Anda di halaman 1dari 139

SEPULUH TAHUN G.K.I.

SESUDAH

SERATUS SATU TAHUN ZENDING

Dl IRIAN BARAT
KATA PENDAHULUAN

Mendjelang perajaan peringatan Dasawarsa (sepuluh tahun) ber-


dirinja Geredja Kristen Indjili di Irian Barat, jaitu 26 Oktober
1966, maka Badan Pekerdja Synode Umum memutuskan akan me-
nerbitkan sebuah buku peringatan. Maksudnja untuk memperke-
nalkan Geredja Kristen Indjili dan perkembangannja kepada para
anggotanja.
Untuk mentjapai maksud itu maka kami kumpulkan bahan2 dari
laporan jang diterima dari resor2 jang tersimpan di-arsip2. Ber-
hubung dengan akibat perang dunia kedua, maka kebanjakan
arsip dari resor2 tidak lengkap lagi, karena hilang dsb. Sehingga
dari beberapa resor kurang sekali bahan jang didapat dan den-
gannja tidak dapat kami memberikan sedjarah jang lengkap se-
tjara gronologis.
Mengenai sedjarah Zending kami menggunakan bahan2 dari bu-
ku: Berichten van de Utrechtse Zendings Vereniging dan dari
Handelingen der Utrechtsche Zendings Vereniging serta tjatatan2
lain jang ada.
Kami jakin bahwa terdapat banjak kekurangan didalam buku ini
dan oleh sebab itu terdahulu kami meminta maaf sebesar-besarnja
Hal jang kedua kami maksudkan dengan buku ini ialah menun-
djukkan pekerdjaan Allah jang dinjatakan didaerah Irian Ba-
rat melalui pemberitaan Indjil itu. Tjara bagaimana Allah me-
nundjukkan kasihNja dengan memakai manusia2 dan media serta
tjara jang bersahadja dan luar biasa untuk menjampaikan mak-
sudNja kepada penduduk daerah ini jang dahulunja hidup di-
dalam kegelapan dosa tetapi kemudian dapat mengenai Allah di-
dalam terang Indjil Jesus Kristus itu. Seperti dikatakan: „Pergi-
lah kamu, chabarkan kepada Jahja barang jang kamu tampak dan
dengar: jaitu, orang buta tjelek matanja, orang timpang berdja-
lan betul, orang jang kena bala zara'at ditahirkan, orang tuli

5
sudah mendengar, orang mati dihidupkan dan Indjil diberitakan
kepada orang miskin" Luk. 7 : 22. Lebih djelas apa jang disab-
dakan oleh Jesus: „Pulanglah engkau kerumahmu, lalu tjeritera-
kanlah berapa besarnja hal jang diperbuat Allah bagimu. Luk.
8 :39.
Kepada semua pendeta resor jang membantu dengan bahan2 la-
poran kami mengutj apkan banjak terima kasih. Sedang bagi Ba-
pak2 Pendeta jang telah rela memberi saran dan koreksi jang
berharga kami menjampaikan penghargaan jang se-tinggi2nja.
Pada akirnja kami sampaikan djuga rasa terima kasih kepada
Kantor Dewan Pekabaran Indjil di Oegstgeest jang memberi per-
tolongan untuk mentjetak buku ini.
Kiranja Tuhan memberkati buku ini agar bermanfaat bagi pem-
batjanja.

Sukarnapura, 1 Nopember 1966.


Penjusum,
Pdt. F. J. S. Rumainum
(Ketua Syn. Umum GKI).

6
BAB 1
Pasal 1. Pekerdjaan zending di Irian Barat

Djikalau kita hendak mempeladjari sedjarah Geredja Kristen


Indjili di Irian Barat dengan baik, maka perlu kita ketahui masa
sebulumnja. Berhubung dengan itu perlu kiranja diketahui djuga
masa sebelum Geredja berdiri sendiri jaitu masa Zending jang
tidak boleh dilepaskan dari sedjarah Geredja Kristen Indjili, ka-
rena mempunjai hubungan erat.
Mengapakah dikatakan demikian? Oleh karena GKI jang berdiri
sendiri itulah hasil karya Zending selama satu abad di Irian Ba-
rat, jakni dari 1855-1956.
Sedjak Geredja dilantik, maka Geredja mengambil alih serta
meneruskan tugas Zending itu sampai sekarang. Oleh karena be-
berapa hal dan sesuai dengan perkembangannja maka pekerdjaan
dan sedjarah Zending di Irian Barat dapat dibahagikan dalam
beberapa periode.
Sebelumnja membitjarakan pekerdjaan Zending di Irian Barat
perlu sekali djuga diketahui hal ihwal jang terdjadi sebelum ke-
datangan Zending.
Pada penghabisan abad ke 15 jaitu sedjak Golumbus menemui
benua Amerika 1492 dan permulaan abad ke 16, pelajaran ber-
tambah berkembang. Geredja Roma Katolik jang berkembang
ditanah Portugal dan Spanje memakai kesempatan itu untuk
menjebarkan agama Kristen kemana-mana. Vasco da Gama jang
berlajar dari Eropah sudah mentjapai India pada tahun 1498.
Empat tahun kemudian pelajar2 Portugis jang mentjahari rem-
pah-2 (1512) tiba dikepulauan Maluku dan dalam tahun 1522
mereka sudah menetap dit Ternate dan Ambon.
Pater Missi Rum Katolik jang termahsjur ialah Fransiscus Xave-
rius dan kawan2nja Roberto de Nobili dan Matteo Ricci turut ke
Asia Tenggara dan berkesempatan memasukkan agama Kristen
di Indonesia waktu itu dan didaerah Maluku, meskipun Fransis-

7
cus Xaverius bekerdja hanja 10 tahun dibahagian dunia ini
(1542-1552) telah membaptiskan amat banjak orang.
Golongan Kristen Protestan di Eropah Barat agak terlambat ber-
hubung rupa2 soal theologia, politik harus diselesaikan antara
golongan2 itu senduri. Sementara itu perhatian terhadap tugas
pemberitaan Indjil bertambah-tambah besar. Dalam tahun 1795
terbentuklah Kerapatan Pekabaran Indjil London ditanah Ingge-
ris (London Missionary Society).
Dinegeri Belanda terbentuklah Nederlands Zendeling Genoot-
schap (NZG) 1797 jang berpusat dikota Rotterdam. Kerapatan
ini meneruskan pemeliharaan djemaat2 didaerah Maluku dan Ti-
mor. Sedang dalam tahun 1858 terbentuklah Nederlands Zendings
Vereniging (NZV) jang bekerdja di Djawa Barat dan Sulawesi
Tenggara. Dalam tahun 1859 terbentuklah Kerapatan Indjil dari
Kota Utrecht (Utrechtse Zendings vereniging, UZV) jang bekerdja
di Irian Barat 1863, Halmahera 1866 dan Buru 1885.
Dengan demikian maka daerah2 dimana Pemerintah jang bera-
gama Kristen Protestan bekerdja maka bekerdja pulalah Kera-
patan2 Indjil jang beragama Kristen Protestan Hal mana tentu
sadja tidak terlepas dari peri bahasa jang berbunji: cujus regio
ejus religio = siapa punja negara dia punja agama.
Dalam tahun 1848 terbentuklah ditanah Belanda suatu perhim-
punan jang bernama „Utusan-Tukang" oleh Pdt. O. G. Heidring.
Tudjuan dari perhimpunan ini jaitu mengutus „Utusan Tukang"
kedaerah-daerah orang halaik. Utusan Tukang ialah orang Kris-
ten jang berpengetahuan tukang, tani, pedagang jang dapat be-
kerdja mentjahari uang untuk nafakah dan memberitakan Indjil;
mereka tidak diberi upah. Tjukuplah mereka dibantu dalam pela-
jaran. Mereka ini mendiadi teladan bagi orang2 halaik untuk
memberi tjontoh jang berguna untuk hidup atas usaha sendiri.
Ditanah Djerman kota Berlin, terdapat djuga usaha ,,Bapa Goss-
ner" jang tudjuannja sama dan telah menjediakan pemuda2 un-
tuk maksud itu. Pemuda2 inilah jang disebut „Utusan Gossner"
Dari pada mereka ini terkirim dua orang ke Irian Barat.

8
Pasal 2. Periode 1855-1863.

Periode ini merupakan masa pendaratan dan permulaan peka-


baran Indjil di pulau Mansinam (Manokwari) oleh utusan Indjil
Gossner: Ottow dan Geissler dari tanah Djerman. Keduanja ada-
lah „Utusan-tukang", kata asingnja „Zendeling-werklieden".
Mereka adalah orang jang berpengetahuan pertukangan kaju,
tjepatu, besi dan djuga pertanian, jang ingin menjebarkan Indjil
dengan hidup dari pentjahariannja sendiri. Mereka ini tidak mem-
peroleh tundjangan jang tetap.
Diantara mereka ada jang diutus kepulau-pulau Sangihe-Talaud,
dan Halmahera. Ottow dan Geissler diutus untuk daerah Irian
Barat. Waktu permulaan amat sukar oleh karena mereka tidak
mempunjai pentjaharian jang tetap. Gambaran jang diterima di-
tanah Djerman tidak tjotjok dengan situasi jang sebenarnja. Pen-
duduk belum memerlukan hasil pertukangan mereka dan tak ada
kemungkinan dan harapan untuk mendapat apa2 dari penduduk.
Mereka merupakan orang Eropah jang pertama hidup di Mansi-
nam, dengan mengalami serba kekurangan perlengkapan hidup.
Namum demikian tantangan hidup jang dialami dewasa itu tidak
dapat memadamkan semangat kerasulan jang berkobar-kobar jang
mendjadi landasan kerdja mereka.
Sesudah mereka dilepaskan oleh kapal lajar jang membawa me-
reka, mulailah mereka membangunkan sebuah pondok tempat ber-
naung. Sedang untuk perhubungan pulau Mansinam dengan daratan
Manokwari disediakan sebuah perahu. Segala kebutuhan diusahakan
sendiri, maklum rakjat belum tahu apakah tudjuan kedatangan
mereka.
Menurut laporan jang didapat kira2 dalam tahun 1857 mereka
dua berpisah, jaitu Geissler tetap di Mansinam dan Ottow mem-
buka pekerdjaan di Kwawi dengan mendirikan rumahnja. Menu-
rut surat pdt. J. L. van Hasselt diketahui bahwa Zendeling Ot-

9
tow meninggal 9 Nopember 1862 dan dikuburkan dihalaman ru-
mahnja sendiri di Kwawi. Inilah kurban pertama untuk peker-
djaan pekabaran Indjil di Irian Barat. Diatas nisannja tertulis
kata2 nas Jah. 20 : 29 jang berbunji: „Berbahagialah orang jang
pertjaja meskipun tiada nampak."
Rombongan kedua jang terdiri dari pendeta2 UZV (Utrechtse
Zendings Vereniging) J. L. van Hasselt, Klaassen dan Otterspoor
tiba diteluk Dore (Manokwari) 18 April 1863 dan sehari sebe-
lumnja njonja djanda Ottow sudah berangkat ke Ternate. Pada
tanggal 17 April kapal ,,de Virgo" jang berangkat dari Ternate
28 Maret dan membawa pendeta van Hasselt dengan kawan-ka-
wannja meliwati kapal kepunjaan tuan van Duivenbode jang
ditumpangi njonja Ottow dipesisir Amberbaken.
Rombongan pendeta UZV ini tiba bertemu pdt. Geissler sendiri
di Mansinam, rum ah Ottow jang kosong dan kubur jang terletak
dihalaman rurnah. Tuan Jaesrich jang waktu itu bekerdja djuga
sebagai pendeta menjewa rumah, dan membeli milik2 pendeta
Ottow. Njonja Ottow-Letz segera berangkat ke Ternate sebab hen-
dak bersalin. Sajang sekolah gadis jang didirikannja 1857 berhu-
bung adat tidak mengizinkan peladjar2 putri bersekolah bersama-
sama peladjar pria di Kwawi ditutup. Ia bermaksud bila tiba di
Betawi ia hendak tinggal dan membuka sebuah sekolah gadis
disana.
Pdt. J. L. van Hasselt beserta isterinja bersama-sama pdt. Jaes-
rich dan keluarga mendiami rumah Ottow di Kwawi. Sedang pdt.
Klaassen dengan isteri bersama pdt. Otterspoor menumpang diru-
mah pdt. Geissler di Mansinam.
Pdt. Jaesrich jang beladjar bahasa Numfor membantu pdt. Geiss-
ler dalam kebaktian jang diadakan berganti-ganti tiap Minggu
di Mansinam dan Kwawi. Pdt. Jaesrich memberi pengadjaran ka-
techisasi kepada orang Numfor hampir tiap petang; oleh karena
djika beberapa hari tidak diadakan maka semua pengadjaran
sudah dilupa.
Dengan kedatangan pendeta2 UZV, maka pekerdjaan bertambah
kuat dan teratur oleh karena mereka mempunjai kerapatan (UZV)

10
Pdt. /. L. van Hasselt

jang membajar gadji dan pekerdjaan mereka, Pendeta2 ini tidak


dibolehkan berdagang atau mentjahari penghidupan dari sum-
bcr2 ïain karena mendapat gadji jang tctap.
Kemudian hari UZV djuga mengirim tukang kaju G. L. Bink
jang oleh kcradjinannja kemudian diangkat mendjadi pendcta.
Tuan Kamps jang djuga Pengindjil dan pctani jang mengadjar
orang dalam soal2 pcrtanian mula2 bekerdja di Meoswar, kemu-
dian bekerdja di Andaï; sajang beliau meningga! sebelum orang
Arfak menerima pengetahuan jang disebarkannja.
Ia bekerdja di Andai sebelum pdt. Woclders. Djuga diutus sco-
rang .,Pendeta-pedagang'! jaitu Tuan Ruys jang selain dari mem-
berïtakan Indjil djuga rnengadjar penduduk daJam hal perdaga-
ngan agar mempcroleh pengetahuan untuk menghadapi pedagang2
Tiong Hoa dan Iain2 jang sudah berdagang pada waktu itu di
Irian Barat.
Pdt. Geissler jang sebelum berangkat kc Mansinam sudah beker-
dja disalah satu sekolah di kampung Makassar dekat Betawi dan
Pdt. Öttow mendjadii guru selama enam bulan disalah satu seko-
lah di Ternate sehingga mereka telah mengetahui bahasa Melaju
(Indonesia), Bahasa itu diadjarkan djuga dïsekolah desa jang

II
dibukanja di Mansinam dan di Kwawi. Akan tetapi kemudian
orang tua tidak mengizinkan anak2nja kesekolah lagi. Setelah
dipeladjari sebabnja anak2 kesekolah, ternjata bahwa orang
tua tidak setudju anak beladjar berbahasa Melaju karena mereka
akan disuruh pendeta membawa surat-surat kekapal jang tiap kali
berlabuh di Doreh. Perhubungan sematjam ini berbahaja bagi
anak2 jang gampang dilarikan oleh nachoda kapal ke Ternate,
Betawi dan Belanda.
Agar sekolah dapat diteruskan maka pdt. Geissler terpaksa meng-
gunakan bahasa Numfor disekolah di Mansinam dan djuga di
Kwawi. Bahasa Numfor djuga dipergunakan didalam kebaktian
di Mansinam. Menurut tjatatan penduduk Mansinam berdjumlah
300 djiwa, akan tetapi jang dapat mengundjungi kebaktian hanja
30 sampai 35 orang.
Di Kwawi djuga diadakan kebaktian berganti-ganti dengan Man-
sinam, jakni Minggu pertama di Mansinam Minggu berikutnja
di Kwawi. Orang Numfor di Kwawi kurang mengundjungi ke-
baktian. Mereka datang hanja untuk menerima tembakau. Menu-
rut laporan pdt. J. L. van Hasselt djika tidak ada tembakau, maka
tidak ada jang hendak masuk kebaktian.
Mula2 orang Numfor itu mendekati pendeta2 untuk menukar
benda2 jang diingininja. Pendeta2 mendjadi sumber dimana ba-
rang2 keperluan dapat ditukar. Djika mereka datang kekintal
pendeta bukan untuk mendengar Indjil akan tetapi untuk menu-
kar barang. Hal itu sesungghuhnja sangat menduka-tjitakan
hati pendeta2. Nanum demikian mereka merasa lebih baik ada
hubungan dengan penduduk dari pada tidak ada; dan oleh sebab
itu selalu disediakan tembakau, pisau, gula dan sebagainja untuk
alat penukaran.
Tudjuh tahun lamanja pdt. Ottow dan Geissler bekerdja dengan
tidak melihat hasil pekerdjaannja. Tak boleh heran nas Jahja
20 :29b ditulis diatas nisan pdt. Ottow dengan pengharapan
bahwa hasil dari tanaman Indil jang ditaburkan oleh pdt. Ot-
tow, jang tidak dilihatnja sendiri, akan tetapi hasilnja pasti akan
njata kemudian hari.

12
Pasal 3. Periode 1863-1907.

Pendeta2 UZV jang diutus oleh Kerapatan Indjil jang berpusat


dikota Utrecht (Belanda), dilengkapi dengan pendidikan Guru
dan Pendeta. Ketiga pendeta jang pertama tiba dan jang kemu-
dian dengan pendidikan pendeta semuanja berdiploma Guru jang
ditjapai sesudah mengikuti Sekolah Guru dikota Utrecht jang
dikepalai oleh tuan van Lummel.
Kemudian dari hari tibanja rombongan pdt. J. L. van Hasselt,
maka tibalah banjak pendeta tukang, pendeta dan petani, pen-
deta dan pedagang. Pendeta2 jang datang kemudian itu mentja-
hari daerah pekerdjaannja disekeliling Manokwari, jaitu Mano-
kwari dan Andai akan tetapi djuga menudju kepesisir timur, jaitu
Wariap, Momi, Sjari dan Meoswar. Dan lebih djauh lagi ke Wi-
ndesi dan Jende dipulau Roon.
Pendeta jang berpengetahuan pertanian Kamps, jang bekerdja
dari tahun 1866-1871, mulai bekerdja di Jomber di Meoswar
dengan memberitakan Indjil dan mengadjar penduduk dalam
hal bertjotjok tanam. Kemudian dipindahkan ke Andai agar
orang Arfak diberi pendidikan pertanian. Sajang beliau mening-
gal sebelum pekerdjaannja berhasil di Andai. Pdt. Woelders jang
djuga bekerdja di Andai 1867 sampai 1892. Menurut tjeritera
beberapa tanaman seperti katjang merah (bruineboon) dan ken-
tang dimasukkan pada waktu itu.
Pdt. Woelders meneruskan pendidikan pertanian bagi orang Ar-
fak, tetapi djuga mendirikan pertjetakan buku jang pertama di
Andai. Pendeta dan Njonja Woelders meninggal di Andai dan
kubur2nja terdapat dibawah pohon pohon kembodja dan langsat
ditepi djalan ke Andai.
Kemudian datanglah pendeta2 Rinnooy jang kemudian berpindah
ke Halmahera. Tukang kaju G. L. Bink jang diutus untuk mem-
bangunkan rumah2 pendeta, gedung2 gered ja, membuat perkakas

13
rumah tangga dan mcngadjar penduduk akan bertukang dengan
menggunakan alat2 pertukangan bcsi. Berhubung ketjakapan dan
kesetiaannja maka Zending mengangkat dia mendjadi pendeta.
Beliau dikcnal dengan hasil karyanja antara lain rumah geredja
Bethel di Mansinam. Beliau bekerdja dari 1870-1899 dan
meninggal dunia di Roon bersama beberapa puteranja beserta
n jon ja.
Pdt. W. L. jens jang bekerdja 1876-1900 dan kembali ketanah
airnja. Pdt. Metz, pdt. J. A. van Balen jang bekerdja 1882-1912
di Roon, Mansinam dan Windes!. Pdt. Mosche jang bekerdja di
Jomber (Meoswar).
Para pendeta ini hidup dan bekerdja didalam suatu zaman jang
amat sukar dan berat. Perimbungan dari kampung kekampung
diadakan dengan berperahu. Selain dari angin sakal, angin ribut
jang menimbulkan ombak2 be.sar maka terdapat djuga perahu2
hongi jang mengajau dan mentjari mangsanja dipesisir dan <li~
pantai-pantai. Belum termasuk pendjakit demam panas, .sakit perut
jang diakibatkan oleb malaria dan kekurangan kesebatan jang
mengganggu para pendeta dari mendjalankan tugasnja.
Dalam laporan pdt. J. L. van Hasselt 9 September 1863 beliau
melaporkan perang suku anlara orang Arfu dan Arfak jang ter-
djadi disekitar Doreh. Lima orang Arfak jang datang hendak
jnenjerang niu>suhnja diketahui dan dibunuh oleh orang Numfor.
Orang Arlak jang marah hendak jnembalas, sampai ada jang
masuk dihalaman pendeta di Kwawi. Kontroler tkt I Tuan Gold-
man jang diperintahkan dari Ambon mengikuti kapai Arab jang

Keluarga /•'. /. /•'. van Hasselt (Kelt/a Zending jang pertama)


membawa arang batu ke Manokwari, terpaksa menjuruh serdadu
jang mengikutnja mengawali rumah. Selain dari pada itu dikapal
diadakan tembakan peringatan kepada pihak2 jang hendak ber-
perang.
Dalam waktu jang sama duapuluhlima perahu jang bersendjata
dari Wariap, Wandamen dan teluk Geelvink berada diteluk Do-
reh untuk mengajau. Kontrolir Goldman menasihatkan kepala2
kampung di Mansinam, Kwawi dan orang jang sedang memba-
ngunkan gudang dan menurunkan arang batu bahwa mereka harus
dengar-dengaran kepada pendeta2. Mereka harus menghentikan
peperangan dan pembunuhan, djika tidak Pemerintah akan me-
ngadakan tindakan dengan hukuman keras terhadap orang jang
bersalah.
Laporan2 jang ditulis pada tahun 1863 menundjukkan bahwa
para pekabar Indjil menemui tantangan jang hebat sekali. Di
Mansinam orang menjanji dan dansa selama beberapa hari dan
malam sehingga pendeta2 tidak dapat tidur dengan baik. Seorang
kepala suku kawin dengan seorang djanda dan penduduk sedang
membuat patung dari laki djanda jang sudah meninggal. Pem-
buatan patung itu dirajakan dengan pesta siang malam.
Kepala jang beristeri kembar itu masuk kebaktian dengan kedua
isterinja. Sebagian orang jang turut dalam pesta djuga hadir
dalam kebaktian. Indjil sudah delapan tahun ditaburkan akan
tetapi peri hidup penduduk Mansinam tetap tidak berubah.
Pada suata hari jang lain datanglah seorang Mansinam bertja-
kap-tjakap dengan pendeta. Katanja adat kami ialah: berperang,
membunuh dan mentjuri. Katanja kami belum tahu adat orang
Belanda: Pendeta mendjawab bahwa djika kamu radjin masuk
kebaktian tentu sekali kamu akan mengetahui adat kami.
Rupa2 hal terdjadi. Pendeta Jaesrich jang tinggal di Kwawi
diangkat oleh Pemerintah jang berkedudukan di Ambon men-
djadi pendjaga gudang arang di Doreh (Manokwari), jang dise-
diakan untuk kapal2 api jang akan singgah di Manokwari dan jang
sudah dibawa sendiri oleh Tuan Goldman. Orang Numfor Kwawi
membuat api dipinggir gudang arang itu dan mereka ditegur oleh

15
Tuan Juesrich. Kali jang pertama tidak berhasil, karena mereka
tetap berkeras kepala. Keesokan harinja diulangi lagi, akan te-
tapi Korano marah dan raemukuli Tuan Jacsrich dipipinja.
Orang Mansinam jang mendcngar hal itu ingin membalas; mereka
tidak setudju pendcta dipukul. Pendeta2 berunding supaja tidak
terdjadi pembalasan akan tetapi kcpala suku di Mansinam me-
nuntut pembaj aran mcnurut adat. Pada aki rnj a pcndcta2 j ang
berunding di Mansinam mcmutuskan bahwa mereka hendak nic-
ngampuni Koranu itu, berdasar lndjil bahwa Rasul2 djuga mende-
rita pukulan bahkan ada jang mati dibunuh.
Sjukur kepada Tuhan jang tidak meninggalkan hamba2Nja dida-
lam pertjobaan dan penderitaan. Kemudian dari kekundjungan
Kontrolir Goldman dari Ambon maka pada tanggal 25 Oktober
1863 rnasuklah kapal a])i „de Telegraaf" jang membawa Tuan
van der Crab, Residen Temate, ke Doreh.
Selama 25 tahun itu 22 orang dewasa dibaptiskan, jaitu 11 wani-
ta dan ] 1 pria; mereka semuanja orang dewasa halaik jang dibap-
tiskan sesudah mengadakan pengakuan iman. Adapun jang per-
tama dibaptiskan ialah wanita jang bernama Sara jang dibaptis-
kun 1 Djanuari 1865 oleh Geissler di Mansinam.
H*ria2 jang pertama dibaptiskan pada 1 Djanuari 1869.
Dibawah ini terdapat daitar orang jang dibaptiskan;

16
Keterangan.

Perlu didjclaskan disini bahwa kebanjakan orang dewasa dibap-


tiskan terus ditegiahkan sidi sebab sudah mengadakan pengakuan
iman.
Anggota2 jang ditjatat pada daftar ini semuanja orang asli, tidak
termasuk anak2 orang Eropah dan suku lain diluar Irian Barat.
Scbaliagian dari mereka ini bukan orang dari Mansinam atau
Kwawi, tetapi bcrasal dari Ambcrbaken, Wariap, Blak, Wanda-
men dsb, jang sudah diambil sebagai anak piara oleh pendeta2
atau pengerdja Zending.
Dapat ditambahkan bahwa baptisan2 ini diadakan di Mansinam,
Kwawi dan Andai, Düain-lain pos pekabaran Indjil belum dia-
dakan pembapü.san.

