Anda di halaman 1dari 88

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini ada banyak perkembangan disegala macam sektor/ bidang-

bidang tertentu, seperti perkembangan dibidang teknologi, kebudayaan, ekonomi,

politik dan tentu tidak kalah penting juga perkembangan dibidang spiritual

Untuk pertumbuhan ini harus ada program-program atau rencana kerja yang

baik guna mencapai target atau mencapai sasaran. Kalau kita bisa melihat ada

perkembangan berarti sudah pasti kita tidak bisa mereka-reka apa yang menjadi

penyebabnya, tapi kita perlu melihat secara nyata bahwa akibat dari pertumbuhan

itu sendiri. Bertumbuh berarti ada kehidupan di dalam suatu organisasi atau

perusahaan. Dalam penelitian ini, secara cermat dan sangat hati-hati penulis ingin

meneliti tentang penatalayanan yang ada di dalam gereja.

Tuhan Yesus menghendaki gereja-Nya bertumbuh dalam kehidupan di

tengah-tengah dunia ini, baik bertumbuh secara organisme maupun secara

organisasi. Tanpa pertumbuhan gereja gagal memenuhi Amanat agung Yesus

Kristus sebagai kepala gereja (Mat 28:19-20). Ayat ini menjelaskan dengan tegas

akan tugas gereja untuk pergi, menjadikan semua bangsa murid Tuhan serta

mengajarkan tentang segala sesuatu yang telah gereja terima dari Tuhan Yesus.

Gereja yang tidak bertumbuh tidak dapat menjalankan panggilan agung ini, untuk

mencapai hasil maksimal gereja harus memiliki program kerja yang baik dan

teratur supaya ada ketertiban dalam pertumbuhan gereja, maka semua aktifitas ke

dalam dan keluar harus diatur dengan sebaik-baiknya, dengan demikian dapat

1
dihindarkan konflik atau benturan penyelewengan keuangan dan kemacetan

organisme harus memang benar-benar ada managemen yang baik. Konflik dan

benturan serta kemacetan organisme merupakan penghambat pertumbuhan gereja.

Administrasi juga memberikan solusi yang terbaik dalam mengatasi hambatan.

Di dalam organisasi manapun sangat membutuhkan adanya managemen

yang baik dan profesional. Masalah managemen gereja perlu mendapat perhatian

yang serius bagi para pemimpin dan pelayan-pelayan gereja untuk mengelolanya

dengan sungguh-sungguh.

Berbicara masalah pelayanan sudah tentu ada kaitannya dengan jemaat, dan

berbicara jemaat sudah pasti ada pemimpin, bahkan ada metode-metode yang

dijalankan supaya sasaran itu bisa tercapai. Namun terkadang para pemimpin

gereja bertindak secara otoriter terhadap orang yang dipimpinya, Bahkan

managemen yang ada di dalam gereja diatur menurut peraturan pribadi dan

semaunya, tanpa melihat bahwa sistim yang ada sudah salah jalan, sehingga

terjadilah apa yang tidak diinginkan, Mulai mengatur keuangan sendiri segala-

galanya sendiri dan tidak mau memberdayakan orang lain yang ada di dalam

gereja itu sendiri.

Padahal dalam suatu organisasi punya tujuan, dan tujuan ini membutuhkan

kerja sama yang baik antara manusia satu dan manusia yang lainnya, semua ini

tergantung kepada pemimpin itu senidiri, dia harus memiliki kemampuan dan

pengetahuan yang melebihi orang-orang yang dipimpinnya, untuk dapat

bertanggung jawab, membuat rencana, mengatur, memimpin dan mengendalikan

pelaksanaan untuk mencapai sasaran.Dan semua ini tidak cukup hanya dengan

2
berdoa dan membaca Firman Allah, tapi harus mampu menyesuaikan dan

mengimbangi perkembangan-perkembangan zaman.

Seringkali penulis menjumpai dalam sebuah gereja tidak ada sama sekali

sistim managemen yang baik, sehingga penatalayanan yang ada menjadi kacau

tidak teratur. Mereka tidak serius mengelola administrasi gereja, padahal bagi

gereja mula-mula ini merupakan suatu hal yang ditangani secara sungguh-

sungguh dan serius. Hal ini yang mendorong penulis untuk lebih meneliti lebih

jauh dampak dari administrasi gereja dalam penatalayanan.

B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimanakah peranan administrasi gereja dalam penatalayanan dan sistim

yang dipakai dalam penatalayanan?

2. Bagaimanakah peranan orang-orang yang ada di dalam organisasi ini

3. Bagaimanakah peranan pemimpin organisasi dalam menjalankan adminstrasi

yang baik dalam penatalayanan

C. Pembatasan Masalah

Gereja adalah tubuh Kristus , karena itu gereja adalah tubuh duniawi dari Tuhan

yang Sorgawi . Dan sebagai tubuh dunia, maka gereja dikumpulkan dan diperintah oleh

Tuhan sebagai kepala gereja.Gereja dijadikan milik dan adalah milik Tuhan. Karena

gereja adalah tubuh Kristus maka ia adalah persekutuan (badan) yang nampak, yang

penampakannya dapat dilihat di dalam persekutuan disekitar pemberitaan Firman dan

sakramen, di dalam diri pejabat-pejabat dan anggota gereja ditionjau dari segi

penampakan ini, maka gereja sebagai tubuh Kristus perlu diatur dan ditata dengan baik

bahkan disusun dengan rapi. Berdasarkan inilah maka penulis membatasi masalah ini

pada :” Peranan administrasi dalam penatalayanan dalam gereja.”

D. Rumusan Masalah

3
Dalam penulisan skripsi ini penulis akan merumuskan masalah dalam penelitian

yaitu :

1. Adanya peranan administrasi gereja dalam penatalayanan dan sistim yang

dipakai dalam penatalayanan

2. Adanya peranan orang-orang yang ada di dalam organisasi ini

3. Adanya peranan pemimpin organisasi dalam menjalankan adminstrasi yang

baik dalam penatalayanan

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Menjelaskan apa administrasi gereja itu yang sebenarnya supaya gereja

mengetahui perbedaannyaa dengan administrasi sekuler

2. Menjelaskan dampak administrasi gereja dalam penatalayanan mengingat

pentingnya arti administrasi gereja

3. Menegaskan bahwa administrasi gereja dalam penatalayanan dapat

menghambat kemajuan bila tidak ditangani dengan baik

4. Memotivasi hamba Tuhan untuk memberikan perhatian yang serius dan

sungguh-sungguh dalam mengelola administrasi gereja serta mengadakan

koreksi terhadap kesalahan pelaksanaan administrasi selama ini

5. Untuk memberikan sumbangsih pada gereja secara umum dan kepada

Almamater STT Agape Bandar Lampung, sebuah karya tulis yang

membahas pentingnya administrasi gereja dalam penatalayanan

F. Definisi Istilah

Ada dua istilah dalam judul skripsi ini yang perlu penulis jelaskan dibawah ini :

1. Peranan.

Kata peran apabila ditambahkan imbuhan an menjadi kata peranan yang

berarti yang diperbuat, tugas hal yang besar pengaruhnya pada suatu

4
peristiwa. Dalam kamus Bahasa Indonesia Lengkap, peran, peranan,

Pemain bagian yang dimainkan seseorang. Pemain, tindakan yang

dilakukan seseorang dalam suatu peristiwa.1

2. Administrasi

Administrasi adalah; kegiatan dalam usaha yang mencakup penetapan tujuan

serta penetapan cara penyelenggaraan pembinaan dalam suatu organisasi.” 2

Jadi, “Peranan administrasi gereja dalam penatalayanan” adalah : Tindakan

atau kegiatan atau tugas yang dijalankan yang penting dan mempunyai

pengaruh besar dalam pencapaian suatu tujuan dalam penatalayanan gereja.

G. Hipotesis

Keberhasilan dalam pelayanan penggembalaan tidak dapat dipisahkan dari

peran penatalayanan gereja. Gembala jemaat dalam melaksanakan tugasnya

memerlukan penatalayanan gereja yang baik. Pelayanan-pelayanan yang

dipercayakan perlu untuk ditata dan kelola dengan baik, secara khusus dari

aspek administrasinya. Melalui penatalayanan inilah gembala dapat melaksanakan

tugas pelayanannya secara efektif.

Orientasi pada pelaksanaan tugas pelayanan pada kualitas, sehingga hasil

pelayanan dapat memuaskan para stakeholders (jemaat dan majelis gereja).

Penatalayanan administrasi atau yang dikenal dengan administrasi gereja sebagai

proses penyelenggaraan secara teratur kegiatan gereja melalui tahap

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan pelayanan

gereja. Penatalayanan terkait dengan pekerjaan menata dan melayani. Artinya

pelaksana tugas itu bertanggungjawab untuk mengelolanya dengan baik sebagai


1
Daryanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Apollo-Surabaya),1997;
2
Ibid, 1997; 19

5
bentuk kesediaan dirinya melayani. Orang yang melaksanakan tugas ini

dinamakan juru kunci (Anwari, 1984).

H. Sistimatika Penulisan

BAB.I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Pembatasan Masalah

D. Rumusan Masalah

E. Tujuan Penelitian

F. Manfaat Penelitian

G. Hipotesis

H. Sistimatika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian administrasi gereja

1. Pengertian secara umum

2. Etimologi Administrasi gereja

3. Definisi Administrasi gereja

B. Perbedaan antara administrasi gereja dan sekuler

1. Sejarah administrasi gereja

- Zaman gereja mula-mula

- Zaman reformasi

- Zaman modern

2. Pandangan gereja tentang administrasi gereja

- Pandangan gereja protestan

- Pandangan gereja injili / kharismatik

6
3. Aktivitas praktis dalam administrasi gereja

4. Fungsi administrasi gereja

5. Jabatan dalam administrasi gereja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi operasional

B. Objek penelitian

C. Metode Penelitian

D. Instrumen penelitian

E. Teknik pengumpulan data

F. Teknik analisis data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

B. PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

7
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Tentang Administrasi Gereja

Pemahaman pengertian administrasi gereja sangat dipengaruhi oleh

pengetahuan akan pengertian administrasi secara sekuler ( umum ), maka penting

untuk mengetahui dengan jelas bagaimana para sarjana dan pakar dalam

mengartikan administrasi itu. Secara umum pengertian administrasi dibagi

dalam dua bagian yaitu : Dalam arti sempit, administrasi adalah tata usaha. 3

Dalam arti luas, administrasi adalah proses aktivitas sekelompok orang

yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan.4

Pemahaman pengertian administrasi secara sekuler sangat membantu dalam

usaha untuk mendapatkan suatu pengertian yang jelas dan baik tentang

administrasi gereja itu sendiri, serta menghindari kesalahpahaman terhadap

administrasi gereja seperti yang terjadi selama ini

1. Pengertian administrasi gereja secara Umum.

Administrasi gereja adalah menyelesaikan berbagai hal melalui orang

lain.5 Melihat realita dalam kehidupan manusia, istilah administrasi begitu

sering digunakan dan dipakai. Ini membuktikan bahwa administrasi

merupakan suatu hal yang penting bagi manusia sehingga administrasi tidak

hanya ada dan perlu digereja saja, melainkan dapat ditemui dalam segala

aspek aktivitas interaksi manusia apakah itu didalam kegiatan bisnis,

3
Lamberthus Kattu, Administrasi Gereja, ( Malang,1996), Hlm 15.
4
Paulus Daun, Pengantar Keadaan Administrasi Gereja, Daun Family,
( Manado 2000) Hlm 11.
5
Kenneth. O. Gangel, Membina Pemimpin Pendidikan Kristen, Gandum Mas,
(Malang 2002) Hlm 14

8
pendidikan, industri maupun pekerjaan. Selain itu administrasi juga

merupakan suatu bidang ilmu yang banya dipelajari, bahkan penerapannya

sampai pada proses dinamika kehidupan bangsa dan negara. Luasnya ruang

lingkup administrasi ini, terangkum dengan jelas dalam pegertian yang

diberikan Pdt. Lamberthus Kattu, B.Th dalam bukunya “Administrasi

Gereja” tentang administrasi yaitu 6:

a. Administrasi diartikan sebagai tata usaha

b. Administrasi diartikan sebagai proses kerjasama sekelompok

orang untuk mencapai tujuan tertentu ( identik dengan

manajemen )

c. Administrasi dipakai dalam pengertian administrasi negara

Indonesia.

Jadi dengan demikian, administrasi gereja adalah proses bekerja sama

orang – orang percaya untuk mencapai tujuan yaitu amanat Agung Tuhan

Yesus dimana Ia dalam dinamika aktivitas ini sebagai kepala orang – orang

percaya dengan Alkitab sebagai dasar dari segala aktivitas yang

berlangsung.

2. Etimologi Administrasi Gereja

Kata administrasi gereja terdiri dari dua kata yaitu administrasi dan

gereja. Dilihat dari akar kata administrasi, diambil dari bahasa Latin “

administrare” yang secara harafiah berarti melayani.7 Bila di jabarkan kata

ini menjadi “Ad” dan “Ministrare” yang berarti menguruskan dan


6
Lamberthus Kattu, Op cit, Hlm 7
7
Yoh. Velhuizen, Admnistrasi Gereja, yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF,
(Jakarta 1994), Hlm 9

9
bertanggungjawab atas urusan kekayaan atau harta milik berikut personilnya

kepada pemilik dari suatu urusan tersebut”.8

Gereja dalam bahasa Yunani “Ekklesia” artinya dipanggil keluardari

gelap keterang Allah yang ajaib, dalam septuaginta dipakai untuk

menerangkan kata gahal yang berarti”mengundang, memanggil”.

Gereja dalam bahasa Inggris memakai istilah “Church” yang berasal

dari kata Yunani “Kuriakos” artinya menjadi milik Allah, dengan demikian

gereja adalah sekelompok orang yang telah dipanggil keluar dari dunia dan

menjadi milik Allah.9 Hal ini tentu didasarkan pada ayat I Petrus 2:9 yang

berbunyi :

“ Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa

yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan

perbuatan – perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu

keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib”.

Dalam buku “Ensiklopedi Perjanjian Baru”, Xavier LeonDufour lebih

menekankan gereja dalam bentuknya sebagai suatu perhimpunan atau

komunitas ini, merupakan metafora dari hubungan antara Allah dan bersaksi

tentang aktivitas adikodratiNya sebagai satu bukti nyata akan kebesaran

keIlahianNya.

3. Definisi Administrasi Gereja

Dengan melihat etimologi kata administrasi dan gereja, maka dapat

ditarik satu definisi adminisitrasi gereja. Ada banyak ahli yang


8
Paulus Daun, Op cit, Hlm 7
9
Henry C. Thiessen, Theologi Sistimatika, Gandum Mas, ( Malang 1995 ) Hlm
467-477

10
mendefinisikan administrasi gereja sesuai dengan perspektif masing –

masing antara lain :

- Yoh. Velhuizen mendefinisikan administrasi gereja itu sebagai

alatuntuk melayani gereja, agar tujuan gereja tercapai.10

- Pdt. Paulus Daun, M.Div, M.Th, mendefinisikan administrasi gereja

sebagai wadah untuk merealisasikan keselamatan dari iman kristiani.11

Berdasarkan pandangan para ahli dapatlah ditarik suatu definisi

tentang administrasi gereja, yaitu suatu alat untuk mewadai aktivitas gereja

dalam mencapai tujuan gereja yaitu keselamatan berdasarkan iman kristiani.

B. Perbedaan Antara Administrasi Gereja dan Sekuler

Dengan memperhatikan pengertian administrasi secara umum dengan

pengertian administrasi dalam gereja, maka dapat dilihat bahwa administrasi

gereja tidak sama dengan administrasi umum. Administrasi gereja ada untuk

melengkapi pekerjaan adikodrati gereja sebagai organisme dan organisasi

dalam mencapai tujuan, sebagaimana yang di tetapkan kepala gereja. Allah

bertindak sebagai kepala atau pusat dari segala aktivitas yang ada

( Theosentris atau Kristosentris ), tidak ada penekanan dan paksaan untuk

pencapaian tujuannya dari suatu kekuasaan maupun kedudukan. Semuanya

beraktivitas dalam kesadaran akan panggilan untuk melayani Allah guna

mencapai tujuan Sorgawi ( Matius 20:20-28 ).

Administrasi sekuler dalam segala aktivitasnya berorientasi pada

manusia ( Anthroposentris ) artinya sarana untuk memperalat manusia lain

10
Yoh, Velhuizen, LokCit
11
Paulus Daun,Op Cit, Hlm 40-41

11
guna mencapai tujuan duniawi, jadi administrasi sekuler merupakan alat

untuk memperalat dan menguasai orang lain.

1. Sejarah Administrasi Gereja.

Jauh sebelum kata gereja dikenal dalam Perjanjian Baru, Alkitab

mencatat banyak peristiwa yang terjadi sebagai wujud pelaksanaan

administrasi dalam kehidupan para tokoh – tokoh Alkitab Perjanjian Lama.

Nuh dalam pembuatan bahtera, mendata hewan – hewan yang harus

dimasukkan kedalam bahtera , pembagian tugas kepada anak – anak ( Kej

6-7 ). Musa dalam pengorganisasian dan pendelegasian wewenang kepada

tua – tua Israel ( Kel 18:13-27 ), Yosua, Daud dan Salomo adalah tokoh –

tokoh Alkitab lainnya yang juga memberikan telada pelaksanaan

administrasi dalam menyelesaikan tugas dan panggilan yang Allah berikan

kepada mereka.

