SESUDAH
Dl IRIAN BARAT
KATA PENDAHULUAN
5
sudah mendengar, orang mati dihidupkan dan Indjil diberitakan
kepada orang miskin" Luk. 7 : 22. Lebih djelas apa jang disab-
dakan oleh Jesus: „Pulanglah engkau kerumahmu, lalu tjeritera-
kanlah berapa besarnja hal jang diperbuat Allah bagimu. Luk.
8 :39.
Kepada semua pendeta resor jang membantu dengan bahan2 la-
poran kami mengutj apkan banjak terima kasih. Sedang bagi Ba-
pak2 Pendeta jang telah rela memberi saran dan koreksi jang
berharga kami menjampaikan penghargaan jang se-tinggi2nja.
Pada akirnja kami sampaikan djuga rasa terima kasih kepada
Kantor Dewan Pekabaran Indjil di Oegstgeest jang memberi per-
tolongan untuk mentjetak buku ini.
Kiranja Tuhan memberkati buku ini agar bermanfaat bagi pem-
batjanja.
6
BAB 1
Pasal 1. Pekerdjaan zending di Irian Barat
7
cus Xaverius bekerdja hanja 10 tahun dibahagian dunia ini
(1542-1552) telah membaptiskan amat banjak orang.
Golongan Kristen Protestan di Eropah Barat agak terlambat ber-
hubung rupa2 soal theologia, politik harus diselesaikan antara
golongan2 itu senduri. Sementara itu perhatian terhadap tugas
pemberitaan Indjil bertambah-tambah besar. Dalam tahun 1795
terbentuklah Kerapatan Pekabaran Indjil London ditanah Ingge-
ris (London Missionary Society).
Dinegeri Belanda terbentuklah Nederlands Zendeling Genoot-
schap (NZG) 1797 jang berpusat dikota Rotterdam. Kerapatan
ini meneruskan pemeliharaan djemaat2 didaerah Maluku dan Ti-
mor. Sedang dalam tahun 1858 terbentuklah Nederlands Zendings
Vereniging (NZV) jang bekerdja di Djawa Barat dan Sulawesi
Tenggara. Dalam tahun 1859 terbentuklah Kerapatan Indjil dari
Kota Utrecht (Utrechtse Zendings vereniging, UZV) jang bekerdja
di Irian Barat 1863, Halmahera 1866 dan Buru 1885.
Dengan demikian maka daerah2 dimana Pemerintah jang bera-
gama Kristen Protestan bekerdja maka bekerdja pulalah Kera-
patan2 Indjil jang beragama Kristen Protestan Hal mana tentu
sadja tidak terlepas dari peri bahasa jang berbunji: cujus regio
ejus religio = siapa punja negara dia punja agama.
Dalam tahun 1848 terbentuklah ditanah Belanda suatu perhim-
punan jang bernama „Utusan-Tukang" oleh Pdt. O. G. Heidring.
Tudjuan dari perhimpunan ini jaitu mengutus „Utusan Tukang"
kedaerah-daerah orang halaik. Utusan Tukang ialah orang Kris-
ten jang berpengetahuan tukang, tani, pedagang jang dapat be-
kerdja mentjahari uang untuk nafakah dan memberitakan Indjil;
mereka tidak diberi upah. Tjukuplah mereka dibantu dalam pela-
jaran. Mereka ini mendiadi teladan bagi orang2 halaik untuk
memberi tjontoh jang berguna untuk hidup atas usaha sendiri.
Ditanah Djerman kota Berlin, terdapat djuga usaha ,,Bapa Goss-
ner" jang tudjuannja sama dan telah menjediakan pemuda2 un-
tuk maksud itu. Pemuda2 inilah jang disebut „Utusan Gossner"
Dari pada mereka ini terkirim dua orang ke Irian Barat.
8
Pasal 2. Periode 1855-1863.
9
tow meninggal 9 Nopember 1862 dan dikuburkan dihalaman ru-
mahnja sendiri di Kwawi. Inilah kurban pertama untuk peker-
djaan pekabaran Indjil di Irian Barat. Diatas nisannja tertulis
kata2 nas Jah. 20 : 29 jang berbunji: „Berbahagialah orang jang
pertjaja meskipun tiada nampak."
Rombongan kedua jang terdiri dari pendeta2 UZV (Utrechtse
Zendings Vereniging) J. L. van Hasselt, Klaassen dan Otterspoor
tiba diteluk Dore (Manokwari) 18 April 1863 dan sehari sebe-
lumnja njonja djanda Ottow sudah berangkat ke Ternate. Pada
tanggal 17 April kapal ,,de Virgo" jang berangkat dari Ternate
28 Maret dan membawa pendeta van Hasselt dengan kawan-ka-
wannja meliwati kapal kepunjaan tuan van Duivenbode jang
ditumpangi njonja Ottow dipesisir Amberbaken.
Rombongan pendeta UZV ini tiba bertemu pdt. Geissler sendiri
di Mansinam, rum ah Ottow jang kosong dan kubur jang terletak
dihalaman rurnah. Tuan Jaesrich jang waktu itu bekerdja djuga
sebagai pendeta menjewa rumah, dan membeli milik2 pendeta
Ottow. Njonja Ottow-Letz segera berangkat ke Ternate sebab hen-
dak bersalin. Sajang sekolah gadis jang didirikannja 1857 berhu-
bung adat tidak mengizinkan peladjar2 putri bersekolah bersama-
sama peladjar pria di Kwawi ditutup. Ia bermaksud bila tiba di
Betawi ia hendak tinggal dan membuka sebuah sekolah gadis
disana.
Pdt. J. L. van Hasselt beserta isterinja bersama-sama pdt. Jaes-
rich dan keluarga mendiami rumah Ottow di Kwawi. Sedang pdt.
Klaassen dengan isteri bersama pdt. Otterspoor menumpang diru-
mah pdt. Geissler di Mansinam.
Pdt. Jaesrich jang beladjar bahasa Numfor membantu pdt. Geiss-
ler dalam kebaktian jang diadakan berganti-ganti tiap Minggu
di Mansinam dan Kwawi. Pdt. Jaesrich memberi pengadjaran ka-
techisasi kepada orang Numfor hampir tiap petang; oleh karena
djika beberapa hari tidak diadakan maka semua pengadjaran
sudah dilupa.
Dengan kedatangan pendeta2 UZV, maka pekerdjaan bertambah
kuat dan teratur oleh karena mereka mempunjai kerapatan (UZV)
10
Pdt. /. L. van Hasselt
II
dibukanja di Mansinam dan di Kwawi. Akan tetapi kemudian
orang tua tidak mengizinkan anak2nja kesekolah lagi. Setelah
dipeladjari sebabnja anak2 kesekolah, ternjata bahwa orang
tua tidak setudju anak beladjar berbahasa Melaju karena mereka
akan disuruh pendeta membawa surat-surat kekapal jang tiap kali
berlabuh di Doreh. Perhubungan sematjam ini berbahaja bagi
anak2 jang gampang dilarikan oleh nachoda kapal ke Ternate,
Betawi dan Belanda.
Agar sekolah dapat diteruskan maka pdt. Geissler terpaksa meng-
gunakan bahasa Numfor disekolah di Mansinam dan djuga di
Kwawi. Bahasa Numfor djuga dipergunakan didalam kebaktian
di Mansinam. Menurut tjatatan penduduk Mansinam berdjumlah
300 djiwa, akan tetapi jang dapat mengundjungi kebaktian hanja
30 sampai 35 orang.
Di Kwawi djuga diadakan kebaktian berganti-ganti dengan Man-
sinam, jakni Minggu pertama di Mansinam Minggu berikutnja
di Kwawi. Orang Numfor di Kwawi kurang mengundjungi ke-
baktian. Mereka datang hanja untuk menerima tembakau. Menu-
rut laporan pdt. J. L. van Hasselt djika tidak ada tembakau, maka
tidak ada jang hendak masuk kebaktian.
Mula2 orang Numfor itu mendekati pendeta2 untuk menukar
benda2 jang diingininja. Pendeta2 mendjadi sumber dimana ba-
rang2 keperluan dapat ditukar. Djika mereka datang kekintal
pendeta bukan untuk mendengar Indjil akan tetapi untuk menu-
kar barang. Hal itu sesungghuhnja sangat menduka-tjitakan
hati pendeta2. Nanum demikian mereka merasa lebih baik ada
hubungan dengan penduduk dari pada tidak ada; dan oleh sebab
itu selalu disediakan tembakau, pisau, gula dan sebagainja untuk
alat penukaran.
Tudjuh tahun lamanja pdt. Ottow dan Geissler bekerdja dengan
tidak melihat hasil pekerdjaannja. Tak boleh heran nas Jahja
20 :29b ditulis diatas nisan pdt. Ottow dengan pengharapan
bahwa hasil dari tanaman Indil jang ditaburkan oleh pdt. Ot-
tow, jang tidak dilihatnja sendiri, akan tetapi hasilnja pasti akan
njata kemudian hari.
12
Pasal 3. Periode 1863-1907.
13
rumah tangga dan mcngadjar penduduk akan bertukang dengan
menggunakan alat2 pertukangan bcsi. Berhubung ketjakapan dan
kesetiaannja maka Zending mengangkat dia mendjadi pendeta.
Beliau dikcnal dengan hasil karyanja antara lain rumah geredja
Bethel di Mansinam. Beliau bekerdja dari 1870-1899 dan
meninggal dunia di Roon bersama beberapa puteranja beserta
n jon ja.
Pdt. W. L. jens jang bekerdja 1876-1900 dan kembali ketanah
airnja. Pdt. Metz, pdt. J. A. van Balen jang bekerdja 1882-1912
di Roon, Mansinam dan Windes!. Pdt. Mosche jang bekerdja di
Jomber (Meoswar).
Para pendeta ini hidup dan bekerdja didalam suatu zaman jang
amat sukar dan berat. Perimbungan dari kampung kekampung
diadakan dengan berperahu. Selain dari angin sakal, angin ribut
jang menimbulkan ombak2 be.sar maka terdapat djuga perahu2
hongi jang mengajau dan mentjari mangsanja dipesisir dan <li~
pantai-pantai. Belum termasuk pendjakit demam panas, .sakit perut
jang diakibatkan oleb malaria dan kekurangan kesebatan jang
mengganggu para pendeta dari mendjalankan tugasnja.
Dalam laporan pdt. J. L. van Hasselt 9 September 1863 beliau
melaporkan perang suku anlara orang Arfu dan Arfak jang ter-
djadi disekitar Doreh. Lima orang Arfak jang datang hendak
jnenjerang niu>suhnja diketahui dan dibunuh oleh orang Numfor.
Orang Arlak jang marah hendak jnembalas, sampai ada jang
masuk dihalaman pendeta di Kwawi. Kontroler tkt I Tuan Gold-
man jang diperintahkan dari Ambon mengikuti kapai Arab jang
15
Tuan Juesrich. Kali jang pertama tidak berhasil, karena mereka
tetap berkeras kepala. Keesokan harinja diulangi lagi, akan te-
tapi Korano marah dan raemukuli Tuan Jacsrich dipipinja.
Orang Mansinam jang mendcngar hal itu ingin membalas; mereka
tidak setudju pendcta dipukul. Pendeta2 berunding supaja tidak
terdjadi pembalasan akan tetapi kcpala suku di Mansinam me-
nuntut pembaj aran mcnurut adat. Pada aki rnj a pcndcta2 j ang
berunding di Mansinam mcmutuskan bahwa mereka hendak nic-
ngampuni Koranu itu, berdasar lndjil bahwa Rasul2 djuga mende-
rita pukulan bahkan ada jang mati dibunuh.
Sjukur kepada Tuhan jang tidak meninggalkan hamba2Nja dida-
lam pertjobaan dan penderitaan. Kemudian dari kekundjungan
Kontrolir Goldman dari Ambon maka pada tanggal 25 Oktober
1863 rnasuklah kapal a])i „de Telegraaf" jang membawa Tuan
van der Crab, Residen Temate, ke Doreh.
Selama 25 tahun itu 22 orang dewasa dibaptiskan, jaitu 11 wani-
ta dan ] 1 pria; mereka semuanja orang dewasa halaik jang dibap-
tiskan sesudah mengadakan pengakuan iman. Adapun jang per-
tama dibaptiskan ialah wanita jang bernama Sara jang dibaptis-
kun 1 Djanuari 1865 oleh Geissler di Mansinam.
H*ria2 jang pertama dibaptiskan pada 1 Djanuari 1869.
Dibawah ini terdapat daitar orang jang dibaptiskan;
16
Keterangan.
17
Pasal 4. Periode 1907-1924:
18
naga pengindjil dari Malukü, Sangihe-Taland dan Halmahera
bertambah Iantjar. Beberapa guru2 putera Trian Barat tamat dari
Seminari Depok. Djumlah ini ditambah pula dengan tamatan
Sekolah Gum, Tobelu. Dengan demikian kemungkinan Zending
untuk madju bertambah banjak. Pihak Pemerintah mulai mem-
berikan subsidi kepada sekolah2 Zending, meskipun bel urn banjak.
Pdt. F. J. F. van Hasselt jang kemudian berlajar kebahagian ti-
mur dan membuka pekerdjaan di Metudebi Hollandia (Sukarna-
pura) 1910 dan daerah pulau2 di Sarmi (Wakde, Podena) 1911
dengan menempatkan guru2 didaerah-daerah tersebut. Dalam ta-
hun 191G pdt. J. Bijkerk mendjadi pendeta untuk daerah Demta
gampai Hollandia. Kemudian dalam tahun 1920 tiba lagi pdt. A.
J. de Necl jang dalam tahun 1924 berpïndah menetap diresor
Sarmi. Daiam tahun 1924 pdt. Bijkerk tjuti dan sesudah kembali
bertempat di Gejem sama2 pdt. Schneider. Bersama-sama dengan
pdt. de Neei tibalah pdt. H. J. Agter, jang meneruskan pekerdjaan
19
di Biak, Bosnik, Wardo dan Korido, jang dimulai oleh pdt. Jens
dan diteruskan beberapa tahun oleh pdt. Duyvendak.