17
Pasal 4. Periode 1907-1924:

Dalam periode ketiga ini pekerdjaan Zending mendjalar kepulau-


pulau diteluk Tjenderawasih (Geelvinkbaai) dan pesisir timur
sungai Mamberamo sampai ke Sentani dan kesebelah barat sam-
pai ke Sorong, Inanwatan, Babo dan Fak-Fak. Rupanja maksud
Tuhan telah tiba bahwa Indjil jang ditabur sedjak 1855 disiarkan
kemana-mana.
Dengan pergerakan pertobatan jang terdjadi di Jende pulau Roon
akibat mimpi Jan Ajamiseba maka terdjadilah suatu kemadjuan
di pulau Roon. Banjak orang bertobat dan minta dibaptiskan jang
menghasilkan terbentuknja djemaat Kristen.
Dilain daerah perkembangan itu mempunjai bentuk2 dan ke-
mungkinan lain, menurut rentjana Allah jang penuh keadjaiban.
Dalam tahun 1898 terdamparlah sebuah perahu Sangihe-Talaud
di Biak Barat (kampung Maudori). Inilah jang menjebabkan orang
Biak dari kampung tersebut pergi ke Manokwari untuk meminta
pertimbangan pdt. F. J. F. van Hasselt, anak pendeta J. L. van
Hasselt jang telah mendjadi pendeta tahun 1894, dan Guru Petrus
Kafiar.
Maksud jang terpenting jaitu supaja mereka jang hanjut itu
ditebus dengan benda2 berharga dan uang oleh Pendeta. Untuk
menjelesaikan hal itu Guru Petrus Kafiar dikirim ke Maudori.
Perdjalanan itu melalui pulau Numfor dan waktu kembali ke
Manokwari ia telah berhasil membebaskan orang jang hanjut itu.
Beberapa tahun kemudian, jaitu tgl 25 April 1908 Guru Petrus
Kafiar dan Pendeta F. J. F. van Hasselt tiba di Biak di kampung
Maudori, tempat asal Guru Petrus Kafiar, dan pada hari Minggu
tgl 26 April 1908 Indjil dikabarkan didaerah itu. Kapal2 api
sudah melajari pantai Irian Barat sedjak 1863. Kapal KPM ber-
lajar sedjak 1890 dipesisir Irian Barat sehingga perhubungan
bertambah baik. Berhubung dengan hal ini maka pemasukan te-

18
naga pengindjil dari Malukü, Sangihe-Taland dan Halmahera
bertambah Iantjar. Beberapa guru2 putera Trian Barat tamat dari
Seminari Depok. Djumlah ini ditambah pula dengan tamatan
Sekolah Gum, Tobelu. Dengan demikian kemungkinan Zending
untuk madju bertambah banjak. Pihak Pemerintah mulai mem-
berikan subsidi kepada sekolah2 Zending, meskipun bel urn banjak.
Pdt. F. J. F. van Hasselt jang kemudian berlajar kebahagian ti-
mur dan membuka pekerdjaan di Metudebi Hollandia (Sukarna-
pura) 1910 dan daerah pulau2 di Sarmi (Wakde, Podena) 1911
dengan menempatkan guru2 didaerah-daerah tersebut. Dalam ta-
hun 191G pdt. J. Bijkerk mendjadi pendeta untuk daerah Demta
gampai Hollandia. Kemudian dalam tahun 1920 tiba lagi pdt. A.
J. de Necl jang dalam tahun 1924 berpïndah menetap diresor
Sarmi. Daiam tahun 1924 pdt. Bijkerk tjuti dan sesudah kembali
bertempat di Gejem sama2 pdt. Schneider. Bersama-sama dengan
pdt. de Neei tibalah pdt. H. J. Agter, jang meneruskan pekerdjaan

Keluarga O. B. Starre//burg (Kctua Zending jang kcdua)

19
di Biak, Bosnik, Wardo dan Korido, jang dimulai oleh pdt. Jens
dan diteruskan beberapa tahun oleh pdt. Duyvendak.
Pdt. F. J. F. van Hasselt djuga berlajar kebarat dan dalam tahun
1913 membuka pekerdjaan di Sorong/Radja Ampat dengan me-
nempatkan Guru Tamtelahitu dan kawan2-nja kemudian.
Lebih djauh lagi kabar Indjil dibawa ke Fak-Fak oleh pdt. van
Muylwijk dalam tahun 1912. Dalam tahun 1913 tibalah pdt. D.
C. A. Bout jang djuga bekerdja di Fak-Fak dan dalam tahun
1921 berpindah mengganti pdt. D. B. Starrenburg di Wandamen
karena tjuti. Dalam tahun 1922 pdt. Bout djuga tjuti dan sesudah
kembali berpindah ke Serui 1924.
Dalam tahun 1923 tibalah pdt. I. S. Kijne jang diserahi tugas
Kepala Sekolah Guru di Mansinam dan pdt. F. Slump dan J.
Eygendaal jang bekerdja di Fak-Fak. Pdt. J. Wetstein tjuti dan
sesudah kembali resor Fak-Fak dibagi dalam tiga bahagian. Pdt.
Slump tinggal di Fak-Fak, pdt. J. Wetstein tinggal di Inanwatan
dan pdt. Eygendaal di Babo.
Pdt. F. W. F. Hartweg tiba di Biak 1924 dan mendirikan rumah-
nja di Korido.
Sesudah permulaan pekerdjaan di Biak, 1908, maka dalam tahun
1912 pdt. Jens muda mengadakan beberapa tourne di Biak Barat,
Supiori dan Biak Utara, berganti-ganti dengan pdt. F. J. F. van
Hasselt. Pdt. Jens baru menetap di Bosnik 1914. -
Hal jang penting sekali jaitu pembukaan Sekolah Guru di Man-
sinam dalam tahun 1917 oleh pdt. F. J. F. van Hasselt dimana
dididik pemuda2 Irian Barat, Ambon dan Sangihe-Talaud untuk
mendjadi guru. Mula2 sekolah itu tak bersubsidi, akan tetapi
dalam tahun 1925 diakui oleh Pemerintah dan diberikan subsidi
sebagai sekolah sambungan, dan C.V.O.

20
Pas al 5. Periode 1924-1942. (pembentukan resor2 Zending").

Periode ini merupakan langkah berikut jang menentukan. Pada


periode jang lalu dan periode ini bertambah banjaknja pendeta2
Zending" jang datang. Selain dari pcngctahuan dengan diploma
guru dan pendeta jang dïpunjai, djuga pengetahuan ilmu pe-
ngobatan jang mcmungkinkan pendeta2 dapat mengobati orang2
sakit jang gampang diobati. Pdt. I. S. Kijne jang sclaïn mcmpu-
njai keahlian mendidik, djuga ahli seni suara dan pelukis. Beliau
diserahi sekolah guru (Cursus Volksonderwijzer = CVO) di Man-
sinam.
Pdt. F. J. F. van Hasselt, jang mendjadi Kctua Zending meng-
gantikan ajahnja jang pulang pensiun dan jang bertempat di
Kwawi, didampingi oleh pdt. P. J. Grondcl jang memegang resor

Pdt. dan Njonja Wetsteïn (Kctua Zending jang ketiga)

21
Manokwari dan pulau Numfor.
Pdt. F. C. Kamma jang datang tahun 1931 mendjadi pendeta
resor Sorong-Radja Ampat dengan tempat tinggal di Doom, ke-
mudian di Melanu.
Pdt. J. Eygendaal di Babo pindah ke Miei dan diganti oleh pdt.
Kok, pdt. Kieft di Inanwatan.
Dengan perhubungan kapal KPM (Koninklijke Paketvaart Maat-
schappij) jang berlajar sekali tiap2 empat sampai enam minggu
dipesisir maka kemadjuan bertambah besar. Banjak guru Zending
(guru darurat) didatangkan dari Maluku (Ambon) dan Sangihe.
Ditiap kampung jang agak besar dipesisir pantai ditempatkan
Pengindjil atau Guru Djemaat jang membuka sekolah dan
membentuk bakal djemaat atau djemaat. Sekolah dan djemaat
pada salah satu pihak merupakan saluran untuk pemberitaan In-
djil dan pada pihak lain mendjadi alat untuk memasjarakatkan
penduduk dan tempat menanamkan kebudajaan baru.
Sekolah2 jang djumlah muridnja belum memenuhi sjarat selalu
dikepalai oleh Pengindjil2, sedang sekolah jang sudah memenuhi
sjarat diberi subsidi dan diserahkan kepada guru jang berdiploma
atau jang telah diakui Pemerintah dengan suatu surat kesaksian
(VGI = Verklaring Geschiktheid Inspekteur).
Didjemaat-djemaat jang sudah madju diangkat atau djuga dipi-
lih pennatua, sjamas dan sjamaset, jang bersama Guru mendjadi
Madjelis Djemaat.
Sakramen dilajani oleh pendeta utusan jang mengadakan kekun-
djungan sekali atau dua kali setahun kepada semua djemaat dan
bakal djemaat didalam resor. Pada beberapa resor jang sangat
luas beberapa Guru Djemaat diangkat mewakili pendeta dengan
gelar Guru Besar. Dalam hal ini kita ingat keangkatan 1930 un-
tuk J. Pattinasarany Guru Besar Nabire jang mewakili pendeta
di Miei (Wasior); L. Tanamal Guru Besar di Kurudu, Japen Timur,
J. Latuputty di Kwawi, Tamtelahitu di Sorong-Radja Ampat, J.
Jacobs di Serui (1940).

22
Pasal 6. Periode 1942-1945. (Masa udjian)

Periode ini dapat disebut masa udjian dan pertjobaan: masa pe-
rombakan dan pembangunan kembali. Perang dunia kedua jang
dipimpin oleh Djepang merambak sampai Irian Barat. Scmua
pengcrdja Zending diamankan dikamp-kamp a.1. di Pare-Pare
Sulawesi. Resor2 dan bakal resor ditinggalkan tanpa pimpinan.
Djemaat2 dan baka!2 djemaat hidup dibawah pimpinan Guru
Djemaat, Pengindjil atau anggota madjelis djemaat lainnja.
Keadaan pada masa perang dunia kcdua ini sukar sekali. Keta-
kutan terhadap tentara Djepang" jang ganas mengakibatkan ba-
njak Guru Pjemaat dan Pengindjil meninggalkan pekerdjaan-
nja. Lain dari pada itu kebutuhan sehari-hari terutama sandan-
pangan menjebabkan djuga banjak Guru pergi mentjahari peker-
djaan dikota dsb.

Keluarga
f. S. Kijne
(Ketua Zending
jang keempat)

23
Suatu bahaja lain jang timbul djuga jaitu pergerakan-pergera-
kan sukuisme, nasionalisme jang didalamnja terselip unsur2 aga-
ma jaitu tjampuran agama mojang dengan mythe2 dengan agama
Kristen.
Hal mana timbul tepat pada waktu terdjadi vacuüm didalam
bidang pemerintahan dan agama, jaitu masa peralihan antara
hilangnja pemerintah Hindia Belanda dan tibanja pemerintah
militer Djepang. Kehidupan materiil serta mental spirituil rusak
dilanda bandjir peperangan dan pergerakan2 jang bertjorak
„messiaanse beweging" itu.
Sisa2 kehidupan rohani dan djasmani djemaat2 jang luput dari
bahaja tentara Djepang, dirusakkan pula pergerakkan2 tersebut
di Biak, Japen dengan betuk „koreri", diresor Sukarnapura den-
gan pergerakan „Simson" dan „kasiep" dan djuga dilain-lain
resor. Gedung2 sekolah dan geredja dibinasakan serta terdjadi
pembunuhan akibat perang antara suku dan perang agama djuga.
Kita bersjukur kepada Tuhan bahwa ditengah segala pertjobaan
itu terdapat anggota2 djemaat, Pengindjil-pengindjil serta Guru2
Djemaat, penatua/ti dan sjamas/sjamaset jang setia. Mereka ini-
lah jang kemudian mendjadi modal untuk memulai pembangunan
serta perbaikan kembali terhadap semua jang telah rusak binasa
itu.

24
Pasal 7. Periode 1945-1956.

Periode ini disebut masa pembangunan kembali dan persiapan


menudju Geredja jang berdiri sendiri.
Peristiwa jang terdjadi didalam periode jang lalu merupakan
pengalaman serta peladjaran jang berguna, baik bagi djemaat
jang ditinggalkan maupun terhadap pelajan2 jang meninggalkan
pekerdjaan. Para pendeta Zending telah menjadari bahwa perlu
sekali mengikut sertakan tenaga2 Indonesia setjara aktip didalam
pimpinan resor2 dan bakal resor agar dalam keadaan terpaksa
maka mereka dapat meneruskan pekerdjaan.
Susunan organisasi Madjelis Djemaat, Klasis, Resor perlu dilak-
sanakan dengan membentuk dan menundjuk penanggung-penang-
gung djawab dalam organisasi itu, supaja kalau terdjadi lagi
hal jang menjebabkan tenaga2 Eropah disingkirkan, maka
pimpinan Zending atas resor2 dapat diserahkan kepada tenaga2 In-
donesia sendiri. Dalam konperensi2 para pendeta Zending jang
diadakan kemudian diputuskan untuk segera menjiapkan dje-
maat2 mendjadi Bakal Geredja jang akan berdiri sendiri.
Pendeta2 terus mengangkat wakil2 pendeta, diantaranja ada jang
disebut Guru Pengurus.
Hal ini amat perlu oleh karena dalam waktu perang banjak pen-
deta utusan meninggal atau sakit, sehingga tak dapat bekerdja
lagi. Dengan demikian maka dimana-mana diangkat wakil2 Pen-
deta2 untuk membantu pendeta Zending dalam melajani resor dan
membentuk organisasi Geredja. Sebelum peperangan Djepang itu
sudah terdapat resor2 Hollandia (Sukarnapura), resor Sarmi, Ja-
pen Timur dan Japen Barat serta daerah Waropen, resor Biak
Timur-Selatan dan Barat, Resor Supiori dan Biak Utara, Resor
Miei, Resor Manokwari, Resor Sorong, Resor Inanwatan dan Re-
sor Babo.
Untuk menambah tenaga pendeta, maka diangkat Wakil pendeta.

25
Dr. 1'. C. Kamma pada waktu tiba di Irian Harat
(Kctua Zending jarig terachir)

Dircsor Sukarnapura bekerdja scbelurn perang pdt. T. Hoger-


waard, sehabis perang bekerdja pdt. Spreeuwenberg sampai 1947
dan pdt. j . P. Kabel jarig datang 1948 dan bekerdja tinggal di
Gen j cm.
Untuk memeliharakan resor itu diangkat Wakil pdt. J. Passal-
besy di (Hollandia), Wakil pdt. S. Samai di Tanah-Mcrah, Wkl
pdt. S. Liborang di Sentani.
Diresor Sarmi bekerdja pdt. D. J. Baars jang menggantikan pdt.
O. Werkman jang sebelumnja ke Sarmi sudah bekerdja dipulau-
pulau Mentawai; jang meninggal di Kamp Sulawesi dalam waktu
perang. Wakil pdt. H. Morimuzendi bekerdja di Sarmi sebelum
pdt. D. J. Baars tiba.
Diresor Japen Timur dan Japen Barat dan Waropen bekerdja
pdt. P. Kamstra (1946), Wkl pdt. M. Abaa dan F. Huwae, Chr.
Fatahan, D. Auparay dan F. Liklikwatil. Kemndian pdt. Kamstra
digantï oleh pdt. G. J. Clay dan H. J. de Ridder.

26
Diresor Biak sehabis perang pdt. D. A. ten Haaft dan H. J. Agter
kembali dan ditambah pdt. R. G. ten Kate SH. Sesudah peperan-
gan maka pulau Numfor masuk setjara keperintahan dibawah
Biak-Supiori. Dengan sendirinja pulau Numfor masuk didalam
resor Biak-Supiori. Wkl pdt. J. Mandowen ditempatkan di Ka-
meri. Pdt. H. Tomatala di Biak-Timur. Kemudian hari diangkat
lagi enam Guru Pengurus, antaranja W. Rumainum.
Resor Miei (Wandamen), pdt. Duinker jang bekerdja sebelum
perang; meninggal dunia. Pdt. J. Eygendaal kembali sesudah
perang kemudian pulang. Sebagai gantinja datang pdt. H. van
Arkel, wkl. pdt. ialah A. Worisjo, J. Ruhkail di Windesi, E. Sa-
maduda di Babo. Resor Miei meliputi klasis Nabire/Napan-We-
nami.
Resor Manokwari. Sehabis perang pdt. P. J. Grondel kembali ke-
mudian diganti oleh pdt. Ewold, wkl. pdt. B. Burwos M. Jewun
dan R. Rumsaur jang kemudian berpindah ke Sorong.
Resor Sorong. Bekerdja pdt. A. M. Middag dengan tempat ting-
gal di Saoka, kemudian diganti oleh pdt. L. H. Beek; wkl. pdt. E.
Osok, J. Fenanlaber.
Resor Teminabuan bekerdja pdt. H. E. R. Marcus, wkl. pdt. Titi-
heruw dan Nibaelly. Resor Inanwatan bekerdja pdt. F. Slump,
kemudian diganti oleh pdt. Messi, wkl. pdt. E. Wattimury, M.
Marlissa dan L. Parinussa. Perlu ditambahkan disini bahwa se-
habis perang kedua resor ini diserahkan oleh Zending Geredja
Hervormd kepada Zending Doopsgezind 1950.
Resor Fak-Fak dan Kaimana sudah diserahkan sedjak tahun 1930
kepada Geredja Ambon.

27
Pasal 8. Klasis Berbahasa Belanda.

Dalam membentuk Bakal Geredja Kristen Indjili, maka kita temui


beberapa matjam djemaat, jaitu djemaat2 dikampung-kampung,
diluar kota dan djemaat2 didalam kota. Pada umumnja djema-
at2 Bakal Geredja Kristen Indjili itu menggunakan bahasa Me-
laju (Indonesia) sebagai bahasa pergaulan dan bahasa kebaktian.
Pada beberapa daerah seperti resor Biak-Supiori/Numfoor dan
sekitar Manokwari dan kepulauan Radja Ampat diresor Sorong
dipakai bahasa Biak atau Numfoor. Diresor Wandamen diper-
gunakan bahasa Wandamen dan bahasa Windesi dibahagian
Windesi, Idora dan Bentuni. Pemakaian bahasa daerah didalam
kebaktian disamping bahasa Melaju (Indonesia), pada waktu itu
tidak lain dari untuk meresapkan Indjil kedalam hati dan pikiran
anggota2 djemaat.
Lain dari pada djemaat tersebut maka dikota-kota terdapat dje-
maat tjampuran jang terdiri dari rupa2 suku. Djemaat2 itu
umumnja memakai bahasa Melaju (Indonesia) didalam kebak-
tian dan anggota2 djemaatnja terdiri dari pegawai2 Pemerintah
baik dari daerah maupun jang didatangkan dari luar.
Dalam Synode Geredja Protestan jang diadakan 1948 di Bogor
diputuskan supaja djemaat2 dikota-kota jang anggotanja berasal
dari Maluku, Minahasa dan Timor membentuk djemaat Geredja
Protestan Maluku jang terdapat didaerah Utara Irian Barat. Se-
djak itu djemaat dikota terbahagi dua jaitu jang masuk Bakal
Geredja Kristen Indjili dan jang masuk Geredja Protestan Ma-
luku.
Lain dari pada djemaat2 jang tersebut diatas, maka sedjak tahun
1945 sudah terdapat djuga djemaat2 jang berbahasa Belanda
dikota-kota pusat. Djemaat2 ini makin lama makin banjak dan
besar dan pemerliharaan jang dikerdjakan oleh Pendeta Zending
terpaksa diserahkan kepada pendeta2 chsusus jang didatangkan

28
dari Geredja2 ditanah Belanda.
Djemaat inilah jang kemudian merupakan klasis berbahasa Be-
landa, jang berkedudukan dikota-kota sadja. Ketua Klasis berba-
hasa Belanda ialah pdt. J. Drost jang mengetuai djemaat di Dok
V Sukarnapura.
Pendeta2 ini berasal dari Geredja Hervormd, pdt. J. Sierat dan
P. Sierat, B. P. W. Polvliet, A. D. M. Roscam Abbing, W. Sirag, L.
Flier dsb. Dari Geredja2 Gereformeerd Pdt. J. Drost, H. G. Bos-
wijk, M. v. d. Sijs, S. S. v. Dijk, K. A. Schippers dsb.
Djemaat2nja ialah Dok V, Hollandia-Binnen (Abepura), Sentani-
Ifaar, Biak, Manokwari, Sorong, Fak-Fak dan Merauke.

29
Pasal 9. Organisasi Zending.

Dalam pasal jang lalu telah disebutkan resor2 Zending jang ter-
dapat didaerah Irian Barat pada waktu itu. Tiap resor dikepalai
oleh seorang pendeta Zending (resortszendeling) dan semua pen-
deta Zending dikepalai oleh Ketua Zending. Ketua Zending ialah
pendeta jang tertua dalam dinas di Irian Barat atau diangkat
oleh Dewan Zending ditanah Belanda dari antara pendeta2 jang
bekerdja di Irian Barat. -
Tiap tahun Ketua Zending (voorzitter conferentie van zendelingen)
jang berkedudukan sebelum perang di Kwawi (Manokwari), ibu
kota waktu itu, memanggil semua pendeta dan pengerdja Zending
lainnja dan diadakan persidangan (konperensi) jang didalamnja
segala hal jang menjangkut pekerdjaan Zending dibahas. Dalam
persidangan itu dipilih seorang sekertaris dan bendahara jang men-
dampingi ketua didalam tugasnja.
Konperensi pendeta merupakan badan jang mengurusi semua tu-
gas Zending didaerah ini. Selain pekabaran Indjil, maka soal
persekolahan, pengobatan, keuangan pembangunan dipikirkan, di-
bitjarakan dan diputus serta dilaksanakan melalui musjawarah
tahunan itu.
Badan Zending ditanah Belanda (sebelum peperangan Utrechtse
Zendings Vereniging UZV jang berpusat dikota Utrecht, kemu-
dian dari perang Verenigde Nederlandse Zending) jang meme-
gang pimpinan atas pekerdjaan di Irian Barat. Sehabis peperan-
gan maka Badan2 Zending itu dikumpulkan didalam satu Badan
jang disebut Zending der Nederlandse Hervormde Kerk (ZNHK)
jang menggabungkan Zending2 dari Geredja Hervormd Belanda,
jang bekerdja di Indonesia melalui Dewan Zendingnja di Oegst-
geest. (1951)
Adapun Ketua2 Zending jang pernah mengetuai Zending di Irian
Barat ialah pdt. J. L. van Hasselt, kemudian pensiun 1907 dan

30
Konperensi pendcla-pendeta di Miei (tahun 1935)

diganti oleh puteranja pdt. F. J. F. van Hasselt jang mulai beker-


dja di Irian Barat 1894 dan pensiun 1931. Kemudian diganti
oleh pdt. D. B. Starrenburg scsudah beliau pensiun diganti oleh
pdt. J. Wctstein. Semua ini berkedudukan di Kwawi dekat Ma-
nokwari; hal ini bukan sadja sebab Manokwari adalah daerah
Zending jang pertama, akan tetapi sebab ialah ibu kota keperin-
tahan waktu itu.
Sehabis peperangan Kctua Zending berkedudukan di Joka, kemu-
dian berpindah ke Abe (Hollandia Binnen). Kctua Zending waktu
itu ialah Pdt. J. Wetstcin, Pdt. I. S. Kijne, 1948-1953, Pdt. R.
G. ten Kate 1953-1955 sementara sampai tiba Dr, F. C. Kaïnma.
Kemudian hari sesudah GKI berdiri sendiri djabatan Ketua Zen-
ding itu hilang dalam dua pekerdjaan, jaitu mendjadi Sckcrtaris
Synode Umum sedang terhadap pengerdja-peng-erdja Zending
jang masih ada dia mendjadi Ketua golongan pengerdja Zending
(sisa) atau voorzitter Zendingscontaktgroep.
Scbclum peperangan dunia maka Wakil pendeta atau Guru tidak
diikut-sertakan, berhubung bahasa Belanda dipergunakan dida-

31
lam persidangan. Hanja dalam konperensi jang diadakan bulan
Pebruari 1930, ketika dirajakan peringatan 75 tahun Zending di
Mansinam (Manokwari), diundang beberapa Guru sebagai tamu
antaranja: L. Tanamal dari Serui dan W. Rumainum dari Biak.
Dalam tahun 1946/1947 Pdt. I. S. Kijne mengarang suatu werk-
orde sementara, aturan geredja untuk dipergunakan dalam pem-
bentukan organisasi Bakal Geredja Kristen Indjili. Werkorde ini
dibitj arakan dan disetudjui dikonperensi 1948 di Joka. Hal mana
mendjadi dasar pembentukan djemaat, klasis, resor dan Synode
Umum.
Dalam tahun 1950 konperensi pendeta2 Zending diadakan di Se-
rui jang dihadiri 4 wakil pendeta sebagai tamu, diputuskan se-
tjara resmi bahwa seorang Guru Djemaat jang diangkat dan me-
lajani pekerdjaan jang dilakukan oleh seorang pendeta Zending,
ia digelar pendeta. (13 Mei 1950).
Dalam konperensi 1950 dan 1951 jang diadakan berturut-turut di
Serui werkorde jang telah dikarang oleh pdt. I. S. Kijne dan dite-
tapkan 1948 di Joka, dibahas dan disempurnakan, untuk men-
djadi tata geredja.

