Anda di halaman 1dari 15

Nama : Cristi Elisabet Saragih

NIM : 11.01.774

Ting.Jur. : II-B/Theologia

Mata Kuliah : PAK Anak/Remaja

Dosen : Pdt. Setia Ulina Tarigan, Ph. D

Pengajaran Terhadap Anak Tanggung

I. Pendahuluan
II. Pembahasan
II.1 Pengertian Mengajar

Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan atau ilmu dari seseorang Guru


kepada murid-murid. Mengajar ialah menanamkan sikap dan nilai-nilai, pengetahuan
dan keterampilan dasar dari seseorang yang telaha mengetahui dan menguasainya
kepada seseorang. Mengajar terjadi baik di sekolah maupun di luar sekolah. Selain
itu, mengajar juga dapat diartikan membimbing seseorang atau sekelompok orang
supaya belajar berhasil. 1

II.2 Pengertian Anak Tanggung

Anak adalah individu yang unik yang mempunyai eksistensi, yang memiliki
jiwa sendiri serta mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal
sesuai dengan iramanya masing-masing yang khas. 2 Ia mempunyai hubungan sosial
dan penilaian yang bertumbuh luas menyebabkan anak bereaksi dengan cara – cara
baru terhadap berbagai faktor lingkungan dan situasi.3 Anak adalah pribadi yang
masih murni jauh dari unsur-unsur yang mendorong anak-anak ke perbuatan-
perbuatan yang tergolong dosa dan tidak bermoral, banyak dipengaruhi oleh aktifitas-
aktifitas keagamaan.4 Perhatian anak-anak itu dapat ditarik pada mulanya dengan
merangsang pikirannya melalui mata, telinga, dan alat indra lainnya.5

1
I.L. Pasaribu dan B. Simandjuntak, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Tarsito, 1983), 7
2
Shindubata, Membuka Masa Depan Anak-anak Kita, (Yogyakarta: KANISIUS, 2000), 83
3
Yulia Singgih, Asas-asas Psikologi Keluarga Idaman, (Jakarta: BPK-GM, 2002), 50
4
Singgih D. Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, (Jakarta: BPK-GM, 1982), 16
5
P. S. Naipospos, Penuntun Sekolah Minggu, (Jakarta: Yayasan Bina Komunikasi, 1962), 18-20
Jadi, anak adalah seorang yang masih berdosa yang membutuhkan Juruselamat. Anak-
anak selalu mendengarkan sesuatu yang menarik perhatiannya baik dari apa yang ia lihat, apa
yang ia dengar dari lingkungan sekitarnya. Namun pengertian anak tanggung adalah anak
yang disebut juga dengan anak Madya yang usianya 9-11 tahun.6 Pada usia ini, masa yang
dialami oleh anak-anak juga dapat disebut sebagai masa akhir kanak-kanak (Last Childhood)
sebelum masuk pada masa remaja (adolesence).
II.3 Perkembangan Psikologi Anak
II.3.1 Pengertian Psikologi

Psikologi berasal dari bahasa “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang
artinya ilmu pengetahuan. Sercara umum, psikologi artinya ilmu yang mempelajari
tentang jiwa baik mengenai tingkah laku seseorang.7

Yaitu suatu pengetahuan yang banyak mengerti dan mengenal kepribadian


anak baik aspek-aspeknya yang khusus atau suatu pengetahuan yang banyak
membantu para ahli dalam menyusun kurikulum untuk pendidik anak, secara khusus
dalam pendidikan formal di sekolah.8

2.3.2 Pengertian Psikologi Perkembangan

Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan yang terjadi sebagai proses


kematangan dan pengalaman. Menurut Dra. Kartini Kartono di dalam buku psikologi
Anak: “Psikologi perkembangan anak adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia yang dimulai pada periodsde masa bayi, anak pemain, anak sekolah,
masa remaja, sampai pada adolesens menjelang dewasa”. Psikologi Perkembangan
adalah suatu ilmu yang lebih mempersoalkan faktor-faktor umum yang
mempengaruhi proses perkembangan (perubahan) yang terjadi dalam diri pribadi
seseorang dengan menitikberatkan pada relasi antara kepribadian dan perkembangan.9

