang ditulis oleh Ernst Quentmeier (1875-1962) yang merupakan seorang
misionaris RMG Jerman yang bertugas di wilayah Sumatera dan sekitarnya tahun
1904 s/d 1938. Dan dalam berita; “berichte der rheinische mission” tahun 1941
106
Universitas Sumatera Utara
3.3.1 Notasi Himne
Sampai saat ini, ada dua sistem notasi yang digunakan dalam nyanyian
pada gereja HKBP, yakni: notasi angka dan notasi balok. Dalam penggunaan
notasi, yang paling umum digunakan untuk himne dan nyanyian paduan suara
ialah notasi angka. Namun, sejarah menjelaskan bahwa misionaris Jerman telah
memperkenalkan musik brass band, paduan suara, dan poti marende (organ
pompa) di tanah Batak sekitar tahun 1880-an. Dalam kemungkinan kedua sistem
notasi tersebut diperkenalkan dalam waktu yang sama, akan tetapi, dikembangkan
Buku ende suplemen dalam bentuk yang sekarang ini berisikan 3 indeks,
yaitu (1) tematik, musiman, dan indeks umum. Daftar pengklasifikasian himne
Himne 1-17 ialah Ende Pujian (nyanyian rohani pujian); himne 18-37
Ende Di Ari Minggu (nyanyian rohani untuk hari minggu); himne 38-45 Ende
Tuhan Yesus (nyanyian rohani untuk kelahiran Tuhan Yesus/ hari Natal); dan
sebagainya. (2) daftar abjad dari judul himne tersebut yang disesuaikan dengan
nomor Buku Logu. Dan (3) daftar sumber-sumber asli dari mana himne tersebut
107
Universitas Sumatera Utara
3.3.3 Jenis-Jenis Himne
Ende atau nyanyian dalam Gereja HKBP seperti yang dijelaskan di atas,
berjumlah 556 buah nyanyian. Kemudian 556 buah nyanyian ini ditambah dengan
309 buah lagu, menjadi 864 buah lagu terdapat pada BE-SDJ. Secara kuantitatif,
nyanyian-nyanyian pada Buku Ende yang berjumlah 556 buah lagu itu
31
Wawancara dengan Bapak Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing (Ephorus HKBP 2019), SekJen Pdt.
David Sibuea, Bapak Pdt. Pahala J. Simanjuntak, M.Th, Bapak Pdt. David Farel Sibuea M.Th D.Min
(Sekretaris Jenderal HKBP2017/18), dan Bapak Pdt. J.A.U. Dolok Saribu, 15 September 2018.
108
Universitas Sumatera Utara
diklasifikasikan oleh HKBP menjadi 38 kelompok, sementara BE s/d SDJ,
sebagai berikut:
109
Universitas Sumatera Utara
- Ende Taringot Tu Ajal Ni Jolma (BE. 329-339), berjumlah 11 lagu, yang
berarti adalah 11/556.
- Ende Laho Mananom Dakdanak (BE. 340), berjumlah 1 lagu, yang berarti
adalah 1/556.
- Ende Taringot Tu Na Masa Sogot (BE. 341-355), berjumlah 15 lagu, yang
berarti adalah 15/556.
- Ende Psalm (BE 356-365), berjumlah 10 lagu, yang berarti adalah 10/556.
- Ende Di Dakdanak (BE. 366-371), berjumlah 6 lagu, yang berarti adalah
6/556.
- Ende Parujungan (BE. 372-373), berjumlah 2 lagu, yang berarti adalah
2/556.
- Ende Dijou Tuhan I Do Ho! (BE. 374-393), berjumlah 20 lagu, yang berarti
adalah 20/556.
- Ende Dapothon Ma Jesus (BE. 394-404), berjumlah 11 lagu, yang berarti
adalah 11/556.
- Ende Bereng Tuhanmu Di Silang I! (BE. 405-416), berjumlah 12 lagu, yang
berarti adalah 12/556.
- Ende Topoti Dosam! (BE. 417-424), berjumlah 8 lagu, yang berarti adalah
8/556.
- Ende Auhon Panghophop Na I! (BE. 425-434), berjumlah 10 lagu, yang
berarti adalah 10/556.
- Ende Puji Sihophop Ho! (BE. 435-460), berjumlah 27 lagu, yang berarti
adalah 27/556.
- Ende Gok Tondi Ma Hamu! (BE. 461-467), berjumlah 7 lagu, yang berarti
adalah 7/556.
- Ende Marparange Di Ngolu Na Imbaru (BE. 468-488), berjumlah 21 lagu,
yang berarti adalah 21/556.
- Ende Disarihon Do Ho! (BE. 489-509), berjumlah 21 lagu, yang berarti
adalah 21/556.
- Ende Sosoi Donganmu Masuk! (BE. 510-519), berjumlah 10 lagu, yang
berarti adalah 10/556.
- Ende Na Di Ginjang I Ma Lului! (BE. 520-535), berjumlah 16 lagu, yang
berarti adalah 16/556.
- Ende Rade Managam Tuhanmu! (BE. 536-546), berjumlah 11 lagu, yang
berarti adalah 11/556.
- Ende Dakdanak (BE. 547-550), berjumlah 4 lagu, yang berarti adalah 4/556.
- Ende Kanon (BE. 551-556), berjumlah 6 lagu, yang berarti adalah 6/556.
110
Universitas Sumatera Utara
- Ende Haheheon Ni Tuhan Jesus (BE. 624-635), berjumlah 13 lagu, yang
berarti adalah 13/864.
- Ende Hananaek Ni Tuhan Jesus (BE. 636-638), berjumlah 4 lagu, yang
berarti adalah 4/864.
- Ende Hasasaor Ni Tondi Porbadia (BE. 639-646), berjumlah 9 lagu, yang
berarti adalah 9/864.
- Ende Trinitatis (BE. 647-648), berjumlah 2 lagu, yang berarti adalah 2/864.
- Ende Huria (BE. 649-658), berjumlah 11 lagu, yang berarti adalah 11/864.
- Ende Zending (BE. 659-672), berjumlah 14 lagu, yang berarti adalah
14/864.
- Ende Jou-jou Tu Hamubaon Ni Roha (BE. 673-680), berjumlah 8 lagu, yang
berarti adalah 8/864.
- Ende Tangiang Manopoti Dosa Dohot Hasesaan Ni Dosa (BE. 681-688),
berjumlah 9 lagu, yang berarti adalah 9/864.
- Ende Haporseaon Dohot Ngolu Naimbaru (BE. 689-701), berjumlah 13
lagu, yang berarti adalah 13/864.
- Ende Ulaon Na Badia (BE. 702-714), berjumlah 13 lagu, yang berarti
adalah 13/864.
- Ende Mamelehon Diri (BE. 715-724), berjumlah 10 lagu, yang berarti
adalah 10/864.
- Ende Pasahat Tohonan (BE. 725-730), berjumlah 6 lagu, yang berarti
adalah 6/864.
- Ende Parungkilon (BE. 731-783), berjumlah 59 lagu, yang berarti adalah
59/864.
- Ende Paraloan Partondion (BE. 784-795), berjumlah 12 lagu, yang berarti
adalah 12/864.