Pdt. F. J. F. van Hasselt djuga berlajar kebarat dan dalam tahun
1913 membuka pekerdjaan di Sorong/Radja Ampat dengan me-
nempatkan Guru Tamtelahitu dan kawan2-nja kemudian.
Lebih djauh lagi kabar Indjil dibawa ke Fak-Fak oleh pdt. van
Muylwijk dalam tahun 1912. Dalam tahun 1913 tibalah pdt. D.
C. A. Bout jang djuga bekerdja di Fak-Fak dan dalam tahun
1921 berpindah mengganti pdt. D. B. Starrenburg di Wandamen
karena tjuti. Dalam tahun 1922 pdt. Bout djuga tjuti dan sesudah
kembali berpindah ke Serui 1924.
Dalam tahun 1923 tibalah pdt. I. S. Kijne jang diserahi tugas
Kepala Sekolah Guru di Mansinam dan pdt. F. Slump dan J.
Eygendaal jang bekerdja di Fak-Fak. Pdt. J. Wetstein tjuti dan
sesudah kembali resor Fak-Fak dibagi dalam tiga bahagian. Pdt.
Slump tinggal di Fak-Fak, pdt. J. Wetstein tinggal di Inanwatan
dan pdt. Eygendaal di Babo.
Pdt. F. W. F. Hartweg tiba di Biak 1924 dan mendirikan rumah-
nja di Korido.
Sesudah permulaan pekerdjaan di Biak, 1908, maka dalam tahun
1912 pdt. Jens muda mengadakan beberapa tourne di Biak Barat,
Supiori dan Biak Utara, berganti-ganti dengan pdt. F. J. F. van
Hasselt. Pdt. Jens baru menetap di Bosnik 1914. -
Hal jang penting sekali jaitu pembukaan Sekolah Guru di Man-
sinam dalam tahun 1917 oleh pdt. F. J. F. van Hasselt dimana
dididik pemuda2 Irian Barat, Ambon dan Sangihe-Talaud untuk
mendjadi guru. Mula2 sekolah itu tak bersubsidi, akan tetapi
dalam tahun 1925 diakui oleh Pemerintah dan diberikan subsidi
sebagai sekolah sambungan, dan C.V.O.
20
Pas al 5. Periode 1924-1942. (pembentukan resor2 Zending").
21
Manokwari dan pulau Numfor.
Pdt. F. C. Kamma jang datang tahun 1931 mendjadi pendeta
resor Sorong-Radja Ampat dengan tempat tinggal di Doom, ke-
mudian di Melanu.
Pdt. J. Eygendaal di Babo pindah ke Miei dan diganti oleh pdt.
Kok, pdt. Kieft di Inanwatan.
Dengan perhubungan kapal KPM (Koninklijke Paketvaart Maat-
schappij) jang berlajar sekali tiap2 empat sampai enam minggu
dipesisir maka kemadjuan bertambah besar. Banjak guru Zending
(guru darurat) didatangkan dari Maluku (Ambon) dan Sangihe.
Ditiap kampung jang agak besar dipesisir pantai ditempatkan
Pengindjil atau Guru Djemaat jang membuka sekolah dan
membentuk bakal djemaat atau djemaat. Sekolah dan djemaat
pada salah satu pihak merupakan saluran untuk pemberitaan In-
djil dan pada pihak lain mendjadi alat untuk memasjarakatkan
penduduk dan tempat menanamkan kebudajaan baru.
Sekolah2 jang djumlah muridnja belum memenuhi sjarat selalu
dikepalai oleh Pengindjil2, sedang sekolah jang sudah memenuhi
sjarat diberi subsidi dan diserahkan kepada guru jang berdiploma
atau jang telah diakui Pemerintah dengan suatu surat kesaksian
(VGI = Verklaring Geschiktheid Inspekteur).
Didjemaat-djemaat jang sudah madju diangkat atau djuga dipi-
lih pennatua, sjamas dan sjamaset, jang bersama Guru mendjadi
Madjelis Djemaat.
Sakramen dilajani oleh pendeta utusan jang mengadakan kekun-
djungan sekali atau dua kali setahun kepada semua djemaat dan
bakal djemaat didalam resor. Pada beberapa resor jang sangat
luas beberapa Guru Djemaat diangkat mewakili pendeta dengan
gelar Guru Besar. Dalam hal ini kita ingat keangkatan 1930 un-
tuk J. Pattinasarany Guru Besar Nabire jang mewakili pendeta
di Miei (Wasior); L. Tanamal Guru Besar di Kurudu, Japen Timur,
J. Latuputty di Kwawi, Tamtelahitu di Sorong-Radja Ampat, J.
Jacobs di Serui (1940).
22
Pasal 6. Periode 1942-1945. (Masa udjian)
Periode ini dapat disebut masa udjian dan pertjobaan: masa pe-
rombakan dan pembangunan kembali. Perang dunia kedua jang
dipimpin oleh Djepang merambak sampai Irian Barat. Scmua
pengcrdja Zending diamankan dikamp-kamp a.1. di Pare-Pare
Sulawesi. Resor2 dan bakal resor ditinggalkan tanpa pimpinan.
Djemaat2 dan baka!2 djemaat hidup dibawah pimpinan Guru
Djemaat, Pengindjil atau anggota madjelis djemaat lainnja.
Keadaan pada masa perang dunia kcdua ini sukar sekali. Keta-
kutan terhadap tentara Djepang" jang ganas mengakibatkan ba-
njak Guru Pjemaat dan Pengindjil meninggalkan pekerdjaan-
nja. Lain dari pada itu kebutuhan sehari-hari terutama sandan-
pangan menjebabkan djuga banjak Guru pergi mentjahari peker-
djaan dikota dsb.
Keluarga
f. S. Kijne
(Ketua Zending
jang keempat)
23
Suatu bahaja lain jang timbul djuga jaitu pergerakan-pergera-
kan sukuisme, nasionalisme jang didalamnja terselip unsur2 aga-
ma jaitu tjampuran agama mojang dengan mythe2 dengan agama
Kristen.
Hal mana timbul tepat pada waktu terdjadi vacuüm didalam
bidang pemerintahan dan agama, jaitu masa peralihan antara
hilangnja pemerintah Hindia Belanda dan tibanja pemerintah
militer Djepang. Kehidupan materiil serta mental spirituil rusak
dilanda bandjir peperangan dan pergerakan2 jang bertjorak
„messiaanse beweging" itu.
Sisa2 kehidupan rohani dan djasmani djemaat2 jang luput dari
bahaja tentara Djepang, dirusakkan pula pergerakkan2 tersebut
di Biak, Japen dengan betuk „koreri", diresor Sukarnapura den-
gan pergerakan „Simson" dan „kasiep" dan djuga dilain-lain
resor. Gedung2 sekolah dan geredja dibinasakan serta terdjadi
pembunuhan akibat perang antara suku dan perang agama djuga.
Kita bersjukur kepada Tuhan bahwa ditengah segala pertjobaan
itu terdapat anggota2 djemaat, Pengindjil-pengindjil serta Guru2
Djemaat, penatua/ti dan sjamas/sjamaset jang setia. Mereka ini-
lah jang kemudian mendjadi modal untuk memulai pembangunan
serta perbaikan kembali terhadap semua jang telah rusak binasa
itu.
24
Pasal 7. Periode 1945-1956.
25
Dr. 1'. C. Kamma pada waktu tiba di Irian Harat
(Kctua Zending jarig terachir)
26
Diresor Biak sehabis perang pdt. D. A. ten Haaft dan H. J. Agter
kembali dan ditambah pdt. R. G. ten Kate SH. Sesudah peperan-
gan maka pulau Numfor masuk setjara keperintahan dibawah
Biak-Supiori. Dengan sendirinja pulau Numfor masuk didalam
resor Biak-Supiori. Wkl pdt. J. Mandowen ditempatkan di Ka-
meri. Pdt. H. Tomatala di Biak-Timur. Kemudian hari diangkat
lagi enam Guru Pengurus, antaranja W. Rumainum.
Resor Miei (Wandamen), pdt. Duinker jang bekerdja sebelum
perang; meninggal dunia. Pdt. J. Eygendaal kembali sesudah
perang kemudian pulang. Sebagai gantinja datang pdt. H. van
Arkel, wkl. pdt. ialah A. Worisjo, J. Ruhkail di Windesi, E. Sa-
maduda di Babo. Resor Miei meliputi klasis Nabire/Napan-We-
nami.
Resor Manokwari. Sehabis perang pdt. P. J. Grondel kembali ke-
mudian diganti oleh pdt. Ewold, wkl. pdt. B. Burwos M. Jewun
dan R. Rumsaur jang kemudian berpindah ke Sorong.
Resor Sorong. Bekerdja pdt. A. M. Middag dengan tempat ting-
gal di Saoka, kemudian diganti oleh pdt. L. H. Beek; wkl. pdt. E.
Osok, J. Fenanlaber.
Resor Teminabuan bekerdja pdt. H. E. R. Marcus, wkl. pdt. Titi-
heruw dan Nibaelly. Resor Inanwatan bekerdja pdt. F. Slump,
kemudian diganti oleh pdt. Messi, wkl. pdt. E. Wattimury, M.
Marlissa dan L. Parinussa. Perlu ditambahkan disini bahwa se-
habis perang kedua resor ini diserahkan oleh Zending Geredja
Hervormd kepada Zending Doopsgezind 1950.
Resor Fak-Fak dan Kaimana sudah diserahkan sedjak tahun 1930
kepada Geredja Ambon.
27
Pasal 8. Klasis Berbahasa Belanda.
28
dari Geredja2 ditanah Belanda.
Djemaat inilah jang kemudian merupakan klasis berbahasa Be-
landa, jang berkedudukan dikota-kota sadja. Ketua Klasis berba-
hasa Belanda ialah pdt. J. Drost jang mengetuai djemaat di Dok
V Sukarnapura.
Pendeta2 ini berasal dari Geredja Hervormd, pdt. J. Sierat dan
P. Sierat, B. P. W. Polvliet, A. D. M. Roscam Abbing, W. Sirag, L.
Flier dsb. Dari Geredja2 Gereformeerd Pdt. J. Drost, H. G. Bos-
wijk, M. v. d. Sijs, S. S. v. Dijk, K. A. Schippers dsb.
Djemaat2nja ialah Dok V, Hollandia-Binnen (Abepura), Sentani-
Ifaar, Biak, Manokwari, Sorong, Fak-Fak dan Merauke.
29
Pasal 9. Organisasi Zending.
Dalam pasal jang lalu telah disebutkan resor2 Zending jang ter-
dapat didaerah Irian Barat pada waktu itu. Tiap resor dikepalai
oleh seorang pendeta Zending (resortszendeling) dan semua pen-
deta Zending dikepalai oleh Ketua Zending. Ketua Zending ialah
pendeta jang tertua dalam dinas di Irian Barat atau diangkat
oleh Dewan Zending ditanah Belanda dari antara pendeta2 jang
bekerdja di Irian Barat. -
Tiap tahun Ketua Zending (voorzitter conferentie van zendelingen)
jang berkedudukan sebelum perang di Kwawi (Manokwari), ibu
kota waktu itu, memanggil semua pendeta dan pengerdja Zending
lainnja dan diadakan persidangan (konperensi) jang didalamnja
segala hal jang menjangkut pekerdjaan Zending dibahas. Dalam
persidangan itu dipilih seorang sekertaris dan bendahara jang men-
dampingi ketua didalam tugasnja.
Konperensi pendeta merupakan badan jang mengurusi semua tu-
gas Zending didaerah ini. Selain pekabaran Indjil, maka soal
persekolahan, pengobatan, keuangan pembangunan dipikirkan, di-
bitjarakan dan diputus serta dilaksanakan melalui musjawarah
tahunan itu.
Badan Zending ditanah Belanda (sebelum peperangan Utrechtse
Zendings Vereniging UZV jang berpusat dikota Utrecht, kemu-
dian dari perang Verenigde Nederlandse Zending) jang meme-
gang pimpinan atas pekerdjaan di Irian Barat. Sehabis peperan-
gan maka Badan2 Zending itu dikumpulkan didalam satu Badan
jang disebut Zending der Nederlandse Hervormde Kerk (ZNHK)
jang menggabungkan Zending2 dari Geredja Hervormd Belanda,
jang bekerdja di Indonesia melalui Dewan Zendingnja di Oegst-
geest. (1951)
Adapun Ketua2 Zending jang pernah mengetuai Zending di Irian
Barat ialah pdt. J. L. van Hasselt, kemudian pensiun 1907 dan
30
Konperensi pendcla-pendeta di Miei (tahun 1935)
31
lam persidangan. Hanja dalam konperensi jang diadakan bulan
Pebruari 1930, ketika dirajakan peringatan 75 tahun Zending di
Mansinam (Manokwari), diundang beberapa Guru sebagai tamu
antaranja: L. Tanamal dari Serui dan W. Rumainum dari Biak.
Dalam tahun 1946/1947 Pdt. I. S. Kijne mengarang suatu werk-
orde sementara, aturan geredja untuk dipergunakan dalam pem-
bentukan organisasi Bakal Geredja Kristen Indjili. Werkorde ini
dibitj arakan dan disetudjui dikonperensi 1948 di Joka. Hal mana
mendjadi dasar pembentukan djemaat, klasis, resor dan Synode
Umum.
Dalam tahun 1950 konperensi pendeta2 Zending diadakan di Se-
rui jang dihadiri 4 wakil pendeta sebagai tamu, diputuskan se-
tjara resmi bahwa seorang Guru Djemaat jang diangkat dan me-
lajani pekerdjaan jang dilakukan oleh seorang pendeta Zending,
ia digelar pendeta. (13 Mei 1950).