32
BAB IJ.
Pasal 10. Synode Persediaan (Proto Synode).
13 s/d 24 September 1954 di Serui.

Pembentukan Bakal Gcixdju Kristen Indjili di lrian Barat dilak-


sanakan. Scdjak dahulu pekerdjaan pendeta Zending tiap2 hari
dilakukan didalam scbaah bilik dari rumah pendeta jarig disebut
kantor pendeta. Sesudah organisasi bertambah besar dan meluas
dan dengan pengangkatan wakil pendeta serta djuru tulis jang
rnembantu pekerdjaan2 tiap2 hari maka pcrlu dibangunkan kan-
tor jang dipergunakan sebagai kantor bakal synode resor atau
kantor synode resor.
Wakil2 pendeta jang diangkat dan diserahi tugas turut melajani
pelcerdjaan baik sakramen2 baik daJam organisasi bfdang* kore-
spondensi, keuangan dan tata usaha umum segcra rnenundjukkan
ketjakapan2 jang memuaskan.

Bebcrapa anggota
Synode Persediaan
di Serui

33
Selain tempat kediaman pendeta dan wkl. pdt., pada daerah jang
setjara geografis tjukup mempunjai djemaat-djemaat dan bakal
djemaat, dibentuk lingkungan atau klasis jang dipimpin oleh
seorang Guru Djemaat atau Pengindjil jang diangkat sebagai
wkl. pdt. atau Guru Pengurus jang diberi hak penuh. Dengan
tjara demikian tiap resor terbahagi didalam klasis2 dan lingkun-
gan jang terdiri dari djemaat2 dan bakal2 djemaat. Kemudian
hari lingkungan itu setjara organisasi dihapuskan hanja tinggal
Klasis.
Dengan keangkatan wakil2 pendeta maka tenaga2 pendeta jang
kurang akibat peperangan itu ditjukupkan dan organisasi Bakal
Geredja Kristen Indjili dapat dilaksanakan. Akan tetapi disadari
djuga bahwa meskipun wakil2 pendeta itu sangat berdjasa dan
dengan mereka Bakal Geredja Kristen Indjili dapat dibentuk,
masih perlu pendeta2 jang berpendidikan. Sehingga setelah Gere-
dja berdiri sendiri maka tenaga2 jang terpeladjar dapat meng-
gantikan pendeta2 angkatan jang kebanjakannja telah landjut
umurnj a.
Dalarn konperensi Geredja2 muda dan Zending2 di Malino (Ma-
kassar) 15-25 Maret 1947 diputuskan untuk mendirikan suatu
Sekolah Pendeta untuk Indonesia Bahagian Timur di Makassar.
Sementara menunggu pembangunan gedung2 jang perlu di Ma-
kassar, maka Sekolah Pendeta tersebut dibuka diasrama Stovil
Geredja Timor di SoE Kupang 1947. Hanja seorang tjalon dari
Irian Barat jang dikirim kesekolah tersebut jang tamat Nop. 1951
dan kembali ke Irian Barat.
Dalam konperensi pendeta2 utusan 1950 di Serui hadir beberapa
wakil pendeta sebagai penindjau. Dalam konperensi itu diputus-
kan akan memanggil suatu Bakal Synode atau Synode Persediaan.
Hal mana terdjadi dalam tahun 1954 di Serui jang didalamnja
konsep Tata Geredja dibitjarakan oleh para utusan Bakal G.K.I.
Pada waktu itu djuga diresmikan Sekolah Pendeta jang telah
dibuka di Serui.

34
PasaI 11. (daftar anggota)
Keanggotaan (Proto-Synode di Serui 1954).

1. Resor Hollandia/Nimboran 7. Resor Sorong.


Pdt. R. G. ten Kate S.H. Pdt. H. L. Beek
Ketua Lapangan Zending Iri- Pdt. Osok
an-Barat. Penatua Kaihatu
Pdt. A. M. Middag
Pdt. S. Liborang 8. Resor Teminabuan.
Pdt. Mori Muzendi Pdt. H. E. R. Marcus dan
Nj onj a.
2. Resor Sarmi Gr. Djem. R. Rumbiak
Gr. Djem. Hoor 9. Resor Inanwatan.
Gr. Djem. Awes Pdt. Messie
Pdt. Wattimuri
3. Resor JapenIWaropen.
Pdt. G. J. Clay 10. Urnsan Umum
Pdt. M. Abaa Persekolahan Kristen.
Pdt. F. Huwae N. van der Stoep

4. Resor Biak/Numfor. 11. Sekolah Theologia.


Pdt. F. J. S. Rumainum Pdt. J. P. Kabel
RSB (PSW) Brinkman
Pdt. Tenlima 12. Persekolahan.
Penatua A. Krey Gr. P. Bothoff
Nona Gr. Huis in het Veld.
5. Resor Miei. 13. Abepura (Kota baru Da-
Pdt. H. van Arkel lam).
Pdt. Worisjo Pdt. J. Sierat
Pen. N. van der Stoep
6. Resor Manokwari,
Pdt. 0. Ewoldt 14. Utnsan pihak Zending.
Gr. Djem. G. Rumaropen Dokter Evenhuis.

35
Pdt. F. ]• S. Riimainum scrta bapanja

15. Kesehatan. 18. Tamu-tamu.


Zuster Land Tuan Meilis M.A.F.
Rcv. Veldhuis U.F.M.
16. Pertanian. Rev. Gesswein R.B.M.U.
Gr. J. J. Jansen Rev. Levestrand-TEAM
Pdt. E. Gijsbers (Wakil GPM).
] 7. Penasihal2.
Dr G. P. IT. Locher Utusan
DPINH.
Pdt. J. Drost Abepura.
Pen. Den Duik Djem. Belanda

Pimpinan Synode ialah:


1. Pdt. R. G. ten Katc S.H. Kctua
2. Pdt A. M. Middag Sekcrtaris 1
3. Pdt. J. Tenlima Sekertaris II
4. Dr. G. P. H. Locher Penasihat

36
Pas al 12. Ichtisar Iata geredja

Bab l Pasal 1. lengakuan


Pasal 2. Amanat
Pasal 3. Tata
Pasal 4. Tugas-2 pcndcta
Pa.sal 5. Tugas-2 Guru Djemaat
Pasal 6. Tugas-2 Pengindjil
Pasal 7. Tugas-2 Penatua/ti
Pasal 8. Tugas-2 Sjamas/et
Pasal 9. Susunan organisasï

Bab II 1. Tenlang Djemaat


Bab III 2. Tentane; Klasis

Gedung sekolah dl Manokwari

37
BablV 3. Tentang Resor
BabV 4. Tentang Geredja (S.U.)

Bab VI Usul2 perubahan dsb.


Peraturan Klasis berbahasa Belanda.
Peraturan Pemilihan.
a. Anggota Madjelis
b. Anggota Sidang Klasis
c. Anggota Synode Resor
d. Anggota Synode Umum

Peraturan Keuangan.
a. Keuangan Djemaat
b. Keuangan Klasis
c. Keuangan 1. Resor
2. Dana Lektur (Toko Buku)
d. Synode Umum
e. Anggaran
f. Perhitungan dan Penjahutan

38
Pasal 13. Kesimpulan. Tata Geredja.

1. Alasan G.K.I. di Irian Bar at.

Geredja Kristen Indjili di Irian Barat mengaku bahwa ialah


persekutuan segala djemaat Kristen jang menurut panggilan Tu-
han dibangunkan diatas alas segala Rasul dan Nabi2 dan jang
batu pendjurunja ialah: Jesus Kristus sendiri, (Epesus 2 : 20).
Jesus Kristus ialah Kepala dan Tuhan jang memerintahkan Ge-
redja dengan Sabda dan RohNja. Geredja Kristen Indjili meneri-
ma Alkitab sebagai kesaksiannja jang satu-2nja tentang pernja-
taan Allah dan tali pengukur (kaidah) untuk pekerdjaannja. Se-
bagai bagian Geredja jang Am dan Mukadas maka GKI me-
ngaku 12 perkara Iman Masehi. (Pengakuan Iman Rasuli).

2. Tugas Geredja Kristen Indjili ialah:

a. Mengabarkanlah Sabda Allah ditengah djemaat dan dunia, ka-


rena ialah garam dan terang dunia, (Mat. 5 : 13, 14).
b. Melajani Permandian dan Perdjamuan Kudus.
c. Menggembalakan anggota djemaat dengan Sabda Allah dan
sakramen, supaja djemaat dibangun dalam iman, pengharapan
dan kasih, lagi supaja ditegahkan segala sesuatu jang tidak se-
suai dengan pengakuan Geredja itu.
d. Melakukan penggembalaan menurut teladan Kristus.

3. Susunan organisasi GKI (Presbeterial - Synodal).

Tjara memimpin dan melajani Geredja melalui organisasi jang


berikut:
a. Djemaat dipimpin oleh Madjelis Djemaat (dipilih untuk tiap
3 tahun).

39
b. Klasis jarig dipimpin oleh Sidang fCIasis, anggota dipilih tiap
3 tahun.
C, Resor jang dipimpin oleh Synode Resor, anggota dipilih tiap 3
tahun.
(1. Gcrcdja dipimpin oleh Synode Unuim, anggota dipilih untuk
tiap 3 tahun.

4. Keuangan.

Keuangan GKI jang dibutuhkan untuk membiajai semua pcker-


djaan pekabaran Indjil dan usaha2 lainnja didapat dari:

A. Dcrma jang dikumpulkan didalarn kebaktïan-kebaktian se-


perti:
1. Derma kebaktian2 digeredja dan dirumah-tangga.
2. Derma tetap tiap anggota.
3. Kurban2 pengutjapan sjukur.
4. Pemberian sukarela.

Badan Pekerdja
Synode GKI
thn 1958

40
R
1. Hasil lelang (pemberian2 djemaat) (Pentakosta), pesta Luther
dsb.
2. Aksi2 chusus dengan tjara pengumpulan uang dari anggota2.
3. Wasiat/Muhiba.

G.
1. Sumbangan dari Geredja2 partner.
2. Sumbangan2 lain.

Peraturan terperintji dan tjara mengumpulkan dan mengeluar-


kannja terdapat didalam peraturan keuangan G.K.I.

5. Persidangan.

Madjelis Djemaat bersidang sekali sebulan dan pokok pembitja-


raan dibukukan.
Klasis bersidang sekurang-kurangnja sekali enam (6) bulan atau
dua kali setahun. Sementara tidak bersidang maka pimpinan di-
djalankan oleh Badan Pekerdja Klasis jang terdiri dari Ketua,
Sekertaris dan Bendahara. Synode Resor bersidang sekali setahun
sedang pimpinan Resor didjalankan oleh Badan Pekerdja Harian
Synode Resor jang terdiri dari Ketua, Sekertaris dan Bendahara.
Synode Umum bersidang sekali dalam tiga tahun, dalam keadaan
penting maka dapat diadakan sidang luar biasa. Sementara tidak
ada sidang maka Geredja dipimpin oleh Badan Pekerdja Harian
Synode Umum jang terdiri dari Ketua, Wakil-2 Ketua, Sekertaris,
wakil Sekertaris dan Bendahara. Dari anggota2 S.U. dipilih Ba-
dan Pekerdja Am jang bersidang sekali setahun, pada waktu tak
ada Synode.
Dalam menghadapi hukum keluar maupun kedalam maka tiap
organisasi jang diatas ini diwakili oleh Ketua dan Sekertaris
atau orang jang ditundjuk, jang dibuktikan oleh pemilihan mere-
ka jang terakir berdasarkan notulen jang ditanda tengani dengan
sah dan disaksikan oleh sidang jang bersangkutan.

41
BAB III.
Pasal 14 Keadaan organisasi GK1.

Pada waktu GKI dilantik mendjadi Gered ja jang berdiri sendiri


sudah terdapat sembilan resor dan satu klasis berbahasa Bedanda
sebagaimana telah dikemukakan didalam pasal2 jang lalu. Syno-
de2 Resor itu terdiri dari utusan2 dari klasis2 jang membentuk
resor, jang dipilih setjara geredjani. Sedang utusan2 atau ang-
gota klasis dipilih dari djemaat2 jang terdapat didalam klasis.
Djadi anggota2 Synode Umum itulah utusan resor jang telah ter-
pilih setjara geredjani jang demokratis.
Resor jang paling timur ialah Sukarnapura-Nimboran (Hollandia-
Nimboran) gabungan dari dua resor, jaitu Hollandia dan Nim-
boran, tempat pendeta di Genjem.
Resor jang kedua ialah Sarmi, jang terdapat diantara Sukarna-
pura dengan sungai Mamberamo dengan pusatnja dikota Sarmi.
Resor jang ketiga ialah Japen-Waropen, jaitu pulau2 Japen,
Kurudu dan pesisir Waropen jaitu antara sungai Mamberamo
dan Wapoga serta pedalaman, pusatnja di Serui.
Resor jang keempat ialah Biak-Numfor. Sebagaimana telah di-
njatakan didalam permulaan buku ini bahwa pulau Numfor ada-
lah bahagian dari resor Manokwan. Dalam tahun 1946 pada
waktu penertiban kembali, maka ketua Zending mengandjurkan
supaja klasis Numfor memilih sendiri kemana mereka ingin ber-
gabang, Manokwari atau Biak. Njatalah bahwa jang dipilih ialah
Biak; itupun berhubung dengan setjara pemerintahan distrik Num-
for masuk Kepala Pemerintah Setempat Biak (1945). Pusat resor
mula2 Biak, kemudian 1948 pindah ke Korido dan 1952 pindah
lagi ke Biak-kota.
Resor jang kelima ialah Miei jang memandjang dari perbatasan
sungai Wapoga sampai perbatasan distrik Ransiki dan pulau
Rumberpon; beserta bahagian Idoor dan Bintuni, pusatnja di Miei
Resor jang keenam ialah Manokwari antara perbatasan Miei ba-

42
hagian timur dan perbatasan Sorong sebelah timur dari Sausapor
termasuk pedalaman meliputi Anggi, Hattam sampai Kebar. Pu-
sat ialah Kwawi (Manokwari).
Resor jang ketudjuh ialah Sorong, jang berbatas dengan Mano-
kwari disebelah timur dan disebelah barat dengan Kalabra, (batas
Teminabuan), ditambah dengan bahagian pedalaman Karoon,
Mooi beserta kepulauan Radja Ampat dengan pusat pada waktu
habis perang di Saoka, kemudian 1956 pindah ke Doom dan 1960
pindah ke Kampung-baru (Kabalai), Sorong.
Resor jang kedelapan ialah Teminabuan jang berbatasan dengan
resor Sorong disebelah barat dan sebelah timur dengan resor Inan-
watan, dengan bahagian pedalaman antara Sorong termaksuk Aja-
maru, Aifat dan sampai Aiwasi dan kesebelah utara. Pusatnja
ialah Teminabuan.
Resor jang kesembilan ialah Inanwatan jang terdapat diantara
Teminabuan dan Bintuni, dengan bahagian pedalamannja sampai
berbatasan dengan Aifat dan Bintuni. Pusatnja ialah kota Inan-
watan. Steenkool dan daerah sekitarnja merupakan klasis dari
resor Sorong.
Menurut perhitungan pada waktu itu anggota baptisan dan sidi
berdjumlah 131.409 orang lebih.
Klasis berbahasa Belanda miliputi semua djemaat GKI jang ber-
bahasa Belanda dikota-kota Sukarnapura, Abepura, Biak, Mano-
kwari, Sorong, Fak-Fak dan Merauke. Selainnja terdapat bahagian
djemaat dikota-kota ketjil seperti: Sentani/Ifaar, Sarmi, Genjem,
Serui, Ransiki, Teminabuan dan sebagainja.
Pusat klasis ialah djemaat Dok V di Sukarnapura, jang didalam-
nja berdiam Ketua dan Bendahara klasis tersebut.
Pusat GKI pertama 1956-1957 di Kotaradja, berhubung de-
ngan Dr. Kamma Ketua Zending tinggal dan bekerdja disana.
Sesudah GKI berdiri sendiri maka kantor Zending diambil alih
dan Dr. Kamma jang terpilih sebagai Sekertaris mendjalankan
pekerdjaan seperti biasa hanja nama Zending diganti dengan
Geredja Kristen Indjili. Struktur organisasi berubah: dulu ketua
Zending sendiri memutuskan dan mendjalankan segala sesuatu

43
Njora Passalbesey dan njora Tuange jang ikui. $uaminj& mssvng-masing pt/da
tahun 1912 dan 1914 mcndjadi guru zending

sendiri. Akan tetapi pada waktu GKI bcrdiri maka Badan Pe-
kerdja Synode Umura (BPSU) jang terdiri dari Ketua, Sekertaris,
BendaJbara dan satu atau dua anggota jang berada di Sukarna-
pura bcrkumpul dan membahas semua persoalan jang dihadapi.
Sekertaris hanja mendjalankan semua keputusan jang' sudah
diambil oleh BPSU itu. BPSU bersidang sekali scbulan atau lebih
dan semua pembitjaraan dibukukan. Dr. Kamma dibantu oleh
djurutulis J. H. Taime.
Ketua S.U. pdt. F. J. S. Rumainum bertempat tinggal di Biak se-
bagai Ketua Synode Resor Biak-Numfor. Dalam hal jang amat
penting Ketua datang ke Kotaradja kemudian kembali. Pada
(.anggal 15 Oktober 1957 baru Ketua S.U. berpindah ke Sukarna-
pura (Hollandia-Haven), merangkap pendeta djemaat kota.
Pada akir tahun (957 kantor S.U. dipindalikan kekantor Pcrscko-
lahan Zending (ASB der ZNI1K) di Argapura (dulu djl. Marine).

44
Tenaga kantor ditambah dengan 1 djurutulis dan Ketua S.U.
sendiri.
Pada permulaan tahun 1959 Dr. Kamma tjuti dan diganti oleh
pdt. A. Rigters. Seorang tenaga djurutulis dan satu sekertaresse
ditambah. Dalam tahun 1962 kantor S.U. berpindah kekantornja
sendiri sampai sekarang. Pada waktu Tuan de Kater Bendahara
pensiun 1961 maka pdt. S. Liborang mendjadi Bendahara. Pada
tanggal 31 Djanuari 1963 pdt. Rigters bebas tugas dan diganti
oleh pdt. M. Koibur dan staf Badan Pekerdja dilengkapi dengan
Sekertaris2 Pekabaran Indjil pdt. P. G. Aring, Nn. S. Patty untuk
pemuda bagian publikasi, wakil Ketua II, pdt. S. Ghaay serta
tenaga2 tata usaha.
Melalui kantor Pusat GKI inilah segala pekerdjaan Geredja di-
rentjanakan, dibahas oleh BP jang bersidang sekali sebulan se-
dang dalam soal2 jang prinsipiil perlu persidangan Badan Peker-
dja Am (Badan Pekerdja Lengkap) jang bersidang sekali dalam
setahun; mewakili Synode Umum jang bersidang sekali tiga tahun
Dari kantor ini pula pimpinan Geredja mendjalankan segala
keputusan S.U. berdasarkan Pengakuan, Amanat dan Tata Gere-
dja, dengan melalui organisasi2 dan badan2 Geredjani jang ber-
diri sendiri atau langsung dibawah BP SU GKI itu.

45
Pasal 15. Daftar anggoia2 Synode Umum GKl I.

Hollandi-Nimboran: Biak-Numfor:
Pdt. A. M. Middag Pdt. F. J. S. Rumainum
Pdt. H. Mori Muzcndi Pdt. J. Mandowen
Pdt. S. Liborang- Pdt. J. Tcnlima
Penatua A. Krcy
Sarmi:
Pdt. D. J. Baars ] apen-W ar open:
Gum P. Joku Pdt. H. J. de Ridder
Pdt. M. Abaa
Pdt. F. Huwac
Pdt. D. Auparay

Paduan suara Pcitgharupan di Sukarnapura

46
Manokwari: T eminabuan:
Pdt. B. Burwos Pdt. J. S. Titiheruw
Pdt. M. Jeuwun Pdt. R. E. H. Marcus

Miei: Inanwatan:
Pdt. A. Worisjo Pdt. E. Wattimury
Gr. Djem. N. Manuputty Pdt. L. Parinussa

Sorong: Klasis jang berbahas Belanda:


Pdt. E. Osok Pdt. E. Gijsbers
Pdt. J. Fenanlaber
Pdt. R. Rumsaur Sekolah Theologia:
Guru T. A. Omkarsba Pdt. I. S. Kijne

Sebagai penasihat2nja terdiri dari saudara2


P. de Bruin (Pemimpin Umum Persekolahan)

Pdt. E. Durkstra
Pdt. J. P. Kabel
Ketua Zending Irian Barat: dari daerah Ger. Prot. Maluku:
Dr. F. C. Kamma Pdt. E. Gijsbers
Pdt. B. Lokollo
Sebagai tamu2: Guru J. Waita
Dr. G. P. H. Locher Penatua A. Hombore
(Oegstgeest) Penatua J. Mahuse
Pdt. J. Drost (Geref. Kerken)
Pdt. Mr. R. G. Ten Kate

47
Pasal 16. Synode IJ mum jang ke-I,

Konsep Tata Geredja jang telah disetudjui didalam sïdang pleno


Synode Persediaan di Serui, dipcrl>anjakkan dan dikirim kepada
semua madjelis Djeraaat dan bakal Djemaat untuk dibahas lagi
didalam persidangan madjelis Djemaat. Kemudian dibahas lagi
didalam persidangan klasis. Hasil pembitjaraan didalam klasis
dikirimkan kepada persidangan Synode Resor untuk dibahas pula
disana. Dengan demikian konsep Tata Geredja sudah dibahas
cleh semua organisasï setjara bertangga naik.
Dalam Synode Persediaan dï Serui diputuskan supaja dalam dua
tahun konscp Tata Geredja dibitjarakan dan hasil2 jang- ditjapai
dikirim melalui semua Synode Rcsor kepada Ketua Zending (Ter-

Hahalah gum di Mui

48
reinleider), Dr. F. G. Kamma di Abe (Hollandia Binnen). Kemu-
dian Ketua Zending akan menentukan waktu diadakan Synode
Umum jang pertama itu.
Waktu jang ditentukan ialah 18-29 Oktober 1956 dan bertempat
di Abepura (Hollandia Binnen). Utusan2 jang datang berasal
dari resor2 dan klasis berbahasa Belanda, jang telah dipilih se-
suai dengan Tata Geredja. Selain dari utusan tersebut maka hadir
djuga utusan dari Sekolah Theologia, Pendidikan Zending, unda-
ngan dari Badan Pekabaran Indjil Geredja Hervormd, GPM dan
sebagainja.
Pada hari Kamis 18 Oktober pagi Synode Umum pertama bersi-
dang didalam geredja di Abepura (Hollandia Binnen). Sesudah
anggota2 semua diteliti oleh komisi jang dipilih dan terdiri dari
Pdt.2. S. Liborang, ten Kate dan M. Abaa, maka ternjata semua
surat kepertjajaan lengkap dan persidangan itu sah adanja.
Sehabis pembukaan oleh Dr. F. C. Kamma, Ketua Zending, lalu
membatja nama2 anggota dan menjatakan bahwa dengan demi-
kian Synode Umum I GKI sudah terlantik. Selandjutnja beliau
membatjakan sambutan2 tertulis jang datang dari berbagai pihak
antara lain dari Geredja Hervormd Belanda, Dewan Geredja-
Geredja di Indonesia, GPM, Gubernur Kep. Daerah, Uskup Geredja
Lutheraan di Lae, Irian Timur.
Kemudian diadakan pemilihan Synode diantara 28 anggota, maka
hasil pemilihan ialah:
Ketua Pdt. F. J. S. Rumainum (17 suara)
Wkl. Ketua Pdt. Mori Muzendi (17 suara) pemilihan kedua.
Sekertaris Pdt. M. A. Middag (19 suara).

49
Pasal 17. Sambutan-sambutan dan Geredja2 lain.

Peristiwa pembentukan Synode Umum GKI jang pertama ini


mendapat perhatian dari Geredja2 tetangga, hal mana njata dari
surat2 utjupan selamat jang tiba dan dibatjakan oleh Sekertaris
Pdt. A. M. Middag dihadapan anggota2 Synode. Hal mana me-
nundjukkan bahwa Synode Umum didukung dengan do'a dan dike-
lilingi dengang perasaan persekutuan dalam Roh Tuhan oleh Ge-
redja-geredja lain.
Dibawah ini kami mengutip beberapa bahagian dari sambutan-
sambutan tertulis itu, oleh karena tak dapat dimuat semuanja se-
tjara lengkap.
Sambutan jang pertama.
Berasal dari Generale Synode Geredja Hervormd Belanda.
's-Gravenhage 6 augustus 1956.

,,Saudara2 dalam Tuhan kita Jesus Kristus, Berhubung dengan


saudara2 berhimpun sebagai Synode Umum jang pertama dari
Geredja Kristen Indjili di Nieuw Guinea (Irian Barat), maka kami
kirim surat ini kepada Saudara2 akan menjatakan kegembiraan
dan sjukur kami, mengingat Geredja Saudara2 sebagai Geredja
Jesus Kristus, berdiri sendiri.
Akan mengkabarkan Indjil dan akan menanam Geredja Tuhan
maka tenaga Zending bersama dengan anak-isterinja keluar dari
dalam Geredja kami dan negeri kami pergi kenegeri Saudara2.
Saudara2 maklum akan kesusahan dan kesukaran jang ditemui
mereka akan perdjuangan dan kebimbangan mereka dan terutama
akan iman bertekun mereka . . ."

Sambutan mana kemudian diakiri dengan do'a dan penghara-


pan . ..
„Itulah sebabnja kami mohon kepada Allah, pohon segala anu-

50
Sekolah Zending di Serui

gerah jang sudah memanggil kamu masuk KemuliaanNja jaug


kekal itu didalam Kristus Jesus, kiranja Tuhanlah mcndjadikan
kamu sempurna dan tetap dan kuat dan bcralas . . ."
Surat itu ditandatangani oleh: (G. de Rn Ketua)
(E. Emrnen Panitera)
Sambutan kedua.
Dari Dcwan GeredjaS di Indoncsia di Djakarta.
Djakarta 2 Oktober 1956.