- Ende Keluarga Dohot Pangkobasion Kategorial (BE. 796-804), berjumlah
10 lagu, yang berarti adalah 10/864.
- Ende Tabe Dohot Parsirangan Dohot Borhat-borhat (BE. 805-815),
berjumlah 12 lagu, yang berarti adalah 12/864.
- Ende Manogot Dohot Bodari (BE. 816-839), berjumlah 26 lagu, yang berarti
adalah 26/864.
- Ende Liturgi (BE. 840-863), berjumlah 27 lagu, yang berarti adalah 27/864.
- Ende Parujungan (BE. 864), berjumlah 1 lagu, yang berarti adalah 1/864.
Nyanyian Buku Ende dan Suplemen dalam tata ibadah Minggu Gereja
HKBP dapat dilihat pada Almanak atau Kalender Gerejawi yang telah disusun
111
Universitas Sumatera Utara
Setiap ibadah Minggu adalah mengacu kepada peristiwa penting di dalam
agama Kristen. Sesudah dengan data-data pada tabel di atas, maka peristiwa-
peristiwa penting di dalam agama Kristen itu adalah: (1) Tahun Baru, (2)
Epiphanias, (3) Septuagesima, (4) Estomihi, (5) Invocavit, (6) Reminischere, (7)
Letare, (8) Pelmarum, (9) Kematian Tuhan Jesus, (10) Paskah, (11)
Rogate, (16) Exaudi, (17) Pentakosta, (18) Trinitatis, dan (19) Akhir Tahun.
Dari 19 peristiwa religious tersebut, pada almanak Gereja HKBP, ada yang
dilaksanakan satu minggu saja, ada juga beberapa minggu. Kemudian dari data di
atas, tema yang paling panjang dilangsungkannya ibadah Minggu dalam Gereja
HKBP adalah peristiwa Trinitatis dan sesudahnya. Dengan demikian peristiwa ini
dinyanyikan dalam ibadah yang sudah disesuaikan dengan konteks acara gereja,
artinya bahwa tidak semua nyanyian yang ada yang berasal dari buku ende dan
suplemen dalam satu kebaktian. Hal ini tentu dilandasi adanya makna teks
nyanyian yang mendukung kepada acara kebaktian. Oleh sebab itu, maka lagu
tersebut akan sesuai dinyanyikan pada ibadah Jumat Agung atau ibadah gereja
yang memperingati hari kematian Tuhan Yesus. Disamping itu, lagu ini sering
112
Universitas Sumatera Utara
dinyanyikan dalam konteks ibadah yang dilaksanakan pada saat ada jemaat yang
meninggal dunia.
Maka dapat dikatakan bahwa teks lagu adalah hal yang utama dalam
penentuan lagu apa yang tepat untuk sebuah kebaktian di gereja HKBP. Melodi
serta harmoni juga ikut serta memberikan penguatan akan teks lagu yang
dinyanyikan. Alasan yang menitikberatkan bahwa teks sebagai hal yang utama
dalam penentuan lagu yang akan dinyanyikan dalam kebaktian yang dilaksanakan
di gereja HKBP adalah dikarenakan bahwa di dalam banyaknya lagu dalam buku
ende dan suplemen HKBP mempunyai melodi yang sama akan tetapi teks yang
Advent dalam gereja Kristen adalah nama periode sebelum Natal. Nama
Advent diambil dari kata latin yang berarti Adventus yang artinya adalah
Kedatangan. Dalam masa Advent, di mana umat Kristen Khatolik Roma maupun
Protestan menyiapkan diri untuk menyambut pesta Natal dan memperingati hari
kelahiran dan kedatangan Yesus yang kedua kalinya pada akhir zaman. Advent
Advent selalu diawali dengan hari Minggu yang terdekat dengan tanggal
30 November (hari St. Andreas) antara tanggal 27 November dan 3 Desember dan
Dalam perayaan Advent, salah satu bagian yang selalu muncul ialah lilin
yang diletakkan di bagian depan Altar. Ada beberapa aturan dalam penggunaan
113
Universitas Sumatera Utara
lilin tersebut, akan tetapi dalam perkembangannya saat ini, warna suatu lilin tidak
menjadi suatu masalah namun, jumlah pemakaian lilin dalan setiap Minggu
penyesalan yang ditandai oleh masa puasa. Lilin merah muda dinamai lilin
―sukacita‖ (Gaudete) dan lilin tersebut berasal dari sejarah Advent. Puasa pada
masa Advent dibuka pada hari Minggu yang ketiga sebagai penantian akan
peristiwa besar yang akan datang. Seringkali sebatang lilin putih dinyalakan di
tengah lingkaran. Ini adalah lilin Kristus (lilin Natal), yang melambangkan
kelahiran Kristus. Lilin ini dinyalakan pada malam Natal atau pada hari Natal itu
sendiri. Untuk mendukung situasi dan makna akan minggu Advent maka lagu-
lagu yang dinyanyikan oleh jemaat dalam minggu advent di gereja HKBP adalah
Dalam bahasa Inggris, kata Christmas (Hari Natal) dipastikan berasal dari
kata Cristes maesse, frasa dalam bahasa Inggris yang berarti Mass of Christ (Misa
114
Universitas Sumatera Utara
Yunani, X adalah kata pertama dalam nama Kristus (Christos). Huruf ini sering
digunakan sebagai simbol suci. Tradisi Natal diawali oleh Gereja Kristen
dunia. Sampai hari ini, Hari Raya Natal adalah hari raya umat Kristen di dunia
untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Secara tarikh, tidak ada tanggal
berapa tepatnya hari lahir Kristus, namun kalender masehi telah menetapkan
dengan bertukar kado dan menghiasi rumah mereka dengan daun holly dan pohon
Natal. Kelahiran Tuhan Yesus adalah penggenapan dari nubuat yang sudah ada
dalam Kitab Suci. Melalui nubuat ini, manusia diingatkan bahwa Yesus Kristus
Natal. Gereja HKBP menyakini bahwa Tuhan Allah yang tidak ber-Awal dan
tidak ber-Akhir; Allah yang kekal sampai selama-lamanya. Tahun dan Hari Tuhan
tidak terbatas dan berakhir, akan tetapi tahun dan hari kehidupan manusia cepat
berlalu. Gereja HKBP mengucap syukur kepada Tuhan karena Dia senantiasa
perbuatan yang dilakukan selama satu tahun yang lampau. Melalui perenungan ini
115
Universitas Sumatera Utara
sepatutnya manusia malu dihadapanNya karena banyak hari-hari pengasihan-Nya
pengampunan dan penghapusan akan dosa dan segala kesalahan yang diperbuat.
Dan melalui ibadah ini juga, jemaat HKBP menyerahkan seluruh hidupnya dalam
Epifani dirayakan oleh Gereja Katolik ritus latin pada 6 Januari, namun
ini ke hari Minggu terdekat. Sebagai mana kata-kata serapan lain dalam kosakata
gerejawi (ekaristi, liturgi, epiklese, dsb), kata Epifani berasal dari bahasa Yunani,
dan berarti ―manifestasi‖ atau ―pewahyuan‖. Epifani mulai dirayakan pada abad
Pembaptisan Kristus. Lambat laun, Epifani diperhitungkan sebagai salah satu dari
tiga festival Gereja yang utama selain Paskah dan Pentakosta. St.Yohanes
―Mengapa hari ini disebut Epifani? Karena bukan ketika Dia lahir, Dia
bermanifestasi (menyatakan diri) kepada semua orang, namun ketika Dia dibaptis.