Dalam konperensi 1950 dan 1951 jang diadakan berturut-turut di
Serui werkorde jang telah dikarang oleh pdt. I. S. Kijne dan dite-
tapkan 1948 di Joka, dibahas dan disempurnakan, untuk men-
djadi tata geredja.
32
BAB IJ.
Pasal 10. Synode Persediaan (Proto Synode).
13 s/d 24 September 1954 di Serui.
Bebcrapa anggota
Synode Persediaan
di Serui
33
Selain tempat kediaman pendeta dan wkl. pdt., pada daerah jang
setjara geografis tjukup mempunjai djemaat-djemaat dan bakal
djemaat, dibentuk lingkungan atau klasis jang dipimpin oleh
seorang Guru Djemaat atau Pengindjil jang diangkat sebagai
wkl. pdt. atau Guru Pengurus jang diberi hak penuh. Dengan
tjara demikian tiap resor terbahagi didalam klasis2 dan lingkun-
gan jang terdiri dari djemaat2 dan bakal2 djemaat. Kemudian
hari lingkungan itu setjara organisasi dihapuskan hanja tinggal
Klasis.
Dengan keangkatan wakil2 pendeta maka tenaga2 pendeta jang
kurang akibat peperangan itu ditjukupkan dan organisasi Bakal
Geredja Kristen Indjili dapat dilaksanakan. Akan tetapi disadari
djuga bahwa meskipun wakil2 pendeta itu sangat berdjasa dan
dengan mereka Bakal Geredja Kristen Indjili dapat dibentuk,
masih perlu pendeta2 jang berpendidikan. Sehingga setelah Gere-
dja berdiri sendiri maka tenaga2 jang terpeladjar dapat meng-
gantikan pendeta2 angkatan jang kebanjakannja telah landjut
umurnj a.
Dalarn konperensi Geredja2 muda dan Zending2 di Malino (Ma-
kassar) 15-25 Maret 1947 diputuskan untuk mendirikan suatu
Sekolah Pendeta untuk Indonesia Bahagian Timur di Makassar.
Sementara menunggu pembangunan gedung2 jang perlu di Ma-
kassar, maka Sekolah Pendeta tersebut dibuka diasrama Stovil
Geredja Timor di SoE Kupang 1947. Hanja seorang tjalon dari
Irian Barat jang dikirim kesekolah tersebut jang tamat Nop. 1951
dan kembali ke Irian Barat.
Dalam konperensi pendeta2 utusan 1950 di Serui hadir beberapa
wakil pendeta sebagai penindjau. Dalam konperensi itu diputus-
kan akan memanggil suatu Bakal Synode atau Synode Persediaan.
Hal mana terdjadi dalam tahun 1954 di Serui jang didalamnja
konsep Tata Geredja dibitjarakan oleh para utusan Bakal G.K.I.
Pada waktu itu djuga diresmikan Sekolah Pendeta jang telah
dibuka di Serui.
34
PasaI 11. (daftar anggota)
Keanggotaan (Proto-Synode di Serui 1954).
35
Pdt. F. ]• S. Riimainum scrta bapanja
36
Pas al 12. Ichtisar Iata geredja
37
BablV 3. Tentang Resor
BabV 4. Tentang Geredja (S.U.)
Peraturan Keuangan.
a. Keuangan Djemaat
b. Keuangan Klasis
c. Keuangan 1. Resor
2. Dana Lektur (Toko Buku)
d. Synode Umum
e. Anggaran
f. Perhitungan dan Penjahutan
38
Pasal 13. Kesimpulan. Tata Geredja.
39
b. Klasis jarig dipimpin oleh Sidang fCIasis, anggota dipilih tiap
3 tahun.
C, Resor jang dipimpin oleh Synode Resor, anggota dipilih tiap 3
tahun.
(1. Gcrcdja dipimpin oleh Synode Unuim, anggota dipilih untuk
tiap 3 tahun.
4. Keuangan.
Badan Pekerdja
Synode GKI
thn 1958
40
R
1. Hasil lelang (pemberian2 djemaat) (Pentakosta), pesta Luther
dsb.
2. Aksi2 chusus dengan tjara pengumpulan uang dari anggota2.
3. Wasiat/Muhiba.
G.
1. Sumbangan dari Geredja2 partner.
2. Sumbangan2 lain.
5. Persidangan.
41
BAB III.
Pasal 14 Keadaan organisasi GK1.
42
hagian timur dan perbatasan Sorong sebelah timur dari Sausapor
termasuk pedalaman meliputi Anggi, Hattam sampai Kebar. Pu-
sat ialah Kwawi (Manokwari).
Resor jang ketudjuh ialah Sorong, jang berbatas dengan Mano-
kwari disebelah timur dan disebelah barat dengan Kalabra, (batas
Teminabuan), ditambah dengan bahagian pedalaman Karoon,
Mooi beserta kepulauan Radja Ampat dengan pusat pada waktu
habis perang di Saoka, kemudian 1956 pindah ke Doom dan 1960
pindah ke Kampung-baru (Kabalai), Sorong.
Resor jang kedelapan ialah Teminabuan jang berbatasan dengan
resor Sorong disebelah barat dan sebelah timur dengan resor Inan-
watan, dengan bahagian pedalaman antara Sorong termaksuk Aja-
maru, Aifat dan sampai Aiwasi dan kesebelah utara. Pusatnja
ialah Teminabuan.
Resor jang kesembilan ialah Inanwatan jang terdapat diantara
Teminabuan dan Bintuni, dengan bahagian pedalamannja sampai
berbatasan dengan Aifat dan Bintuni. Pusatnja ialah kota Inan-
watan. Steenkool dan daerah sekitarnja merupakan klasis dari
resor Sorong.
Menurut perhitungan pada waktu itu anggota baptisan dan sidi
berdjumlah 131.409 orang lebih.
Klasis berbahasa Belanda miliputi semua djemaat GKI jang ber-
bahasa Belanda dikota-kota Sukarnapura, Abepura, Biak, Mano-
kwari, Sorong, Fak-Fak dan Merauke. Selainnja terdapat bahagian
djemaat dikota-kota ketjil seperti: Sentani/Ifaar, Sarmi, Genjem,
Serui, Ransiki, Teminabuan dan sebagainja.
Pusat klasis ialah djemaat Dok V di Sukarnapura, jang didalam-
nja berdiam Ketua dan Bendahara klasis tersebut.
Pusat GKI pertama 1956-1957 di Kotaradja, berhubung de-
ngan Dr. Kamma Ketua Zending tinggal dan bekerdja disana.
Sesudah GKI berdiri sendiri maka kantor Zending diambil alih
dan Dr. Kamma jang terpilih sebagai Sekertaris mendjalankan
pekerdjaan seperti biasa hanja nama Zending diganti dengan
Geredja Kristen Indjili. Struktur organisasi berubah: dulu ketua
Zending sendiri memutuskan dan mendjalankan segala sesuatu
43
Njora Passalbesey dan njora Tuange jang ikui. $uaminj& mssvng-masing pt/da
tahun 1912 dan 1914 mcndjadi guru zending
sendiri. Akan tetapi pada waktu GKI bcrdiri maka Badan Pe-
kerdja Synode Umura (BPSU) jang terdiri dari Ketua, Sekertaris,
BendaJbara dan satu atau dua anggota jang berada di Sukarna-
pura bcrkumpul dan membahas semua persoalan jang dihadapi.
Sekertaris hanja mendjalankan semua keputusan jang' sudah
diambil oleh BPSU itu. BPSU bersidang sekali scbulan atau lebih
dan semua pembitjaraan dibukukan. Dr. Kamma dibantu oleh
djurutulis J. H. Taime.
Ketua S.U. pdt. F. J. S. Rumainum bertempat tinggal di Biak se-
bagai Ketua Synode Resor Biak-Numfor. Dalam hal jang amat
penting Ketua datang ke Kotaradja kemudian kembali. Pada
(.anggal 15 Oktober 1957 baru Ketua S.U. berpindah ke Sukarna-
pura (Hollandia-Haven), merangkap pendeta djemaat kota.
Pada akir tahun (957 kantor S.U. dipindalikan kekantor Pcrscko-
lahan Zending (ASB der ZNI1K) di Argapura (dulu djl. Marine).
44
Tenaga kantor ditambah dengan 1 djurutulis dan Ketua S.U.
sendiri.
Pada permulaan tahun 1959 Dr. Kamma tjuti dan diganti oleh
pdt. A. Rigters. Seorang tenaga djurutulis dan satu sekertaresse
ditambah. Dalam tahun 1962 kantor S.U. berpindah kekantornja
sendiri sampai sekarang. Pada waktu Tuan de Kater Bendahara
pensiun 1961 maka pdt. S. Liborang mendjadi Bendahara. Pada
tanggal 31 Djanuari 1963 pdt. Rigters bebas tugas dan diganti
oleh pdt. M. Koibur dan staf Badan Pekerdja dilengkapi dengan
Sekertaris2 Pekabaran Indjil pdt. P. G. Aring, Nn. S. Patty untuk
pemuda bagian publikasi, wakil Ketua II, pdt. S. Ghaay serta
tenaga2 tata usaha.
Melalui kantor Pusat GKI inilah segala pekerdjaan Geredja di-
rentjanakan, dibahas oleh BP jang bersidang sekali sebulan se-
dang dalam soal2 jang prinsipiil perlu persidangan Badan Peker-
dja Am (Badan Pekerdja Lengkap) jang bersidang sekali dalam
setahun; mewakili Synode Umum jang bersidang sekali tiga tahun
Dari kantor ini pula pimpinan Geredja mendjalankan segala
keputusan S.U. berdasarkan Pengakuan, Amanat dan Tata Gere-
dja, dengan melalui organisasi2 dan badan2 Geredjani jang ber-
diri sendiri atau langsung dibawah BP SU GKI itu.
45
Pasal 15. Daftar anggoia2 Synode Umum GKl I.
Hollandi-Nimboran: Biak-Numfor:
Pdt. A. M. Middag Pdt. F. J. S. Rumainum
Pdt. H. Mori Muzcndi Pdt. J. Mandowen
Pdt. S. Liborang- Pdt. J. Tcnlima
Penatua A. Krcy
Sarmi:
Pdt. D. J. Baars ] apen-W ar open:
Gum P. Joku Pdt. H. J. de Ridder
Pdt. M. Abaa
Pdt. F. Huwac
Pdt. D. Auparay
46
Manokwari: T eminabuan:
Pdt. B. Burwos Pdt. J. S. Titiheruw
Pdt. M. Jeuwun Pdt. R. E. H. Marcus
Miei: Inanwatan:
Pdt. A. Worisjo Pdt. E. Wattimury
Gr. Djem. N. Manuputty Pdt. L. Parinussa
Pdt. E. Durkstra
Pdt. J. P. Kabel
Ketua Zending Irian Barat: dari daerah Ger. Prot. Maluku:
Dr. F. C. Kamma Pdt. E. Gijsbers
Pdt. B. Lokollo
Sebagai tamu2: Guru J. Waita
Dr. G. P. H. Locher Penatua A. Hombore
(Oegstgeest) Penatua J. Mahuse
Pdt. J. Drost (Geref. Kerken)
Pdt. Mr. R. G. Ten Kate
47
Pasal 16. Synode IJ mum jang ke-I,
48
reinleider), Dr. F. G. Kamma di Abe (Hollandia Binnen). Kemu-
dian Ketua Zending akan menentukan waktu diadakan Synode
Umum jang pertama itu.
Waktu jang ditentukan ialah 18-29 Oktober 1956 dan bertempat
di Abepura (Hollandia Binnen). Utusan2 jang datang berasal
dari resor2 dan klasis berbahasa Belanda, jang telah dipilih se-
suai dengan Tata Geredja. Selain dari utusan tersebut maka hadir
djuga utusan dari Sekolah Theologia, Pendidikan Zending, unda-
ngan dari Badan Pekabaran Indjil Geredja Hervormd, GPM dan
sebagainja.
Pada hari Kamis 18 Oktober pagi Synode Umum pertama bersi-
dang didalam geredja di Abepura (Hollandia Binnen). Sesudah
anggota2 semua diteliti oleh komisi jang dipilih dan terdiri dari
Pdt.2. S. Liborang, ten Kate dan M. Abaa, maka ternjata semua
surat kepertjajaan lengkap dan persidangan itu sah adanja.
Sehabis pembukaan oleh Dr. F. C. Kamma, Ketua Zending, lalu
membatja nama2 anggota dan menjatakan bahwa dengan demi-
kian Synode Umum I GKI sudah terlantik. Selandjutnja beliau
membatjakan sambutan2 tertulis jang datang dari berbagai pihak
antara lain dari Geredja Hervormd Belanda, Dewan Geredja-
Geredja di Indonesia, GPM, Gubernur Kep. Daerah, Uskup Geredja
Lutheraan di Lae, Irian Timur.
Kemudian diadakan pemilihan Synode diantara 28 anggota, maka
hasil pemilihan ialah:
Ketua Pdt. F. J. S. Rumainum (17 suara)
Wkl. Ketua Pdt. Mori Muzendi (17 suara) pemilihan kedua.
Sekertaris Pdt. M. A. Middag (19 suara).
49
Pasal 17. Sambutan-sambutan dan Geredja2 lain.
50
Sekolah Zending di Serui
51
tanggal 16-31 Oktober. Kami menjesal bahwa pemberitahuan ini
baru tiba sekarang dan bahwa Saudara2 menganggap hal DGI ti-
dak dapat mengutus seorang ke Irian Barat sebagai suatu keten-
tuan jang sudah pasti. Djika kami dapat undangan untuk Sidang Sy-
node ini lebih dahulu, maka kami rela mengutus seorang.
