PENDAHULUAN
Pada pendahuluan ini, penulis akan menjelaskan hal - hal penting dalam
sebuah penelitian karya ilmiah. Adapun hal - hal tersebut adalah: latar belakang
masalah, focus dan sub focus, perumusan masalah, serta tujuan manfaat
penelitian. Hal- hal ini merupakan pijakan, pedoman, dan pengontrol arah dan alur
seluruh pendahuluan dalam karya ilmiah ini.
A. LATAR BELAKANG
Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi definisi terhadap kata taat
sebagai: 1. Senantiasa tunduk (kepada Tuhan, pemerintah, dsb); patuh; 2. Tidak
berlaku curang; 3. Saleh; kuat beribadah.1 Kata taat menurut Thesaurus adalah
alim, berpegang teguh, betah, fantik, kuat (beribadah), loyal, pasrah, patih, patuh,
saleh, setia, takwa, taslim, tawaduk, tunak, tunduk. (Studi kata-Alkitab Sabda) 2.
Kamus Global memberi definisi terhadap kata taat sebagai kesetiaaan (Studi
kata-Alkitab Sabda).3
Ide mengenai kepatuhan, yang disarankan kosakata ini adalah suatu pendengaran
yang terjadi di bawah kekuasaan atau pengaruh si pembicara dan membawah pada
pemenuhan permintaan atau perintahnya
Taat adalah karena kasih Yesus berkata: "Jikalau kamu mengasihi Aku,
kamu akan menuruti segala perintah-Ku (Yoh. 14:15). Jika kita tidak taat,
jangan-jangan sebenarnya kita tidak mengasihi Tuhan. Tidak taat artinya kita lebih
mengasihi diri kita, mengasihi daging kita, mengasihi kenikmatan dosa, sekalipun
kita menyanyiaku cinta Yesus berulang-ulang di ibadah. Kasih diekspresikan
dengan menghormati Tuhan. Menghormati Tuhan diekspresikan dengan menuruti
perintah-perintahNya. Taat tidak bisa dipaksa. Ketaatan yang lahir karena terpaksa
atau takut, hanya akan bertahan sementara. Taat pada Tuhan perlu dibangun di
atas hati yang mengasihi dan menghormati Tuhan. Ketika kita mengasihi Tuhan,
kita tidak akan kesulitan untuk melakukan perintah-perintahNya. Ketika anak saya
mengasihi saya, ia rela untuk tidak menuruti keinginannya, tetapi menuruti
keinginan ayahnya. Ia percaya apa yang dikatakan oleh ayahnya, itu yang terbaik
bagi hidupnya.
Kita perlu mendekat kepada Allah, sehingga Ia akan mendekat kepada
kita. Kita tidak dapat melayani-Nya dari kejauhan tanpa kita mengenal-Nya. Kita
hanya dapat melayani seseorang yang kita taati atau seseorang yang kepadanya
kita telah menundukkan diri kita. Seperti yang dikatakan dalam Filipi 2:5-11:
Ketaatan adalah melakukan apa yang Allah perintahkan kepada kita baik
melalui Firman-Nya yang tertulis. Tuhan tidak ingin kita menjadi pekerja yang
sibuk melakukan apa yang kita kehendaki bagi Dia. Yang Ia inginkan adalah agar
kita menjadi pekerja yang TAAT, yang melakukan apa yang Ia perintahkan kepada
kita. Tidak penting seberapa banyak korban yang kita persembahkan kepada
Tuhan. Yang penting adalah seberapa TAAT kita kepada-Nya. Ketaatan adalah
sebuah kualitas karakter yang menentukan masa depan seseorang. Sejauh mana
anda diberkati adalah tergantung sejauh mana anda taat pada Tuhan. Namun lebih
dari sekedar berkat, yang lebih penting adalah apakah Tuhan masih menyertai kita
atau tidak dalam segala hal yang kita lakukan.
Yesus adalah Pribadi yang memberi contoh kepada kita bagaimana Ia
menunjukkan ketaatan pada Bapa dalam hidupNya selama 33 tahun di bumi.
Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat melalui apa yang telah
dideritaNya (Ibr. 5:8). Itulah sebabnya, Allah sangat meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama (Fil. 2:9). Kesimpulannya,
Allah sangat berkenan kepada orang yang taat kepadaNya dalam situasi sulit
sekalipun. Pertanyaannya, maukah anda menjadi orang yang berkenan di hati
Tuhan?
Taat adalah karena mengerti prinsip ketaatan dan otoritas. Taat yang benar
harus lahir dari pemahaman akan kebenaran firman Tuhan, terutama akan prinsip
hubungan antara ketaatan dan otoritas. Taat dibangun atas dasar pemahaman
tentang pentingnya ketaatan. Anak saya belajar taat karena ia sejak kecil
menghafal firman Tuhan: Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan,
karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu - ini adalah suatu
perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia
dan panjang umurmu di bumi. (Ef. 6:1-4). Firman ini menjadi rhema baginya,
bahwa jalan untuk bahagia adalah dengan mentaati perkataan orang tua. Allah
memberkati orang yang taat kepada otoritas. Anda mau diberkati? Taatilah dan
hormatilah otoritasmu. Berkat Allah melimpah terhadap orang yang menghormati
otoritasnya.
Taat adalah karena Tuhan adalah Bapa yang baik, yang ingin selalu
memberkati kita.
Taat karena Iman artinya mempercayai bahwa Allah mau dan ingin
memberi yang terbaik untuk kita. Iman lahir karena kita mengenal Allah. Makin
kita mengenal Allah, makin kita akan mentaati Tuhan. Taat yang lahir dari iman,
akan menolong kita untuk taat dengan hati yang bersukacita. Ada orang taat, tetapi
sambil mengeluh atau bersungut-sungut. Taat tanpa sukacita hanyalah
mendatangkan kuk atau beban terhadap jiwa kita. Apakah anda taat kepada orang
tua dengan bersungut-sungut? Apakah anda taat kepada suami dengan mengeluh?
Ketika kita taat kepada pemimpin kita, kita sedang taat kepada Tuhan, karena
pemimpin adalah wakil Allah (Rm. 13:1). Allah berkenan kepada ketaatan. Allah
menaruh nilai tinggi kepada ketaatan, sekaligus ketidaktaatan adalah sebuah
pelanggaran yang serius bagi Allah.
Taat artinya membayar harga Makin mengerti arti ketaatan, makin kita
berani bayar sebuah harga ketaatan. Allah sangat menghargai ketaatan. Tuhan
tidak mau hidup kita tidak taat, karena ketidaktaatan akan melahirkan
pemberontakan dan orang tersebut akan diserang oleh kuasa gelap. Anak-anak kita
mengalami sakit penyakit. Usaha kita gagal atau dimakan orang. Pernikahan kita
di ambang bahaya, dan sebagainya. Kompromi terhadap dosa membuat kita tidak
akan peka lagi kepada suara Tuhan. Salah dalam mengambil keputusan dalam
bisnis, keluarga maupun masa depan hidup kita sendiri. Tuhan menghargai
ketaatan anda. Dan Ia mau bukan hanya memberkati anda, tetapi menyertai anda.