Hingga pada hari inilah Dia tidak dikenal oleh orang banyak.‖ Pusat ritual dalam
Epifani muncul dalam kalender Gereja Barat pada abad ke-4 namun
dihubungkan dengan manifestasi Kristus pada bangsa kafir yang hadir dalam
116
Universitas Sumatera Utara
pribadi Tiga Orang Majus. Teks-teks kuno menyebutkan bahwa Pembaptisan
Kristus dan Mukjizat Perjamuan Nikah di Kana juga dirayakan dalam perayaan
tersebut. Ketika terjadi pembaharuan liturgi pada 1955, maka tidak ada lagi vigili
dan oktaf (suatu masa 8 hari pasca hari raya) Epifani, selain itu Pesta Pembaptisan
Tuhan kini dirayakan pada hari Minggu setelah Epifani. (Pembaharuan ini
uskup setempat untuk menggeser Epifani ke hari Minggu antara 2-8 Januari, agar
Epifani bisa dirayakan oleh umat secara meriah, mengingat situasi dan kondisi
yaitu: kunjungan orang majus, pembaptisan Kristus, dan mukjizat di Kana, dan
memang, Ibadat Pagi (Laudes) pun mengekspresikan betapa kaya makna Epifani
dalam antifon Kidung Zakharia: ―Hari ini pengantin surgawi disatukan dengan
Gereja, sebab di Yordan Kristus membasuh dosa umat-Nya. Para sarjana bergegas
membawa persembahan untuk perkawinan raja, dan para tamu bergembira atas air
Makna Epifani menjadi semakin jelas jika melihat hubungan antara bacaan
Injil pada Epifani dengan Paskah. Sebagai contoh Yesus mendapat tekanan dari
penguasa yaitu Raja Herodes pada saat kelahiran-Nya, pun dari pemimpin Yahudi
terwakilkan melalui para majus, dan adalah bangsa kafir pula, yaitu perwira
Romawi, yang kemudian mengenali Yesus sebagai Anak Allah pada kaki salib.
117
Universitas Sumatera Utara
Peristiwa yang paralel ini mengingatkan kita bahwa Liturgi gereja mempunyai
―tema besar‖, yaitu bahwa, sebagai Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan
Apostolik, kita selalu merayakan misteri Paskah; hidup, wafat, dan kebangkitan
Yesus Kristus!
merasakan Kasih Tuhan yang tidak dapat diukur panjang dan lebarnya, tidak
tanggalnya berbeda antara Gereja Timur dan Gereja Barat. Paskah jatuh pada hari
Minggu pertama sesudah Bulan Purnama Paskah, bulan purnama pada atau
sesudah 21 Maret, yang dijadikan tanggal dari vernal equinox. Perhitungan Barat
tanggal bulan purnama tersebut juga berbeda. Karena Paskah di Gereja Barat
dapat jatuh pada salah satu tanggal mulai tanggal 22 Maret sampai 25 April
menurut kalender Gregorian, maka Jumat Agung dapat jatuh antara tanggal 19
Maret sampai 22 April. Dalam Gereja Timur, Paskah dapat jatuh antara 22 Maret
118
Universitas Sumatera Utara
sampai 25 April menurut kalender Julian (antara 4 April dan 8 Mei menurut
kalender Gregorian, untuk periode 1900 dan 2009), jadi Jumat Agung dapat jatuh
antara 19 Maret dan 22 April (atau antara 1 April dan 5 Mei menurut kalender
Gregorian).
mengenang Kematian Tuhan Yesus. Makna Jumat Agung dalam gereja HKBP
adalah menunjukkan kasih Tuhan jauh lebih besar dari kasih ibu bapa kepada
menjadi manusia, menderita sengsara, dihina dan disesah hingga disalibkan, dan
mati untuk manusia. Segala hutang dosa manusia telah dihapuskan dan
diselamatkan dari kuasa dosa, maut dan iblis. Oleh sebab itu, jemaat gereja HKBP
memuji Tuhan yang kudus karena dengan kematiannya, manusia didamaikan dan
Allah yang menanggung dosa seluruh umat manusia. Pengharapan jemaat HKBP
adalah peneguhan bagi keampunan dosa dan damai yang telah dianugrahkan
persekutuan yang Kudus di Surga. Salibkan kemanusian kami yang lama dengan
segala keinginan yang tidak baik didalamnya, agar jemaat kudus menghadap Bapa
di surga. Warga gereja HKBP membuka hati karena mereka adalah milik-Nya.
Pengharapan lainnya dari peringatan Jumat Agung dalam gereja HKBP adalah
penguatan iman warga gereja HKBP agar teguh sampai akhir hidup; seluruh
anggota jemaat memberitakan kasih dan jalan kehidupan seperti yang Tuhan
119
Universitas Sumatera Utara
perbuat; dan jemaat HKBP menyadari bahwa mati dan hidup manusia adalah tetap
bersama Tuhan. Sebagai pengharapan terakhir dari ibadah Jumat Agung adalah
surga.
mengingat Yesus sebagai guru terkasih mereka, dan penyaliban hanya akan
dari kematian.
diri-Nya adalah Anak Allah? Jawabnya adalah (1) Dia bangkit dengan kuasa-Nya
mengambilnya kembali (Yohanes 10:18). Ini tidak bertentangan dengan pasal lain
yang menyatakan Yesus dibangkitkan oleh kuasa Bapa, karena Bapa dan Anak
bekerja bersama-sama, seperti halnya penciptaan, tiga pribadi Allah, yaitu: Bapa,
Anak dan Roh Kudus bekerja sama secara harmonis; dan (2) Secara jelas Yesus
Jika Allah tidak menyetujui pernyataan Yesus sebagai Anak Allah, maka Allah
120
Universitas Sumatera Utara
tidak akan membangkitkan Yesus dari kematian. Kenyataannya Allah
Kristus (Kisah Para Rasul 2:14-40). Tidak sekedar tema khotbah, tetapi
tentang Mesias; (3) Sumber kesaksian murid-murid; (4) Alasan pencurahan Roh
Kudus; dan (5) Menegaskan posisi Yesus sebagai Mesias dan Raja.