Antara iain: „Terima kasih atas surat Ketua Badan Pekerdja


Bakal Geredja Kristen Indjili di Irian Barat jang memberitahu-
kan tentang Synode LJmum pertama jang akan diadakan pada

51
tanggal 16-31 Oktober. Kami menjesal bahwa pemberitahuan ini
baru tiba sekarang dan bahwa Saudara2 menganggap hal DGI ti-
dak dapat mengutus seorang ke Irian Barat sebagai suatu keten-
tuan jang sudah pasti. Djika kami dapat undangan untuk Sidang Sy-
node ini lebih dahulu, maka kami rela mengutus seorang.
Betapapun djuga, kami tetap mendoakan Saudara2 sekalian, Do'a
kami untuk Synode Geredja Saudara2 akan kami naikkan chusus
pada waktu Synode berlangsung, terutama pada pagi hari Senin
(22 dan 29 Oktober), djika kami akan naikkan kepada Tuhan
kita Jesus Kristus supaja Ia menundjukkan djalan jang baik untuk
Geredja di Irian Barat. . .
Ditandatangani oleh Nn Mr. A. L. Fransz Sekertaris.

Sambutan ketiga.
Dari Synode Geredja Protestan Maluku.
Ambon 30 Augustus 1956.

Antara lain: „Kami bersukatjita dalam Tuhan, bahwa dapat kami


sampaikan salam kami dalam Jesus Kristus kepada Synode Umum
jang pertama dari Geredja Saudara2 dengan perantaraan Dr.
G. P. H. Locher.
Salam inipun djuga kami sampaikan kepada sekalian Pedjabat
dan Anggota Geredja Saudara2 . . .
Synode Umum jang Saudara2 melangsungkan untuk membentuk
Geredja Kristen Indjili di Irian Barat adalah bukti jang njata
dari pada pekerdjaan Tangan Kasih Allah itu. Supaja bersama-
sama dengan segala Geredja diatas muka bumi kita disanggupkan
olehNja pada memberitakan Kabar Selamat bagi seluruh dunia:
JESUS KRISTUS ADALAH TUHAN DJURU-SELAMAT MA-
NUSIA DAN PENGHARAPAN DUNIA.
Kiranja anugerah Tuhan kita Jesus Kristus dan Kasih Allah dan
Persekutuan Rohu'lkudus menjertai kita dan Geredja-geredja
Kristus diatas muka bumi."
Ditandatangani oleh Pdt. F. H. de Fretes Ketua, Pdt. D. Lou-
hanapessy Sekertaris.

52
Sambutan keempat.
Dari Gubernur Irian Barat J. van Baal
Hollandia 13 Oktober 1956.

Antara lain sebagai berikut:


„Pada permulaan perundingan2 Tuan2 saja merasa diri terdo-
rong akan mengutjapkan betapa saja hidup serta dengan peker-
djaan besar, jang dimulai sekarang ini oleh Tuan2. Pada saat ini
Tuan2 hendak membentukkan dan mewudjudkan suatu pasal ke-
hidupan rohani jang sangat penting dengan mendirikan Geredja-
mu sendiri. Saja mengutjap pengharapanku supaja hal ini dengan
berkat Allah dipimpin akan memperdalamkan dan mengebang-
kan kepertjajaan Kristen dalam daerah ini.
Pembangunan Geredja Kristen sendiri ialah djuga suatu langkah
kemuka jang penting dalam perkembangan kemasjarakatan di
Nieuw Guinea. Artinja peristiwa ini ialah, bahwa dunia baru
jang memasuki Nieuw Genua pada suatu lapangan memperoleh
suatu bentuk tjara Nieuw Guinea sendiri dan jang berdiri sendiri.
Hal ini dapat dianggap sebagai suatu permulaan jang penuh pe-
ngertian, bahwa diantara segala sesuatu jang masuk disini dan
jang berdjuang akan mendapat bentuknja dan hidupnja sendiri.
Geredjalah jang dimuka dan jang pertama mendapat bentuk
ini . . .
Moga-moga Tuhan memberkati segala perundingan Tuan2.
ttd
J. van Baal
Gubernur

Sambutan kelima.
Dari Zending Lutheran dan Geredja Lutheran
Amerika di Irian Timur.
Lae 17 Oktober 1956.

,.Saja ingin memakai kesempatan ini untuk mengutjapkan selamat


kepadamu dengan nama Tuhan kita Jesus Kristus.

53
Saja merasa beruntung sekali kalau kiranja saja mungkin hadir
bersama-sama dengan Saudara2 pada peristiwa jang baik, pem-
bukaan Synode Geredja baru di Nieuw Guinea Barat. Sajang se-
kali oleh keadaan jang tidak mengizinkan saja datang, dengan
demikian saja mengirim selamat melalui surat ini.
Zending Luther di Nieuw Guinea Timur dan kami punja Gere-
dja Luther Indjili memohon berkat Tuhun atas peristiwa pendi-
rian Geredja. Kiranja Tuhan pimpin Saudara2 dalam maksud2mu
dan kemudian kiranja Tuhan selalu hadir dengan Firman dan
RohNja supaja Saudara2 mendjadi perkakas jang baik akan me-
neruskan kehendak Tuhan dengan Geredjamu.
Saudaramu dalam Kristus.
ttd
John Kuder
Ketua.

54
Pasal 18. Surat keputusan gubernur

GUBERNEMEN NEDERLANDS - NIEUW GUINEA.


1957 No. 9.
Ibadat
Persekutuan-2 Geredja
Keterangan bahwa Geredja
Kristen Indjili di Nederlands
Nieuw-Guinea disahkan
sebagai Geredja.
Keputusan Gubernur dari Pemerintah Nederlands Nieuw-Guinea
8 Pebruari 1957 No. 26.

GUBERNUR
NEDERLANDS - NIEUW - GUINEA

MEMBATJA dsb,
Memperhatikan Keputusan Radja 29 Djuni 1925 No. 80 (Lem-
baran Pemerintah India Belanda 1927 No. 156), sebagaimana diu-
bahkan dengan peraturan 16 Nopember 1927 (Lembaran Peme-
rintah No. 532).
Merasa baik dan mengerti:
Menjatakan bahwa Geredja Kristen Indjili di Nederlands Nieuw-
Guinea diakui sebagai Geredja.
Tarikan, dsb.
Diundangkan
Dikeluarkan: oleh Gubernur Nederlands
8 Maret 1957 Nieuw-Guinea:
Sekertaris Gubernemen, Sekertaris Gubernemen,
A. Loosjes. A. Loosjes.

55
BAB IV.
Pasal 19 Pekabaran Indjil didalam dan diluar GKI,

Scsudah GKI bcrdiri maka diamanatkan kepadanja tugas-2 rne-


ngkabarkan Firman Allah (Mat. 5 : 13, 3 4), Mat. 28 : 19, 20, mc-
lakukan sakramen, penggcmbalaan dan siasat serta melakukan
pekerdjaan diakonia dsb. Semua usaha jang didjalankan oleh
Zending diambil alih oleh Geredja dan ditcruskan.
Pekabaran Indjil itu didjalankan menurut kebiasaan jang ada.
Tiap2 Minggu pagi diadakan kebaktian dcngan menggunakan li-
turgia kebaktian jang telah ditetapkan.
Lain daripada kebaktian hari Minggu, maka diadakan di ke-
banjakan kampung sembahjang pagi dan malam digcredja atau

Pengiring kursus kaum ibu thn 1954

56
rumah tangga jang dipimpin oleh pengandjur Djemaat atau ang-
gota madjelis Djemaat.
Kebaktian rumah tangga dilakukan dirumah keluarga jang ber-
sangkutan itu.
Bagi pemuda/di dan orang dewasa jang hendak djadi sidi, biasa-
nja diadakan pengadjaran kategesasi jang dipimpin oleh pengan-
djur Djemaat atau seorang penatua jang tjakap.
Bagi anak2 sekolah diadjarkan pengadjaran Alkitab dengan ber-
tjeritera dan kadang2 menggunakan papan flanel.
Geredja melajani penderita2 jang dirawat didalam rumah sakit,
rumah sakit lepra, rumah sakit djiwa, dan dilembaga pemasjara-
katan, diasrama-asrama peladjar dan sebagainja.
Selain dari pelajanan terhadap djemaat2, maka GKI djuga me-
ngadakan pekabaran Indjil terhadap penduduk didaerah peda-
laman.
Hampir tiap resor mempunjai lapangan pekabaran Indjil. Para
pengindjil menjebarkan Indjil kepada daerah2 tersebut.
Dikota-kota kebaktian2 umum dan renungan-renungan rohani
disiarkan djuga melalui radio.
Dengan bantuan Mr. Donald Richters dan Gospel Recording,
suatu perserikatan pekabaran Indjil, maka Indjil diberitakan me-
lalui piringan2 hitam. Berpuluh-puluh kotbah dengan bahasa2
daerah dan bahasa Indonesia diperdengarkan melalui piringan
hitam itu.
Sakramen jaitu kotbah jang dilakukan setjara perbuatan dilajani.

57
Pasal 20. Pelajanan atau fungsi awam didalam GKI.

Didalam mendjalankan pekabaran Indjil, maka dianggap ang-


gota2 Djemaat (awam) tidak mempunjai tugas didalam geredja.
Anggapan ini tidak dapat dibenarkan, oleh karena tiap2 anggota
Djemaat mempunjai tanggung djawab didalam pemberitaan In-
djil itu.
Didalam nas:2 „Hai kiranja segenap bangsa ini nabi Tuhan ada-
nja dan dianugerahi dengan RohNja" Bil. 11 : 29-b.
„Maka kamu akan mendjadi bagiku suatu keradjaan imam dan
suatu bangsa jang sutji. Maka firman ini hendaklah kau katakan
kepada segala bani Israël." Kei. 19:6.
„Tetapi kamu inilah suatu keluarga jang terpilih suatu kaum
imamat jang berkeradjaan, suatu bangsa jang kudus, suatu kaum
milik Allah sendiri, supaja kamu memasjurkan segala kebaikan
Tuhan jang telah memanggil kamu keluar dari dalam gelap ma-
suk kedalam terangNja jang adjaib itu." 1 Petr. 2 : 9.
Maka kaum awam djuga turut memberitakan Indjil kedalam dan
keluar Geredja. Banjak anggota-2 Geredja jang setia dan radjin
telah meletakkan dasar-2 kehidupan Kristen jang kuat didalam
rumah tangga. Mereka mengingat perdjandjian kepada Tuhan
waktu anak-2 dibaptiskan, bahwa mereka akan mendidik anak-2
sesuai dengan kehidupan Kristen. Pemeliharaan keluarga jang
dilajani oleh bapa dan ibu adalah usaha jang penting sekali.
Berbitjara tentang pekabaran Indjil kedalam dan keluar kita me-
ngingat penatua dan sjamas/et jang membantu memberi penga-
djaran kategesasi kepada orang-2 tua dengan ketekunan jang besar.
Tidak lupa djuga dari para guru sekolah, djuru rawat, buruh,
tani, nelajan, pegawai pemerintah dan swasta jang sementara
mendjalankan tugas sudah memberitakan Indjil itu.
Usaha2 pemuda/di, paduan suara jang dengan radjin dan setia
mengadjarkan kidung2 jang merdu untuk disumbangkan didalam

58
kebaktian2 dan upatjara2 agama sehingga melalui kidung2 maka
adalah pemberitaan-pemberitaan dan kesaksian2 tentang Tuhan
Jesus dan karya keselamatanNja.
Pemuda/di, ibu2 dan bapa2 jang dengan karya2 mereka jang
dengan tekun dan setia, maka pemberitaan dapat dilaksanakan.
Inilah hasil usaha awam (leken apostolaat) didalam geredja dan
jang mendjadi tanggung djawab jang banjak kali kurang dihar-
gakan atau kurang disadari akan tetapi jang melaluinja Rohul-
kudus bekerdja.

59
Pasal 21. Tugas sjamaslet didalam GKÏ.

Djabatan sjamas terdapat didalam Alkitab, terutama didalam


Kissah Rasul 6 : 1-7. Selelah Djemaat Jerusalem bertarnbah
besar, maka dengan sendirinja diperlukan organisasi dan petugas
agar soal2 kemasjarakatan dan sosial tidak rnerintangi rasul2
dari pemberitaan Indjil. Hal mana ditekan didalam Kisah Rasul-
Rasul G : 2-b. Demikianlah sjamas2 dipilih untuk melajani medja
dalam arti mengurus pekerdjaan diakonia Djemaat Jerusalem.
Tugas penatua lebih tjenderung kepada pekerdjaan pemberitaan

Gedurig gered ja di Sjabes

60
firman, sedang sjamas menudju kepada pekerdjaan melajani
orang2 jang berkekurangan setjara djasmania, sakit, kekurangan
sandan pangan, orang tua, anak piatu dsb.
Kadang2 kedua pelajanan itu ditjampurkan; salah satu hal jang
njata ialah soal keuangan djemaat jang seharusnja dipegang oleh
sjamas akan tetapi dipegang oleh penatua.
Didalam brochure jang dikarang oleh Dr. F. C. Kamma jang
mendjabat Sekertaris Synode Umum 1956-1959, maka pekerdjaan
„penatua" diterangkan dan Pdt. Teutscher djuga menulis soal
djawab tentang „kesja?nasan", sehingga kedua pekerdjaan itu
diterangkan dengan djelas.
Didalam Tata Geredja GKI maka diamanatkan kepada sjamas-
sjamaset tugas2 jang dibawah ini: menolong mengatur Djemaat
medja Perdjamuan Kudus dan memimpin dan mengadjak Dje-
maat akan melakukan djabatan pengasihan dan kedermawaan de-
ngan:
a. Mengumpulkan dan memeliharakan uang derma geredjani.
b. Menolong orang jang berkekurangan.
c. Mendjaga supaja perempuan djanda, laki-laki balu dan anak2
piatu dan jatim piatu dipeliharakan baik2.
d. Mendjaga supaja orang sakit beroleh pertolongan jang baik
dan menolong orang sakit jang tidak dapat pemeliharaan tjukup.
e. Mengadjak orang kepada pekerdjaan dan mengatur peker-
djaan jang perlu untuk djemaat dan untuk orang jang tidak dapat
bekerdja sendiri.

61
Pasal 22. Tugas penatua didalam &.K.I.

Penatua dipilih dari antara anggota2 djcrnaat jang radjin dan


setia dan jang tidak kena siasat. Sjarat2 untuk mendjadi tjalon
dalam pemilihan terdapat didalam 1 Tim. 3 : J —14; Tit. 1 : 6-9.
Kclakuan dan peri hidup amat dituntut uleh karcna seperti njata
dalam I Tim. 3 : 5, „Djikalau barang seorang tidak tahu meme-
rintahkan isi rumahnja sendiri, bagaimanakah dapat ia rnendjaga
sidang djumaat Allah."
Pada masa Zending umumnja penatua itu diangkat dari antara
anggota jang lebui tjakap, sudah pandai berdo'a, menjanji dan
membatja.Tjara mengangkat jang demikian perlu berhubung kca-
daan pada masa lalu itu.
Sesudah Geredja dibentuk, maka scmua penatua dipilih melalui
pcraturan pemilihan jang- berlaku untuk liga tahun. Tiap tiga ta-

Di
jn'rdjnJdiKin t/i
Danau Senlani

62
hun penal.ua itu ditjalonkan lagi dalam pcrnilihan, djika tidak
terpilih maka ia dibebaskan dari pelajanannja; djika dipilih kem-
bali, maka surat djabatan diperpandjangkan untuk tiga tahun jang
berikut.
Penatua jang telah terpilih ditahbiskan didalam pelajanannja dan
diberi surat djabatan jang didalamnja dituiiskan tugas2 jang
diamanatkan kepada penatua seperti:
a. Mengumpulkan djemaat. sckeliling Firman Allah dan Sakra-
inen;
b. Mengundjungi anggota2 djemaat didalam rumahnja dan di-
tempat Iain;
c. Mendjaga supaja pengandjur djemaat mengkabarkan Tndjil
dengan sungguh dan benar dan terang, serta mendjaga supaja
Pcmbaptisan Kudus dan Perdjaniuan Kudus dilajani baik2;
d. Menolong akan menerangkan kotbah kepada djemaat dan ka-
lau perlu menjalin kotbah itu .sebagai djuru bahasa (terutama di-
daerah jang baru dibuka) dimana bahasa daerah dipakai didalam
kotbah;
e. Menggembalakan djemaat bersama-sama dengan pengandjur
djemaat.

Salah satu kesalahan laluim jang timbul didaiam CiKI ïalah, bah-
wa orang menganggap bahwa penatua itu hanja kaum Iaki2 sadja,
sehingga djika ada wanita jang bersedia mendjadi penatua, me-
reka didjadikan sjamaset. G.K.1. merasa perlu sekali penatua2
wanita (penatuati) untuk melajani masjarakat wanita jang me-
mei-lukan perawatan2 rohani jang chusus.

63
Pasal 23. Pengindjil dan Pendidikan Pengindjil.

Geredja Kristen Indjili mengenal tiga djenis pemberita Indjil jaitu


pengindjil, (guru Indjil, Kissah Rasul-2 21 : 8; pemberita Indjil
Epes. 4:11), Guru Djemaat atau guru agama dan pendeta. Pada
prinsipnja tidak ada perbedaan; djika ada hanja setjara teknik
sadja. Pengindjil atau guru agama Kristen dalam pengertian di-
dalam GKI di Irian Barat ialah pelopor jang membawa Indjil ke
daerah jang masih halaik. Guru Djemaat (guru agama) ialah jang
bekerdja didalam djemaat jang sudah terbentuk.
Pengindjil jang dipindahkan dari lapangan pekabaran Indjil ke-
dalam salah satu djemaat dengan sendirinja mendjadi guru dje-
maat. Djika pekerdjaan diantara orang halaik berhasil mendjadi
djemaat maka dengan sendirinja kedudukannja berubah mendjadi
guru djemaat.
Pengindjil dikenal sedjak Zending membuka pekerdjaan di Irian
Barat. Pada waktu Sekolah Guru dibuka di Mansinam pengadjaran
agama sudah diberikan djuga kepada tjalon2 guru sehingga selain
dari guru bekerdja disekolah mereka mendjalankan djuga tugas
pengindjil.
Pada waktu tuntutan subsidi diberatkan maka udjian Guru Se-
kolah djuga diberatkan. Tjalon2 jang tidak lulus oleh karena
angka2 udjian tidak memenuhi sjarat atau umur tjalon meliwati
batas jang ditentukan maka diangkat mendjadi pengindjil. Ke-
mudian dibuka suatu djurusan pada Sekolah Guru di Miei, jaitu
djurusan pengindjil, jang lamanja dua tahun sesudah tamat kelas
V. Mereka inilah jang membuka pekerdjaan dikampung-kampung
ketjil dengan sekolah desa jang tidak bersubsidi.
Sehabis perang, maka Sekolah Pengindjil dibuka di Serui 1951.
Dalam tahun 1954 berhubung dengan Sekolah pendeta dibuka
djuga diasrama Kursus Guru Djemaat di Serui, maka Sekolah Pe-
ngindjil dipindahkan dan dibuka di Ransiki 1957. Sekolah itu

64
diberi nama Lachai Roi.
Sekolah Pengindjil di Serui dibawah pimpinan pdt. H .J. Teut-
scher sedjak 1951-1954. Di Ransiki sedjak 1957 sampai sekarang,
mula-mula dibawah Kepala Sekolah pdt. E. Gijsbers, kemudian
pdt. E. H. Marcus, pdt. M. Vink dan sedjak 1964 dibawah pim-
pinan pdt. L. Sabarofek dan F. Mirino. Dalam Synode Umum 1962
diputuskan supaja pendidikan ditingkatkan dari dua mendjadi
tiga tahun, hal mana mulai sedjak tahun 1963.
Selain dari pengetahuan agama (theologia) maka tjalon-tjalon
dilengkapi dengan pengetahuan bertukang kaju (membangun ru-
mah), pertanian dan kehewanan. Dengan demikian selain mereka
memberitakan Indjil, mereka turut membangunkan dan memadju-
kan masjarakat dalam rupa2 bidang.
Ir. F. Knacke ditempatkan sabagai pengadjar pada sekolah itu
sedjak bulan Djuni 1963 jang memberikan pengadjaran theori
dan praktik.
Tugas chusus jang diamanatkan kepada pengindjil ialah:
a. Mengkabarkan Indjil dengan mempertjakapkan dan mentje-
riterakan isi Alkitab.
b. Memberi pengadjaran tentang asas2 kepertjajaan Kristen.
c. Memimpin bakal djemaat kepada kepertjajaan sungguh dan
hal dengar2an kepada Kristus.
d. Meneguhkan dan menahbiskan pernikahan.
e. Memeliharakan administrasi jang bersangkutan dengan peker-
djaannja.

Dalam pekerdjaan GKI maka pengindjil2 memberi sumbangan


jang besar sekali nilainja, terutama didaerah-daerah pedalaman.

65
Pasal 24. Guru Djemaat dan KUTSUS Guru DjcmaaL.

Pekerdjaan Guru Djemaat selalu digahungkan dengan pekerdjaan


guru sekolah. Guru2 jang dididik untuk mendjadi guru sekolah
dilcngkapi djuga dcngan pengadjaran agama sehingga ia dapat
memipin sekolah dan djemaat bersama-sama. Hal mana dilaksa-
nakan dengan pendidikan di Seminar) Dcpok; kemudian djuga di
Tobelo dan Miei. Djabatan Guru Djemaat ini dengan sendirinja
diberjkan kepada semua Guru jang berasal dari Maluku, Sangihe
jang telab bekerdja di lrian Barat.
Guru2 Petrus Kafiar dan Timotius Awendu jang tamat 1896
dari Depok sudah mempunjai diploma pekerdjaan Guru Sekolah
dan Djemaat itu. Itupun menurut rentjana Zending agar supaja
seorang guru mempunjai sekurang-kurangnja dua djabatan itu.
Oleh karena selain dari pada itu Guru2 djuga diberi pengetahuan
sederhana tentang hal2 merawati orang sakit, hal bertukang
kaju, mendjahit, bertani dsb. Dengan demikian kedudukan seorang
Guru Djemaat sangat berarti bagi masjarakat kampung.
Pdt. F. J. F. van Hasselt mendirikan sebuah Sekolah Guru di
Mansinam dalam tahun 1917. Pdt. I, S. Kijnc dipanggil dan tiba
dalam tahun 1923 mendjadi kepala sekolah itu. Dalam bulan Ok-
tober tahun 1925 sekolah dipindahkan ke Miei (Wasior) diteluk
Wand amen.
Sampai tahun 1941, waktu petjah perang dunia, bcratus-ratus
Guru Djemaat dan Pengindjil menamatkan sekolah itu dan be-
kerdja dimana-mana. Bersama-sama dengan Guru2 angkatan jang
dipanggil dari Maluku dan Sangihe, maka banjak usaha dibidang
pendidikan dan agama ditjapai.
Asrama pendidikan di Miei jang dalam tahun 1938 dst dapat
menampung 120 peladjar, terdiri dari tiga bahagian.
a. Klas IV dan V jang- disebut VVS (sambtingan dari sekolah
desa 3 tahun).

66
Sgkolah Theologiü GKÏ di Abepitra

b. Sekolah Guru (C.V.O.) klas 1 dan II. (dua tahun).


c. Kursus Guru Djemaat (9 bulan) sambungan dari pengadjaran
agama selama 4 tahun.
Seorang guru jang tamai CVO harus mencmpuh 9 bulan Kursus
Guru Agama untuk mendapat diploma jang dengannja ia berhak
bekerdja didjemaat sebagai Guru Djemaat, disamping pekerdjaan
Guru Sekolah.
Banjak diantara Guru2 Djemaat ini jang kini bekerdja sebagai
pegawai Pemerintah.
Sesudah perang, sekolah .sambungan (VVS), ditjeraikan dari .se-
kolah Guru (C.V.O.). Sekolah sambungan dibuka kembali 194G di
Joka, jang disebut „Joka instituut". Murid2 jang tamat dari Se-
kolah Sambungan ini memilih djurusan jang dikehendaki sendiri.
Ada jang menulih djurusan pamong pradja (sekolah bestir), Pe-
nganiat kesehatan dan sebagainja. Mereka jang ïngïn mendjadi
guru ditempatkan di Sekoloh Guru di Serui ) 950.
Kursus itu memakan dua tahun Jamanja, akan tctapi kemudïan
ditingkatkan mendjadi tiga tahun. Sekolah CVO ini dikepalai oleh
Tuan P. Bothoil jang tiba 1947. Tuan A. Algra djuga mendjadi
kepala .sekolah itu.
Semua guru jang tamat dari GVO jang selama disekolah sudah
menerima pengadjaran agama, ditempatkan diasrama Kursus Gu-

67
ru Djemaat jang djuga terpisah dari asrama CVO itu. Selama
sembilan bulan lamanja diberi peladjaran chusus mengenai mata
peladjaran praktis.
Kursus Guru Djemaat dikepalai berturut-turut oleh pdt. H. J.
Teutscher 1950-1954; pdt. I. S. Kijne jang merangkap djuga
Rektor Sekolah Pendeta. Kemudian sesudah pdt. Kijne pulang,
diganti oleh pdt. J. P. Kabel, K. A. Schippers, A. van Herwaarden
dan H. Buitje.
Dalam Synode Umum ke III, Desember 1962 diputuskan bahwa
Kursus Guru Djemaat dipindahkan ke Abepura (Hollandia-Bin-
nen) ditempatkan dikompleks Sekolah Pendeta, akan tetapi diper-
tinggikan mendjadi dua tahun dan disebut: Guru-Djemaat-Aga-
ma. Peningkatan ini dirasa perlu berhubung dengan pengetahuan
masjarakat jang bertambah, djuga berhubung perkembangan pe-
ngadjaran agama disekolah-sekolah dasar dan landjutan pertama.
Perubahan jang terdjadi itu mempengaruhi djuga tjara peneri-
maan siswa jang biasa berlaku itu. Tidak semua guru tamatan
GVO diterima, akan tetapi hanja beberapa orang sadja dan jang
telah bekerdja beberapa tahun dan jang menundjukkan hasratnja
akan mendjadi Guru Djemaat/Agama.
Seorang jang sudah tamat Kursus Guru Djemaat dengan diploma
berhak bekerdja didalam Djemaat GKI, disamping pekerdjaan
disekolah dasar. Untuk mana diberikan subsidi menurut aturan
subsidi jang berlaku.
Tugas2 jang diamanatkan kepada Guru Djemaat ialah:
a. Melajani Firman Allah;
b. Melakukan Kategesasi,
c Meneguhkan penatua dan sjamas/et dalam djabatannja.
d. Mengundjungi anggota2 djemaat dalam rumahnja dan sebe-
rapa mungkin ditempat lain,
e. Meneguhkan dan menahbiskan pernikahan.
f. Menggembalakan djemaat dalam persekutuan dan persetu-
djuan dengan Madjelis Djemaat.
g. Memeliharakan administrasi djemaat serta hal surat menjurat
bersama-sama dengan dan atas nama Madjelis Djemaat.