Psikologi perkembangan sebagai cabang ilmu psikolgi menelaah berbagai


perubahan intra individual dan perubahan-perubahan inter individual. Tugasnya
adalah mendeskripsikan, menjelaskan, atau mengeksplikasikan perubahan-perubahan
menurut tingkat usia sebagai masalah hubungan anteseden (gejala yang mendahului),

Dorris Blattner, Metode Mengajar Anak-Anak Sekolah Minggu, (Bandung: Lembaga


6

Literatur Baptis, 2006), 109


7
Agoes Soejanto, Pswikologi Umum, (Jakartra:PT. Rineka Cipta, 1978), 51
8
Singgih D.Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, (Jakarta:BPK-GM, 1987), 19
9
Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), 3
dan mempelajari perubahan dalam perkembangan yang mencakup seluruh rentang
kehidupan sampai pada pembuahan.10

2.3.3 Teori Perkembangan Anak


1. Perkembangan Fisik
Menurut Piaget, perkembangan adalah suatu proses perubahan sebagai hasil dari proses
belajar yang merupakan kombimasi atau interaksi dari pembelajaran, pengalaman dan
kematangan.11 Jadi, adapun perkembangan fisik anak tanggung adalah:

Perkembangan Fisik Pada Akhir Masa Kanak-Kanak


Tinggi Kesederhanaan
Kenaikan tinggi per tahun adalah 2 sampai 3 Kurangnya perhatian terhadap penampilan
inci. Rata-rata anak perempuan sebelas tahun dan kecenderungan untuk berpakaian seperti
mempunyai tinggi badan 58 inci dan anak teman-teman tanpa memperdulikan pantas
laki-laki 57, 5 inci. tidaknya.

Berat Perkembangan Otot Lemak


Kenaikan berat lebih bervariasi daripada - Selama akhir masa kanak-kanak, jaringan
kenaikan tinggi berkisar antara 3 samapi 5 lemak berkembang lebih cepat daripada
pon per tahun, rata-rata perempuan sebelas jaringan otot.
tahun mempunyai berat 88, 5 pon dan anak - Hidup mereka terisi dengan banyak
laki-laki 85, 55 pon. petualangan, tetapi bertumbuh lebih
lambat dan mempunyai koordinasi otot
Perbandingan Tubuh besar maupu otot halus.
Bertambah besarnya mulut dan rahang, dahi Gigi
melebar dan merata, bibir semakin berisi, Seorang anak sudah mempunyai dua puluh
hidung menjadi lebih besar dan berbentuk. dua gigi tetap. Keempat gigi yang terakhir
Badan memanjang dan menjadi lebih disebut gigi kebijaksanaan muncul pada masa
langsing, leher menjadi lebih panjang, dada remaja.
melebar, perut tidak buncit , dan tangan dan
kaki dengan lambat laun tumbuh membesar.

Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1980), 2


10

Syamsul Bahcri Thalib,Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif,(Jakarta:Kencana


11

Prenada Media Group,2010),22


2. Perkembangan Kognitif

Piaget memandang bahwa anak-anak berbeda dengan orang dewasa secara kognitif. Ia
menyatakan dalam semua usia dan budaya terdapat pola mengenai cara anak-anak memahami
12
lingkungannya. perkembangan kognitif bermaksud memahami aktifitas perilaku manusia
seperti perhatian, rekognisi, pembuatan kepuyusan, pemecahan masalah, pengertahuan
konseptual, belajar, penalaran, prinsisp-prinsip dan mekanisme perkembangan, intelegensi,
interprestasi, atribusi, penilaian, memori dan imajinasi. 13 Anak tanggung berada pada tahap
operasi konkret. Adapun perkembangan kognitif dari anak tangguh adalah anak telah
mengalami perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu
yang logis yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang
dihadapinya.

3. Perkembangan Afektif

Pada usia 9-11 tahun, perkembangan afektif anak tanggung ditandaai dengan
perkembangan kepribadiannya, emosi juga merupakan suatu bentuk raut wajah dan gerakan
tubuh yang menyampaikan perasaannya kepada orang lain dan menentukan bagaimana
perasaan orang lain. Emosinya tidak stabil, kata-katanya agak kasar, dan ada kalanya
berukaria dan bersedih. 14
4. Perkembangan Jasmani
Adapun perkembangan jasmani anak tanggung adalah:
- Menyukai aktivitas dan bekerja
- Sangat kuat dan sehat, suka berlari
- Suka melakukan hal-hal yang sulit dan bersaing
5. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan
tuntutan sosial. Sikap anak-anak terhadap orang lain dan pengalaman sosial dan seberapa
baik mereka dapat bergaul dengan orang lain sebagian besar akan tergantung pada
pengalaman belajar selama bertahun-tahun awal kehidupan yang merupakan masa
pembentukan. Dibawah ini akan diuraikan perkembangan sosial anak.

