Anda di halaman 1dari 23

Nama : Ria Hotmalina Damanik

NIM : 11.01.834

Tingkat/ Jur : II-B/ Teologi

Mata Kuliah : PAK Anak Remaja

Dosen : Pdt. Setia Ulina Tarigan, Ph.D

Pengertian PAK, Pengertian Anak/Remaja, Dasar Teologis, Dasar Pedagogis, dan


Dasar Philosophy Anak/Remaja

I. Pendahuluan

Pendidikan PAK itu sangatlah penting bagi kita semua. Dimana dalam PAK inilah kita
banyak belajar untuk pelayanan nantinya. Dalam sajian ini penyaji mencoba memaparkan
mengenai Pengertian PAK, Pengertian Anak/Remaja, Dasar Teologis, Dasar Pedagogis, dan
Dasar Philosophy Anak/Remaja. Hal-hal ini sangatlah penting untuk dipelajari agar kita
belajar bagaiman sebenarnya anak dan remaja itu. Untuk itulah penyaji telah berusaha untuk
memaparkan sajian ini dengan demikian rupa agar dapat menambah wawasan kita.

II. Pembahasan
II.1. Pendidikan Agama Kristen
a. Pengertian PAK menurut beberapa tokoh
1. Hieronimus (345-420)

Pendidikan Kristen adalah pendidikan yang mendidik jiwa sehingga menjadi bait
Allah.1

2. Agustinus (345-430)

Pendidikan Kristen adalah pendidikan yang mengajar orang supaya melihat Allah dan
hidup bahagia. Dalam pendidikan ini para pelajar sudah diajar secara lengkap dari ayat
pertama Kitab Kejdian “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” sampai arti

1
Paulus Lilik Kristanto, Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarata: BPK-
GM, 2008), 2
penciptaan itu pada masa gereja sekarang ini.” Pelajaran Alkitab difokuskan pada perbuatan
Allah.2

3. Marthin Luther (1483-1548)

Pendidikan Kristen adalah pendidikan yang melibatkan warga jemaat untuk belajar
teratur dan tertib agar menyadari dosa mereka serta bersukacita dalam firman Yesus Kristus
yang memerdekakan. PAK juga memperlengkapi mereka dengan sumber iman, khususnya
yang berkaitan dengan pengalaman berdoa, firman Tuhan tertulis (Alkitab) dan rupa-rupa
kebudayaan sehingga mereka mampu melayani sesamanya termasuk masyarakat dan negara
serta mengambil bagian dengan bertanggung jawab dalam persekutuan Kristen.3

4. John Calvin (1509-1664)

Pendidikan Kristen adalah pendidikan yang berguna sebagai pemupukan akal orang
percaya dan anak-anak mereka dengan firman Tuhan.4

5. E.G. Homrighaussen (1955)

Pendidikan Kristen adalah agar pelajar muda dan tua memasuki persekutuan yang
hidup dengan, oleh dan dalam Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan
memuliakan namaNya disegala waktu dan tempat.5

6. C.L.J. Sherrill (1892-1957)

PAK adalah pendidikan yang bertujuan memperkenalkan Alkitab kepada pelajar,


sehingga mereka siap menjumpahi dan menjawab Allah, memperlancar komunikasi secara
mendalam antarpribadi tentang keprihatinan insani serta mempertajam kemampuan menerima
fakta bahwa mereka dikuasai kekuatan dan kasih Allah yang memperbaiki, menebus, dan
menciptakan kembali.6

2
Ibid, 2
3
Ibid, 3
4
Johanes Calvin, Institutio, (Jakarta: BPK-GM, 2001), 18
5
E. G. Homrighaussen & I. H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK-GM, 2004),
26
6
Robert R. Boehkle, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama dari
Yohanes Amos Comenisius sampai Perkembangan PAK di Indonesia, (Jakarta: BPK-GM, 2009), 724
7. Campbell Wyckoff (1957)