Menolong anda di kala sulit, memberi hikmat di kala buntu, menguatkan anda di
remaja
merupakan
masa
pertumbuhan/perkembangan.
Www.Abbalove.Org/Index.Php...Ketaatan
dengan
Firman
Tuhan-lah
seorang
anak
muda
dapat
memandang jauh ke depan sehingga mengetahui bahwa dalam masa dewasa dan
masa tuanya kelak terdapat seperangkat tugas perkembangan yang harus
dikuasainya sehingga dia kelak dapat lebihwell-ajusted.6 Gunarsa (1989)
merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai
permasalahan pada diri remaja, yaitu:
Berdasarkan psikologi perkembangan remaja diatas penulis terdorong
untuk meneliti praktek hidup kekristenan remaja. Secara khusus dalam mengikuti
ibadah pemuda remaja yang penulis ikuti selama ini. Penulis begitu tertantang
untuk mengetahui, mengapa remaja dalam ibadah tersebut tidak memiliki praktek
hidup kekristenan yang sesungguhnya. Adapun praktek hidup kaum remaja di
pertemuan ibadah yang penulis maksudkan, adalah: pertama, remaja dalam
pertemuan ibadah tersebut tidak mau memimpin doa; kedua, remaja dalam
pertemuan ibadah tersebut tidak mengetahui lirik- lirik lagu rohani, namun dapat
menyanyikan lagu lagu duniawi; ibadah hanya merupakan rutinitas sebelum
masuk kedalam tata ibadah. Pertemuan ibadah remaja tersebut diselingi dengan
main handphone, ngobrol dengan teman, mengganggu teman saat beribadah, tidak
sungguh-sunguh dalam pujian (sering keluar masuk gereja, tidak mau bawa
Alkitab dan malas untuk buka Alkitab) dan terlebih pada saat mendengar firman
Tuhan.7
6
7
Berdasarkan uraian diatas, maka pokok bahasa yang akan dibahas dalam
skripsi adalah mengenai makna taat pada orang tua dalam kitab Efesus 6:1-4 dan
implementasinya bagi anak remaja di Gereja Bethel Indonesia Batu Aji Genta 1
Cabang Tabga Batam. Pokok masalah tersebut adalah suatu cakupan yang luas
maka penelitian ini difokuskan pada makna taat kepada orang tua dalam kitab
Efesus dan implimentasinya bagi anak remaja di Gereja Bethel Indonesia Genta 1
Batu Aji Cabang Tabga Batam. Untuk itu perlu diketahui dahulu mengenai
subfokus-subfokus penelitian sebagai berikut:
1. Pemahaman mengenai makna taat kepada orang tua menurut Efesus 6:1-4
bagi remaja di Gereja Bethel Indonesia Genta 1batu Aji Cabang Tabga
Batam.
2. Implementasi makna taat kepada orang tua menurut Efesus 6:1-3 bagi
remaja di Gereja Bethel Indonesia Genta 1 Batu Aji Cabang Tabqa Batu
Batam.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka pokok masalah penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut: Makna Taat Kepada Orang Tua dalam Kitab Efesus 6:1-4 dan
Implementasinya Bagi Remaja Di Gereja Bethel Indonesia Batu Aji Genta 1
Cabang Tabga Batam. Kemudian berdasarkan rumusan masalah penelitian ini,
maka dirumuskan sejumlah rumusan yang akan dibahas yaitu sebagai berikut:
1.
2.
D.
Tujuan Penelitian
Bertolak dari rumusan masalah di atas, maka peneliti ini secara umum
bertujuan:
1.
2.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan apa yang sudah dikemukakan pada latar belakang masalah
dan perumusan masalah yang mengungkapkan alasan penelitian topic ini, serta
tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Skripsi ini dapat menjadi kontribusi bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya
berkenaan dengan sekolah minggu dan peningkatan karakter anak sekolah
minggu.
2. Bagi Masyarakat Kristen
BAB II
KAJIAN TEORITIS
13
tidak perlu bantuan dari luar, karena orang-orang Efesus mampu menolong dia
dalam segala kebutuhannya dalam penjara.
Penulis surat ialah Paulus. Dibelakang nama Paulus penulis menambahkan
keterangan Rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah. Dalam suratnya kepada
jemaat-jemaat di Galatia keterangan itu sedikit lebih panjang: rasul, bukan karena
manusia dan oleh manusia, tetapi oleh Yesus Kristus dan Allah Bapa (1:1). Paulus
adalah rasul Yesus Kristus (= Mesias yang dijanjikan), bukan Karena
kehendaknya sendiri atau karena kehendak (manusia) lain, tetapi karena - atau
lebih baik oleh ( Yunanidia) kehendak Allah. Allah lah yang menghendakinya
sebagai rasul. Karena Allah telah memilih dan menempatkannya di tempat dimana
ia berdiri sekarang.
Suratnya ini ia tujukan kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang
percaya dalam Kristus Yesus. Mereka juga ia sebut Orang-Orang Percaya dalam
Kristus. Pengertian ini, seperti yang telah dikatakan di atas, mempunyai arti yang
sama dengan pengertian Orang-Orang Kudus. Juga disini Kristus adalah tempat
(dimana mereka berdiri) dan ruang (dimana mereka bergerak) dan dasar mereka
(dari mana mereka hidup) sebagai orang-orang percaya. Hagios dan Pistos erat
berhubungan, malahan lebih daripada itu: keduanya merupakan suatu kesatuan.
Tuhan Allah menggenggam mereka, karena itu mereka kudus; ia telah memegang
mereka, karena itu mereka percaya (Berlkelbach van der Sprenkel). Hagios tidak
dapat ada tanpa pistos dan pistos juga tidak dapat ada tanpa hagios.
Kepada orang-orang kudus dan percaya dalam Kristus ini penulis
menyampaikan salam: Kasih Karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita
dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu (ayat 2). Rumusan yang ia pakai
14
dalam surat ini sama dengan rumusan salam yang ia pakai dalam kebanyakan
suratnya yang lain (bnd. Rm. 1:7, 1:3; 2 Kor. 1:2; Gal.1:3; Flp. 1:2). Disamping
itu ia juga memakai rumusan - rumusan salam yang lebih pendek: kasih karunia
dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita menyertai kamu (Kol. 1:2). Dalam
salamnya ini ia menyampaikan kasih karunia dan damai sejahtera Kepada
Jemaat.8
15
16
tujuannya oleh seorang kawan sekerja Paulus yang bernama Tikhikus (Ef 6:21;
bd. Kol 4:7).