Dengan demikian administrasi mengalami berbagai – bagai

perkembangan sesuai tuntutan dan kebutuhan zaman, adminsitrasi bukanlah

sesuatu yang baru muncul dalam Perjanjian Baru melainkan sudah ada

dalam Perjanjian lama. Administrasi itu berkembang terus penerapannya

dalam gereja, perkembangan administrasi gereja yang paling awal dapat

dilihat pada praktek gereja mula – mula.

a. Zaman Gereja Mula – mula

Gereja lahir karena adanya himpunan orang-orang yang secara teratur

datang berkumpul untuk berdoa menunggu janji Tuhan Yesus di Yerusalem,

sampai Roh Kudus dicurahkan keatas mereka. Dan gereja yang pertama

12
lahir ini disebut gereja mula – mula , dimana aktivitas penerapan

administrasinya dapat dilihat melalui :

- Adanya pemberlakuan standar rohani yang pasti

- Melakukan sakramen baptisan

- Melakukan sakramen perjamuan kudus

- Pencatat / pendataan jumlah anggota

- Mengadakan persekutuanatau ibadah umum

- Menyediakan bantuan material bagi kebutuhan bersama(KPR2:41-46).

Ini semua menunjukkan bahwa digereja mula – mula sekalipun sudah

sederhana sudah ada penerapan administrasi gereja. Dalam buku “

Theologia Sistematika” Henry C. Thiessen, menuliskan :

“ Karena anggota – anggotanya sudah merupakan anggota


gereja yang sejati, maka gereja merasa terdorong untuk
mengorganisasi jemaat – jemaat local agar perubahan –
perubahan batin yang terjadi sebagai akibat iman kepada Kristus
dapat diwujudkan untuk kepentingan bersama dan penyelamatan
setiap orang yang belum percaya”.12

Proses pengorganisasian ini terlihat jelas dalam pemilihan Matias untuk

menggantikan tugas kerasulan yang telah ditinggalkan oleh Yudas Iskariot,

dibawah pimpinan para rasul. Setelah gereja bertumbuh pesat diadakan lagi rapat

untuk memilih tujuh orang yang akan melayani orang – orang miskin ( KPR 6:1-

6), dalam hal ini para rasul hanya memberikan kriteria yang harus dipenuhi

sedangkan proses pemilihan itu sendiri dilakukan oleh jemaat. Tujuan dari

pemilihan ini agar para rasul bisa lebih mengkonsentrasi diri pada pemberitaan

Firman dan Doa, ini tanda adanya pendelegasian tugas yang dipelopori oleh para

12
Henry C. Thiessen, Op Cit, Hlm 487

13
rasul dalam pelayanan mereka. Dengan adanya pendelegasian tugas pelayanan ini

kepada pemimpin – pemimpin rohani yang lain, maka disinilah awalnya

organisasi gereja dimulai. Dan dari sini pula dikenal beberapa istilah jabatan

dalam gereja seperti gembala, penatua, penilik dan sebagainya.

b. Zaman Gereja Reformasi

Zaman reformasi dalam gereja dimulai dari tahun 1517-1914, ada dua

tokoh gereja yang sangat berpengaruh dalam pergerakan reformasi gereja

yaitu :

1) Martinus Luther

Ia berpendapat bahwa pertanggungjawaban dalam gereja tidak hanya

ada ditangan para pemimpin rohani saja, tetapi ada pada setiap orang

kristen. Sehingga melalui sebuah karangan yang diterbitkan pada bulan Mei

tahun 1520, ia menyarankan agar supaya semua hak Paus dalam

administrasi dihapus. Pembaharuan yang diperjuangkan Martinus Luther

bukan hanya pembaharuan terhadap ajaran saja tetapi dalam hal tata gereja

juga, dimana administrasi ada didalamnya. Dalam praktek administrasi ia

menginginkan adanya suatu pembagian atau pendelegasian tugas dan

pertanggungjawaban dengan benar sesuai Alkitab dihadapan Allah serta

manusia.

2) Yohanes Calvin ( 1509-1564)

Administrasi gereja bagi Yohanes Calvin sangat penting, hal ini dapat

dilihat dari tulisannya tentang undang – undang gereja dimana ia mengatur

dengan jelas akan jabatan – jabatan dan batasan wewenangnya. Lewat

14
pengaturan yang dilakukannya ini ada lima jabatan dalam gereja yang masih

berlaku sampai sekarang khususnya dikalangan protestan, kelima jabatan itu

adalah pendeta ( Pasteur, pastor ), guru ( docteur, doctor ), penatua

( ancien), diaken ( syamas ). Besarnya perhatian Yohanes Calvin terhadap

administrasi gereja membuat ia secara terus menerus memperbaiki kinerja

dalam administrasi gereja agar bisa berjalan dengan sistimatis, teratur dan

baik. Aliter E. Mc Grath, dalam bukunya “ Sejarah Pemikiran Reformasi”

menulis : “ Karena yakin akan kebutuhan untuk suatu gereja yang

berdisiplin, tertata baik, dan mempunyai struktur, Calvin terus meletakan

pedoman – pedoman yang rinci yang mengatur setiap aspek

keberadaanya”.13

c. Zaman Gereja Modern

Pada tahun 1953 diadakan komperensi mengenai iman dan tata gereja

di Lund ( Swedia ) ini menandakan bahwa bagi gereja modern masalah

administrasi gereja adalah salah satu prioritas utama yang harus diketahui,

dipahami, diajarkan kepada para pendeta atau pemimpin rohani. Oleh

karena itu dijaman modern ini disekolah – sekolah theologia, yang ada

dimanapun dalam jenjang seperti apapun administrasi gereja adalah salah

satu dari mata kuliah yang harus diterima dan diajarkan kepada siswa atau

juga kepada para mahasiswa. Bagi gereja – gereja tertentu, administrasi

gereja diwajibkan untuk selalu diberikan dalam bentuk pelatihan bagi kaum

awam atau jemaat khususnya bagi mereka yang melayani dalam bidang ini.

13
Aliter E. Mc Grath, Sejarah Pemikiran Reformasi, BPK Gunung Mulia,
( Jakarta 2000), Hlm 255-256

15
2. Pandangan Gereja Tentang Administrasi Gereja

Banyak sekali variasi pandangan tentang administrasi gereja

dikalangan – kalangan gereja – gereja di Indonesia, namun secara umum

dapat dikelompokkan kedalam dua bagian besar.

a. Pandangan gereja – gereja Protestan

Gereja – gereja aliran protestan beranggapan bahwa administrasi

gereja adalah sarana atau alat pelayanan dari gereja dalam dimensinya

sebagai organisasi guna mencapai tujuan sorgawi, sebagaimana disimpulkan

oleh Dr. Peter Wongso sebagai berikut tentang administrasi:

“Organisasi adalah sasaran organisasi dan merupakan sasaran


administrasi. Organisasi merupakan cara mengembangkan
organisasi dan merupakan bentuk administrasi, suatu organisme
harus meliputi banyak organisasi. Tetapi tujuan organisasi adalah
organisme kuat dan sehat. Cara memimpin organisasi untuk
mencapai yang sehat adalah administrasi. Gereja adalah organisme,
yaitu tubuh Kristus.14

Lebih jauh lagi gereja – gereja dikalangan aliran protestan,

memandang adminstrasi gereja sebagai bagian integral dari tugas dan

panggilan gereja. Ini membuat pelaksanaan administrasi gereja dalam gereja

– gereja aliran protestan, dilakukan dengan baik dan professional.

b. Pandangan Gereja – gereja Injili / Kharismatik.

Gereja – gereja injili atau kharismatik memiliki prespektif yang agak

berbeda dengan gereja – gereja aliran protestan, mengenai administrasi

gereja. Perbedaan prespektif ini disebabkan kurangnya pengertian akan

administrasi gereja sehingga administrasi gereja dianggap dapat mengubah


14
Peter Wongso, Theologia Penggembalaan, Seminary Alkitab Asia Tenggara,
( Malang 1999) Hlm 40.

16
hakekat gereja sebagai persekutuan orang kristen menjadi institusi kristen,

membatasi pekerjaan Roh Kudus, mengubah gereja menjadi semacam

sebuah negara, serta bisa membawa gereja berorientasi pada cara kerja

duniawi yang tidak efisien dan efektif karena gereja hanya akan dipenuhi

dengan pertemuan – pertemuan biasa seperti rapat – rapat saja. Oleh karena

itu administrasi gereja dikalangan gereja – gereja aliran injili atau

kharismatik kurang ditangani dengan baik bahkan lebih ekstrim lagi, ada

yang bersikap acuh tak acuh.

3. Aktivitas Praktis dalam Administrasi Gereja

Administrasi gereja adalah suatu proses kerjasama, oleh karena itu

perlu adanya suatu aktivitas praktis tertentu yang harus ada sebagai

barometer berjalan atau tidaknya sebuah administrasi. Kegiatan yang harus

ada dalam sebuah admnistrasi adalah :

a. Korespondensi

Maksud dari korespondensi ini adalah untuk memberitahukan,

menginformasikan atau menanyakan sesuatu kepada seseorang atau

lembaga maupun organisasi yang lainnya. Hal – hal yang harus diperhatikan

dalam korespondensi yaitu :

o Bahasa yang dipakai harus bahasa Indonesia baku.

o Gaya bahasa harus sopan dan simpatik, pilihan kata yang tepat dann

sesuai dengan maksud memakai ejaan yang resmi.

17
o Bagian – bagian dari surat seperti tanggal, alamat, nomor, lampiran,

pokok surat, penyeru, pembukaan surat, isi surat, penutup surat,

salam penutup, tanda tangan, nama terang dan tembusan.

o Sehubungan untuk memudahkan pengarsipan kita perlu membuat

singkatan nomor surat, misalnya 01/Um/F/X/02 singkatan ini

menunjukan bahwa :

- 01 = Nomor urut surat yang dikirim.

- Um = Pokok surat ( umum )

- E = Surat tersebut arsipnya disimpan pada bendel yang berkode

- 4. X = Bulan pada waktu surat itu ditulis

- 5. 02 = Tahun menurut surat ( tahun 2002 )”.15

Secara umum surat itu memiliki sifat yang perlu diperhatikan dalam

pembuatannya, yaitu surat itu harus jelas, singkat dan sopan tidak boleh

bertele – tele.

b. Tata Kearsipan

Kegunaan dari penyimpanan arsip ini ialah dapat dipergunakan

sebagai bahan pengertian untuk penyusunan program pengembangan dari

organisasi, sebaagi pusat informasi tertulis yang tepat dalam mengambil

keputusan dan sebagai pusat ingatan.16

Ada lima macam system pengarsipan : Pengarsipan menurut abjad

(Alphabetic Filing), Pengarsipan menurut pokok surat (Subject Filing),

15
Lamberthus Kattu, Op cit, Hlm 47
16
Ibid, Hal 48

18
Pengarsipan menurut nomor (Numeric Filing), Pengarsipan menurut

wilayah (geographic Filing), dan Pengarsipan menurut tanggal

(Chronological Filing).

Sistem kearsipan yang dipilih dari antara kelima system ini, dijadikan

sebuah buku pedoman kearsipan yang kegunaanya untuk memudahkan

dalam mencari dan menemukan arsip yang dibutuhkan. Yang perlu diarsip :

- Oleh Gereja

 Dokumen – dokumen gereja seperti surat ijin bangunan

gereja, surat hak milik tanah, surat ijin dari pemerintah, surat

ijin dari departemen agama.

 Kumpulan khotbah, ceramah dan bahan pengkaderan

yang pernah disampaikan di gereja lokal.

 Lagu – lagu gerejawi

 Data keanggotaan gereja.

 Surat – surat masuk dan keluar.

- Oleh Pendeta

- Surat masuk dan keluar (sehubungan dengan

pelayanannya diluar)

- Khotbah – khotbah untuk pemuridan, babtisan, perjamuan,

pertunangan, pernikahan, ulang tahun, dan lain – lain.

- Kliping – kliping untuk bahan ilustrasi, peristiwa penting,

catatan-catatan lain.

- Hasil keputusan rapat komisi, majelis dan sinode.

19
- Catatan pelayanan konseling dan besuk.

Semuanya membuat dokumen – dokumen gereja tertata dengan

baik dan rapi sehingga sewaktu – waktu bila diperlukan akan mudah

ditemukan, selain itu bisa menjadi sentral data yan outentik bagi

gereja.

c. Buku Catatan

Dalam praktek ketatausahaan diperlukan bermacam-macam buku

daftar atau buku catatan, khusus bagi gereja buku daftar yang diperlukan

dan harus ada yaitu buku register atau buku induk jemaat, buku daftar

anggota baptisan, buku daftar nikah jemaat, buku daftar inventaris. Buku

catatan berguna untuk memberikan informasi mengenai perkembangan

gereja sejak dari awal berdirinya lengkap dengan pertumbuhan kualitas

iman jemaat serta harta gereja dalam bentuk material.

d. Rapat

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, rapat adalah berkumpul untuk

membicarakan sesuatu hal, dan rapat dihadiri oleh segenap anggota

pengurus organisasi itu.17 Rapat bagi gereja bersinggungan dengan dimensi

gereja sebagai organisasi, dimana rapat berfungsi sebagai wadah bagi gereja

( pimpinan atau pengurus ) berkumpul untuk mencari kehendak Tuhan

dalam suatu persoalan atau suatu kegiatan yang hendak dilakukan. Rapa

juga merupakan suatu wadah untuk merumuskan tindakan yang akan

diambil untuk merealisasikan kehendak Tuhan bagi gereja ( Kpr 15:1-21 ),

17
W.J. S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
( Jakarta 1991 ) Hlm 889

20
maka sangat penting untuk selalu diingat agar pelaksanaan rapat dalam

gereja harus diawali dengan Firman Allah dan doa sebagai inspirasi untuk

membawa rapat menghasilakan keputusan yang sesuai dengan kehendak dan

rencana-Nya. Rapat dilakukan untuk membicarakan suatu hal yang penting

dan mendesak, seperti pelaksanaan kegiatan natal, paskah, acara – acara

gerejawi yang penting lainnya. Juga dalam mengadakan pembangunan

gedung atau sarana penunjang pelayanan, pemilihan para tua – tua sidang

dan lain – lain.

4. Fungsi Administrasi Gereja.

Dalam kehidupan gereja, peranan administrasi sangat dirasakan

kegunaannya. Fungsi administrasi sangat menolong dalam usahanya untuk

mencapai tujuan, peranan fungsi administrasi didalam gereja itu adalah :

a. Perencanaan ( Planning )

Alkitab menjelaskan pentingnya suatu perencanaan (Lukas 14:28-3),

perencanaan merupakan pekerjaan awal untuk menetapkan langkah –

langkah kongkrit yang harus dilakukan guna mencapai tujuan institusional

berdasarkan kesepakatan bersama. Untuk membuat perencanaan dalam

gereja, ada hal – hal khusus yang perlu diperhatikan :

- Berdoa

Sebagaimana TuhanYesus sebelum memilih para rasul berdoa

semalaman ( Lukas 6:12-16 ) gereja Tuhan juga harus berdoa sebelum

melakukan perencanaan. Doa menolong kita menemukan landasan Firman

Allah bagi penyusunan program kerja dalam pelayanan.

21
- Menentukan tujuan dan menyusun program, bagaimana caranya agar

tujuan dapat dicapai.

- Menetapkan jadwal, kapan dan bilamana kegiatan – kegiatan dalam

program dapat dilaksanakan.

- Menyusun anggaran, tenaga ( personal ) dan latihan.

Ron Jenson dan Jim Stevens, dalam buku “ Dinamika Pertumbuhan

Gereja” Menuliskan :

“ Suatu pelayanan yang baik perencanaannya akan membentuk suatu


struktur organisasi yang akan membawa perubahan dan pertumbuhan
secara terus menerus dalam semua bidang pelayanan. Perencanaan
yang baik akan juga mendatangkan aktivitas serta koordinasi yang
efektif yang akan menghasilkan kesatuan dan persatuan tubuh
Kristus”. 18

Gereja yang menerapkan perencanaan dalam setiap program kerjanya

dapat mengantisipasi lebih dini tantangan – tantangan serta kesulitan yang

akan dihadapi sehingga program kerja yang dicanangkan, bisa terus

berjalan.

b. Pengorganisasian ( Organization )

Seluruh proses dinamika dari administrasi gereja yang bergerak itulah yang

dinamakan organisasi, bagi gereja ada hal-hal yang perlu diketahui untuk

mengorganisasikan administrasi gereja dengan baik dan benar yaitu merumuskan

tujuan, menetapkan tugas pokok, membuat perincian kegiatan, mengklafikasi

kegiatan, membentuk departemen berdasarkan pengklafikasian kegiatan,

menetapkan otoritas atau wewenang masing-masing personal, merekrut personil

18
Ron jenson dan Jim Stevens, Dinamika Pertumbuhan Gereja, Gandum Mas
( Malang 2000) Hlm 137.

22
berdasarkan criteria yang disepakati bersama dan menyediakan fasilitas yang

diperlukan.

c. Pengawasan ( Aktuating )

Tujuan diadakannya pengawasan yaitu untuk menyempurnakan suatu

pekerjaan yang dilakukan dan membimbing personal – personalnya selalu berada

dalam batas – batas penggunaan wewenang dan hak sesuai dengan ketentuan.

Tujuan dan sasaran gereja merupakan dasar pelaksanaan pengawasan dalam

praktek administrasi gereja, orang yang diberi kekuasaan untuk melakukan

pengawasan disebut supervisor atau pengawas. Dalam pelaksanaanya Edwar Walz

berkata: “Gereja perlu mengawasai berbagai departemen dan organisasi

didalamnya, sedangkan departemen dan organisasi harus mengawasi individu”.19

Cara-cara praktis pengawasan administrasi gereja dapat dilakukan melalui :

- Peninjauan Pribadi

- Laporan lisan

- Laporan tulisan

- Kepada hal – hal yang khusus ( bila ada ditemui kejanggalan )

Pengawasan tetap harus dilakukan dengan penuh kesungguhan agar dapat

mendeteksi sekecil – kecilnya bentuk penyelewengan yang terjadi, agar

kerugian gereja dapat ditekan seminimal mungkin.

d. Perangsangan ( Motivation )

Sukacita dan semangat dalam pekerjaan Tuhan sering kali lebih

penting dari pada tanggungjawab itu sendiri, dengan sikap ini orang akan

19
Edward Walz, Bagaimana Mengelola Anda, BPK Gunung Mulia, ( Jakarta
2001 ), Hlm 83

23
melayani Tuhan tanpa perasaan terpaksa. Oleh karena itu para pemimpin

rohani terpanggil untuk senantiasa secara kontinyutas dalam batas – batas

yang wajar, harus memberikan motivasi atau perangsangan kepada para

pekerjaan Tuhan dengan baik. Contoh hal yang bisa memotivasi para

pekerja, antara lain :

- Mengangkat dan mentahbiskan mereka didepan jemaat.