PAK adalah pendidikan yang menyadarkan setiap orang akan Allah dan kasihnya
dalam Yesus Kristus, agar mereka mengetahui diri mereka yang sebenarnya, keadaannya,
bertumbuh sebagai anak Allah dalam persekutuan Kristen, memenuhi panggilan bersama
sebagai murid Yesus di dunia dan tetap percaya pada pengharapan Kristen.7

8. Warner C. Graendorf (1976)

PAK adalah proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan Alkitab berpusat
pada Kristus, dan bergantung pada kuasa Roh Kudus, yang membimbing setiap pribadi pada
semua tingkat pertumbuhan melalui pengajaran masa kini kearah pengenalan dan pengalaman
rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan, dan
memperlengkapi mereka bagi pelayanan yang efektif, yang berpusat pada Kristus sang Guru
Agung dan perintah yang mendewasakan para murid.8

9. Ignatius Loyola

Pendidikan Kristen adalah pendidikan yang melibatkan warga muda khususnya dalam
latihan-latihan rohani dan intelektual yang memupuk kehidupan batiniah dan kognitif.9

10. Plato

Christian education is a training which is given by suitable habits to the first instinct of
virtue in children. “Pendidikan agama Kristen adalah suatu pelatihan yang diberikan oleh
kebiasaan yang sesuai untuk naluri pertama dalam anak-anak.”10

b. Kesimpulan

Dari pemaparan pengertian PAK menurut beberapa tokoh diatas dapat disimpulkan
bahwa PAK itu adalah pendidikan yang mendidik, mengajar serta melibatkan warga jemaat
untuk memasuki persekutuan serta memupuk akal orang percaya terhadap Tuhan,
memperkenalkan Alkitab kepada jemaat agar melalui pendidikan Kristen ini setiap
orang/jemaat menyadari kasih karunia Allah yang berpusat kepada Kristus Yesus.

7
Ibid, 746
8
Werner C. Graendorf, Introduction to Biblical Christian Education, (Chigago: Moody Press,
1988), 16
9
Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen
dari Plato Sampai Ignatius Loyola, (Jakarta: BPK-GM, 2009), 471
10
Randoplph Crump Miller, Education For Christian Living, (America: Current Printing, 1956), 39
II.2. PAK Anak Remaja
a. Pengertian Anak
 Pengertian anak secara etimologi

Dalam bahasa Yunani merupakan suatu terjemahan yang aneh dari kata bahasa Aram :
bar nasha, dan dalam bahasa Ibrani ben aram. Anak merupakan gambar dan rupa Allah.11

 Pengertian Anak menurut beberapa tokoh


1. J. Omar Brubaker
Anak adalah seorang yang sangat peka terhadap keadaan sekitarnya dan mungkin takut
terhadap orang yang tidak dikenalnya dan lingkungan yang asing baginya.12
2. Elizabeth B.Hurlock
Anak adalah seseorang yang meniru apa yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari
dan dengan berkembangnya usia mereka kemudian menciptakan kontruksi dengan
menggunakan benda dan situasi serta mengubahnya agar sesuai dengan khayalannya.13
3. Anton Moelino

Anak adalah keturunan yang dilahirkan manusia yang masih kecil atau belum dewasa.14

4. Kretschmer
Anak adalah seseorang yang menunjukkan sifat khas. Pada masa-masa tertentu anak
akan menunjukkan sifat-sifat jiwa yang mirip dengan orang yang jiwanya terbuka, mudah
bergaul, mudah didekati. Sebaliknya, dia juga akan menunjukkan jiwa seperti orang yang
tertutup, sukar didekati dan sukar dimengerti.15
5. P.S Naipospos