Betapapun djuga, kami tetap mendoakan Saudara2 sekalian, Do'a
kami untuk Synode Geredja Saudara2 akan kami naikkan chusus
pada waktu Synode berlangsung, terutama pada pagi hari Senin
(22 dan 29 Oktober), djika kami akan naikkan kepada Tuhan
kita Jesus Kristus supaja Ia menundjukkan djalan jang baik untuk
Geredja di Irian Barat. . .
Ditandatangani oleh Nn Mr. A. L. Fransz Sekertaris.
Sambutan ketiga.
Dari Synode Geredja Protestan Maluku.
Ambon 30 Augustus 1956.
52
Sambutan keempat.
Dari Gubernur Irian Barat J. van Baal
Hollandia 13 Oktober 1956.
Sambutan kelima.
Dari Zending Lutheran dan Geredja Lutheran
Amerika di Irian Timur.
Lae 17 Oktober 1956.
53
Saja merasa beruntung sekali kalau kiranja saja mungkin hadir
bersama-sama dengan Saudara2 pada peristiwa jang baik, pem-
bukaan Synode Geredja baru di Nieuw Guinea Barat. Sajang se-
kali oleh keadaan jang tidak mengizinkan saja datang, dengan
demikian saja mengirim selamat melalui surat ini.
Zending Luther di Nieuw Guinea Timur dan kami punja Gere-
dja Luther Indjili memohon berkat Tuhun atas peristiwa pendi-
rian Geredja. Kiranja Tuhan pimpin Saudara2 dalam maksud2mu
dan kemudian kiranja Tuhan selalu hadir dengan Firman dan
RohNja supaja Saudara2 mendjadi perkakas jang baik akan me-
neruskan kehendak Tuhan dengan Geredjamu.
Saudaramu dalam Kristus.
ttd
John Kuder
Ketua.
54
Pasal 18. Surat keputusan gubernur
GUBERNUR
NEDERLANDS - NIEUW - GUINEA
MEMBATJA dsb,
Memperhatikan Keputusan Radja 29 Djuni 1925 No. 80 (Lem-
baran Pemerintah India Belanda 1927 No. 156), sebagaimana diu-
bahkan dengan peraturan 16 Nopember 1927 (Lembaran Peme-
rintah No. 532).
Merasa baik dan mengerti:
Menjatakan bahwa Geredja Kristen Indjili di Nederlands Nieuw-
Guinea diakui sebagai Geredja.
Tarikan, dsb.
Diundangkan
Dikeluarkan: oleh Gubernur Nederlands
8 Maret 1957 Nieuw-Guinea:
Sekertaris Gubernemen, Sekertaris Gubernemen,
A. Loosjes. A. Loosjes.
55
BAB IV.
Pasal 19 Pekabaran Indjil didalam dan diluar GKI,
56
rumah tangga jang dipimpin oleh pengandjur Djemaat atau ang-
gota madjelis Djemaat.
Kebaktian rumah tangga dilakukan dirumah keluarga jang ber-
sangkutan itu.
Bagi pemuda/di dan orang dewasa jang hendak djadi sidi, biasa-
nja diadakan pengadjaran kategesasi jang dipimpin oleh pengan-
djur Djemaat atau seorang penatua jang tjakap.
Bagi anak2 sekolah diadjarkan pengadjaran Alkitab dengan ber-
tjeritera dan kadang2 menggunakan papan flanel.
Geredja melajani penderita2 jang dirawat didalam rumah sakit,
rumah sakit lepra, rumah sakit djiwa, dan dilembaga pemasjara-
katan, diasrama-asrama peladjar dan sebagainja.
Selain dari pelajanan terhadap djemaat2, maka GKI djuga me-
ngadakan pekabaran Indjil terhadap penduduk didaerah peda-
laman.
Hampir tiap resor mempunjai lapangan pekabaran Indjil. Para
pengindjil menjebarkan Indjil kepada daerah2 tersebut.
Dikota-kota kebaktian2 umum dan renungan-renungan rohani
disiarkan djuga melalui radio.
Dengan bantuan Mr. Donald Richters dan Gospel Recording,
suatu perserikatan pekabaran Indjil, maka Indjil diberitakan me-
lalui piringan2 hitam. Berpuluh-puluh kotbah dengan bahasa2
daerah dan bahasa Indonesia diperdengarkan melalui piringan
hitam itu.
Sakramen jaitu kotbah jang dilakukan setjara perbuatan dilajani.
57
Pasal 20. Pelajanan atau fungsi awam didalam GKI.
58
kebaktian2 dan upatjara2 agama sehingga melalui kidung2 maka
adalah pemberitaan-pemberitaan dan kesaksian2 tentang Tuhan
Jesus dan karya keselamatanNja.
Pemuda/di, ibu2 dan bapa2 jang dengan karya2 mereka jang
dengan tekun dan setia, maka pemberitaan dapat dilaksanakan.
Inilah hasil usaha awam (leken apostolaat) didalam geredja dan
jang mendjadi tanggung djawab jang banjak kali kurang dihar-
gakan atau kurang disadari akan tetapi jang melaluinja Rohul-
kudus bekerdja.
59
Pasal 21. Tugas sjamaslet didalam GKÏ.
60
firman, sedang sjamas menudju kepada pekerdjaan melajani
orang2 jang berkekurangan setjara djasmania, sakit, kekurangan
sandan pangan, orang tua, anak piatu dsb.
Kadang2 kedua pelajanan itu ditjampurkan; salah satu hal jang
njata ialah soal keuangan djemaat jang seharusnja dipegang oleh
sjamas akan tetapi dipegang oleh penatua.
Didalam brochure jang dikarang oleh Dr. F. C. Kamma jang
mendjabat Sekertaris Synode Umum 1956-1959, maka pekerdjaan
„penatua" diterangkan dan Pdt. Teutscher djuga menulis soal
djawab tentang „kesja?nasan", sehingga kedua pekerdjaan itu
diterangkan dengan djelas.
Didalam Tata Geredja GKI maka diamanatkan kepada sjamas-
sjamaset tugas2 jang dibawah ini: menolong mengatur Djemaat
medja Perdjamuan Kudus dan memimpin dan mengadjak Dje-
maat akan melakukan djabatan pengasihan dan kedermawaan de-
ngan:
a. Mengumpulkan dan memeliharakan uang derma geredjani.
b. Menolong orang jang berkekurangan.
c. Mendjaga supaja perempuan djanda, laki-laki balu dan anak2
piatu dan jatim piatu dipeliharakan baik2.
d. Mendjaga supaja orang sakit beroleh pertolongan jang baik
dan menolong orang sakit jang tidak dapat pemeliharaan tjukup.
e. Mengadjak orang kepada pekerdjaan dan mengatur peker-
djaan jang perlu untuk djemaat dan untuk orang jang tidak dapat
bekerdja sendiri.
61
Pasal 22. Tugas penatua didalam &.K.I.
Di
jn'rdjnJdiKin t/i
Danau Senlani
62
hun penal.ua itu ditjalonkan lagi dalam pcrnilihan, djika tidak
terpilih maka ia dibebaskan dari pelajanannja; djika dipilih kem-
bali, maka surat djabatan diperpandjangkan untuk tiga tahun jang
berikut.
Penatua jang telah terpilih ditahbiskan didalam pelajanannja dan
diberi surat djabatan jang didalamnja dituiiskan tugas2 jang
diamanatkan kepada penatua seperti:
a. Mengumpulkan djemaat. sckeliling Firman Allah dan Sakra-
inen;
b. Mengundjungi anggota2 djemaat didalam rumahnja dan di-
tempat Iain;
c. Mendjaga supaja pengandjur djemaat mengkabarkan Tndjil
dengan sungguh dan benar dan terang, serta mendjaga supaja
Pcmbaptisan Kudus dan Perdjaniuan Kudus dilajani baik2;
d. Menolong akan menerangkan kotbah kepada djemaat dan ka-
lau perlu menjalin kotbah itu .sebagai djuru bahasa (terutama di-
daerah jang baru dibuka) dimana bahasa daerah dipakai didalam
kotbah;
e. Menggembalakan djemaat bersama-sama dengan pengandjur
djemaat.
Salah satu kesalahan laluim jang timbul didaiam CiKI ïalah, bah-
wa orang menganggap bahwa penatua itu hanja kaum Iaki2 sadja,
sehingga djika ada wanita jang bersedia mendjadi penatua, me-
reka didjadikan sjamaset. G.K.1. merasa perlu sekali penatua2
wanita (penatuati) untuk melajani masjarakat wanita jang me-
mei-lukan perawatan2 rohani jang chusus.
63
Pasal 23. Pengindjil dan Pendidikan Pengindjil.
64
diberi nama Lachai Roi.
Sekolah Pengindjil di Serui dibawah pimpinan pdt. H .J. Teut-
scher sedjak 1951-1954. Di Ransiki sedjak 1957 sampai sekarang,
mula-mula dibawah Kepala Sekolah pdt. E. Gijsbers, kemudian
pdt. E. H. Marcus, pdt. M. Vink dan sedjak 1964 dibawah pim-
pinan pdt. L. Sabarofek dan F. Mirino. Dalam Synode Umum 1962
diputuskan supaja pendidikan ditingkatkan dari dua mendjadi
tiga tahun, hal mana mulai sedjak tahun 1963.
Selain dari pengetahuan agama (theologia) maka tjalon-tjalon
dilengkapi dengan pengetahuan bertukang kaju (membangun ru-
mah), pertanian dan kehewanan. Dengan demikian selain mereka
memberitakan Indjil, mereka turut membangunkan dan memadju-
kan masjarakat dalam rupa2 bidang.
Ir. F. Knacke ditempatkan sabagai pengadjar pada sekolah itu
sedjak bulan Djuni 1963 jang memberikan pengadjaran theori
dan praktik.
Tugas chusus jang diamanatkan kepada pengindjil ialah:
a. Mengkabarkan Indjil dengan mempertjakapkan dan mentje-
riterakan isi Alkitab.
b. Memberi pengadjaran tentang asas2 kepertjajaan Kristen.
c. Memimpin bakal djemaat kepada kepertjajaan sungguh dan
hal dengar2an kepada Kristus.
d. Meneguhkan dan menahbiskan pernikahan.
e. Memeliharakan administrasi jang bersangkutan dengan peker-
djaannja.
65
Pasal 24. Guru Djemaat dan KUTSUS Guru DjcmaaL.
66
Sgkolah Theologiü GKÏ di Abepitra
67
ru Djemaat jang djuga terpisah dari asrama CVO itu. Selama
sembilan bulan lamanja diberi peladjaran chusus mengenai mata
peladjaran praktis.
Kursus Guru Djemaat dikepalai berturut-turut oleh pdt. H. J.
Teutscher 1950-1954; pdt. I. S. Kijne jang merangkap djuga
Rektor Sekolah Pendeta. Kemudian sesudah pdt. Kijne pulang,
diganti oleh pdt. J. P. Kabel, K. A. Schippers, A. van Herwaarden
dan H. Buitje.
Dalam Synode Umum ke III, Desember 1962 diputuskan bahwa
Kursus Guru Djemaat dipindahkan ke Abepura (Hollandia-Bin-
nen) ditempatkan dikompleks Sekolah Pendeta, akan tetapi diper-
tinggikan mendjadi dua tahun dan disebut: Guru-Djemaat-Aga-
ma. Peningkatan ini dirasa perlu berhubung dengan pengetahuan
masjarakat jang bertambah, djuga berhubung perkembangan pe-
ngadjaran agama disekolah-sekolah dasar dan landjutan pertama.
Perubahan jang terdjadi itu mempengaruhi djuga tjara peneri-
maan siswa jang biasa berlaku itu. Tidak semua guru tamatan
GVO diterima, akan tetapi hanja beberapa orang sadja dan jang
telah bekerdja beberapa tahun dan jang menundjukkan hasratnja
akan mendjadi Guru Djemaat/Agama.
Seorang jang sudah tamat Kursus Guru Djemaat dengan diploma
berhak bekerdja didalam Djemaat GKI, disamping pekerdjaan
disekolah dasar. Untuk mana diberikan subsidi menurut aturan
subsidi jang berlaku.
Tugas2 jang diamanatkan kepada Guru Djemaat ialah:
a. Melajani Firman Allah;
b. Melakukan Kategesasi,
c Meneguhkan penatua dan sjamas/et dalam djabatannja.
d. Mengundjungi anggota2 djemaat dalam rumahnja dan sebe-
rapa mungkin ditempat lain,
e. Meneguhkan dan menahbiskan pernikahan.
f. Menggembalakan djemaat dalam persekutuan dan persetu-
djuan dengan Madjelis Djemaat.
g. Memeliharakan administrasi djemaat serta hal surat menjurat
bersama-sama dengan dan atas nama Madjelis Djemaat.
68
Pasal 25. Pendeta dan Pendidikan Pendeta.
69
Peiïdeta-pendeia
jang ditegnhkan
Djuni 1966
70
tia berhasil mengumpulkan kira2 Rp. 150.000,- diseluruh Irian Barat
Sedang Zending Geredja Hervormd dan Geredja2 Gereformeerd
mengumpulkan bersama-sama Rp. 150.000,-. Dengan uang itu
salu gedung bertingkat dua serta dua rumah pengadjar dibangun-
kan. Gcdung2 'mi merupakan ko.mp.leks Sekolah Theologia jang
dapat menampung tiga kelas masing2 12 orang siswa.
Dalam tahun J962 Pdt. P. J. Kabel pulang ke negeri Belanda dan
Pdt. K. A. Schippers diangkat sebagai Rektor, sedang pengadjar
ialah Pdt. Woldendorp jang dipindalikan dari Sorong ke Abe-
pura. Dr. F. C. Kamma mendjadi dosen djuga didalam ilmu ke-
masjarakatan dan beberapa mata peladjaran lain.
