Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KORINTUS TENTANG

“PENYEMBAHAN BERHALA”

DI
S
U

S
U

N
OLEH KELOMPOK III
ANGGOTA
1. MUSTAHIL
2. KAREL
3. ALEXSANDER.T
(SEKOLAH THEOLOGIA APOSTOLIC TALITAKUM PALOPO ( STAT)

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas bimbinganya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini
dengan baik, yang berjudul “ PENYEMBAHAN BERHALA’’ kami
berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap orang
yang membacanya.
Jikalau ada penulisa yang tidak sesuai dengan keiginan si
pembaca kami mohon maaf sebesar-besarnya atas kekeliruan kami,
sekian dan terima kasih.

Palopo10 Februari 2019

penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………
1.2 Rumusan Masalah………………………………………..
1.3 Tanggal Dan Tempat Penulisan…………………………
1.4 Masalah Yang Terjadi Di Korintus……………………..
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Penyembahan Berhala……………………….
1.2 Bolehkah seorang Kristen menerima undangan makan ke
rumah di mana daging di persembahkan berhala itu
mungkin
disajikan…………………………………………………
1.3 Dapatkah seorang Kristen mengambil bagian dalam
santapan biasa di suatu perkumpulan orang
kafir………………….
BAB III PENUTUP
1.1 Penerapan…………………………………………….
1.2 Saran…………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG KORINTUS
Kota korintus termasuk wilayah jajahan pemerintahan Romai. Kota ini terletak pada suatu
genting tanah yang di sebut juga terusan korintus. Dan dikatakan bahwa kota korintus
merupakan pusat perdagangan antara Negara-negara timur dan barat. Letak kota korintus
sangat strategis untuk memajukan perdagangan,dan juga sangat penting untuk
mempertahankan keamanan kota yunani. Mata pencaharian penduduk korintus ialah
berdagang, itu sebabnya mereka cepat menjadi kaya. Tetapi di katakana justru dengan
kekayaan mereka itulah yang menyebabkan mereka berbuat dosa.
Kota korintus di sebut pasar besar untuk seluruh dunia karena para pedagang dating ke
kota itu dari seluruh penjuru dunia. Dan di katakana bahwa pengaruh agama terhadap
penduduk kota korintus sangat kuat.bahkan agamalah yang mnyebabkan kejahatan mereka
bertambah-tambah dan mereka menyembah dewi venus. Dan peraturan di Korintus
menetapkan bahwa di dalam Kuil Dewi venus itu harus ada seribu gadis cantik yang tetap
tinggal di sana sebagai pelacur dan beribadah kepada dewi cinta itu. Dengan adanya tindakan
itu tak heran jikalau Korintus disebut kota kenajisan dan “ kota main Korintus “ yang berarti
kota untuk berbuat zinah.
Kota korintus bukan hanya termasyur dengan kejahatan, tetapi juga karena kebudayaan dan
ilmu pengetahuan, bahkan korintus menjadi pusat ilmu pengetahuan, filsafat dan olaraga.

( Tafsiran surat Korintus, J. Wesley Brill, Hal 11)

A. Tanggal dan tempat penulisan


Kita tahu bahwa rasul Paulus menulis surat ini ketika ia berada di Efesus (1 Kor 16:8). Ada
diantara para penafsir mengatakan bahwa surat ini di tulis pada tahun 54 atau 55,ada pula yang
mengatakan tahun 57 atau 58. Kita tidak tahu dengan pasti mana yang benar,tetapi dengan dugaan
kita ialah bahwa surat ini ditulis kira-kira pada tahun 56 atau57.
( Tafsiran surat Korintus pertama, J.Wesley Brill, Hal 19)

