Anda di halaman 1dari 28

Oleh :Selamat Karo-Karo

Dosen : Dr.Alex Stefanus Ginting,M.Th

KARUNIA-
KARUNIA ROH
Dalam Surat-Surat Paulus
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHLUAN...........................................................................................1

A. BAB II. LATAR BELAKANG KITAB KORINTUS................................2


B. Penulis Surat I Korintus................................................................................3
C. Waktu dan Tempat Penulisan.......................................................................3
D. Tujuan Penulisan Kitab................................................................................3
E. Latar Belakang Kota Korintus.....................................................................4
F. Latar Belakang Jemaat Korintus..................................................................5

BAB III. Karunia – Karunia Roh

A. Pengertian Karunia – Karunia Roh (Kharisma) ..........................................6


B. Karunia Roh dan Talenta (Bakat) ..............................................................10
C. Sumber, Sifat, dan Penggunaan Istilah Karunia – Karunia........................11
D. Maksud dan Tujuan Karunia – Karunia.....................................................16
E. Apakah semua karunia- karunia itu masih diberikan ? .............................18
F. Luasnya Karunia-Karunia..........................................................................22
G. Jenis jenis Karunia Karunia roh yang masih
berlanjut................................22

IV. KESIMPULAN................................................................................................24

KEPUSTAKAAN..................................................................................................26

Page | 1
BAB I. PENDAHLUAN

Rasul Paulus dengan panjang lebar membicarakan karunia-karunia Roh di


dalam kitab-kitabnya. Ada tiga kitab yang kental pengajarannya yakni 1 Korintus
membicarakan empat belas karunia, kitab Roma enam karunia dan kitab Efesus
ada lima karunia. . Di luar kitab Paulus hanya Rasul Petrus sedikit menyinggung
dalam tulisannya yaitu 1 Petrus 4:10-11. Atas dasar penggunaan karunia tersebut,
wajar apabila kitab kitab-kitab Paulus ini sangat penting dan mendasar untuk
diteliti akan karunia-karnia Roh tersebut. Sehubungan dengan itu selayang
pandang deskripsi Latar Belakang Korintus penting mengingat kekayaan karunia
rohani yang diterima jemaat ini dibanding kitab Roma dan Efesus.

Karunia-karunia Roh adalah anugerah, rahmat, pemberian Allah kepada


orang percaya untuk pelayanan. Dengan kata lain Karunia-karunia Roh adalah
suatu kesanggupan khusus yang diberikan Allah kepada setiap orang
percayasesuaikehendak-Nya guna dipakai bagi kepentingan jemaat sebagai tubuh
Kristus. Pemberian Karunia kepada orang percaya adalah wewenang si pemberi
sendiri. Tidak ada kaitan dengan baptisan roh atau kerohanian seseorang lebih
tinggi sehingga ia menerima karnia tersebut ataupun hasil usaha seseorang.
Tetapi hal ini dimungkinkan karena karya keselamatan Kristus di atas kayu salib.
Dasar pemberian karunia Roh adalah semata-mata karena kasih dan anugerah
Allah semata.

Page | 2
Polemik yang terjadi adalah adanya kontroversi penafsiran akan karunia-karunia
Roh itu. Yang satu menganggap menerima karunia bukan atas dasar Baptisan Roh
tetapi yang sebagian menganggp baptisan Roh merupakan dasar penerimaan.
Selanjutnya ada pandangan yang cenderung membeda-bedakan bahkan sangat
menekankan dan mengutamakan karunia-karunia Roh tertentu, ada beranggapan ada
karunia spesial/ spektakuler yaitu karunia berbahasa Roh. Bagi gereja tertentu
tidak saja menjadikan sebagai karunia spektakuler tadi bahkan menjadi satu
tuntutan bagi seluruh jemaat harus bisa berbahasa Roh. Dalam ibadah Bahasa Roh
sudah menjadi bagian dari tata ibadahnya. Menurut mereka bahasa Roh dapat
dipelajari. Hal ini perlu dikaji dari aspek Hermeneutik, dengan demikian
persoalan ini dapat terjawab. Dengan pemahaman yang jelas maka iman dan
keroharian umat Tuhan tidak gagal paham yang membuat tersesat.

Memperhatikan masalah tersebut, maka penulis terdorong untuk meneliti


apa itu hakikat karunia Roh menurut pengajaran rasul Paulus terutama dalam
kitab 1 Korintus ini., yang kemudian hal itu dijadikan sebagai landasan teori
menanggapi permasalahan tersebut.

BAB II. LATAR BELAKANG KITAB KORINTUS


A. Penulis Surat I Korintus
Salah satu ciri khas kitab-kitab Paulus adalah tentang penulis. Si
penulis dengan jelas ditemukan pada pembukaan kitabnya.....Setiap pasal 1:11
berbunyi surat dari Paulus, dilanjutkan dengan kepada alamat penerima
kitabnya. Ini salah satu kekhasan atau pembeda dengan kitab lainnya. Tiga
belas kitab/ Surat yang ditulis Paulus dari Kitab Roma – Filemon tercantum
nama si penulisnya. Misalnya dalam 1 Korintus 1:1 dari Paulus....demikian
dengan kitab-kitab lain. Artinya gaya bahasa, istilah, jiwa kitab, mennjukkan
bahwa Pauluslah penulisnya.2 Samuel Hak menegaskan bahwa tidak ada
keraguan tentang siapa penulis kitab ini, bahwa dengan tegas dan jelas Paulus
adalah si penulis kitab ini. 3
1
Frances Blankenbaker, Inti Alkitab Untuk Para Pemula, BPK Gunung Mulia,
Jakarta, 1989, hal. 270. Bd.
2
M.E. Duyverman, Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, BPK GM, Jakarta, 1981, hal.
91.
3
Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru: Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok
Teologisnya, Bina Media Informasi, Bandung, 2010, 135

Page | 3
B. Waktu dan Tempat Penulisan
1 Korintus ditulis di Efesus (1 Kor. 16:8) antara tahun 53 atau 57
Masehi.4 Cukiup lama Paulus tinggal di sana, selama lebih kurang tiga
tahun di Efesus. Menurut Pitzner, kemungkinan besar waktu penulisan
kitab tersebut di akhir persinggahannya di Efesus tersebut. 5
Menurut
beberapa sumber, surat 1 Korintus sebenarnya surat yang kedua (1
Kor.5:9). Tetapi surat yang pertama telah hilang maka tidak dianggap
ada sehingga 1 Korintus tetap dianggap surat yang pertama.6 Berdirinya
jemaat di Korintus ini adalah hasil pelayanan Paulus sendiri (Kis. 18:1-
8). Selama 18 bulan Paulus tinggal di Korintus, dengan demikian cukup
masuk akal ia mengajar dan membimbing jemaat yang baru tersebut
untuk percaya kepada Yesus. Hubungan dengan jemaat dilakukan Paulus
dengan korespondensi dan kunjungan.
C. Tujuan Penulisan Kitab
Ada 2 tujuan utama Paulus menulis suratnya kepada jemaat Koritus:
Pertama : untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul di
tengah
jemaat. Maka Paulus memberi penjelasan tentang
berbagai kesalahpahaman dan nasihat akan dosa-dosa
yang mewabah di tengah jemaat. Paulus sudah
mengetahui situasi/ keadaan yang tidak teratur dalam
Jemaat (1 Kor.1:11; bd. 5:1; 11:18; 15:12; 16:17).
Kedua : Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan jemaat kepada
Paulus
(1 Kor. 7:1; bd. 7:258:1; 12:1; 16:1,2)

D. Latar Belakang Kota Korintus


Kota Korintus pada zaman PB adalah sebuah pelabuhan yang besar. Letaknya

4
Daavid L. Baker, Roh dan Kerohanian Jemaat, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1996, hal. 15
5
V.C. Pfitzner, Kesatuan dan Kepelbagaian, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2010, hal. 10
6
David L. Baker, Op.Cit, hal. 15

Page | 4
begitu istimewa karena pelintasan dan persinggahan pedagang antara Italia dan
Asia Barat. Di samping itu diapit juga oleh pelabuhan Kengkrea di sebelah timur
dan Likaionia di sebelah barat. Korintus juga menjadi pusat pemerintahan dan
juga pertahanan pada masa pada zaman Romawi, dengan menjadikan Korintus
sebagai ibu kota daerah Akhaya, pada tahn 37 masehi dan menjadi tempat
prokonsul Romawi.7 Korintus juga terkenal dengan kota kebudayaan dan
kesenian. Kota ini juga Korintus dibangun kembali pada tahun setelah
dihancurkan oleh orang-orang Romawi pada tahun 146 sebelum Masehi. Ketika
Paulus datang ke Korintus, pada waktu itu Galio memerintah sebagai Gubernur
(Kis. 18:12-17). Penduduk kota itu heterogen, baik ras, bangsa dan suku. Selain
orang Yunani (pibumi), ada orang-orang Yahudi yang diusir dari Roma seperti
Akwila (Kis. 18:2). Selain itu terdapat juga berbagai agama seperti agama Roma
dan agama Yunani dan juga agama Kuno dari Timur yang menyembah dewa-
dewi, agama dari dunia Tumur dan agama Yahudi dari Palestina.8
Bisa dikatakan, bahwa kota Korintus adalah tempat meleburnya bahasa,
budaya dan agama dan juga pertemuan Barat-Timur.