Anak adalah individu yang berdosa memerlukan Juruselamat. Dimana anak itu berdosa,
dapat memahami kebenaran rohani, dapat memuji Tuhan dan dapat berkembang secara
rohani. Dari segi usia, anak-anak adalah orang yang berbeda dalam umur, kedudukan sosial,
daya pikir, dan dalam cara mengeluarkan pikirannya. Anak-anak juga selalu mendengarkan
sesuatu yang menarik perhatiannya.16
11
W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta:BPK-GM,2011), 22
12
J. OmarvBrubaker, Memahami Sesama Kita, (Malang: Gandum Mas, 1972), 25
13
Elizabeth B.Hurlock, Perkembangan Anak Jilid II, (Jakarta: Gelora Aksara Pertama, 1978),
15
14
Anton Moelino,(Peny), Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), 24
15
Doris A. Freese, Rekan Pendidikan Anak-anak, (Malang: Gandum Mas, 1993), 186
16
P.S Naipospos, Penunutun Sekolah Minggu, (Jakarta: Yaaysan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1988),
20-23
6. John Locke

Menurut John Locke, anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap
rangsangan-rangsangan yang berasal dari orangtua sangat penting peranannya dalam mengisi
secarik kertas kosong itu mulai dari bayi.

7. Rouseau

Menurut Rouseau anak adalah yang ketika dilahirkan membawa segi-segi moral yakni
hal-hal baik atau buruk, benar atau salah.17

8. Abu Ahamdi

Menurutnya anak adalah masa senang mempersiapkan diri untuk bersekolah, mereka
mulai mengalami tahap perkembangan baik perkembangan pikiran, perkembangn formal yitu
perkembangan fungsi-fungsi pikir ataun alat-alat pikir anak untuk menyerap/menimbang
merumuskan, dan menyesuaikan.18

9. Singgih D. Gunarsa

Anak merupakan awal kehidupan dadalam dunia ini memandang masa depan dalam
pertumbuhannya.19

10. Marvin J. Tailor

Anak adalah seorang yng bertumbuh, seorang yang sedang berkembang dalam
kebenarannya sendiri, berbeda dari yang lain yang sudah atau pernah diciptakan dan dengan
sebuah potensial untuk mengisi apa yang diinginkan dalam kehidupan.20

 Kesimpulan

Setelah memaparkan pengertian anak, dapat ditarik kesimpulan aanak itu adalah pribadi
yang masih bersih dan membawa sifat khas ketika lahirnya. Anak juga peka terhadap keadaan
sekeliling dan meniru, mendengar apa yang menarik perhatiannya . PAK ini yang
mempersiapkan anak untuk berkembang melalui tahap-tahap pertumbuhannya sesuai dengan
kehendak Tuhan.

17
Singgih D. Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, (Jakarta: BPK-GM,1987), 16
18
Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), 100
19
Singgih D. Gunarsa, Dsar dan Teori Perkembangan Anak, (Jakarta: BPK-GM, 1897), 16
20
Marvin J. Tailor(ed), An Intoduction to Christian Education, (Nashville: a bingdon Press, 1984), 174
b. Pengertian Remaja
 Pengertian remaja secara etimologi

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan
mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya tidak
mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga
golongan dewasa atau tua.

 Pengertian Remaja menurut beberapa tokoh


1. Papalia dan Olds (2001)

Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan
antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13
tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.

2. Mappiare (1982)

Masa Remaja, menurut Mappiare (1982), berlangsung antara umur 12 tahun sampai
dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia
remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18
tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja
akhir. Menurut hukum dismenore Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa
apabila telah mencapai usia 18 tahun dan bukan 21 tahun seperti ketentuan sebelumnya
(Hurlock,1991). Pada usia ini, umumnya anak sedang duduk dibangku sekolah mereka.

3. Dra. Ny. Singgih Gunarsa

Menurut Dra. Ny. Singgih Gunarsa remaja adalah anak yang dalam perkembangannya
menuju ke masa dewasanya, mengalami masa peralihan yang mencakup berbagai macam
perubahan.21 Remja berasal dari istilah atau bahasa Latin “Pubertas” dan perkataan “puber”
yang artinya anak yang memperhatikan perilaku yang menyulitkan oraang disekitarnya dan
pubertas juga berarti kelaki-lakian dan menunjukkan kedewasaan yang melandasi sifat-sifat
kematangan fisik.22

21
Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, (Jakarta: BPK-GM,Jakarta), 77
22
Singgih D. Gunarsa dan Yulia, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: BPK-
GM, 2010), 201
4. Mappiare (1982)

Menurut Mappiare pengertian Remaja adalah berlangsung antara umur 12 tahun


samapi dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun dengan 22 tahun bagi pria.