Pengadjar2 tetap ialah:
Pdt. H. Woldendorp, P. Bons, H. Buitje, W. Maloali J. Blommcn-
daal. Pengadjar tetap untuk mata2 peladjaran tambahan ialah
pdt. F. J. S. Rumainum, J. Mamoribo, njonja Bons sedang Bapak
Gosal dan beberapa nona Guru berganti-ganti memberikan mata
peladjaran bahasa Indonesia dan Inggeris.
Dalam tahun 1964 Pdt. K. M. Tjakraatmadja D Sekertaris Gere-
dja Kristen Pasundan diperbantukan oleh DGI kepada GKI seba-
gai pengadjar, demikian djuga Pdt. W. Maloali dari GKI Pdt.
II. Buitje diangkat sebagai Rektor.
Dalam tah.ua 1962 dihasükan satu kcïas kursus tambahan2 tahun
jang terdiri dari 3 orang. Dua si.swa dikelas II dikirimkan kesc-
kolah Theologia di Makassar. Sedang kclas jang berikut tamat
196-5 jang terdiri dari 4 untuk GKI dan 3 untuk GPM.
Pada tahun 1966 tamat lagi satu kelas dengan 9 orang. Dengan
demikian Sekolah .sudah menghasükan 47 orang pendeta. Djuru-
san Guru Djemaat/Agama pada Sekolah Theologia gaja baru
dengan dua tahun kursus memberi hasilnja 10 orang dalam tahun
1965
Dalam tahun 1964 dan 1965 tidak diterima kclas baru, akan te-
tapi beberapa siswa dikirim kesekolah Theologia Makassar.
Dalam Synode Umum 1965 diputuskan untuk meningkatkan pe-
ndidikan dari 4 tahun mendjadi G tahun, hal mana dilaksanakan
dalam kursus baru 1966/1967.
71
Dari pendeta2 jang teJab bekerdja dipilih dua orang" jaitu Pdt. J.
Mamoribo dan Pdt. M. Koïbur masing2 dcngan keluarganja, be-
serta sdr. J. Deda dan O. Hokojoku siswa2 kelas 11 sekolah Thco-
logia GKI beladjar sclama 2 tahun dinegeri Bclanda. Berhubung
dcngan kembalinja Irian Barat kcdalam kckuasaan R.I. dalam bu-
lan Augustus 1962, Pdt. Mamoribo dan Pdt. Koibur dikembali-
kan sedang' kedua saudara Deda dan Hokojoku dipindahkan ke
S. T. Th. Djarkarta.
Tugas2 pokok jang diamanatkan oleh Geredja Kristen Indjili ke-
pada pendeta2nja ialah:
a. melajani Firman Allah.
b. melajani Baptisan Kudus dan Perdjamuan Kudns.
c. tnenanjakan pengakuan imannja dari pada orang jang hendak
mendjadi sidi dan mcncguhkannja dihadapan Tuhan ditcngah
Djcmaat.
d. mcncguhkan pendjabat-pcndjabat Geredja.
e. meneguhkan dan menahbiskan pernikahan.
f. menggembalakan djemaat2 dalam persekutuan dan persetu-
djuan dengan Madjelis Djemaat.
g. djikaïau perlu kepada pendeta diamanatkan djuga hal jang
diamanatkan kepada gum djcmaat atau kepada pengindjil. Hal
ini berlaku terutama djika pendeta bekerdja sebagai pendeta djc-
maat
Lain daripada tugas2 chusus tersebut, maka masïh banjak tug~as2
umum jang dipertjajakan oleh Geredja kepada para pendeta.
72
BAB V.
PasaI 26. Pendidikan Kruien di Irian Barat.
Pendahuluan.
13
memberikan peladjaran bahasa Melaju kepada anak2 asli di Man-
sinam.
Pada waktu njonja djanda Ottow-Lets pulang maka pdt. J. L. van
Hasselt mendjadi guru disekolah Kwawi 1863.
Di Mansinam ditempatkan seorang guru bantu jang bernama Cor-
nelis Wyzer jang didatangkan dari Djawa 1865.
Sekolah jang berikut dibuka di Andai dalam tahun 1868 oleh pdt.
Woelders. Dalam tahun itu terdamparlah sebuah perahu orang
Sangihe jang hanjut kedaerah Manokwari. Anak buah perahu itu
dikembalikan oleh pdt. Andrias Palawe jang tinggal dan mendja-
di Guru bantu disekolah Andai. Pengadjaran bahasa Melaju (In-
donesia) diberikan disamping mata2 peladjaran lain kepada anak2
Arfak di Andai. Pada hari Minggu Guru Palawe mengkarbarkan
Indjil kepada orang Arfak di Andai dan sekelilingnja.
Pdt. Bink membuka sekolah di Manukwari (kampung tua) dalam
tahun 1875 ditempat jang dikenal sekarang dengan nama Manok-
wari.
Pendeta2 membuka pekerdjaan, maka membuka djuga sekolah.
Kemudian hari pendeta Mosche membuka sekolah di pulau Meos-
War (Jomber) 1867. Pdt. Meeuwig membuka sekolah di Momi
1871. Pdt. van Balen membuka sekolah di Windesi 1891 kemudian
di Jende Roon.
Njonja van Balen jang berdiploma guru taman kanak2 mengadjar
disekolah Windesi. Ia mengalami banjak kesukaran oleh karena
orang tua selalu meminta bajaran beras, tembakau, kalau anak2
pergi kesekolah. Banjak perkataan jang kasar jang dilemparkan
kepada Njonja, akan tetapi ia tahan dan sabar karena orang be-
lum mengenal faedahnja sekolah.Ia jakin bahwa kemudian hari
orang akan sadar.
Fungsi sekolah Zending ialah untuk mendidik anak2 baik dalam
pengetahuan otak akan tetapi djuga budi pekerti, agar mereka
mendjadi orang jang baik. Terutama supaja mereka mengenal
Allah Bapa dalam Jesus Kristus.
Dari segi kemasjarakatan maka sekolah Zending mendjadi suatu
tempat latihan pemasjarakatan jang amat berfaedah. Anak2 jang
74
menurut kebiasaan dan adat wadjib dilatih untuk turut berberang,
hidup didalam suasana permusuhan, bunuh membunuh, dengan
melalui sekolah mereka dibiasakan hidup teratur. Pa tut berkawan
dengan anak2 lain jang bukan satu kampung atau satu keret.
Didalam sekolah dimulai suatu susunan hidup baru jang djauh
berbeda dengan kehidupan lama. Betapa sukar bagi njonja2 dan
pendeta2 untuk menahan anak2 dari keinginan untuk mengembara
dilaut atau dikebun sesama orang2 tua.
75
Pasal 27. Perkenihangan Sekolah-sekolah Zending.
76
Diantaranja Anton Ariks, Tont je Baransano, Sam Ajamiscba,
Laurcns Runiainum jang semuanja bekerdja sebagai Guru sam-
pai akir hidupnja.
Dalam tahun 1917 pdt. F. J. F. van Hasselt memutuskan akan
mendirikan sebuah sekolah guru di Mansinam. Demikianluh da-
lam tahun 1917 dimulai sekolah Guru di Irian Barat.
Mula2 sekolah itu dikepalai oleh pdt. van Flasselt sendiri tetapi
kemudian pdt. I. S. Kijne dipanggil dari negerï Belanda dan me-
ngcpalai sekolah itu sedjak 1923 sampai dipindahkan ke Miei Ok-
tober 1925.
Pada waktu Pemerintah mengadakan aturan subsidi, jaitu aturan
subsidï tahun 19U6 dan 1911, dimana 75% dari segala ongkos
ditanggung oleh Pemerintah, dan hanja beilaku untuk Nieuw
Guinea sadja dan aturan sul>.sidi 1925 jang berlaku untuk seluruh
Hindia Belanda maka segala ongkos ditanggung oleh Pemerintah:
77
sekolah2 dasar bertambah ban jak. Pemerintah turut membantu
sekolah2 Zending, namun demikian semua sekolah tetap dibawah
asuhan dan bimbingan Zending.
Kemadjuan jang pesat baru terdapat sehabis peperangan dunia
kedua 1946. Sekolah Gum di Miei ditutup dan dibuka di Joka
dengan nama Joka Instituut. Beratus-ratus pemuda dari seluruh
Irian Barat dididik di Joka kemudian dipisahkan didalam rupa2
sekolah kedjuruan, ada jang ke sekolah Guru jang dibuka di Se-
rui, ada jang kesekolah teknik, djururawat, pamong pradja, SMP
(Primaire Middelbare School - PMS) jang pertama dibuka di
KotaRadja 1950.
Sehabis peperangan dunia kedua, dialami kekurangan tenaga pe-
gawai di Irian Barat, sehingga banjak guru didjadikan pegawai
pamong pradja.
Sekolah Teknik (LTS) Rendah dibuka di Kota Radja (Sukarna-
pura) jang dikepalai oleh Tuan H. Heynes.
Sedjak 1951 dibuka djuga asrama Sekolah Sambungan Pria
(JVVS) di Serui, Korido, Saoka (Sorong), Miei, Teminabuan dan
disusul lagi dengan Sekolah Sambungan Puteri (MVVS) di Serui,
Korido, Genjem, Klademak, Teminabuan; Sekolah Sambungan
Tjampuran di Sarmi jang menampung siswa2 kelas IV, V dan VI
sadja.
Sekolah dasar bertambah banjak dan terdapat dimana-mana, de-
mikian djuga sekolah-sekolah landjutan dan kedjuruan PMS di
Kota Radja. Sekolah Dasar bertambah banjak djumlahnja dan
tak dapat dipenuhi di Irian Barat sendiri sehingga dalam tahun
1946 sampai 1953 didatangkan Guru2 darurat (Nood guru) dari
Maluku. Sedang Sekolah Guru diperbanjakkan dengan membuka
Sekolah Guru C.V.O., kemudian diubahkan ODO, di Fak-Fak,
Tiom, Biak dan Ifar.
Untuk memenuhi tenaga guru dengan diploma SGA, maka Guru2
Zending pria dan wanita didatangkan dari negeri Belanda, demi-
kian djuga Guru2 untuk ODO, ST dan SMP.
Pendidikan Zending jang tadinja mendjadi tugas sampingan pada
Zending sudah berubah terpisah mendjadi suatu lembaga jang
78
besar dan mempunjai organisasi chusus. Demikianlah maka urusan
persekolahan Kristen (Zending) terpisah dari tangan pendeta2
mendjadi organisasi sendiri.
Pengurus Umum Sekolah2 Zending (A.S.B.) merentjanakan per-
kembangan pendidikan di Irian Barat supaja tidak sadja berkisar
pada sekolah dasar dan sekolah landjutan pertama akan tetapi
djika mungkin djuga pendidikan menengah atas.
79
Pasal 27A Jajasan Dana Peladjar Zending.
80
Pcrtanian Tinggi di Deventer. Sdr. F. Kirihio, W. Rumainum S.
Hindom, L. Mori-Muzendi dan M. Aronggear beladjar pada Uni-
versitas Leiden dan Utrecht.
Demikianlah usaha pendidikan Zending didalam dan diluar Irian
Barat.
81
Pasal 28. Organisasi Sekolah-sekolah Zending.
82
Sekolah laudjuLan. puteri <lï Fah-Fak
83
Pasal 29. Jajasan Persekolahan Kristen di Irian Barat.
84
Maka diminta bantuan tenaga Guru dari luar Irian Barat. Tena-
ga2 untuk Pengurus Umum Sekolah-Sekolah (PUS JPK), Kepala2
Sekolah Landjutan Pertama dsb.
Dalam bulan September 1962 Pdt. F. J. S. Rumainum dan Pdt.
D. Prawar ditugaskan oleh BPH SU GKI ke Djarkarta untuk me-
minta bantuan tenaga guru dan pegawai2 JPK dari Pemerintah
Indonesia melalui DGI. Dalam waktu jang tidak lama maka ang-
gota2 Pengurus JPK jang lama diganti dengan jang baru.
Pdt. J. Mamoribo jang kembali dari negeri Belanda diangkat se-
bagai ketua, mengganti Pdt. H. J. Teutscher.
Susunan Badan Pengurus jang baru ialah:
1. Pdt. J. Mamoribo Ketua
2. Pdt. F. J. S. Rumainum anggota/Wakil Ketua
3. Pdt. W. Maloali anggota
4. Nn. S. Patty anggota (GPM)
5. Pdt. R. Saptojo Judokusumo - Bendahara/Sekertaris PUS.
Teluk Tjenderawasih:
PSR (PSW) Tuan L. Mandibondibo di Biak dibantu oleh:
1. K. Karubaba di Biak
2. E. Akobiakrek di Biak
3. T. Wospakrek di Serui
4. J. Bisai di Serui
85
dan diganti oleh T. Wospakrek. PSD ialah M. Watofa di Manok-
wari, J. Manusawai di Sorong dan J. S. Rumawi, S. Risamasu di
Teminabuan dan Ajamaru.
Di Fak-Fak (PSR) ialah Tuan Leiwakabessy kemudian diganti
oleh Teherupun.
Di Merauke PSR ialah Pdt. B. Lokollo. Pada tiap kantor PSW
JPK ditempatkan beberapa tenaga tata usaha.
86
BAB VI.
Pasal 30. Usaha dilapangan kesosialan.
87
kit pembantu jang dipimpin oleh Zr. M. Glastra 1933. Diresor
Sorong balai pcngobatan jang didirikan olch pdt. Kamma di Doom
memberi pertolongan kepada penderita-2 ringan. Demikian djuga
di Genjem Nimboran oleli pdt. J, Bijkerk, di Sarmi pdt. A. J. de
Neef, di Miei oleh pdt. 1). B. Starrcnburg, kemudian pdt. J. Ey-
gendaal, di Inanwatan oleh pdt. J. Wetstein kemudian pdt. F.
Sluinp, di Babo oleh pdt. J. Eygendaal dsb.