E. Latar Belakang Jemaat Korintus


Jemaat yang dibangun Paulus ini diawali dalam perjalanan misinya yang kedua.
Berangkat dari Atena dan tiba di Korintus. Paulus menetap di kota ini selama
delapan belas bulan (Kis. 18:1-18), antara tahun 49-52 Masehi. Sebagimana
metode pelayanan Paulus, sebagai orang Yahudi pertama-tama menemui
saudaranya sebangsa di sinagoge. Sesungguhnya orang-orang Yahudi menolak
kehadiran Paulus di tempat rumah ibadat ini. Namun Paulus punya teman yang
tinggal di sebelah Sinagoge yaitu Titius Yustus, yang telah menjadi Kristen.
Akhirnya kepala Sinagoge bernama Krispus turut menjadi Kristen (Kis. 18:8). 9
Lalu kemudian Paulus menjangkau orang-orang Yunani dan banyak yang
percaya (18:8-10). Dari aspek ekonomi, jemaat Korintus secara mum tergolong
berekonomi sederhana. Hanya segelintir orang yang kaya (1 Kor.1:28-28; Roma
16:23).10
7
M.E. Duyverman, Op. Cit. hal. 90-91
8
David L. Baker, Ibid. bd. V.C. Pfitzner, Op.Cit. hal. 2
9
V.C. Pfitzner, Op.Cit. hal. 3
10
M.E. Duyverman, Op. Cit. hal. 86

Page | 5
Surat kiriman ini mengetengahkan berbagai persoalan yang dialami oleh
jemaat yang para anggotanya tetap hidup "duniawi" (1 Korintus 3:1-3) dan tidak
secara tegas tidak menunjukkan diri sebagai orang “kudus” yang telah dipanggil
Yesus Kristus. Mereka turut menyembah berhala sebagaimana masyarakat di
sekitar (2 Korintus 6:17) - masalah seperti sifat memecah belah (1 Korintus 1:10-
13; 1 Korintus 11:17-22), toleransi terhadap dosa seperti perzinaan (1 Korintus
5:1-13), dosa sex / perzinahan (1 Korintus 6:12-20), perkara hukum sekular antara
orang Kristen (1Kor 6:1-11), pikiran manusiawi tentang kebenaran rasuli (pasal
15; 1 Korintus 15:1-58) dan perselisihan mengenai "kemerdekaan Kristen" (pasal
8, 10; 1 Korintus 8:1-13; 1 Korintus 10:1-33*). Paulus juga menasihati orang
Korintus tentang perkara yang berkaitan dengan hal membujang dan perkawinan
(pasal 7; 1 Korintus 7:1-40), ibadah bersama, termasuk Perjamuan Kudus (pasal
11-14; 1 Korintus 11:1--14:40), dan pengumpulan uang bagi orang-orang kudus di
Yerusalem (1 Korintus 16:1-4).
Setelah jemaat terbentuk, muncullah persoalan-persoalan. Permasalahn itu
muncul dikarenakan adanya kebebasan-kebebsan pribadi di tengah jemaat.
Kebebasan lahiriah ini ternyata dapat memecah persatuan jemaat. Mereka penuh
semangat namun sombong. Merasa memiliki pengetahuan khusus (1 Kor.1:20-
29),
Di antara berbagai kebenaran yang paling penting dari surat 1 Korintus terdapat
pengajaran Paulus mengenai manifestasi Roh Kudus yaitu karunia-karunia Roh
Kudus. (1 Korintus 12:1--14:40). 11
Terutama mengenai Karunia-Karunia Roh pada pasal 12-14, bahw jemaat Korintus
menerima banyak karunia rohani. Karunia-karunia yang mereka milki menjadi
kesombongan rohani. Bahkan juga menganggap karunia berbahasa roh sebagai
karunia spektakuler lebih utama dari karunia apapun. Paulus dengan panjang lebar
dan lugas menjelaskan tentang arti dan fungsi karunia-karunia Roh itu.12

BAB III. Karunia – Karunia Roh

G. Pengertian Karunia – Karunia Roh (Kharisma)

11
J.Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab 4, BPK Gunung Mulia, Jakrta, hal.34.
12
David L. Baker, Op.Cit, hal. 19

Page | 6
Sebelum melangkah lebih jauh ada baiknya dibicarakan dulu pengertian dari
“Kharisma” itu sendiri, agar bahasan ini dapat terarah dan terfokus pada
pengertian itu. Bahasan ini terkhusus diambil dari surat – surat Paulus saja adalah
karena Pauluslah yang paling banyak membicarakan “Kharisma” ini dalam PB
yaitu Roma,1 Korintus dan Efesus.Dalam Roma 1:11 kata itu bisa kita baca

ἐπιποθῶ γὰρ ἰδεῖν ὑμᾶς, ἵνα τι μεταδῶ χάρισμα ὑμῖν πνευματικὸν εἰς τὸ
στηριχθῆναι ὑμᾶς”. Sementara dalam 1 Korintus 12:4 :” Διαιρέσεις δὲ
χαρισμάτων εἰσιν, τὸ δὲ αὐτὸ πνεῦμα·” serta ayat 31:” ζηλοῦτε δὲ τὰ χαρίσματα
τὰ μείζονα.” Kharis adalah kata benda bergender netral, sebagai pertanda
karunia Allah.Dalam AV diartikan 1)a favour with which one receives without
any merit of his own 2) the gift of divine grace.13

“Kharismata” berasal dari kata kharisma yang merupakan kata turunan dari
kata benda kharis yang berarti “anugerah” atau “rahmat”. Dalam kata kerja
disebut kharizomai dengan arti “memberi”. Sedangkan akhiran “ma” dalam
kharisma adalah menyatakan wujud dari hasil perbuatan itu. Sama seperti fungsi
akhriran “an” dalam bahasa Indonesia. Demikian di dalam kata benda jamak
netralnya disebut charizesthai yang artinya menunjukkan kepada kemurahan hati;
yang diberikan dengan cuma – cuma. Bila dilihat dalam bahasa Inggrisnya artinya
lebih jelas lagi “grace gifts” yaitu pemberian Rohani atau anugerah pemberian. 14
Jadi “kharisma” itu dapat diartikan “pemberian anugerah”, “anugerahan” atau
dengan sebutan lain “karunia”, hadiah pemberian, anugerah.15 Jadi kharisma
adalah hasil dari memberi / merupakan suatu perwujudan “anugerah”. Sedangkan
dalam bentuk jamaknya adalah harismata yang berarti karunia – karunia. Bonar
Napitupulu memperjelas lagi bahwa kharismata (jamak) dan kharis (tunggal)
adalah gracia, grace. Baik bentuk jamak maupun tunggal dapat dilihat dalam
kesaksian PB berikut ini : Rom. 1 : 11; 5: 15; 16; 6:23; I Kor. 1 : 7; 7:7; II Kor. 1 :
11; I Tim. 1 : 14; II Tim. 1 : 6; I Pet. 4 : 10 (bentuk tunggal); Rom. 11 : 29; 12 :
6; I Kor 12 : 4, 9, 28, 30, 31 (bentuk jamak).16 Bahwa dampak dari kharisma ini

13
Sabda.org
14
J.D. Doughlas (Editor), The New Bable Dictionary, Inter Varsity Press, London, 1975,
hal. 1212-1214.bd. J. M. Pattiasina – Weinata Sairin (Penyunting), Gerakan Oikumene : Tegar
Mekar di Bumi Pancasila, BPK, GM, Jakarta, 1997, hal. 170-171
15
David L, Baker, Roh dan Kerohaniaan Jemaat, BPK, GM, Jakarta, 1996.hal. 33.
16
J. D. Doughlas (editor), Ibid