Surat Efesus termasuk dalam kelompok konologis yang sama dengan surat
Paulus kepada jemaat di Kolose, Filemon, Dan Filipi yang secara kolektif disebut
sebagai surat surat penjara sebab ditulis ketika Paulus dipenjara untuk pertama
kalinya di Roma. Tampaknya Paulus tiba di Roma pada musim semi pada tahun
61. Kisah para rasul mengisahkan bahwa Paulus tinggal selama dua tahun penuh
disana disebuah rumah yang disewa olehnya (Kis 28:30), yang berarti dia tinggal
disana hingga musim semi tahun 63. Munkin dia dibebaskan sesaat sebelum
Roma dibakar pada tahun 64. Di dalam surat Filipi disebutkan bahwa dia
menantikan pembebasan tersebut (1:19-26), sebuah harapan yang juga
diungkapkannya dalam Filemon 22, Surat Efesus, Kolose Dan Filipi dikirimkan
pada saat bersamaan oleh utusan utusan yang sama pula ( Ef . 6:21,22; Kol. 4:79; Fil. 12,23,24).10
b.
agar sidang pembaca akan lebih luas daripada jemaat di Efesus saja, mungkin
surat ini ditulisnya sebagai surat edaran untuk gereja-gereja di seluruh propinsi
Asia. Pada mulanya mungkin setiap jemaat di Asia Kecil menyisipkan namanya
sendiri di Efesus 1:1, sebagai bukti relevansi amanat yang mendalam bagi semua
gereja Yesus Kristus yang sejati. Banyak orang mengira surat Efesus ini adalah
surat kepada jemaat di Laodikea yang disebut Paulus dalam Kol 4:16.
Isi surat ini bersama dengan surat kolose, surat ini menekankan kebenaran
bahwa Gereja adalah Tubuh dengan Kristus sebagai kepalanya. Tidak ada pokok
10
17
pernyataan yang lebih tinggi daripada yang dicapai dalam surat ini yang
menunjukkan orang percaya sebagai duduk bersama dengan Kristus Disurga dan
yang menghimbau orang Kristen untuk hidup sesuai dengan panggilan yang tinggi
tersebut. Isi surat ini dapat dirangkum dengan tiga kata duduk, berjalan, berdiri.
Menurut kedudukannya, orang Kristen berada bersama dengan Kristus disurga
(2:6); tanggung jawabnya adalah sesuai dengan panggilannya (4:1); dan hidupnya
ini selanjutnya dilihat sebagai perjuangan melawan iblis dan pasukannya dimana
dia dinasihatkan untuk bertahan melawan tipu muslihat iblis (6:11).11
c.
18
dibumi. Dan kamu, bapa bapa, janganlah bangkitkan amarah didalam hati anak
anakmu, tetapi didiklah mereka didalam ajaran dan nasehat Tuhan.
Secara konteks ayat ini ditulis setelah menjelaskan kepenuhan hidup dalam
Kristus, bagaimana mencari perkara yang diatas serta manusia baru di dalam
Kristus. Sebelum penulis kitab ini menyampaikan salam penutup ia menulis
bagaimana seharusnya hubungan antara anggota anggota dalam keluarga.
Supaya kamu juga mengetahuikeadaan dan hal ihwalku, maka Tikhikus,
saudara kita yang kekasih dan pelayan yang setia dalam Tuhan, akan
memberitahukan semuanya kepada kamu.dengan maksud inilah ia kusuruh
kepadamu, yaitu supaya kamu tahu hal ihwal kami dan supaya ia menghibur
hatimu. Damai sejahtera dan kasih dengan imandari Allah, Bapa dan dari Tuhan
Yesus Kristus menyertai sekalian saudara. Kasih karunia menyertai semua orang,
yang mengasihi Tuhan kita Yesus Kristus dengan kasih yang tidak binasa.
Secara garis besar adalah sebagai berikut; (The Wycliffe Bible Commentary
Volume 3, 2001: 798-799)
1. Kedudukan Orang Percaya Di Dlam Kristus (1:1-3:21)
A.
Salam (1:1, 2)
B.
19
E.
Kesatuan Orang Yahudi Dan Orang Bukan Yahudi Di Dalam Kristus (2:11-
22)
1. Keadaan orang bukan yahudi di luar Kristus (2:11,12)
2. Satu tubuh (2:13-18)
3. Satu bangunan (2:19-22)
F. Pernyataan Rahasia (3:1-13)
1. Pemberian kasih karunia Allah (3:1-6)
2. Persekutuan dari rahasia itu (3:7-13)
G. Doa Kedua Paulus
11. Perilaku Orang Percaya Di Dalam Dunia (4:16-24)
A. Perilaku Yang Layak (4:1-16)
1. Kesatuan Roh (4:1-6)
2. Karunia Kristus (4:7-12)
3. Kesatuan iman dan pengetahuan (4:13-16)
B. Perilaku Yang Berbeda (4:17-32)
1. Gambaran perilaku orang bukan yahudi (4:17-19)
2. Menanggalkan yang lama dan mengenakan yang baru (4:20-24)
3. Penerapan praktis (4:25-32)
C. Perilaku Penuh Kasih (5:1-14)
1. Hidup dalam kasih (5:1-7)
2. Hidup dalam terang (5:8-14)
D. Hidup Yang Bijaksana (5:15-6:9)
1. Bersikap sangat berhati hati (5:5-17)
2. Dipenuhi Roh Kudus (5:18-6:9)
a. Bersukacita dan mengucap syukur (5:19.20)
b. Sikap tunduk dalam hubungan praktis (5:21-6:9)
1) Suami dengan istri (5:21-33)
2) Anak dengan orang tua (6:1-4)
3) Hamba dengan tuannya (6:5-9)
E. Hidup Kristen Sebagai Suatu Peperangan (6:10-20)
20
b) Analisa Historikal
Kota terpenting diprovinsi Roma wilayah terletak dipantai barat Turki
modern. Kota itu sekarang tidak ditempati lagi, akibat pendangkalan karena
lumpur selama beberapa abad. Tempat ini dijadikan untuk penyembahan berhala,
kesuburan Anatolia, kemudian kepada berhala Artemis atau Diana; dikemudian
hari Yustianus membangun sebuah Gereja yang dikhususkan bagi Yohanes (dari
situlah nama mod Ayasoluk, kerusakan dari bh Yunani hagios theologos), lalu
gereja itu juga diganti oleh sebuah masjid Persia.
Berhala perempuan Efesus mulai memakai nama Yunani, yaitu Artemis,
Efesus ditaklukkan oleh krusus, Efesus ditaklukkan oleh orang Persia tahun 557,
dan sesudah itu sejarahnya beraneka ragam sampai 133Sm.
Pada tahun 365Sm berhala Artemis mengalami kebakaran hebat.J.T Wood
akhirnya menemukan sisa sisanya pada tahun 1870 dirawa dikaki G Ayasolut.
21
22
dengannya kita sangat sedikit bicara kecuali istri kita? Diyunani tidak ada
aturan - aturan mengenai perceraian. Kehidupan berumahtangga dan
keluarga hampir hilang dan kesetiaan tak terdapat dalam kamus mereka.
3. Hukum Romawi; Seneca pernah menulis, bahwa wanita - wanita itu
sesungguhnya dinikahi untuk dicereraikan dan diceraikan untuk dinikahi
lagi. Hironimus bahkan membenarkan adanya seorang wanita Roma yang
menikah dengan suami yang ke 23, sedangkan bagi pria itu, wanita
tersebut adalah isterinya yang ke 21. Pada zaman Paulus, ikatan
pernikahan berada pada ambang kehancuran.