- Secara periodic mengadakan acara ramah tamah (open house)

- Pemberian penghargaan yang disampaikan dalam bentuk sertifikat

atau piagam penghargaan, untuk keterlibatan mereka dalam pelayanan

in dan lain – lain.

Hal yang harus dihindari dalam perangsangan yaitu memberikan

motivasi yang dangkal seperti memanfaatkan perasaan bersalah orang lain (

kalua anda anggota gereja yang baik, lakukanlah ini ), hal ini hanya akan

membuat para personil bekerja dengan semangat yang mudah berubah.

e. Pengevalusian ( Evaluation )

“….Allah melihat bahwa semuanya itu baik” ( Kej 1:25b ) demikian

bunyi Firman Allah setelah pekerjaan adikodrati Allah dalam penciptaan

selesai, suatu fakta bahwa Allahpun melakukan evaluasi akhir aktivitas

adikodratiNya. Berarti gereja juga harus mengevaluasi kinerjanya termasuk

administrasi gereja, pengevaluasian harus dilakukan dengan seobyektif

mungkin agar bisa ditentukan penyesuaian dan perubahan apa yang

diperlukan agar tujuan yang sudah ditetapkan dapat dicapai dengan hasil

yang maksimal.20 Evaluasi merupakan jalan untuk menyiapkan landasan


20
Ibid, Hlm 11

24
yang kuat bagi restrukturisasi dan refinisasi dalam proses perjalanan

administrasi gereja untuk mencapai tujuan. Bidang – bidang administrasi

gereja yang harus dievaluasi ialah :

- Perencanaan

- Pengorganisasian dalam hal : Kesehatan organisasi, Mekanisme

organisasi dan Personal atau pekerjanya

- Keuangan

Hasil evaluasi ini memberikan data yang kongkrit, memadai dan

bisa dipertanggungjawabkan untuk mengukur efektivitas, efisiensi dan

optimalitas perencanaan dalam aktivitas kinerja administrasi gereja

guna mencapai tujuan.

5. Jabatan dalam Administrasi Gereja.

Secara umum dapat diketemukan tiga jenis jabatan yang selalu ada

dalam administrasi gereja yaitu administrator wakil administrator sekretaris

( kadang – kadang merangkap sebagai bendahara )

a. Administrator Gereja

Orang yang diberikan kepercayaan untuk memimpin administrasi

gereja sehingga berjalan dan berfungsi dengan baik disebut administrator,

jadi ini merupakan suatu jabatan atau kedudukan yang mulia didalam

aktivitas gerejawi. Untuk mencapai efetifitas kerja administrasi gereja, maka

perlu memperhatikan dua hal berikut.

1) Kriteria standard personalia administrator gereja.

- Dipenuhi dan diurapi Roh Kudus ( KPR 1:8 )

25
- Berhikmat ( Amsal 1:7 )

- Tidak bercacat cela ( I Tim 3:1-7 )

- Taat dan dapat menyangkal diri ( KPR 26:19, Galatia 2:30 )

- Berkuasa tetapi bukan penguasa/jiwa melayani (Mat 20:25-26)

- Pandai berorganisasi ( Lukas 14:28-30 )

2) Tugas-tugas administrator gereja

Hierarki kepemimpinan gereja lokal ada ditangan gembala

sidang sebagai pemimpin paling atas, termasuk pemegang jabatan

adminstrator gereja. Seorang administrator gereja memegang peranan

yang sangat penting dalam administrasi gereja, sebab itu seorang

adminstrator mempunyai tugas yang berat dan penting antara lain :

- Menguasai dan melaksanakan tugas pokok gereja (koinonia,

diakonia dan marturia. Masing-masing gereja dalam

pelaksananya mempunyai sasaran dan kebijakan tersendiri).

- Memberikan petunjuk atau teladan mengenai keputusan-

keputusan yang dibuat oleh gereja induk.

- Mengembangkan organisasi.

- Mengembangkan system informasi yang setepat-tepatnya

(warta jemaat, majalah gereja, tabloid dan literature gereja).

- Mengembangkan system manajemen yang baik dalam hal

menata, mengatur, baik kepersonaliaan, prosedur kerja,

hubungan interaksinya agar tercipta proses kepemimpinan yang

selancar-lancarnya.

26
- Membuat pelayanan dalam bidang ini berhasil baik dalam

bidang rohani maupun kualitas (jumlah jemaat, pos PI,

pembangunan gereja dan lain-lain)”21

Secara pribadi pertanggungjawaban administrator gereja kepada

Tuhan Yesus sebagai kepala gereja dan jemaat sebagai tubuh Kristus,

oleh karena itu tidaklah sembarang orang yang boleh menududuki

jabatan administrator gereja.

3) Wakil Administrator Gereja

Mengingat luasnya ruang lingkup pelayanan pastoral yang harus

dilakukan oleh pendeta atau gembala sidang, maka perlu diangkat

seseorang untuk menggantikan pendeta sewaktu pendeta tidak ada

atau berada dalam pelayanan diluar. Inilah yang disebut istilah “

pejabat sementara” jabatan ini bisa diisi oleh pendeta muda, pendeta

pembantu, wakil gembala atau salah satu dari tua – tua sidang jemaat

yang bisa dipercaya. Semua ini harus diatur dengan baik, jelas,

trasnparan dan diterima bersama agar tidak terjadi kevakuman dalam

pelayanan administrasi gereja juga kecurigaan dalam jemaat. Memilih

wakil administrasi haruslah selektif, pastikan bahwa orang yang

dipilih benar-benar memenuhi kriteria. Dr Peter Wongso memberikan

kriteria bagi wakil administrator sebagai berikut :

- Menerima dengan sukacita tugas pelayanan ini.

- Memiliki loyalitas atau kesetiaan.

- Memiliki iman yang sama dengan pemimpinnya.


21
Lamberthus Kattu, Op Cit Hlm 132-135

27
- Memiliki visi yang sama”.22

Kriteria - kriteria ini wajib untuk memperhatikan dalam

memilih administrator demi mencapai pelaksanaan tugas yang

maksimal, dan menghindari formalitas jabatan tanpa ada tugas yang

jelas.

4) Sekertaris Administrasi Gereja

Tugas utama dari seorang sekertaris adalah menangani tata usaha

gereja,secara rinci tanggung jawab sekertaris gereja adalah :

- Menata ruang kantor tata usaha gereja.

- Menata pekerjaan tata usaha gereja secara keseluruhan.

- Mengerjakan surat – surat keluar atau masuk

- Penulis atau pencatat notulen rapat.

- Mengkoordinir pegawai gereja.

5) Bendahara Administrasi Gereja

Tugas bendahara gereja sangat riskan dan sering terjadi

penyelewengan, Alkitab menjelaskan bahwa Yudas sebagai bendahara

dalam pelayanan Tuhan Yesus kerap kali melakukan tindakan

penyelewengan ( Yoh 12:16 ). Syarat utama bagi orang yang akan

menduduki jabatan ini yaitu ia harus seorang yang jujur, dan kalau

bisa memiliki pengetahuan/pendidikan dalam bidang akuntansi

( Sarjana Ekonomi ) atau memiliki pengalaman serta pernah

mengelola bidang kebendaharaan dengan baik dan benar. Adapun

tugas – tugas dari seorang bendahara adalah :


22
Peter Wongso, Latihan Bagi Umat Allah, Hlm 187-188

28
- Mengerjakan pembukuan

- Melaksanakan administrasi keuangan

- Membayar rekening listrik, telepon, air dan lain – lain.

C. Sejarah Lahirnya Gereja

Sangat penting untuk dijelaskan sejarah lahirnya gereja, pertumbuhan

gereja, dasar – dasar pertumbuhan gereja. Sehingga dapat dilihat dengan jelas

sampai sejauh mana peranan administrasi dalam pertumbuhan gereja yang mana

selama ini masalah administrasi kurang diperhatikan dalam kehidupan gereja.

Pada hari ketiga setelah kematianNya dimana Yesus Kristus bangkit dari

kematian, Ia beberapa kali menampakkan diri kepada para murid-Nya. Didalam

penampakkan-Nya, ada pesan – pesan khusus yang Tuhan Yesus sampaikan untuk

dilakukan oleh para murid-Nya. Salah satu pesan khusus tersebut, ialah di Kisah

Para Rasul 1:4-5 :“ Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan

mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka

tinggal disitu menantikan janji Bapa, yang demikian kata-Nya telah kamu dengan

dari padaKu. Sebab Yohanes membabtis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu

akan dibaptis dengan Roh Kudus.”

Roh Kudus adalah kuasa Allah yang maha tinggi, dan diberikan kepada

para murid – muridnya sebagai penggenapan janji Allah ( Lukas 24:8-11) untuk

menjadikan mereka saksi Kristus di seluruh dunia ( KPR 1:8 ). Kota Yerusalem

dipadati oleh orang – orang penganut ajaran Yahudi yang dating dari seluruh

daerah penting pada jaman itu, kedatangan mereka adalah untuk merayakan

perayaan hari Pentakosta ( KPR 2:8-11). Bersamaan dengan itu murid – murid

29
Tuhan Yesus juga berkumpul di Yerusalem, bersehati dan berdoa bukan untuk

merayakan hari Pentakosta tetapi berhimpun yang terisolasi dari keramaian

seremonial Pentakosta, tiba – tiba turun tiupan angin yang sangat keras disusul

dengan lidah – lidah api diatas para murid – murid Tuhan maka penuhlah mereka

dengan Roh Kudus ( KPR 2:1-4 ) serta ditandai dengan berkata – kata dalam

bahasa yang baru bagi mereka. Peristiwa ini sungguh menarik perhatian semua

orang yang datang dari seluruh penjuru / tempat yang penting dijaman itu, dimana

bagi mereka hal tersebut merupakan suatu fenomena baru dan belum pernah

mereka lihat dan alami sebelumnya. Inilah gereja yang pertama kali lahir, yaitu

pada hari Pentakosta, dimana Roh Kudus dicurahkan. Dan gereja dapat bertumbuh

dengan sehat apabila “jemaat sehat’. Kesehatan jemaat sangat dipengaruhi /

ditentukan oleh situasi yang kondusif, adanya keseimbangan dalam gereja.

Apabila gereja menjadi sehat maka gereja akan bertumbuh, Paulus secara tidak

langsung menggambarkan pengertian Pertumbuhan Gereja dalam Efesus 4:15-16.

Petrus bangkit berkhotbah menjelaskan kepada semua orang bahwa apa

yang terjadi adalah suatu penggenapan akan nubuatannabi Yoel yang menandai

bahwa janji kedatangan Mesias san penyelamat dan digenapi, khotbah petrus

membuat hati banyak orang terharu dan menjadi percaya kepada Tuhan Yesus.

Jumlah orang yang bertobat saat itu 3.000 orang, dilain pihak hal ini juga

merupakan suatu penggenapan nubuat Tuhan Yesus terhadap Petrus bahwa di atas

batu karang ini ( petra ) Aku akan mendirikan jemaat-Ku ( Ekklesia )…”

( Matius 16:18 )

30
Dengan diawali pencurahan darah Tuhan Yesus diatas kayu salib dan

pencurahan Roh Kudus, Gereja lahir. Ada banyak istilah yang dipakai untuk

menggambarkan tentang gereja dalam hubungan dengan adminstrasi antara lain:

1. Istilah – istilah tentang gereja.

Ada banyak istilah yang dikenakan kepada gereja, tetapi dalam

hubungan dengan administrasi gereja ada dua istilah yang sangat berkaitan

erat yaitu:

- Gereja sebagai Tubuh Kristus.

Alkitab berbicara bahwa gereja sebagai tubuh Kristus, ini untuk

menggambarkan hubungan yang hidup antara orang – orang percaya dengan

Kristus. Kepala dari tubuh ialah Kristus dan orang – orang yang percaya

kepada-Nya adalah tubuh-Nya.( I Kor 12:27, Efesus 1:22-23, Kol 1:18 ).

Dimetamorfosiskan sebagai tubuh karena gereja merupakan susunan bagian-

bagian yang tidak sama tetapi menerima karunia dan pelayanan dari satu

sumber ( Yesus sebagai kepala ) dimana kesemuanya itu adalah sama –

sama pentingnya guna kelanjutan pekerjaan Allah ( Roma 12:4-8, I Kor

10:16-17, 12: 12-27, Ef 4:15-16 ), tubuh Kristus merupakan penyataan fisik

Kristus yang sorgawi dalam dunia untuk melakukan aktivitas penyelamatan

bagi orang – orang yang belum percaya.

Keanekaragaman dalam susunan gereja Tuhan disebabkan gereja tidak

terdiri dari satu suku atau ras saja melainkan atas berbagai macam latar

belakang budaya, social yang berbeda. Kemajemukan gereja memberikan

31
keuntungan tersendiri bagi gereja dalam menjalankan pekerjaan Allah,

seperti yang diterangkan oleh DR. Makmur Halim sebagai berikut :

“ Kemajemukan yang bersatu pararel dengan Tubuh Kristus yang


organ – organnya memiliki keunikan masing – masing dan yang
berbeda fungsi untuk memperluas kerajaan Allah dalam dunia yang
majemuk pula. Faktor kemajemukan Tubuh Kristus dalam
fungsinya ini memberi suatu peluang bagi gereja untuk
berpartisipasi dalam kemajemukan masyarakat yang senantiasa
mengalami perubahan social, politik dan ekonomi. Keterbukaan
terhadap kemajemukan dan wadah yang majemuk membuat gereja
atau Tubuh Kristus tidak akan menjadi asing di tengah – tengah
kemajemukan masyarakat namun fungsi dalam Tubuh Kritus dapat
berjalan bersama – sama dengan segala perubahan dunia dan
menghadapi tantangan – tantangan”.23

Jadi istilah Tubuh Kristus secara implicit menyatakan kemajemukan,

persatuan dan kemampuan gereja untuk berkontekstualisasi dengan keadaan

serta kebutuhan manusia yang berubah – ubah tanpa ikut mengalami

perubahan didalam keberadaannya sebagai gereja Tuhan, kemajemukan

gereja membuat gereja lebih mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat

yang majemuk pula.

- Gereja Sebagai Bait Allah

Kata Yunani yang dipakai untuk menerangkan kata “Bait Allah” ialah

“Naos” (s), pengertian kata ini menunjukkan tempat maha kudus dari

Tabernakel. Suatu tempat dimana Shekinah turun untuk menandakan

kehadiran dari Allah yang Maha Kuasa. Allah dalam hakekatNya sebagai

Allah Omnipressent bisa hadir dimana saja di waktu yang sama, tetapi

dalam arti khusus Allah hanya tinggal dan berada diantara umatNya ( Kel

23
Makmur Halim, Gereja Ditengah-tengah Perubahan Dunia, Gandum Mas,
(Malang 2000) Hlm 67-68

32
25:8, I Raja – Raja 8:27 ). Bait Allah sering juga disinonimkan dengan

istilah “ Rumah Tuhan” atau “Rumah Roh Kudus” ( Kel 3:16-17, II Kor

6:14;7:1, Efesus 2:11-12, 1 Petrus 2:4-10 ) dengan bait Allah

menggambarkan kehadiran Allah di suatu tempat. I Korintus 6:9

menganggap tubuh masing – masing orang percaya sebagai rumah Allah

( secara pribadi ) sedangkan 1 Korintus 3:16 berbicara tentang kehadiran

Allah dalam suatu perhimpunan gereja local. Paulus juga memperluas

pengertian bait Allah dalam Efesus 2:20 meluputi semua orang percaya di

segala jaman.

Masih banyak istilah yang digunakan dalam perjanjian Baru untuk

menggambarkan tentang gereja, seperti “Pengantin Perempuan Kristus”,

Keluarga Allah ( I Tim 3:15, Efesus 2:19 ), “ Bala Tentara Allah” ( Efesus

6:10-17 ), “ Persekutuan “ ( II Korintus 13:13, Yoh 1:3 ).

2. Pengertian Pertumbuhan Gereja.

Donald Mc Gavran adalah pelopor gerakan pertumbuhan gereja, yang ia

mulai semenjak 1936. Ia adalah seornag utusan Injil yang melayani pekerjaan

Tuhan di negara India, pada awal – awal usahanya ini ia menggunakan istilah

penginjilan atau missi. Lalu menggantinya dengan istilah “ Churc Growth” artinya

pertumbuhan gereja.24

Kata “Pertumbuhan Gereja” berasal dari dua kata umum yang disatukan

yakni kata “ Pertumbuhan” dan “Gereja”. Pengertian dari “Pertumbuhan” ialah”

Keadaan Tumbuh, Perkembangan Kemajuan”25 Metamorfosis yang dipakai untuk


24
C. Peter Wagner, Gereja Saudara Dapat Bertumbuh, Gandum Mas ,
( Malang 1997 ), Hlm 11
25
W.J.S Poerwadarminta, Op cit, Hlm 1099

33
“gereja” seperti Tubuh Kristus ( I Kor 12:12 ), pohon ( Yoh 15:16 ), menyatakan

ketegasan Allah bahwa gereja harus bertumbuh. Proses mutlak dari suatu

pertumbuhan dimulai dari kecil, menjadi sedang, besar dan sempurna, bagi gereja

ini harus terjadi secara gereja universal, local maupun personal. Seberapa besar

pertumbuhan yang dialami suatu gereja menunjukan besarnya respon dan usaha

positif gereja dalam menjawab panggilan gereja.