Page | 7
harus eu kharis theo yaitu “syukur bagi Tuhan”. Artinya kharismata yang diterima
merupakan pelayanan pengucapan syukur bagi Tuhan, bukan untuk
“kesombongan” rohani atau penonjolan diri.17 Kharisma ini sumbernya adalah
kharis / pemberian Allah yang diberi kepada umatNya dan digunakan untuk
membangun jemaat Allah. Yang menjadi penekanan adalah subjeknya bukan
sifatnya. Oleh karena itu “kharisma” atau “karunia” menekankan kasih karunia
atau pemberian Allah untuk membangun jemaat.18 Atau dapat didefenisikan :
kemampuan – kemampuan rohani yang di dorong oleh Roh Kudus; diberikan
dengan cuma – cuma sebagai anugerah dan bukan berdasarkan jasa atau usaha
seseorang.19 Sementara Stott mendefenisikan “kecakapan – kecakapan tertentu,
yang diberikan oleh kasih karunia dan kuasa Allah, yang mencakapkan orang bagi
pelayanan yang khusus dan sesuai”.20 Dan Wagner, seorang teolog pertumbuhan
gereja, mengatakan : “perlengkapan istimewa yang diberikan Oleh Roh Kudus
kepada tiap – tiap anggota dalam tubuh Kristus menurut kasih karunia Allah untuk
dipakai dalam konteks tubuh itu”.21 Demikian jugaWilliam McRae : “satu
kemampuan yang berfungsi secara efektif dan signifikan di dalam satu pelayanan
yang khusus sebagai anggota tubuh Kristus”.22

Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa di dalam PB Pauluslah yang


paling banyak mempercakapkan hal itu. Tercatat sebanyak 16 kali penggunaan
kata itu di dalam surat – suratnya, di luar itu hanya terdapat dalam surat I Petrus
4 : 10. Dapat ditabulasi sebagai berikut : Roma 6 kali (Roma 1 : 11; 5 : 15; 16; 6 :
23; 11 : 29; 12 : 6); I Korintus 7 kali (I Kor. 1 : 7; 7 : 7; 12 : 4; 9; 28; 30; 31); II
Korintus sekali yaitu 1 : 11, dan Surat I dan II Timotius masing – masing sekali
yaitu I Timotius 4 : 14 dan II Timotius 1 : 6. Dari uraian di atas dapat dilihat
bahwa “kharisma” itu merupakan istilah tersendiri bagi Paulus, sebab ungkapan
itu langka ditemukan di dalam bahasa Yunani umum.23
17
Catatan Kuliah Umum Pasca Sarjana dari Dr. Bonar Napitupulu, Mei, 2003.
18
J. A. B. Jongeneel, Karismata, Gerakan Kharismatik, dan Gereja – Gereja, BPK,
GM, Jakarta, 1995.hal. 254-255
19
Don De Welt, Op. Cit.,
20
John R. W. Stott, Op, Cit.,hal.113
21
C. Peter Wagner, Op, Cit., hal.34
22
William McRae, Dynamic of Spritual Gifts,Zondervan,Grand
Rapids,Michigan,1976,hal. 18
23
David L. Baker, Ibid, bd. J.A.B. Jongeneel, Ibid

Page | 8
Sedangkan daftar – daftar karunia dalam PB menurut Stott, terdapat 4
bagian kitab yang terpisah, yaitu I Korintus 12, Roma 12 : 3 – 8, Efesus 4 : 7 – 12
dan dalam I Petrus 4 : 10, 11.24 Namun yang terkenal muncul dalam kitab
Korintus dan Efesus. Dari masing – masing kitab dapat didaftarkan karunia –
karunia itu sebagai berikut,

(I) I Korintus 12 : 8 – 10 (II) I Korintus 12 : 28 – 30


1. Hikmat 1. Rasul
2. Pengetahuan 2. Nabi
3. Iman 3. Pengajar
4. Menyembuhkan 4. Mengadakan mujizat
5. Mujizat 5. Menyembuhkan
6. Nubuat 6. Melayani
7. Membedakan roh 7. Memimpin
8. Bahasa roh 8. Menafsir bahasa roh
9. Menafsirkan bahasa roh

Roma 12 : 3 – 8 Efesus 4 : 7 – 12
1. Nubuat 1. Rasul
1. Melayani 2. Nabi
2. Mengajar 3. Pemberita Injil
3. Menasehati 4. Gembala
4. Memimpin 5. Pengajar

Sementara Wagner melihat daftar utama karunia – karunia itu ditemukan


dalam 3 pasal yang utama yaitu 1 Korintus 12, Roma 12, dan Efesus 4. Sedangkan
pasal – pasal yang lain yang tidak sama pentingnya yaitu 1 Korintus 7 : 13 – 14,
Efesus 3. Dari daftar – daftar ini ditemukan lebih dari 20 karunia, bahkan Peter
Wagner menyebutkan 27 karunia.25 Karunia – karunia itu dapat digolongkan
menjadi dua kategori; pertama : kategori karunia – karunia yang bersifat
adikodrtati (supra – natural) dan kedua : kategori karunia – karunia yang bersifat
natural (alamiah).26 Disebut adikodrtati adalah karena karunia itu diperoleh
langsung (atas pekerjaan) dari Roh Kudus. Sedangkan karunia alamiah karena
24
John R. W. Stott, Op. Cit.,hal. 111
25
C. Peter Wagner, Op, Cit. hal. 7-8. Ke – 20 karunia itu adalah Nubuat, pelayanan,
mengajar, memberi nasihat, membagi – bagikan, kepemimpinan, kemurahan, hikmat,
pengetahuan, iman, penyembuhan, mujizat, membedakan bermacam – macam roh, bahasa roh,
menafsirkan bahasa roh, rasul, pertolongan, kepengurusan, pemberita Injil, gembala, hidup lajang,
hidup miskin secara sukarela, mati sebagai martir, memberi tumpangan, misionaris, doa syafaat,
pelepasan.
26
Rudy Budiman, Op, Cit., hal. 50

Page | 9
diperoleh melalui pembawaan alamiah kemudian oleh anugerah Allah dan
pekerjaan Roh Kudus dimurnikan dan disucikan untuk dipakai bagi pelayanan
pembangunan Tubuh Kristus. Karunia adikodrtati ada 9 jenis yang ditemukan
didalam 1 Korintus 12 : 8 – 10 (hikmat, pengetahuan, iman, penyembuhan,
mujizat, nubuat, membedakan bahasa roh, menafsirkan bahasa roh, dan berkata –
kata dalam bahasa roh); sedangkan yang alamiah yaitu terdapat dalam 1 Korintus
12 : 28 – 30 dan Roma 12 : 3 – 8 (melayani, memimpin, mengajar, menasehati,
membagi – bagi, kemurahan dan sebagainya.27 Karunia – karunia itu satu dengan
yang lain baik adikodrtati maupun alamiah nilainya sama. Tidak ada yang lebih
atau kurang penting, karena sama – sama berasal dari Roh Kudus dan mempunyai
tujuan yang sama yaitu membangun “tubuh” Kristus. Bila diperhatikan kitab
tulisan – tulisan Paulus di atas urutan karunia – karunia itu berbeda satu dengan
lainnya. Menurut Charles Hummel, Paulus selalu memilih dan mengatur karunia –
karunia secara acak untuk menggambarkan keanekaragaman, bukan untuk
menunjuk peringkat”28.

Dalam Efesus 4 sedikit berbeda dengan daftar yang lain, karena yang
disebut di situ adalah jabatan dan bukan karunia saja. Memang betul. Namun
perlu diketahui bahwa jabatan – jabatan itu dan siapapun yang dipanggil untuk
mengemban jabatan itu harus dianggap memenuhi syarat berdasarkan gabungan –
karunia Roh yang khusus dan yang telah diberikan oleh Tuhan. Nabi harus
mempunyai karunia nubuat, rasul harus mempunyai karunia rasul, pemberita Injil
harus mempunyai karunia mengabarkan Injil, karunia kasih (4:7 ; 5:5) dan
seterusnya. Berbicara mengenai “jabatan” menurut pendapat Wagner yang
dikutip dari sebuah buku tulisan Laurence J. Peter dan Raymond Hull, bahwa
sering jabatan dihadiahkan bukan berdasar atas kecakapan (karunia yang
diterimanya) melainkan atas dasar lain misalnya, senioritas, manipulasi politik,
kepribadian, pengaruh, pergiliran atau atas dasar yang lain.29

H. Karunia Roh dan Talenta (Bakat)

27
Ibid
28
Charles E.Hummel.Fie In The Fireplace: Contemporary Charismatic Renewal,
Servant Boo, Michighan, 1970, hal. 248
29
Peter Wagner ., Op. Cit., hal. 59