B. Masalah yang terjadi di jemaat korintus


ialah jemaat korintus membiarkan diri mereka di kelilingi oleh penyembahan berhala dan adat
istiadat yang berhubungan dengan hal itu, karena itu timbul pertanyaan bolekah mereka makan
daging yang suda di persembahkan kepada berhala, kemudian Paulus menjelaskan bagian ini dengan
pasal 8 dan dengan menasehatkan supaya mereka sadar dan mengekang diri dalam hal itu. Paulus
menyatakan bahwa ia sendiri telah belajar mengendalikan dirinya dan telah dapat menguasainya.
Paulus juga menujukan bahwa orang yang tidak mengendalikan dirinya dengan memberikan contoh
tentang bangsa Israel. Mereka suda lepas dari negri mesir dengan mujisat ALLAH dan dengan
mujisat itu pula mereka di pelihara di beri makan di padang gurun itu. Paulus menghendaki supaya
kejadian itu menjadi peringatan bagi jemaat korintus sehingga mereka idak lagi menuruti teladan
bangsa Israel, melainkan menjauhkan diri dari penyembahan berhala.
Dan masalah ini juga di jawab Paulus dan memberikan pandangannya mengenai hal-hal itu (
pasal 8,9 dan 10). Ke pada bangsa-bangsa asing yang percaya di yerusalem di perintakan jangan
makan makanan yang di persembakan kepada berhala. Bagi orang-orang yahudi memakan daging
yang suda di persembahkan kepada berhala. Dan bagi orang Yahudi memakan daging yang di
persembahkan kepada berhala adalah suatu kenajisan.
( Tafsiran surat Korintus pertama, J. Wesley Brill, hal 149)
1.2 RUMUSAN MASALH
1. Pengertian penyembahan berhala?
2. Bolehkah seorang Kristen menerima undangan makan ke rumah di mana daging
dipersembahakn berhala itu di sajikan?
3. Dapatkah seorang Kristen mengambil bagian dalam santapan biasa di suatu perkumpulan
seoprang kafir?
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 PENGERTIAN PENYEMBAHAN BERHALA
Berhala adalah patung, gambar dari sesuatu, atau simbol yang dijadikan objek pengabdian
yang penuh gairah, entah berwujud atau hanya ada dalam pikiran. Secara umum,
penyembahan berhala adalah pemujaan, kasih, atau ibadat kepada suatu berhala, dan biasanya
ditujukan kepada suatu kuasa yang dianggap atau yang memang lebih tinggi. Kuasa itu
diyakini memiliki eksistensi (sebagai manusia, binatang, atau organisasi) atau bisa juga tidak
(seperti suatu kekuatan atau objek alam yang tak bernyawa). Penyembahan berhala umumnya
berkaitan dengan suatu bentuk, upacara, atau ritus.
 Bolekah seorang Kristen menerima undangan makan ke rumah dimana daging
persembahan berhala itu di sajikan?
(1 kor 10:27-30), anggapan Paulus terhadap persoalan danging persembahan berhala di Korintus itu
membuat beberapa kenyataan menjadi jelas. Pertama, tidak makanan yang mempunyai khasiat baik
atau buruk, seluruh dunia memiliki Tuhan (1 kor 8:8;10:26,30). Mempersembahkan daging kepada
berhala yang sebenarnya bukan allah yang sunggu tidak dapat menggaramkan daging itu. Yang
bukannya daging itu, tetapi dimana dan untuk maksud apa itu dipersembahkan, dan apakah hal
makan daging itu akan menjadi batu s
andungan bagi beberapa orang yang nuraninya lemah. Jadi,” kalua kamu di undang makan oleh
seorang yang tidak percaya, dan undangan untuk kamu terimah, makan apa saja yang dihidangkan
kepadamu, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nuranih,(1 kor 10:7).

 Dapatkah sorang Kristen mengambil bagian dalam santapan biasa suatu perkumpulan
seorang kafir?

(1 kor 8:10; 10:14-22) perjamuan Tuhan mulai seperti makan bersama. Hal ini yang
menyebabkan orang-orang Kristen tidak disukai. Salah satu kekacauan di Korintus yang
harus di perbaiki oleh Paulus (11:17-34) adakah bahwa jemaat Korintus telah
membiarkan makan bersama yang suci ini menjadi kekacauan yang mementingkan diri.
Laman kelamaan perjamuan Tuhan di peringatai dengan hanya dua unsur, yakni roti
dan anggur tanpa memakan lainya.
Sekarang Paulus menasehati bahwa mengambil bagian dalam perjamuan Tuhan
mempersatukan semua orang percaya itu dengan Kristus ( 1 kor 10:16,17). Sebab makan
pada “ perjamuan roh-roh jahat” merupakan tindakan yang tidak masuk akal dan berbahaya
secara rohani.karena dengan lingkungan seperti itu,yaitu kuil berhala, roh-roh setan
merajalela ( 10:20,21). Dan meskipun berhala itu bukan sendiri bukan apa-apa, namun ada
kuasa –kuasa roh setan yang nyata yang merajalela di mana berhala-berhala itu berada.