Roh Kudus membuat gereja tumbuh dan segala sesuatu yang hidup secara

alami pasti bertumbuh, hal utama yang menyebabkan tidak hanya pertumbuhan

adalah situasi yang tidak sehat atau adanya suatu penyakit. Pertumbuhan gereja

adalah segala usaha gereja untuk membawa jiwa – jiwa ke dalam persekutuan

dengan Tubuh Kristus. Persekutuan dengan Tubuh Kristus dapat terhambat bila

dalam tubuh terdapat suatu penyakit atau situasi yang tidak sehat, Alkitab

mengajarkan bahwa gereja dapat disembuhkan dari segala jenis penyakit apakah

itu penyakit jasmani maupun rohani. Penyakit dalam gereja termasuk jenis

penyakit yang bisa disembuhkan, karena Allah sudah menyiapkan jalan keluar

bagi setiap persoalan yang akan diijinkan Tuhan untuk gereja alami. Pertumbuhan

gereja adalah kehendak Allah bagi gereja, sebagaimana yang tertulis dalam Injil

Matius 28:19-20 bahwa gereja harus”… pergilah, jadikanlah semua bangsa

muridKu…ajarlah mereka…” berarti dalam pertumbuhan gereja ada dua tujuan

yang hendak dijangkau oleh Allah Bapa yaitu pertambahan bilangan jiwa – jiwa

petobat baru dan pertambahan kemajuan kedewasaan dari petobat – petobat baru (

ajarlah mereka ), hal in sesuai dengan definisi tentang pertumbuhan gereja yang

dirimuskan oleh seorang theology dibidang “Church Growth” yaitu C. Peter

34
Wagner. Berdasarkan Firman Allah ia mendefinisikan sebagai berikut :

“Pertumbuhan gereja adalah segala sesuatu yang mencakup soal membawa orang

– orang yang tidak memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Krsitus ke dalam

persekutuan dengan Dia dan membawa mereka menjadi anggota gereja yang

bertanggungjawab”.26

Jadi pertumbuhan gereja adalah proses pertambahan orang – orang yang

datang kepada Tuhan Yesus dan pergerakan menuju hubungan yang dewasa serta

sempurna dalam persekutuan dengan Tuhan Yesus Kristus, berarti ada dua segi di

dalam pertumbuhan gereja yaitu segi kualitas. Bertambahnya bilangan jiwa – jiwa

yang menerima keselamatan berbicara tentang segi kuantitas sedangkan

peningkatan hubungan menuju kedewasaan sampai sempurna berbicara dari segi

kualitas.

a. Pertumbuhan Gereja Secara Kuantitas

Melalui manifestasi dinamika Roh Kudus yang dicurahkan keatas

seratus dua puluh murid di Yerusalem, jumlah orang – orang percaya

bertambah – tambah dengan luar biasa. Hanya dalam jangka waktu satu hari

saja terjadi ekspansi bear – besaran kedalam perhimpunan gereja yang

semula terdiri dari 120 orang kini mendapat tambahan 3000 orang lagi.

Kemajuan pertambahan bilangan jiwa – jiwa terus bergerak maju dengan

pesat sekali. Hal ini bisa dilihat dari kekuatiran para pejabat dan pemerintah

dijaman itu yang bertindak otoriter dengan memenjarakan rasul – rasul

seperti rasul Petrus dan Yohanes. Maksud pemenjaraan itu agar supaya laju

pertumbuhan yang dialami oleh gereja mula – mula ini dapat diperlambat,
26
C. Peter Wagner, Op cit, Hlm 9

35
bahkan kalau berhasil diharapkan bisa mematikan pertumbuhan gereja.

Diluar dugaan mereka ternyata gereja justru terus bertumbuh dengan luar

biasa, KPR 4:4 mencatat pertambahan 3000 jiwa lagi sehingga bertambah

menjadi kurang lebih 5.000 orang. Ditengah – tengah pergerakkan

pertumbuhan ini gereja sampai pada keadaan dimana mustahil untuk dapat

mengadakan perhitungan dengan tepat terhadap orang – orang percaya,

sampai pada masa penganiayaan gereja jumlah jemaat diperkirakan sudah

mencapai 25.000 jiwa. Ini belum ditambah dengan jemaat – jemaat yang

terbentuk dan yang ada di luar Yerusalem dalam perjalanan para rasul untuk

memberitakan injil.

Pertumbuhan tentang domba yang hilang, merupakan symbol

kepedulian Yesus terhadap jiwa – jiwa yang ditilik dari segi kuantitas.

Karena apalah artinya kehilangan satu ekor domba bila dibandingkan

dengan 99 ekor domba yang lain, walaupun alasan utamanya karena kasih

tetapi hal ini bersinggungan langsung dengan masalah kuantitas. Kemudian

dalam pengutusan para murid, Tuhan Yesus sangat memperhatikan segi

jumlahnya ( 70 murid yang diutus berdua – dua ). Dan kalau dilihat pada

gereja mula – mula yang Allah kerjakan lewat dinamik Roh Kudus adalah

menambahkan jumlah orang percaya, karena gereja merupakan suatu

komunitas atau juga suatu perhimpunan maka perhimpunan ini harus

ditopang dengan penambahan kuantitas sebagai tanda hidupnya

perhimpunan itu. Jadi pertumbuhan gereja secara kuantitas menunjukkan

ada tidaknya kehidupan didalam perhimpunan orang – orang percaya, gereja

36
adalah tubuh sorgawi yang hidup. Roh Kuduslah yang menghidupkan

gereja, semakin leluasa dan bebas Roh Kudus mengendalikan gereja maka

semakin besar pula pertambahan jiwa – jiwa dalam gereja, pertambahan ini

tidak lepas juga dari pertumbuhan gereja dari segi kualitas orang – orang

percaya.

b. Pertumbuhan gereja secara kualitas.

Agama dan kepercayaan apapun didunia ini, pasti memiliki ciri khas,

warna serta daya tarik tersendiri. Sebagai identitas dan pengaktulisasian

gereja tentang keberadaannya, pertumbuhan gereja secara kualitas

merupakan satu daya tarik yang sangat kuat dari gereja untuk menuntun

orang untuk dating mengenal atau diperkenalkan dengan Kristus.Kualitas

bagi gereja berbicara tentang nilai – nilai sorgawi yang nampak dominan

sebagai akibat dari pekerjaan Roh Kudus dalam persekutuan dengan Kristus

dan nyata dalam hidup, sifat, serta ketaatan pada perintah Kristus.27

Kualitas orang percaya sangat penting dalam mendukung

pertumbuhan gereja. Orang – orang dunia akan melihat dan tertarik dengan

iman kristen apabila orang percaya hidup dengan kualitas iman yang besar,

karena hanya dengan kualitas iman yang besar bisa terjadi perubahan hidup,

tingkah laku pola piker yang berbeda serta menuju kearah perkembangan

diri menjadi lebih baik. Jemaat gereja mula – mula bertekun dalam

pengajaran para rasul (KPR 2:42) sehingga membuat mereka semakin

disukai semua orang (KPR 2:47 ), Rasul Paulus juga berbicara mengenai

27
Peter Wongso, Tugas Gereja dan Misi Masa Kini, BPK Gunung Mulia,
( Jakarta 1981), Hlm 91.

37
peranan kualitas iman gereja dalam pertanggung jawaban pelayanannya di

Surat II Korintus 3:2-3, sebagai berikut :“Kamu adalah surat pujian kami

yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh

semua orang. Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang

ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh

dari Allah yang hidup, bukan pada loh – loh batu, melainkan pada loh – loh

daging, yaitu didalam hati manusia”.

Jadi pertumbuhan gereja secara kualitas merupakan

pertanggungjawaban gereja Tuhan akan kebenaran – kebenaran yang

diajarkan didalam kekristenan itu sendiri.

Penjelasan tentang perkembanga gereja secara kuantitas maupun

secara kualitas, membuktikan bahwa kedua aspek ini tidak dapat dipisahkan

sebab kedua – duanya sangat erat sekali hubungannya. Rick Warren

menggambarkan hubungan kedua aspek ini sebagai berikut “ Kualitas

menunjuk pada jenis murid – murid yang dihasilkan oleh suatu gereja”. 28

Jadi kuantitas adalah pekerjaan Roh Kudus yang sasarannya kedalam

sedangkan kualitas sasarannya diarahkan keluar kepada orang – orang

belum percaya sabagai suatu kesaksian nyata akan kebenaran yang gereja

imani, dan semuanya itu berlangsung didalam satu wadah yang sama yaitu

gereja dalam dimensi organisme. Dalam pertumbuhan gereja harus juga

diperhatikan beberapa aspek penting, agar tercapai hasil yang semaksimal

mungkin.

28
Rick Waren, Pertumbuhan Gereja dan Misi Kini, Gandum Mas, ( Malang
2000) Hlm 57

38
3. Dasar Pertumbuhan Gereja

Diberbagai denominasi gereja masalah pertubuhan gereja adalah satu

topik persoalan yang banyak diperbincangkan dan dipelajari. Untuk bisa

mengetahui dasar – dasar pertumbuhan gereja dengan benar, maka yang

harus dipahami lebih dulu adalah apakah prinsip dari pertumbuhan gereja

itu sendiri? Apakah pertumbuhan gereja hanya sebatas perkembangan

organisasi, pergerakan naik jumlah angka – angka anggota jemaat? Prinsip

pertumbuhan gereja menurut DR. Peter Wongso adalah :

“…bukan dititikberatkan pada banyaknya jumlah anggota –


anggota jemaat, besarnya organisasi misi, banyaknya jumlah
missionary atau besarnya organisasi misi angka – angka statistik
dan lain – lain. Melainkan dititik beratkan pada pertumbuhan
rohani, supaya orang – orang yang diluar keselamatan sungguh
bertobat dan kembali kepada Tuhan, supaya semua bangsa menjadi
murid Tuhan, supaya gereja berkembang dan bertumbuh menjadi
dewasa, dapat mengabarkan Injil, dapat mendirikan lebih banyak
gereja di daerah – daerah”.29

Dengan demikian prinsip pertumbuhan gereja berbicara tentang tujuan

utama yang hendak dicapai dengan bertumbuhnya gereja yaitu kedewasaan

rohani orang percaya dan bertambahnya gereja – gereja baru sebagai akibat

dari kesaksian hidup umat Tuhan. Untuk mencapai tujuan utama ini, ada

beberapa dasar penting yang harus diperhatikan dalam pertumbuhan gereja.

a. Firman Allah

Perumpamaan mengenai orang yang bijak dan bodoh dalam

membangun rumah ( Matius 7:24-27 ), menjelaskan bahwa gereja perlu

memperhatikan dengan seksama diatas dasar apa gereja membangun. Dalam

29
Peter Wongso, Op cit, Hlm 67-68

39
membangun pertumbuhan gereja juga, harus diperhatikan diatas dasar apa

pertumbuhan gereja dibangun. Karena setiap pekerjaan yang gereja lakukan

suatu saat, cepat atau lambt akan diuji oleh Tuhan ( I Korintus 3:13 ). Bagi

pertumbuhan gereja diperlukan suatu dasar yang kuat dan kokoh, Firman

Allah adalah dasar yang teguh, kuat, kokoh dan benar bagi gereja untuk

mengalami proses pertumbuhan. Seperti kata Tuhan Yesus dalam Lukas

6:47-48, yang berbunyi sebagai berikut :“ Setiap orang yang datang

kepadaKu dan mendengarkan perkataanKu serta melakukannya-Aku akan

menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan, ia sama dengan

seorang yang mendirikan rumah: orang itu menggali dalam – dalam dan

melatakkan dasarnya diatas batu. Ketika air bah dan banjir melanda rumah

itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun”.

Perkataan Tuhan Yesus adalah Firman Allah yang hidup, dan menjadi

dasar yang harus diatasnya pertumbuhan gereja dibangun. Agar disaat

proses pertumbuhan gereja sementara berjalan gereja dapat bertahan dan

mengatasi segala persoalan yang dapat menghalagi pertumbuhan gereja

dengan baik. Rasul Paulus juga menjelaskan bahwa Yesus dan Firman

adalah suatu pokok yang sangat penting dalam iman Kristen, dan

merupakan satu kesatuan yang utuh dalam arti Yesus adalah Firman itu

sendiri serta satu – satunya dasar untuk membangun ( I Korintus 3:9-11 ).

Dibagian Alkitab yang lain sering dijumpai pernyataan bahwa Firman Allah

itu adalah pribadi Yesus Kritus sendiri ( Yoh 1:1, 1:14, Wahyu 19:13 ),

40
lebih jelas lagi hubungan antara Yesus dengan Firman Allah nyata dalam

gambaran ini :

“Alkitab adalah Firman Allah. Begitu juga Yesus adalah Firman


Allah. Jadi kedua-duanya merupakan wahyu yang mulia, otoritatif
( berwenang ) dan sempurna. Alkitab adalah Firman Allah yang
tertulis sedangkan Yesus adalah Firman Allah yang oknum
( mempunyai kepribadian. Sebelum Ia menjadi manusia, Yesus adalah
Firman yang kekal yang ada bersama Bapa. Ketika menjadi manusia,
Yesus adalah Firman Allah yang menadi manusia darah dan daging.30

Berarti Yesus Kristus adalah Firman Allah dan Firman Allah itu

adalah Alkitab. Kaum Liberal kurang sependapat kalau Alkitab disebut 100

persen Firman Allah, ada sedikit keraguan akan infallibilis dari Alkitab

dipihak mereka. Kaum Injili sangat yakin, Alkitab adalah Firman Allah.

Firman Allah adalah dasar yang teguh bagi pertumbuhan gereja mula –

mula, disaat mereka bertekun dalam Firman ( KPR 2:41-47 ) Firman Allah

makin tersebar dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah – tambah (

KPR 6:7 ). Gereja secara organisasi diawali dengan pertobatan 3.000 orang

yang mendengarkan Firman Allah, melalui khotbah Petrus pada hari

Pantekosta ( KPR 2:37 )

Jadi Firman Allah yaitu Alkitab merupakan dasar mutlak bagi

pertumbuhan gereja. Apabila pertumbuhan gereja tidak didasarkan pada

Firman Allah maka disaat badai percobaan, tantangan datang proses

pertumbuhan gereja akan mengalami kegagalan total seperti perumpamaan

Tuhan Yesus tentang membangun bangunan. Tidak ada dasar lain selain

Alkitab yang dapat membawa gereja dengan kemampuan penuh pada


30
Derek Prince, Roh Kudus Dalam Diri Anda, Yayasan Perkabaran Injil
Imanuel, ( Jakarta 2001 ) Hlm 29

41
pertumbuhan maksimal baik secara kualitas maupun kuantitas dalam

dimensi organisme atau organisasi ( I Korintus 3:11 ).

b. Roh Kudus

Seorang penolong lain yang dijanjikan Yesus kepada murid –

muridNya ( Yoh 14:16 ) menjadi kepenuhan dalam peristiwa pencurahan

Roh Kudus diloteng Yerusalem. Kata “Penolong”dipakai untuk

menerangkan arti kata “Parakletos” dari bahasa Yunani ………. Parakletos

adalah seseorang yang dapat melakukan sesuatu bagi anda yang tidak dapat

anda lakukan sendiri.31 Pertumbuhan gereja tidak dapat dilakukan dengan

kekuatan manusia sendiri, sehingga Tuhan Yesus jauh sebelumnya sudah

menubuatkan bahwa umatNya akan diperlengkapi dengan kuasa Allah yang

maha tinggi ( KPR 1;8 ) untuk menolong mereka menjadi saksi Kristus yang

efektif.

Roh Kudus adalah pemberian Allah yang menciptakan gereja didunia,

karena gereja lahir setelah pencurahan Roh Kudus. Gereja dilahirkan oleh

daya kekuatan Roh Kudus, tanpa Roh Kudus yang dicurahkan oleh Yesus

Kristus gereja tidak akan pernah ada di muka bumi ini. Gereja mula – mula

menginformasikan tentang dinamika Roh Kudus dalam pertumbuhan gereja

yang nyata dalam hal :

- Ia bersaksi dari hal Kristus yang hidup.

31
Derek Prince,Dasar Iman, Yayasan Perkabaran Injil Imanuel, ( Jakarta 1994 )
Hlm 26

42
- Ia menempelak manusia duniawi dan meyakinkan mereka tentang:

Dosa manusia (Yoh 16:11-18), Keadilan atau kebenaran Allah,

Hukuman Allah

- Ia menciptakan manusia baru.

- Ia mempersiapkan gereja menjadi pengantin Kristus

- Ia menetapkan jabatan hamba – hamba Tuhan dalam gereja

- Ia menetapkan tempat pelayanan hamba – hamba Tuhan

- Ia memberi pokok khotbah atau pemberitaan kita

- Ia mempersatukan gereja”.32

Mulai dari peristiwa Pentakosta Roh Kudus begitu aktif bekerja dalam

gereja, mengurapi para rasul dalam pengajaran mereka, melakukan mujizat-

mujizat memenuhi dan membaptis orang-orang yang baru diselamatkan.

Roh Kuduslah yang membakar semangat para murid dan umat Tuhan untuk

memberitakan Injil ditengah penganiayaan hebat yang dialami oleh gereja,

Roh Kudus adalah jiwa gereja yang hidup, sebab Roh Kudus yang menjadi “

Daya Kekuata Ilahi, “Daya Dinamis”, Daya Kreatif”, “ Daya-aktif-

Komunikatif”, “Penentu”, Kehidupan gereja.33

Roh Kudus yang dalam fungsunya sebagai oknum ketiga dari Allah

adalah realitas pribadi Ilahi dalam menentukan, menggerakkan dan

mendorong pertumbuhan gereja untuk terus berkembang menuju

kedewasaan sampai pada kesempurnaan rohani.

c. Doa
32
H. L Senduk, Kuasa Rohul Kudus, Yayasan Bethel, ( Jakarta ), Hlm 39-48
33
Aloys Budi Purnomo, Roh Kudus Jiwa Gereja yang Hidup, Kanisius,
( Yogyakarta 1998 ) Hlm 25

43
Matius 21:13 Tuhan Yesus berkata “Ada tertulis : RumahKu akan

disebut rumah doa”. Kata “rumahKu” yang digunakan Tuhan Yesus

mengaju pada pengertian gereja dalam dimensi organisme dan organisasi.

