Selain mata pencarian masyarakat dari keempat desa di atas juga terkenal
sebagai pelaut-pelaut ulung dan hal ini merupakan warisan dari leluhur
mereka dimana mereka mengarungi lautan mencari daerah-daerah untuk
menetap.
Berdasarkan alasan serta bukti sejarah di ataas maka tidak dapat diragukan
lagi bahwa jemaat kuralele merupakan jemaat pertama sebelum terbentuknya
jemaat Rumdai. Kegiatan persekutuan selanjutnya tetap dipusatkan di desa
Kuralele tepatnya di rumah/ halaman rumah bapak Tony Marantika/
Rumpapapna. Dengan demikian kehadiran persekutuan ini telah
mendatangkan pengaruh yang positif bagi masyarakat Kokroman, Usliapan
dan Ameth. Hal ini terbukti dengan diterimanya injil oleh masyarakat ketiga
desa tersebut.
Diterimanya injil oleh masyarakat Kuralele, Usliapan, Kokroman dan
Ameth merupakan dambaan dari Guru Jemaat J. Polhaupessy sebagai hamba
Tuhan yang dipercayakan untuk menyampaikan injil kepada umat Tuhan di
keempat desa diatas. Untuk itu bagi mereka yang telah menerima injil serta
percaya kepada Yesus hendaknya dimetraikan dalam suatu Baptisan Kudus
dengan demikian di halamn rumah bapak Tony Marantika yang saat itu
dijadikan tempat ibadah, didepan rumah itu ada sebuah batu yang biasanya
dijadikan tempat makan bersama oleh tua-tua pada malam hari setelah
mereka pulang mencari ikan, di atas batu itulah Baptisan pertama
dilaksanakan, selanjutnya menyangkut siapa yang melaksanakan Sakramen
Baptisan, tidak dapat diuraikan secara pasti karena ada berbagai pendapat dari
para narasumber yang sangat kontradiksi, untuk itu hanya dapat diuraikan
masalah ini menurut pendapat tiap-tiap narasumber yang intinya sebagai
berikut:
Dengan disahkannya Rumdai sebagai nama Jemaat, maka sejak itu seluruh
kegiatan jemaat baik dalam jemaat maupun keluar jemaat menggunakan nama
Jemaat Rumdai dan berlangsung sampai saat ini. Selanjut dalam
perkembangannya Jemaat Rumdai mengalami kemajuan yang sangat pesan,
itu nampak dari jumlah anggota jemaat yang terus bertambah serta
dibangunnya berbagai sarana fisik seperti pastori jemaat, gedung gereja serta
sarana pendidikan dan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan Iman
dan kecerdasan serta kualitas kesehatan umat. Selain itu pertumbuhan jemaat
tercermin juga dari terjalinnya kerukunan yang harmonis antara kampung
dengan kampung maupun antara tetangga dengan tetangga, bahkan sampai
saat ini Jemaat Rumdai dapat disejajarkan dengan jemaat-jemaat lain bahkan
memiliki potensi yang cukup diperhitungkan baik ditingkat klasis maupun di
tingkat Sinode. Hal yang merupakan keunikan sekaligus kebanggaan warga
jemaat Rumdai adalah bahwa sejak terbentuknya Jemaat Kuralele yang
kemudian diubah menjadi Jemaat Rumdai sampai saat ini tetap untuk utuh.
Ini menandakan bahwa warga Jemaat Rumdai sangat memahami arti
pentingnya suatu persekutuan.