Jadi, dengan singkat, nasehat Paulus dalam tiga keadaan khusus ini adalah sebagai
berikut:

 Belilah daging di pasar tanpa bertanya-tanya


 Boleh pergi ke seorang teman yang belu selamat untuk makan jika kmu mau, dan
makanlah apa saja yang di sajiakn kecuali seorang mengajukan keberatan hati nurani
 Jaukanlah diri dari pesta-pesta dalam rumah-rumah berhala.
( pertama korintus dan dua korintus,Russell P.Spittler, hal 45,46)

1.2 PEMECAHAN MASALAH


Paulus berkata “tetapi orang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah “ ( 8:3) jika seorang
mengasihi Allah orang itu sudah sampai kepada pengetahuhan yang benar . jika seorang tidak
mempunyai kasih ia juga tidak mempunyai pengetahuhan, Paulus berkata “ tidak ada berhala di
dunia ini’’ ( 8:4). Jika kita hendak menentukan apakah halal atau tidak memakan daging yang
dipersembahkan kepada berhala itu maka kita harus lebih mengerti apa berhala itu. Dan apa
akibatnya jika seorang mempersembahkan kepada berhala. Paulus berkata tidak ada berhala di dunia
ini. Makanan tidak membuat kita lebih baik, tetapi juga tidak membuat kita kurang baik, itulah
sebabnya rasul Paulus perlu menegaskan masalah ini dalam 10:20, Paulus berkata bahwa allah
bangsa asing adalah roh-roh jahat.
Rasul Paulus menegaskan jauh lebih baik lagi makanan tidak membuat kita lebih dekat
dengan Allah, kita tidak rugi apa-apa kalau kita tidak makan dan kitauntung apa-apa kalau kita
makan,dalam 8:8 makanan tidak mebuat kita lebih dekat kepada Allah dan tidak pula membuat kita
lebih jauh dari Allah.
Tetapi Rasul Paulus memberikan sebuah perintah lagi, jagalah supaya kebebasanmu ini
jangan menjadi batu sandungan bagi orang lain dalam 8:9 jika pengetahuhan kita menjadi batu
sandungan bagi orang lain kita berdosa, mengenai hal ini Paulus memberikan peringatan yang tegas
sekali,dengan jalan demikian orang yang lemah yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati
menjadi binasa karena pengetahuhanmu, jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-
saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus
8:11.
Rasul Paulus mengakhiri pasal ini dengan berkata: karena itu apabilah makanan menjadi batu
sandungan bagi saudaraku aku untuk selama-lamanya tidak akan makan daging lagi,supaya aku
jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku 8:13.

( Tafsiran surat Korintus, J. Wesley Brill, Hal 152,153,154,155,156)


BAB III
PENUTUP
1.1 PENERAPAN/APLIKASI
Marilah kita mendekatkan diri kita kepada Tuhan dan setia mengikut Tuhan dan selalu
melakukan kehendak-Nya agar hidup kita jauh dari pengaruh-pengaruh yang bisa
menyesatkan kita sehingga jauh dari-Nya.
1.2 SARAN
Sebagai ciptaan Tuhan yang mulia,hendaknya kita menjaga kehidupan kita agar menjadi
orang berkenan di hadapan Tuhan, dan tidak melakukan hal-hal yang tidak baik, contohnya
dalam kehidupan kita jangan pernah percaya terhadap allah-allah lain dan ikut serta dalam
berbagai tindakan mereka yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, tetapi kita
harus menjauhkan diri kita dari hal-hal yang sesat itu atau ajaran-ajaran palsu.

Anda mungkin juga menyukai