Salah satu pergerakan pertumbuhan gereja terbesar dalam decade terakhir

ini terjadi di negara Cina ( Republik Rakyat Cina ), walaupun gereja berada

ditengah himpitan penguasa komunis yang berkuasa. Gereja Tuhan di Cina

terus bertumbuh dan berkembang dengan luar biasa, ini disebabkan oleh

kedisiplinan orang kristen Cina dalam berdoa dapat dibuktikan dari bunyi

pameo yang berbunyi “sedikit berdoa, sedikit berkuasa, tidak ada doa, tidak

ada kuasa”. Dari laporan seorang peneliti tentang penyebab utama

pertumbuhan gereja Cina yang dikutip oleh C. Peter Wagner semakin

membuktikan kebenaran fakta bahwa doa merupakan penyebab dari

bertumbuhnya gereja – gereja di Cina, bunyi laporan penelitian

menyebutkan bahwa:

“ Tampaknya ciri yang menonjol dibalik pertumbuhan gereja di Cina

sekarang ini adalah keadaan doa yang penuh disiplin dari setiap orang

percaya. Orang – orang Kristen Cina berdoa kepada Tuhan dengan meminta

agar mereka diberi (1) roh yang waspada dan berdoa, (2) beban untuk

mendoakan orang – orang lain, (3) waktu dan tempat untuk berdoa, dan (4)

kata – kata yang tepat untuk berdoa. “Demikian mereka ingin menjadi

sebuah terompet yang memanggil semua orang untuk berdoa lebih banyak

lagi.”34

34
Peter Wagner, Berdoa dengan Penuh Kuasa, Nafiri Gabriel, ( Jakarta 2000),
Hlm 156

44
Orang – orang Kristen di Cina sangat menyadari pentingnya peranan

doa dalam kehidupan gereja bukan hanya untuk bertahan, tetapi merupakan

jalan keluar bagi gereja agar dapat bertumbuh ditengah – tengah gejolak

perlawanan dari pihak pemerintah Komunis.

Roh Kudus dicurahkan sebagai awal lahirnya gereja yang terjadi disaat

umat Tuhan tengah berkumpul dan berdoa bersama – sama. Lewat doa pula

Roh Kudus dating dan mengurapi para Rasul, umat Tuhan dalam

mengadakan mujizat – mujizat besar, baik menyembuhkan orang sakit

maupun membangkitkan orang mati, penglihatan – penglihatan yang

dialami para rasul selalu diawali dengan doa didalamnya. Tuhan Yesus

berdoa sebelum melakukan tugas pelayanan-Nya ( Markus 1:35, Lukas 6:12

) dan mengajarkan agar murid – muridNya tahu dan selalu berdoa ( Matius

6:5-15, 26:41)

Doa adalah praktek bukan teori, oleh karena itu gereja yang ingin

bertumbuh harus berdoa. Bukan berteori tentang doa, kalau gereja hanya

berteori saja tidak akan ada perubahan dalam pertumbuhan tidak ada hasil

atau percuma saja. Kedisiplinan dan totalitas gereja dalam berdoa sanggup

untuk membuka pintu kearah suatu bangunan rohani, dimana gereja benar –

benar dapat bertumbuh dan bertambah dalam kualitas serta kuantitas. Doa

begitu vital bagi gereja Tuhan, sehingga doa diidentikkan seperti napas bagi

seorang manusia.

4. Aspek – aspek Pertumbuhan Gereja.

45
Wadah dimana dasar – dasar dari pertumbuhan gereja diaktualisasikan

untuk mencapai suatu pertumbuhan harus diketahui dan dipahami oleh

gereja. Maksudnya aspek apa saja yang harus dijalankan dengan baik dalam

aktivitas kinerja gereja. Aspek – aspek ini harus bisa dan dapat digarap

dengan maksimal karena berhubungan langsung dengan dinamika

pertumbuhan gereja itu sendiri. Beberapa aspek penting dalam gereja yang

harus diperhatikan yaitu :

a. Aspek Pelayanan Pastoral ( Penggembalaan )

Pelayanan utama dalam gereja berorientasi pada aktivitas

penggembalaan, dan penggembalaan merupakan bagian dari theologia

pratika dalam gereja. Apakah sebenarnya penggembalaan itu?

Penggembalaan adalah :

- Mencari dan mengunjungi anggota jemaat satu persatu.

- Mengabarkan Firman Allah kepada jemaat ditengah situasi hidup

mereka pribadi.

- Melayani jemaat sama seperti bila Yesus melayani mereka.

- Supaya mereka lebih menyadari iman mereka dan dapat mewujudkan

iman itu dalam hidupnya sehari-hari.

Betapa luasnya ruang lingkup pelayanan penggembalaan ini dan

betapa besarnya pengaruh yang bisa ditimbulkan bidang pelayanan ini

terhadap berhasil tidaknya suatu proses pertumbuhan dalam gereja. Maka

perlu untuk dijelaskan lebih perinci lagi mengenai hal – hal yang termasuk

46
dalam bidang pelayanan pastoral, serta dampaknya secara langsung bagi

gereja. Hal – hal yang dimaksudkan itu antara lain :

- Pemuridan

Tuhan Yesus memerintahkan agar kita menjadi semua bangsa

muridNya ( Matius 28:19-20 ) perintah ini mungkin dapat diabaikan

tetapi tidak dapat dihindari. Selama pelayanan Tuhan Yesus yang

singkat dimuka bumi ini, Tuhan Yesus melatih para muridNya untuk

melanjutkan tugasNya dalam memberitakan berita pembebasan,

keselamatan dan sukacita keseluruh dunia. Murid – murid Tuhan yang

sudah dilatih juga melatih orang – orang lain, dan memberitakan injil

sehingga sampai pada masa sekarang kabar sukacita tetap disiarkan.

Pemuridan adalah suatu alat untuk memperlengkapi secara pribadi

orang percaya tentang Firman Allah, untuk tetap tinggal dalam Firman

Allah dan sebagai alat bagi orang murid untuk memuridkan orang lain

juga. Pemuridan sangat vital bagi pertumbuhan gereja karena tenaga –

tenaga penginjilan dihasilkan lewat proses pemuridan. Gereja yang

tidak menginjilkan adalah gereja yang anggota jemaatnya tidak

dimuridkan dengan baik dan benar. Melalui pemuridan Tuhan Yesus

melipat gandakan murid – muridNya, sehingga kabar baik semakin

tersiarkan lewat perkabaran mereka yang dimuridkan. Pola ini juga

terjadi dalam praktek kehidupan gereja mula – mula dimana para

murid memuridkan orang – orang yang baru percaya didalam setiap

persekutuan mereka.

47
Pemuridan berbicara tentang seorang murid, seorang murid

adalah orang yang dalam segala bidang kehidupannya mencari

kebenaran dengan konsekuen.35 Tujuan pemuridan menuat seseorang

benar – benar memahami bahwa Alkitab adalah kebenaran. Untuk

mencapai tujuan pemuridan dantiga hal yang harus ada dalam

pemuridan yaitu : 1) Personal (pribadi)-Meletakkan dasar-dasar

kekristenan dalam mengatasi masalah. 2) Progress (Kemajuan)-

Mengevaluasi pengetahuan tentang dasar-dasar kekristenan yang

sudah diajarkan melalui tugas – tugas pemahaman Alkitab, bersaat

teduh dan menghafal ayat Alkitab. 3) Principles ( Prinsip)-

Mengajarkan prinsip-prinsip pemuridan agar murid bisa memuridkan

orang lain.36

Seorang yang baru menjadi anggota tubuh Kristus harus ajari

bagaimana mempelajari Firman Allah, untuk mengatasi tekanan hidup

yang akan dialami baru setelah itu dipersiapkan dalam bekerjasama

dengan orang lain dibidang penginjilan. Pemberitaan injil bisa

berjalan dengan efektif karena umat Tuhan, dimuridkan dengan baik

dan benar oleh para Rasul di gereja mula – mula karena mereka tahu

pemuridan memperbesar pertumbuhan kuantitatif gereja.

- Perkunjungan

35
Walter A. Henrichsen, Cara Melatih Murid Kristus, Yayasan Kalam Kudus,
( Bandung 1994 ), Hlm 32-33
36
Roy Robertson, Pemuridan dengan Prinsip Timotius, Yayasan Andi
( Yoyakarta 1999) Hlm 85-86

48
Membesuk anggota jemaat adalah pekerjaan pengembalaan

dengan gembala. Orang yang mau hidup sebagai pengikut Kristus

dalam praktek kehidupan sehari – hari, memerlukan bimbingan,

nasehat dan perhatian dari gembala. Kewajiban seorang gembala

adalah melindungi domba – domba terhadap bahaya yang datang dari

luar maupun dalam yang secara langsung mengancam iman domba –

domba. Perkunjungan dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu:

- Perkunjungan Umum, Bersifat kontinyu, dilakukan berdasarkan

jadwal

- Perkunjungan Khusus, Dilakukan secara mendadak diluar

jadwal, biasanya bersifat insenditil. Misalnya kematian.37

Tujuan diadakannya perkunjungan agar gembala mengetahui

keadaan jemaat, dan sebagai bukti bahwa gembala benar – benar

memperhatikan jemaat dengan sungguh – sungguh.

- Konseling

Kempat injil mencatat bahwa Tuhan Yesus melakukan

percakapan secara perseorangan, misalnya kepada Yakobus dan

Yohanes ( Matius 4:21-22 ), Petrus dan Andreas ( Matius 4 : 18-20,

Yoh 1:35-42 ), Filipus ( Yoh 1:43 ), Natanaeal ( Yoh 1:44-51 ),

Matius ( Markus 2:13-17 ). Semua mereka mengenal Tuhan dan

menjadi murid Tuhan melalui percakapan dengan Tuhan Yesus, para

rasul juga memberikan teladan yang sama misalnya Andreas

37
Nehemia Mimery, Rahasia Tentang Penggembalaan Jemaat, Minery Press,
( Bandung ) Hlm 124

49
memperkenalkan Tuhan melalui percakapan dengan Tuhan Yesus,

para rasul juga memberikan teladan yang sama misalnya Andreas

memperkenalkan Tuhan Yesus kepada Petrus ( Yoh 1:40-42), Filipus

menyampaikan kebenaran tentang Tuhan Yesus kepada sida – sida

Etiopia ( KPR 8:26-40 )

Konseling secara sederhana dapat dikatakan proses percakapan

dua orang untuk mendapatkan solusi dari persoalan, yang sementara

dihadapi. Kehidupan tubuh Kristus yang efektif sudah pasti akan

disertai dengan berbagai – bagai masalah, dimana kalau tidak

diselesaikan akan mengganggu jalannya pertumbuhan gereja. Setiap

orang Kristen dipanggil kedalam pelayanan untuk menolong dan

mendorong orang lain, berdasarkan kebenaran Firman Allah. Inilah

yang dinamakan dengan konseling Kristen, Magdalena Tomatala Ph.D

menguraikan pengertian konseling Kristen sebagai berikut :“ Sebagai

suatu proses pembimbingan yang dinamis dalam tuntutan Roh Kudus

untuk menyampaikan nasehat, petunjuk, peringatan, teguran,

dorongan dan ajaran dari perspektif Kristen ( Alkitab ), yang

didalamnya terdapat upaya menyampaikan pertimbangan yang

memberikan kemampuan kepada konseling untuk membuat

keputusan ( sendiri ) yang bijaksana yang membawa pemulihan,

perubahan, peneguhan serta pertumbuhan rohani”.38

38
Magdalena Tomatala, Pengantar Konseling Terapi Untuk Pemulihan, YT
Leadership Foundation, ( Jakarta 2000 ), Hlm 4-5

50
Jadi konseling Kristen memberikan gagasan yang dapat

dimengerti dan dilakukan untuk menyelesaikan persoalan dan juga

memampukannya untuk menolong orang lain mengatasi masalah –

masalah mereka. Tujuan agar setiap anggota tubuh Kristus yang hidup

akan lebih peka, terhadap diri sendiri dan orang lain serta bisa

mengembangkan suatu pelayanan yang efektif dalam pertumbuhan

gereja. Yesaya 9:6 menjelaskan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah

seorang konselor yang teragung dan ajaib, serta namaNya disebut

orang “ Wonderful Counselor”.

b. Pelayanan Kategorial ( khusus )

Variasi dalam acara ibadah sangat perlu diadakan untuk mencegah

terjadinya kejenuhan atau kebiasaan yang akan menjebak umat Tuhan

kedalam rutinitas agamawi, sehingga ibadah yang dilkakukan berlangsung

tanpa membawa manfaat terhadap umat Tuhan. Pelayanan kategorial adalah

pelayanan yang dilaksanakan dengan melibatkan umat Tuhan yang memiliki

kesamaan ciri dalam bidang – bidang tertentu, seperti kewanitaan dan lain –

lain. Secara rinci pelayanan kategorial ini, meliputi pelayanan dibidang

seperti :

- Pelayanan anak – anak dan tunas remaja

- Pelayanan remaja

- Pelayanan pemuda / pemudi

- Pelayanan kaum bapa

- Pelayanan kaum Ibu.

51
Maksud pembentukan bidang – bidang pelanan seperti ini ialah agar

warga gereja berperan serta dalam pelayanan dan kesaksian gereja. 39

Dengan demikian semua anggota jemaat gereja mulai dari anak – anak

sampai orang tua terlibat dari terfasilitasi peran aktifnya dalam pelayanan

dan kesaksian gereja keluar.

c. Penginjilan

Pemberitaan Injil merupakan organ utama dalam pertumbuhan gereja,

dimana tugas utamanya membawa petobat – petobat baru kedalam tubuh

Kristus. Kesehatan dan pertumbuhan sangat erat hubungannya tanda dari

adanya gereja yang bertambah dengan petobat – petobat baru bukan

perpindahan petobat – petobat baru. Penginjilan adalah satu – satunya cara

merealisasikan amanat agung Tuhan Yesus dalam membawa jiwa – jiwa

baru masuk menjadi anggota tubuh Kristus, melalui pemberitaan Injil orang-

orang dibawa kepada suatu penyerahan diri dan komitmen satu sama lain

dalam tubuh Kristus. Dimana Yesus sebagai kepala dari tubuh.40

Pekerjaan pemebritaan Injil merupakan tugas tanggung jawab serta

panggilan gereja, yang tidak hanya terbatas pada para pemimpin rohani saja

tetapi harus dilakukan setiap orang percaya dan mengaku Yesus Kristus

sebaga Tuhan dan Juruselamatnya. Penginjilan dapat dilakukan dengan

media apapun juga dan ditujukan kepada anak – anak, remaja, pemuda,

bapak – bapak atau ibu – ibu. Sasaran penginjilan disesuaikan dengan

39
O.E. CH. Wuwungan , Pembinaan Warga Gereja, BPK Gunung Mulia,
( Jakarta 1997 ), Hlm 131
40
C. Peter Wagner, Manfaat Karunia untuk Pertumbuhan Gereja, Gandum
Mas, ( Malang 2000 ) Hlm 181

52
panggilan, karuni khusus diberikan Tuhan melalui Roh Kudus kepada

masing – masing pribadi atau denominasi. Dalam menentukan sasaran yang

hendak ditujukan pemberitaan injil tidak hanya dibatasi pada pembagian

dalam perbedaan usia saja melainkan dapat didasarkan atas persamaan

profesi pekerjaan, wilayah atau daerah dan lain – lain, yang kesemuanya

haruslah berdasarkan pimpinan Tuhan. Semakin banyak jumlah murid

dimuridkan dan dimobilisasikan semakin tersebar Firman Allah ( KPR 6:7 )

berarti setiap orang yang baru percaya langsung dimobilisasikan untuk

terlibat dalam pekerjaan pemberitaan injil apakah penginjilan terhadap

perseorangan atau secara masal baik melalui media masa, eletronika

maupun literature. Para pemimpin rohani harus mampu memuridkan para

petobat – petobat baru untuk menjadi suatu tenaga sukarela yang efektif

dalam usaha memobilisasi semua sumber daya gereja untuk mencapai

pertumbuhan gereja dengan baik.

d. Pendidikan Kristen

Tuntutan akan kepemimpinan Kristen yang bukan untuk menguasai

tetapi melayani, menyadarkan gereja akan pentingnya peranan pendidikan

dalam kehidupan gereja Tuhan. Pendidikan Kristen yang dimaksudkan

adalah suatu proses pendidikan berdasarkan pedoman – pedoman Alkitab

( Kolose 1:27, KPR 14:23, Titus 1:5,9, Markus 10:42-45, Efesus 4:11-12 )

ada tiga jenis pendidikan dalam kekristenan yaitu :

- Pendidikan Kristen Umum, Ini berbicara tentang peran serta

gereja dalam memajukan pendidikan dalam masyarakat luas,

53
tetapi masih tetap dalam nuansa kekristenan dan dapat berupa

sebagai sarana diakonia gereja serta alat penginjilan gereja bagi

masyarakat umum. Seperti Play Group Kristen, TK Kristen, SD

Kristen dan lain – lain.

- Pendidikan Kristen Khusus, Sasarannya ialah untuk mendidik

orang – orang yang akan menjadi pemimpin – pemimpin gereja

local, seperti sekolah Alkitab, sekolah tinggi theologia dan lain-

lain.

- Pendidikan Kristen Lokal, Proses pendidikan yang berlangsung

dalam bidang – bidang pelayanan kategorial, seperti sekolah

minggu, ibadah pemuda dan lain-lain.