Adapun perkembangan sosial anak tanggung adalah:

12
Rida Gultom, Pendidikan Agama Kristen Kepada Anak-anak,( catatan kedua, 2011), 37
13
Syamsul Bachri Thalib, Psikologi, 22
14
Yulia Singgih Gunarsa, Asas-Asas Psikologi Keluarga Idaman, (Jakarta: BPK-GM, 2006), 61
- Tidak terbuka, khususnya tentang pacar
- Bertanggunng jawab
- Memuji pahlawan
6. Perkembangan Spritual
Anak adalah orang yang berdosa dan memerlukan Juruselamat. Dalam hal ini anak
berdosa dapat memahami kebenaran rohani, dapat memuji Tuhan dan dapat berkembang
secara rohani.15 Perkembangan spritual anak tanggung: Mereka siap diajari dengan ajaran
keselamatan yang lebih lengkap, mereka mampu menyelidiki dan mencari sendiri kebenaran-
kebenaran yang dinyatakan dalam Alkitab, mereka dapat membedakan antara yang benar dan
yang salah dan memiliki hati nurani yang lembut, mereka dapat mengambil keputusan
menerima Tuhan Yesus dan mempersembahkan diri mereka untuk melayani Tuhan Yesus.16
7. Perkembangan Moral
Perkembangan moral bersangkutan dengan bertambahnya kemampuan menyesuaikan
diri terhadap aturan-aturan atau kaidah-kaidah yang ada dalam lingkungan hidupnya atau
dalam masyarakatnya. Pada awalnya kehidupan bayi tidak dapat kita nilai tingkah lakunya
bermoral atau tidak pada hakekatnya seorang bayi belum bermoral artinya ia belum memiliki
pengetahuan dan pengertian akan yang dilakukannya. Bagi seorang anak, perkembangan
moral itu akan dikembangkan melalui pemenuhan kebutuhan jasmani (dorongan nafsu
fisiologi), untuk selanjutnya dipolakan melaui pengalaman dalam lingkungan keluarga sesuai
dengan nilai – nilai yang ada. Perkembangan seorang anak banyak dipengaruhi oleh
lingkungan dimana ia hidup. Perkembangan seorang anak tidak terlepas dari lingkungan,
kepribadian seorang individu tidak dapat berkembang sama seperti aspek moral anak
tersebut. Anak belajar dan diajar oleh lingkungannya mengenai bagaimana ia harus
bertingkah laku yang baik dan tingkah laku yang salah. 17

Ditinjau dari sudut perkembangan Piaget yang menjadi latar belakang timbulnya
tingkah laku bilamana seorang diperhadapkan dengan suatu perbuatan moral tertentu.
Kohlberg mengemukakan teori perkembangan moral dengan dasar teori Piaget.18

15
P.S.Naipospos,Penuntun Sekolah Minggu, 20
16
Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan Praktik Pendidikan Kristen, (Yogyakarta: ANDI, 2006), 88-92
17
Singgih D. Gunarsa, Yulia Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: BPK-GM,
2003), 61
18
Singgih D. Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, 196
- Piaget beranggapan antara usia 5-12 tahun, pengetahuan tentang konsep keadilan sudah
berubah. Anak mulai memperhitungkan keadaan-keadaan khusus di sekitar pelanggaran
moral.
- Kohlberg, perkembangan moral akhir masa anak-anak sebagai tingkat moralitas
konvensional atau moralitas aturan-aturan. Anak mematuhi aturan untuk mengambil hati
orang lain untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain.19
2.4 Metode Pengajaran Anak Tanggung
2.4.1 Pengertian Metode Pengajaran
Metode merupakan alat yang digunakan oleh pengajar untuk mengkomunikasikan
pengetahuan, ide atau kebenaran. dari pendekatan PAK, metode merupakan sarana yang
dipakai untuk membawa murid-murid mengenal Tuhan Yesus Kristus dan Firman-Nya. Dan
metode merupakan alat atau cara mengajar yang didalamnya terdapat pengalaman dan bahan
pelajaran sehingga keduanya menjadi mata rantai yang berhubungan. 20 Karena itu seorang
pengajar harus mampu untuk memilih metode yang tepat untuk menarik minat dan
21
membangkitkan perhatian naradidik di dalam proses belajar-mengajar. Metode pengajaran
adalah suatu cara atau alat atau proses yang disusun secara sistematik dalam mengajar atau
menyampaikan pengetahuan kepada naradidik dalam proses pengajaran.22
2.4.2 Metode Pengajaran
1. Metode Cerita

