Anda di halaman 1dari 2

Nama Semester Tugas

: HENGKI ALEX PURNAMA : II :MISIOLOGI

MISIONARIS MENTAWAI
Mentawai ialah sebuah pulau yang di kelilingi oleh lautan. Pulau Mentawai terbagi tiga yaitu Pulau Sipora, Pulau Sikakap dan Pulau Siberut. Mentawai merupakan agama Suku percaya kepadfa alam dan hal yang tahyul. Begitu kalau kita menyimak lebih dalam buah tulisan Stefano Coronese, seorang peneliti misionaris dalam bukunya Kebudayaan Suku Mentawai, di bawah judul Kontak Dengan Suku-Suku Tetangga. Dengan demikian dapat disarikan bahwa : 1. Orang Mentawai bukanlah orang yang sulit berhubungan dengan suku-suku lain, sebagaimana lazimnya ditemui pada suku-suku terbelakang di belahan bumi. Malah orang Mentawai adalah orang yang mudah berhubungan dan mudah bergaul dengan pendatang. 2. Suku-suku tetangga dari Mentawai, terutama Enggano, Bengkulu, Aceh dan Minangkabau. 3. Misionaris Kristen Protestan baru mengenal Mentawai tahun 1901 di bawah Pendeta August Lett dan rekannya A. Kramer dari Jerman. Dan Pastor Katolik baru menjejakkan kaki di kepulauan ini tahun 1954 di bawah Pastor Aurelio Cannizzaro. Misioner pertama ialah Pendeta AUGUST LETT dari RMG Jerman, Pada tahun 1901-1909 di Mentawai Sikakap. Pendeta inni meyakinkan ajaran kristus kepada para suku suku mentawai arat sabulungan. Setelah Ia meninggal Tahun 1909 di talopulei, kepemimpinan di lanjutkan oleh Pendeta F. BORGER dari Jerman tahun 1909-1929.Pdt. Borger berhasil mengubah kepercayaan suku mentawai dari yang percaya kepada alam kemudian percaya kepada Kristus. Dari kepemimpinan Pdt Borger lahirlah GKPM ( Gereja Kristen Protestan Mentawai ). Pada tahun 1940-1945 Situasi buruk karena perangdunia 1 dan 2 seluruh petugas pekabaran Injil di pulangkan keNegerinya. Pada masa Penjajahan Jepang Kepemimpinan kristen GKPM di teruskan oleh Pdt. MUDA SIMANJUNTAK. Agama kristen terus tersebar keseluruh pelosok kepulauan mentawai oleh misi para hamba hamba Tuhan melalui Tim Pdt MUDA SIMANJUNTAK. Hingga pada tahun 1980 Pdt Muda Simanjuntak wafat. Agama Kristen Protestan yang dikoordinasi dengan baik oleh GKPM (Gereja Kristen Protestan Mentawai) yang berpusat di Sikakap, bekerja sama dengan MPG (Majelis Permusyawaratan Gereja) yang berkedudukan di Sioban (Sipora). Setiap tahun diadakan Sinoda (sidang besar) membahas program tahunan rencana gereja Protestan di Sipora. Sejak tahun 1985, dapat dicatat gerakan Protestan yang terarah sebagai berikut 1. September 1985 Diadakan Sinoda besar di Sipora, berisikan program kerja untuk tahun 1985 - 1989, sekaligus pemilihan Eporus (pimpinan ummat Protestan) yang baru untuk Kepulauan Mentawai yang berkedudukan di Sipora. 2. Oktober 1985 Pendeta Melky dari GKPM Sikakap, mengadakan upacara pemandian (pengkristenan)

penganut Protestan yang baru di Sipora. Diiringi dengan pembagian buku buku pegangan gereja dan pakaian-pakaian untuk pengikut baru. Gereja Protestan Pantekosta mengangkat pendeta baru di Sipora yaitu pendeta Nainggolan. Untuk kegiatan Protestan di kepulauan ini dipimpin oleh pendeta pendeta dari Siantar, juga dibina dan diperkuat oleh pendatang pendatang baru dari Tapanuli Utara. Pada tanggal 28 November 1985 pimpinan gereja gereja Protestan se Kecamatan Sipora mengadakan rapat penyambutan Natal, terutama untuk daerah resort Boshua dan Sioban. Desember 1985, Pedagang kredit mendatangi desa desa terpencil sampai ke pedalaman. Mereka adalah penginjil penginjil gereja Protestan, terutama dari jemaat Pantekosta. Pemberian kredit tidak hanya terbatas pada pakaian dan makanan, tetapi juga uang kontan untuk keperluan penduduk pedalaman. Sasaran utama kegiatan ini adalah daerah pantai barat yang merupakan daerah yang padat penduduk aslinya. Januari 1986 Penempatan besar besaran pendeta Protestan di Kepulauan Mentawai dengan kerja sama GKPM dan GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun) atas bantuan Asia Kiishii (Jepang). Mulai tahun 1986 tercatat pemimpin pemimpin gereja Protestan di Sipora antara lain : Pendeta Philippus (bertugas di sektor Saibi resort Boshua) Sipora. Pendeta Sum Sumailing yang sebelumnya bertugas di Siberut, dipindahkan ke Sikakap menempati pos Tubekked, merupakan daerah yang terbanyak ummat Islam di Sikakap/Pagai Selatan. Pendeta Nikodemus Simalinggai memimpin daerah Siberut di utara Kepulauan Mentawai. Pendeta Melky dibantu oleh Pendeta Mika memimpin Eporus GKPM berkedudukan di Sikakap (ibu kecamatan Pagai Utara-Selatan). Kegiatan mutasi ini ditunjang dengan operasi KMP. Lutsabei (satu satunya kapal missi Protestan yang beroperasi secara tetap dari Siberut ke Sipora lalu ke Sikakap) dan menghubungkan ketiga gugusan Kepulauan Mentawai dengan Kepulauan Nias (Tello). Februari 1986 Penempatan Pendeta Sarce asal Maluku tamatan Sekolah Tinggi Theologi Jakarta, sebagai koordinator gerakan Protestan di Mentawai. April 1986 Pendeta Sum Sumailing yang pada bulan Januari 1986 ditetapkan di Tubbekked (Pagai Selatan) ditarik ke resort Boshua. Resort Boshua menjadi tumpuan harapan Protestan di pantai barat Sipora. Tubbekked tidak mungkin dikembangkan, karena di sini umat Islam dominan. Juli 1986 Rumah sakit GKPM yang terdapat di kompleks Gereja Protestan Sioban (berpusat di Boshua) yang telah beroperasi sejak 1985, terpaksa dihentikan karena kekurangan obat obatan dan pengaruh yang mulai kuat dari umat Islam daerah Boshua ini (hasil binaan tamatan Darul Fallah Bogor). November 1986 Persiapan Sermon Natal 1986 diadakan dengan pertemuan dengan gereja Protestan di resort Sioban/Boshua, diikuti oleh seluruh pendeta pendeta Protestan se-Kecamatan Sipora. Secara umum kegiatan missi Protestan ini didukung oleh pendatang dari Tapanuli Utara (Batak) dan Nias yang sampai tahun 1989 berjalan pesat atas bantuan kapal kapal Jepang yang menjemput kayu di kepulauan ini. Begitulah Tugas misioner Mentawai, pada mulanya ialah agama suku arat sabulungan dan di kristenkan pertama oleh Pdt August Lett. Kemudian karena dipengaruhi keadaan perdagangan agama lain juga masuk seperti agama islam.

Anda mungkin juga menyukai