Perjanjian Lama menekankan pendidikan tentang Allah melalui

kepala keluarga, imam, Hakim – hakim dan nabi – nabi agar diajarkan

kepada anak – anak maupun umat Israel. Tujuannya agar supaya umat Israel

kembali dan selalu ingat akan sumber keselamatan mereka, yaitu Allah.

Dalam Perjanjian Baru Tuhan Yesus disebut sebagai Guru Yang Agung,

kata “Rabi” menyatakan betapa Ia disegani dan dikagumi oleh orang

sebangsaNya sebagai seorang pengajar yang mahir dalam segala soal ilmu

Ketuhanan. “Sebab Ia mengajarkan mereka sebagai orang yang berkuasa,

tidak seperti ahli – ahli Taurat mereka” ( Matius 7:29 ). Peranan pendidikan

dalam gereja dikisah para rasul sangat berguna, Apolos memberitakan

tentang Tuhan Yesus dengan sangat teliti dan baik sehingga banyak orang

yang semakin percaya dan dikuatkan imannya ( KPR 18:24-28 ).

54
Pendidikan dalam gereja berguna dalam mempersiapkan orang untuk

masuk kedalam persekutuan jemaat Kristus dan setelah diterima dalam

jemaat. Mereka dididik terus supaya semakin terakar dalam pengetahuan

dan pengenalan akan Yesus, kepala gereja. Selain itu gereja yang bertumbuh

dapat diukur dari system pendidikan yang berlakudidalamnya, karena

pendidikan Kristen akan turut memperbentuk karakter dan kemampuan

pepmimpin gereja dikemudian hari.

e. Kepemimpinan

Dalam KPR 6:1-7 dapat dilihat bahwa disaat gereja bertumbuh dengan

pesat (“Para murid mengalami peningkatan dalam segi jumlah”) maka

berbagai masalah administrasi timbul. Untuk mengatasi persoalan tersebut

para rasul mengambil jalan keluar mengangkat pemimpin – pemimpin

rohani, kepemimpinan menjadi satu masalah yang hampir menghalangi

proses kemajuan gereja mula – mula. Tetapi hal ini bisa disadari dengan

cepat oleh para rasul sehingga dapat diselesaikan sedini mungkin,

kepemimpinan banyak menolong gereja dalam menyelesaikan sedini

mungkin, kepemimpinan banyak menolong gereja dalam menyelesaikan

tantangan yang mengancam kelangsungan kehidupan gereja mula – mula.

Kepemimpinan kristen ialah “ Seni memadukan gagasan, orang,

uang/benda, waktu dan iman dalam melaksanakan suatu tugas total untuk

mencapai sasaran ( tujuan ) yang telah ditetapkan sebelum”.41

41
Y.Tomatala, Penatalayanan Gereja yang Efektif Didunia Modern, Gandum
Mas, ( Malang 2001) Hlm 51

55
Jadi kepemimpian berhubungan dengan pekerjaan dari pemimpin

orang – orang yang dipimpinnya. Musa, Yosua, Daud dan juga Paulus

merupakan sebagian tokoh Alkitab yang memberikan teladan tentang

kepemimpinan bagi gereja Tuhan. Tuhan Yesus memberikan batasan

kepemimpinan rohani dalam gereja dengan sangat jelas, di Injil Matius

20:25-28 sebagai berikut :

“ Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa

pemerintah – pemerintah bangsa – bangsa memerintah rakyatnya dengan

tangan besi dan pembesar – pembesar menjalankan kuasanya dengan keras

atas mereka. Tidaklah demikian diantara kamu. Barang siapa yang ingin

menjadi besar diantar kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barang

siapa yang ingin menjadi terkemuka diantara kamu, hendaklah ia menjadi

hambahmu; sama seperti anak manusia dating bukan untuk dilayani,

melainkan untuk melayani dan memberikan nyawaNya menjadi tebusan

bagi orang banyak”.

Dengan demikian Tuhan Yesus menetapkan bahwa dasar dari

kepemimpinan dalam kekristenan adalah kasih, bukan keinginan untuk

berkuasa atau yang lainnya. Kepemimpinan dalam gereja erat hubungannya

dengan gembala sidang sebagai pemimpin gereja local, agar

kepemimpinannya berkualiatas dan mampu memotivasi serta memimpin

orang – orang kearah pencapaian tujuan. Pemimpin harus disertai dengan

kehidupan rohani yang kuat dan kuasa dari Allah yaitu Roh Kudus ,

sehingga membuat kuasa kepemimpinannya semakin besar. Gereja mutlak

56
memerlukan kepemimpinan, maju mundur atau jatuh bangunnya suatu

pelayanan sangat dipengaruhi oleh kepemimpinannya. Karena

kepemimpinan gereja yang baik juga merupakan salah satu standard dari

gereja untuk dapat bertumbuh.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan keseluruhan dari prosedur dan alat yang

digunakan dalam penelitian.

57
A. DEFINISI OPERASIONAL PENELITIAN

Adalah suatu kegiatan untuk memperoleh data atau informasi yang

sangat berguna untuk mengetahui sesuatu, memecahkan persoalan dan untuk

mengembangkan suatu ilmu pengetahuan.

Metodologi penelitian adalah cara yang tersusun rapi / dengan baik

untuk mencapai tujuan (sasaran) yang tepat dan hasil yang memuaskan

dalam sebuah penelitian, dengan menggunakan unsure-unsur penting yang

diperlukan dan dibutuhkan untuk kelancaran, sehingga penelitian itu

berjalan dengan baik.

Dalam sebuah penelitian ada sesuatu yang dicari untuk memperoleh

data dan informasi yang sangat berguna demi memecahkan persoalan atau

untuk mengembangkan suatu bidang ilmu. Dimana mencari kembali sesuatu

yang dengan cermat dan teliti untuk mendapatkan fakta-fakta secara konkrit

dengan menggunakan metode.

Metode penelitian merupakan langkah awal yang sangat penting pada

penulisan skripsi, oleh karena itu agar penelitian punya tujuan yang ingin

dicapai, maka sangat perlu ditetapkan suatu konsep metode penelitian yang

baku dan sistimatis, di mana data-data dikumpulkan dan dianalisa sesuai

dengan tujuan pokok yang dikaitkan dengan permasalahan dan judul.

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif berbentuk

survey dan dokumenter. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan

58
obyek penelitian sekarang ini berdasarkan fakta-fakta yang tampak

sebagaimana adanya.. dipilihnya metode survey karena sesuai dengan

metode penelitian yang ingin dicapai yakni ; ingin mengetahui dan

mendapatkan gambaran mengenai peranan adminstrasi gereja dalam

pertumbuhan gereja.

C. INSTRUMEN PENELITIAN

Untuk mendapatkan data mengenai peranan adminstrasi gereja dalam

pertumbuhan gereja, maka penulis menggunakan penelitian pustaka yaitu

membedah buku – buku yang ada diperpustakaan sehingga dapat membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

D. TEKNIK ANALISIS DATA

Data yang terkumpul dari penelitian pustaka dan wawancara langsung,

dianalisis dengan menggunakan teknik statistic deskriptif, yaitu data yang

terkumpul hanya dideskripsikan dalam bentuk penjelasan yang konkrit.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Adminstrasi Gereja Memberi Pertumbuhan Gereja Secara Maksimal.

Dengan melihat penguraian peranan administrasi gereja terhadap

aspek – aspek pertumbuhan gereja, dimana dalam segala aspek tersebut

59
adminstrasi gereja memegang peranan besar. Dampaknya sangat jelas

dalam pelayanan pastoral : Ibadah, penginjilan, pemuridan dan

perkunjungandan konseling dapat berjalan dengan penuh keseimbangan.

Semua unsur jemaat ( pelayanan kategorial ) dapat dimobilisasikan

dengan baik. Kepemimpinan rohani menjadi lebih dinamis, efektif dan

berkualitas serta fungsi pendidikan kristen dapat dicapai dengan hasil yang

semaksimal mungkin.

Jadi adminstrasi gereja memberi pertumbuhan gereja secara

maksimal baik kualitas maupun kuantitasnya dalam dimensi gereja

organisme juga gereja dalam dimensi organisasi.

B. Pembahasan

1. Peranan Administrasi Gereja dalam Pertumbuhan Gereja

Dengan menggunakan Metode Induktif dalam penelitian tentang

Peranan Administrasi dalam Pertumbuhan Gereja, penulis melihat dampak

yang sangat positif dari penerapan administrasi dalam mencapai

pertumbuhan gereja.

Penulis meneliti keberhasilan pertumbuhan suatu gereja sangat

dipengaruhi oleh keteraturan, ketertiban dan koordinasi kerjasama yang baik

antar menfasilitasi akan adanya suatu keseimbangan. Adminstrasi

merupakan perangkat terbaik untuk mewadahi seluruh bidang – bidang

pelayanan dalam gereja dan membuatnya berjalan dengan keseimbangan

yang terjaga, kunci pertumbuhan gereja ada pada keseimbangan dari semua

60
komponen gereja. Pertumbuhan gereja adalah kenaikan yang seimbangan

dalam kuantitas, kualitas dan kompleksitas organisasi sebuah gereja local.42

Peranan administrasi dalam pertumbuhan gereja sangat besar, karena

administrasi berhubungan secara langsung dengan komponen ensensial bagi

kelangsungan hidup suatu gereja. Besarnya dampak adminitrasi bagi

pertumbuhan suatu gereja local, dapat dilihat dalam hal sebagai berikut :

a. Peranan Administrasi Gereja dalam Pelayanan Pastoral

Tuhan Yesus mengamanatkan kepada para pengikutnya untuk

menggembalakan domba – dombanya. Amanat penggembalaan atau

pastoral ini pertama – tama diberikan kepada Rasul Petrus dalam Yohanes

21:15-17 sebagai berikut :

“Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: “ Simaon


anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada
mereka ini? Jawab Petrus kepada-Nya “ Benar Tuhan, Engkau
tahu, bahwa aku mengasihi Engkau”. Kata Yesus kepadanya:
“Gembalakanlah domba – domba-Ku”. Kata Yesus pula kepadanya
untuk kedua kalinya: “Simon anak Yohanes, apakah engkau
mengasihi Aku?” Jawab Petrus kepada-Nya : “Benar Tuhan,
Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau”. Kata Yesus
kepadanya: “ Gembalakanlah domba – dombaku”. Kata Yesus
kepadanya untuk ketiga kalinya: Simon anak Yohanes, apakah
engkau mengasihi Aku? Maka sedih hati Petrus karena Yesus
berkata kepada-Nya: “Tuhan Engkau tahu segala sesuatu, Engkau
tahu bahwa aku mengasihi Engkau”. Kata Yesus kepadanya :”
Gembalakanlah domba – domba-Ku”.

Pertanyaan Tuhan Yesus akan kesediaan Petrus untuk

menggembalakan domba-dombanya sampai tiga kali, mengisyaratkan

pentingnya penggembalaan itu bagi Tuhan Yesus. Dan tugas ini bukan

42
Ron Jenson dan Jim Stevens, Dinamika Pertumbuhan Gereja, Gandum Mas,
( Malang 2000) Hlm 8

61
hanya menjadi tugas Petrus saja melainkan amanat Tuhan Yesus tentang

penggembalaan ditujukan kepada setiap orang yang menyebut dirinya

pengikut – pengikut Tuhan Yesus, ( Matius 28:19-20 ). Seorang gembala

yang baik mengenal dombanya satu persatu ( Yoh 10:1-25 ), tugas utama

dari gembala adalah memelihara dan membimbing domba – dombanya agar

selamat, tidak tersesat dan tidak kelaparan.

Penggembalaan adalah aspek pelayanan yang memiliki ruang lingkup

kegiatan yang lebih luas. Karena penggembalaan meliputi pemeliharaan

jiwa – jiwa secara terus menerus . Jadi dapat dikatakan penggembalaan

adalah aspek pelayanan gereja yang paling berkaitan erat dengan

administrasi. Penggembalaan dibagi – bagi dalam berbagai bidang pelajaran

dan setiap bidangnya senantiasa membutuhkan adminisitrasi. Untuk lebih

jelasnya peranan administrasi dalam penggembalaan dapat dilihat sebagai

berikut :

1) Memperlancar Proses Penggembalaan

Ruang lingkup pelayanan penggembalaan sangat luas kerena

penggembalaan bukan hanya terdiri atas pelayanan gembala pada

seseorang atau kepada suatu keluarga seperti pemuridan, penginjilan

pribadi, konseling atau kunjungan melainkan juga mancakup

pelayanan ibadah, dimana Firman Allah disampaikan dalam kuasa

Roh Kudus kepada seluruh jemaat, bahkan memobilasasi jemaat agar

tekun berdoa juga termasuk dalam proses penggembalaan. Pdt. H

62
Soekahar, M.Nin, Mth dalam bukunya potret pendeta, “menjelaskan

beberapa tugas penggembalaan yaitu :

“Melalui pemberian bimbingan dan pemeliharaan rohani pada


umat yang dilayaninya, akhirnya jemaat menaati Firman
Tuhan…pendeta dapat menginjili, menggembalakan,
menghibur, memberikan dorongan, membimbing, melindungi
domba – domba Kristus, mengajarkan jalan yang benar bagi
domba – domba Kristus.43

Melihat tantangan pelayanan penggembalaan yang begitu luas,

maka perlu diatur sedemikian rupa agar semua bagian – bagian

pelayan ini jangan sampai berbenturan dan bertabrakan dalam

pelaksanaannya.

2) Memperjelas Tugas dan Karunia Dalam Penatalayanan

Gereja diperlengkapi dengan berbagai karunia, ada karunia

berkata – kata dengan hikmat, pengetahuan, karunia iman,

meyembuhkan, mengadakan, bernubuat, membedakan roh dan

menafsirkan bahasa roh ( I Kor 12:7-11) yang semuanya itu

dimaksudkan untuk kemajuan dan pertumbuhan gereja itu sendiri, satu

dari sekian banyak metamorfosis gereja adalah gereja sebagai tubuh

Kristus. Sebagaimana tubuh itu banyak anggotanya dan tugas –

tugasnya yang spesifik serta hanya dapat dilakukan oleh suatu anggota

tertentu, maka demikian pula dengan gereja. Ada begitu banyak

anggota tetapi hanya satu tubuh yaitu Yesus Kristus, berarti ada

banyak tugas yang harus dijalankan dalam gereja. Agar tugas ini

berjalan atau dapat dijalankan dengan baik Allah mengarunikan kuasa

43
H. Soekahar, Potret Pendeta, Gandum Mas, ( Malang 1999), Hlm 41

63
bagi gereja Tuhan. Masing – masing gereja secara organisme

diberikan karunia untuk digunakan dalam pekerjaan pelayanan.

Tugas dan karunia yang ada dalam suatu gereja local, harus

diidentifikasi dengan baik, kemudian tugas dan karunia yang sama

dijadikan satu departemen pelayanan, dalam hal ini fungsi pengstafan

dari administrasi sangat berperan penting. Karena setelah

pembentukan departemen maka fungsi pengstafan menghaluskan kita

untuk menetapkan batasan atau wewenang. Dengan jelas dari masing-

masing departemen sehingga tidak terjadi pula kekuasaan yang

berpusat atau berorientasi pada seseorang ( single fighter ) / pendeta

sentries. Yesus Kristus merupakan pusat dari segala sebagaimana I

Kor 12:4-6, berkata : “ Ada rupa – rupa karunia tetapi satu roh. Dan

ada rupa – rupa pelayanan tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai – bagai

perbuatan ajaib, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai – bagai

perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya

dalam semua orang”.

Jadi administrasi membuat tugas dari masing – masing

departemen atau bidang pelayanan dapat diatur dengan sangat jelas

sehingga karunia – karunia yang dianugrahkan dalam gereja dapat

difungsikan dan digunakan secara optimal bagi kemajuan

pertumbuhan gereja.

3) Menghindari Kecurigaan dan Konflik Serta Penyelewengan

Jabatan.

64
Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam gereja, sering terjadi

kecurigaan antara pelayan atau bagian yang satu dan lainnya tetapi

karena dalam gereja ada banyak karunia dan bentuk pelayanan.

Dengan adanya pembagian tugas maupun wewenang berdasarkan

karunia, maka dalam proses pelaksanaan kegiatan pelayanan tidak

hanya berpusat pada “one man showed” atau “single figter” karena

ada banyak orang yang terlibat secara penuh dan bersama – sama.

Administrasi sangat membantu dalam mengatur secara sistimatis

urutan pelaksanaan dari setiap bagian – bagian pelayanan. Memilih –

milih menurut jenis pelayanan mana yang harus ditangani lebih dulu

dan yang paling penting dan kalau seandainya terjadi sesuatu diluar

dugaan, semua itu sudah diantisipasi dengan menyediakan solusi jauh

sebelum suatu masalah timbul atau setidaknya membuat gereja siap

untuk menghadapi sesuatu yang diluar perencanaan semula.

Dalam pemberian Firman Allah juga,menolong gembala untuk

menemukan Firman yang sesuai dan dibutuhkan oleh jemaat dalam

usaha jemaat mengatasi persoalan kemelut hidupnya sendiri. Firman

Allah sangat penting bagi gereja karena Firman Allah itu bermanfaat

untuk mengajari, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki

kelakuan dan untuk mendidik orang dalam dalam kebenaran ( II Tim

3:16 ). Agar Firman Allah benar – benar bermanfaat bagi jemaat.

Gembala harus juga sungguh – sungguh mengandalkan Roh Kudus.

Karena Roh Kudus bisa memberikan petunjuk akan bahan mana

65
informasi yang kemudian diperoleh misalnya lewat perkunjungan,

digunakan sebagai bahan khotbah bagi jemaat.