Titik tolak dalam pasal ini, yaitu kasih, tidak terlalu diperhatikan. Dalam
perikop ini Paulus berbicara soal kasih itu yang sepatutnya diberikan oleh suami
kepada isterinya.
1. Kasih itu adalah kasih yang berpengorbanan
Suami harus mengasihi isteri seperti Kristus mengasihi gereja dan
memberikan dirinNya bagi Gereja. Kasih itu tidak mementingkan diri
2.
sendiri.
Kasih itu adalah Kasih yang menyucikan
Kristus membersihkan dan menyucikan gereja melalui pembasuhan
dengan air, yaitu pada setiap warga gereja mengikrarkan iman
percayanya. Disini agaknya. Paulus ingat akan salah satu kebiasaan
yunani. Salah satu kebiasaan tata cara pernikahan yunani adalah
mempermandikan calon mempelai wanita dengan air disungai yang
dianggap suci bagi para dewa dan dewi.
kasihi.
Kasih itu adalah kasih yang tak lapuk
23
Demi kasih yang demikian itulah maka seorang laki - laki meninggalkan
ayah dan ibunya untuk hidup bersatu dengan isterinya. Pandangan Paulus
ini benar - benar merupakan suatu cita - cita yang luhur pada zaman
5.
b) Analisa Gramatikal
1
24
Ayat 3:
.
That it may be well with thee, and thou mayest live long on the earth.
25
Supaya (kamu menjadi berhasil) dan engkau yang berumur panjang di (antara)
(manusia di) bumi
Ayat 4:
,
.
And, ye fathers, provoke not your children to wrath: but bring them up in the
nurture and admonition of the Lord.
Dan hai bapak bapak, janganlah bangkitkan amarah anak-anakmu, tetapi
asuhlah mereka dengan pendidikan dan nasihat Tuhan.
Dalam kebudayaan Romawi pada masa hidup Paulus, terdapat banyak hal
yang membahayakan anak anak:
1. Patria Potestas (Kuasa Ayah), yaitu kuasa mutlak yang dimiliki seorang
ayah bangsa romawi terhadap keluarganya. Ayah dapat menjual mereka
sebagai hamba, mempekerjakan mereka di ladangnya, menghukum
Mereka sekehendak hatinya dan bahkan dengan hukuman yang membawa
maut. Kuasa seorang ayah romawi terhadap sianak berlaku terus sepanjang
siayah masih hidup. Jadi seorang anak romawi tak akan pernah menjadi
dewasa, sekalipun ia menjadi orang ternama, menjadi hakim, atau
menerima tanda- tanda penghargaan dari negara dalam bentuk apapun. Ia
tetap dalam kuasa mutlak ayah.
2. Ada kebiasaan mempertontonkan anak. Bila ada bayi lahir, ia akan
diletakkan dihadapan kaki ayahnya. Bila sang ayah membungkuk seraya
mengangkat anak itu, maka hal itu berarti, bahwa ayah tersebut mengakui
sianak dan bersedia untuk terus memeliharanya. Tetapi bila sang ayah
26
berbalik meninggalkan anak tersebut, maka hal itu berarti penolakan, dan
anak itu dapat dibuang.
3. Anak anak yang berpenyakit dan cacat. Kebudayaan Romawi kuno sangat
tidak berbelas kasihan kepada anak anak yang berpenyakit dan cacat.
Seneca pernah menulis; Lembu jantan kita sembelih; anjing gila kita
cekik; ternak yang sakit kita binasakan agar tidak mencemari kawanannya;
dan anak anak lemah dan cacat kita buang. Seorang anak yang lemah dan
cacat. Sangat sedikit harapannya untuk dapat hidup.
Keadaan yang seperti inilah yang menjadi titik tolak Paulus untuk
menuliskan pandangan dan nasehat-nasehatnya kepada anak-anak dan orangtua.
Paulus menetapkan agar supaya anak-anak patuh dan hormat kepada orangtuanya.
Menurutnya, ini adalah perintah yang pertama yang harus di ingat dan diajarkan
kepada seorang anak Kristen. Penghormatan basa-basi. Cara untuk menghormati
orang tua adalah mematuhi perintah orang tua, menghargai mereka dan sekali-kali
tidak membuat mereka sakit hati
Kata (children) dalam ayat 1 (noun, nominative, neuter, plural)
mengarah kepada anak-anak secara umum, khususnya anak-anak dalam konteks
jemaat Efesus. Louw Nida berpendapat bahwa kata (children) mengarah
kepada keturunan atau anak secara umum tidak ditentukan oleh jenis kelamin. 13
Selanjutnya kata diterjemahkan to obey dalam bahasa Indonesia
berarti menuruti. Friberg mencatat kata berarti listen to jika
dijabarkan dapat berarti memberi perhatian.
13
Louw Nida, Greek English Lexicon Of The New Testament (Bibleworks 8).
27
28
(pres,
aktif,
imperative)
dapat
diterjemahkan,
29
mengandung makna laki laki maupun perempuan. Walaupun pada masa itu anak
perempuan nampak kurang berharga jika dibandingkan dengan anak laki laki,
tetapi nampaknya Paulus tidak memandang pembatasan tersebut.20
Ada beberapa jenis kata yang digunakan dalam konsep Yunani tentang
anak dan kata menunjuk pada anak sampai usia 7 tahun. Kata ini juga
menunjuk kepada anak sebagai hasil keturunan orangtua. Dan sering
menunjukkan relasi Allah sebagai Bapa kita (Luk.11:13, Mat.7:11).21
Kata berikut yang digunakan Paulus adalah merupakan suatu
perintah. Kata dapat diartikan mengasuh (NIV: bring them up).22
Menurut Talmud, seorang ayah memiliki 5 tanggung jawab terhadap anak
laki-lakinya, Yaitu:23
Mengajarkan taurat
Menyunat
Menebus anak sulung dari Tuhan
Mencari istri
Mengajarkan suatu keahlian
Istilah
(paidea)
menerangkan
bagaimana
mengasuh
dan
30
pidato. Setelah itu, mereka yang ingin melanjutkan dapat memasuki gymnasium.
Seorang ayah Yahudi yang ideal harus memiliki keseimbangan antara kasih dan
ketegasan.25
Kata (nouthesia) menunjuk kepada peringatan, teguran, nasihat yang
baik.26 Jika paidea lebih berbicara masalah tindakan, maka nouthesia lebih
berbicara mengenai kata-kata. Seorang ayah Kristen yang baik harus mengajarkan
anak-anaknya dengan tindakan dan kata-kata, dan semua harus bersumber kepada
Tuhan.
D.
Remaja
a. Pengertian dan masa remaja
25
23J.L. Parker & Merril C. Tenney, Ensiklopedi Fakta Alkitab (Malang: Gandum Mas,
2001), 850
26
Gerhard Kittel & Gerhard Fiedrich, Theological Dictionary of The New Testament, Vol
5 (Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 1976), 1020
Hurlock (1999), membagi masa remaja menjadi dua bagian, yaitu masa
remaja awal dan masa remaja akhir. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari
usia 1316 tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 17 tahun sampai 18
tahun, yaitu usia yang dianggap matang secara hukum.