68
Pasal 25. Pendeta dan Pendidikan Pendeta.

Djabatan pendeta bersama Zending dimasukkan didaerah Irian


Barat; sebab itu djika menjebut Zending maka menjebut djuga
pendeta atau pandita. Kita tidak heran djika pendeta dikenal se-
bagai pembawa Zending dan berhubungan dengan itu maka menje-
but pendeta, pikiran orang segera menudju kepada orang Belanda
atau Djerman (Eropah).
Didalam masjarakat Kristen pada chususnja dan Irian Barat pada
umumnja telah dikenal nama pendeta sedjak pertengahan abad ke-
19 itu melalui Indjil jang dikabarkan, akan tetapi djuga melalui
rupa2 hal kemasjarakatan lainnja. Pendeta bersedia menebus pe-
muda2/pemudi2 jang ditawan akibat kajau-mengajau antar suku.
Lain darpada itu soal sandang pangan (hal memakai sarung dan
badju, hal menggunakan sabun, memakan nasi dsb.). Bermatjam-
matjam bunga dan tumbuhan dimasukkan dari daerah lain ke
Irian Barat oleh pendeta seperti pohon dedap (Galala) jang dise-
but „aipandita" artinja: „kaju pendeta", sebab pohon itu hanja
terdapat di halaman2 rumah pendeta.
Rumah dan halaman pendeta mendjadi pusat kebudajaan baru,
jaitu kehidupan Kristen; kehidupan kasih perdamaian dimana In-
djil dikembangkan. Mendjadi tempat bahasa Melaju (Indonesia)
diadjarkan, njanjian2 geredja, pengetahuan umum lainnja dikem-
bangkan, mata uang diedarkan.
Orang Irian Barat baru mendjabat pendeta sehabis peperangan
dunia kedua; pada waktu itu sangat terasa kekurangan pendeta,
sehingga diberi keluasan oleh konperensi pendeta2 Zending untuk
mengangkat „wakil pendeta' dari antara Guru2 Djemaat dan
Pengindjil jang tjakap dan berpengalaman.
Hal mana mulai berlaku 1946 sedang djabatan „pendeta" baru
diberikan tahun 1950.
Tudjuan dari pengangkatan pendeta terutama ialah untuk men-

69
Peiïdeta-pendeia
jang ditegnhkan
Djuni 1966

dapat tcnaga jang membantu didalam pekerdjaan. Soa! pcndidi-


kan Theologia berdasar diploma dianggap soal kcdua. hal jang
utama ialah kcliidupan jang djudjur, keradjinan dan kctjakapan.
Guru Djemaat atau Pengindjil jang diangkat sudah dipilili benar-
benar dan dïteguhkan dalam djabatannja dcngan penuh tanggung
djawab.
Sekolah pendeta dibuka di Serui 1954 dengan 18 orang siswa.
Pdt. I. S. Kijne sebagai Rektor dan Pdt. P. J. Kabel mendjadi
pengadjar. Dalam tahun 1958 tamatan pertama diserahkan kepa-
da GK1. Kclas III dcngan 1(1 orang siswa dipindahkan kc Sukar-
napura dan tamat dalam thn 1959: Pdt. Kabel mendjadi Rektor
menggantikan Pdt. Kijne jang pensiun; sedjak 1955-1956 ditam-
bahkan Pdt. R. van Alphen sebagai dosen kemudian pdt. van Al-
phen sakit dan pulang", ia diganti oleh Pdt. K. A. Schippers dari
Geredja2 Gereformeerd.
Dengan tamatnja 10 pendeta baru, maka djumlah pendeta asli
jang bcrdiploma bertambah mendjadi 29 orang.
Sekolah pendeta dipindahkan ke Sukarnapura dan ditempatkan
sementara disebuah gedung darurat didjalan Argapura. Semen-
tara itu dibentuk suatu panitia pembangunan gcdung2 baru diha-
laman bekas hotel negara di Abcpura pada teinpal mana telah
terdapat tiga gedung tua jang telah dibeli oleh B.P.H. S.U. Pani-

70
tia berhasil mengumpulkan kira2 Rp. 150.000,- diseluruh Irian Barat
Sedang Zending Geredja Hervormd dan Geredja2 Gereformeerd
mengumpulkan bersama-sama Rp. 150.000,-. Dengan uang itu
salu gedung bertingkat dua serta dua rumah pengadjar dibangun-
kan. Gcdung2 'mi merupakan ko.mp.leks Sekolah Theologia jang
dapat menampung tiga kelas masing2 12 orang siswa.
Dalam tahun J962 Pdt. P. J. Kabel pulang ke negeri Belanda dan
Pdt. K. A. Schippers diangkat sebagai Rektor, sedang pengadjar
ialah Pdt. Woldendorp jang dipindalikan dari Sorong ke Abe-
pura. Dr. F. C. Kamma mendjadi dosen djuga didalam ilmu ke-
masjarakatan dan beberapa mata peladjaran lain.
Pengadjar2 tetap ialah:
Pdt. H. Woldendorp, P. Bons, H. Buitje, W. Maloali J. Blommcn-
daal. Pengadjar tetap untuk mata2 peladjaran tambahan ialah
pdt. F. J. S. Rumainum, J. Mamoribo, njonja Bons sedang Bapak
Gosal dan beberapa nona Guru berganti-ganti memberikan mata
peladjaran bahasa Indonesia dan Inggeris.
Dalam tahun 1964 Pdt. K. M. Tjakraatmadja D Sekertaris Gere-
dja Kristen Pasundan diperbantukan oleh DGI kepada GKI seba-
gai pengadjar, demikian djuga Pdt. W. Maloali dari GKI Pdt.
II. Buitje diangkat sebagai Rektor.
Dalam tah.ua 1962 dihasükan satu kcïas kursus tambahan2 tahun
jang terdiri dari 3 orang. Dua si.swa dikelas II dikirimkan kesc-
kolah Theologia di Makassar. Sedang kclas jang berikut tamat
196-5 jang terdiri dari 4 untuk GKI dan 3 untuk GPM.
Pada tahun 1966 tamat lagi satu kelas dengan 9 orang. Dengan
demikian Sekolah .sudah menghasükan 47 orang pendeta. Djuru-
san Guru Djemaat/Agama pada Sekolah Theologia gaja baru
dengan dua tahun kursus memberi hasilnja 10 orang dalam tahun
1965
Dalam tahun 1964 dan 1965 tidak diterima kclas baru, akan te-
tapi beberapa siswa dikirim kesekolah Theologia Makassar.
Dalam Synode Umum 1965 diputuskan untuk meningkatkan pe-
ndidikan dari 4 tahun mendjadi G tahun, hal mana dilaksanakan
dalam kursus baru 1966/1967.

71
Dari pendeta2 jang teJab bekerdja dipilih dua orang" jaitu Pdt. J.
Mamoribo dan Pdt. M. Koïbur masing2 dcngan keluarganja, be-
serta sdr. J. Deda dan O. Hokojoku siswa2 kelas 11 sekolah Thco-
logia GKI beladjar sclama 2 tahun dinegeri Bclanda. Berhubung
dcngan kembalinja Irian Barat kcdalam kckuasaan R.I. dalam bu-
lan Augustus 1962, Pdt. Mamoribo dan Pdt. Koibur dikembali-
kan sedang' kedua saudara Deda dan Hokojoku dipindahkan ke
S. T. Th. Djarkarta.
Tugas2 pokok jang diamanatkan oleh Geredja Kristen Indjili ke-
pada pendeta2nja ialah:
a. melajani Firman Allah.
b. melajani Baptisan Kudus dan Perdjamuan Kudns.
c. tnenanjakan pengakuan imannja dari pada orang jang hendak
mendjadi sidi dan mcncguhkannja dihadapan Tuhan ditcngah
Djcmaat.
d. mcncguhkan pendjabat-pcndjabat Geredja.
e. meneguhkan dan menahbiskan pernikahan.
f. menggembalakan djemaat2 dalam persekutuan dan persetu-
djuan dengan Madjelis Djemaat.
g. djikaïau perlu kepada pendeta diamanatkan djuga hal jang
diamanatkan kepada gum djcmaat atau kepada pengindjil. Hal
ini berlaku terutama djika pendeta bekerdja sebagai pendeta djc-
maat
Lain daripada tugas2 chusus tersebut, maka masïh banjak tug~as2
umum jang dipertjajakan oleh Geredja kepada para pendeta.

72
BAB V.
PasaI 26. Pendidikan Kruien di Irian Barat.
Pendahuluan.

Persckolahan di Irian Barat didjalankan oleh Zending sedjak


bekerdja disini. Sekolah dasar bermaksud ang-gota2 masjarakat
akan beladjar membatja sehingga cïapat membatja Aïkitab serta
buku2 pcngctahuan lainnja. Kctjuali peladjaran membatja, menu-
lis, bcrhitung-, baliasa MeJaju (Indonesia), menjanji diberikan dju-
ga pcndidikan budi pekerti.
Dalam sedjarah Zending kita baija hahwa Njonja pendda Qttow
membuka sekolah dalam tahun 1857. Scbuah bilik rurnalinja didja-
dikan raang kelas tcmput anak2 diberi peladjaran. Scsudali anak2
bertambah banjak dan sudah mcambiasakan diri akan mengundju-
ngi sekolah denman tetap, barulah gedung sekolah didirikan, Pdt.
Gcisslcr membuka sekolah di Mansinam, didalam sekolah itu ia

Kantor Jajasan sekolah Kristen di Sukarnapura

13
memberikan peladjaran bahasa Melaju kepada anak2 asli di Man-
sinam.
Pada waktu njonja djanda Ottow-Lets pulang maka pdt. J. L. van
Hasselt mendjadi guru disekolah Kwawi 1863.
Di Mansinam ditempatkan seorang guru bantu jang bernama Cor-
nelis Wyzer jang didatangkan dari Djawa 1865.
Sekolah jang berikut dibuka di Andai dalam tahun 1868 oleh pdt.
Woelders. Dalam tahun itu terdamparlah sebuah perahu orang
Sangihe jang hanjut kedaerah Manokwari. Anak buah perahu itu
dikembalikan oleh pdt. Andrias Palawe jang tinggal dan mendja-
di Guru bantu disekolah Andai. Pengadjaran bahasa Melaju (In-
donesia) diberikan disamping mata2 peladjaran lain kepada anak2
Arfak di Andai. Pada hari Minggu Guru Palawe mengkarbarkan
Indjil kepada orang Arfak di Andai dan sekelilingnja.
Pdt. Bink membuka sekolah di Manukwari (kampung tua) dalam
tahun 1875 ditempat jang dikenal sekarang dengan nama Manok-
wari.
Pendeta2 membuka pekerdjaan, maka membuka djuga sekolah.
Kemudian hari pendeta Mosche membuka sekolah di pulau Meos-
War (Jomber) 1867. Pdt. Meeuwig membuka sekolah di Momi
1871. Pdt. van Balen membuka sekolah di Windesi 1891 kemudian
di Jende Roon.
Njonja van Balen jang berdiploma guru taman kanak2 mengadjar
disekolah Windesi. Ia mengalami banjak kesukaran oleh karena
orang tua selalu meminta bajaran beras, tembakau, kalau anak2
pergi kesekolah. Banjak perkataan jang kasar jang dilemparkan
kepada Njonja, akan tetapi ia tahan dan sabar karena orang be-
lum mengenal faedahnja sekolah.Ia jakin bahwa kemudian hari
orang akan sadar.
Fungsi sekolah Zending ialah untuk mendidik anak2 baik dalam
pengetahuan otak akan tetapi djuga budi pekerti, agar mereka
mendjadi orang jang baik. Terutama supaja mereka mengenal
Allah Bapa dalam Jesus Kristus.
Dari segi kemasjarakatan maka sekolah Zending mendjadi suatu
tempat latihan pemasjarakatan jang amat berfaedah. Anak2 jang

74
menurut kebiasaan dan adat wadjib dilatih untuk turut berberang,
hidup didalam suasana permusuhan, bunuh membunuh, dengan
melalui sekolah mereka dibiasakan hidup teratur. Pa tut berkawan
dengan anak2 lain jang bukan satu kampung atau satu keret.
Didalam sekolah dimulai suatu susunan hidup baru jang djauh
berbeda dengan kehidupan lama. Betapa sukar bagi njonja2 dan
pendeta2 untuk menahan anak2 dari keinginan untuk mengembara
dilaut atau dikebun sesama orang2 tua.

75
Pasal 27. Perkenihangan Sekolah-sekolah Zending.

Sekolah-sekolah dasar jang mula2 itu didjalankan oleh pcndcta


atau njonja pendeta scndiri. Kemudian hari mcrcka ditolong oleh
guru2 bantu jang diangkat dari antara anak2 piara jang telab
pand ai.
Buku2 sekolah didatangkan dari Djawa jang umumnja dikarang
dcngan bahasa Melaju untuk sekolah.2 di pulau Djawa. Untuk
mcmudahkan pcladjaran membatja maka pcndcta2 mengarang
huku2 batjaan, berhitung, l)LikLi njanjian didalam bahasa daerah,
pcrtama-tama bahasa Numfor (Dore) jang dipakai didaerah Man-
sinam dan sekelilingnja. Dengan pertjetakan jang dipimpin oleh
pdt. Woelders di Andai maka buku2 dapat ditjetak.
Scgala usaha pendidikan jang tersebut itu dibiajai selurulmja
olch Zending. Oleh berkat ketekunan para gu.ru, meskipun rinta-
ngan dari pihak orang tua dan murid, pekerdjaan berhasil djuga.
Dua murid jang terpand ai ialah Petrus Kafiar dan Timotius
Awcndn dikirim ke Scminari Depok (dekat Bogor) 1892 dan eiti-
pat tahun kemudian 1896 mereka kembali sebagai Guru Sekolah.
Lima belas tahun lamanja Scminari Depok memberi kesempatan
kepada pemuda2 dari sekoloh2 dasar Zending jang tersebut diatas
ini, untuk dididik mendjadi Guru. Kebanjakan di antara guru2
tamatan Depok itu mendjadi perintis2 pekabaran ïndjil di Irian
Barat. Diantaranja Guru Willem Rumainum jang bekerdja 1908
Desembcr - 1953, Johan dan Bertus Ariks, Jakob Rumfabe, Jo-
sefus Rumbruren, Karcl Koibur, Barnabas Jufuwai dan Jason Sa-
rawan, Chr. Nelwan jang masih bekerdja sebagai guru diresor
Miei. Seorang- gadis Elli djuga diangkat mendjadi nona guru asli
jang pertama.
Kemudian hari sesudah Zending UZV membuka Sekolah Guru di
Tobelo (Halmahera) maka pemuda2 tamatan .sekolah dasar Zen-
ding Irian Barat dikirim kcsana.

76
Diantaranja Anton Ariks, Tont je Baransano, Sam Ajamiscba,
Laurcns Runiainum jang semuanja bekerdja sebagai Guru sam-
pai akir hidupnja.
Dalam tahun 1917 pdt. F. J. F. van Hasselt memutuskan akan
mendirikan sebuah sekolah guru di Mansinam. Demikianluh da-
lam tahun 1917 dimulai sekolah Guru di Irian Barat.
Mula2 sekolah itu dikepalai oleh pdt. van Flasselt sendiri tetapi
kemudian pdt. I. S. Kijne dipanggil dari negerï Belanda dan me-
ngcpalai sekolah itu sedjak 1923 sampai dipindahkan ke Miei Ok-
tober 1925.
Pada waktu Pemerintah mengadakan aturan subsidi, jaitu aturan
subsidï tahun 19U6 dan 1911, dimana 75% dari segala ongkos
ditanggung oleh Pemerintah, dan hanja beilaku untuk Nieuw
Guinea sadja dan aturan sul>.sidi 1925 jang berlaku untuk seluruh
Hindia Belanda maka segala ongkos ditanggung oleh Pemerintah:

Sekolah dasar di Manokwari

77
sekolah2 dasar bertambah ban jak. Pemerintah turut membantu
sekolah2 Zending, namun demikian semua sekolah tetap dibawah
asuhan dan bimbingan Zending.
Kemadjuan jang pesat baru terdapat sehabis peperangan dunia
kedua 1946. Sekolah Gum di Miei ditutup dan dibuka di Joka
dengan nama Joka Instituut. Beratus-ratus pemuda dari seluruh
Irian Barat dididik di Joka kemudian dipisahkan didalam rupa2
sekolah kedjuruan, ada jang ke sekolah Guru jang dibuka di Se-
rui, ada jang kesekolah teknik, djururawat, pamong pradja, SMP
(Primaire Middelbare School - PMS) jang pertama dibuka di
KotaRadja 1950.
Sehabis peperangan dunia kedua, dialami kekurangan tenaga pe-
gawai di Irian Barat, sehingga banjak guru didjadikan pegawai
pamong pradja.
Sekolah Teknik (LTS) Rendah dibuka di Kota Radja (Sukarna-
pura) jang dikepalai oleh Tuan H. Heynes.
Sedjak 1951 dibuka djuga asrama Sekolah Sambungan Pria
(JVVS) di Serui, Korido, Saoka (Sorong), Miei, Teminabuan dan
disusul lagi dengan Sekolah Sambungan Puteri (MVVS) di Serui,
Korido, Genjem, Klademak, Teminabuan; Sekolah Sambungan
Tjampuran di Sarmi jang menampung siswa2 kelas IV, V dan VI
sadja.
Sekolah dasar bertambah banjak dan terdapat dimana-mana, de-
mikian djuga sekolah-sekolah landjutan dan kedjuruan PMS di
Kota Radja. Sekolah Dasar bertambah banjak djumlahnja dan
tak dapat dipenuhi di Irian Barat sendiri sehingga dalam tahun
1946 sampai 1953 didatangkan Guru2 darurat (Nood guru) dari
Maluku. Sedang Sekolah Guru diperbanjakkan dengan membuka
Sekolah Guru C.V.O., kemudian diubahkan ODO, di Fak-Fak,
Tiom, Biak dan Ifar.
Untuk memenuhi tenaga guru dengan diploma SGA, maka Guru2
Zending pria dan wanita didatangkan dari negeri Belanda, demi-
kian djuga Guru2 untuk ODO, ST dan SMP.
Pendidikan Zending jang tadinja mendjadi tugas sampingan pada
Zending sudah berubah terpisah mendjadi suatu lembaga jang

78
besar dan mempunjai organisasi chusus. Demikianlah maka urusan
persekolahan Kristen (Zending) terpisah dari tangan pendeta2
mendjadi organisasi sendiri.
Pengurus Umum Sekolah2 Zending (A.S.B.) merentjanakan per-
kembangan pendidikan di Irian Barat supaja tidak sadja berkisar
pada sekolah dasar dan sekolah landjutan pertama akan tetapi
djika mungkin djuga pendidikan menengah atas.

79
Pasal 27A Jajasan Dana Peladjar Zending.

Pada tanggal 5 Pebruari 1955 waktu Zending di Irian Barat me-


rajakan Hari Ulang Tahunnja jang ke 100, maka diadakan pe-
ngumpulan Dana Peladjar Zending jang diketuai oleh Tuan N.
van der Stoep PUS Zending. Di Irian Barat dikumpulkan uang
sedjumlah ƒ 50.000,- Zending ditanah Belanda berhasil mengum-
pulkan djuga ƒ 50.000,- sehingga bersama-sama mendjadi
ƒ 100.000,.-
Dengan uang itu beberapa siswa tamatan SMP di Kota Radja jang
terpilih dikirimkan ketanah Belanda untuk meneruskan perseko-
lahan di HBS (SMA) dan Lyceum Kristen di Zutphen. Siswa2
pertama dikirimkan Djuli 1955 ialah: Frits Kirihio, Saul Hindom,
Zakarias Sawor, Ori Hokojoku dan B. Jouwe. Dewan Zending di
Oegstgeest mengangkat pdt. F. Slump sebagai Pengurus siswa2 di
Negeri Belanda. Beberapa keluarga di Eefde dan Zutphen dipilih
dan didjadikan orang tua bagi siswa2 tersebut.
Kemudian beberapa siswa dikirim lagi, ada jang ditanggung oleh
orang tua sendiri seperti: Jakonias Deda, Barnabas Jouwe, Wim
Rumainum. Tiap2 tahun bertambah banjak pemuda dan pemudi
jang dikirim. Pemudi2 jang tamat PMS mengikuti pendidikan
pada sekolah kedjuruan wanita (Huishoudschool) di Zetten. Wa-
nita pertama jang beladjar sebagai Djuru rawat ialah Jos Ghaay.
J. J. Rumainum dan B. Kaisiepo jang semuanja lulus.
Mendjelang penjerahan daerah Irian Barat kepada Pemerintah Re-
publik Indonesia, maka djumlah pemuda-pemudi jang diperseko-
lahkan ditanah Belanda meliputi 65 orang, sebahagian beladjar
dengan Dana Peladjar Zending tersebut sebahagian lain dengan
biaja Pemerintah.
Pada bulan Mei 1963 sebahagian besar telah kembali dan beker-
dja didalam masjarakat. Beberapa jang menamatkan peladjaran-
nja ialah Z. Sawor dan B. Jouwe jang beroleh diploma Sekolah

80
Pcrtanian Tinggi di Deventer. Sdr. F. Kirihio, W. Rumainum S.
Hindom, L. Mori-Muzendi dan M. Aronggear beladjar pada Uni-
versitas Leiden dan Utrecht.
Demikianlah usaha pendidikan Zending didalam dan diluar Irian
Barat.

81
Pasal 28. Organisasi Sekolah-sekolah Zending.

Persckolahan Zending jang bertambah besar dan luas, menjcbab-


kan urusan persckolahan dipisahkan dari pekabaran Ineljil tjara
chusus supaja mendapat perhatian dan pclajanan sebaik-baiknja.
Pekerdjaan pendeta2 bertambah banjak sehingga urusan perseko-
lahan jang dipegang olehnja scdjak dahulu itu harus dilepaskan.
Timbullah pengurusan sckolah2 Zending jang dipegang oleh Pe-
ngurus sekolah resor.
Pengurus Umum Sekolah2 Zending jang pertama ialah pdt. H. J.
Teutschcr jang diangkat 1946 kemudian diganti oleh Tuan N. van
der Stoep, jang tiba tahun 1946 dan bertempat djuga di Joka.
Kemudian mendirikan kantornja jang berüngkat didjalan Ar-
gapura, Sukarnapura.
Dalam tiap2 resor diangkat scorang Pengurus Sekolah Resor; Tuan
H. J. Brinkman di Sorong kemudian berpindah ke Biak, Tuan
Voordouw di Manokwari, Pdt. G. J. Clay di Serui kemudian di
Sorong, Tuan G. Hofstra di Serui, Pdt. ten lïaaft kemudian
Tuan D. van Beek di Biak, Tuan H, Drost di Fak-Fak, Pdt. A. M.
Middag di Sukarnapura, Pdt. D. J. Baars di Sarmi, Pdt. R. H. E.
Marcus, kenmdian Pdt. L. Koopmans di Teminabuan.
Dalam tahun 1951 tuan P. de Bruin P.LI.S. Zending di Tobelo
dipindahkan mendjadi P.U.S. Zending kedua di Irian Barat.
Soal2 pelaksanaan diatur di Irian Barat sedang segala scsuatu jang
penting dan tjara asas diputuskan oleh Badan Zending di Belanda.
Dalam Synode Umum 195G diusulkan oleh Pengurus2 Umum Se-
kolah Zending supaja urusan persekolahan Zending djuga dise-
rahkan kepada Geredja Kristen Indjili jang bam dilantik itu. Hal
itu belum dapat diterima karena kekurangan tenaga ahli. Namum
demikian pikiran dan tudjuan untuk membentuk sautu lembaga
jang lebih demokratis tetap mendjadi tudjuan.
Dalam tahun 1958 Tuan N. van der Stoep dibcrï tugas baru jaitu

82
Sekolah laudjuLan. puteri <lï Fah-Fak

membuka satu Sekolah Guru di Tiom. Pada waktu itu Tuan P.


de Bruin bcrtjuti ketanah Belanda dan Pdt. H. A. C. Hildering
diperbantukan selama setahun sebagai P.U.S. Rentjana pemben-
tukan satu Jajasan disetudjui oleh BPH SU dan Dewan Zending.
Dalam tahun 1962 Tuan P. de Bruin pulang dan Tuan H. Drost
jang mendjadi Penguvus Sekolah Resor di Fak-Fak diangkat dan
dipindahkan scbagai pengganti Tuan P. de Bruin.

