Pada tanggal 20 April tahun 1954 misi CAMA, yaitu 3 (tiga) orang misionaris bersama 7
(tujuh) orang pemudah dari Senggih yang pertema kali mendarat di sungai Baliem,
Hitigima, Wamena. Setelah itu misi UFM Australia yang diganti saat ini APCM dan UFM
Amerika mendarat kedua di Sungai Baliem pada tanggal 22 Januari 1955, setelah itu
beberapa saat mereka tinggal di Hitigima Dari Hitigima mereka berangkat berjalan kaki
lewat Wolo, Ilugwa sampai tiba di danau Archbold (Asbold) dan mereka membuat kamp
kemudian menetap selama 14 (empat belas) bulan di pinggir danau itu lalu misi lain
menyusul yaitu, Misi RBMU dan Misi ABMS.
Selanjutnya penyebaran badan misi pada beberapa tempat adalah sebagai berikut :
1. Tahun 1956 Misionaris APCM (Asia-Pacific Christian Mission) masuk di Wilayah Bogo,
yaitu Bokondini, Kelila, Kobakma, Ilugwa dan Wollo.
2. Tahun 1957 Misionaris RBMU (Region Beyond Mission Union) masuk di Wilayah Toli,
yaitu Karubaga, Kanggime, Mamit dan Wunin.
3. Tahun 1958 Misionaris UFM (Unevangelised Fields Mission) masuk di Wilayah Yamo,
yaitu Mulia, Ilu dan Kwiyawage.
C. Perkembangan Gereja
1. Berdirinya Gereja
Pos Penginjilan pertama kali dibuka pada 29 Juli 1962, Badan Misi UFM
membaptis 9 (Sembilan) Orang di Kelila, inilah cikal bakal jemaat mula-mula sejarah
awal berdirinya gereja GIDI. Setelah Jemaat-jemaat baru di suku Lani terus
berkembang maka dilakukan Konferensi Lani gabungan pertama di Pirime (Pit River)
dengan jumlah pemimpin Lani sejumlah 51 (lima puluh satu) orang dan 7 (tujuh) orang
Misionaris yaitu dari ABMS, RBMU, C&MA dan UFM. Saat itu dalam terik panas mata
hari di belantara Pit River, para tua tua dari Wilayah Bogo, Yamo dan Toli dibicarakan
Dengan demikian dalam Konferensi itu ditetapkan suatu Gereja Pribumi yang berdiri
sendiri di Pendalaman Papua yang disebut dengan nama Gereja Injili. Setelah
Konferensi itu gereja yang baru lahir ini sedang mengikuti arah politik Belanda dan
Indonesia terhadap Tanah Papua yang saling direbutkan, maka gereja ini belum diberi
nama yang lengkap pada waktu itu. Kemudian pada tanggal 1 Mei 1963 Irian
dipaksakan masuk kedalam Indonesia maka nama Irian dulu Nenderland Nieuguinea
diganti menjadi nama Irian Barat.
Pada Konferensi Umum di Karubaga tahun 1968 memberi nama lengkap yaitu Gereja
Injili Irian Barat (GIIB). Pada waktu itu Misi UFM dan RBMU sepakat untuk Gereja
yang baru lahir ini disiapkan pemimpin-pemimpin melalui Sekolah Alkitab, sehingga
misi UFM membuka Sekolah Alkitab di Yamo pada bulan Agustus 1964 . Pada waktu
yang sama juga Misi RBMU membuka Sekolah Alkitab Maranatha di Toli. Pada tahun
1968 itu juga tata gereja GIIB diselesaikan oleh komite terdiri dari UFM dan RBMU.
Kemudian pada tanggal 20 hingga 22 Februari 1968 dalam Konferensi Umum di Ilu
Nama GIIB disetujui oleh peserta Konferensi dari Wilayah Bogo, Toli dan Yamo.
Pada Desember 1969 penamatan siswa Alkitab pertama sebanyak 12 (dua belas)
orang.
TAHUN PRESIDEN
1970 – 1973 Nggun Wanena
1973 – 1975 Keboba Wanimbo
1975 – 1989 Berth Koirewoa
1989 – 1991 Immanuel Genongga
1991 – 1998 Fredy Ayomi
1998 – 2003 Mistien Towolom
2003 – 2018 Lipiyus Biniluk
2013 – 2023 Dorman Wandikbo
F. Resume Profile
Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) adalah salah satu organisasi gereja Kristen (denominasi)
di Indonesia. GIDI di deklarasikan dalam Konferensi Pertama pada 12 Februari 1963 di Pit
River dengan sistem Presbiterian-Kongresgasional.
GIDI pertama kali mendaftar pada Departemen Agama Republik Indonesia pada tahun
1976 dengan nomor E/Ket/385-1745/76. Kemudian mendaftar ulang kembali pada tahun
1989 dengan nomor F/Kep/43/642/89. Dan daftar kembali pada tanggal 18 Desember
2015.
Dalam perkembangannya, GIDI telah melakukan pelayanan yang mencakup beberapa
wilayah yang ada di Papua hingga ke seluruh Indonesia. Wilayah pelayanan ini terbagi
didalam 8 (delapan) wilayah pelayanan yang adalah sebagai berikut :
G. Hasil Pelayanan
Hasil Pelayanan selama 59 tahun ini Gereja Injili Di Indonesia, yaitu :
1. Pendeta : + 7.000 Orang
2. Wilayah : 8 Wilayah
3. Klasis : 74 Klasis
4. Calon Klasis : 21 Calon Klasis
5. Pendeta : 7.061 Pendeta
6. Jumlah Penginjil Dalam negeri : 500 Orang
7. Jumalh Penginjil Luar Negeri : 4 Orang (PNG, Belanda, Paskistan, Uganda)
8. Sekolah Alkitab :
➢ 19 (Sembilan belas) Sekolah Alkitab dalam Bahasa Daerah
➢ 3 (Tiga) Sekolah Alkitab dalam Bahasa Indonesia termasuk STT GIDI
9. Rumah Sakit : 3 Rumah Sakit
10. Yayasan milik Gereja YAPELIN