Masa
remaja
merupakan
masa
pertumbuhan/perkembangan.
Perkembangan yang dimaksud bukan dalam arti seakan - akan dalam masa remaja
seseorang baru mulai berkembang didalam kehidupannya. Pada masa remaja,
dapat dikatakan seseorang mengalami perkembangan yang khusus. Dalam
perkembangan itu, seorang remaja berada dalam masa peralihan, yaitu
perkembangan dari seorang anak menjadi seorang dewasa.
b.
terlebih dahulu meninjau batasan umur seorang remaja. Diharapkan usaha untuk
membuat batasan umur ini akan membantu dalam menghindari kekaburan
menentukan masa remaja.27
1.
Umur
Mengenai umur masa remaja, ramplein membagi masa remaja antara umur
perkembangan
atau
pertumbuhan
pertumbuhan
untuk
Fisik
Secara fisik yaitu tubuh/jasmani, remaja mengalami pertambahan tinggi
badan dan berat badan. Untuk remaja pria dimulai sekitar umur 10, 5 sampai 16
tahun; sedang remaja putri kecepatan pertumbuhannya sudah dimulai antara umur
7, 5 tahun dan 11, 5 tahun dengan umur rata rata 10,5 tahun. Puncak
penambahannya tercapai pada umur 12 tahun, kurang lebih 6-11 cm setahun.
Selain pertumbuhan tinggi badan, remaja juga mengalami pertambahan
berat badan yang kurang lebih berjalan pararel dengan tambahnya tinggi badan.
Karena pertambahan berat badanyang terbanyak ada pada pertumbuhan bagian
28
kerangka, yang relative merupakan bagian badan yang terberat. Pada anak wanita
pertambahan berat badannya terutama disebabkan oleh bertambahnya jaringan
pengikat di bawah kulit berupa lemak terutama pada paha, pantat, lengan atas dan
dada. Sedang pada anak laki laki lebih disebabkan oleh makin bertambah
kuatnya susunan urat daging.
Karena pertumbuhan anggota anggota badan lebih cepat daripaada
badannya, maka remaja untuk sementara waktu mempunyai proporsi tubuh yang
tidak seimbang. Keadaan ini sering menimbulkan kegusaran bagi remaja. Juga
apabila tubuh terlalu berkembang, yaitu makin tinggi atau makin gemuk terutama
bagi wanita dapat menimbulkan perasaan tertekan; sebab diantara teman
temannya dia menjadi paling tinggi atau paling gemuk.
3.
Perkembangan Seksualitas
Tubuh manusia memiliki hormone hormone karena hipofisa menjadi
jaringan pengikat di bawah kulit yaitu lemak terutama pada paha, pantat, lengan
atas dan dada akan membentuk tubuhnya dengan bentuk kewanitaan yang khas.
4.
Perkembangan Intelektualitas
Pengertian intelektual disini berhubungan dengan kata intelegensi.
masa
remaja,
kegiatan
intelektual
mulai
berkembang
Perkembangan Emosionalitas
32
itu akan merupakan suatu penderitaan yang sulit disembuhkan atau dilupakan,
sebab bekerja terus di bawah alam sadar.
6.
Perkembangan Sosial
Lingkup interaksi remaja yang semula pada masa kanak kanaknya hanya
terbatas pada relasi dengan orang tua dan anggota keluarga. Kemudian meningkat
dalam relasi dengan tetangga dan teman sekolah. Pada masa remaja persahabatan
terutama dengan teman teman sebaya lebih didasari oleh rasa solider. Remaja
memang membutuhkan lingkungan pergaulan sebaya yaitu sahabat dan teman
teman barunya karena sesuai dengan manifestasi perkembangan kepribadiannya.
Ciri khas hubungan social lain dalam masa remaja adalah timbulnya rasa
tertarik terhadap jenis kelamin lain. Perasaan romantic merupakan fenomena yang
wajar dalam masa remaja.
7.
Perkembangan Relegiusitas
Dimensi dari hakekat manusia adalah bahwa dia mahkluk relegius yang
menyadari akan adanya kuasa yang lebih tinggi, ada yang mutlak, ada yang ilahi,
yang trasenden dan ada yang tidak terungkapkan dalam kata - kata dan bahasa
manusia. Realitas Ilahi itu kadang kadang begitu menakjubkan, sangat ajaib
(mirum) sehingga kita gemetar dihadapanNya, timbul rasa takut terhadap murka
Allah yang tak terelakkan sebab Dia penuh kuasa (tremendum); walaupun
demikian, Dia juga menampakkan kebaikan, belas kasihan dan rahmat-Nya
(fascinans). Dapat disimpulkan bahwa pengalaman relegius manusia meliputi
pengalaman mysterium tremendum et fascinans33
c. Pergumulan Dan Persoalan Remaja
33
Dr. Th. Huijbers OSC, Manusia Mencari Allah, Penerbit Kanisius, 1982
Masa remaja adalah masa pergolakan. Salah satu pergolakan yang kerap
dialami remaja adalah pergolakan rohani. Dalam pergolakan rohaninya, remaja
mulai menolak nilai-nilai yang tadinya mereka percayai. Berikut akan dipaparkan
enam penyebab pergolakan ini dan tanggapan yang sebaiknya diberikan orangtua.
Pada masa remaja, anak akan:
1. Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan melihat jauh ke depan.
2. Berada pada posisi labil akibat perubahan fisik dan hormonal sehingga
rawan mengambil keputusan secara impulsif.
3. Mengembangkan kemandirian dan salah satu bentuknya adalah memiliki
pemikiran dan pendapat sendiri.
4. Memasuki sebuah dunia yang jauh lebih kompleks dan terekspos kepada
pelbagai keyakinan rohani dan moral yang lain.
5. Berhadapan dengan godaan dosa dalam volume yang tinggi sekaligus
dituntut untuk bertahan dalam kehendak Tuhan.
6. Berpapasan dengan ketidaksempurnaan dan ketidakkonsistenan.
adalah
lingkungan
dimana
dia
tinggal
dan
bersosialisasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2.
C. Paradigma Penelitian
Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu
distruktur (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian - bagian berfungsi
(perilaku yang didalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu). Kuhn (1962
dalam The Structur of Scientific Revolusion) mendefenisikan paradigma ilmiah
sebagai contoh yang diterima tentang praktek ilmiah sebenarnya, contoh - contoh
termasuk hukum, teori, aplikasi, dan instrumentasi secara bersama- sama yang
menyediakan model yang darinya muncul tradisi yang koheren dari penelitian
ilmiah.34
Cappra (1996) mendefenisikan paradigma sabagai konstelasi konsep, nilainilai persepsi dan praktek yang dialami bersama oleh masyarakat, yang
membentuk
visi
khusus
tentang
realitas
sebagai
dasar
tentang
cara
mengorganisasikan dirinya.35
Paradigma yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
paradigma alamiah yang lebih dikenal dengan pandangan fenomenologis.