5. Hurlock (1991)

Menurut Hurlock remaja itu adalah sesungguhnya meniliki arti yang luas mencakup
kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.

6. Piaget

Remaja adalah suatu usaha dimana individu menjadi terintegrasi kedalam masyarakat
dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang
yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar.

7. Shaw & Costanzo (1985)

Remaja ingin mengalami perkembangan pesan dalam aspek intelektual. Transpormasi


intelektual dan cara berpikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu
mengintegrasikan diriya kedalam masyarakat yang paling menonjol dari semua periode
perkembangannya.

8. Monks (1989)

Remaja sudah tidak termasuk golongan anak-anak tetapi belum juga dapat diterima
secara penuh untuk masuk kegolongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang
dewasa. Oleh karena itu remaja sering kali dikenal fase “mencari jati diri” atau fase “topan
dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal
fungsi fisik maupun psikisnya.23

9. Tri Astuti (1998)

Menurut Tri Astuti istilah yang dipakai adalah puber dan adolesen. Istilah puber dalam
bahasa Inggrisnya “puberty” atau “puberteit” dalam bahasa Belandanya dan dalam bahasa

23
Moh. Ali & Moh. Asrori, Psikologi Remaja, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 9-10
Latin “pubertas”, pubertas mengandung arti kelaki-lakian, menunjukkan kedewasaan yang
dilaandasi oleh sifat-sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian yang menandakan kematangan fisik.
Sementara istilah “adolesen” adalah yang berkaitan dengan tercapainya kematangan fisik,
dikaitkan dengan masa tercapainya tanda kematangan fisik, dikaitkan dengan masa yang
berbeda.

10. Elizabeth (1980)

Remaja menurut Elizabeth renaja adalah pubertas. Pubertas adalah periode dalam
rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari mahluk aseksual. Kata pubertas berasal
dari kata latin yang berarti “usia kedewasaan”. Kata ini lebih menunjuk kepada perubahan
fisik dari pada perubahan fisik dari pada perubahan perilaku yang terjadi pada saat individu
secara seksual menjadi matang dan mampu memberikan keturunan.24

c. Kesimpulan

Melalui pemaparan pengertian remaja diatas dapat disimpulkan bahwa masa remaja itu
masa dimana transisi dari anak-anak menuju kedewasaan, serta duduk dibangku sekolah. Dan
melalui proses kedewasaan, perkembangan dalam intelektual, kematangan fisik, serta
perubahan perilaku.

II.3. Dasar Teologis PAK Anak Remaja


a. Dasar Teologis PAK Anak Remaja menurut beberapa tokoh
1. Friedrih W.A.Froebell
 Ajaran Tentang Allah

Artinya adalah bahwa disini mengajarkan kepada anak-anak Allah supaya memperoleh
pengetahuan yang sebenarnya mengenai sesamanya manusia, dimana dia mengajarkan akan
Allah yang penuh kasih sehingga juga para pelajar dituntut untuk saling mengasihi antar
sesamanya.