Page | 10
Banyak orang tidak dapat membedakan antara karunia rohani dengan bakat
alami (potensi diri). Tentu jelas ada perbedaan antara bakat alami dengan karunia
– karunia Roh, karena karunia – karunia rohani hanya dimiliki oleh orang – orang
yang telah diselamatkan, sedangkan bakat alami dimiliki oleh stiap orang yang
dimulai sejak lahir. Sumber kedua – duanya baik bakat alami maupun karunia –
karunia rohani bersumber dari sang Pencipta. Namun karunia rohani tidak
diwarisi dari orang tua. Sedangkan bakat alami bisa saja diwarisi dari orang tua. 30
Karunia-karunia Rohani sebagai pemberian Tuhan ini jelas dari penelitian
kepustakaan Yunani, dimana tidak ada orang yang menggunakan kata “karunia –
karunia rohani” selain Paulus. Karunia Roh tidak boleh dianggap sebagai bakat
alami yang sudah dipersembahkan kepada Tuhan. Akan tetapi, katanya “mungkin
dapat dilihat hubungan diantara bakat alami dan karunia Roh karena dalam
beberapa hal Allah mengambil suatu bakat alami dalam seorang yang tidak
percaya dan mengubahnya menjadi suatu karunia Roh ketika orang itu menjadi
anggota tubuh Kristus”.31 Stott memberi contoh misalkan sebelum pertobatan,
seorang memiliki bakat alami mengajar yang cakap, namun setelah bertobat ia
dianugerahi karunia mengajar untuk mencakapkan dia memberi penjelasan ajaran
Kristen. Misalnya ia menjadi guru sekolah minggu.32 Sementara Stephen Tong
menggunakan istilah “pengudusan” untuk karunia yang tadinya masih disebut
“talenta” atau “bakat alami”. Talenta belum bisa disebut karunia kalau belum
dikuduskan oleh Roh Kudus. Artinya semua talenta alamiah yang belum
dikuduskan belum bisa disebut karunia. 33 Tujuan dan fungsi keduanya berbeda.
Karunia rohani dipergunakan untuk kepentingan manusia secara umum dalam
level rohani serta fungsinya dipakai untuk kemuliaan Tuhan. Sementara bakat
alami bertujuan untuk kepentingan pribadi atau orang lain.34

I. Sumber, Sifat, dan Penggunaan Istilah Karunia – Karunia

30
Victor L. Tobing, Roh Kudus, Yayasan Persekutuan Doa dan Penelaahan Alkitab,
Sumatera Utara, tt, hal. 109
31
C. Peter Wagner, Op. Cit., hal. 89 – 90
32
John R. W. Stott, Op. Cit., hal. 121
33
Stephen Tong, Baptisan dan Karunia Roh Kudus, Lembaga Reformrd Injili
Indonesia, Jakarta, 1996, hal. 127
34
Victor L. Tobing , Op. Cit. hal. 110

Page | 11
Karunia – karunia Roh bersumber dari Allah Tritunggal, dikerjakan oleh
Roh yang satu dan yang sama. Kita tidak boleh mengatakan bahwa karunia –
karunia itu berasal hanya berasal dari Roh Kudus, karena ketiga oknum Tritunggal
tercakup serta bersama – sama. Apa yang dikatakan dalam 1 Korintus 12 : 4, 6
“Allah yang sama”, “Tuhan yang sama” dan “Roh yang sama” Dan karunia –
karunia itu secara berdaulat diberikan kepada tiap – tiap orang secara khusus,
seperti yang dikehendakiNya. 35

“Tetapi semuanya itu dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang
memberikan karunia kepada tiap – tiap orang secara khusus, seperti yang
dikehendakiNya” (1 Kor. 12:11). “Ada rupa – rupa karunia. Tetapi satu roh. Dan
ada rupa – rupa pelayanan tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai – bagai
perbuatan ajaib tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam
semua orang” (1 Kor. 12 : 4 – 6).

Dalam 1 Korintus Rasul Paulus membahas secara mendalam bagaimana


sifat – sifat karunia – karunia itu. Beberapa kata Yunani yang berbeda
menggambarkan karunia – karunia itu, antara lain :

1. Pneumatokos πνευματικῶs. Dalam 1 Korintus 12:1 tertulis “Περὶ δὲ τῶν


πνευματικῶν, ἀδελφοί, οὐ θέλω ὑμᾶς ἀγνοεῖν. Oleh Lai diterjemahkan
dengan “Sekarang tentang karunia-karnia Roh. Aku mau saudara-saudara,
supaya kamu mengetahui kebenarannya”. Demikian jga dalam 1 Korintus
14:1 “Διώκετε τὴν ἀγάπην, ζηλοῦτε δὲ τὰ πνευματικά, μᾶλλον δὲ ἵνα
προφητεύητε. (...dan berusahalah memperoleh karunia-karunia Roh...)
Kata Kata ini berasal dari kata pneuma yang berarti “rohani” (spirit). Kata
ini biasa diterjemahkan “karunia – karunia Roh” atau terjemahan secara
harafiah adalah “perkara – perkara rohani”. Di dalam Alkitab penggunaan
kata pneumatikoi menunjukkan bahwa karunia – karunia itu adalah milik
Roh Kudus dan digerakkan oleh Roh Kudus.36
2. Kharismata. Kata ini sudah dibahas sebelumnya dengan cukap panjang.
Kata ini adalah bentuk jamak dari kata charizomai yang berarti “karunia –
karunia yang diterima dari Allah tanpa jasa seseorang (a favour with
35
John R. W. Stott, Op, Cit., hal. 139 – 140
36
Donald Bridge – David Phypers, Op. Cit., hal. 20

Page | 12
which one receives without any merit of his own).37 Dalamn LAI
diterjemahkan dengan “karunia – karunia roh”. Kata Yunani ini berarti
“karunia – karunia”. Penekanan pada kemurahan si pemberi yaitu berasal
dari kasih dan rahmat Allah. Demikian di dalam kata benda jamak
netralnya disebut charizesthai yang artinya menunjuk kepada kemurahan
hati yang diberikan dengan cuma – cuma. 38 Dalam menggambarkan
karunia – karunia Roh, Paulus beralih dari kata pneumatikoi (ayat 1) ke
charismata (ayar 4). Pengalihan ini oleh Paulus menyatakan bahwa
kharismata itu berasal dari kasih dan rahmat Allah. Agar karunia – karunia
yang diperoleh itu dilihat sebuah “anugerah” si pemberi bukan atas jasa
atau usaha si penerimanya. Dan charisma itu sendiri istilah khas Paulus. 39
3. Dorea. Dalam Efesus 3:7 “οὗ ἐγενήθην διάκονος κατὰ τὴν δωρεὰν τῆς
χάριτος τοῦ θεοῦ τῆς δοθείσης μοι κατὰ τὴν ἐνέργειαν τῆς δυνάμεως
αὐτοῦ. Selain kedua istilah yang telah diuraikan di atas, rasul Paulus juga
mempergunakan istilah dorea untuk karunia-karunia, ketika
membicarakannya di dalam jemaat (Ef 3:7, 4:7). Istilah ini berasal dari
kata doron, yang berarti suatu pemberian atau hadiah ataupun juga suatu
pemberian yang sah. Dan dalam Perjanjian Baru, istilah ini digunakan
khusus untuk pemberian dari Allah atau Kristus kepada manusia. 40

Dalam Efesus 3:7, Paulus menyatakan bahwa jabatan dan


tugasnya sebagai pelayan Injil adalah merupakan pemberian (dorean)
kasih karunia Allah. Hal itu dinyatakannya untuk menekankan bahwa
jabatan dan tugasnya tersebut bukan berasal dari manusia maupun
dari keinginan dirinya sendiri, melainkan semata-mata dari Allah
yang didasarkan atas anugerah-Nya. Alasan ini nampak dalam ayat 8-
12 yang menyatakan bahwa kepada Paulus, yang paling hina di
antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia
tersebut, untuk memberitakan kepada orang- orang bukan Yahudi
37
Gerhard Kittel (Ed) ., Theological Dictionary of the volume II New Testament, Grand
Rapids, Michign, W. B. Eerdmans Publishing Company, 1974, hal. 1298
38
Gerhard Kittel (Ed) ., Op. Cit
39
Donald Bridge – David Phypers., Op. Cit., hal. 21
40
Gerhard Kittel (Ed), Op. Cit., hal. 197