Tanpa kebangkitan, posisi Yesus sebagai Mesias dan Raja tidak akan
misteri yang tidak dapat dijelaskan. Tanpa kebangkitan, sumber kesaksian murid-
yang akan bangkit di dalam Mazmur 16:10, ―tidak membiarkan Orang Kudus-Mu
kepada Yesus yang telah bangkit. Perjanjian Baru bergaung kepada fakta
dikhianati, dibunuh dan bangkit lagi. Mereka menyaksikan bahwa kubur telah
kosong dan Dia menampakkan diri kepada murid-murid-Nya seperti yang telah
dikatakan-Nya. Kisah Para Rasul mencatat Kebangkitan Kristus sebagai fakta dan
Kitab Wahyu menjadi tak berarti tanpa kebangkitan Yesus. Kebangkitan diterima
121
Universitas Sumatera Utara
baik oleh: (1) Keempat Injil yang terpisah; (2) Sejarah kekristenan mula-mula
(Kisah Para Rasul); dan (3) Surat-surat: Paulus, Petrus, Yohanes, Yudas, dan
Surat Ibrani.
kebangkitan telah melahirkan pengharapan yang hidup. Dia adalah Juru Selamat
dan hidup serta Tuhan kami dan menjadi Kepala yang harus ditaati. Melalui
kebangkitan-Nya, iblis, dosa dan maut telah ditaklukkan dan warga gereja HKBP
tidak akan takut lagi menghadapinya dan segala sengatnya karena kemenangan
Tuhan kami, Panglima perkasa yang menuntun kami dari kematian hingga kepada
memohon kasih dan pertolongan Tuhan agar warga gereja tidak bimbang dalam
menghadapi maut.
Makna dari Kenaikan Tuhan Yesus ke surga dapat dilihat dalam Injil Mat.
21:43; Kis. 1‖8,11 yang mengatakan bahwa menjadi orang Kristen adalah sebuah
kepercayaan, karena ada Roh Kudus yang tinggal dan diam dalam hidup orang
“Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari
padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah
Kerajaan itu.”
Ayat di atas membuktikan bahwa kita sebagai orang percaya di beri kuasa
dan otoritas oleh Tuhan sebagai bangsa cangkokan bukan sebagai bangsa pilihan,
yang sebenarnya sebagai bangsa plilihan adalah Israel karena tidak berkenan
122
Universitas Sumatera Utara
kepada Tuhan, sehingga di tolak oleh Tuhan. Ditolak karena tidak menghasilkan
buah kerajaan. Jangan kita bangga karena hanya mempunyai status sebagai orang
Kristen karena fasilitas tetapi tidak berfungsi secara maksimal. Ketika kita diberi
kedewasaan. Oleh karena itu, Gereja harus jadi dewasa, artinya siap diberi
1:11;
Yesus naik ke Sorga supaya warga gereja terlibat dalam rencana Tuhan,
(1) Yesus Naik Ke Sorga untuk menyediakan tempat bagi kita. Rumah sebenarnya
membuat kenyamanan dan kerasan untuk tinggal di situ, adakah fellowship atau
(3) Yesus Naik ke Sorga untuk Kembali sebagai Raja atas segala Raja.
―Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang
pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.‖
123
Universitas Sumatera Utara
Perumpamaan untuk kedatangan Tuhan Yesus seperti lima gadis bijaksana
dan lima gadis bodoh. Apa yang membedakan antara mereka yaitu persiapan.
pengharapannya bahwa Tuhan akan dan pasti datang kedua kali untuk
menggenapi setiap janjinya dengan sempurna. Pastikan diri kita untuk percaya
bahwa Yesus telah naik ke Sorga untuk menggenapi janji-janjiNya yaitu kita akan
menyediakan tempat di sorga dan Tuhan Yesus pasti datang kedua kali untuk
Makna Kenaikan Tuhan Yesus bagi gereja HKBP adalah bahwa mereka
mereka meyakini Tuhan Yesus Kristus telah naik ke surga dan duduk di sebelah
selama-lamanya. Jemaat bersukacita karena Engkau telah menang dan Allah telah
mengangkat Engkau menjadi Raja atas segala sesuatu. Jalan Tuhan penuh rahasia,
menjadi lebih tinggi di atas segala sesuatu dan menerima Nama yang terindah atas
segala nama, dan supaya semua orang bertekuk lutut menyembah Engkau, dan
segala lidah mengaku, bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Gereja HKBP
124
Universitas Sumatera Utara
dimulai dari minggu sengsara Tuhan Yesus yang berakhir pada hari Perjamuan
Malam dan penyaliban Yesus disusul dengan kematian Yesus, lalu kebangkitan-
Agung Penginjilan dan 40 hari setelah hari Paskah, Yesus naik ke surga. Sepuluh
hari kemudian atau 50 hari setelah Paskah, pada hari Pentakosta, terjadi
Pencurahan Roh Kudus kepada murid seperti yang sudah dijanjikan oleh Yesus.
Hari Pentakosta adalah akhir dari penebusan dan pelayanan Yesus dibumi
sebelum Dia mengutus Roh Kudus sebagai penerus usaha-Nya mendampingi para
Murid-Nya, namun Hari Pentakosta sekaligus menjadi awal sejarah gereja, sebab
sejak itu terjadi Pekabaran Injil keseluruh dunia dan dimana-mana berdiri gereja-
Harapan warga gereja HKBP pada hari Pentakosta adalah Roh Kudus
agar semakin banyak pemberita Injil, pengajar dan rela mengasihi sesamanya
manusia.
Makna Trinitatis dalam gereja HKBP adalah dimana warga jemaat penuh
dengan sukacita karena Tuhan telah memperlihatkan dan menyatakan kasih dan
kekal, harta surgawi dan pada waktunya akan memberikan penghukuman kelak.
Semua ini disadari oleh warga gereja HKBP sebagai sesuatu yang tidak ternilai
125
Universitas Sumatera Utara
dengan apapun di dunia ini, karena yang tidak pernah dipahami manusia telah
Tuhan ungkapkan kepada kami; yang tidak pernah dilihat manusia Tuhan telah
nyatakan kepada kami; yang tidak dapat diberikan diberikan dunia ini Tuhan
limpahkan kepada kami; oleh karena itu warga gereja HKBP menyerahkan Tubuh
Jiwa, Roh dan segala yang ada pada kami, agar Tuhan melayakkan kami
yang sudah dipaparkan di atas, di mana pemilihan lagu nyanyian akan disesuaikan
dengan teks sehingga lagu-lagu dalam ibadah tersebut mendukung konteks ibadah
yang dilaksanakan.
126
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
PEARAJA TARUTUNG
bunyi sebagai hasil dari pengamatan dan pendengaran suatu musik ke dalam
melodi pada ketiga lagu dari Ende Sangap di Jahowa, penulis memlih notasi
deskriptif yang dikemukakan oleh Charles Seeger. Notasi deskriptif ialah notasi
detail detail komposisi musik yang belum diketahui oleh pembaca. Dalam bab ini,
akan diuraikan bagaimana analisis struktur musik dan apa makna/arti teks
nyanyian yang terkandung dari tiga contoh lagu yang mewakili dari lagu-lagu
ketiga lagu dari Ende Sangap di Jahowa secara grafis. Hasil transkripsi akan
makna yang terkandung dalam lagu tersebut. Dengan makna-makna tersebut, Alan
127
Universitas Sumatera Utara
keperluan musikal meminta perubahan dalam bentuk-bentuk percakapan yang
normal. Ciri-ciri bahasa dalam lagu ialah jenis terjemahan yang istimewa yang
(1964:188).