 Pengalaman Tentang Yesus

24
Dame Taruli Simamora & Rida Gultom, Pendidikan Agama Kristen Kepada Remaja dan
Pemuda, (Medan: Penerbit Mitra), 13-14
Froebel mengajarkan kepada anak-anak/para pelajar bahwa Yesus itu adalah seorang
yang patut dicontoh dan sempurna. Tujuannya agar kelak nanti para pelajar dapat meneladani
sikap dan perilaku Yesus dan melakukan kehendak Yesus dalam kehidupan mereka sehari-
hari. Setelah Tuhan memberikan hukumNya, sebagai bangsa Israel sebagai umat Tuhan pada
waktu itu, mereka sendiri harus berpegang dan menjalankan hokum-hukum Tuhan itu. Tapi
selanjutnya ada keharusan pula untuk mengajarkannya kepada anaknya berulang-ulang kali
dan membicarakannya pada waktu duduk di rumah, atau sedang dalam perjalanan, apabila
sedang berbaring, atau bangun. Disini kewajiban mendidik itu dilakukan tidak saja secara
verbal.25

 Pengertian Teologis Tentang Manusia

Artinya bahwa setiap orang itu seharusnya diperlakukan sebagai penjelmaan dari Roh
Allah. Dan termasuk juga anak-anak, dan orangtua, dan juga yang lain hendaknya
memperlakukan anak-anak itu secara adil dan hormat karena mereka juga karunia Allah26.

2. Origenes

Origenes adalah seorang Kristen dan juga seorang pendidik. Dimana dia mengatakan
bahwa seorang pelajar itu tidak digolongkan dengan umur tertentu, yang mana itu
menganggap Allah itu benar-benar Bapamereka berarti mereka masih tergolong dalam istilah
“anak-anak” yang mana masih membutuhkan pengajaran dan hendaknya juga para pelajari
itu memiliki kemauan untuk diajar. Dan dia selalu mengajarkan akan pengenalan anak-anak
dan remaja itu kepada Injil Tuhan.27

3. Clementius

Clementius adalah seorang pengajar yang berperan penting dalam pendidikan. Dia
mengatakan bahwa Allah memanfaatkan kemampuan guru dan pengetahuannya, baik
kebutuhan pelajar maupun pengalamannya, agar memahami itu dipakai lagi untuk
menyelamatkan para pelajar dari keselamatan dan berhubungan dengan Allah sendiri.28

25
Dniel Nuhamara, Pembimbing Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: Jurnal Info Media,
2007), 59
26
Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek PAK dari Plato Sampai IG,
Loyola, 299-309
27
Ibid, 107
28
Ibid, 103-105
4. Ray Mossholder

Ray Mossholder dalam bukunya Cara Mendidik Anak di Tengah Lingkungan Yang


Makin Sekular, menjelaskan beberapa ajaran dasar untuk remaja.

Yang pertama ajar remaja untuk mempercayai Alkitab (Yoh. 8:31-32). Allah tidak
pernah berbohong, karena untuk selama-lamanya firman Tuhan tetap teguh (Mzm. 119:89).
Mereka dapat mempercayai firman Tuhan, karena firman Tuhan tidak pernah berubah. Yang
kedua adalah ajar mereka tentang baptisan air (Rm. 6:4-6). Tuntutan Allah kepada setiap
orang Kristen baru adalah baptisan air. Yang ketiga ajar mereka untuk melayani Tuhan (Ef.
2:8-10). Sebagai orang tua, adalah hal yang menggetarkan ketika melihat anak remajanya
bersukacita melayani Kristus. Yang keempat adalah ajar mereka tentang kuasa doa. Kristus
pun menjadi teladan bagi semua orang bahwa di dalam doa ada kuasa yang berasal dari
Allah.29

5. Robert R. Boehlke 

Robert R. Boehlke juga mengutip pernyataan John Calvin (1509-1664) yang


mendefinisikan :
Pendidikan Agama Kristen adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua putra-
putri gereja agar mereka terlibat dalam penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana
dengan bimbingan Roh Kudus. Pendidikan Agama Kristen juga bertujuan mendidik semua
putra-putri gereja agar mereka mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan
gereja, dan supaya mereka diperlengkapi untuk memilih cara-cara mengejawantahkan
pengabdian diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan sehari-hari serta
bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah demi kemuliaan-Nya sebagai lambang ucapan
syukur mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus.30