Metode bercerita adalah suatu cara mengajar dengan cara bercerita. Pada hakikatnya
metode bercerita sama dengan metode ceramah. Karena informasi disampaikan melalui
penuturan atau penjelasan lisan dari seseorang kepada orang lain.23

2. Bermain Puzzle
Metode ini dapat digunakan dengan guru mencoba menyampaikan pengajarannya
dengan guru mencoba untuk menyusun atau membuat susunan gambar atau kata dan
naradidik menyusun gamabar atau kata tersebut. 24

19
Rida Gultom dkk, Pendidikan Agama Kristen kepada Anak-anak, (Medan: Mitra, 2011), 37-39
20
Daniel Nuhamara, PAK Dewasa, (Bandung: Jurnal Info Media, 2008), 21
21
Paulus Lilik Kristanto, Prinsip dan Praktek PAK, (Yogyakarta: ANDI, 2010), 21
22
I. L. Pasaribu dan B. Simandjuntak, Proses Belajar Mengajar, 7
23
Syaiful Bahri Djamariah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2000), 203
24
Carol Schmelzel, Church School Teaching Can Be Fun, (New York: The Seabury Press, 1979), 25
3. Bermain Peran

Metode ini ialah guru mengajak anak untuk dalam memerankan peran-peran yang
menjadi bahan dari pengajaran yang guru telah siapkan. Dengan tujuan murid dapat mengerti
akan pengajaran yang disampaikan oleh guru tersebut melalui bermain peran. 25

4. Ceramah

Metode ini tentu saja menghemat waktu. Kita dapat menguraikan banyak hal dalam
jangka waktu singkat dengan tertib dan tajam menyampaikan pengetahuan yang luas, tentang
berbagai-bagai hal kepada masyarakat.

5. Diskusi

Salah satu cara untuk menentukan sejumlah aksi konkrit untuk membangun anak yang
lebih yang dapat mengerti penyampaian pengajaran yang dilakukan guru.26

6. Tanya Jawab

Metode ini memberi kesempatan murid-murid untuk tanya jawab. Pertanyaan


membuat interaksi dalam kelas hidup. Pertanyaan digunakan untuk menginformasikan atau
membuka diskusi. 27

7. Tulisan Kreaktif

Penulisan sendiri murid-murid akan lebih menguasai, ketika menuangkan gagasan, ide,
keyakinan, dan penulisan kreatif ini akan membantu murid memahami secara mendalam.28

2.5 Media Pengajaran Anak Tanggung

2.5.1 Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin dan bentuk jamak dari mediu yang secara
harafiah berarti perantara atau pengantar, “Medoe” adalah perantara atau pengantar pesan
dari pengirim kepada penerima pesan. 29 Media pengajaran adalah cara, suatu alat atau proses

25
Ibid., 29
26
E.G Homrighausen dan I.H Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK-GM, 1987), 98
27
Paulus Lilik Kristanto, Prinsip dan Praktek PAK, 85
28
Ibid., 85
29
Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pemgembangan, dan Pemanfaatannya,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008) , 6
yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan yang berlangsung pada proses
pengajaran. 30
2.5.2 Media Pengajaran
2.5.2.1 Macam Media

Macam pembelajaran dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

 Dilihat dari sifatnya media dibagi menjadi 3, yakni:


1. Media auditif yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media yang
memiliki unsure suara seperti radio dan rekaman suara.
2. Media visual yaitu media yang dilihat seperti film, slide, foto, gambar, dan
berbagai bentuk bahan yang dicetak.
3. Media audio visual yaitu jenis media yang mengandung suara juga
mengandung gambar yang bisa dilihat, seperti rekaman video, film.
 Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat dibagi 2 bagian yakni:
1. Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio, tv.
2. Media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti
slide dan film.
 Dilihat dari teknik pemakaian, media dibagi menjadi 2 bagian yakni:
1. Media yang diproyeksikan seperti film.
2. Media yang tdak diproyeksikan seperti gambar dan lukisan.
2.5.2.2 Pengelompokan Media