Fenomenologis berusaha memahami perilaku manusia dari segi kerangka berpikir
34
35
maupun bertindak orang orang itu yang dibayangkan atau dipikirkan oleh orangorang itu sendiri.36
Emzir menyatakan bahwa penelitian fenomenologis melihat secara dekat
interpretasi individual makna dari tentang pengalaman-pengalamanya. Penelitian
fenomenologis berusaha memahami makna dari sebuah pengalaman dari
perspektif partisipan. Mereka memperkenalkan bahwa terdapat banyak cara yang
berbeda untuk menginterpretasikan pengalaman yang sama dan tidak pernah
berasumsi bahwa mereka (peneliti) mengetahui apa makna sesuatu bagi orang
yang mereka teliti. Karena peneliti fenomenologis menghargai bahwa pengalaman
bervariasi dan kompleks, mereka biasanya mengumpulkan sejumlah data
melampaui waktu dari partisipan mereka.37
Ada beberapa ciri pokok fenomenologi yang dilakukan oleh peneliti
fenomenologis seperti yang dinyatakan oleh Moleong yaitu:
1.
2.
36
37
3.
Ibid, Emzir,Metodologi,15
Ibid,Emzir, Metodologi..52
40
Ibid, Emzir, Metodologi8-13.
39
Mendefinisikan peran peneliti, (4) Mengelola jalan masuk lapangan dan menjaga
hubungan baik di lapangan, (5) Memilih partisipan, (6) Menulis pertanyaan pertanyaan bayangan, (7) Pengumpulan data, (8) Analisis data, (9) Interpretasi dan
disseminasi hasil.41
penelitian
adalah
mendapatkan
data.
Tanpa
mengetahui
teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
standar data yang di tetapkan. Empat macam teknik pengumpulan data yaitu,
Obserpasi, Wawancara, Dokumentasi, Dan Gabungan Triangulasi.
Pengumpulan data melalui wawancara menjadi alat dasar yang penulis
pakai dalam penelitian ini. Menurut Hasan (1963) wawancara dapat didefinisikan
sebagai interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling
berhadapan salah seorang, yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi
atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar disekitar pendapat dan
keyakinan42. Esterberg mendefinisikan bahwa wawancara merupakan pertemuan
41
42
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalului tanya jawab sehingga dapat
dikontruksikan makna dalam suatu topic tertentu.43
Adapun maksud dari sebuah wawancara menurut Moleong berpijak dari
pendapat Lincoln dan Guba, antara lain: Mengkontruksikan mengenai orang,
kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, kebulatan,
mengkontruksikan kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu,
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan datang, memverifikasi mengubah dan memperluas informasi
yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia
(trianggulasi); dan memperivikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.44
Karakteristik wawancara menurut Emzir adalah wawancara harus
mempunyai tujuan tertentu agar tidak menjadi percakapan yang tidak sistematis
atau melakukan pengamatan yang tidak mempunyai ujung pangkal. Oleh karena
itu, peneliti yang melakukan wawancara tiga kewajiban, yaitu: (1) Memberitahu
informan tentang hakikat penelitian dan pentingnya kerjasama mereka dengan
peneliti, (2) Menghargai informanatas kerjasamanya, (3) Memperoleh informasi
dan data yang diinginkanya.45
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah
wawancara terbuka yaitu wawancara yang dilakukan peneliti dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak dibatasi jawabannya, artinya pertanyaan yang
mengandung jawaban terbuka.46 Wawancara ini bersifat santai, susunan
43
pertanyaannya dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada
saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pada saat wawancara,
termasuk karakteristik social budaya (agama, suku, gender, usia, tingkat
pendidikan, dan pekerjaan) responden yang dihadapi,47
Pengumpulan data melalui yang telah penulis laksanakan terlebih dahulu
didukung oleh data obsevasi dilapangan penelitian. Observasi yang dilakukan oleh
penulis menstimulasi penulis untuk menulis karya ilmiah ini. Sanfiah Faisal
(1990) mengklarifikasikan observasi menjadi observasi berprestasi, observasi
yang secara terang-terang dan tersamar, dan observasi yang berstruktur.
Selanjutnya Spradley, dalam Susan Stainback (1988) membagi observasi menjadi
empat yaitu, observasi yang pasif, observasi yang moderat, observasi yang aktif,
dan observasi yang lengkap.48
Spradley menjelaskan bahwa observasi pasif yaitu dalam hal ini peneliti
datang ditempat kegiatan orang yang diamati tetapi tidak ikut terlibat dalam
kegiatan tersebut. Observasi partisifatif moderat yaitu daalam observasi ini
terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar.
Peneliti dalam mengumpulkana data ikut observasi partisifatif dalam beberapa
kegiatan, tetapi semuanya. Partisifatif aktif dalam observasi ini peneliti ikut
melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber, tetapi belum sepenuhnya
lengkap. Observasi Partisifasi lengkap yaitu dalam melakukan pengumpulan data,
peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data. Jadi
suasana sudah natural, peneliti tidak terlibat melakukan penelitian. Hal ini
47
48
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosda Karya, 2010), 181
Deddy Mulyana, Metodologi, 226
1. Analisis Data
Analisis data merupakan langkah penulis untuk menganalisa hasil
penelitan lapangan yang telah penulis teliti. Maksud analisa data ini agar penulis
mengetahui makna taat kepada orang tua dalam Kitab Efesus 6:1-3 dan
implemantasinya bagi remaja di Gereja Bethel Indonesia Batu Aji Genta 1 Cabang
Tabgha Batam. Moleong mengatakan bahwa proses analisa data dimulai dengan
menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara,
pengamatan yang sudah dituliskan dalam bentuk catatan lapangan, dokumen
pribadi, dokumen resmi, gambar, photo, dsb. Dan setelah data-data yang ada
dibaca, dipelajari, dan ditelaah, langkah berikutnya ialah Mengadakan reduksi
data, menyusunnya dalam satuan-satuan, kemudian dikategorisasikan sambil
melakukan koding, tahap akhir dari analisis data, ialah mengadakan pemeriksaan
keapsahan data.50
Analisis data (Bodgan dan Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan
dengan cara bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan
49
50
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Tahapan dan analisis data Seiddel (1998) yaitu:
a.
b.
c.
a. Analisis Domain
Analisis domain yaitu memperoleh gambaran umum dan menyeluruh dari
objek penelitian atau situasi social. Melalui pertanyaan umum dan pertanyaan
rinci peneliti menemukan berbagai kategori atau domain tertentu sebagai
penelitian selanjutnaya.52 Adapun langkah yang digunakan dalam analisis domain
adalah : ((1) pilih sebuah hubungan semantic tunggal, (2) persiapan sebuah lembar
kerja analisis, (3) pilih sebuah sampel dari entri catatan lapangan , (4) cari istilah
cover dan istilah tercakup yang mungkin melengkapi hubungan semantic, (5)
ulangi pencarian domain-domain menggunakan sebuah hubungan semantic yang
berbeda, (6) buat sebuah daftar semua domain yang sudah terindetifikasi.53
51
b. Analisis Taksonomi
Analisis Taksonomi yaitu menjabarkan domain - domain yang dipilih
menjadi lebih rinci untuk mengetahui srtuktur internalnya. Hal ini dilakukakan
dengan melakukan pengamatan yang lebih terfokus. Langkah langkah yag
dilakukan dalam analisis taksonomi yaitu: (1) pilih sebuah domain untuk analis
taksonomi, (2) melihat kesamaan berdasarkan pada hubungan, (3) mencari istilah
tercakup tambahan, (4) mencari yang lebih luas, domain-domain yang lebih
inklusif yang mungkin dimasukkan sebagai sub bagian dari domain yang
dianalisis, (5) bangun sebuah taksonomi tentative, (6) melakukan observasi
terfokus untuk memeriksa analisis, (7) membangun taksonomi yang lengkap.54
2. Interpretasi Data
Interpretasi data merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang
lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan.