buah sampel lagu yang akan dibahas yang terdapat dalam Ende Sangap di
Jahowa. Adapun contoh lagu yang diambil adalah lagu yang berasal dari rakyat
Eropa, Amerika, Asia (India), Afrika, dan lagu yang berasal dari lagu daerah
(rakyat Batak Toba) dan lagu Nasional Indonesia. Alasan pemilihan ketiga lagu
tersebut adalah karena penulis menganggap ketiga lagu tersebut sudah mewakili
lagu-lagu yang ada dalam Ende Sangap di Jahowa, sesuai dengan kelengkapan
data sumber yang di dapat penulis. Dan pemilihan dari ketiga buah sampel lagu
tersebut yang terdapat dalam Ende Sangap di Jahowa merupakan lagu yang sudah
sangat umum dan sudah sering dinyanyikan maupun didengarkan oleh jemaat di
kepada teori yang dikemukakan oleh William P. Malm yang dikenal dengan teori
Weighted Scale. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam mentranskripsikan melodi
yaitu: tangga nada (scale), nada dasar (pitch center), wilayah nada (range), jumlah
nada (frequency of note), jumlah interval, pola kandensa, formula melodi (melody
128
Universitas Sumatera Utara
4.2 Simbol Dalam Notasi
dari Ende Sangap di Jawoha merupakan simbol-simbol notasi Barat. Berikut ini
merupakan beberapa simbol yang digunakan dalam hasil transkripsi dari ketiga
lagu yamg mewakili dari Ende Sangap di Jahowa. Satu lagu yang berasal dari
tradisional Batak Toba, satu lagu yang berasal dari tradisional Asia (India), dan
Pada gambar di bawah ini terlihat garis paranada yang memiliki lima garis
paranada dan empat spasi, dan memiliki satu tanda kres yang
menunjukkan nada dasar G=do, dan memiliki birama 4/4 dalam tanda
kunci G.
Pada gambar di bawah ini terlihat garis paranada yang memiliki lima garis
paranada dan empat spasi, dan tidak memiliki tanda kres/mol (netral) yang
menunjukkan nada dasar C=do, dan memiliki birama 4/4 dalam tanda
kunci G.
3. BE. No. 673 Adong do sada mual i (There is fountain filled with
blood)
129
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar di bawah ini terlihat garis paranada yang memiliki lima
garis paranada dan empat spasi, dan memiliki dua tanda mol yang
tanda kunci G.
Pada gambar di bawah ini merupakan simbol dari not 1/8 dan memiliki
Pada gambar di bawah ini merupakan simbol dari not 1/4 dan memiliki
nilai 1 ketuk.
Pada gambar di bawah ini merupakan simbol dari not 1/2 dan memiliki
nilai 2 ketuk.
Pada gambar di bawah ini merupakan 2 simbol dari not 1/8 yang telah
Pada gambar di bawah ini merupakan simbol dari not 1/4 yang bagian
depannya diberikan tanda titik yang diartikan bahwa tanda titik itu
memiliki nilai setengah dari not yang ada di belakangnya. Artinya jika not
di belangkanya bernilai 1/4 maka tanda titik itu bernilai 1/8, dan memiliki
130
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar di bawah ini merupakan simbol dari not 1/2 yang bagian
depannya diberikan tanda titik yang di artikan bahwa tanda titik itu
memiliki nilai setengah dari not yang ada di belakangnya. Artinya jika not
di belangkanya bernilai 1/2 maka tanda titik itu bernilai 1/4, dan memiliki
Pada gambar di bawah ini merupakan simbol dari not 1/8 dan not 1/16
yang bagian depan not 1/8 diberikan tanda titik yang diartikan bahwa
tanda titik itu memiliki nilai setengah dari not yang ada dibelakangnya.
Artinya jika not di belangkanya bernilai 1/8 maka tanda titik itu bernilai
ketuk.
Pada gambar di bawah ini merupakan simbol dari legato. Yang memiliki
arti dapat menyambungkan antara not yang satu dengan yang lainnya,
contohnya seperti di bawah ini jika not 1/4 dengan not 1/2 di berikan tanda
Pada gambar di bawah ini merupakan tanda berhenti yang bernilai 2 ketuk.
Pada gambar di bawah ini merupakan tanda berhenti yang bernilai 1 ketuk.
131
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar di bawah ini merupakan tanda berhenti yang bernilai ½
ketuk.
4.3 Analisis Struktur Lagu Yang Mewakili Dari Ende Sangap Di Jahowa
Suplemen
SOMBA MA JAHOWA
132
Universitas Sumatera Utara
Lagu Somba Ma Jahowa yang melodinya berasal dari lagu rakyat Batak
TARIDEMIDEM
Tangga nada dalam musik barat dapat diartikan sebagai satu kumpulan not
yang diatur sedemikian rupa dengan aturan yang telah ada (baku) sehingga
133
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tangga nada yang dipakai dalam lagu Somba Ma Jahowa di
Bruno Nettl mengemukakan ada tujuh cara untuk menentukan nada dasar
1. Patokan umum adalah melihat nada mana yang paling sering dipakai dan nada
2. Kadang-kadang nada yang harga ritmisnya besar dapat dianggap sebagai nada
3. Nada yang dipakai pada akhir (awal) komposisi atau pada akhir (awal) bagian-
4. Nada yang menduduki posisi paling rendah dalam tangga nada atau posisi
patokan.
6. Ada tekanan ritmis pada sebuah nada, juga dipakai sebagai tonalitas.
7. Harus diingat bahwa barang kali ada gaya-gaya musik yang mempunyai sistem
134
Universitas Sumatera Utara
Dari kutipan di atas, penulis melihat pernyataan pertama dan ketiga
disepakati penulis untuk menjadi patokan nada dasar pada lagu Somba Ma
Jahowa. Maka nada dasar lagu Somba Ma Jahowa dalam tulisan ini adalah nada
G.
Wilayah nada dalam sebuah komposisi musik adalah jarak antara nada
terendah dengan nada tertinggi yang ada pada melodi tersebut. Untuk
maka melodi lagu Somba Ma Jahowa tersebut akan dimasukkan ke dalam garis
paranada untuk dapat melihat dengan jelas susunan nada-nada yang ada pada lagu
tersebut, dengan tujuan untuk mempermudah penulis dalam melihat nada terendah
dan tertinggi dalam lagu tersebut. Wilayah nada lagu Somba Ma Jahowa dapat
kita lihat pada gambar di bawah, berikut adalah wilayah nada dari yang terendah
hingga tertinggi.
Jumlah nada dapat dilihat dari banyaknya pemakaian nada dalam sebuah
koposisi musik yang telah ditranskripsikan kedalam bentuk notasi. Jumlah nada
yang dipakai dalam lagu Somba Ma Jahowa sesuai dengan tangga nada yang telah
dibuat sebelumnya.
135
Universitas Sumatera Utara
Berikut adalah jumlah nada yang digunakan dalam lagu Somba Ma
Tabel 4.3.1a
Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada yang lainnya (Manoff
1991:50). Jarak antara nada satu dengan nada lainnya yang terdiri dari interval
naik maupun interval turun menurut jumlah larasnya yang dapat mempengaruhi
Tabel 4.3.1b
136
Universitas Sumatera Utara
f. Pola Kadensa (Cadence Patterns)
Kadensa adalah suatu rangkaian harmoni atau melodi penutup pada akhir
lagu atau di tengah kalimat, sehingga dapat dengan sempurna menutup lagu
tersebut. Dalam lagu Somba Ma Jahowa, penulis memilih melodi akhir sebagai
pola kadensa.