Kegiatan perkunjungan , konseling, pemuridan, penginjilan serta

ibadah dengan menerapkan prinsip – prinsip administrasi dapat diatur

pelaksanaannya sedemikian rupa sehingga dapat berjalan tanpa

mengalami benturan atau bertabrakan satu sama lainnya. Sehingga

gembala dapat menjalankan penggembalaannya dengan baik, teratur,

sistematis dan rapi dan tentunya hal ini akan berdampak sangat positif

bagi kelangsungan proses pertumbuhan gereja.

Sehingga segala kecurigaan dapat diminilisirkan serendah

mungkin, karena ada banyak orang yang terlibat dalam proses

pengawasan. Dan konflik yang dapat muncul sebagai akibat benturan

dan tabrakan kepentingan dari masing – masing bidang pelayanan

dapat ditekan seminimal mungkin, sebab ada pembagian tugas yang

jelas. Juga membawa setiap jemaat yang terlibat dalam pelayanan

benar – benar terfokus pada pekerjaan dan tanggung jawab sendiri.

Jadi tidak ada waktu untuk mengkritik serta mempersoalkan pekerjaan

orang lain dan administrasi juga dapat memberikan fakta serta

menjadi sumber pusat informasi bahwa suatu kecurigaan itu tidak ada.

Harus kita akui dengan rendah hati bahwa sering terjadi

penyelewengan jabatan dalam gereja, karena setiap pribadi yang

secara langsung terlibat dalam proses pelayanan adalah seorang

66
manusia, dengan demikian akan ada kesalahan yang bisa saja sebagai

salah satu bentuk penyelewengan terhadap jabatan. ( Yoh 12:6 )

Administrasi gereja diperlengkapi denga sejumlah “alat

pengontrol” yang akan membatasi setiap aktivitas dari pada pelaku

administrasi ada dan diwajibkan untuk mengadakan pengawasan oleh

seorang pengawas ( supervisor ) yang ditunjuk serta diberikan otoritis,

penuh secara berkala setiap yang terlibat dalam segala aktivitas

pelayanan dievaluasi, hasil kerja, pencapaian target, optimalisasi

tugas, ejisiensi maupun efektivitas suatu kegiatan atau pengeluaran.

Sehingga penyelewengan yang dilakukan oleh siapa saja dalam

aktivitas pelayanan gereja dapat dideteksi secara dini dan cepat serta

ditanggulangi agar tidak berlanjut dikemudian hari.

4) Mempermudah Pengevaluasian

Mengevaluasi suatu hasil kerja adalah sesuatu hal yang rumit

dan seringkali dihindari. Administrasi gereja membuat dengan jelas

sampai sejauh apa wewenang dan tugas seseorang dalam suatu

pelayanan, dengan demikian berdasarkan inilah evaluasi dapat

dilakukan terhadap tugas dari semua orang yang terlibat dalam

kegiatan pelayanan. Apakah pelayanan Firmannya sudah benar atau

sesat, kegiatan pelayanan pastoral berjalan sebagaimana mestinya atau

tidak.

Kalau sudah dievalusi secara obyektif dan sungguh – sungguh

baru setiap orang menjalankan tugas dimintai pertanggung jawabnya

67
baik secara moral maupun organisasi dihadapan jemaat juga

dihadapan Tuhan Allah.

5) Membantu Mengetahui Aspek Pelayanan yang belum Ditangani.

Disaat para rasul mendelgasikan tugas pelayanan mereka kepada

para penatua dan diaken ( KPR 7 ) nyata bagi gereja ternyata ada

begitu banyak lading pelayanan yang tidak dapat mereka jangkau

selama ini. Setelah adanya pendelegasian tugas para rasul tidak hanya

terfokus pelayanannya diYerusalem saja, melainkan dapat pergi ke

daerah – daerah lain yang belum mendengar injil Kristus

Karena adanya evaluasi, maka dapat diketahui pula aspek

pelayanan yang belum ditangani secara baik dan administrasi

membawa gereja pada suatu wawasan yang lebih luas, dalam melihat

secara obyektif bidang – bidang pelayanan pastoral yang masih

memerlukan penanganan serius atau perhatian khusus. Agar dapat

menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.

6) Mempermudah Pencapaian Program

Rapat dan evaluasi membuat kita mengetahui dengan jelas

presentase keberhasilan suatu program yang sementara dijalankan.

Didalam rapat secara periodik disampaikan hasil capaian dari suatu

program terhadap target dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan

demikian secara tidak langsung dapat dihindarkan semua hal yang

diperkirakan dapat menghalangi kebersihan pelaksanaan suatu

program untuk mencapai tujuan secara maksimal.

68
Bukan hanya sekedar mengantisipasi halangan, tetapi juga

dengan administrasi dapat ditemukan kemungkinan lain sebagai suatu

alternatif untuk lebih memudahkan suatu program yang dijalankan

dapat dengan cepat dan aman digunakan dalam mencapai suatu target.

Sebagaimana G. Reimer berkata:

“Yesus Kristus mempercayakan tugas kepada kita. Pahami dan


kajilah makna kata ini. Maknanya ialah bahwa Yesus Kristus
percaya kepada anda. Dia menganggap anda sanggup untuk
tugas ini dia berpendapat bahwa anda dapat dipercaya…kita
dapat mengatur dengan baik segala tugas yang dipercayakan
kepada kita dapat mengatur dengan baik segala tugas yang
dipercayakan kepada kita. Seharusnya ada program kerja yang
teratur.”44

Berusaha menyukseskan serta membuat suatu program

pelayanan termasuk salah satu sikap “mengatur dengan baik segala

tugas yang dipercaya kepada kita”. Allah sudah mempercayakan suatu

program yang akan mendatangkan kemuliaan bagi Marianya bahkan

lebih lagi, program yang Allah berikan kepada kita merupakan suatu

kehendak Allah. Oleh sebab itu sudah seharusnya gereja berusaha

semaksimal mungkin agar tujuan dari suatu program dapat dicapai

dengan hasil maksimal.

7) Membantu Menemukan Pula Penggembalaan yang Efektif.

Dalam menyampaikan suatu pengajaran bagi kaum muda, kaum

ibu atau kaum bapa tidak terlalu menjadi masalah, karena kemampuan

mereka sudah cukup untuk menangkap apa yang diajarkan, tetapi lain

44
G. Riemer, Penatua, Yayasan Komunikasi Bina Kasih ? OMF, ( Jakarta 1995 )
Hlm 80

69
halnya dengan anak – anak ada pokok – pokok pengajaran tertentu,

yang sangat sulit untuk mereka pahami. Dan pokok pengajaran itu.

Sebenarnya begitu penting bagi perkembangan iman percaya mereka.

Alkitab menyingkapkan bahwa Tuhan sangat memperhatikan anak –

anak ( Markus 10:13,16 ) keberadaan mereka yang masih lugu dan

polos merupakan tanah subur bagi taburan benih Firman Allah.

O.E.Ch Wuwungan , Dth mengatakan sebagai berikut :

“Mereka masih polos dan lemah sehingga tergantung pada


kemurahan dan bimbingannya. Mereka perlu diisi dengan
nasihat dan petunjuk, yang memperkokoh iman dan
memperluas pemahaman iman mereka. Nasihat dan petunjuk
bisa saja tetap sama, namun perkembangan zaman tidak
terelakan, sehingga apa yang pernah dijadikan pedoman perlu
dijabarkan sedemikian rupa untuk dapat dipahami angkatan –
angkatan yang kemudian.45

Administrasi gereja membantu menemukan metode yang paling

cocok dalam penyampaian suatu pengajaran. Hal ini dapat dilihat dari

peranan fungsi administrasi itu sendiri, untuk menetapkan suatu

metode yang cocok. Pertama kali harus direncanakan dulu metode –

metode mana yang akan digunakan, baru dilaksanakan secara bertahap

sambil diawasi kelemahan atau kekurangan dari masing – masing

metode tersebut. Kemudian di evaluasi mana metode yang paling

banyak keuntungannya dan diperbarui atau disempurnakan lagi

sehingga pengajian suatu pokok iman yang semula sulit diterima akan

45
O.E. CH Wuwungan, Pembinaan Warga Gereja, BPK Gunung Mulia,
( Jakarta 1997 ) Hlm 135

70
menjadi sederhana serta mudah dipahami bahkan lebih jauh lagi dapat

dihayati dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari – hari.

Karena semua jemaat sudah dibagi – bagi berdasarkan tingkatan

umurnya maka semua jemaat akan terlibat dalam segala bentuk

kegiatan gereja. Peranan administrasi adalah dalam hal membantu

memobilisasi semua anak – anak, remaja, pemuda dan kaum bapa atau

kaum ibu untuk terlibat penuh didalam segala kegiatan gerejawi.

Dengan administrasi dapat diketahui bidang pelayanan mana

yang belum ditangani sehingga dalam rapat akan dicarikan dan

dibuatkan program khusus agar bidang itu bisa ada kegiatan atau

aktivitasnya. Dalam buku registrasi jemaat jelas disana akan diketahui

berpa jumlah anak, remaja, pemuda atau orang tua. Ini berguna untuk

menentukan suatu jenis kegiatan untuk memobilisasi semua unsure

jemaat dari gereja local.

b. Peranan Administrasi Gereja dalam Pelayanan Kategorial

Gembala yang baik akan berupaya agar semua unsure yang ada dalam

pelayanan dapat dikelola dengan efisien, Derek J Tidball mendukung juga

pernyataan ini lewat bukunya ‘Teologi Penggembalaan” ia menuliskan :

“Gembala –gembala yang terampil akan memimpin kawanan domba –

domba mereka tidak akan puas kalau domba – domba tetap begitu – begitu

saja, atau bahkan mengelola kawanan itu secara lebih efisien mereka akan

71
berusaha agar terjadi pertambahan secara kuantitas. Mereka juga akan

mengupayakan pertumbuhan baik secara individu maupun secara kelompok,

menuju kedewasaan”. 46

Melihat pernyataan ini pertumbuhan gereja sangat ditopang oleh

pengelolaan invidu maupun kelompok didalam suatu gereja local secara

efisien, baik itu dalam hal pengajaran Firman maupun kegiatan – kegiatan

pendukungnya. Peranan administrasi membantu untuk menentukan metode

yang tepat bagi setiap kawanan atau kelompok anggota gereja agar

bertumbuh secara kualitas maupun kuantitasnya. Kelompok yang dimaksud

penulis adalah pelayanan sekolah minggu, remaja, pemuda, kaum bapa dan

kaum ibu. Pembagian ini pelayanan membuat berjalan efisien dan dapat

meningkatkan kualitas setiap umat Tuhan mulai dari kecil sampai tertua.

Karena dengan administrasi kita dapat melihat dengan jelas tantangan yang

harus dihadapi dan membuat kita untuk mengadakan kelompok.

Kemampuan dari masing – masing kelompok jelas sangat berbeda satu sama

lainnya, administrasi membantu gereja menentukan sikap yang tepat dalam

menghadapi perbedaan tersebut.

c. Peranan Administrasi Gereja dalam Penginjilan.

Penginjilan merupakan suatu tugas mulia, dimana kabar baik

diberitakan kepada semua orang yang belum mengenal keselamatan dalam

Tuhan Yesus Kristus. Gereja yang hendak menjalankan amanat agung ini

tidak cukup hanya dengan memiliki kerinduan, melainkan harus mampu

46
Derek J. Tidball, Theologi Penggembalaan, Gandum Mas, ( Malang 1998 )
Hlm 390

72
menetapkan sasaran dan tujuan guna membantu gereja tersebut menggenapi

maksudnya. Administrasi gereja membantu merumuskan sasaran maupun

tujuan yang diperlukan gereja guna menjalankan amanat agung Tuhan

Yesus, sejauh mana peranannya dalam penginjilan diuraikan sebagai

berikut: Setiap orang yang terlibat dalam aktivitas administrasi akan

terpengaruh untuk selalu menjalankan tugas dan kerjanya terpengaruh untuk

selalu menjalankan tugas dan kerjanya secara teratur serta tertib disiplin.

Hal ini sangat perlu karena dalam suatu penginjilan kita tidak boleh

mencampur adukkan orang yang belum percaya dengan orang yang sudah

menerima Tuhan Yesus sebagai juru selamat W. Stanley Health

memberikan alas annya sebagai berikut :

“Janganlah saudara sengaja mencampuri orang yang belum percaya


dengan mereka yang sudah menerima Yesus. Orang – Orang yang
percaya membutuhkan pelajaran – pelajaran Alkitab untuk peneguhan
kehidupan imannya. Mereka akan dirugikan kalau kelompok itu dipakai
untuk menjelaskan injil terhadap seribu satu macam pertanyaan orang
yang masih bingung ( Ibrani 6:1-2 ). Saudara harus terang – terangan
mengatakan bahwa bagi orang yang belum menerima Kristus, belum
waktunya masuk kedalam suatu kelompok peneguhan. Pikiran mereka
harus terlebih dahulu diperbaharui dalam Kristus …(Yoh 3:3,I Kor
2:14)47

Jadi secara tidak langsung tenaga penginjil lewat aktivitas adminstrasi

sudah mulai dibentuk sifat – sifat pelayanannya. Sehingga dimanapun ia

berada dapat menjalankan tugasnya denganefektif.

a.3.2 Membantu Menentukan Sarana Penginjilan yang Tepat.

47
W. Stanley Health, Penginjilan dan Pelayanan Pribadi, Yakin (Surabaya )
Hlm 94

73
Tuhan Yesus dalam pelayananNya selama masih berada didunia ini,

terkenal sebagai sahabat para pemungut cukai dan orang berdosa dan pastilah

orang – orang berdosa hanya dapat dicapai bila kita berhubungan dengan

mereka.48

Sarana dalam penginjilan sangat menentukan diterima atau tidaknya

berita Injil yang disampaikan. Sarana bukan hanya berbicara tentang cara –

cara saja melainkan tentang sikap kita dalam menyampaikan berita Injil

kepada orang lain.

Cara dan sikap yang akan digunakan adalah tema utma dalam suatu

perencanaan dan harus didapatkan ketetapannya. Sebelum mengadakan suatu

penginjilan ditengah berjalannya proses penginjilan lewat pengawasan dan

evaluasi dapat diubah cara dan sikap sesuai dengan kebutuhan dan pimpinan

Roh Kudus.

- Membantu Menentukan Daerah yang harus Dijangkau

Rapat menampung dan membicarakan secara bersama – sama akan

semua ide atau usul yang masuk, demikian pula dalam menentukan daerah

yang hendak dijangkau. Tentu sebelumnya harus dirumuskan bersama dulu

criteria dari suatu daerah yang memang mendesak dan sangat diperlukan Injil

diberitakan.

Berdasarkan criteria tersebut baru dibuatlah suatu keputusan bersama

dalam sebuah rapat dan disetujui bersama menjadi tujuan dari penginjilan

yang hendak dilakukan. Administrasi mewadai gereja untuk menetapkan

48
Robert L. Brandt, Mengenang Jiwa, Gandum Mas, ( Malang 2001 ) Hlm 6

74
daerah yang akan dijangkau Injil. Menjadikannya sebagai ketetapan dan

tanggung jawab bersama.

- Menghindari Penyelewengan dalam Penginjilan

Kebaktian kebangunan rohani termasuk dalam kegiatan penginjilan

akbar, dimana susunan kepanitiaannya juga tersusun baik. Untuk event – event

penginjilan akbar terkadang gampang terjadi suatu penyelewengan.

Pengoranisasian yang baik disertai pengawasan dengan penuh kejujurandan

obyektif juga diadakannya pengevaluasian dari semua tugas dalam kegiatan

penginjilan baik secara akbar maupun kecil – kecilan. Dapat dihindarkan

setidak – tidaknya bisa ditekan seminimum mungkin kebocoran dan

penyelewengan yang akan dilakukan oleh para panitia suatu program

penginjilan.

4. Peranan Adminstrasi Gereja dalam Pendidikan Kristen

Pendidikan agama dalam kekristenan bukanlah sesuatu program yang

baru, melainkan telah ada semenjak masa perjanjian lama dan baru sampai

sekarang ini. Dijaman gereja mula ada sedikit perbedaan yang terjadi dalam

proses pendidikan itu sedangkan perjanjian baru Yesus Kristus merupakan dasar

dan pusat pendidikan. Dengan demikian dilihat dari sejarah maka kristen dapat

dikatakan sebagai suatu agama yang sangat mementingkan pendidikan agama.49

a. Membantu Meningkatkan Sumber Daya Gereja

49
Hadinoto N.K Atmaja, Dialog dan Edukasi, BPK Gunung Mulia, ( Jakarta
1999)

75
DR. Paul Yonggi Cho salah satu tokoh pertumbuhan gereja dunia,

dalam bukunya “Bukan Sekedar Jumlah” berkata :”Sewaktu menjadi

anggota tubuh Kristus, dengan sendirinya ia terdaftar dalam program

pendidikan pelayanan”.50

Program pendidikan diperlukan untuk memperlengkapi kaum awam

untuk dapat melayani pekerjaan Tuhan. Bila mereka mendapatkan

pendidikan yang cukup dan pantas, maka mereka akan menjadi sumber daya

gereja yang sangat efektif. Bentuk pendidikan yang akan diberikan tetunya

harus disesuaikan, dievaluasi dulu dengan baik baru dilakukan sambil

memberikan perangsangan bagi mereka yang ikut pendidikan ini.

Sehingga mereka merasa dihargai dan pada akhirnya akan melakukan

tugas pelayanan dengan penuh semangat serta sukacita pengabdian kepada

Allah yang hidup yaitu Tuhan Yesus Kristus.

b. Membantu Menetukan Sarana dan Prasarana Bagi Pendidikan Krsiten.

Fungsi pendidikan Kristen berbeda dengan pendidikan lainnya. Hal ini

juga mengakibatkan sarana dan prasarana harus disesuaikan dan diadakan

untuk menunjang fungsi dari pendidikan kristen itu sendiri. Fungsi dari

pendidikan kristen, sebagai berikut :

50
Halim, Makmur, Gereja Ditengah – Tengah Perubahan Dunia, Gandum Mas
( Malang 2000)

76
 Sebagai alat kesaksian dan alat untuk mendemontrasikan injil

pemasyuran kerajaan Allah.