Page | 13
kekayaan Kristus supaya oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam
hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa
di sorga, sesuai dengan maksud abadi yang dilaksanakan-Nya dalam
Kristus Yesus. Selanjutnya, dalam 1Korintus 9:16, Paulus
menyatakan bahwa tugas dan jabatan tersebut harus dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab dan tanpa pamrih, apapun resiko yang
akan dihadapinya. Sebab itulah hakikat daripada karunia, yang telah
Allah percayakan kepada setiap hamba-Nya.41Sehingga dalam
1Korintus 9:16 Paulus menyatakan bahwa “Celakalah aku jika aku
tidak memberitakan Injil.” Searah dengan hal itu juga dikatakan oleh
Billy Graham: If I had the gift of evangelism and failed to use it, it
would be a sin for me.42
Istilah yang sama dipergunakan Paulus dalam Efesus 4:7,
ketika dinyatakan bahwa setiap orang percaya telah dianugerahkan
kasih karunia menurut ukuran pemberian (doreas) Kristus.
Maksudnya, bahwa setiap orang percaya telah diberikan karunia-
karunia Roh, menurut ukuran pemberian (doreas) Kristus.
Dalam ayat 8-10 dinyatakan bahwa pemberian itu berkaitan
dengan karya keselamatan Kristus bagi manusia, yaitu melalui
kematian, kebangkitan dan kenaikan-Nya. Di mana Kristus, yang
kepadaNya telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi oleh
Allah Bapa, memberikan pemberian-pemberian (domata) kepada
jemaat-Nya. 43
Penggunaan istilah dorea dalam Efesus 4:7 adalah
untuk menyatakan bahwa adanya segala karunia Roh di dalam
jemaat, dimungkinkan karena karya keselamatan Kristus. Karunia-
karunia Roh berasal dari Kristus dan Kristus sendirilah yang
menentukan pemberian karunia-karunia tersebut. Sehingga tepat apa
yang telah dikatakan oleh D. Martyn Lloyd Jones: “The Lord Jesus
Christ is the Head of Church … is the Giver and Dispenser of all the

41
J.L. Abineno, Tafsiran Surat Efesus, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1977, hal. 99
42
Billy Graham, The Holy Spirit, Warner Books, New York, 1980, hal.169.
43
R.C.H. Lenski, The Interpretation of St. Paul’s Epistle to the Galatians, the
Ephesians, and to the Philippians, Augsburg Publishing, Minneapolis, 1961, hal. 520.

Page | 14
Gifts.”44 Tujuan pemberian karunia-karunia itu, dalam kaitan dengan
karya keselamatan Kristus bagi jemaat, adalah untuk
memperlengkapi jemaat bagi pekerjaan pelayanan dan pembangunan
jemaat, sebagai tubuh Kristus (Ef 4:11-16).
Semua hal ini menunjukkan bahwa penggunaan istilah dorea
dalam kaitan dengan karunia-karunia Roh, adalah untuk menyatakan
bahwa karunia karunia Roh adalah merupakan pemberian atau hadiah
yang resmi dari Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus melalui Roh
Kudus, kepada setiap orang percaya. Itu dimungkinkan karena karya
keselamatan Kristus di atas kayu salib dan kemenangan-Nya yang
terwujud dalam kebangkitan dan kenaikkan-Nya ke surga. Karunia-
karunia Roh ini dibagi-bagikan menurut kehendak-Nya. Tujuan
pemberian karunia-karunia tersebut adalah bagi pelayanan dan
pembangunan jemaat, sebagai tubuh Kristus. Karena itu, setiap
orang percaya harus mempergunakan segala karunia yang ada
padanya dengan penuh tanggung jawab, apapun konsekuensinya
4. Diakonia (ayat 5). Diakonia adalah sebuah kata benda yang diterjemahkan
dengan “pelayanan”. Dalam arti karunia – karunia itu digunakan bagi
pelayanan jemaat, kepentingan bersama atau orang lain bukan untuk
kepentingan sendiri. Sebagaimana Yesus datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani (Mark. 10 : 45). 45 Energema (ayat 6). Kata
tersebut adalah sebuah kata benda yang secara harafiah berarti “sesuatu
yang diperbuat” (thing wrought, effect of operation).46 Karunia – karunia
(enegermata) itu ialah daya – daya, aktivitas – aktivitas atau kuasa – kuasa,
yang diaktifkan oleh Allah dalam tiap – tiap orang.47 LAI menterjemahkan
dengan “perbuatan ajaib”. Ini menggambarkan satu prinsip atau kuasa
bahwa Allah sedang bekerja. Paulus mau menyatakan bahwa apabila

44
D. Martyn Lloyd Jones, Christian Unity, An Exposition of Ephesians 4:1-16: Baker
Book House, Grand Rapids, 1980, hal. 148
45
Donald Bridge – David Phypers., Op. Cit., hal. 22
46
Gerhard Kittel (Ed) , Op. Cit., hal. 21
47
John R.W. Stott, Op, Cit., hal. 112

Page | 15
karunia – karunia Roh dipergunakan, maka kuasa Allah sedang bekerja
dalam diri orang – orang Kristen bagi kepentingan orang lain.48
5. Phanerosis (ayat 7). Ini adalah kata benda yang diterjemahkan manifesto
(manifestation). Kata ini berasal dari kata phaneroo (kata kerja) “menjadi
jelas, nyata” (to make manifest) atau “mengetahui apa yang tersembunyi:
(know what has been hidden).49
Sedangkan dalam kata kerja diterjemahkan “menjadikan jelas atau
kelihatan atau diketahui”. Menyatakan bahwa karunia – karunia Roh
sebagai penyataan Roh yang sedang berurusan dengan manusia dijelaskan
agar tidak terjadi kesimpangsiuran akan penggunaan karunia – karunia
itu.50

J. Maksud dan Tujuan Karunia – Karunia


Rasul Paulus dan Petrus menyatakan kepada jemaat :
“Kepada tiap – tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan
bersama” (1 Kor. 12 : 7); “Demikian pula dengan kamu : Kamu memang berusaha
untuk memperoleh karunia – karunia Roh, tetapi lebih daripada itu hendaklah
kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun jemaat” (1 Kor. 14 : 12);
Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap
– tiap orang” (1 Pet. 4 : 10) .
Menurut Bridge – Phypers karunia – karunia itu mempunyai dua tujuan yang vital
dalam jemaat. Pertama – tama : memperkuat persekutuan jemaat. (Pembangunan
tubuh Kristus).
Untuk menyatakan kasih karunia, kuasa, dan kasih Roh Kudus di antara umat-Nya
dalam pertemuan umum, rumah, keluarga, dan kehidupan pribadi mereka
(ayat 1Kor 12:4-7; 14:25; Rom 15:18-19; Ef 4:8). Jemaat adalah “tubuh” dan
Kristus adalah kepalanya harus utuh, tidak terpecah – pecah, melainkan anggota –
anggota tubuh itu dapat saling memperhatikan. “Karena itu jika satu anggotanya
menderita, semua turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota
turut bersukacita” (1 Kor. 12 : 26). “Tubuh” Kristus sebagai si penerima karunia –

48
Donald Bridge – David Phypers, Op. Cit., hal. 22
49
Gerhard Kittel (Ed), Op. Cit., hal. 1244
50
Donald Bridge – David Phypers, Op. Cit., hal. 24

Page | 16
karunia itusaling memperhatikan agar tubuh terbangun.51 Karunia – karunia itu
juga menurut Billy Graham dapat dibandingkan karunia – karunia itu seperti
“peralatan”. Setiap anggota tubuh Kristus sekurang – kurangnya telah diberi salah
satu peralatan untuk dipergunakan di dalam pembangunan tubuh Kristus. 52
Acapkali karunia – karunia Roh dianggap sebagai suatu masalah hubungan
individual dengan Allah, pada hal karunia – karunia itu adalah pemberian kepada
setiap orang percaya. Oleh sebab itu tidak berjuang untuk menemukan karunia
individualnya. Oleh karena itu perlu diperhatikan bahwa karunia – karunia itu
diberikan bukan untuk kepentingan individual / pribadi, bukan untuk menolong,
menghibur dan menguatkan kita sendiri (para penerima) melainkan untuk orang
lain (Ef. 14 : 12, 16); karunia itu dimaksud untuk memperkuat “tubuuh”; karunia
tidak untuk dimiliki tetapi untuk dipergunakan.53 Dalam PB “pembangunan”
selalu berarti pelayanan yang membangun orang lain. Inilah arti kata
pembangunan. “Kata Yunani oikodomeo secara harafiah berarti “membangun”
dan dipakai untuk membangun kota, rumah, Synagode, dll. Penerapan kiasan
untuk gereja ini dapat dilihat kesaksian Kitab Suci baik oleh Yesus sendiri, tulisan
Paulus dan Petrus,
“ Dan Akupun berkata kepadamu : Engkau adalah Petrus dan di atas batu
karang ini aku akan mendirikan jemaat – Ku dan alam maut tidak akan
menguasainya (Mat. 16 : 18);
Karena kami adalah kawan sekerja Allah, kamu adalah lading Allang,
bangunan Allah (1 Kor. 3 : 9; bd. Ef. 2 : 20, 221);
Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk
pembangunan suatu rumah rohani (1 Pet. 2 : 5)”
Semua karunia dalam jemaat diperuntukan dalam pembangunan jemaat, karena
karunia – karunia itu adalah karunia pelayanan yang dianugerahkan bagi kebaikan
umum (pelayanan kepada orang lain). 54
Kedua : untuk menyebarluaskan
kesaksian dan pelayanan jemaat. Paulus mengatakan bahwa karunia – karunia itu
membuat orang sesat menyadari akan dosanya (1 Kor. 14 : 20 – 25). “…..