Untuk meluaskan nsaha pengobatan itu maka guru2 diberi perse-
diaan obat dengan daftar pemakaian, schingga guru2 dapat me-
nolong orang kampung dalam rupa2 penjakit jang ringan.
Sebelum dan sesudah GKI berdiri sendiri maka usaha pcngobatan
Zending MAZING (Medische aangelegenheden Zending in Nieuw
Guinea) jang berpusat di Oegstgeest membantu dengan mentjari
dan mengirim tenaga2 dokter dan'zuster Zending, obat2an dan
alat2 untuk kesehatan bagi pekerdjaan di Irian Barat. Mazing itu
bekerdja sama dengan badan Simavi.
Perhatian terhadap penjakit lepra djuga besar sekalï, hal mana
terbukti dengan pembangunan perkampungan lepra di Manggurai,
Miei 1951 oleh Dr, Leiker ahli penjakit lepra, kemudian diganti
berturut-turut oleh Dr. Kanaar dan Dr. Wissel.
Dari begitu banjak dokter dan zuster Zending jang bekerdja di-
ciinas Pemerïntahan dapat kami menjebut beberapa jang berdjasa
dalam pengobatan dan pendidikan bagi daerah ini antara lain:
Dr. Dake dan Dr. van der Horst di Oegstgeest dan Dr. Miedema,
Dr. Rutgers, Dr. Franken, Dr. Hoekstra, Dr. Jansen, Dr. Smit, Dr.
Jac de Vries; Zr. Aaldcrs, Zr. Baalbergen, Zr. M. Valk, Zr. J.
van Kelten, Zr. de Vries, Zr. van Ruler dan Zr. Wits Nn. Oort,
Kesedjahteraan keluarga.
Sedjak dahulu Njonja2 pendeta mengadakan kursus2 mendjahit,
memasak, membersihkan rumah bagi kumpulan kaum ibu, kum-
pulan pemudi2 (gadis2). Teringatlah kita djasa Njonja van
Hasselt tua jang memulai kumpulan kaum ibu „MAR1A-MAR-
THA" di Mansinam sedjak 1S75. Usaha inana kemudian diterus-
kan oleh Njonja2 pendeta scbagai tugas chusus dimana-mana dan
88
Rumah Sakit Kristen di Scrui
89
sus kaum ibu di Sukarnapura, gadis2 pengerdja di Dok V dengan
pemutaran film, kumpulan menjanji dsb. Kemudian diteruskan
dengan Kaum ibu Kristen oleh ibu Koibur, ibu Mamoribo, ibu
Kirihio, ibu Saptojo, ibu Gerungan Tumangken, ibu Gaspers dsb.
Sumbangan2 Njora2 Ambon, Sangihe, dsb. dikampung2 besar har-
ganja dalam usaha pendidikan wanita ini. Dalam bulan Mei 1963
tiba Nn. Anna Kessler dan Nn. Martha Diehl dari Barmen chusus
untuk pekerdjaan diantara wanita Balim.
Kesedjahteraan pegawai.
Dalam hal ini kita menghormati usaha Kaum Buruh Kristen „PER-
SEKDING" jang didirikan di Irian Barat sedjak 1953 oleh Tuan
K. de Boer, kemudian diteruskan oleh Tuan H. Moes, H. Heijnes
dan H. Nijhuis, F. Kirihio, J. S. Korwa. Usaha mana membuka
tjabangnja di Biak, Manokwari, Sorong, Fak-Fak dan Merauke jang
memperdjuangkan nasib kaum buruh dalam soal gadji, peruma-
han, pensiun dsb. sesudah 1 Mei, maka Persekding dirobah na-
manja mendjadi: Persekrib, (Persatuan sekerdja Kristen Irian Ba-
rat).
Dalam tahun 1960 tiba di Manokwari Tuan A. Gaikhorst memim-
pin kaum buruh di Manokwari jang sudah dirintis oleh pdt. G. R.
ten Kate dan Guru W. Arobaja.
Dalam pemeliharaan rohani bagi pemuda/pemudi telah diperban-
tukan oleh seorang ahli pemuda/di dari Zending sedjak 1959
ialah Nn. W. ten Kate jang mula2 ditempatkan di Biak, kemudian
dipindahkan ke Sukarnapura.
Usahanja terutama dibidang organisasi kepemudaan, jang kemu-
dian diteruskan oleh Nn. S. Patty jang diperbantukan oleh DG1
kepada GKI sedjak 1963. Dengan bekerdja sama dengan Nn. L.
C. Swaan maka banjak usaha ditjapai di Sukarnapura dan seki-
tarnja, seperti Sentani dan klasis Tanah Merah.
Kemudian dari 1 Mei 1963 maka Kaum Ibu Kristen bekerdja sama
dengan mendjadi anggota dari Perwib (Persatuan Wanita Irian
Barat). Kaum ibu Kristen Irian Barat kemudian membentuk tja-
bang P.W.K.I. di Irian Barat.
90
Jajasan Diakonia.
Pasal 31.
Stichting Christelijk Gezinswerk.
Tidak berapa lama Dr. Tambunan diganti oleh Nj. Dr. Tumang-
ken-Gerungan dan Pdt. P. Bons (Bendahara) diganti oleh Tuan
91
Lemunta pegawai keuangan dan Maj. Sabarjoto diganti oleh Sdr.
S. Rumaseuw.
Pdt. M. Koibur sekertaris S.U. merangkap djuga Sekertaris Jaja-
san; kantor S.U. dalam hal ini berfungsi sebagai kantor Jajasan
Diakonia GKI itu.
92
Pasal 32. Projek-projek Jajasan Diakonia.
93
l'usat Pcndidïkaii Susial dï Abepura
94
perbantukan Nn. Sutartincm Kepala Sekolah wanita Alkitab di
Magelang, selama sctahun untuk membantu disekolah tcrscbut,
berhubung Nn. Swaan tjuti.
95
sesudah pindah ia diganti oleh Isaak Rumere. Njonja Ir. Peters
(Zr. Jos Peters- Chaay) mendjadi tenaga chusus jang membantu
djuga pekerdjaan di RS Effata itu.
Pembelandjaan serta pemeliharaan RS Effata serta gadji dokter
ditanggung oleh uang sumbangan dari Dewan Zending di Oegst-
geest ketjuali gadji mantri.
96
Pasal 33. Projek-projek Pertanian.
97
Lcprosarium Mangguraï.'Miei
98
pertanian jarig mcliputi pcngetahuan tent&ng fcanah, tumbuh-tum-
buhan, (sajur2an, buah2an, tanaman makanan polowidjo, tana-
man umur pandjang), penjakit2, tjara mengobati dsb. Para pela-
djar menerirna djuga peladjaran kchcwanan dan koopcrasian.
Sesudah usaha pertanian Pemerintah tjukup madju maka Projek
Pertanian Serui diserahkan kepada Dinas Pertanian. Banjak sis-
wa Sekolah ini kemudian hari mendjadi orang tani sedang seba-
hagian mendjadi pegawai Dinas Pertanian.
99
Didjam peladjaran lisan murid2 menerima pengadjaran mengenai
keadaan tanah, ilmu tumbuh2an dsb.
Tanaman umur pandjang seperti tjokelat, pala, kopi dsb diadjar-
kan dj uga.
Didalam sekolah ini diadjarkan djuga peternakan ajam, babi, sapi,
pemeliharaan ikan dsb.
Maksud jang terutama ialah supaja tjalon2 Pengindjil mendapat
pengetahuan pertanian untuk dipergunakan didalam pekerdjaan
disamping memberitakan Indjil. Pengindjil dapat memberikan
tjontoh2 pertanian jang baru dan produkt kepada masjarakat.
Biaja projek Angguruk dan Sekolah Ransiki ditanggung oleh GKI
dan Dewan Zending Barmen.
Diharapkan bahwa sesudah kedua saudara Peters dan Knacke pu-
lang maka pekerdjaan dapat diserahkan ketangan orang Indonesia
sendiri.
100
BAB VII.
Pasal 34. Bakal Synode Resor Balim-Jalimo.
101
dia membantu GKI dalam pekabaran lndjil didaerah baru. BPH
SU menjetudjui tawaran itu dan menjatakan lembah Balim seba-
gai daerah pekerdjaan.
Pada tanggal 9 Nopcmbcr 1959 pdt. F. J. S. Rumainum beserta
isteri berangkat ke negerii Belanda atas undangan De wan Zending
Geredja Hervormd Belanda di Oegstgeest.
Salah satu pokok jang- penting- dalam atjara kundjungan ialali
membitj arakan bantuan dan hubungan kerdja antara Zending
Rijn dan GKI itu. Dua kali diadakan pcmbitjaraan dcngan Dcwan
Zending Rijn di Bannen jang diketuai olch Dr. H. L. de Kleine
Inspefctor Zending. Pada perundingan jang diadakan 25 dan 26
Djanuari 1960 ditjapai persetudjuan baliwa Zending Barmen
akan membantu pekerdjaan di Balim dengan duo tenaga pendeta.
Dalam pertemuan tersebut dinjatakan baliwa pdt. S. Zöllner jang
disediakan untuk Geredja HKBP ditanah Batak, berhubung dc-
ngan satu dan lain hal tidak dapat masuk Sumatera, akan diutus
ke Irian Barat dalam rangka kerdjasama tersebut itu.
Pendeta jang kedua ialali G. P. Aring jang telah berkcluarga dan
jang bersedia akan berangkat cïjuga ke ïrian Barat.
Dewan Zending Geredja Hervormd Belanda menugaskan Dr. W.
A. Vriend akan beken)ja didaerah baru itu.
102
Dalam hulan (Augustus) September 1960 pdt. S. Zöllner dan Dr.
W. A. Vriend tiba di Sukarnapura. Tidak berapa lama kemudian
pdt. Aring tiba djuga dengan keluarganju. Dr. H. F. de Kleine
Inspektor Zending Rijn dari Djerman djuga tiba di Sukarnapura.
Pada tanggal 3 OIctober I900 Dr. de Kleine, pdt. S. Zötiner, Dr.
Vriend bersama Kctua SU, pdt. Rumainum menudju Tiom dengan
menumpang Cessna M. A. F. Maksud kundjungan itu ialah un-
tuk mendapat keterangan-keterangan jang perlu tentang daerah
pedalaman dari Tuan N. van der Stoep, Kepala Sekolah Pendidi-
kan Guru di Tiom.
Tanggal 4 Oktober rombongan kami menudju kc-Wamena, mc-
ngundjungi pos GKI di Wamena. Pdt. M. Jóku dengan keluarga
telah menggantikan pdt. Z. Rumere. Cessna kami terbang menudju
timur tenggara kedaerah jang telah dipilih sebagai terapat pc-
kerdjaan GKI itu.
Sesudah mcliwati bebetapa gunung jang tinggi maka tibalah kami
diatas lembah Jaiiino. Kira2 setengah djam Iamanja kami terbang
mengedari lembah itu sambil mengadakan pemotretan, untuk men-
tjahari suatu tempat jang- balk untuk pemhuatan lapangan ter-
bang.
Dr. do Kleine pulang ke tanah Djerman sesudah menjaksikan sen-
diri daerah jang telah dipilih sebagai lapangan pekerdjaan ber-
sama itu.
Dalam persidangan BPH SU diputuskan, bahwa pdt. Zöllner jang-
bersama Dr. Vriend serta beberapa pengindjü dan tukang2 akan
menudju lembah Jalirno, Scmcntara itu kota Wamena telah di-
pindahkan dari tepi sungaï lïalim ke tempat jang baru ditepi lapa-
ngan terbang.
Pendeta Aring dengan keluarga ditempatkan di Wamena didalam
sebuah ldngstrand jang baru dibangun. Gedung Geredja jang se-
mi permanen dibangunkan oleh ang-gota2 geredja.
Pekerdjaan di Wamena diperkuat dan diperluas. Orang jang per-
tama dibaptiskan Jalah Paulus dan Jordan Mokoko serta kawan2-
nja pada bulan Djanuari 1962. Kemudian diadakan pcmbaptisan
pada bulan Djuni dan Oktober 1963 kepada ibu2 Balim jang ka-
103
win dengan anggota2 GKI beserta anakSnju. Baptisan mana meli-
puti 40 orang.
Bakal Djemaat jang- berikut dibuka di Kurima jaitu udjung timur
lembah Balim. Pengindjil M. Fossba ditempatkan di Kurima. Pos
jang berikut dibuka di Mukwi. Dari pos2 ini ïndjil dikabarkan
kepada kampung2 sekeliling, ialah: Ibiroma, Anjelma, Sjokosimo,
Jetni dan Jetipo.
Sebuah sckolah dibuka di Wamena jang kemudian dvberi subsidi
dan diserahkan kepada J.P.K.
Pada tgl. 2.1 Maret 1963 tibalah zuster2 Martha Dichl dan Anna
Keszler di Sentani dan 15 Djuni berangkat ke Wamena, keduanja
bekerdja chusus dibidang kcwanUaan. Kttrsus2 mendjahit, mema-
sak, membatja Alkitab dan berdoa.
DaJam tahun 1964 pdt. Aring berpindah ke Sukarnapura dan di-
ganti oleh pdt. Bentz jang meneruskan pekerdjaan di Wamena.
Sementara itu bebcrapa pos baru dibuka baik disebeJah timur Mukwi
mau didekat Wamene sendiri: ialah Wesapma.
Pada tahun 1965 pdt. Bentz membuka suatu lapangan pekerdjaan
baru dï Apalapsali.
104
Pasal 35. Lapangan pekerdjaan dilembak Jalimo.
105
hingga rombongan dapat mengadakan hubungan tiap2 hari de-
ngan pdt. Aring di Wamena.
Lima hari jang berat dan sukar dialami: gunung2 jang tingginja
3600 meter dan Iembah2 jang dalam dan litjin dilalui, udara ma-
lam jang amat dingin jang berasal dari pegunungan saldju men-
djadi rintangan jang besar. Sjukurlah pada tanggal 25 Maret 1961
tibalah mereka di Pileam, pintu lembah Jalimo.