Pembahasan hasil penelitian dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis
dengan teori yang relevan dan informasi yang akurat dari lapangan.
G. Kriteria Dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data merupakan bagian penting dalam penelitian
kualitatif, karna keabsahan data mempengaruhi hasil penelitian.
1. Kriteria
Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlakukan kriteria
dan teknik pemeriksaan data. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu:
a. Kepercayaan (Credibillity)
54
b. Keteralihan (Transferability)
Berbeda dengan faliditas external dari nonkualitatif. Konsep faliditas itu
menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan
pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang
diperoleh pada sampel yang secara representative mewakili populasi itu.
Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada persamaan antar konteks
pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut seorang peneliti
hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan
konteks.
c. Kebergantungan (Dependebelity)
d. Kepastian (Confirmability)
pandangan,
pendapat
dan
penemuan,
seseorang.
Objektifitas
penelitian
mengandung unsur kualitas, arti bahwa yang objektif adalah yang dapat
dipercaya, factual dan dapat dipastikan. Karna itu, penelitian kualitatif yang
demikian tidak mengandalkan pada orang (yang diteliti) melainkan pada data
objektif.
ketekunan
pengamatan,
trianggulasi,
pengecakan
sejawat,
a. Perpanjangan Keikutsertaan
Rencana waktu penelitian adalah mulia Oktober 2015 Desember 2015
namun apabila waktu yang ditetapkan ini belum cukup, maka waktu penelitian
akan diperpanjang sesuai keperluan. Perpanjangan waktu penelitian juga termasuk
upaya perpanjangan keikutsertaan juga bisa di ikuti dengan penambahan
informasi sesuai dengan keperluan penelitian. Maksud perpanjangan waktu dan
penambahan informasi adalah untuk mendapatkan kesempatan dalam upaya
mengurangi distorsi data. Distorsi data bisa terjadi karena ketidaksengajaan, baik
yang dilakukan oleh peneliti atau informan. Berkenaan dengan kesalahan datadata penulis akan mengadakan penelitian ulang demi keabsahan data.
b. Ketekunan Pengamatan
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti berusaha semaksimal mungkin
melaksanakan pengamatan dan wawancara secara tekun, artinya teliti, rinci,
konsisten, dan berkesinambungan. Ketekunan dalam melakukan wawancara itu
menghasilkan kedalaman data yang diperoleh.
c. Trianggulasi
Trianggulasi adalah pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan
sesuatu yang lain. Ada empat teknik trianggulasi yakni, Memanfaatkan sumber,
Metode, Peneliti lain dan teori. Berkenaan dengan trianggulasi, peneliti akan
menggunakan keempat teknik yang ada ini.
Pertama
peneliti
menggunakan
trianggulasi
sumber
adalah
rakyat biasa, orang berpendidikan, orang berbeda, dan profesi lainnya, 5).
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Kedua, trianggulasi metode adalah 1). Pengecekan derajat kepercayaan
penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data, 2). Pengecekan
derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama untuk
sumber yang berbeda tetapi masih sangat dekat dengan inforrman.
Ketiga, trianggulasi dengan memanfaatkan peneliti lainnya untuk
mengecek kembali derajat kepercayaan data. Trianggulasi ini akan menolong
untuk meminimalkan penyimpangan data.
Keempat, trianggulasi dengan teori-teori dimana peneliti akan mencari
penjelasan pembanding berupa pendapat-pendapat, hasil atau temuan penelitian
yang sudah disajikan dalam bentuk: Jurnal ilmiah, Buku-buku refrensi. Hal itu
dilakukan terutama pada pembahasan hasil penelitian.
d.
Uraian Rinci
Sejak pengumpulan data dilapangan dimulai peneliti telah berupaya secara
e.
Audit Kebergantungan
f. Praentri
Pada tahap ini peneliti mengadakan pertemuan dengan auditor hasil
penelitian dilapangan yang telah diketik, disusun rapi dan sistematis untuk
membahas laporan penelitian yang dituangkan dalam suatu tulisan. Berkenaan
dengan itu, peneliti akan memberikan penjelasan sejauh yang penulis ketahui dan
menjawab pertanyaan yang akan diajukan oleh para promotor.
h.
Kesepakatan Formal
Pada tahap ini, peneliti akan mengadakan kesepakatan dan persetujuan
55
BAB IV
PEMBAHASAN DATA PENELITIAN
b. Pengertian Taat
Dari hasil penelitian mengenai pengertian taat, dari Pembina remaja dan
orang tua remaja di gereja Bethel Indonesia Genta 1 Batu Aji mengenai pengertian
taat, dari data yang diperoleh dari responden, rata-rata sudah mengerti pengertian
taat yang dimaksudkan dalam Efesus 6:1-4.
58
Batu Aji, ditemukan pengertian bahwa: (1) melakukan segala sesuatu dengan
jujur, (2) melakukan segala sesuatu dengan ketulusan (3) hidup sesuai dengan
firman Tuhan (4) hidup sesuai firman Tuhan, Dari pemahaman yang di sampaikan
oleh responden, mengenai pengertian tunduk masih terlalu sempit, dimana
berorientasi pada pemahaman pribadi dengan Tuhan, Hal ini disebabkan
kurangnya pemahaman yang benar akan pengertian tunduk.
f. Pengertian Kepatuhan
Dari hasil penelitian mengenai pengertian kepatuhan responden yakni
Pembina remaja dan orang tua remaja di gereja Bethel Indonesia Genta 1 Batu
Aji, ditemukan pengertian bahwa: (1) mengerjakan segala sesuatu dengan tidak
terpaksa (2) mengerjakan segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut, (3)
dengar-dengaran kepada orang tua, (4) hidup takut akan Tuhan, (5) hidup takut
akan Tuhan dan dengar-dengaran terhadap orang tua.
Dari data yang ditemukan bahwa responden tidak mengerti arti dari
kepatuhan tersebut. Sesungguhnya kepatuhan itu adalah sikap mendengarkan dan
mangerti satu perintah, tidak melanggar perintah tersebut dalam mengerjakan
59
sesuatu. Hal ini disebabkan tidak selarasnya antara pengetahuan umum dengan
pengetahuan alktabiah.
seseorang
dalam
menyelesaikan
tanggungjawab
dengan
baik,
60
61
Dari hasil penelitian mengenai seorang remaja harus patuh sebagai upaya
ketaatan, dari responden yakni pelayan Pembina remaja dan orang tua remaja di
gereja Bethel Indonesia Genta 1 Batu Aji, ditemukan pengertian bahwa:
responden memiliki pemahaman dan pengertian supaya mereka bertumbuh dalam
iman. Dari hasil penelitian tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa
responden telah mengerti dan memahami mengapa remaja harus patuh.