Media yang dapat digunakan dalam pengajaran PAK kepada anak tanggung ialah:

 Media Gambar

Media gambar dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian:

1. Sketsa
2. Diagram
3. Poster
4. Kartun
5. Foto

30
Demar Hamalik, Pengajaran Ilmu Pendidikan: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta:
Mandar Maju, 2009), 124
 Media Alat Peraga

Merupakan suatu proses belajar mengajar yang nyata dan tidak dapat dipungkiri dan
dipahami bahwa gurulah yang mengkhendakinya untuk membantu tugas guru dalam
menyampaikan pesan-pesan bahan pelajaran yang diberikan guru kepada anak didiknya.

III. Kesimpulan
IV. Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005


B. Hurlock, Elizabeth, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1980
Bahcri, Syamsul Thalib,Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif,
Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2010
Bahri, Syaiful Djamariah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2000
Blattner, Dorris, Metode Mengajar Anak-Anak Sekolah Minggu, Bandung: Lembaga Literatur
Baptis, 2006
D., Singgih Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, Jakarta:BPK-GM, 1987
D., Singgih Gunarsa, Yulia Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta:
BPK-GM, 2003
D., SinggihGunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, Jakarta: BPK-GM, 1982
Gultom, Rida dkk, Pendidikan Agama Kristen kepada Anak-anak, Medan: Mitra, 2011
Gultom, Rida, Pendidikan Agama Kristen Kepada Anak-anak, catatan kedua, 2011
Hamalik, Demar, Pengajaran Ilmu Pendidikan: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,
Jakarta: Mandar Maju, 2009
Homrighausen, E.G dan I.H Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: BPK-GM, 1987
Lilik, Paulus Kristanto, Prinsip dan Praktek PAK, Yogyakarta: ANDI, 2010
Lilik, Paulus Kristianto, Prinsip dan Praktik Pendidikan Kristen, Yogyakarta: ANDI, 2006
Naipospos, P. S., Penuntun Sekolah Minggu, Jakarta: Yayasan Bina Komunikasi, 1962
Nuhamara, Daniel, PAK Dewasa, Bandung: Jurnal Info Media, 2008
Pasaribu, I.L. dan B. Simandjuntak, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Tarsito, 1983
S. Sadiman, Arif dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pemgembangan, dan
Pemanfaatannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008
Schmelzel, Carol, Church School Teaching Can Be Fun, New York: The Seabury Press, 1979
Shindubata, Membuka Masa Depan Anak-anak Kita, Yogyakarta: KANISIUS, 2000
Singgih, Yulia Gunarsa, Asas-Asas Psikologi Keluarga Idaman, Jakarta: BPK-GM, 2006
Singgih, Yulia, Asas-asas Psikologi Keluarga Idaman, Jakarta: BPK-GM, 2002
Soejanto, Agoes, Pswikologi Umum, Jakartra:PT. Rineka Cipta, 1978

SKEMA PENGAJARAN ANAK TANGUNG

I. Skema

Tempat : GBKP Simpang Marindal, Medan

Hari/Tanggal : Minggu, 02 Desember 2012

Waktu : 90 menit

Kelas : Anak Tanggung

II. Pengajaran

Tema : ODHA

Tujuan : Supaya anak dapat:

- Menjelaskan arti ODHA


- Menjelaskan bukti pertobatan perempuan berdosa dalam perikop
- Menyebutkan sikap yang baik terhadap ODHA
- Menyatakan tekad untuk berbuat baik kepada ODHA melalui kata-kata

Bahan Alkitab : Lukas 7:36-50

Ayat Hafalan : Markus 1:41

“Maka tegorlah hatinya oleh belas kasihan, lalu ia


mengulurkan tanganNya, menjamah orang itu dan
berkata kepadaya: Aku mau, jadilah engkau tahir”.

Waktu Pengajaran : 30 menit, bernyanyi dan berdoa

45 menit, cerita dan panggung boneka

15 menit, evaluasi dan penutupan.