Formula melodi dalam hal ini terdiri atas bentuk, frasa, dan motif. Bentuk
adalah gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu pola melodi. Frasa
adalah bagian-bagian kecil dari melodi. Sedangkan motif adalah ide melodi
nyanyian.
melodi.
137
Universitas Sumatera Utara
5. Progressive, yaitu bentuk nyanyian/melodi yang terus berubah dengan
menggunakan materi melodi yang selalu baru. Pada lagu Somba Ma Jahowa,
penulis menyimpulkan dari kutipan di atas bahwa bentuk melodi lagu adalah
bentuk strophic.
h. Kontur (Contour)
Kontur adalah sebuah alur melodi yang biasanya ditandai dengan menarik
garis. Menurut Malm ada beberapa jenis kontur (Malm dalam Jonson 2000:76).
1. Ascending, yaitu garis melodi yang sifatnya naik dari nada rendah ke nada
2. Descending, yaitu garis melodi yang sifatnya turun dari nada yang tinggi ke
3. Pendulous, yaitu garis melodi yang sifatnya melengkung dari: (a) nada yang
rendah ke nada yang tinggi, kemudian kembali ke nada yang rendah atau dari
(b) nada yang tinggi ke nada yang rendah, kemudian kembali ke nada yang
138
Universitas Sumatera Utara
4. Teracced, yaitu garis melodi yang sifatnya berjenjang seperti anak tangga dari
nada yang rendah ke nada yang lebih tinggi kemudian sejajar, seperti tampak
pada:
5. Statis, yaitu garis melodi yang sifatnya tetap atau apabila gerakan-gerakan
→
Dari jenis-jenis kontur yang tertera di atas, dalam lagu Somba Ma Jahowa
139
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Lagu Yang Berasal Dari Tradisional Asia/India
HIBUL ROHANGKU
BE. No. 690
Syair : S. Sundar Singh (1889-1929)
Lagu : Melodi Tradisional India Hindustan, Assam;
(dalam bahasa Inggris: I Have Decided to Follow
Jesus)
Lagu Hibul Rohangku yang melodinya berasal dari lagu rakyat India
dengan melodi Assam Hindustan yakni lagu „Seeso ginawʼ ku maya di Yesus.
140
Universitas Sumatera Utara
I HAVE DECIDED TO FOLLOW JESUS
(‛SEESO GINAW’ KU MAYA DI YESUS)
Ada berbagai kisah berbeda tentang asal mula nyanyian ini. Mereka semua
setuju bahwa itu ditulis di India timur laut oleh seseorang yang menghadapi
Kristus.
141
Universitas Sumatera Utara
b. Nada Dasar (Pitch Center), untuk menjadi patokan nada dasar pada lagu
pada dasar lagu Hibul Rohangku dalam tulisan ini adalah nada C.
Berikut adalah jumlah nada yang digunakan dalam lagu Hibul Rohangku,
di bawah ini:
Tabel 4.3.2a
142
Universitas Sumatera Utara
e. Jumlah Interval (prevalent intervals)
Tabel 4.3.2b
Dalam lagu Hibul Rohangku, penulis memilih melodi akhir sebagai pola
kadensa.
h. Kontur (Contour)
pendulous, yaitu:
143
Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Lagu Yang Berasal Dari Tradisional Amerika/Eropa
144
Universitas Sumatera Utara
Lagu Adong Do Sada Mual I yang melodinya berasal dari lagu tradisional
Amerika.
THERE IS A FOUNTAIN
145
Universitas Sumatera Utara
Lagu Adong Do Sada Mual I, Nyanyian rohani ini secara penuh atau
disingkat digunakan secara luas di semua negara. Bentuk yang terkenal dari
nyanyian ini adalah dari Kalvari Salib, air mancur yang mengalir.
b. Nada Dasar (Pitch Center), untuk menjadi patokan nada dasar pada lagu
pada dasar lagu Adong Do Sada Mual I dalam tulisan ini adalah nada Bes.
Berikut adalah jumlah nada yang digunakan dalam lagu Adong Do Sada
146
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3.3a
Bes 11 -
C 5 -
C’ 24 -
D 11 -
D’ 20 -
Es 0 -
F 30 -
G 22 -
A 0 -
Bes’ 47 -
165
Tabel 4.3.3b
147
Universitas Sumatera Utara
f. Pola Kadensa (Cadence Patterns)
Dalam lagu Adong Do Sada Mual I, penulis memilih melodi akhir sebagai
pola kadensa.
h. Kontur (Contour)
Dari jenis-jenis kontur, dalam lagu Adong Do Sada Mual I terdapat alur
pendulous, yaitu:
makna yang terkandung dalam lagu tersebut. Dengan makna makna tersebut Alan
normal. Ciri-ciri bahasa dalam lagu ialah jenis terjemahan yang istimewa yang
148
Universitas Sumatera Utara
mana kadang kala memerlukan pengetahuan bahasa yang istimewa pula
(1964:188).
Dilihat dari analisis terjemahan dan makna tekstual lagu yang ada di
bawah ini, ada penyimpangan makna (distorsi) yang mana dari lagu yang ada
dalam Buku Ende dan Suplemen HKBP yang juga merupakan terjemahan bahasa
(alihbahasa) dari bahasa asal atau aslinya, yaitu bahasa Jerman. Hasil terjemahan
ini akan lebih jauh pula jika dinyanyikan, yang tentu saja seorang penerjemah teks
nyanyian harus peka dan teliti dalam memperhatikan aspek melodis dan ritmis.
Hal ini menyatakan bahwa lagu-lagu yang ada pada Buku Ende HKBP (dalam
bahasa Batak) bukan merupakan terjemahan dari Buku Kidung Jemaat Yamuger
(dalam bahasa Indonesia), ataupun sebaliknya lagu-lagu yang ada pada Buku
Kidung Jemaat Yamuger juga bukan merupakan terjemahan dari Buku Ende
HKBP.
Kedua buku tersebut mengacu kepada dua sumber buku nyanyian religius
pada gereja Protestan dari Jerman, yaitu Grosse Missionsharfe dan Evangelischer
Psalter. Dengan begitu melodi dan temanya sudah pasti berkaitan. Namun, akan
menjadi lain jika kini dilakukan proses penterjemahan ke dalam bahasa Indonesia
pada Kidung Jemaat HKBP dari sumber keduanya yang berbahasa Batak, yaitu
Buku Ende.