51
Donald Bridge – David Phypers, Op. Cit., hal. 18
52
Billy Graham, The Holy Spirit, Word, Dallas, 1988, hal. 134
53
Charles G. Hummel, Op. Cit., hal. 170
54
John R.W. Stott, Op. Cit., hal. 146, 150-152

Page | 17
sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku “sungguh Allah ada di
tengah – tengah kamu. Dalam kitab Kisah Rasul banyak jiwa – jiwa baru
bertambah. Dalam pasal 2 : 41 atas khotbah Petrus, sebanyak 3000 orang
diselamatkan, dan jumlah itu bertambah lagi sebanyak 5000 orang (4:4). 55
1. Karunia – karunia dan Pengalaman
Penggunaan karunia harus bersifat hati – hati karena dapat mengarah kepada
pengalaman yang sifatnya subjektif dan emosional. Pengalaman memang harus
dinikmati, akan tetapi pengalaman itu harus diletakkan pada iman kepada Injil.
Pengalaman rohani yang emosional dan subjektif adalah berpusat pada diri sendiri
dan membangun diri sendiri, juga bukan yang bersifat mistis melainkan sesuatu
yang dilakukan manusia atau sesuatu yang disebabkan terjadi. Pengalaman adalah
pengetahuan konkrit tentang Allah. Orang percaya menerima tindaka rahmat dari
Roh Kudus dan membaginya Bersama dengan orang lain. Maka sangatlah perlu
pengujian pengalaman-pengalaman karunia kita. Kitab Suci memberikan beberapa
pengujian praktis untuk karunia-karunia itu. Pertama, manafestasi Roh
memuliakan pribadi Kristus. Paulus mengatakan, :karena itu akau mau
menyakinkan kam, bahwa tidak seorangpun dapat berkata: “terkutuklah Yesus!”
dan tidak seorangpun yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan”, selain Roh
Kudus (1Kor.12:3). Kedua, karunia-karunia harus membangun tubuh Kristus, dan
diberikan “untuk perbuatan-perbuatan baik bagi orang lain” ( membangun jemaat)
dan digunakan dalam cara yang teratur (1 Kor. 12:7; 14:40) Artinya karunia-
karunia itu, kata Hummel berada dalam pertumbuhan rohani orang lain. Pengujian
yang ketiga adalah, buah Roh yaitu mengembangkan: “kasih, sukacita, damai,
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetian, kelemahlembutan,
penguasaan diri” (Gal. 5:22)56 Menurut Hummel, pengalaman-pengalaman rohani
tidak akan berarti apapun juga jika hal itu bukan merupakan suatu manifestasi dari
kasih Allah dalam Kristus.216 Pengalaman sering kali dipahami keliru, disamakan
dengan emosi atau individualisme. Pengalaman Kristen hendaknya tidak

55
Donald Bridge – David Phypers, Op. Cit., hal. 19
56
C.Peter Wagner, Op. Cit., hal. 92. Buah Roh adalah hasil normal yang diharapkan dari
pertumbuhan Kristen, kedewasaan, Kekudusan, sifat menyerupai Kristus, dan kepenuhan Roh
Kudus… Buah Roh dikembangkan apabila orang beriman hidup Bersama Allah dan
menyerahkandiri kepada Roh Kudus. Sementara karunia-karunia Roh membantu menjelaskan apa
yang diperbuat orang Kristen, buah Roh menjelaskan apa sebenarnya sifat orang Kristen itu

Page | 18
diindentifikasi dengan suatu jenis perasaan tertentu melainkan sebuah tindakan
nyata

K. Apakah semua karunia- karunia itu masih diberikan ?

Ada pandangan yang mengatakan bahwa tidak semua karuna-karunia itu


berlangsung hingga kini di dalam gereja. Karunia – karunia itu adalah jabatan
rasul dan nabi hanya bersifat sementara.57

1. Karunia Rasul

Rasul dalam Bahasa Yunani disebut apostle yang berasal dari kata
Apostolos. Apostolos dari akar kata apo yang artinya ‘dai’ dna stelo yang artinya
‘mengurus’. Jadi kara apostle berarti, yang diutus dari’ atau ‘pembawa berita’
dalam arti yang diutus Allah untuk membawa berita dari Allah. Yang perlu
diperhatikan dalam hal ini adalah ‘kedudukan’ sebagai rasul dan ‘karunia rasul’.
Kedudukan sebagai rasul dalam PB hanya diberikan keduabelas muris-Nya dan
kepada Paulus. Kedudukan itu hanya diberikan oleh Yesus (Luk.6:13) dan
diberikan kuasa secara unik (Luk.9:1:Mat. 10:1).58 Dalam PB kata ‘rasul’
dipakai dalam du aarti. Pertama, menunjuk kepada kedua belas murid yang
dalam arti yang khusus; atau kelompok kecil yang menjadi rasul Yasus Kristus
(Luk. 6:12, 13).59 Rasul ini di dalam pembentukan jemaat mereka mempunyai
peranan yang tidak mungkin diulang. Meraka ini selalu berkumpul selama Yesus
ada di dunia ini mulai Pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis sampai hari
kenaikan Yesus ke surga. Kedua, rasul lain yang menyaksikan kebangkitan
Yesus, saksi dari apa yang dikerjakan oleh Yesus; yang menyaksikan
penderitaan Yesus; menjadi saksi akan kenaikan Yesus, seorang yang setia
mengikut Yesus, yang setia menantikan janji Yesus.60 Atau juga seseorang
yang menunjuk kepada ‘utusan jemaat-jemaat’ (2 Kor.8:23; Fil. 2:25). Rasul-
rasul ini adalah utusan-utusan yang di utus bagi pesan-pesan khusus dari suatu
jemaat ke jemaat yang lain. Dalam kisah para Rasul 14:14 dan 1 korintus 9:5-6

57
Charles G. Humel, Op.Cit. hal. 171
58
Donald Bridge-David Phypers, Op.Cit., hal.129-130
59
Victor L. Tobing, Op. Cit., hal. 110-111.
60
John R.W. Stott., Op. Cit., hal. 130-131

Page | 19
Barbanas dinyatakan sebagai rasul: demikian juga Andronikus dan Yunias
digambarkan orang-orang yang dipandang di antara para rasul (Rom 16:7); Silas
dan Timotius (1 Tes. 2:6).61 Karunia rasul yang berhubungan dengan kedudukan
hanya disandang oleh ke-duabelas murid-murid Tuhan Yesus. Mereka ini
disebut rasul khusus karena karena kedudukan meraka telah menyertai Yesus
selama pelayanan-Nya, mulai dari baptisan sampai kenaikan-Nya ke sorga.
Mereka adalah saksi akan kebangkitan Yesus (Kis. 1:22;Gal. 1:16;1 Kor.15:8).
Para rasul ini bertanjungjawab atas kehidupan jemaat (Kis. 8:10,11) dan meraka
juga tampil dalam memimpin ibadah Kesaksian-kesaksian dan hidup mereka
membuktikan bahwa mereka adalah rasul (2Kor. 12:12): mereka juga secara
pribadi ditetapkan dan diberi kuasa oleh kristus (Mark. 3:14); dan pelayanan
pengajaran mereka ecara khusus diilhami oleh Kristus (Yoh. 14:25,26;16:12-15).
Melihat pekerjaan seorang rasul seperti ini, menurut John Calvin dan Benjamin
Wakefield, Karunia kerasulan itu hanya bersifat sementera dan tidak mungkin
lagi pada masa ini. Karunia itu hanya berlaku sampai pada zaman para rasul.
Sebab rasul sebagai saksi mata akan pelayanan Yesus, tidak mungkin lagi terjadi
pada zaman ini, karena itu hanya bersifat sementara atau dengan kata lain
kerasulan hanya bersifat “perintis”.62