83
Pasal 29. Jajasan Persekolahan Kristen di Irian Barat.

Konsep Jajasan Persekolahan Kristen jang disediakan dipeladjari


oleh BPHSU GKI dan Dewan Zending di Oegstgeest. Sesudah
diadakan perubahan2 dan perbaikan maka tertjapailah suatu per-
setudjuan dengan mendirikan Jajasan itu. Jajasan itu disebut Ja-
jasan Persekolahan Kristen singkatnja J. P. K. jang terdiri dari
wakil-Wakil GKI, GPM dan Badan2 Zending jang bekerdja sama
di Irian Barat.
Anggaran Dasar dan anggaran rumah tangga Jajasan disahkan
dan anggota2 Pengurus JPK jang pertama ialah:
1. Pdt. H. J. Teutscher wakil GKI Ketua
2. Pdt. F. J. S. Rumainum wakil GKI Anggota
3. Pdt. A. Rigters wakil GPM Anggota
4. Tuan J. Bakker wakil ZNHK Anggota
5. Pdt. W. Sirag wakil DGZ Anggota
6. Tuan P. de Bruin Panitera/Bendahara (P.U.S.-J.P.K.).
Segenap kekuasaan atas sekolah2 Zending dibahagian Utara, se-
kolah2 GPM ZGPM dibahagian Selatan beserta Sekolah2 dari
Zending C.A.M.A. dan segala milik diserahkan kepada Jajasan.
Dewan Zending mengutus Mr. C. C. W. Uffelie ke Irian Barat me-
wakili Zending dan menjerahkan pengurusan persekolahan Kristen
kepada Jajasan itu.
Pada tanggal 8 April 1962 didalam upatjara jang bertempat di
aula SMA Gabungan di Sukarnapura, Mr. C. C. W. Uffelie
atas nama Dewan Zending menjerahkan pengurusan Persekola-
han Zending kepada J.P.K. jang baru dibentuk itu. Kemudian
dari 1 Mei 1963, maka struktur persekolahan di Irian Barat dise-
suaikan dengan keadaan dilain-lain daerah diluar Irian Barat.
Tjara pendidikan jang didjalankan di Irian Barat oleh Belanda,
diganti setjara keseluruhan dengan tjara Indonesia. Semua penger-
dja Belanda pulang.

84
Maka diminta bantuan tenaga Guru dari luar Irian Barat. Tena-
ga2 untuk Pengurus Umum Sekolah-Sekolah (PUS JPK), Kepala2
Sekolah Landjutan Pertama dsb.
Dalam bulan September 1962 Pdt. F. J. S. Rumainum dan Pdt.
D. Prawar ditugaskan oleh BPH SU GKI ke Djarkarta untuk me-
minta bantuan tenaga guru dan pegawai2 JPK dari Pemerintah
Indonesia melalui DGI. Dalam waktu jang tidak lama maka ang-
gota2 Pengurus JPK jang lama diganti dengan jang baru.
Pdt. J. Mamoribo jang kembali dari negeri Belanda diangkat se-
bagai ketua, mengganti Pdt. H. J. Teutscher.
Susunan Badan Pengurus jang baru ialah:
1. Pdt. J. Mamoribo Ketua
2. Pdt. F. J. S. Rumainum anggota/Wakil Ketua
3. Pdt. W. Maloali anggota
4. Nn. S. Patty anggota (GPM)
5. Pdt. R. Saptojo Judokusumo - Bendahara/Sekertaris PUS.

Kemudian Nn. S. Patty diganti oleh Pdt. D. Pelamonia jang dia-


ngkat sebagai Sekertaris dan ditambah lagi Pdt. B. Reba, Pdt. R.
Saptojo Judokusumo diangkat mendjadi Ketua, sedang Pdt. J.
Mamoribo didjadikan Bendahara merangkap PUS.
Di Resor Sukarnapura diangkat Guru W. Giay sebagai PSR di-
bantu oleh Pengurus Sekolah Dasar PSD ialah:
1. Charles Hokojoku
2. Johan Daserona
3 Assar Sefa

Teluk Tjenderawasih:
PSR (PSW) Tuan L. Mandibondibo di Biak dibantu oleh:
1. K. Karubaba di Biak
2. E. Akobiakrek di Biak
3. T. Wospakrek di Serui
4. J. Bisai di Serui

Manokwari PSR (PSW) Teherupun, kemudian pindah ke Fak-Fak

85
dan diganti oleh T. Wospakrek. PSD ialah M. Watofa di Manok-
wari, J. Manusawai di Sorong dan J. S. Rumawi, S. Risamasu di
Teminabuan dan Ajamaru.
Di Fak-Fak (PSR) ialah Tuan Leiwakabessy kemudian diganti
oleh Teherupun.
Di Merauke PSR ialah Pdt. B. Lokollo. Pada tiap kantor PSW
JPK ditempatkan beberapa tenaga tata usaha.

86
BAB VI.
Pasal 30. Usaha dilapangan kesosialan.

Dibidang pelajanan sosial Zending tidak ketinggalan sedjak per-


mulaan pekerdjaan di Irian Barat. Dinas2 Pemerintahan jang ber-
wewenang didalam bidang2 tertentu belum ada; terpaksa penger-
dja Zending memberi bantuan sedapat mungkin. Selain mengobati
penderita jang sakit demam, sakit perut, Iuka2, djuga mengobati
orang-orang jang menderita akibat perang suku.
Dalam wabah tjatjar dan influensa jang melanda Irian Barat
1918, djasa pdt. F. J. F. van Hasselt serta kawan2nja mendapat
penghargaan oleh karena memberi obat tjatjar dan pengobatan
lainnja jang amat perlu. Dimana orang menolak menerima pengo-
batan banjak orang meninggal umpamanja dikampung Nafri orang
tidak setudju diberi suntikan tjatjar, akibatnja lebih dari 100 orang
meninggal.
Selain pengobatan setjara insidentil, maka dibuka balai pengo-
batan dihalaman rumah pendeta jang melajani orang jang ber-
penjakit ringan. Demikian djuga pendeta dan njonja pendeta
memberi bantuan-bantuan jang sangat berharga kepada ibu2 jang
mengalami kesulitan waktu melahirkan anak. Anggota keluarga
jang tidak aman berhubung perkelahian2 banjak kali diamankan
dirumah pendeta sementara mentjahari penjelesaian.
Penduduk Japen Waropen selalu ingat usaha pdt. D. C. Bout jang
membuka Rumah Sakit di Serui 1921, jang kemudian diteruskan
oleh Zr. M. Glastra 1930 dan Dr. Bierdrager 1932 dan jang habis
perang dunia kedua didjadikan Rumah Sakit Umum sampai seka-
rang.
Didaerah Biak-Numfor pdt. H. J. Agter membuka balai pengo-
batan 1927 di Korido jang dengannja amat banjak orang disem-
buhkan dari rupa2 penjakit terutama suntikan neo salvarsan me-
lawan penjakit boba jang merupakan penjakit daerah Irian Barat.
Balai pengobatan mana kemudian diteruskan mendadi Rumah Sa-

87
kit pembantu jang dipimpin oleh Zr. M. Glastra 1933. Diresor
Sorong balai pcngobatan jang didirikan olch pdt. Kamma di Doom
memberi pertolongan kepada penderita-2 ringan. Demikian djuga
di Genjem Nimboran oleli pdt. J, Bijkerk, di Sarmi pdt. A. J. de
Neef, di Miei oleh pdt. 1). B. Starrcnburg, kemudian pdt. J. Ey-
gendaal, di Inanwatan oleh pdt. J. Wetstein kemudian pdt. F.
Sluinp, di Babo oleh pdt. J. Eygendaal dsb.
Untuk meluaskan nsaha pengobatan itu maka guru2 diberi perse-
diaan obat dengan daftar pemakaian, schingga guru2 dapat me-
nolong orang kampung dalam rupa2 penjakit jang ringan.
Sebelum dan sesudah GKI berdiri sendiri maka usaha pcngobatan
Zending MAZING (Medische aangelegenheden Zending in Nieuw
Guinea) jang berpusat di Oegstgeest membantu dengan mentjari
dan mengirim tenaga2 dokter dan'zuster Zending, obat2an dan
alat2 untuk kesehatan bagi pekerdjaan di Irian Barat. Mazing itu
bekerdja sama dengan badan Simavi.
Perhatian terhadap penjakit lepra djuga besar sekalï, hal mana
terbukti dengan pembangunan perkampungan lepra di Manggurai,
Miei 1951 oleh Dr, Leiker ahli penjakit lepra, kemudian diganti
berturut-turut oleh Dr. Kanaar dan Dr. Wissel.
Dari begitu banjak dokter dan zuster Zending jang bekerdja di-
ciinas Pemerïntahan dapat kami menjebut beberapa jang berdjasa
dalam pengobatan dan pendidikan bagi daerah ini antara lain:
Dr. Dake dan Dr. van der Horst di Oegstgeest dan Dr. Miedema,
Dr. Rutgers, Dr. Franken, Dr. Hoekstra, Dr. Jansen, Dr. Smit, Dr.
Jac de Vries; Zr. Aaldcrs, Zr. Baalbergen, Zr. M. Valk, Zr. J.
van Kelten, Zr. de Vries, Zr. van Ruler dan Zr. Wits Nn. Oort,
Kesedjahteraan keluarga.
Sedjak dahulu Njonja2 pendeta mengadakan kursus2 mendjahit,
memasak, membersihkan rumah bagi kumpulan kaum ibu, kum-
pulan pemudi2 (gadis2). Teringatlah kita djasa Njonja van
Hasselt tua jang memulai kumpulan kaum ibu „MAR1A-MAR-
THA" di Mansinam sedjak 1S75. Usaha inana kemudian diterus-
kan oleh Njonja2 pendeta scbagai tugas chusus dimana-mana dan

88
Rumah Sakit Kristen di Scrui

menghasilkan Ïbu2 pengindjil dan njonja2 jang berdjasa didalam


masjarakat, seperti ibu (isteri) Guru P. Kaliar, dsb.
Kemudian bari usaba ini diluaskan dïmana-mana seperti usaha
Njonja pendcta de Neef dan Nj. Slump di Serui, Nj. pdt. Abaa,
Nj. Fataban di Waropen. Kemudian diteruskan dengan Sekolah
Gadis (MVVS) di Scrui oleh Nn M. Huis in 't Veld, Nn Schelf-
horst, Nn. J. van der Lecq jang tiba tahun 1953 dsb.
Di Miei oleh Nj. Starrenburg, kemudian Nj. Eygendaal, di Inan-
watan oleh Nj. Wetstein, Nj. Narlissa, Nj. Parinussa dsb. Dircsor
Sorong Nj. Kamma, di Genjem (Nimboran) Nj. Kabel, Nj. Mid-
dag, Nn. Goor, di Tcminabuan oleh Nj. Marcus dan Njonja2 lain.
Nn. L. C Swaan jang tiba 1957 mendjadi pengerdja Sosial jang
tetap untuk GKI.
Sesudah GKI bcrdiri sendiri kaum ibu Kristen bertambah baik dan
madju. Kita teringat usaha Nn. Kelling dari dinas Sosial, Nj. Moes,
Nj. Haverhoek, Nj. Kamma, Nj. Lanoh, Nj. Morimuzendi, Ibu
Gosal, Nn. Swaan, ibu Lanta, ibu Rumainum jang mcngurusi kur-

89
sus kaum ibu di Sukarnapura, gadis2 pengerdja di Dok V dengan
pemutaran film, kumpulan menjanji dsb. Kemudian diteruskan
dengan Kaum ibu Kristen oleh ibu Koibur, ibu Mamoribo, ibu
Kirihio, ibu Saptojo, ibu Gerungan Tumangken, ibu Gaspers dsb.
Sumbangan2 Njora2 Ambon, Sangihe, dsb. dikampung2 besar har-
ganja dalam usaha pendidikan wanita ini. Dalam bulan Mei 1963
tiba Nn. Anna Kessler dan Nn. Martha Diehl dari Barmen chusus
untuk pekerdjaan diantara wanita Balim.
Kesedjahteraan pegawai.
Dalam hal ini kita menghormati usaha Kaum Buruh Kristen „PER-
SEKDING" jang didirikan di Irian Barat sedjak 1953 oleh Tuan
K. de Boer, kemudian diteruskan oleh Tuan H. Moes, H. Heijnes
dan H. Nijhuis, F. Kirihio, J. S. Korwa. Usaha mana membuka
tjabangnja di Biak, Manokwari, Sorong, Fak-Fak dan Merauke jang
memperdjuangkan nasib kaum buruh dalam soal gadji, peruma-
han, pensiun dsb. sesudah 1 Mei, maka Persekding dirobah na-
manja mendjadi: Persekrib, (Persatuan sekerdja Kristen Irian Ba-
rat).
Dalam tahun 1960 tiba di Manokwari Tuan A. Gaikhorst memim-
pin kaum buruh di Manokwari jang sudah dirintis oleh pdt. G. R.
ten Kate dan Guru W. Arobaja.
Dalam pemeliharaan rohani bagi pemuda/pemudi telah diperban-
tukan oleh seorang ahli pemuda/di dari Zending sedjak 1959
ialah Nn. W. ten Kate jang mula2 ditempatkan di Biak, kemudian
dipindahkan ke Sukarnapura.
Usahanja terutama dibidang organisasi kepemudaan, jang kemu-
dian diteruskan oleh Nn. S. Patty jang diperbantukan oleh DG1
kepada GKI sedjak 1963. Dengan bekerdja sama dengan Nn. L.
C. Swaan maka banjak usaha ditjapai di Sukarnapura dan seki-
tarnja, seperti Sentani dan klasis Tanah Merah.
Kemudian dari 1 Mei 1963 maka Kaum Ibu Kristen bekerdja sama
dengan mendjadi anggota dari Perwib (Persatuan Wanita Irian
Barat). Kaum ibu Kristen Irian Barat kemudian membentuk tja-
bang P.W.K.I. di Irian Barat.

90
Jajasan Diakonia.
Pasal 31.
Stichting Christelijk Gezinswerk.

Sesudah GKI berdiri, Badan ini belum mendjadi Jajasan, sehing


-ga tetap dipegang oleh Sekretaris Synode Umum jang dalam hal
ini masih bertindak sebagai Ketua Lapangan Zending dalam soal2
kesehatan dsb. jang belum berdiri sendiri. Termasuk djuga urusan
terhadap Mazing (Medische aangelegenheden Zending in Nieuw
Guinea). Pada waktu Ds. Rigters mendjadi sekretaris S.U. meng-
gantikan Dr. F. C. Kamma jang tjuti 1959 barulah diusahakan
suatu Jajasan.
Beberapa orang dipilih mendjadi anggota Jajasan: „Stichting
Christelijk Gezinswerk" sedjak 1961.
Ketua ialah: Pdt. H. J. Teutscher
Sekretaris/Bendahara: Pdt. A. Rigters (Sekretaris SU GKI)
Anggota2 ialah: Nn. W. A. ten Kate, Nn. L. C. Swaan, Nj. O.
Maloali-Jakadewa, serta beberapa anggota jang lainnja.

Anggota2 baru jang dipilih pada 7 Djanuari 1963, di Padang Bu-


lan Abepura ialah:
1. A. B. Masseleng SH Ketua
2. Pdt. M. Koibur Sekertaris
3. Pdt. Bons Bendahara
4. Nj. D. Tokoro-Hanasbey Anggota
5. Nn. F. Lontoh Anggota
6. Dr. Tambunan Anggota
7. B. Jouwe Anggota
8. Pdt. Woldendorp Anggota
9. Major L. Sabarjoto Anggota
10. Nj. O. Maloali-Jakadewa Anggota

Tidak berapa lama Dr. Tambunan diganti oleh Nj. Dr. Tumang-
ken-Gerungan dan Pdt. P. Bons (Bendahara) diganti oleh Tuan

91
Lemunta pegawai keuangan dan Maj. Sabarjoto diganti oleh Sdr.
S. Rumaseuw.
Pdt. M. Koibur sekertaris S.U. merangkap djuga Sekertaris Jaja-
san; kantor S.U. dalam hal ini berfungsi sebagai kantor Jajasan
Diakonia GKI itu.

92
Pasal 32. Projek-projek Jajasan Diakonia.

Sudah diterangkan bahwa Jajasan Diakonia diberi tugas mendja-


Iankan dan memeliharakan pelajanan dibidang sosial dan kese-
hatan. Berhubung dengan itu bidang jang diserahi Jajasan ini
lebih luas dari pada jang disangka semula, jaitu disekitar kese-
djahteraan keluarga sadja.
Dibawah ini kami sebutkan projek2 jang diasuh oleh Jajasan itu.

1. Pelajanan terhadap Anak, Pemuda dan Dewasa.


Dengan persetudjuan Synode Umum GKI maka Nona S. Patty
jang diperbantukan oleh DGI kepada GKI sedjak 1963, meneruskan
pekerdjaan anak, pemuda dan dewasa. Beliau ini mengkoordinir
semua usaha anak (Geredja-anak), muda (kepemudaan) dan dewasa
(kaum2 ibu dan kaum bapa). Melalui usaha ini diberi bimbingan
rohani kepada semua usaha jang tertjakup didalam bidang penje-
lidikan Alkitab, menjanji, berolah-raga dan bekerdja.

2. Pekerdjaan Pemuda di Manokwari.


Pada waktu Tuan A. Gaikhorst pemimpin pekerdjaan sosial GKI
Manokwari meninggalkan Irian Barat 1964, maka pekerdjaannja
diambil alih oleh Guru Djemaat W. Arobaja. Pekerdjaan Pemuda
ini jang meliputi usaha2 kesosialan diteruskan oleh Sdr. Arobaja.
Pekerdjaan harian dibantu oleh Pdt. I. Marjan, ketua Synode Re-
sor Manokwari.

3. Pusat Pendidikan Sosial Jajasan Diakonia.


Projek jang dapat dikatakan mendjadi pusat perhatian ialah Pen-
didikan Sosial GKI di Padang Bulan (Abepura). Didalam sekolah
itu pemimpin2 pekerdjaan sosial GKI dididik.
Pemimpin Sekolah ialah Nn. L. C. Swaan
Pengadjar Nn. J. van der Lecq

93
l'usat Pcndidïkaii Susial dï Abepura

Pengadjar Nn. E. Ajamiseba.


Kursu.s jang pertama dibuka sebagai experimen Pcbruari 1962
dengan menerima pemudi2 disekitar Sukarnapura. Didalam kur-
sus itu diadjarkan pekerdjaan tangan, pengetahuan keluarga, pe-
ngetahuan umum, mata peladjaran agama sehlngga sctclah tamat
siswi2 ini dapat mendjadi pemimpin kaum ibu/pemudï dikampung.
Pertjobaan jang pertama sangat mendapat perhatian dari masja-
rakat.
Kursus2 jang berikut 1963/1964 dan 1964/1965 dengan menerima
pemudi2 tamatan kelas VI dan jang berasal dari semua resor GKT.
Ternjata bahwa Pusat Pendidikan Sosial ini mendapt perhatian
pcnuh dari pemudi2. Hal mana njata bahwa bekas murid memulai
pekerdjaan dimana-mana dengan giat.
Pada permulaan tahun 1966 Geredja2 Djawa Tengah telah mcm-

94
perbantukan Nn. Sutartincm Kepala Sekolah wanita Alkitab di
Magelang, selama sctahun untuk membantu disekolah tcrscbut,
berhubung Nn. Swaan tjuti.

4. Ruvuih Sakit Manggurai (Miei).


Rumah Sakit Lepra di Manggurai didirikan dan didjalankan oleh
ZNHK 1951 dengan pimpinan Dr. Leiker, Dr. Kanaar dengan zus-
ter2 van Rulcr dan Wits bekerdja didalam rumah sakit ini. Dokter
jang terakir ialah Dr. Wissel. Dalam tahun 1962 barulah rumah
sakit diserahkan kepada Jajasan Diakonia dan merupakan projek
kcschatan jang pertama. Selama bebcrapa waktu pimpinan Rumah
Sakit Lepra dirangkap oleh dokterS! Pemerintah dari R.S.U. Ma-
nokwari dan Rumah Sakit di Wasior. Pdt. M. Koibur Sekertaris
merangkap Bendahara mengurusi penerimaan dan pengiriman
uang bantuan Pernerintah. Sedang Sdr. P, Torey mendjadi Ben-
dahara harian RSL dan berdiam di Wasior.
Periu ditambahkan bahwa RSL di Manggurai dibiajai oleh GKI
dengan sumbangan dan menerima bantuan subsidi dari Dinas Ke-
schatan Propinsi Irian Barat. Dalam pelajanan, maka kerapatan
penerbang M.A.F, memberi bantuan jang berharga untuk hubungan
Sukarnapura ke Wasior dan scbaliknja.

5. Rumah Sakit Effala Angguruk.


Selain dari RSL di Manggurai, maka Dr. W. A. Vriend jang di-
perbantukan oleh Zending Gerecïja Hervormd kepada GKI scdjak
1960 mendirikan sebuah Rumah Sakit di Angguruk, lembah Jali-
mo. Rumah sakit itu bernama EFFATA. Gcdung2 aluminium di-
beli dari tanah Inggcris, alat2 dan obat2 dipesan dan dikirim ke
Sukarnapura, kemudian diterbangkan dengan Cessna M.A.F, ke
Angguruk.
Selama sctahun Dr. Vriend bekerdja dibantu oleh dua tiga tenaga,
memasang rumah sakit jang tcrdïri dari bebcrapa gedung, lengkap
dengan alat2 dan obat2nja, 1963-1964. Untuk membantu dokter
maka Dinas Kesehatan memberi subsidi dengan menempatkan
mantn kesehatan jang- dibajarnja. Mula2 mantri. J. Kumataray

95
sesudah pindah ia diganti oleh Isaak Rumere. Njonja Ir. Peters
(Zr. Jos Peters- Chaay) mendjadi tenaga chusus jang membantu
djuga pekerdjaan di RS Effata itu.
Pembelandjaan serta pemeliharaan RS Effata serta gadji dokter
ditanggung oleh uang sumbangan dari Dewan Zending di Oegst-
geest ketjuali gadji mantri.

96
Pasal 33. Projek-projek Pertanian.

Sudah dikemukakan bahwa waktu Zending memulaikan peker-


djaannja di Irian Barat, soal2 perekonomian tidak ketinggalan
mendapat perhatian. Rupa2 tanaman dimasukkan dari luar Irian
Barat, baik bunga2an, buah2an, tanaman polowidjo (makanan)
tanaman umur pandjang dsb.
Lain daripada itu bermatjam-matjam mangga, djeruk, djambu
bidji dimasukkan dari luar Irian Barat ke Mansinam dan Kwawi.
Di halaman di Kwawi dapat dilihat pohon mangga jang telah
berumur 70 sampai 80 tahun ketinggalan dari pohon2 jang telah
rebah.
Didaerah Papen-Waropen (Serui) masih terdapat pohon2 kopi ro-
busta peninggalan usaha penanaman kopi Pdt. Bout sewaktu be-
kerdja di Serui mulai tahun 1921. Kebun2 kelapa jang terdapat
dimana-mana jang ditanam atas andjuran pendeta2. Semua usaha
ini bertudjuan mendidik penduduk untuk menanam pohon2 jang
dapat memberi penghasilan.
Pada tahun 1936 dan seterusnja pengadjaran pertanian dimasuk-
kan setjara lisan dan praktik di Sekolah Guru di Miei. Seorang
pegawai Pertanian (Landbouw Opzichter) ditempatkan di Miei
jang memberi pengadjaran lisan dikelas dan praktik didalam ke-
bun pertjobaan. Dengan tudjuan melalui Guru2 maka pertanian
jang banjak dirintangi adat2 kebiasaan dan kepertjajaan dapat
diperbaharui. Matjam-matjam tanaman, umbi-umbian, buah2an
jang lebih produktip dapat dimasukkan kepada peduduk.
Dalam tahun 1934/1935 dua guru jang baru tamat di Miei jaitu
E. H. Ajamiseba dengan seorang teman dikirim ke Ambon mengi-
kuti Kursus Guru Pertanian di Laha. Jang pertama itu bekerdja
diprojek pertanian Zending di Serui, sedang jang kedua ini mem-
buka kebun pertjobaan di Ababiadi dekat Korido, Biak. Hasil ke-
bun pertjobaan jang dikerdjakan 1935 sampai Mei 1940 masih

97
Lcprosarium Mangguraï.'Miei

njata sampai sekarang. Sclain dua kampung nelajan berpindah


mendjadi kampung orang tani, maka tanaman durian, tjingkeh,
kopi dan tjokelat sudah diperkenalkan kepada punduduk sedjak
1935 itu. Lain dari pada tanaman asing jang diperkenalkan ke-
pada penduduk maka tamatan2 Sekolah Pertanian Ababiadi me-
ngambil bahagian didalam dinas pertanian Pemerintah.

1. Projek Pertanian Zending di Scrui.


(Landbouw Praktijk Cursus)
Dalam tahun2 1953 sampai 1958 aSili pertanian J. J. Jansen jang
diutus oleh Zending membuka sebuah sekolah pertanian di Serui.
Pemuda2 tamatan SD dari berbagai resor dikumpulkan didalam
asrama selama dua tahun mengikuti peladjaran. Mata2 peladjaran

98
pertanian jarig mcliputi pcngetahuan tent&ng fcanah, tumbuh-tum-
buhan, (sajur2an, buah2an, tanaman makanan polowidjo, tana-
man umur pandjang), penjakit2, tjara mengobati dsb. Para pela-
djar menerirna djuga peladjaran kchcwanan dan koopcrasian.
Sesudah usaha pertanian Pemerintah tjukup madju maka Projek
Pertanian Serui diserahkan kepada Dinas Pertanian. Banjak sis-
wa Sekolah ini kemudian hari mendjadi orang tani sedang seba-
hagian mendjadi pegawai Dinas Pertanian.