Metode : Cerita dan bermain puzzle

Nyanyian :

- Kasih Yesus
- I say love you
- I want to be your friend
- Kukasihi kau dengan kasih Tuhan
- Satukanlah hati kami
- Kau temanku

Media/Alat peraga : Karton, lem kertas, dan gunting

Step/Langkah :

1. Lagu Pembuka :

 Kasih Yesus

Kasih Yesus, indah ,indah oh..indah


Kasih Yesus, indah ,indah oh..indah
Lebih indah dari pelangi
Lebih indah dari bintang di langit
Lebih indah dari bungan di taman
Oh.. Yesus ku

 I say love you

I say “L”, I say “L O”. “L O V”, “L O V E”

Every body need some love, ckckckckkc

Every body need some love, ckckckckkc

Every body need some love, ckckckckkc

Every body need some love

 Kau Teman ku

Kau teman ku, ku teman mu

Kita selalu bersama, seperti mentega dengan roti

Kau teman ku, ku teman mu


Kita selalu bersama, seperti celana dengan baju

Ku akan selalu mendorongmu

Mendorong mu terus maju

Dan bila kau sedih, ku akan memelukmu dalam Tuhan

Kau teman ku, ku teman mu

Kita selalu bersama, seperti mentega dengan roti

Seperti celana dengan baju

 I want to be your friend


I want to be your friend a little beat more
I want to be your friend a little beat more
I want to be your friend a little beat more
A little beat, a little beat, a little beat more
2. Persiapan Memasuki Firman Tuhan

- Bernyanyi (Aku ingin dengar cerita)

Aku ingin dengar cerita

Tentang perbuatan ajaib

Biarlah semua ini

Tetap tinggal dalam hatiku

Sampai selamaya

- Berdoa

- Menyampaikan Firman dari Lukas 7:36-50

Isi:

Menurut tradisi Yahudi, perempuan berdosa (pelacur) haruslah dilempari sampai


mati. Karena mereka berdosa dan memalukan, hidup mereka begitu rendah dibanding dengan
orang lain. Karena itu tidaklah sembaeangan seorang pelacur berinteraksi dengan orang lain.
Amun apa yang terjadi, tidak demikian yanng dilakukan oleh Yesus ketika ia berada di rumah
Simon. Perlu kita ketahui bahwa Simon dalam nats ini adalah seorang farisi adalah yang
sangat menjunjung tinggi unnfdang-undang agama Yahudi. Karena itu, ketika seorang
pelacur menghampiri yesus, membasahi kaki Yesus dengann air matanya 9menangis) serta
menyeka air matanya itu denga rambutnya, maka Simon merasa aneh kepada Yesus. Di
dalam pikirannya mengapa Yesus mau bersentuhan dengan perempuan semacam itu? Karena
ia sendiri ajis dengan perempuan itu. Tapi ketika Yesus menghuni apa yang ada di pikiran
simon, Ia berkata: ”Jka ada seorag yag berhutang 500 dinar dan yang lainnya 50 dinar, dan
piutang menghapuskan utang mereka, siapakah yang paling mengasihi dia yang
menghapuskan utang mereka) Tentu orang yang memiliki utang yang paling banyak, jawab
Simon. Dan memang demikianlah kebenarannya, perempuan itu merasa dirinya sangatlah
rendah dan tidak layak, tapi Yesus mau berhubungan denngan dia dan bahkan mengampuni
segala kesalahannya. Itu artinya Yesus sangat “care” terhadap pelacur itu. Yesus sangat
mengasihinya sama dengan yang lainnya, karena perempuan itu sangat berharap agar Yesus
mau menerima dia sama seperti yang lainnya. Akhirnya Simon sadar bahwa ia yang berpikir
dosanya sedikit, sekalipun diampuni tidak akan menjadikan ia menngucap syukur kepada
Tuhan. Karena selama ini ia berpikir bahwa dirinya adalah orang baik di hadapan allah dan
mausia. Sebaiknya, pelacur itu sadar akan kesiapan dirinya. Ia merasa ada kebutuhan yag
sangat mendesak dalam dirinya yaitu pengampunan dari Yesus. Itu artinya sekalipun ia
seorang berdosa ia mengetahui bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan yang bisa mengampuni
dosanya. Sementara Simon yang merasa diri layak sehingga mengundang Yesus ke rumahnya
masih mempertahankan kesimpulan Yesus di ayat 49: “Siapakah Ia ini sehingga ia daoat
mengampuni dosa?”

