1
resmi), mereka berdua tetap ingin satu dengan Gereja Inggris. Mereka tak ingin tinggalkan
Gereja Inggris. Ayahnya, namanya Samuel, menjadi pimpinan gereja di Epworth Parish. Dia
adalah orang yang sangat loyal kepada raja, sebab itu ia tidak begitu populer di kalangan
masyarakat waktu itu. Ibunya John, Susannah sangat berpengaruh atas hidupnya. John
mempunyai 19 orang bersaudara dan beberapa di antaranya meninggal semenjak masih kanak-
kanak. Ibunya sangat disiplin, tetapi juga penuh cinta kasih. Dia mau segala sesuatu dilakukan
sesuai waktu dan jadwalnya. Tidak boleh ada aturan yang tidak diikuti kecuali sedang sakit. Ia
mengajar anak-anaknya menulis dan membaca dan meluangkan waktu bagi anak-anaknya
untuk membimbing mereka bertumbuh dalam Tuhan.
2
1725 John Wesley ditahbiskan menjadi seorang Pendeta Muda (Diakon)
Ini adalah titik balik hidup John. Berkobar-kobar dalam hidupnya keinginan untuk sebuah
kehidupan yang suci. Dia mulai berusaha meraih apa yang disebut kesucian hidup itu dan
berada pada jalan surga. John Potter, orang yang mentahbiskannya, berkata "Janganlah
menghabiskan waktumu untuk berdebat akan hal-hal yang dapat menimbulkan perpecahan,
tetapi lebih baik menyaksikan kebenaran akan kesucian yang sesungguhnya." Kata-kata ini
sungguh mempengaruhinya.
3
August Spanberg, yang adalah seorang Moravia. Spanberg menanyakan beberapa pertanyaan
yang sangat pribadi. Katanya, "Apakah engkau mengenal Yesus Kristus?" dan "Apakah engkau
tahu bahwa ia telah mati bagi saudara?" Wesley menjawab, "Ya" terhadap kedua pertanyaan
itu. Tetapi dia kembali ke Inggris tahun 1738 dengan sebuah kegagalan dan dia belum
mengalami pertobatan yang sejati. Tetapi paling tidak ia telah mendapatkan sebuah pelajaran
baru dalam pengalamannya bahwa ia tidak bisa mengandalkan perbuatan-perbuatan baiknya
sebagai yang bisa menyelamatkan dirinya.
4
dimengerti dan bahasa yang sederhana, serta dapat dipahami semua yang hadir. Ia berkhotbah
setiap jam 5 pagi sebelum orang-orang pergi ke tempat kerja masing-masing, siang hari dan
sore hari juga. Ia memiliki suara yang keras dan berwibawa. Ia berkhotbah kepada sekitar
30.000 orang pada suatu kali. Dia tidak membutuhkan pengeras suara dan berbagai fasilitas. Ia
menjelajahi seluruh Inggris dengan menunggang kuda, atau kadang-kadang hanya jalan kaki
saja, dan tinggal serta menginap di mana saja yang memungkinkan. Ia berkhotbah di jalan-
jalan, pasar-pasar, di bawah pohon, di taman-taman atau di kebun-kebun dan di mana saja.
Ada juga orang-orang yang tidak menyenangi dia dan mau mempengaruhi pendengar-
pendengarnya. Wesley tahu bahwa apa yang dilakukan adalah panggilan Allah. Allah telah
memanggil dia untuk pekerjaan ini, sebab itu, dia tidak akan pernah mundur dari panggilan
pekerjaan Tuhan ini. Dia adalah seorang pengkhotbah dan seorang penginjil. Kerinduannya
adalah untuk memperbaiki gereja dan negara dengan jalan menyebarkan ajaran Alkitab tentang
kesucian keseluruhan kepada negeri itu. Bagi Wesley tidak cukup kalau hanya memenangkan
jiwa-jiwa bagi Kristus. Jiwa-jiwa itu harus diajarkan, dibimbing dan dituntun untuk menjalani
kehidupan Kristen yang suci dan kudus dan terus bertumbuh dalam anugerah Tuhan.
Kelompok-kelompok Metodis dibentuk untuk mengajarkan semua petobat baru dan menolong
orang-orang yang sedang mencari keselamatan.