2. Projek Pertanian AnggUtuk.


Dalam bulan Mei 1963 tibalah Ir. K. D. Peters dan Ir. F. Knacke,
ahli pertanian jang diperbantukan oleh Zending Barmen kepada
GKI di Irian Barat. Ir. Peters ditempatkan di Angguruk dan me-
nmlai sebuah kebun pertjobaan ketjil. Ikliim agak dingin na-
mun demikian sudah bcrhasil memperkenalkan bcberapa matjam
tanaman kepada penduduk Jalimo. Diantara tanaman itu jang
sangat digemarï ialah: katjang tanah dan djagung.
Selain memasukkan djenis2 sajur, tanaman jartg berisi protein
dan jang produktip, maka dipeliharakan dan disebarkan djuga
bibit2 ikan melalui' kolam2 ikan jang dikerdjakan. Selain ikan,
ajam, itik, babi, sapi, kambing, biri, kuda dipeliharakan dan diper-
kenalkan kepada penduduk. Tudjaannja agar bibit2 ajam, itik,
babi dsb dapat disebar-luaskan kepada penduduk untuk dipeliha-
rakan.
Meskipun baru sadja usaha pertanian ini dimulai akan tetapi su-
dah mendapat perhatian dari rakjat.

3. Peladjaran Pertanian di Sekolah Pengindjil Ransiki.


Ir. F. Knacke ditempatkan djsekolah Pengindjil LACHAI ROT
sebagai pengadjar pertanian kepada peladjar-peladjar sekolah itu.
Dengan pertolongan dua tracktor (LJNIMOC), maka lanah dapat
dibuka dengan gampang, kemudian murid2 diberi pengadjaran
praktik didalam kebun jang luas itu. Rupa2 tanaman makanan
ditanam sebagai peladjaran akan tetapi hasiinja untuk makanan
murid sendiri.

99
Didjam peladjaran lisan murid2 menerima pengadjaran mengenai
keadaan tanah, ilmu tumbuh2an dsb.
Tanaman umur pandjang seperti tjokelat, pala, kopi dsb diadjar-
kan dj uga.
Didalam sekolah ini diadjarkan djuga peternakan ajam, babi, sapi,
pemeliharaan ikan dsb.
Maksud jang terutama ialah supaja tjalon2 Pengindjil mendapat
pengetahuan pertanian untuk dipergunakan didalam pekerdjaan
disamping memberitakan Indjil. Pengindjil dapat memberikan
tjontoh2 pertanian jang baru dan produkt kepada masjarakat.
Biaja projek Angguruk dan Sekolah Ransiki ditanggung oleh GKI
dan Dewan Zending Barmen.
Diharapkan bahwa sesudah kedua saudara Peters dan Knacke pu-
lang maka pekerdjaan dapat diserahkan ketangan orang Indonesia
sendiri.

100
BAB VII.
Pasal 34. Bakal Synode Resor Balim-Jalimo.

Pemerintah Belanda membuka lembah Balim mulai 1957. Rom-


bongan diturunkan dengan Cessna M.A.F, dilapangan terbang
CAMA di Hitigima kemudian menumpang motor air dan menda-
rat di pos Balim.
Rombongan2 pertama diturunkan terdiri dari anggota kepolisian,
mantri kesehatan, pegawai DPU dsb. jang kebanjakkannja adalah
anggota GKI.
Untuk melajani anggota tersebut maka mantri. O. Pattipeme dari
dinas kesehatan bertindak sebagai guru Djemaat jang memimpin
kebaktian2.
Pos Pemerintah bertambah besar, anggota GKI jang bertugas dipe-
dalaman itu bertambah banjak; tugas mantri Pattipeme memak-
sakan dia tiap kali mengikuti perdjalanan2 keluar pos. Sangat di-
rasakan perlunja seorang guru Djemaat untuk memeliharakan dje-
maat GKI di Wamena itu.
Badan Pekerdja Harian Synode Umum memutuskan untuk menem-
patkan seorang pendeta muda di Wamena. Hal itu terlaksana dju-
ga. Pada tanggal 23 Oktober 1959 berangkatlah pdt. Z. Rumere
dengan dakota menudju Wamena. Sebuah rumah pendeta dari ba-
han2 setempat didirikan, kebaktian sementara diadakan dikantine
polisi.
Pendeta Rumere bergaul baik dengan orang Balim, diantaranja
dengan Wenaule dan adiknja Leaknek. Dengan pertolongan m.i.
maka diadakan kundjungan kekampung-kampung disekitar Ba-
lim dan djuga ke Kurilu dimana hampir kena bahaja.

Perluasan pekerdjaan di Balim.

Pada akir tahun 1959 tibalah kabar dari Dewan Zending di


Oegstgeest bahwa Zending Rijn di Barmen tanah Djerman, berse-

101
dia membantu GKI dalam pekabaran lndjil didaerah baru. BPH
SU menjetudjui tawaran itu dan menjatakan lembah Balim seba-
gai daerah pekerdjaan.
Pada tanggal 9 Nopcmbcr 1959 pdt. F. J. S. Rumainum beserta
isteri berangkat ke negerii Belanda atas undangan De wan Zending
Geredja Hervormd Belanda di Oegstgeest.
Salah satu pokok jang- penting- dalam atjara kundjungan ialali
membitj arakan bantuan dan hubungan kerdja antara Zending
Rijn dan GKI itu. Dua kali diadakan pcmbitjaraan dcngan Dcwan
Zending Rijn di Bannen jang diketuai olch Dr. H. L. de Kleine
Inspefctor Zending. Pada perundingan jang diadakan 25 dan 26
Djanuari 1960 ditjapai persetudjuan baliwa Zending Barmen
akan membantu pekerdjaan di Balim dengan duo tenaga pendeta.
Dalam pertemuan tersebut dinjatakan baliwa pdt. S. Zöllner jang
disediakan untuk Geredja HKBP ditanah Batak, berhubung dc-
ngan satu dan lain hal tidak dapat masuk Sumatera, akan diutus
ke Irian Barat dalam rangka kerdjasama tersebut itu.
Pendeta jang kedua ialali G. P. Aring jang telah berkcluarga dan
jang bersedia akan berangkat cïjuga ke ïrian Barat.
Dewan Zending Geredja Hervormd Belanda menugaskan Dr. W.
A. Vriend akan beken)ja didaerah baru itu.

Synode Umum bers'idang thn 1965

102
Dalam hulan (Augustus) September 1960 pdt. S. Zöllner dan Dr.
W. A. Vriend tiba di Sukarnapura. Tidak berapa lama kemudian
pdt. Aring tiba djuga dengan keluarganju. Dr. H. F. de Kleine
Inspektor Zending Rijn dari Djerman djuga tiba di Sukarnapura.
Pada tanggal 3 OIctober I900 Dr. de Kleine, pdt. S. Zötiner, Dr.
Vriend bersama Kctua SU, pdt. Rumainum menudju Tiom dengan
menumpang Cessna M. A. F. Maksud kundjungan itu ialah un-
tuk mendapat keterangan-keterangan jang perlu tentang daerah
pedalaman dari Tuan N. van der Stoep, Kepala Sekolah Pendidi-
kan Guru di Tiom.
Tanggal 4 Oktober rombongan kami menudju kc-Wamena, mc-
ngundjungi pos GKI di Wamena. Pdt. M. Jóku dengan keluarga
telah menggantikan pdt. Z. Rumere. Cessna kami terbang menudju
timur tenggara kedaerah jang telah dipilih sebagai terapat pc-
kerdjaan GKI itu.
Sesudah mcliwati bebetapa gunung jang tinggi maka tibalah kami
diatas lembah Jaiiino. Kira2 setengah djam Iamanja kami terbang
mengedari lembah itu sambil mengadakan pemotretan, untuk men-
tjahari suatu tempat jang- balk untuk pemhuatan lapangan ter-
bang.
Dr. do Kleine pulang ke tanah Djerman sesudah menjaksikan sen-
diri daerah jang telah dipilih sebagai lapangan pekerdjaan ber-
sama itu.
Dalam persidangan BPH SU diputuskan, bahwa pdt. Zöllner jang-
bersama Dr. Vriend serta beberapa pengindjü dan tukang2 akan
menudju lembah Jalirno, Scmcntara itu kota Wamena telah di-
pindahkan dari tepi sungaï lïalim ke tempat jang baru ditepi lapa-
ngan terbang.
Pendeta Aring dengan keluarga ditempatkan di Wamena didalam
sebuah ldngstrand jang baru dibangun. Gedung Geredja jang se-
mi permanen dibangunkan oleh ang-gota2 geredja.
Pekerdjaan di Wamena diperkuat dan diperluas. Orang jang per-
tama dibaptiskan Jalah Paulus dan Jordan Mokoko serta kawan2-
nja pada bulan Djanuari 1962. Kemudian diadakan pcmbaptisan
pada bulan Djuni dan Oktober 1963 kepada ibu2 Balim jang ka-

103
win dengan anggota2 GKI beserta anakSnju. Baptisan mana meli-
puti 40 orang.
Bakal Djemaat jang- berikut dibuka di Kurima jaitu udjung timur
lembah Balim. Pengindjil M. Fossba ditempatkan di Kurima. Pos
jang berikut dibuka di Mukwi. Dari pos2 ini ïndjil dikabarkan
kepada kampung2 sekeliling, ialah: Ibiroma, Anjelma, Sjokosimo,
Jetni dan Jetipo.
Sebuah sckolah dibuka di Wamena jang kemudian dvberi subsidi
dan diserahkan kepada J.P.K.
Pada tgl. 2.1 Maret 1963 tibalah zuster2 Martha Dichl dan Anna
Keszler di Sentani dan 15 Djuni berangkat ke Wamena, keduanja
bekerdja chusus dibidang kcwanUaan. Kttrsus2 mendjahit, mema-
sak, membatja Alkitab dan berdoa.
DaJam tahun 1964 pdt. Aring berpindah ke Sukarnapura dan di-
ganti oleh pdt. Bentz jang meneruskan pekerdjaan di Wamena.
Sementara itu bebcrapa pos baru dibuka baik disebeJah timur Mukwi
mau didekat Wamene sendiri: ialah Wesapma.
Pada tahun 1965 pdt. Bentz membuka suatu lapangan pekerdjaan
baru dï Apalapsali.

104
Pasal 35. Lapangan pekerdjaan dilembak Jalimo.

Pdt. ZoUner, Dr. Vriend, pdt. M. Joku, Pengindjil M. Maban sev-


ta takang G. Mambrïsau bcrpindah ke Kurima. Dari Kurima me-
rcka mengadakan kundjungan kedaerah2 sekeliling Kurima
terutama Mukwi. Maksudnja ialah mentjahari perhubungan de-
ngan orang Jalimo (orang dari belakang gunung), jang tiap kalï
keluar ke Makwi.
Setelab diadakan perhubungan dengan beberapa orang Jali, lalu
rombongan bcrpindah ke Mukwi dengan maksud mengadakan ap-
proach dengan orang Jali setjara kuntinu.
Sesudah persediaan dan pcnjcÜdikan jang tjukup mendalam, ma-
ka pada tanggal 20 MareÉ ï 961 romhongan bcrangkat menudju
lembah jalimo. Sebuah radio dibawa lengkap dengan aiat2nja se-

Gcdung gcredju Pengharapan di Sukarnapura

105
hingga rombongan dapat mengadakan hubungan tiap2 hari de-
ngan pdt. Aring di Wamena.
Lima hari jang berat dan sukar dialami: gunung2 jang tingginja
3600 meter dan Iembah2 jang dalam dan litjin dilalui, udara ma-
lam jang amat dingin jang berasal dari pegunungan saldju men-
djadi rintangan jang besar. Sjukurlah pada tanggal 25 Maret 1961
tibalah mereka di Pileam, pintu lembah Jalimo.
Selama didalam perdjalanan rombongan mendapat bantuan dari
pilot cessna jang tiap kali mendjatuhkan makanan dan keperluan
bila diminta dan pada tempat2 jang ditentukan dengan memberi
tanda.
Sebuah rumah sementara didirikan untuk tempat penginapan. Ke-
mudian diadakan penjelidikan terus kedaerah Prongkoli dan me-
nudju Angguruk jang terletak disebelah timur Pileam. Angguruk
dipilih sebagai tempat untuk didjadikan lapangan terbang.
Selama belum ada lapangan terbang maka keperluan mereka di-
dj atuhkan oleh cessna.
Diadakan perundingan dengan kcpala suku di Angguruk jang ber-
nama Koluwak jang menguasai tanah; lalu sepotong tanah dibeli.
Rumah2 darurat segera dibangunkan. Lapangan terbang dikerdja-
kan.
Setelah beberapa bulan maka lapangan terbangpun selesai. Pesa-
wat cessna mendarat dengan baik dan dapat menurunkan bahan2
keperluan dan pembangunan.
Rumah pendeta, rumah dokter dan rumah sekolah dibangunkan.
Keluarga Dr. Vriend jang telah menunggu di Sukarnapura dida-
tangkan. Pdt. Zöllner nikah dengan tjalon isterinja jang telah tiba
dan menetap di Angguruk sebagai pemimpin pekabaran Indjil.
Pemasjarakatan diadakan. Njonja Zöllner memimpin sekolah da-
sar jang dimulai dengan 15 murid; disusul djuga oleh kursus buta
huruf bagi orang dewasa. Tidak lama kemudian tibalah guru O.
Usjor jang meneruskan sekolah tersebut dan diresmikan mendjadi
sekolah dasar JPK.
Pengindjil2 ditempatkan di Helariki, Ponteng, Wanioki dan dua
buah sekolah dasar dibuka lagi.

106
Pasal 35a. Lapangan pekerdjaan di Apalapsali.

Sesudah pembangunan di Angguruk selesai, maka pekerdjaan di-


luaskan kedaerah Pileam. Pengindjil Maban memimpin suatu team
jang ke Pileam dalam tahun 1962 dan membuka suatu lapangan
terbang di Prongkoli. Setahun lamanja team itu jang terdiri dari
pengindjil M. Maban, tukang Jerisetou, A. Kiambo dan J. Kafiat
bekerdja dengan keras. Bantuan dari pihak penduduk Prongkoli
kurang sekali, namun demikian oleh ketekunan kerdja, maka la-
pangan terbang selesai dan dapat didarati.
Guru J. Jouri dengan isteri tiba dan sekolah dasar JPK Prongkoli
dibuka 1963.
Dari Prongkoli jang terletak didaerah Pileam, Indjil dibawa ke-
kampung-kampung lain jang djauh, antara lain kedaerah Jangkali
Kemadjuan dan perluasan pekerdjaan dilembah Jalimo mengalimi
suatu pertjobaan besar. Ketika suatu rombongan orang Angguruk
mengundjungi Prongkoli, terdjadilah suatu insiden jang menga-
kibatkan 11 orang dibunuh dan dimakan oleh orang Prongkoli.
Termasuk dua anak piara jang turut tukang A. Kiambo dan Jeri-
setou. Hal jang mengakibatkan hubungan antara Angguruk dan
Pileam putus.

107
Pasal 36. Lapangan pekerdjaan di Pileam.

Pada tanggal 4 September 1965 pdt. Bentz bersama pengindjil A.


Mansawan, Twenty dan 15 orang Bokondini mentjahari suatu
daerah pekabaran Indjil jang baru. Mereka berangkat dari Wa-
mena menudju ke-utara. Gunung2 jang memisahkan lembah Balim
dengan bahagian utara didaki dan kemudian mereka tiba disebelah
utara. Pada tanggal 10 September tibalah mereka disebelah timur
lembah Paas.
Daerah jang mereka djumpai ialah Apagapsali (Apalapsali) jang
diterdjemahkan berarti: halaman tempat membakar kulit manusia.
Penduduk Apalapsali mempunjai hubungan bahasa dan adat de-
ngan orang Jali. Mereka menjambut rombongan pdt. Bentz dengan
gembira. Setelah diadakan perundingan maka penduduk mendjual
sepotong tanah untuk didjadikan lapangan terbang.
Penduduk Apalapsali membantu dalam mengerdjakan lapangan
terbang itu, jang dimulai pada hari Senin 13 September dan sele-
sai pada tanggal 23 Desember 1965.
Rumah pdt. Bentz dan rumah pengindjil Mansawan dikerdjakan
ditepi lapangan terbang.
Pdt. Bentz memasukkan rupa2 tanaman antara2 lain nenas dan
kelapa: demikian djuga ajam, babi dan sapi. Pada bulan Pebruari
1966. Pdt. Bentz djatuh sakit sehingga terpaksa dirawat ditanah
Djerman. Sdr. Mansawan sendiri dengan beberapa pemuda Boko-
ndini meneruskan pekerdjaan di Apalapsali.

108
Pendahuluan.

Tanpa buku2 Zending tidak dapat melaksanakan tugasnja. Oleh


sebab itu sedjak permulaan buku2 merupakan suatu alat jang vital
bagi pekerdjaan. Indjil jang diberitakan sudah ditjetak mendjadi
buku. Buku2 batjaan disekolah dan buku2 lainnja membantu kea-
rah peladjaran membatja dan pengetahuan umum.
Indjil jang sudah dibukukan dengan teknik Barat serta diberi ber-
tjorak kebudajaan agama Kristen di Barat. Tidak heran kemudian
hari agama Kristen sukar sekali dipisahkan dari kebudajaan ne-
gara2 Barat itu .Djuga Indjil Tuhan sukar ditjeraikan dari pada
kebudajaan Kristen, oleh karena para pendeta dan padri jang
mengembangkan agama Kristen adalah orang jang berasal dari
Eropah.

Dalam pemberitaan Indjil maka buku2 adalah saluran-saluran


jang dengannja pengetahuan agama dan pengetahuan umum di-
sampaikan kepada penduduk. Sebab itu buku2 merupakan alat
pengembang kebudajaan Kristen dan Indjil kepada pemeluk2 aga-
ma itu.
Bagi orang jang telah pandai membatja didatangkan buku2 ba-
tjaan dan kitab Indjil, jang dikarang didalam bahasa Melaju (In-
donesia). Maklumlah bahasa pergaulan ialah bahasa Melaju. Ka-
dang2 dikarang buku batjaan dengan bahasa daerah jang teruta-
ma dikelas pertama sekolah dasar untuk memudahkan tjara bela-
djar membatja. ')
Penjaluran buku2 pada permulaan sulit berhubung soal penga-
ngkutan diadakan dengan kapal2 lajar, urusan pos jang belum
seberapa madju. Hal mana berubah dengan tjepat sesudah kapal
lajar diganti dengan kapal api dan jang berlajar dengan tetap.

109
B cd ai
Buku-Buku
GKI

Penjiaran buku-buku.
Mula2 kebutuhan buku baljaan itu hanja sedikit sadja, scbab se-
kolah belurn bcrapa banjak; djumlah murid masih sedikit. Akan
tetapi makin lama makin banjak orang jang tahu mernbatja dan
perlu buku2 didatangkan didalam djumlah jang besar.
Buku2 njanjian daerah dikarang di-sarnping njanjian dengan ba-
hasaMclaju. '')
Buku njanjian jang pertama dalam bahasa daerah ialah Mazmur
ma Dou, dengan bahasa Nurofor. MuJa2 dikarang tanpa noot, ke-
mudian ditjetak ulang oleh pdt. F. J. F. van Hasselt dengan noot
angka.
Buku batjaan dalam bahasa daerah ialah surat Wasja Ra I dan
Ra TI dsb. jang dipakai dikclas I dan TT sekolah dasar. Buku ba-
tjaan dengan bahasa Numfor untuk kclas ke ITT ialah Kakofcn ma
Kakaik, tjeritera umpama jang mengandung peladjaran. 3)
Alkiiah bahasa Tndonesia jang pertama dimasukkan ke Iriau Barat
ialah salinan Klinkert jang ditjetak dalam dua bahagian jaitu
P.L. dan P.B. Kemudian hari Perdjandjian Baru Klinkert diganti
dengan terdjemahan Bode.
Afkitab bahasa Numfor dikerdjakan oleh pdt. F. j . F. van Hasselt
dengan salinan bebas. ialah Relo Bekwar (Pevdjandjian Lama),
Refo Babo (empat Indjil) dan surat Rasul2 (kitab Rasul). Alkitab
ini dipakai dïdaerah Manokwari, Biak-Numfor, Roon dan Radja-
Ampat. Kemudian tak ditjetak lagi.
Pada waktu ,,Lectuur Gommissie dr B-j.nóung" didirikan, rnaka
buku2 dimasukkan setjara teratur ke lrian Barat. Buku2 tafsiran

110
pdt. Tiemersma dan pendeta2 lain, serta buku2 Kristen., Almanak
Masehi dsb. disiarkan kepada guru2 melalui pendeta2. Dengan
bertambah masuknja buku2 maka perlahan-Iahan terdjadilah toko
buku Zending jang diepegang oleh pendeta2.4)
Selain dari buku batjaan Kristen atau umum maka buku2 peladja-
ran disekolah-sekolah Zending jang diberi subsidi djuga bertam-
bah banjak.
Terlibih pada waktu peraturan subsidi Pemerintah kepada seko-
Iah2 Zending diadakan. Dalam tahun 1906 dan 1911 diadakan
aturan bahwa 75% dari ongkos sekolah di Irian Barat ditanggung
oleh Pemerintah. Dalam tahun 1925 berlaku peraturan subsidi
umum (Alg. Sub. regeling) Untuk seluruh Hindia Belanda bahwa
Pemerintah menanggung semua biaja sekolah, sedang alat2 pela-
djaran ditanggung oleh kas onderafdeling.
Pada akir peperangan dunia ke II, ternjata banjak buku hilang;
dimana-mana terasa kekurangan buku jang sangat besar.
Badan Penerbit Kristen (BPK) didirikan menggantikan Lectuur
Commisie Bandung di Djakarta. Banjak buku diterbitkan dan di-
sebarkan melalui kiosk2 dan toko2 buku diseluruh Indonesia, djuga
daerah Irian Barat. Dimana-mana dibuka toko buko Zending seper-
ti di Sukarnapura (Hollandia), Biak, Manokwari, Sorong dsb.
Buku Njanjian Rohani karangan pdt. I. S. Kijne ditjetak dan di-
masukkan mulai tahun 1947 di Irian Barat. Pdt. Kijne mengarang
djuga buku njanjian 25 Mazmur, akan tetapi kemudian buku itu
disempurnakan lagi dengan beberapa mazmur dan dipersatukan
mendjadi buku „Mazmur dan Njanjian Rohani" jang sekarang.
Selain dari buku2 jang didatangkan dari luar Irian Barat, maka
GKI sendiri menerbitkan djuga beberapa buku sederhana a.I. buku
Tata Geredja, buku Petrus Kafiar, Kebaktian Kita dan kalender2
Geredja Kristen Indjili. Untuk usaha ini maka diperlukan pemi-
kiran dan kebidjaksanaan chusus. Suatu usaha untuk mengkoor-
diner penerbitan, pesanan dan pendjualan jang memerlukan be-
landja dan organisasi. Dengan demikian maka terbentuklah Jaja-
san Balai Buku-buku GKI sedjak 1961 jang berpusat di Sukarna-
pura.

111
Jajasan Balai Buku2 GKI jang dimulai oleh pdt. A. Rigters Seker-
taris BPHSU dan beberapa anggota mengangkat pdt. N. van der
Bent sebagai kepala Jajasan tersebut. Tjabang2 Jajasan dibuka di
Biak, Manokwari dan Sorong serta ranting2 terdapat pada tiap
kantor resor.
Pada waktu pdt. Rigters kembali pada akir bulan Djanuari 1963,
maka Jajasan Balai Buku-Buku diketuai oleh pdt. J. Mamoribo.
Pdt. N. van den Bent berpindah ke Biak merangkap agen Lem-
baga Alkitab Indonesia dan NBG. Sdr. S. Rumaseuw bendahara
Synode Resor Biak-Numfor diangkat mengganti pdt. van den Bent
dan bertempat di Sukarnapura.

^ Untuk memudahkan peladjaran membatja, maka diusahakan njanjian2


dalam bahasa daerah (Numfor) ump. Buku 10 Njanjian Numfor karangan Pdt.
Ottow jang diterbitkan 1861.
Buku Masmur ma Dou Numfor karangan pdt. Geissler ditjetak di Utrecht 1871.
Fajasi Rjo Refo Mansren Allah Bjeda: (Tjeritera Alkitab) kar. Geissler 1868.
Buku Njanjian 50 Masmur dan 35 Njanjian karangan pdt. N. Rinnooy 1875.
Indjil Markus Bah. Numfor terdjemahan pdt. Geissler 1871.
Kitab Kedjadian oleh Rinnooy 1875; Lukas dan Mateus salinan J. L. van Hasselt
1878; Indjil Jahja oleh J. L. van Hasselt dan W. L. Jens 1881.
Terdjemahan baru Indjil Markus oleh J. L. van Hasselt dan W. L. Jens 1885.
Buku 252 Tjeritera2 Alkitab salinan J. L. van Hasselt.
Buku I dan II Semue! dan Hakim2 salinan G. L. Bink.
Tjeritera2 Alkitab dalam bahasa Windesi salinan J. A. van Balen 1911. dsb.
2
) Soerat Doja faro Roem Farkor ma faro Roemsi oleh Nj. van Hasselt-Mundt
1900. - jang ditjetak di Johanna Zendingspers di Andai. -
Buku Njanjian dalam bahasa Windesi oleh Pdt. dan Nj. van Balen.
Kitab Masmur ma Do karangan Pdt. F. J. F. van Hasselt jang ditjetak dua kali.
Masmur ma Ranu dim bahasa Wandamen karangan pdt. I. S. Kijne dan pdt. D.
B. Starrenburg jang djuga ditjetak beberapa kali. Kemudian Do Samfur (sepuluh
Njanjian) bahasa Numfor karangan Pdt. I. S. Kijne dan buku „Saluwak Kristen"
25 Njanjian dalam bahasa Mooi oleh pdt. F. C. Kamma.
3
) Untuk melengkapi buku2 batjaan dalam bahasa daerah, maka pdt. J. L. van
Hasselt telah mengarang buku tanja djawab: „Fokken ma Karem jang sampai
tiga kali ditjetak, jang terakir di Andai 1899; tjetakan pertama 1867. Buku
katechisasi: „Guru ma Murid" karangan pdt. F. J. F. van Hasselt.
4
) lain dari buku2 maka didatangkan djuga surta2 bulanan atau mingguan
dari Djawa, seperti „BENTARA" dan kemudian „PENABUR2 dan sebagainja.