Menurut mereka, karunia-karunia lain juga yang disebutkan dalam Efesus


pasal 4, yaitu karunia rasul, nabi, pemberita Injil dan gembala-pengajar
diperlukan hanya sebagai pelengkap-pelengkap yang diperlukan oleh pelayanan
perintisan. Terkecuali karunia gembala-mengajar masih berlaku pada masa kini.
Mereka ini dapat disamakan dengan “pendeta” atau sebutan lainnya yang
berfungsi sebagai gembala atau pengajar. Apakah argumentasi ini dapat
diterima, sesuai dengan kesaksian Alkitab ? Alkitab tidak mencatat bahwa tidak
ada satupun karunia itu telah using atau tidak berlaku lagi. Memang Paulus
mengatakan pada 1 Korintus 13:8 “nubuat akan berakhir; pengetahuan akan
lenyap”. Konteks ungkapan Paulus disini menunjukan ke pada masa depan,
dimana manusia akan lenyap pada waktu Tuhan Yesus menepati janji-janji-Nya
dalam kemulian-Nya (Mark. 16:17-18).63 Karunia-karunia yang bersifat
61
Ibid., hal. 111
62
Donald Bridge-David Phypers, Op. Cit., hal. 36
63
Ibid, hal. 30

Page | 20
sementara adalah apa yang disebut dengan karunia-karunia ajaib seperti :
mengadakan mujizat, menyembuhkan, Bahasa roh, dll. Pendapat ini dikemukan
oleh beberapa aliran reformed berdasarkan 1 Korintus 13:8-10 ( Bd keterangan
di atas ). Bahwa karunia-karunia ajaib tadi dianggap hanya terbatas pada zaman
para rasul dan telah hilang pada saat PB selesai ditulis. 64 Mengenai karunia rasul
pada zaman ini, menurut Bridge Phypers memang jelaslah tidak mungkin lagi
terulang bahwa keduabelas murid termasuk Paulus yang mempunyai kerasulan
yang khas, apalagi sebagai saksi hidup akan pekerjaan dan pelayanan Yesus.
Namun bila kita telaah fungdi para rasul itu, maka jelaslah bahwa jemaat selalu
memerlukan orang-orang Kristen yang mengalami karunia ini. 65 Bahwa perintah
untuk memberikan Injil dicatat baik oleh Injil Matius maupun Kisah para Rasul.
Sesungguhnya tugas jemaat akan selesai, jika berita Injil telah tersebar ke
seluruh dunia, karena sesudah itu barulah tiba akan kesudahannya (Mat. 24:14).
Pada abad ke-20 ini sebutan atau julukan “rasul” itu masih muncul dan
dipergunakan. Kita mencatat John Sung “rasul tiongkok”; Carey “rasul India”,
Judson “rasul Birma”;Aidan “rasul Northumbaria” dan lain-lain.

2. Karunia Nabi

Karunia nabi Nabi dalam bahasa Ibrani roeh yang artinya “pelihat” (Inggris :
seer). Dalam istilah umum sering disebut sebagai utusan Allah. Sebutkan ini
pertama kali dikenakan kepada Musa (Ul. 33:1)dan kemudian kepada Raja-raja (1
Sam. 2:27; 9:6; 1 Raja-raja 8:1; 2 Raja-raja 4:9)). Sebagai utusan Allah ia
berfungsi sebagai alat penyataan Allah kepadanya Firman Tuhan datang dan oleh
karena ia menyatakan firman Allah secara langsung (Kel. 4:12, 7:1-2; Yes. 1:4-9;
22:16, 18, 22, 28).66 Dengan fungsi nabi sedemikian, maka zaman sesudah para
nabi tidak mungkin lagi ada. Sebab pernyataan Allah menurut Scott sudah
disempurnakan di dalam Kristus. Di dalam gereja sekarang ini tidak ada lagi yang
mengatakan “firman Tuhan datang kepada saya demikian...” Adapun nabi-nabi
yang muncul zaman ini bukanlah nabi Allah melainkan nabi-nabi palsu. Firman
Tuhan tidak lagi dapat ditambahkan kepada Firman yang sudah tertulis sebab

64
Traugott G.R. Boeker,Baptisan dan…Op. Cit. ,hal. 45
65
Donald Bridge-David Phypers, Op. Cit., hal.41
66
Ibid

Page | 21
pondasi atau dasar iman kita sudah selesai diletakkan (Ef. 2:20; Ibr. 1:1). Agabus
yang dicatat dalam Kisah Para Rasul 11:28; 21:10,11 bukanlah benar-benar nabi
karena fungsinya bukanlah pernyataan-pernyataan Allah yang secara langsung
berbicara kepadanya. Ungkapan-ungkapan yang tidak lain adalah sebuah ramalan
kejadian akan masa depan kalau meramalkan masa depan ini mungkin saja terjadi
namun pernyataan pernyataan atau pesan-pesan Allah secara langsung tidak akan
mungkin terjadi lagi Sebab utama Seorang nabi bukanlah meramalkan tentang
masa depan melainkan sebagai alat penyataan Allah secara langsung.67

L. Luasnya Karunia-Karunia

Karunia Karunia itu diberikan bukan kepada sekelompok kecil manusia


yang terpilih. Kepada setiap orang percaya. Paling sedikit diberikan satu Karunia
Rohani. Ini jelas tertulis dalam surat surat Paulus dan Petrus.

“ Aku berkata kepada setiap orang diantara kamu:… hendaklah kamu


berfikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut iman, yang
dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing… Demikianlah kita
mau punya Karunia yang berlainan … baiklah kita melakukannya
sesuai dengan Iman kita’ (Rom. 12:3,6)”
Sebagai analogi, di mana setiap orang mempunyai fungsi dan tanggung jawab nya
dalam membangun tubuh tersebut. Lidah, tangan, kaki, mata dan sebagainya
bertanggung jawab dalam untuk membangun tubuh.

Sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak
semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita
walaupun banyak adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-
masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita
mempunyai Karunia yang berlain-lainan menurut kasih Karunia yang
dianugrahkan kepada kita… baiklah kita melakukannya… ( Rom. 12:4-6).
‘ karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota anggotanya banyak
merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus … Karena tubuh juga tidak
terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota… kamu adalah tubuh
Kristus dan kamu masing masing adalah anggotanya’ (1 Kor. 12:12, 14,
27).
Pelaksanaan karunia-karunia dalam jemaat merupakan bagian dari sifat jemaat
dan selalu aktif di dalamnya. Memang di akui pada abad ke-2 dan ke-3, sebagian

67
Ibid. hal.133

Page | 22
Karunia diserap oleh pelayan jemaat sehingga muncul perbedaan antara ‘ pendeta‘
Dan ‘ kaum awam‘. Sebagaimana juga pandangan tradisional yang mengatakan
bahwa karunia-karunia itu tidak diberikan kepada anggota Jemaat, melainkan
hanya kepada pendeta. Sehingga pada abad ke-4 setelah jaman penganiayaan di
bawah kaisar Konstantinus, karunia-karunia Roh yang menyertai Jemaat
mengalami kemunduran, yang sesungguhnya.

