Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH SINGKAT

BERDIRINYA GEREJA GIDI

A. Injil Masuk Di Pendalaman Papua


Untuk menjangkau Kabar Injil di Pengunungan Tengah papua, maka Tuhan mengutus
misionari UFM Australia pada tahun 1950, tuan Fred Dawson dan ketua UFM Robert Story
dari Port Moresby Papua New Guinea datang di Nederland New Guinea kota Hollandia yang
saat ini nama kota Sentani. Kemudian menyusul lagi pada tahun 1952 Misi UFM dari
Amerika, datang bergabung dengan misi yang sama mau menjangkau Pengunungan
Tengah Papua Pada tahun 1953 buat lapangan terbang pertama di Senggih dan dari situ
memulai survey pertama (ekspedisi) dilakukan dengan pesawat pantauan dari udara di
daerah Pengunungan Tengah Papua.

Pada tanggal 20 April tahun 1954 misi CAMA, yaitu 3 (tiga) orang misionaris bersama 7
(tujuh) orang pemudah dari Senggih yang pertema kali mendarat di sungai Baliem,
Hitigima, Wamena. Setelah itu misi UFM Australia yang diganti saat ini APCM dan UFM
Amerika mendarat kedua di Sungai Baliem pada tanggal 22 Januari 1955, setelah itu
beberapa saat mereka tinggal di Hitigima Dari Hitigima mereka berangkat berjalan kaki
lewat Wolo, Ilugwa sampai tiba di danau Archbold (Asbold) dan mereka membuat kamp
kemudian menetap selama 14 (empat belas) bulan di pinggir danau itu lalu misi lain
menyusul yaitu, Misi RBMU dan Misi ABMS.

Selanjutnya penyebaran badan misi pada beberapa tempat adalah sebagai berikut :

1. Tahun 1956 Misionaris APCM (Asia-Pacific Christian Mission) masuk di Wilayah Bogo,
yaitu Bokondini, Kelila, Kobakma, Ilugwa dan Wollo.
2. Tahun 1957 Misionaris RBMU (Region Beyond Mission Union) masuk di Wilayah Toli,
yaitu Karubaga, Kanggime, Mamit dan Wunin.
3. Tahun 1958 Misionaris UFM (Unevangelised Fields Mission) masuk di Wilayah Yamo,
yaitu Mulia, Ilu dan Kwiyawage.

B. Pekabaran Injil Dimulai


Pada tahun 1959-1962 dilakukan pembakaran jimat-jimat di seluruh pengunungan tengah
Papua. Untuk menyebarkan Injil di Wilayah Bogo, Toli dan Yamo, misionaris koteka yang
pertama diajarkan cara membaca dan metode bagaimana cara bersaksi.

C. Perkembangan Gereja
1. Berdirinya Gereja
Pos Penginjilan pertama kali dibuka pada 29 Juli 1962, Badan Misi UFM
membaptis 9 (Sembilan) Orang di Kelila, inilah cikal bakal jemaat mula-mula sejarah
awal berdirinya gereja GIDI. Setelah Jemaat-jemaat baru di suku Lani terus
berkembang maka dilakukan Konferensi Lani gabungan pertama di Pirime (Pit River)
dengan jumlah pemimpin Lani sejumlah 51 (lima puluh satu) orang dan 7 (tujuh) orang
Misionaris yaitu dari ABMS, RBMU, C&MA dan UFM. Saat itu dalam terik panas mata
hari di belantara Pit River, para tua tua dari Wilayah Bogo, Yamo dan Toli dibicarakan

@ Arsip BPP GIDI – Net.Timmy 2022


dan disepakati bersama untuk mau berdiri sendiri. Dalam rapat sementara skor waktu
itu, satu penekanan yang disampaikan oleh bapak Iyawon Yikwa dari Kelila
menyampaikan bahwa, “Kami dari Lembah Bogo, Lembah Toli dan Lembah Yamo kalau
masak buah merah, biasanya makan dalam satu tempat yang disediakan jadi mari kita
bersatu untuk berdiri sendiri”. Setelah itu, diberikan kesempatan dalam Konferensi
untuk menyampaikan hasil pembahasannya sehingga, bapak Iyawon Yikwa
perwakilan dalam Konferensi langsung berdiri dan berkata, “
“Di saat bapak-bapak misi kembali ke negeri kamu, apakah Nama Yesus yang kamu bawa
ini juga akan dibawa kembali? “, Misionaris menjawab bahwa, “Nama Yesus yang kami
bawa ini tinggal bersama kalian!“, maka bapak Iyawon Yikwa dengan teman-temanya
sepakat dan berkata, “Kalau begitu kami mau berdiri sendiri!“.

Gambar. Para peserta Konferensi GIDI Pertama 12 Februari 1963

Dengan demikian dalam Konferensi itu ditetapkan suatu Gereja Pribumi yang berdiri
sendiri di Pendalaman Papua yang disebut dengan nama Gereja Injili. Setelah
Konferensi itu gereja yang baru lahir ini sedang mengikuti arah politik Belanda dan
Indonesia terhadap Tanah Papua yang saling direbutkan, maka gereja ini belum diberi
nama yang lengkap pada waktu itu. Kemudian pada tanggal 1 Mei 1963 Irian
dipaksakan masuk kedalam Indonesia maka nama Irian dulu Nenderland Nieuguinea
diganti menjadi nama Irian Barat.
Pada Konferensi Umum di Karubaga tahun 1968 memberi nama lengkap yaitu Gereja
Injili Irian Barat (GIIB). Pada waktu itu Misi UFM dan RBMU sepakat untuk Gereja
yang baru lahir ini disiapkan pemimpin-pemimpin melalui Sekolah Alkitab, sehingga
misi UFM membuka Sekolah Alkitab di Yamo pada bulan Agustus 1964 . Pada waktu
yang sama juga Misi RBMU membuka Sekolah Alkitab Maranatha di Toli. Pada tahun
1968 itu juga tata gereja GIIB diselesaikan oleh komite terdiri dari UFM dan RBMU.
Kemudian pada tanggal 20 hingga 22 Februari 1968 dalam Konferensi Umum di Ilu
Nama GIIB disetujui oleh peserta Konferensi dari Wilayah Bogo, Toli dan Yamo.
Pada Desember 1969 penamatan siswa Alkitab pertama sebanyak 12 (dua belas)
orang.