149
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini, penulis akan menjabarkan ke tiga lirik teks dari 3 ende yang
dianalisis yang bahasa Batak sesuai dengan pembahasan di atas dengan arti dan
AYAT 1
Somba ma Jahowa Debatanta, Amen Haleluya,
Sigomgom langit tano on ro di isi na, Amen Haleluya,
Beta hita lao marsinggang tu jolo-Na, Amen Haleluya,
Na songkal jala na badia do Jahowa, Amen Haleluya,
Endehon Amen Haleluya,
Endehon Amen Haleluya,
Endehon Amen Haleluya,
Endehon Amen Haleluya,
AYAT 2
Puji ma Jahowa Debatanta, Amen Haleluya
Parasi roha na sumurung do Ibana, Amen Haleluya,
Taendehon ma goar ni Debatanta, Amen Haleluya,
Alani denggan ni basa-Na tu hita, Amen Haleluya,
Endehon Amen Haleluya,
Endehon Amen Haleluya,
Endehon Amen Haleluya,
Endehon Amen Haleluya,
AYAT 3
Sangap di Jahowa Debatanta, Amen Haleluya,
Na bonar jala marmulia do Jahowa, Amen Haleluya,
Tapatimbul ma goar ni Debatanta, Amen Haleluya,
Na tigor jala na sun gogo salelengna, Amen Haleluya,
Endehon Amen Haleluya,
Endehon Amen Haleluya,
Endehon Amen Haleluya,
Endehon Amen Haleluya,
150
Universitas Sumatera Utara
Nyanyikan Amin Haleluya,
Nyanyikan Amin Haleluya,
AYAT 2
Pujilah Tuhan Alah kita, Amin Haleluya,
Penuh rasa kasihan-Nya beliau, Amin Haleluya,
Kita nyanyikanlah nama Tuhan kita, Amin Haleluya,
Karena kasih-Nya Kepada kita, Amin Haleluya,
Nyanyikan Amin Haleluya,
Nyanyikan Amin Haleluya,
Nyanyikan Amin Haleluya,
Nyanyikan Amin Haleluya.
AYAT 3
Muliakanlah Tuhan Allah kita, Amin Haleluya,
Yang benar dan berkemuliaan-Nya Tuhan, Amin Haleluya,
Kita tinggikanlah nama Tuhan kita, Amin Haleluya,
Yang lurus dan yang kuat selamanya, Amin Haleluya,
Nyanyikan Amin Haleluya,
Nyanyikan Amin Haleluya,
Nyanyikan Amin Haleluya,
Nyanyikan Amin Haleluya,
151
Universitas Sumatera Utara
5. Hibul Rohangku (lirik lagu) dalam bahasa Batak Toba
Ayat 1 Ayat 3
Hibul rohangku tu Tuhan Jesus, Tung so adong pe na olo dohot,
Sude ngolungku di Tuhan Alai rohangku sai marsihohot,
Jesus,Ihuthononku do Tuhan Tung so adong pe na olo dohot,
Jesus Ndang olo au sumurut be, Ndang olo au sumurut be,
Ayat 2 Ayat 4
Sai hutundalhon haportibion, Beta ihuthon ma Tuhan Jesus,
Silang ni Kristus ma hudapothon, Ho na dijou do, roham patulus,
Sai hutundalhon haportibion, Beta ihuthon ma Tuhan Jesus,
Ndang olo au sumurut be, Sai unang ho sumurut be,
Ayat 1 Ayat 3
Mengikut Yesus keputusanku, Dunia di b‟lakang salib di depan,
Mengikut Yesus keputusanku, Dunia di b‟lakang salib di depan,
Mengikut Yesus keputusanku. Dunia di b‟lakang salib di depan.
„Ku tak ingkar, „Ku tak ingkar, „Ku tak ingkar, „Ku tak ingkar,
Ayat 2 Ayat 4
Walau sendiri „kuikut Yesus, Maukah engkau mengikut Yesus,
Walau sendiri „kuikut Yesus, Maukah engkau mengikut Yesus,
Walau sendiri „kuikut Yesus. Maukah engkau mengikut Yesus.
„Ku tak ingkar, „Ku tak ingkar, Selamanya, selamanya,
Ayat 1 Ayat 2
I have decided, to follow Jesus, Though I may wander, I still will
follow,
I have decided, to follow Jesus, Though I may wander, I still will
I have decided, to follow Jesus, follow,
No turning back, no turning Though I may wander, I still will
back! follow,
Saya telah memutuskan, untuk No turning back, no turning
mengikuti Yesus, back!
Saya telah memutuskan, untuk Meskipun saya mungkin
mengikuti Yesus, mengembara, saya masih akan
Saya telah memutuskan, untuk mengikuti,
mengikuti Yesus,
Tanpa berbalik, tanpa berbalik!
152
Universitas Sumatera Utara
Meskipun saya mungkin Meskipun tidak ada yang pergi
mengembara, saya masih akan dengan saya, tetap saya akan
mengikuti, mengikuti,
Meskipun saya mungkin Meskipun tidak ada yang pergi
mengembara, saya masih akan dengan saya, tetap saya akan
mengikuti, mengikuti,
Tanpa berbalik, tanpa berbalik! Meskipun tidak ada yang pergi
dengan saya, tetap saya akan
Ayat 3 mengikuti,
The world behind me, the cross Tanpa berbalik, tanpa berbalik!
before me,
The world behind me, the cross Ayat 5
before me, Will you decide now, to follow
The world behind me, the cross Jesus?
before me, Will you decide now, to follow
No turning back, no turning Jesus?
back! Will you decide now, to follow
Dunia di belakangku, salib di Jesus?
depanku, No turning back, no turning
Dunia di belakangku, salib di back!
depanku, Maukah Anda memutuskan
Dunia di belakangku, salib di sekarang, untuk mengikuti
depanku, Yesus?
Tanpa berbalik, tanpa berbalik! Maukah Anda memutuskan
sekarang, untuk mengikuti
Ayat 4 Yesus?
Though none go with me, still I Maukah Anda memutuskan
will follow, sekarang, untuk mengikuti
Though none go with me, still I Yesus?
will follow, Tanpa berbalik, tanpa berbalik!
Though none go with me, still I
will follow,
No turning back, no turning
back!
8. Bahasa Assam, India dari lagu Hibul Rohangku (lirik lagu: I have deciced
to follow Jesus/‘Seeso ginaw’ ku maya di Yesus)
Ayat 1
„Seeso ginaw‟ ku maya di Yesus, 3x
Aaku muli, aaku muli.
Ayat 2
Tolikudan ku „ti pomogunan, 3x
Toguwangan ku i salip.
153
Universitas Sumatera Utara
Ayat 3
Isay ot engin maya di Yesus, 3x
Tanud dogo, tanud dogo.
1) There is a fountain filled with blood, Drawn from Immanuel‟s veins; And
sinners, plunged beneath that flood, Lose all their guilty stains: Lose all
their guilty stains, Lose all their guilty stains; And sinners, plunged
beneath that flood, Lose all their guilty stains.
Ada air mancur yang penuh darah, Diambil dari urat nadi Immanuel; Dan
orang-orang berdosa, yang jatuh di bawah air bah itu, Kalah semua noda
mereka yang bersalah: Kalah semua noda mereka, Kalah semua noda yang
bersalah mereka; Dan orang-orang berdosa, yang jatuh di bawah air bah
itu, Menurunkan semua noda bersalah mereka.
154
Universitas Sumatera Utara
2) The dying thief rejoiced to see, That fountain in his day; And there may I,
though vile as he, Wash all my sins away: Wash all my sins away, Wash
all my sins away; And there may I, though vile as he, Wash all my sins
away.