M. Jenis jenis Karunia Karunia roh yang masih berlanjut

Berikut ini penjelasan beberapa Karunia Roh dalam jemaat yang masih
berlanjut:

Karunia bahasa Roh, menafsirkan bahasa roh, karunia hikmat, karnia


penyembuhan, karunia, karunia mujizat, kaarunia membedakan bermcam roh,
karunia pengetahuan, karunia iman. Karunia-karunia tersebut masih diberikan
Tuhan kepada jemaat. Berikut diuraikan khusus tentang Karuna bahasa Roh,
karena karunia ini oleh sekelompok orang/jemaat dianggap spektakuler; oleh
karenanya sangat perlu diberikan penjelasan.
Karunia bahasa roh atau bahasa lidah ( 1 Korintus 12:28 ) Dalam bahasa Yunani
disebut glossolalia. istilah ini berasal dari dua kata yaitu glossa artinya lidah dan
laleo artinya berbicara. Jadi karunia bahasa roh dapat diartikan dengan karunia
berbicara dalam bahasa lidah (roh). Kemudian oleh beberapa pandangan
mengemukakan penjelasan-penjelasan yang berbeda:
Karunia bahasa lidah adalah Karunia bahasa asing yang tidak pernah dipelajari
namun bahasa itu dapat dimengerti oleh orang-orang seperti yang terjadi pada
hari Pentakosta. Bahwa orang-orang yang hadir di sana mengerti apa yang
diucapkan rasul-rasul. Mereka mampu berbicara dalam bahasa bahasa asing
yang dimengerti oleh pendengar saat itu. Dan kegunaannya sangat jelas yaitu
untuk perluasan injil. Penggunaan Karunia bahasa lidah di Korintus sangat tepat,
mengingat heterogenan penduduknya. Kita tahu bahwa di sana ada dua
pelabuhan, sebagai pusat perdagangan dan orang-orang dari berbagai bangsa dan
bahasa berdatangan ke sana. Mereka adalah kebanyakan orang orang kafir.
Kepada orang-orang ini dibutuhkan pelayanan Penginjilan dan cara Tuhan
adalah dengan karunia berbahasa lidah (roh). Kita tahu bahwa karunia-karunia

Page | 23
itu diberikan Roh Kudus untuk membangun jemaat, bukan pribadi.
Sesungguhnya karunia-karunia Roh Kudus yaitu menggunakan bahasa yang
sama yang dimengerti oleh pendengar nya, sehingga bermanfaat untuk
membangun gereja. Tentang istilah bahasa “yang tidak dikenal” dalam 1
Korintus 14:4 adalah terjemahan yang salah. King James Version
Menterjemahkan kata itu demikian, pada hal Dalam teks asli Yunani tidak
ditemukan bahasa itu. Berarti teks itu ditambahkan kemudian oleh penterjemah.

Kemudian ada karunia menafsirkan bahasa roh, karunia hikmat, karnia


penyembuhan, karunia, karunia mujizat, kaarunia membedakan bermcam
roh, karunia pengetahuan, karunia iman. Karunia-karunia tersebut masih
diberikan Tuhan kepada jemaat.
IV. KESIMPULAN

Paulus sebagai seorang yang memiliki pengetahuan teologis yang luarbiasa,


hikmat yang dari Tuhan, bahkan dapat mengatasi segala masalah yang dihadapi
dalam jemaat/ pelayanannya memberikan sebuah penjelasan tentang apa, dan
bagaimana dengan Karunia-karunia Roh. Roh adalah suatu kesanggupan khusus
yang diberikan Allah kepada setiap orang percaya sesuai kehendak-Nya untuk
digunakan bagi kepentingan jemaat sebagai tubuh Kristus. Pemberian ini
dimungkinkan karena adalah karena kasih dan anugerah Allah, bukan hasil
usaha manusia atau sebagai suatu pahala atas jasa manusia.
Juga tidak dengan adanya baptisan Roh atau berkat kedua. Berdasarkan
pengertian bahwa karunia-karunia Roh diberikan Allah kepada jemaat untuk
pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus, maka setiap anggota jemaat atau
orang percaya mempunyai tanggung jawab di dalam pelayanan jemaat.
Tanggungjawab itu tidak dapat diwakilkan dan dimonopoli orang lain, secara
khusus oleh para pelayan jemaat. Para pelayan jemaat bertanggung jawab untuk
memperlengkapi dan mempersiapkan setiap anggota jemaat bagi pelayanan dan
pembangunan jemaat, sebagai tubuh Kristus.
Jemaat dengan segala karunianya merupakan potensi yang amat besar
bagi perkembangan dan pertumbuhan tubuh Kristus. Melalaikan potensi ini
berarti kehilangan kesempatan bahkan dapat menghalangi pertumbuhan jemaat.
Sebaliknya, melibatkan setiap anggota jemaat, sesuai dengan karunianya, dalam

Page | 24
Pelayanan Kesaksian (Marturia), Pelayanan Persekutuan (Koinonia), Pelayanan
Sosial (Diakonia) akan berakibat pada pertumbuhan jemaat secara kualitatif dan
kuantitatif. Karena itulah tujuan Allah memberikan karunia-karunia Roh kepada
jemaat-Nya.
Karunia-karunia Roh yang diberikan Allah kepada setiap orang percaya
beranekaragam dan berbeda-beda. Perbedaan ini bukan untuk dipertentangkan
atau diistimewakan melainkan untuk saling melengkapi satu dengan yang lain,
agar seluruh orang percaya sampai kepada kesempurnaan Kristus. Setiap
karunia tidak lebih penting dan istimewa daripada karunia-karunia yang lain.
Semua sama penting dan sama kualitasnya karena bersumber dari Allah yang
sama.
Pandangan yang menganggap karunia-karunia Roh yang bersifat spektakular
lebih penting daripada karunia-karunia Roh yang lain, tidak benar. Demikian
juga, memutlakkan karunia berkata-kata dengan bahasa roh bagi setiap orang
percaya tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Setiap orang percaya
menerima karunia yang berbeda-beda, sesuai dengan kehendak Allah.
Karunia-karunia Roh diberikan Allah kepada setiap orang percaya, pada saat
percaya kepada Kristus dan dibaptis di dalam nama-Nya. Pengalaman orang
percaya menerima karunia-karunia Roh berlangsung secara simultan. Saat
seseorang percaya kepada Kristus dan dibaptis dalam nama-Nya, pada saat itu
secara simultan ia menerima keselamatan, menjadi anggota tubuh Kristus,
menerima Roh Kudus dan karunia-karunia Roh. Dan menurut Paulus, inilah
yang dimaksud dengan dibaptis dengan Roh Kudus. Oleh karena itu, pandangan
yang menyatakan pengalaman tersebut berbeda, tidak simultan dengan
kelahiran baru melainkan merupakan pengalaman kedua atau second blessing
dan karena itu hanya merupakan pengalaman beberapa orang percaya tertentu
saja adalah tidak benar.
Karunia Roh berbeda dengan talenta. Karunia Roh diberikan Allah
kepada orang percaya untuk kemuliaan Allah. Talenta adalah bakat atau
kesanggupan khusus pembawaan seseorang sejak lahir, digunakan untuk
kepentingan umum manusia. Setiap talenta/bakat dapat dipakai dan diubah- Nya
sebagai karunia Roh pada saat orang tersebut percaya kepada-Nya.

Page | 25
KEPUSTAKAAN
Abineno, J.L., Tafsiran Surat Efesus, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1977
Baker, David L., Roh dan Kerohanian Jemaat, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1996
Baxter, J.Sidlow, Menggali Isi Alkitab 4, BPK Gunung Mulia, Jakrta, 1980
Benyamin, Samuel Hakh, Perjanjian Baru: Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok
Teologisnya, Bina Media Informasi, Bandung, 2010
Blankenbaker, Frances , Inti Alkitab Untuk Para Pemula, BPK Gunung Mulia,
Jakarta, 1989
David L, Baker, Roh dan Kerohaniaan Jemaat, BPK, GM, Jakarta, 1996
Duyverman, M.E., Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, BPK GM, Jakarta,
1981
Doughlas, J.D. (Editor), The New Bable Dictionary, Inter Varsity Press, London,
1975
Graham, Billy, The Holy Spirit, Warner Books, New York, 1980
Hummel, Charles E.. Fire In The Fireplace: Contemporary Charismatic
Renewal, Servant Boo, Michighan, 1970
Jongeneel, J. A. B. Karismata, Gerakan Kharismatik, dan Gereja – Gereja, BPK,
GM, Jakarta, 1995.
Jones, D.Martyn Lloyd, Christian Unity, An Exposition of Ephesians 4:1-16:
Baker Book House, Grand Rapids, 1980
Kittel, Gerhard (Ed) ., Theological Dictionary of the volume II New Testament,
Grand Rapids, Michign, W.
Lenski, R.C.H., The Interpretation of St. Paul’s Epistle to the Galatians, the
Ephesians, and to the Philippians, Augsburg Publishing, Minneapolis,
1961.
Lumbantobing, Victor, Roh Kudus, Yayasan Persekutuan Doa dan Penelaahan

Page | 26
Alkitab, Sumatera Utara, tt
McRae, William,Dynamic of Spritual Gifts,Zondervan,Grand
Rapids,Michigan,1976
Pattiasina, J.M. – Sairin, Weinata (Penyunting), Gerakan Oikumene : Tegar
Mekar di Bumi Pancasila, BPK, GM, Jakarta, 1997
Pfitzner, V.C., Kesatuan dan Kepelbagaian, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2010
Tong, Stephen, Baptisan dan Karunia Roh Kudus, Lembaga Reformrd Injili
Indonesia, Jakarta, 1996, p.127
Link
Sabda.org

Page | 27

Anda mungkin juga menyukai