Selama didalam perdjalanan rombongan mendapat bantuan dari
pilot cessna jang tiap kali mendjatuhkan makanan dan keperluan
bila diminta dan pada tempat2 jang ditentukan dengan memberi
tanda.
Sebuah rumah sementara didirikan untuk tempat penginapan. Ke-
mudian diadakan penjelidikan terus kedaerah Prongkoli dan me-
nudju Angguruk jang terletak disebelah timur Pileam. Angguruk
dipilih sebagai tempat untuk didjadikan lapangan terbang.
Selama belum ada lapangan terbang maka keperluan mereka di-
dj atuhkan oleh cessna.
Diadakan perundingan dengan kcpala suku di Angguruk jang ber-
nama Koluwak jang menguasai tanah; lalu sepotong tanah dibeli.
Rumah2 darurat segera dibangunkan. Lapangan terbang dikerdja-
kan.
Setelah beberapa bulan maka lapangan terbangpun selesai. Pesa-
wat cessna mendarat dengan baik dan dapat menurunkan bahan2
keperluan dan pembangunan.
Rumah pendeta, rumah dokter dan rumah sekolah dibangunkan.
Keluarga Dr. Vriend jang telah menunggu di Sukarnapura dida-
tangkan. Pdt. Zöllner nikah dengan tjalon isterinja jang telah tiba
dan menetap di Angguruk sebagai pemimpin pekabaran Indjil.
Pemasjarakatan diadakan. Njonja Zöllner memimpin sekolah da-
sar jang dimulai dengan 15 murid; disusul djuga oleh kursus buta
huruf bagi orang dewasa. Tidak lama kemudian tibalah guru O.
Usjor jang meneruskan sekolah tersebut dan diresmikan mendjadi
sekolah dasar JPK.
Pengindjil2 ditempatkan di Helariki, Ponteng, Wanioki dan dua
buah sekolah dasar dibuka lagi.
106
Pasal 35a. Lapangan pekerdjaan di Apalapsali.
107
Pasal 36. Lapangan pekerdjaan di Pileam.
108
Pendahuluan.
109
B cd ai
Buku-Buku
GKI
Penjiaran buku-buku.
Mula2 kebutuhan buku baljaan itu hanja sedikit sadja, scbab se-
kolah belurn bcrapa banjak; djumlah murid masih sedikit. Akan
tetapi makin lama makin banjak orang jang tahu mernbatja dan
perlu buku2 didatangkan didalam djumlah jang besar.
Buku2 njanjian daerah dikarang di-sarnping njanjian dengan ba-
hasaMclaju. '')
Buku njanjian jang pertama dalam bahasa daerah ialah Mazmur
ma Dou, dengan bahasa Nurofor. MuJa2 dikarang tanpa noot, ke-
mudian ditjetak ulang oleh pdt. F. J. F. van Hasselt dengan noot
angka.
Buku batjaan dalam bahasa daerah ialah surat Wasja Ra I dan
Ra TI dsb. jang dipakai dikclas I dan TT sekolah dasar. Buku ba-
tjaan dengan bahasa Numfor untuk kclas ke ITT ialah Kakofcn ma
Kakaik, tjeritera umpama jang mengandung peladjaran. 3)
Alkiiah bahasa Tndonesia jang pertama dimasukkan ke Iriau Barat
ialah salinan Klinkert jang ditjetak dalam dua bahagian jaitu
P.L. dan P.B. Kemudian hari Perdjandjian Baru Klinkert diganti
dengan terdjemahan Bode.
Afkitab bahasa Numfor dikerdjakan oleh pdt. F. j . F. van Hasselt
dengan salinan bebas. ialah Relo Bekwar (Pevdjandjian Lama),
Refo Babo (empat Indjil) dan surat Rasul2 (kitab Rasul). Alkitab
ini dipakai dïdaerah Manokwari, Biak-Numfor, Roon dan Radja-
Ampat. Kemudian tak ditjetak lagi.
Pada waktu ,,Lectuur Gommissie dr B-j.nóung" didirikan, rnaka
buku2 dimasukkan setjara teratur ke lrian Barat. Buku2 tafsiran
110
pdt. Tiemersma dan pendeta2 lain, serta buku2 Kristen., Almanak
Masehi dsb. disiarkan kepada guru2 melalui pendeta2. Dengan
bertambah masuknja buku2 maka perlahan-Iahan terdjadilah toko
buku Zending jang diepegang oleh pendeta2.4)
Selain dari buku batjaan Kristen atau umum maka buku2 peladja-
ran disekolah-sekolah Zending jang diberi subsidi djuga bertam-
bah banjak.
Terlibih pada waktu peraturan subsidi Pemerintah kepada seko-
Iah2 Zending diadakan. Dalam tahun 1906 dan 1911 diadakan
aturan bahwa 75% dari ongkos sekolah di Irian Barat ditanggung
oleh Pemerintah. Dalam tahun 1925 berlaku peraturan subsidi
umum (Alg. Sub. regeling) Untuk seluruh Hindia Belanda bahwa
Pemerintah menanggung semua biaja sekolah, sedang alat2 pela-
djaran ditanggung oleh kas onderafdeling.
Pada akir peperangan dunia ke II, ternjata banjak buku hilang;
dimana-mana terasa kekurangan buku jang sangat besar.
Badan Penerbit Kristen (BPK) didirikan menggantikan Lectuur
Commisie Bandung di Djakarta. Banjak buku diterbitkan dan di-
sebarkan melalui kiosk2 dan toko2 buku diseluruh Indonesia, djuga
daerah Irian Barat. Dimana-mana dibuka toko buko Zending seper-
ti di Sukarnapura (Hollandia), Biak, Manokwari, Sorong dsb.
Buku Njanjian Rohani karangan pdt. I. S. Kijne ditjetak dan di-
masukkan mulai tahun 1947 di Irian Barat. Pdt. Kijne mengarang
djuga buku njanjian 25 Mazmur, akan tetapi kemudian buku itu
disempurnakan lagi dengan beberapa mazmur dan dipersatukan
mendjadi buku „Mazmur dan Njanjian Rohani" jang sekarang.
Selain dari buku2 jang didatangkan dari luar Irian Barat, maka
GKI sendiri menerbitkan djuga beberapa buku sederhana a.I. buku
Tata Geredja, buku Petrus Kafiar, Kebaktian Kita dan kalender2
Geredja Kristen Indjili. Untuk usaha ini maka diperlukan pemi-
kiran dan kebidjaksanaan chusus. Suatu usaha untuk mengkoor-
diner penerbitan, pesanan dan pendjualan jang memerlukan be-
landja dan organisasi. Dengan demikian maka terbentuklah Jaja-
san Balai Buku-buku GKI sedjak 1961 jang berpusat di Sukarna-
pura.
111
Jajasan Balai Buku2 GKI jang dimulai oleh pdt. A. Rigters Seker-
taris BPHSU dan beberapa anggota mengangkat pdt. N. van der
Bent sebagai kepala Jajasan tersebut. Tjabang2 Jajasan dibuka di
Biak, Manokwari dan Sorong serta ranting2 terdapat pada tiap
kantor resor.
Pada waktu pdt. Rigters kembali pada akir bulan Djanuari 1963,
maka Jajasan Balai Buku-Buku diketuai oleh pdt. J. Mamoribo.
Pdt. N. van den Bent berpindah ke Biak merangkap agen Lem-
baga Alkitab Indonesia dan NBG. Sdr. S. Rumaseuw bendahara
Synode Resor Biak-Numfor diangkat mengganti pdt. van den Bent
dan bertempat di Sukarnapura.
112
Pasal 3H. Lembaga Alkitab Indonesia.
113
Kemudian dari tahun 1950 maka djumlah Alkitab jang dimasuk-
kan ke Irian Barat mentjapai puluhan ribu jang semuanja lekas
terdjual. Pengiriman jang terbesar jang pernah terdjadi berlaku
dalam tahun 1951 sehingga diperlukan lebih dari lima tahun un-
tuk mendjualnja.
Untuk mengurusi penjaluran Alkitab itu maka tuan G. W. de Ka-
ter pegawai NBG dan kantor Persekolahan Zending di Sukarna-
pura diserahi perwakilan NBG. Pada waktu tuan de Kater be-
rangkat perwakilan NBG diserahkan kepada pdt. van den Bent.
Pada bulan Mei 1963 ketika pdt. van den Bent pulang maka per-
wakilan NBG diserahkan kepada sdr. S. Wambrau. Sementara itu
Lembaga Alkitab Indonesia jang berpusat di Bogor telah mengam-
bil alih tugas Kerapatan Alkitab Belanda di Indonesia.
Dengan sendirinja perwakilan di Irian Barat mendjadi agen LAL
Pengiriman Alkitab LAI jang pertama terdjadi dalam tahun 1965
ketika 10.000 Alkitab lengkap bahasa Indonesia jang ditjetak atas
perintah kementerian Agama Republik Indonesia tiba di Irian
Barat.
Dapat ditambahkan disini bahwa dengan penerbitan Alkitab da-
lam rupa2 ukuran dan pembalutan, maka gaja tarik pembeli ber-
tambah besar.
Penjiaran Alkitab didalam G.K.I. didjalankan melalui toko2 buku
Jajasan di Sukarnapura, Biak, Manokwari dan Sorong dsb.
114
Pasal 39. Publikasi dan Komunikasi.
116
Pasal 41. Daftar tahun2 jang penting bagi G.K.I.
118
17 April 1863 Njonja Ottow Letz berangkat dari Kwawi de-
ngan kapal milik Duivenbode menudju Ter-
nate.
18 April 1863 Pendeta2 U.Z.V., jaitu J. L. van Hasselt serta
isteri, Klaassen bersama isteri dan pdt. Otter-
spoor tiba di Mansinam dengan kapal „de Vir-
go".
25 Okt. 1863 Kapal api „de Telegraaf" tiba di Manokwari.
1 Djan. 1865 Sara, wanita pertama jang dibaptiskan oleh
Geissler.
1866 Pdt. tani Kamps tiba dan bekerdja di Jomber
(Meoswar).
1867 Pdt. Woelders tiba di Andai.
1867 Pdt. Mosche membuka sekolah di Jomber
(Meoswar).
1 Djan. 1869 Pria2 jang pertama (tiga orang) dibaptiskan
oleh Geissler.
1870 Tukang kaju G. L. Bink tiba dan bekerdja
membangunkan rumah2 pendeta dan gedung-
geredja.
1871 Pdt. Meeuwig membuka sekolah di Momi (Ran-
siki).
1875 Nj. J. L. van Hasselt mendirikan perhimpu-
nan kaum ibu jang bernama „Maria - Mar-
tha".
1876 Pdt. W. L. Jens tiba dan bekerdja sampai
1900 di Mansinam dsb.
1879 Kursus buta huruf diadakan di Mansinam oleh
Pdt. J. L. van Hasselt.
20 Des. 1881 Tukang kaju G. L. Bink diteguhkan sebagai
pendeta di Mansinam.
1882 Tiba pendeta J. A. van Balen.
1887 Noseni dibaptiskan dengan nama Petrus Ka-
fiar.
119
1890 Kapal KPM berlajar tetap dipantai utara
Irian Barat.
1891 Pdt. van Balen membuka sekolah di Windesi.
1892 Petrus Kafiar dan Timotheus Awendu ke Semi-
nary Depok.
1893 Pendeta Bink mengundjungi danau Sentani.
1894 Anak Pdt. J. L. van Hasselt jang bernama F.
J. F. van Hasselt mendjadi pendeta dan tiba
di Mansinam.
10 Nop. 1896 Guru Petrus Kafiar dan Timotheus Awendu
kembali di Mansinam sesudah tamat sekolah
Depok.
12 Agust. 1898 Petrus Kafiar menikah dengan Ida di Man-
sinam.
1898 Satu perahu Sangihe-Talaud terdampar di Su-
piori (Biak) dengan 11 penumpang.
1898 Pemerintah Belanda menetap di Fak-Fak dan
Manokwari.
1904 Willem Rumainum dikirim ke Seminary De-
pok.
1906 Aturan subsidi sekolah 75% untuk daerah
Irian Barat (N.N.G.).
1906 Pdt. D. B. Starrenburg tiba di Irian Barat.
1907 Pdt. J. L. van Hasselt pulang dengan pensiun.
1907 Mimpi Jan Ajamiseba di Jende (Roon).
25 April 1908 Pdt. F. J. F. van Hasselt mengantar Guru
Petrus Kafiar ke Biak.
Agust. 1908 Guru Willem Rumainum tamat dari Seminary
Depok.
1910 Pdt. F. J. F. van Hasselt menempatkan guru
di Metudebi (Sukarnapura).
1911 Pdt. F. J. F. van Hasselt menempatkan guru2
di Wakde dan Podena (resor Sarmi).
1912 Pdt. van Muilwijk mendarat di Fak-Fak.
120
1912 Pdt. Jens muda mengadakan tourne keliling
Biak dan Supiori.
1913 Pdt. F. J. F. van Hasselt menempatkan guru
Tamtelahitu di Sorong.
1913 Pdt. D. C. Bout tiba di Fak-Fak.
1914 Pdt. Jens muda menetap di Bosnik (Biak).
1914 Perang dunia pertama mulai di Eropah.
1916 Dr. J. W. Gunning Director UZV mengundju-
ngi Mansinam.
1916 Pdt. J. Bijkerk mendarat di Hollandia dan
menetap.
1917 Pdt. F. J. F. van Hasselt mendirikan sekolah
Guru di Mansinam.
1918 Penjakit influensa meradjalela di Irian Barat.
1920 Pdt. A. J. de Neef tiba di Hollandia kemudian
pindah dan menetap di Wakde lalu pindah ke
Sarmi.
1921 Pdt. D. G. Bout pindah dari Fak-Fak dan me-
netap di Miei untuk mendirikan sekolah Tu-
kang.