112
Pasal 3H. Lembaga Alkitab Indonesia.

Meskipiin sudah beberapa kali kita menjinggung persoalan penjia-


ran Alkitab dalam pasal ini, kiranja baik djika setjara tcrsendiri
kita mcnempatkannja disini. Alkitab jang dimasukkan oleh Zen-
ding ke Irian Barat berasal dari Kerapatan Alkitab Belanda (NBG)
N.B.G. = Nederlandsen Bijbelgenootschap, jang berpusat di Am-
sterdam. Kadang2 dimasukkan djuga oleh Kerapatan Alkitab ïng-
geris di London (BBS = British and Foreign Bibel Society).
Seperti telah dikemukakan diatas bahwa Alkitab jang dimasukkan
ke Irian Barat ialah Perdjandjian Lama dan Perdjandjian Baru
salinan Klinkert dengan bahasa Indonesia. Kemudian P. B. Klin-
kert diganti dengan salinan Bode.

Resepsi Peringatan 10 takun GKI

113
Kemudian dari tahun 1950 maka djumlah Alkitab jang dimasuk-
kan ke Irian Barat mentjapai puluhan ribu jang semuanja lekas
terdjual. Pengiriman jang terbesar jang pernah terdjadi berlaku
dalam tahun 1951 sehingga diperlukan lebih dari lima tahun un-
tuk mendjualnja.
Untuk mengurusi penjaluran Alkitab itu maka tuan G. W. de Ka-
ter pegawai NBG dan kantor Persekolahan Zending di Sukarna-
pura diserahi perwakilan NBG. Pada waktu tuan de Kater be-
rangkat perwakilan NBG diserahkan kepada pdt. van den Bent.
Pada bulan Mei 1963 ketika pdt. van den Bent pulang maka per-
wakilan NBG diserahkan kepada sdr. S. Wambrau. Sementara itu
Lembaga Alkitab Indonesia jang berpusat di Bogor telah mengam-
bil alih tugas Kerapatan Alkitab Belanda di Indonesia.
Dengan sendirinja perwakilan di Irian Barat mendjadi agen LAL
Pengiriman Alkitab LAI jang pertama terdjadi dalam tahun 1965
ketika 10.000 Alkitab lengkap bahasa Indonesia jang ditjetak atas
perintah kementerian Agama Republik Indonesia tiba di Irian
Barat.
Dapat ditambahkan disini bahwa dengan penerbitan Alkitab da-
lam rupa2 ukuran dan pembalutan, maka gaja tarik pembeli ber-
tambah besar.
Penjiaran Alkitab didalam G.K.I. didjalankan melalui toko2 buku
Jajasan di Sukarnapura, Biak, Manokwari dan Sorong dsb.

114
Pasal 39. Publikasi dan Komunikasi.

Untuk menghubungi para pelajan Gcrcdja dan anggota2 jang ter-


scbar dikota-kota dan desa2, dipesisir dan pedalaman maka diter-
bitkan surat kabar bulanan. Tudjuan dari madjalali itu ialah
memberitakan peristiwa2 jang penting didalam Gcredja, dan po-
kok2 aktuel jang dihadapi masjarakat.
Surat kabar bulanan bergambar jang pertama diterbitkan oleh pdt.
I. S. Kijne 1930 pada waktu dipcringati 75 tahun Zending beker-
dja di Jrian Barat. Surat bulanan itu jang- bernama „Bintang- Pagi",
ditjetak di pertjetakan Kolff Surabaja. ,,Bintang Pagi" itu terbit
sampai penghabisan tahun 1941, jakni pcrmulaan perang Nippon.
Dalam tiap resor diterbitkan madjalali jang distensi! seperti ,,Sam-
pari" di Korido sedjak Mei 1934 oleh pdt. H. J. Agter dan pdt.
D. A. ten Haaft dengan bahasa Biak. Sampari sekali terbit dengan
3000 helai dan dibatja di Biak, Manokwari dan resor Sorong.
Diresor Miei diterbitkan surat bulanan stensil jang bernama ,,Sa-
sar Wondama", diresor japen-Waropcn bernam „Kabo Wcsjen",
diresor Sorong bernama „Bentara". Semua ini bersifat setempat
sadja dan berhubung kcsukaran teknis maka sernuanja üdak pan-

Para undangan pada resepst peringatan 10 tahun GKI


djang umurnja. Sampari jang diterbitkan di Korido mentjapai
usia 26 tahun lebih.
Sesudah GKI berdiri maka Sekertariat Synode Umum jang dipim-
pin oleh Dr. F. C. Kamma, menerbitkan surat bulanan jang ber-
nama „Pedoman Guru" dalam tahun 1957 dan 1958. Pedoman
guru inipun tidak luput dari kesukaran jang menimpanja dan
akirnja djuga menempu djalan buntu. Meskipun demikian usaha
untuk melaksanakan tjita-tjita seperti ternjata diatas tetap dite-
ruskan.
Pada bulan Desember 1959 Sekertaris Synode Umum pdt. A. Rig-
ters bersama pdt. K. A. Schippers menerbitkan surat bulanan „Se-
rikat" jang mengganti Pedoman Guru. Surat kabar Serikat jang
djuga bergambar ditjetak dipertjetakan Pemerintah Sukarnapura.
Disamping madjalah bulanan, maka Sekertariaat Synode Umum
mengeluarkan surat2 kepaniteraan setjara kontinu, seruan mimbar,
surat penggembalaan jang menghubungi dan memimpin peker-
djaan di-resor2.
Dalam tahun 1963 diterbitkan satu madjalah tengah tahunan jang
bernama „Pedoman Pemimpin" dichususkan untuk para pelajan
djemaat. Berhubung' dengan satu dan lain sebab maka penerbitan
madjalah inipun dihentikan.
Lain dari surat kabar, maka melalui siaran radio RONG pada
masa Pemerintah pendjadjah sekali seminggu selama 10 menit dia-
dakan ruangan GKI jang bernama „Warta berita GKI". Ruangan
mana tetap diteruskan djuga sampai sekarang melalui studio RRI
Sukarnapura pada tiap Senin malam. Dengan siaran itu maka
kedjadian2 penting didalam dan luar Geredja dapat diberitakan.

116
Pasal 41. Daftar tahun2 jang penting bagi G.K.I.

1492 Columbus menemui benua Amerika.


1498 Vasco da Gama mentjapai pantai India.
1512 Pelajar2 Portugis jang mentjari rempah2 tiba
di Maluku.
1522 Pcdagang2 Portugis menetap di Ambon dan
Ternate.
1542 s/d 1552 Pater Fransiscus Xaverius dari Missi Katolik
menjebar Agama Kristen di Asia Tenggara
termasuk Indonesia, dan Pilipina.
1602 Serikat perdagangan Kompeni Belanda (VOC)
didirikan dan beroperasi di Indonesia.
1795 Berdirinja Kerapatan Pekabaran Indjil Lon-
don di Inggeris (L.M.S.).
1797 Terbentuklah Nederlandse Zendelings Genoot-
schap di Rotterdam Belanda.
1848 Pdt. 0. G. Heidring membentuk perhimpunan
„Utusan Tukang".
5 Pebr. 1855 Utusan Tukang „Ottow dan Geissler" tiba di
pantai Mansinam (Manokwari).
1857 Pdt. Ottow pindah membuka pekerdjaan di
Kwawi.
1857 Njonja Ottow membuka sekolah puteri di
Kwawi.
1858 Terbentuklah Kerapatan Nederlandse Zen-
dings Vereniging.
13 April 1859 Terbentuklah Kerapatan Utrechtse Zendings
Vereniging di Utrecht.
+ 1860 „Utusan Tukang" Jaesrich dari Zending Goss-
ner tiba di Kwawi.
9 Nop. 1862 Pdt. Ottow meninggal dunia di Kwawi.

118
17 April 1863 Njonja Ottow Letz berangkat dari Kwawi de-
ngan kapal milik Duivenbode menudju Ter-
nate.
18 April 1863 Pendeta2 U.Z.V., jaitu J. L. van Hasselt serta
isteri, Klaassen bersama isteri dan pdt. Otter-
spoor tiba di Mansinam dengan kapal „de Vir-
go".
25 Okt. 1863 Kapal api „de Telegraaf" tiba di Manokwari.
1 Djan. 1865 Sara, wanita pertama jang dibaptiskan oleh
Geissler.
1866 Pdt. tani Kamps tiba dan bekerdja di Jomber
(Meoswar).
1867 Pdt. Woelders tiba di Andai.
1867 Pdt. Mosche membuka sekolah di Jomber
(Meoswar).
1 Djan. 1869 Pria2 jang pertama (tiga orang) dibaptiskan
oleh Geissler.
1870 Tukang kaju G. L. Bink tiba dan bekerdja
membangunkan rumah2 pendeta dan gedung-
geredja.
1871 Pdt. Meeuwig membuka sekolah di Momi (Ran-
siki).
1875 Nj. J. L. van Hasselt mendirikan perhimpu-
nan kaum ibu jang bernama „Maria - Mar-
tha".
1876 Pdt. W. L. Jens tiba dan bekerdja sampai
1900 di Mansinam dsb.
1879 Kursus buta huruf diadakan di Mansinam oleh
Pdt. J. L. van Hasselt.
20 Des. 1881 Tukang kaju G. L. Bink diteguhkan sebagai
pendeta di Mansinam.
1882 Tiba pendeta J. A. van Balen.
1887 Noseni dibaptiskan dengan nama Petrus Ka-
fiar.

119
1890 Kapal KPM berlajar tetap dipantai utara
Irian Barat.
1891 Pdt. van Balen membuka sekolah di Windesi.
1892 Petrus Kafiar dan Timotheus Awendu ke Semi-
nary Depok.
1893 Pendeta Bink mengundjungi danau Sentani.
1894 Anak Pdt. J. L. van Hasselt jang bernama F.
J. F. van Hasselt mendjadi pendeta dan tiba
di Mansinam.
10 Nop. 1896 Guru Petrus Kafiar dan Timotheus Awendu
kembali di Mansinam sesudah tamat sekolah
Depok.
12 Agust. 1898 Petrus Kafiar menikah dengan Ida di Man-
sinam.
1898 Satu perahu Sangihe-Talaud terdampar di Su-
piori (Biak) dengan 11 penumpang.
1898 Pemerintah Belanda menetap di Fak-Fak dan
Manokwari.
1904 Willem Rumainum dikirim ke Seminary De-
pok.
1906 Aturan subsidi sekolah 75% untuk daerah
Irian Barat (N.N.G.).
1906 Pdt. D. B. Starrenburg tiba di Irian Barat.
1907 Pdt. J. L. van Hasselt pulang dengan pensiun.
1907 Mimpi Jan Ajamiseba di Jende (Roon).
25 April 1908 Pdt. F. J. F. van Hasselt mengantar Guru
Petrus Kafiar ke Biak.
Agust. 1908 Guru Willem Rumainum tamat dari Seminary
Depok.
1910 Pdt. F. J. F. van Hasselt menempatkan guru
di Metudebi (Sukarnapura).
1911 Pdt. F. J. F. van Hasselt menempatkan guru2
di Wakde dan Podena (resor Sarmi).
1912 Pdt. van Muilwijk mendarat di Fak-Fak.

120
1912 Pdt. Jens muda mengadakan tourne keliling
Biak dan Supiori.
1913 Pdt. F. J. F. van Hasselt menempatkan guru
Tamtelahitu di Sorong.
1913 Pdt. D. C. Bout tiba di Fak-Fak.
1914 Pdt. Jens muda menetap di Bosnik (Biak).
1914 Perang dunia pertama mulai di Eropah.
1916 Dr. J. W. Gunning Director UZV mengundju-
ngi Mansinam.
1916 Pdt. J. Bijkerk mendarat di Hollandia dan
menetap.
1917 Pdt. F. J. F. van Hasselt mendirikan sekolah
Guru di Mansinam.
1918 Penjakit influensa meradjalela di Irian Barat.
1920 Pdt. A. J. de Neef tiba di Hollandia kemudian
pindah dan menetap di Wakde lalu pindah ke
Sarmi.
1921 Pdt. D. G. Bout pindah dari Fak-Fak dan me-
netap di Miei untuk mendirikan sekolah Tu-
kang.
1921 Pdt. D. C. Bout pindah dari Fak-Fak ke Miei
untuk ganti Pdt. D. B. Starrenburg jang tjuti.
1922 Pdt. H. J. Agter tiba di Biak.
1923 Pdt. I. S. Kijne, J. Eygendaal, F. Slump tiba
di Irian Barat.
1924 Pdt. D. C. Bout habis tjuti membuka peker-
djaan di Serui.
1924 Pdt. Schneider datang mendirikan rumahnja
di Genjem.
1924 Pdt. F. W. F. Hartweg tiba di Korido.
1925 Sekolah Guru di Mansinam dipindahkan ke
Miei, (Wandamen).
1926 Indjil mulai masuk Sentani.
1927 Guru2 sekolah Mansinam tamat di Miei.
1928 Dr. K. J. Brouwer Direktor Zending UZV tiba

121
di Miei dengan meladui djalan darat dari Idoor
ke Windesi.
1928 Pdt. Bout membuka Rumah Sakit di Serui.
1930 Tuan C. M. Gosal tiba di Miei sebagai Kepala
Sekolah Sambungan.
1930 Peringatan 75 tahun Zending di Irian Barat.
1930 Resor Fak-Fak dan Kaimana diserahkan ke-
pada Geredja Ambon berhubung kekurangan
uang.
1931 Pdt. F. G. Kamma tiba di Sorong.
1932 Pdt. D. A. ten Haaft mengganti Pdt. I. S. Kij-
ne jang bertjuti.
1933 Pdt. I. S. Kijne kembali dan Pdt. D. A. ten
Haaft pindah ke Korido.
1933 Rumah Sakit „RUMANDE" di Korido dires-
mikan.
1934 Guru2 E. H. Ajamiseba dan F. J. S. Rumai-
num berangkat ke Ambon mengikuti Kursus
Pertanian di Laha.
6 Sept. 1935 Geredja Ambon dilantik mendjadi Geredja
Protestan Maluku.
1935 Guru Ajamiseba dan Rumainum tamat dan
kembali dari Ambon.
1935 Kebun pertjobaan di Ababiadi Biak dibuka.
1938 Pdt. H. J. Teutscher tiba di Miei.
1940 Kebun pertjobaan di Ababiadi ditutup.
Mei 1940 Peperangan Djerman. Pdt. Teutscher pindah
ke Nias.
1941 Pdt. Kijne bertjuti di Djawa, dan karena pe-
rang berpindah ke Sumatra. Guru Mangadi
menggantinja di Miei.
1942 Sekolah Miei ditutup.
1942 Peperangan Nipon masuk Irian Barat.
1942 Pergerakan Koreri meradjalela di Biak dan
Teluk Tjenderawasih.

122
1942 Pendeta2 Belanda dibawa oleh Djepang.
1943 Serangan2 tentara Sekutu terhadap tentara
Djepang.
April 1944 Tentara Sekutu mendarat di Sukarnapura
(Hollandia) dan kemudian di Biak dan Num-
for.
1944 Pdt. Pik tiba dari Australia dan pekerdjaan
Zending mulai didjalankan lagi setjara tera-
tur.
1945 Guru Djemaat diangkat mendjadi Wakil Pen-
deta.
1946 Pdt. I. S. Kijne dan D. A. ten Haaft mengha-
diri Konperensi Djakarta.
15-25 Maret 1947 Konperensi Zending dan Geredja di Malino-
Makassar, hadir F. J. S. Rumainum dan G. A.
Lanta.
1947 Sekolah Theologia Makassar didirikan dengan
mulai di SoE. (Timor Kupang).
1948 Konperensi Zending dii Joka. Dr. K. J. Brou-
wer hadir.
1948 Konsep tata geredja karangan Pdt. Kijne di-
bahas.
1948 F. J. S. Rumainum masuk Sekolah Theologia
Makassar (sementara di SoE) Timor Kupang.
Des. 1949 Penjerahan kedaulatan kepada Indonesia Ke-
tjuali daerah Irian Barat.
1950 Pdt. Kijne menghadiri persidangan synode
G.P.M, di Ambon akan membitjarakan masuk-
nja djemaat-djemaat G.P.M, di Irian Barat
kedalam bakal G.K.I. Rentjana itu gagal oleh
timbulnja R.M.S.
1950 SMP dan ST Zending dibuka di Kotaradja.
1950 ODO (sekolah guru) dibuka kembali ke Serui.
Mei 1950 Konperensi Zending di Serui mengangkat Gu-
ru2 mendjadi pendeta.

123
1951 Beberapa pendeta bukan Belanda mendjadi ta
mu konperensi di Serui.
1952 Pdt. Rumainum tamat dan mendjadi Ketua
Synode resor Biak-Numfor ganti Pdt. R. G.
ten Kate.
1953 Tuan H. J. Brinkman mendjadi RSB (PSW)
Zending Biak.
1953 Tuan S. C. Graaf van Randwijck S.H. mengu-
ndjungi Irian Barat.
1954 Sekolah Theologia dibuka di Serui.
1954 Synode Persediaan berlangsung September di
Serui.
1954 Dr. G. P. H. Locher Sekretans Dewan Peka-
baran Indjil Belanda mengundjungi Irian Ba-
rat.
1955 Peringatan 100 tahun Zending di Irian Barat.
Konperensi Zending jang terakir berlangsung
di Kwawi (Manokwari).
1955 Dana Peladjar Zending dibentuk. Peladjar2
PMS dikirim ketanah Belanda untuk masuk
HBS dsb.
1956 Synode GKI bersidang; GKI dilantik mendja-
di Geredja jang berdiri sendiri.
1956 Dr. GPH Locher Sekretaris Dewan Pekabaran
Indjil hadir didalam Synode Umum ke I.
1957 Sekolah Pengindjil dibuka di Ransiki.
1957 Ketua S.U. pindah dari Biak ke Sukarnapura.
1958 18 pendeta jang pertama tamat dari Sekolah
Theologia Serui.
Djuli 1957 Tenaga Sosial Nn. L. C. Swaan untuk GKI
tiba di Sukarnapura.
1959 Pdt. I. S. Kijne pulang dengan pensiun.
1959 Sekolah Theologia pindah ke Sukarnapura.
1959 Kekundjungan Ketua S.U. kenegeri Belanda,
kontak dengan Zending Rhein di Barmen.

124
1959 Pdt. Kabel dan Pdt. Maloali menghadiri Kon-
perensi Zending dan Geredja di Suva, Fiji.
1959 Sekolah Theologia memberi hasil kedua dengan
10 orang pendeta muda.
Okt. 1959 Pdt. Z. Rumere ditempatkan di Wamena (Ba-
lim).
1960 Lembaga Alkitab Belanda mengutus Pdt. van
den Bent ke Irian Barat.
1960 Pdt. S. Zöllner, Dr. W. A. Vriend dan Pdt.
P. G. Aring tiba di Sukarnapura.
1960 Pdt. Zöllner dan Dr. Vriend mulai angkat pe-
kerdjaan di Wamena.
1960 Kompleks Sekolah Theologia Abepura selesai
dan diresmikan.
Agust. 1960 Synode Umum ke II di Manokwari.
Okt. 1960 Ketua Synode Umum serta Sekertaris dan Pdt.
Schippers mengundjungi Lae (Elkong) dan
Finshaffen, Irian Timur.
1961 Pdt. J. Mamoribo dan M. Koibur bersama Ori
Hokojoku dan J. Deda kesekolah Tinggi Zen-
ding di Oegstgeest..
1961 Sidang Raya DGD ke III di New, Dehli India,
hadir penindjau2 dari GKI.
April 1961 Pdt. S. Zöllner dan Dr. Vriend serta rombo-
ngan memasuki lembah Jalimo.
2 April 1962 Permulaan Pusat Pendidikan Sosial GKI di
Abepura.
8 April 1962 J.P.K. diresmikan mengganti Zending mengu-
rus Sekolah2.
15 Agust. 1962 Persetudjuan Indonesia Belanda di New York
Sept. 1962 Delegasi GKI ke Djarkarta melalui Manilla
dan Hong Kong untuk bertemu dengan DGI.
1962 Pdt. J. Mamoribo dan M. Koibur sekeluarga
kembali dari Oegstgeest angkat kerdja.
1962 Sdr. Ori dan Jakonias Deda masuk tingkat III

125
STT Djakarta.
1962 Sdr. L. Jembise dan N. Minarona siswa ting-
kat II di Sekolah Theologia GKI Abepura
pindah ke Perguruan Theologia Makassar.
Des. 1962 Synode ke III tentang perubahan struktur pen
didikan. Banjak pendeta utusan bebas tugas.
1962 Klasis berbahasa Belanda dibubarkan.
Des. 1962 Penahbisan gedung Geredja Pengharapan.
1 Mei 1963 Irian Barat dikembalikan kedalam kekuasaan
Republik Indonesia.
Mei 1963 Tiba Nn. Zr. Martha Diehl, Anna Kessler, Ir.
Peters dan Knacke dari Zending Barmen.
Okt. 1963 Pdt. J. Mamoribo ikut konperensi di Manilla.
1963 Kursus Guru Djemaat di Serui ditingkatkan
dari 9 bulan mendjadi 2 tahun dan dipindah-
kan ke Abepura dikompleks Sekolah Theologia
1964 Sidang Raya DGI ke IV di Djakarta hadir
delegasi GKI.
Mei 1964 Sekolah Pengindjil Ransiki ditingkatkan dari 2
tahun mendjadi 3 tahun.
1964 Pdt. Tjakraatmadja tiba sebagai dosen pada
Sekolah Theologia GKI di Abepura.
1964 Pdt. M. Koibur ikut delegasi DGI ke Australia
dan Selandia Baru.
1964 Delegasi Pemuda GKI/GPM jang dipimpin
oleh Nn. S. Patty menghadiri konperensi Pe-
muda Asia Tenggara di Manilla.
1964 Kongres G.M.K.I. di Menado jang dihadiri
utusan dari GMKI tjabang Irian Barat.
Sept. 1965 Synode GKI ke IV di Sukarnapura. Tata Ge-
redja diperbaiki, Liturgia ditambah beberapa
bahagian dsb.
1965 Pekan perkenalan para rochaniawan Irian Ba-
rat di Tjimatjan, Djawa Barat.
1965 Pdt. H. Bentz dan Pengindjil A. Mansawan

126
memasuki lembah Apalapsali.
Des. 1965 Lapangan terbang Apalapsali selesai dan di-
pakai.
1965 Pdt. J. Blommendaal tiba sebagai dosen Seko-
lah Theologia GKI Abepura.
1966 Perajaan 10 tahun berdirinja GKI.
1966 Peningkatan Sekolah Theologia GKI dari 4
tahun mendjadi Perguruan Theologia dengan
6 tahun.
1966 Pengumpulan uang untuk pembelian Unit Per
tjetakan Geredja Kristen Indjili.
1966 Pdt. B. Rahantoknam dan H. Baute tiba di
Sukarnapura.

127
PETA IRIAN BARAT

129
PETAKEADAANRES0R2 GKI 1956

133
PETA KEADAAN RES0R2 GKI 1965

137
ISI BUKU

1 II
Muka

Kata Pendahuluan. 5

BAB I.
Pasal 1 Pekerdjaan Zending di Irian Barat. 7
Pasal 2 Periode 1855-1863. 9
Pasal 3 Periode 1863-1907 13
Pasal 4 Periode 1907-1924. 18
Pasal 5 Periode 1924-1942. 21
Pasal 6 Periode 1942-1945. 23
Pasal 7 Periode 1945-1956. 25
Pasal 8 Klasis berbahasa Belanda. 28
Pasal 9 Organisasi Zending. 30

BAB II.
Pasal 10 Synode Persediaan 1954 di Serui. 33
Pasal 11 Daftar Anggota2 Utusan Synode Persediaan. 35
Pasal 12 Ichtisar Tata geredja. 37
Pasal 13 Kesimpulan2 Tata Geredja. 39

BAB III.
Pasal 14 Keadaan Organisasi GKI. 42
Pasal 15 Daftar Anggota Synode Umum GKI I. 46
Pasal 16 Synode Umum ke-I. 48
Pasal 17 Sambutan2 dari Geredja lain. 50
Pasal 18 Surat Keputusun Gubernur. 55

BAB IV.
Pasal 19 Pekabaran Indjil didalam dan diluar GKI. 56
Pasal 20 Pelajan atau fungsi awam didalam GKI. 58
Pasal 21 Tugas sjamas/et didalam GKI. 60
Pasal 22 Tugas Penatua/ti didalam GKI. 62

142
Muka

Pasal 23 Pengindjil dan Pendidikan Pengindjil. 64


Pasal 24 Guru Djemaat dan Kursus Guru Djemaat. 66
Pasal 25 Pendeta dan Pendidikan Pendeta. 69

BAB V.
Pasal 26 Pendidikan Kristen di Irian Barat. 73
Pasal 27 Perkembangan Sekolah2 Zending. 76
Pasal 27a Jajasan Dana Peladjar. 80
Pasal 28 Organisasi Sekolah-sekolah Zending. 82
Pasal 29 Jajasan Persekolahan Kristen di Irian Barat. 84

BAB VI.
Pasal 30 Usaha dilapangan Kesosialan. 87
Pasal 31 Jajasan Diakonia. 91
Pasal 32 Projek2 Jajasan Diakonia. 93
Pasal 33 Projek2 Pertanian. 97

BAB Vil
Pasal 34 Lapangan Pekabaran Indjil Balim Jalimo. 101
Pasal 35 Lapangan Pekerdjaan dilembah Jalimo. 105
Pasal 35a Lapangan Pekabaran di Pileam. 107
Pasal 36 Lapangan Pekerdjaan di Apalapsali. 108

BAB VIII.
Pasal 37 Jajasan Balai Buku2 GKI. 109
Pasal 38 Lembaga Alkitab Indonesia. 113
Pasal 39 Publikasi dan Komusikasi. 115
Pasal 40 Statistik. 117
Pasal 41 Daftar tahun2 jang penting. 118

143

Anda mungkin juga menyukai