- Mempersiapkan sebuah cerita tentang ODHA

Ceritanya adalah :

Adik-adik, pernah mendengar kata ODHA? ODHA adalah Orang Dengan HIV AIDS.
Artinya orang-orang yang sudah terinveksi virus HIV atau AIDS. Mungkin ada keluarga kita
yang sudah kena, atau orang lain yang sudah kena. Orang yang sudah terinveksi virus HIV
bisa bertahan beberapa tahun setelah itu akan disebut AIDS. HIV adalah virus yang sampai
saat ini blum ditemukan obatnya. Virus ini memakan kekebalan tubuh manusia sehingga
menjadikan manusia tidak lagi kebal terhadap penyakit lain. Virus ini bisa menular melalui:
pemakaian jarum sunntik, donor darah, melalui pemberian ASI, berhubungan badan, dll.
Tetapi sepiring maka, berciuman, kontak badan lainnya tidaklah menular.
Nah, jika kita sudah mengetahui seseorang terkena virus tersebut, bagaimanakah sikap
kita sebaiknya sama dia? Kebanyakan orang seperti alergi dekat dengan dia, karena
itu ia biasanya dijauhi oleh orang banyak, sama seperti di dalam nats. Tetapi hari ini
Yesus sudah menunjukkan teladan sikap yang harus kita tiru. Kita harus bisa
menerima mereka apa adanya, menemani mereka didalam keterpurukan hidupnya,
memberi pengharapan bagi mereka. Janganlah lagi menambah beban mereka dengan
mempermalukan dia dan keluarganya, jangan sekali-kali kita menganggap ODHA
adalah aib yang memalukan sehingga harus disingkirkan, tapi Tuhan masih memberi
waktu bagi mereka untuk berubah.

Sama seperti perempuan di dalam nats kita hari ini. Yesus menerima pertobatannya yang
terbukti dari bagaimana ia merendahkan diri di hadapan Yesus dengan menyeka air matanya
di kaki Yesus dengan rambutnya. Artinya yag termahal (mahkota) bagi mausia ada di kepala
dan itu ia letakkan di kaki (bagian terendah)Yesus. Hal ini menunjukkan betapa hinanya ia
dihadapan Tuhan, tapi ia berkeinginan untuk berubah. Karena itu Yesus mengasihinya dan
mengampuni segala dosa-dosanya.

Karena itu kita harus meneladani sikap Yesus, mampu berteman dengan ODHA.
Sebagai bukti kita mau menerima mereka, mari kita buat sebuah ungkapan yang
menunjukkan tekad kita untuk setiap saat mau menerima mereka. Setelah semua
menciptakan ungkapan kata, sebaiknya guru menyuruh mereka mengungkapkannya di
depan kelas.

3. Berdoa setelah Firman

4. Bernyanyi (Kukasihi kau dengan kasih Tuhan)

Bagaimana aku harus mengatakannya

Perasaan yang ada di hatiku

O Tuhanku sungguh aku mengasihinya

Kukasihi kau dengan kasih Tuhan

Kukasihi kau dengan kasih Tuhann

Kukasihi kau dengan kasih Tuhan


Kulihat di wajahmu kemuliaan Raja

Kukasihi kau dengan kasih Ruhan

5. Evaluasi:

1. Menghapal ayat hapalan Markus 1:41.


2. Mengisi buku aktivitas: meneruskan sikap yang lebih baik terhadap ODHA.
3. Bernyanyi: Satukanlah hati kami

Satukanlah, hati kami, tuk memuji dan meyembah

Oh Yesus Tuhan dan Rajaku

Eratkanlah, tali kasih, diantara kami smua

Oh Yesus Tuhan dan rajaku

Bergandengan tangan, dalam satu kasih

Bergandengan tangan dalam satu iman

Saling mengasihi, diantara kai

Keluarga, kerajaan Allah

6. Bernyanyi (Kasih Yesus Indah oh indah)

Kasih Yesus, indah ,indah oh..indah

Kasih Yesus, indah ,indah oh..indah

Lebih indah dari pelangi

Lebih indah dari bintang di langit

Lebih indah dari bungan di taman

Oh.. Yesus ku

7. Persembahan
8. Berdoa

Anda mungkin juga menyukai