@ Arsip BPP GIDI – Net.Timmy 2022


2. Pimpinan Gereja
Dalam perkembangan gereja telah dilaksanakan Konferensi yang memilih
Presiden sebagai pemimpin yang adalah sebagai berikut :

TAHUN PRESIDEN
1970 – 1973 Nggun Wanena
1973 – 1975 Keboba Wanimbo
1975 – 1989 Berth Koirewoa
1989 – 1991 Immanuel Genongga
1991 – 1998 Fredy Ayomi
1998 – 2003 Mistien Towolom
2003 – 2018 Lipiyus Biniluk
2013 – 2023 Dorman Wandikbo

D. Injil terus diberitakan di Daerah Pengunungan Lain Sampai ke Pesisir Pantai.


Dari Misi UFM, APCM dan RBMU dan orang Lani yang telah menerima Yesus menjadi
penginjil lokal pertama, pergi memberitakan Injil di Wilayah Yahukimo, Pegunungan
Bintang, Pantai Selatan dan Mamberamo.
Konferensi di Kelila tahun 1973 nama Gereja Injili Irian Barat (GIIB) diganti nama Gereja
Injili Irian Jaya (GIIJ).
Setelah Belanda keluar dari Irian dan Irian dipaksakan masuk ke wilayah Indonesia, maka
nama Irian Barat pun berubah menjadi Irian Jaya.

E. Injil masuk di daerah Jawa, Bali, Sumatera dan Sulawesi (JASUMBAS).


Injil bukan saja untuk orang Papua, karena itu Pdt David Scovill bersama mahasiswa Papua
di STII Yogyakarta terus memberitakan Injil di daerah Jawa, Bali, Sumatera dan Pulau-
pulau lain sehingga hasil penginjilan tersebut menghasilkan pos penginjilan hingga
terbentuknya jemaat disana maka nama Gereja Injili Irian Jaya berganti nama Gereja
Injili di Indonesia (GIDI) pada Sidang Sinode di Karubaga pada tanggal 5 Agustus 1988.
Pada tanggal 6 Agustus 1989 status nama gereja yang telah diganti itu mereka pergi
mendaftarkan ulang nama gereja ini ke Departemen Agama di Jakarta.

F. Resume Profile
Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) adalah salah satu organisasi gereja Kristen (denominasi)
di Indonesia. GIDI di deklarasikan dalam Konferensi Pertama pada 12 Februari 1963 di Pit
River dengan sistem Presbiterian-Kongresgasional.
GIDI pertama kali mendaftar pada Departemen Agama Republik Indonesia pada tahun
1976 dengan nomor E/Ket/385-1745/76. Kemudian mendaftar ulang kembali pada tahun
1989 dengan nomor F/Kep/43/642/89. Dan daftar kembali pada tanggal 18 Desember
2015.
Dalam perkembangannya, GIDI telah melakukan pelayanan yang mencakup beberapa
wilayah yang ada di Papua hingga ke seluruh Indonesia. Wilayah pelayanan ini terbagi
didalam 8 (delapan) wilayah pelayanan yang adalah sebagai berikut :

@ Arsip BPP GIDI – Net.Timmy 2022


NAMA WILAYAH DAERAH PELAYANAN
Bogo Kabupaten Mamberamo Tengah dan Jayawijaya
Toli Kabupaten Tolikara
Yamo Kabupaten Puncak Jaya dan sebagian Lanny Jaya
Yahukimo Kabupaten Yahukimo
Pegunungan Bintang Kabupaten Pegunungan Bintang, sebagian perbatasan
Kabupaten Merauke dan sebagian perbatasan RI – PNG
Pantai Selatan Kabupaten Merauke, Mappi dan sebagian perbatasan RI – PNG
Pantai Utara Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, Mamberamo Raya,
Waropen, Serui, Biak, Manokwari dan Kota Sorong
Jawa, Sumatera, Bali, Ambon, Flores, Yogyakarta, Bali, Jakarta, Tengerang, Toraja,
Sulawesi dan Kalimantan Aceh dan Batam

G. Hasil Pelayanan
Hasil Pelayanan selama 59 tahun ini Gereja Injili Di Indonesia, yaitu :
1. Pendeta : + 7.000 Orang
2. Wilayah : 8 Wilayah
3. Klasis : 74 Klasis
4. Calon Klasis : 21 Calon Klasis
5. Pendeta : 7.061 Pendeta
6. Jumlah Penginjil Dalam negeri : 500 Orang
7. Jumalh Penginjil Luar Negeri : 4 Orang (PNG, Belanda, Paskistan, Uganda)
8. Sekolah Alkitab :
➢ 19 (Sembilan belas) Sekolah Alkitab dalam Bahasa Daerah
➢ 3 (Tiga) Sekolah Alkitab dalam Bahasa Indonesia termasuk STT GIDI
9. Rumah Sakit : 3 Rumah Sakit
10. Yayasan milik Gereja YAPELIN

@ Arsip BPP GIDI – Net.Timmy 2022

Anda mungkin juga menyukai