62
remaja di gereja Bethel Indonesia Genta 1 Batu Aji, secara umum mengerti dan
memahami seorang remaja harus taat.
B. Upaya untuk Memahami makna taat dalam kitab Efesus 6:1-4
Penulis memikirkan beberapa hal sebagai upaya yang harus dilakukan
sehingga pelayan Pembina remaja dan orang tua remaja di gereja Bethel Indonesia
Genta 1 Batu Aji mengerti apa makna yang sesungguhnya.
Yang pertama yang perlu harus dilakukan terhadap Pelayan Pembina
remaja dan orang tua remaja di gereja Bethel Indonesia Genta 1 Batu Aji, yaitu
menekankan kepada pelayan sangat pentingnya dalam pembacaan Alkitab secara
teratur, sehingga pelayan semakin banyak memahami Alkitab. Yang kedua,
melakukan pendalam-pendalaman alkitab dalam bentuk diskusi, karena menurut
penulis hal ini sangat efektif untuk memperlengkapi para pelayan akan
pendalaman alkitab dan juga kualitas rohani dari para pelayan. Ketiga, melakukan
training khusus penginjilan bagi para pelayan, supaya dapat mengenal dan
memahami lebih lagi tujuan dari pembinaan remaja tentang ketaatan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian teoritik dan hasil analisis taksonomi, analisis
komponen, analisis tema, beserta semua pembahasannya, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan yakni sebagai berikut.
Pertama, berkaitan dengan subfokus 1 yakni pemahaman mengenai makna
taat kepada orangtua. Ditemukan bahwa informan memiliki pemahaman makna
taat kepada orangtua yang lemah, tidak utuh. Pemahaman makna taat kepada
orngtua yang dijelaskan oleh informan adalah makna taat kepada orangtua yang
dijelaskan oleh informan masih pemahaman secara umum dan hal-hal praktis
yang biasa dikerjakan, sedangkan makna taat kepada orangtua secara alkitabiah
masih lemah. Hal ini disebabkan karena pemahaman dan pembelajaran yang
didapati mengenai makna taat kepada orangtua tidak maksimal.
Kedua, berkaitan dengan subfokus 2 yakni implementasi makna taat
kepada anak remaja menurut Efesus 6:1-4 sebagai pola pelayanan. Dari hasil
penelitian yang penulis lakukan, ditemukan bahwa akibat dari lemahnya
pemahaman mengenai makna taat kepada orangtua sebagai pola pelayanan, maka
para pelayan hanya mengerjakan hal-hal praktis saja dalam pelayanan anak
64
subfokus
tersebut,
peneliti
65
66
67
KEPUSTAKAAN
Alkitab
Abineno, J.L, C.H
1971
68
1985
Brown,Colin (ed)
1986
Emzir
2012
Gaebelein, Frank
1978
Gunarsa
1989
Martin
-----
Broto Semedi
Moleong, Lexy J
2013
Mulyana, Deddy
2010
69
Richard, Dunn R.
2012
Wiersbe, Waren
1976
Metode penilitian
Bandung: Alfabeta.
Kuantitatif
Kualitatif
Dan R&D,
INTERNET
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Www.Abbalove.Org/Index.Php...Ketaatan
LAMPIRAN 1
PERTANYAAN WAWANCARA
70
LAMPIRAN 2
Kode
CPL-1
Judul
71
Tempat
Tanggal
Penyusunan
Keterangan
72
apa
pengertian
menghormati
orangtua?,
mengasihi
orangtua
Pewawancara menurut saudari kitab efesus ini ditujukan kepada siapa? sri.
Ditujukan kepada semua orang. Pewawancara: terima kasih untuk bagian
pertama sudah terselesaikan, dan akan melanjutkan dengan pertanyaan sesi kedua.
sri ia bu
73
Kode
CPL-2
Judul
Tempat
Tanggal
Penyusunan
74
Keterangan
75
yakni: Pertama, pemahaman mengenai makna taat menurut efesus 6:1-4. Kedua,
implementasi makna taat bagi anak remaja.
76
Kode
Judul
CPL-3
wawancatra dengan saudari ester Pembina anak remaja di
gereja bethel Indonesia genta 1 batu aji batam
Tempat:
Tanggal
Penyusunan
77
Keterangan
Pewawancara tiba di gereja bethel Indonesia hari sabtu 09 April jam 19.00.
Pewawancara menuju ruang ibadah untuk mengadakan pertemuan dengan
pembina anak remaja yang akan menjadi informan. Temu janji telah dilakukan via
telepon pada hari ssabtu pukul 13.00. Pewawancara terlebih dahulu mengucapkan
terima kasih atas kesediaan pembina anak remaja yang bernama ester untuk
kesediaannya menjadi informan dan diwawancarai. Dan sebelum proses
wawancara dimulai maka pewawancara meminta ijin untuk mengambil
dokumentasi foto.
Wawancara dimulai dengan berdoa yang dipimpin langsung oleh
pewawancara. wawancara menggunakan bahasa Indonesia. Wawancara dimulai
dengan pewawancara menerangkan maksud penelitian dan maksud judul
penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi yakni: Makna Taat Kepada
Orangtua Dalam Kitab Efesus 6:1-4 Dan Implementasinya Bagi Anak Remaja Di
Gereja Bethel Indonesia Genta 1 Batu Aji Cabang Tabgha Batam. Setelah
menjelaskan maksud penelitian dan maksud mengambil judul skripsi tersebut
maka, pewawancara menjelaskan latar belakang permasalahan mengenai makan
taat kepada orangtua dan implementasinya bagi anak remaja. Pewawancara juga
menerangkan mengenai problema yang berkaitan dengan ketidaktaatan anak
remaja termasuk faktor faktor yang mempengaruhi ketidaktaatan. Pada akhirnya
pewawancara menjelaskan apa yang mendorong pewawancara untuk menuliskan
hal ini, yakni berangkat dari pemahaman remaja mengenai ketaatan, sehingga
pewawancara memikirkan sub focus yang berkaitan dengan permasalahan tersebut
78
yakni: Pertama, pemahaman mengenai makna taat menurut Efesus 6:1-4. Kedua,
implementasi makna taat bagi anak remaja.
79
Kode
CPL-4
Judul
Tanggal
Penyusunan
80
Keterangan
81
yakni: Pertama, pemahaman mengenai makna taat menurut efesus 6:1-4. Kedua,
implementasi makna taat bagi anak remaja.
82
Kode
CPL-5
Judul
Tanggal
Penyusunan
83
Keterangan
84
yakni: Pertama, pemahaman mengenai makna taat menurut efesus 6:1-4. Kedua,
implementasi makna taat bagi anak remaja.
85
LAMPIRAN 3
Judul:
86
87
88