 Sebagai alat pelayanan yang terpanggil untuk berpartisipasi dalam

menigkatkan pendidikan rakyat baik secara kuantitatif maupun

secara kuantilatif.

 Sebagai alat komunikasi anatara gereja dan masyarakat, yakni

menumbuhkan pengertian tentang keberadaan sifat dan maksud

gereja dan umat kristen dalam kehidupannya ditengah – tengah

masyarakat ( MPPK. Lamp-I, 19-24 Aug’70:1)51

Jadi administrasi menfasilitasi pendidikan kristen guna mencapai

fungsinya, dengan jalan membawa pesan – pesan penginjilan dalam segala

aktivitas praktis adminstrasi misalnya : Surat menyurat merencanakan dan

melakukan kegiatan ibadah sebelum pelajaran dimulai, juga segala sarana

benar – benar adalah ditujukan untuk semaksimal mungkin membuat orang

yang belum kenal Yesus menjadi tahu, kenal kemudian menjadi percaya

pada Yesus. Keputusn akhir dari segala kebijaksanaan ini ada pada

adminstrator gereja, sebagai pemegang otoritas administrasi dalam gereja

local.

c. Mempermudah Evaluasi Terhadap Efektivitas dari Pendidikan Kristen.

Kesulitan terbesar untuk mengetahui efektif tidaknya pendidikan

kristen adalah tidak jelasnya kerangka acuan untuk melakukan evaluasi

administrasi gereja semenjak awal, sudah langsung meletakkan dasar –

51
N.k Atmadja Hadinoto, Dialog dan Edukasi, BPK Gunung Mulia, ( Jakarta
1991 ) Hlm 40

77
dasar, batasan dan tanggung jawab serta target yang hendak dicapai,

sehingga supervisor tidak mengalami kesulitan untuk mengevaluasi

efektivitas pendidikan kristen. Caranya tingal melihat prosentase pencapaian

target dari suatu program pendidikan kristen apabila ditemukan hal – hal

yang mencurigakan langsung dapat diketahui dan antisipasi dengan segera.

Jadi evaluasi dalam proses pendidikan krsiten diadakan guna memaju

keefektivan pendidikan kristen dan menghindarkan pendidikan kristen dari

kemacetan atau kegagalan.

d. Peranan Adminstrasi Gereja dalam Kepemimpinan.

Menjadi pemimpin memerlukan bakat dan kemampuan tertentu,

walaupun demikian seorang pemimpin tidak boleh langsung diberikan tugas

– tugas kepemimpinan yang mengandung resiko tinggi. Secara spiritual atau

mental ia harus dipersiapkan, supaya bila menghadapi hambatan ia sanggup

mengatasinya.

Administrasi gereja juga turut mempersiapkan mental seorang calon

pemimpin lewat tugas atau aktivitas administrasi yang dilakukannya.

Dampak dari aktivitas administrasiyang dilakukan dengan tekun oleh

seorang calon pemimpin ialah :

1 Membuat Kepemimpinan Menjadi Dinamis

Kepemimpinan yang dinamis yaitu suatu corak kepemimpinan

yang hanya mengenal istilah maju. Dia tidak pernah mengenal istilah

78
mundur dan menyerah. Dia memiliki keyakinan penuh bahwa Tuhan pasti

membuka jalan untuk pekerjaan atau pelayanan yang dikerjakan.52

Walaupun pelayanannya tidak ada persoalan tetap bergerak maju menuju

suatu sasaran yang pasti dengan cara membuat suatu perencanaan –

perencanaan yang mantap, rencana kerja dan langkah – langkah yang

harus ditempuh guna mencapai target, ditetapkan dan dijalankan dengan

konsisten. Kalaupun rencana tersebut mengalami kegagalan tidak langsung

putus asa melainkan dengan kreativitasnya berusaha mencari alternatif lain

melalui konsep – konsep baru untuk meneruskan apa yang telah

direncanakan sampai tercapai sasaran dengan hasil maksimal.

2 Membuat Kepemimpinan Menjadi Efektif

Kepemimpinan rohani harus memiliki pengaruh yang luas dan

besar karena tidak ada pemimpin tanpa pengikutnya. Perencanaan sangat

perlu bagi seorang pemimpin agar supaya dapat memprioritaskan kegiatan

dan aktivitas pada hal – hal yang utama mampu bekerjasama dengan orang

lain dalam sebuah tim kerja.

Hal tersebut menjadi satu persyaratan mutlak agar supaya kepemimpinan

dalam suatu gereja local dapat berfungsi secara efektif. Adminstrasi gereja

melatih orang memiliki pengaruh, membuat perencanaan yang baik,

memprioritaskan kegiatan dan membuat seseorang terbiasa bekerja dalam

suasana kerja tim.

52
Ron Jenson dan Jim Stevens , Dinamika Pertumbuhan Gereja, Gandum Mas (
Malang 2000) Hlm 8

79
3 Membuat Kepemimpinan yang Berkualitas

Adminstrasi gereja merupakan suatu wadah dimana aktivitas

adminstrasi dilakukan dan dijalankan melalui kurang kuasa Firman Allah.

Berarti adminstrasi gereja bisa dikatakan suatu tempat dimana orang

percaya mempraktekkan iman percayanya akan Tuhan Yesus.

Ditengah – tengan berjalannya kegiatan adminstrasi umat Tuhan bisa

diajar untuk mampu mengucap syukur dalam segala hal, memiliki roh

yang melayani, suka berdoa memiliki sifat penundukan diri, dan murah

hati (Roma 1:8-11 ). Paulus adalah contoh yang diberikan pemimpin yang

berkualitas salah satu teladan yang diberikan pemimpin berkualitas salah

satu teladan yang diberikan pemimpin berkualitas sempurna yaitu Tuhan

Yesus adalah perencanaan Yesus untuk masa depan kita.52

Yohanes 14:2 berbunyi :”Dirumah bapaku banyak tempat tinggal, jika

tidak demikian tentu aku mengatakan kepadamu. Sebab aku pergi ke situ

untuk menyediakan tempat bagimu”.

BAB V

PENUTUP

Dari uraian tentang” Peranan Administrasi Gereja Dalam Pertumbuhan

Gereja”, maka penulis mengadakan analisa dan akhirnya mengambil kesimpulan

dan beberapa saran sebagai berikut :


52
H. Soekahar, Potert Pendeta, Gandum Mas, ( Malang 1999) Hlm 41

80
A. Kesimpulan

Setiap manusia yang hidup pasti mengalami pertumbuhan,

demikian pula dengan gereja. Sebab itu adalah merupakan satu keharusan

bahwa gereja harus bertumbuh, karena gereja adalah tubuh Kristus yang

hidup. Kristus sebagai kepala gereja hidup, sebab itu gereja juga harus

hidup dan terus dalam proses pertumbuhan. Satu hal yang menyebabkan

suatu tubuh terhenti proses pertumbuhan, ialah penyakit. Untuk

menyembuhkan penyakit diperlukan obat sesuai dianogsa terhadap

penyakit yang diderita.

Adminstrasi gereja bukan hanya sekedar sebuah obat mujarab

untuk menyembuhkan penyakit akut, melainkan lebih dari itu. Obat

terkadang diperlukan hanya disaat sedang mengalami suatu penyakit.

Adminstrasi gereja tidak demikian, ia sudah ada semenjak gereja itu mulai

berjalan, sesederhana apapun proses aktivitas yang berlangsung, dalam

sebuah gereja local, apabila prinsip – prinsip adminstrasi gereja sudah

diterapkan tanpa kita sadari. Administrasi apabila dengan benar diterapkan

kinerja gereja dapat menopang gereja. Adminstrasi gereja dalam prinsip

dan aktivitas praktisnya memang mempunyai kesamaan dengan

administrasi sekuler, tetapi dalam hal dasar pelaksanaan adminstrasi sangat

berbeda sekali.

Alkitab merupakan dasar pelaksanaan adminstrasi dalam gereja,

teladan para tokoh Alkitab perjanjian lama dan perjanjian baru bahkan

Tuhan Yesus Kristus sebagai guru yang agung dalam penyelesaian

81
persoalan atau tantangan bagi panggilan dan pelayanan mereka menjadi

dasar bagi penerapan administrasi gereja. Sebagaimana Firman Allah

menyaksikan bahwa para tokoh Alkitab berhasil menyelesaikan persoalan,

tantangan dan panggilan mereka dengan menerapkan pola adminstrasi.

Bahkan secara khusus gereja mula – mula juga walaupun sangat sederhana

telah memakai adminstrasi dalam proses pertumbuhannya dan

perkembangannya maka pada jaman inipun apabila gereja mengetahui dan

memahami dengan benar pola adminstrasi yang Alkitabiah serta

menerapkannya ditengah – tengah pergumulan gereja untuk bertumbuh,

gereja dapat mengalami pertumbuhan baik secara kualitas dan kuantitas

dalam dimensi organisme maupun organisasi dengan hasil yang

semaksimal mungkin.

Jadi administrasi gereja dapat membuat gereja bertumbuh dengan

pesat apabila penerapannya dilakukan aatas dasar Firman Allah dan di

dalam kendali kuasa Roh Kudus, serta dilakukan secara sungguh –

sungguh dengan selalu mengadakan koreksi terhadap pelaksanaan

administrasi sehari – hari sehingga hal – hal yang kurang atau keliru dapat

diperbaiki sesegera mungkin.

B. Saran - saran

Dengan memperhatikan besarnya peranan adminstrasi gereja dalam

pertumbuhan gereja, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai

berikut :

82
Allah memperlengkapi gereja dengan kuasa dari tempat yang maha

tinggi ( KPR 1:8 ), karunia – karunia Roh Kudus ( I Kor 14:1-25 ) dimana

semuanya itu dipergunakan untuk bertumbuh kearah kesempurnaan

( Wahyu 12:1 ). Agar supaya kuasa, karunia dan jabatan rohani itu dapat

berjalan dengan penuh keseimbangan. Allah sendiri semenjak penciptaan

sampai karya akan masa kini dan akan datang, bekerja dalam satu pola

adminstrasi yang sempurna ( Kejadian 1:1-2:7 ). Jadi sarana yang Allah

berikan untuk mewadai seluruh kelengkapan tubuh Kristus dalam proses

pertumbuhannya dan perkembangannya baik secara kualitas maupun

kuantitas adalah administrasi yang benar lewat aktivitas adikodratinya.

Dengan demikian gereja perlu belajar prinsip dasar adminstrasi yang akan

diterapkan dalam gereja melalui aktivitas ilahi dari Allah Bapa, Allah

Anak yaitu Tuhan Yesus dan Roh Kudus.

Ada beberapa aspek yang perlu ditangani dengan sungguh –

sungguh agar gereja betumbuh dengan maksimal baik dalam dimensi

organisme maupun organisasi, yaitu pelayanan pastoral, pelayanan

kategorial, penginjilan, kepemimpinan dalam gereja local bertumbuh

secara maksimal dapt dikelola seluruhnya sehingga tidak terjadi

kelumpuhan disalah satu aspek, sebab kemacetan disatu aspek saja akan

sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bahkan dapat

mengakibatkan kepincangan sehingga gereja menjadi tidak seimbang lagi

dan menghambat serta memperlambat pertumbuhan gereja, maka gereja

harus menggunakan :

83
Pertama, para hamba Tuhan mengerti dan memahami dengan benar

perbedaan anatara adminstrasi gereja dengan adminstrasi sekuler serta,

mengetahui dasar-dasar adminstrasi yang ada didalam Firman Allah,

terlebih khusus bagaimana prinsip penerapannya bagi gereja.

Kedua, gereja harus mengetahui sebesar apa peranan adminstrasi

gereja dalam pertumbuhan gereja sehingga membuat para pemimpin

rohani menyadari bahwa adminstrasi sangat berperan besar didalam

pertumbuhan gereja.

Ketiga, gereja harus melihat adminstrasi sebagai suatu masalah

yang penting dalam gereja dan tidak boleh diabaikan, karena adminstrasi

dapat menghambat dinamika pertumbuhan gereja.

Keempat, para pemimpin rohani segera mengelola adminstrasi

gerejanya dengan sungguh – sungguh dan baik, serta mengadakan koreksi

soebyektif mungkin atas pelaksanaan adminstrasi didalam pelayanan

masing – masing.

Kelima, membekali para jemaat dengan pengetahuan dan

ketrampilan yang memadai. Bagi mereka yang terlibat dari proses aktivitas

adminstrasi agar supaya kinerja dari pada adminstrasi gereja berjalan baik

sehingga mencapai target semaksimal mungkin.

Dan akhirnya marilah kita sebagai gereja Tuhan dalam rangka

aktivitas kinerjanya untuk menggenapi amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus ( Matius 24:18-20 ), melakukannya didalam ketertiban dan

keteraturan sebagaimana yang dikehendaki Allah yaitu damai sejahtera

84
dan bukannya kekacauan ( I Kor 14:33). Demikianlah uraian skripsi ini,

kiranya menjadi berkat bagi semua pihak.

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab, LAI, Jakarta, 1996

Bon Strom,M, Apakah Penggembalaan Itu, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2000.
Brandt, Robert L, Memenagkan Jiwa, Gandum Mas, Malang, 2001

Cho, Paul, Y, Bukan Sekedar Jumlah, Yayasan Pekabaran Injil Imanuel,


Jakarta, 1992.

Daun, Paulus, Pengantar Kedalam Adminstrasi Gereja, Daun Familiy,


Manado, 2000

85
Dufour, Xavier, Leon, Ensklopedi Perjanjian Baru, Gandum Mas, Malang,
1995.

Gangel,O,Kenneth, Membina Pemimpin Pendidikan Kristen, Gandum Mas,


Malang 2002.

Hadinoto,N.K. Admadja, Dialog dan Edukasi, BPK Gunung Mulia,


Jakarta,1999.

Halim, Makmur, Gereja Ditengah – tengah Perubahan Dunia, Gandum Mas,


Malang, 2000.

Han, Chie Wan, Khotbah Ibadah Pemuda Remaja, Malang, 2002.

Henrichsen, Walter A, Cara Melatih Murid Kristus, Yayasan Kalam Hidup,


Bandung, 1994.

Health, W. Stanley, Penginjilan dan Pelayanan Pribadi, Yakin,


Surabaya,________.

Homrighausen, E.G dan I.H Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, BPK Gunung
Mulia, Jakarta, 2001.

Jenson, Ron, Jim Stevans, Dinamika Pertumbuhan Gereja, Gandum Mas,


Malang, 2000

Kattu. Lamberthus, Adminstrasi Gereja, ______, Malang, 1996.

Mc. Gart, Aliter E, Sejarah Pemikiran Reformasi, BPK Gunung Mulia, Jakarta,
2000

Mimery, Nehemiah, Rahasia Tentang Penggembalaan Jemaat, Minery Press,


Bandung,______.
Murdock, Mike, Rahasia Keberhasilan Yesus, Metanoia, Jakarta, 2000.

Nasution,S, Buku Penuntun Pembuat Skripsi, Jemmars , Bandung, 1998.

Nasution, S, Metode Research, Jemmars, Bandung, 1982.

Packer, JI, Dunia Perjanjian Baru, Yakin, Surabaya dan Gandum Mas, Malang,
2002.

Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,


Jakarta, 1991.

86
Prince, Derek, Roh Kudus dan Diri Anda, Yayasan Pekabaran Injil Imanuel,
Jakarta, 2001.

Prince, Derek, Dasar Iman, Yayasan Pekabaran Injil Imanuel, Jakarta, 1994.

Purnomo, Aloys Budi, Roh Kudus Jiwa Gereja yang Hidup, Kanisius,
Yogyakarta, 1998.

Riemer, G, Penatua, Yayasan Komunikasi Bina Kasih / OMF, Jakarta, 1995.

Robertson Roy, Pemuridan dengan Prinsip Timotius, Yayasan Andi,


Yogyakarta, 1994.

Senduk, HL, Bekonomi Allah dalam Gereja,_______

Senduk, HL, Kuasa Roh Kudus, Yayasan Bethel, Jakarta,_______

Soekahar, H, Potret Pendeta, Gandum Mas, Malang, 1999.

Bethany, SOM, Surabaya,_______

Susabda, Yakub, Prinsip-Prinsip Pertimbangan Utama dalam Administrasi


Gereja, Gandum Mas, Malang, 2002.

Thiessen, Henry C, Theologi Sistimatika, Gandum Mas, Malang, 2000.

Tidball, Derek J. Theologi Penggembalaan, Gandum Mas, Malang, 1998.

Tomatala, Magdalena, Konselor Kompiten, YT Leadership Foundation, Jakarta,


2002.

Tomatala, Y, Penatalayanan Gereja yang Efektif Didunia Modern, Gandum


Mas, Malang, 2002.
Velhuizen, Yoh, Adminstrasi Gereja, Yayasan Bina Kasih ? OMF, Jakarta,
1994.

Wagner, C Peter, Berdoa dengan Penuh Kuasa, Nafri Gabriel, Jakarta, 2000.

Wagner, C Peter, Gereja Saudara dapat Bertumbuh, Gandum Mas, Malang,


1997.

Wagner, C Peter, Manfaat Karunia Untuk Pertumbuhan Gereja, Gandum


Mas, Malang, 2000.

Warren Rick, Pertumbuhan Gereja Masa Kini, Gandum Mas, Malang, 2000.

87
Waltz Edward, Bagaimana Mengelola Gereja Anda, BPK Gunung Mulia,
Jakarta,2001.

Wongso Peter, Latihan Bagi Umat Allah,_______

Wongso Peter, Theologi Penggembalaan, SAAT, Malang, 1999

Wongso Peter, Tugas Gereja dan Misi Masa Kini, BPK Gunung Mulia, Jakarta,
1986.

Wuwungan, DE.Ch, Bina Warga, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1997.

88

Anda mungkin juga menyukai