1921 Pdt. D. C. Bout pindah dari Fak-Fak ke Miei
untuk ganti Pdt. D. B. Starrenburg jang tjuti.
1922 Pdt. H. J. Agter tiba di Biak.
1923 Pdt. I. S. Kijne, J. Eygendaal, F. Slump tiba
di Irian Barat.
1924 Pdt. D. C. Bout habis tjuti membuka peker-
djaan di Serui.
1924 Pdt. Schneider datang mendirikan rumahnja
di Genjem.
1924 Pdt. F. W. F. Hartweg tiba di Korido.
1925 Sekolah Guru di Mansinam dipindahkan ke
Miei, (Wandamen).
1926 Indjil mulai masuk Sentani.
1927 Guru2 sekolah Mansinam tamat di Miei.
1928 Dr. K. J. Brouwer Direktor Zending UZV tiba
121
di Miei dengan meladui djalan darat dari Idoor
ke Windesi.
1928 Pdt. Bout membuka Rumah Sakit di Serui.
1930 Tuan C. M. Gosal tiba di Miei sebagai Kepala
Sekolah Sambungan.
1930 Peringatan 75 tahun Zending di Irian Barat.
1930 Resor Fak-Fak dan Kaimana diserahkan ke-
pada Geredja Ambon berhubung kekurangan
uang.
1931 Pdt. F. G. Kamma tiba di Sorong.
1932 Pdt. D. A. ten Haaft mengganti Pdt. I. S. Kij-
ne jang bertjuti.
1933 Pdt. I. S. Kijne kembali dan Pdt. D. A. ten
Haaft pindah ke Korido.
1933 Rumah Sakit „RUMANDE" di Korido dires-
mikan.
1934 Guru2 E. H. Ajamiseba dan F. J. S. Rumai-
num berangkat ke Ambon mengikuti Kursus
Pertanian di Laha.
6 Sept. 1935 Geredja Ambon dilantik mendjadi Geredja
Protestan Maluku.
1935 Guru Ajamiseba dan Rumainum tamat dan
kembali dari Ambon.
1935 Kebun pertjobaan di Ababiadi Biak dibuka.
1938 Pdt. H. J. Teutscher tiba di Miei.
1940 Kebun pertjobaan di Ababiadi ditutup.
Mei 1940 Peperangan Djerman. Pdt. Teutscher pindah
ke Nias.
1941 Pdt. Kijne bertjuti di Djawa, dan karena pe-
rang berpindah ke Sumatra. Guru Mangadi
menggantinja di Miei.
1942 Sekolah Miei ditutup.
1942 Peperangan Nipon masuk Irian Barat.
1942 Pergerakan Koreri meradjalela di Biak dan
Teluk Tjenderawasih.
122
1942 Pendeta2 Belanda dibawa oleh Djepang.
1943 Serangan2 tentara Sekutu terhadap tentara
Djepang.
April 1944 Tentara Sekutu mendarat di Sukarnapura
(Hollandia) dan kemudian di Biak dan Num-
for.
1944 Pdt. Pik tiba dari Australia dan pekerdjaan
Zending mulai didjalankan lagi setjara tera-
tur.
1945 Guru Djemaat diangkat mendjadi Wakil Pen-
deta.
1946 Pdt. I. S. Kijne dan D. A. ten Haaft mengha-
diri Konperensi Djakarta.
15-25 Maret 1947 Konperensi Zending dan Geredja di Malino-
Makassar, hadir F. J. S. Rumainum dan G. A.
Lanta.
1947 Sekolah Theologia Makassar didirikan dengan
mulai di SoE. (Timor Kupang).
1948 Konperensi Zending dii Joka. Dr. K. J. Brou-
wer hadir.
1948 Konsep tata geredja karangan Pdt. Kijne di-
bahas.
1948 F. J. S. Rumainum masuk Sekolah Theologia
Makassar (sementara di SoE) Timor Kupang.
Des. 1949 Penjerahan kedaulatan kepada Indonesia Ke-
tjuali daerah Irian Barat.
1950 Pdt. Kijne menghadiri persidangan synode
G.P.M, di Ambon akan membitjarakan masuk-
nja djemaat-djemaat G.P.M, di Irian Barat
kedalam bakal G.K.I. Rentjana itu gagal oleh
timbulnja R.M.S.
1950 SMP dan ST Zending dibuka di Kotaradja.
1950 ODO (sekolah guru) dibuka kembali ke Serui.
Mei 1950 Konperensi Zending di Serui mengangkat Gu-
ru2 mendjadi pendeta.
123
1951 Beberapa pendeta bukan Belanda mendjadi ta
mu konperensi di Serui.
1952 Pdt. Rumainum tamat dan mendjadi Ketua
Synode resor Biak-Numfor ganti Pdt. R. G.
ten Kate.
1953 Tuan H. J. Brinkman mendjadi RSB (PSW)
Zending Biak.
1953 Tuan S. C. Graaf van Randwijck S.H. mengu-
ndjungi Irian Barat.
1954 Sekolah Theologia dibuka di Serui.
1954 Synode Persediaan berlangsung September di
Serui.
1954 Dr. G. P. H. Locher Sekretans Dewan Peka-
baran Indjil Belanda mengundjungi Irian Ba-
rat.
1955 Peringatan 100 tahun Zending di Irian Barat.
Konperensi Zending jang terakir berlangsung
di Kwawi (Manokwari).
1955 Dana Peladjar Zending dibentuk. Peladjar2
PMS dikirim ketanah Belanda untuk masuk
HBS dsb.
1956 Synode GKI bersidang; GKI dilantik mendja-
di Geredja jang berdiri sendiri.
1956 Dr. GPH Locher Sekretaris Dewan Pekabaran
Indjil hadir didalam Synode Umum ke I.
1957 Sekolah Pengindjil dibuka di Ransiki.
1957 Ketua S.U. pindah dari Biak ke Sukarnapura.
1958 18 pendeta jang pertama tamat dari Sekolah
Theologia Serui.
Djuli 1957 Tenaga Sosial Nn. L. C. Swaan untuk GKI
tiba di Sukarnapura.
1959 Pdt. I. S. Kijne pulang dengan pensiun.
1959 Sekolah Theologia pindah ke Sukarnapura.
1959 Kekundjungan Ketua S.U. kenegeri Belanda,
kontak dengan Zending Rhein di Barmen.
124
1959 Pdt. Kabel dan Pdt. Maloali menghadiri Kon-
perensi Zending dan Geredja di Suva, Fiji.
1959 Sekolah Theologia memberi hasil kedua dengan
10 orang pendeta muda.
Okt. 1959 Pdt. Z. Rumere ditempatkan di Wamena (Ba-
lim).
1960 Lembaga Alkitab Belanda mengutus Pdt. van
den Bent ke Irian Barat.
1960 Pdt. S. Zöllner, Dr. W. A. Vriend dan Pdt.
P. G. Aring tiba di Sukarnapura.
1960 Pdt. Zöllner dan Dr. Vriend mulai angkat pe-
kerdjaan di Wamena.
1960 Kompleks Sekolah Theologia Abepura selesai
dan diresmikan.
Agust. 1960 Synode Umum ke II di Manokwari.
Okt. 1960 Ketua Synode Umum serta Sekertaris dan Pdt.
Schippers mengundjungi Lae (Elkong) dan
Finshaffen, Irian Timur.
1961 Pdt. J. Mamoribo dan M. Koibur bersama Ori
Hokojoku dan J. Deda kesekolah Tinggi Zen-
ding di Oegstgeest..
1961 Sidang Raya DGD ke III di New, Dehli India,
hadir penindjau2 dari GKI.
April 1961 Pdt. S. Zöllner dan Dr. Vriend serta rombo-
ngan memasuki lembah Jalimo.
2 April 1962 Permulaan Pusat Pendidikan Sosial GKI di
Abepura.
8 April 1962 J.P.K. diresmikan mengganti Zending mengu-
rus Sekolah2.
15 Agust. 1962 Persetudjuan Indonesia Belanda di New York
Sept. 1962 Delegasi GKI ke Djarkarta melalui Manilla
dan Hong Kong untuk bertemu dengan DGI.
1962 Pdt. J. Mamoribo dan M. Koibur sekeluarga
kembali dari Oegstgeest angkat kerdja.
1962 Sdr. Ori dan Jakonias Deda masuk tingkat III
125
STT Djakarta.
1962 Sdr. L. Jembise dan N. Minarona siswa ting-
kat II di Sekolah Theologia GKI Abepura
pindah ke Perguruan Theologia Makassar.
Des. 1962 Synode ke III tentang perubahan struktur pen
didikan. Banjak pendeta utusan bebas tugas.
1962 Klasis berbahasa Belanda dibubarkan.
Des. 1962 Penahbisan gedung Geredja Pengharapan.
1 Mei 1963 Irian Barat dikembalikan kedalam kekuasaan
Republik Indonesia.
Mei 1963 Tiba Nn. Zr. Martha Diehl, Anna Kessler, Ir.
Peters dan Knacke dari Zending Barmen.
Okt. 1963 Pdt. J. Mamoribo ikut konperensi di Manilla.
1963 Kursus Guru Djemaat di Serui ditingkatkan
dari 9 bulan mendjadi 2 tahun dan dipindah-
kan ke Abepura dikompleks Sekolah Theologia
1964 Sidang Raya DGI ke IV di Djakarta hadir
delegasi GKI.
Mei 1964 Sekolah Pengindjil Ransiki ditingkatkan dari 2
tahun mendjadi 3 tahun.
1964 Pdt. Tjakraatmadja tiba sebagai dosen pada
Sekolah Theologia GKI di Abepura.
1964 Pdt. M. Koibur ikut delegasi DGI ke Australia
dan Selandia Baru.
1964 Delegasi Pemuda GKI/GPM jang dipimpin
oleh Nn. S. Patty menghadiri konperensi Pe-
muda Asia Tenggara di Manilla.
1964 Kongres G.M.K.I. di Menado jang dihadiri
utusan dari GMKI tjabang Irian Barat.
Sept. 1965 Synode GKI ke IV di Sukarnapura. Tata Ge-
redja diperbaiki, Liturgia ditambah beberapa
bahagian dsb.
1965 Pekan perkenalan para rochaniawan Irian Ba-
rat di Tjimatjan, Djawa Barat.
1965 Pdt. H. Bentz dan Pengindjil A. Mansawan
126
memasuki lembah Apalapsali.
Des. 1965 Lapangan terbang Apalapsali selesai dan di-
pakai.
1965 Pdt. J. Blommendaal tiba sebagai dosen Seko-
lah Theologia GKI Abepura.
1966 Perajaan 10 tahun berdirinja GKI.
1966 Peningkatan Sekolah Theologia GKI dari 4
tahun mendjadi Perguruan Theologia dengan
6 tahun.
1966 Pengumpulan uang untuk pembelian Unit Per
tjetakan Geredja Kristen Indjili.
1966 Pdt. B. Rahantoknam dan H. Baute tiba di
Sukarnapura.
127
PETA IRIAN BARAT
129
PETAKEADAANRES0R2 GKI 1956
133
PETA KEADAAN RES0R2 GKI 1965
137
ISI BUKU
1 II
Muka
Kata Pendahuluan. 5
BAB I.
Pasal 1 Pekerdjaan Zending di Irian Barat. 7
Pasal 2 Periode 1855-1863. 9
Pasal 3 Periode 1863-1907 13
Pasal 4 Periode 1907-1924. 18
Pasal 5 Periode 1924-1942. 21
Pasal 6 Periode 1942-1945. 23
Pasal 7 Periode 1945-1956. 25
Pasal 8 Klasis berbahasa Belanda. 28
Pasal 9 Organisasi Zending. 30
BAB II.
Pasal 10 Synode Persediaan 1954 di Serui. 33
Pasal 11 Daftar Anggota2 Utusan Synode Persediaan. 35
Pasal 12 Ichtisar Tata geredja. 37
Pasal 13 Kesimpulan2 Tata Geredja. 39
BAB III.
Pasal 14 Keadaan Organisasi GKI. 42
Pasal 15 Daftar Anggota Synode Umum GKI I. 46
Pasal 16 Synode Umum ke-I. 48
Pasal 17 Sambutan2 dari Geredja lain. 50
Pasal 18 Surat Keputusun Gubernur. 55
BAB IV.
Pasal 19 Pekabaran Indjil didalam dan diluar GKI. 56
Pasal 20 Pelajan atau fungsi awam didalam GKI. 58
Pasal 21 Tugas sjamas/et didalam GKI. 60
Pasal 22 Tugas Penatua/ti didalam GKI. 62
142
Muka
BAB V.
Pasal 26 Pendidikan Kristen di Irian Barat. 73
Pasal 27 Perkembangan Sekolah2 Zending. 76
Pasal 27a Jajasan Dana Peladjar. 80
Pasal 28 Organisasi Sekolah-sekolah Zending. 82
Pasal 29 Jajasan Persekolahan Kristen di Irian Barat. 84
BAB VI.
Pasal 30 Usaha dilapangan Kesosialan. 87
Pasal 31 Jajasan Diakonia. 91
Pasal 32 Projek2 Jajasan Diakonia. 93
Pasal 33 Projek2 Pertanian. 97
BAB Vil
Pasal 34 Lapangan Pekabaran Indjil Balim Jalimo. 101
Pasal 35 Lapangan Pekerdjaan dilembah Jalimo. 105
Pasal 35a Lapangan Pekabaran di Pileam. 107
Pasal 36 Lapangan Pekerdjaan di Apalapsali. 108
BAB VIII.
Pasal 37 Jajasan Balai Buku2 GKI. 109
Pasal 38 Lembaga Alkitab Indonesia. 113
Pasal 39 Publikasi dan Komusikasi. 115
Pasal 40 Statistik. 117
Pasal 41 Daftar tahun2 jang penting. 118
143