Pencuri yang sekarat bersukacita melihat, Air mancur itu pada zamannya;
Dan di sana mungkin aku, meskipun keji saat dia, Membasuh semua dosa-
dosaku: Membasuh semua dosa-dosaku, menghapuskan semua dosaku;
Dan di sana mungkin saya, meskipun keji saat dia, Membasuh semua dosa
saya.
3) Dear dying Lamb, Thy precious blood, Shall never lose its power, Till all
the ransomed ones of God Be saved, to sin no more: Be saved, to sin no
more, Be saved, to sin no more; Till all the ransomed ones of God Be
saved to sin no more.
Anak Domba yang sekarat, darahMu yang berharga, Tidak akan pernah
kehilangan kekuatannya, sampai semua orang tebusan Allah diselamatkan,
untuk tidak berbuat dosa lagi: Selamat, untuk tidak berbuat dosa lagi,
Selamat, untuk tidak berbuat dosa lagi; Sampai semua orang tebusan Allah
diselamatkan dari dosa lagi.
4) E‟er since by faith I saw the stream, Thy flowing wounds supply,
Redeeming love has been my theme, And shall be till I die: And shall be till
I die, And shall be till I die; Redeeming love has been my theme, And shall
be till I die.
E’er karena dengan iman aku melihat arus, persediaan luka-Mu yang
mengalir, cinta Penebus telah menjadi temanku, Dan akan ada sampai aku
mati: Dan akan sampai aku mati, Dan akan sampai aku mati; Cinta yang
menebus telah menjadi temanku, Dan akan sampai aku mati.
5) When this poor lisping, stammering tongue, Lies silent in the grave, Then
in a nobler, sweeter song, I‟ll sing Thy power to save: I‟ll sing Thy power
to save, I‟ll sing Thy power to save; Then in a nobler, sweeter song, I‟ll
sing Thy power to save.
Ketika lidah yang lemah dan terbata-bata, Berbaring diam di dalam kubur,
Kemudian dalam lagu yang lebih mulia dan lebih manis, aku akan
menyanyikan kekuatan-Mu untuk menyelamatkan: Aku akan
menyanyikan kekuatan-Mu untuk menyelamatkan, aku akan menyanyikan
kekuatan-Mu untuk menyelamatkan; Kemudian dalam lagu yang lebih
mulia dan lebih manis, saya akan menyanyikan kekuatan-Mu untuk
menyelamatkan.
155
Universitas Sumatera Utara
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Gereja HKBP berterima kasih kepada Tuhan karena Musik masuk melalui
pelayanan hamba-Nya di Tanah Batak. Musik adalah Pemberian Allah dan dapat
dijadikan senjata utama dalam Kemajuan Pelayanan Gereja di tengah dunia ini.
Karena musik adalah dari Allah dan untuk dikembalikan kembali kepada Allah
maka kita harus melihat kembali apa yang patut kita kerjakan untuk musik agar
menempati tempatnya yang benar. Kita harus menyadari betapa besar dan kuatnya
pengaruh musik terhadap banyak hal, terutama bagi manusia yang bersedih dan
yang bersuka cita. Musik tidak dapat dicegah perkembangannya, tetapi harus
diikuti tanpa ikut terhanyut didalamnya. Dalam hal ini kita harus bergantung pada
dan Perkembangan Musik dan Nyanyian/Ende dari 3 lagu yang mewakili lagu
yang terdiri dari; Lagu Somba Ma Jahowa, Hibul Rohangku, dan Adong Do Sada
Mual I yang terkait dalam ―Ende Sangap Di Jahowa.‖ Ada beberapa kesimpulan
lagu-lagu baru populer yang akan ditambahkan ke dalam buku ende HKBP
156
Universitas Sumatera Utara
mulai dibahas dalam rapat para praeses HKBP yang jatuh pada tanggal 4-5
September 2000.
para pendeta HKBP yang jatuh pada tanggal 20 s/d 24 Agustus 2001 serta
dalam rapat sinode godang HKBP pada tanggal 30 September s/d 4 Oktober
3. Melalui rapat para pendeta kembali pada tanggal 8 s/d 12 Oktober 2003 Ende
ende.
4. Tahun 2004 terjadi penambahan lagu dalam suplemen Buku Ende Sangap Di
Jahowa (SDJ) sebanyak 309 buah lagu, lima diantaranya ende Tradisional
Batak.
5. Nyanyian jemaat (himne) tersebut ialah lagu-lagu yang dipakai secara resmi
dalam sebuah ibadah di HKBP Pearaja Tarutung, ialah:
a. Buku Ende (BE),
b. Kidung Jemaat (KJ),
c. Buku Haluaon Na Gok (HNG), dan
d. Ende Sangap Di Jahowa (ESJ) Suplemen.
sebagai endeatau nyanyian HKBP yang berasal dari lagu rakyat Batak.
Sumatera dan sekitarnya tahun 1904 s/d 1938. Dalam beritanya; “berichte der
157
Universitas Sumatera Utara
8. Lagu Somba Ma Jahowa, dengan nada dasar G=do, yang melodinya berasal
atau diadopsi dari lagu rakyat Batak Toba yakni lagu Taridemidem. Dan lagu
kehidupan sehari-hari dari masyarakat Batak Toba yang berupa pantun dalam
nyanyian.
9. Lagu Hibul Rohangku, dengan nada dasar C=do, yang dalam bahasa Inggris
berasal dari lagu: I Have Decided to Follow Jesus. ada berbagai kisah berbeda
tentang asal mula nyanyian ini. Mereka semua setuju bahwa itu ditulis di India
10. Lagu Adong Do Sada Mual I, dengan nada dasar Bes=do, Nyanyian rohani ini
secara penuh atau disingkat digunakan secara luas di semua negara berbahasa
Inggris dari lagu yang berjudul There is a fountain filled with blood dalam
Praise for the Fountain opened. Bentuk yang terkenal dari nyanyian ini adalah
11. Jika dilihat dari isi teks, lagu Somba Ma Jahowa, Hibul Rohangki, dan Adong
pujian kepada Tuhan berupa pendirian yang begitu dahsyat yang terkandung
12. Jika dilihat dari struktur melodinya, dapat disimpulkan bahwa melodi yang
digunakan ialah cenderung berulang-ulang atau sama dan hanya teks-nya saja
158
Universitas Sumatera Utara
halnya dengan struktur teks bahwa tidak ada peraturan yang baku terhadap
5.2 Saran
yang sama dan teks berbeda. Berhubungan dengan kajian dalam tulisan ini,
kiranya dapat menyempurnakan tulisan ini. Agar dapat menjadi referensi dan
dalam konteks nyanyian, lagu atau ende rohani gerejawi dalam mengenal lebih
159
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Internet
http://www.wikipedia.com
http://www.id.wikiwordpress.org
http://www.google.com
http://www.hkbp.org.id
http.//blogspot.com.Marthin Luther.com_sebagai Pecinta Seni Suara.
http.//www.majalahpraise.com
160
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR INFORMAN
161
Universitas Sumatera Utara