6. Johan Heindrich Pestalozi


Dasar teologisnya ada lima pokok yang harus dibahas yaitu:
- Kepercayaan kepada Allah Bapa
- Alam sebagai pedoman

29
Ray Mossholder, Cara Mendidik Anak di Tengah Lingkungan Yang Makin Sekular, Pent.
Xavier Quentin Pranata, (Yogyakarta : Andi, 1998), 153
30
 Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pemikiran dan Praktek PAK dari Plato sampai
Lg. Loyola, 342
- Yesus Juruselamat dunia
- Manusia Jati diri dan tugasnya
- Pengalaman beriman secara pribadi.31

7. Yohanes Amos Comenius

Menurut Comenius, manusia dapat dididik secara benar karena itulah maksud Allah bagi
manusia. Allah ingin agar anak-anak maupun remaja mau belajar tentang firman Allah yaitu
dari Alkitab. Anak-anak perlu mendapatkan didikan tentang Allah dan kehendak Allah agar
mereka dapat mebjadi anak-anak terang. Anak-anak dan remaja adalah manusia sehigga perlu
didikan secara benar dab jangan sampai mendapat didikan yang salah.32

8. Yohanes Calvin

Teologia yang menjadi dasar pandangan Calvin terhadap pendidikan Kristen yaitu,
membahas tentang isi institutionnya secara menyeluruh. Karena di dalam terdapat pikiran
paling dasar dan membagi beberapa bagian yaitu:

a. Kedaulatan Allah

Dalam kedaulatan Allah menyatakan dirinya sebagai 3 pribadi: Bapa, Anak, dan Roh.
Dalam Alkitab, Allah dinyatakan sebagai Allah yang berdaulat atas dunia karena dialah yang
menciptakan segala sesuatu yang ada, dan dia menciptakan dan memelihara kekuatan dalam
hidup terdapat dalam (Yes. 40:28b).

b. Alkitab Sebagai Firman Allah

Kedaulatan Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus menjadi faktor utama dalam pikiran dan
pemahaman yang terdapat dalam Alkitab yang merupakan firman Tuhan33

9. Clementus

Clementus adalah seorang pengajar yang berperan penting dalam pendidikan. Dia
mengatakan bahwa Allah memanfaatkan kemampuan guru dan pengetahuannya, baik

31
Lawrence O. Ricards, Mengajar Alkitab Secara Kreatif, (Jakarta: BPK-GM, 2004), 250-251
32
R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Perkembangan PAK Dari Plato-Ignatius
Loyola, 29-30
33
Ibid, 384
kebutuhan pelajar maupun pengalamannya agar pengalaman itu dipakai lagi untuk
menyelamatkan para pelajar dari kesalahan dan berhubungan dengan Allah sendiri.34

10. Martin Luther35

Menurut Martin Luther, ada 4 dasar teologi yang menjadi landasan pendidikan:

 Keadaan Berdosa dari Setiap Warga


Martin Luther sadar benar bahwa dirinya adalah manusia yang berdosa dan hal inilah
yang mendorongnya mencari jalan keluar yang dapat memuaskan jiwanya, sehingga harus
memahami Injil secara benar. Dengan pemahaman innilah Martin Luther melakukan
pengajaran melalui pendidikan di sekolah. Menurutnya harus ada pendidikan Kristen bagi
para muda-mudi agar mereka diperlengkapi dalam iman.
 Imamat Semua Orang Percaya
Setiap orang memiliki hak yang sama sebab orang yang dibenarkan oleh iman telah
dijadikan makhluk baru dalam kristus. Menurut Luther, perlu memperlengkapi semua warga
agar mampu memenuhi kesempatan dan kewajiban yang termasuk dalam panggilan mulia
dengan cara mereka dididik dalam firman Allah.
 Pembenaran Oleh Iman
Dengan menerima kenyataan pembenaran oleh iman, Luther melihat ada hubungan
yanng baru antara manusia dengan Allah, yaitu hubungan kepercayaan dengan Allah dan
kasih kepada sesamannya. Setiap warga perlu belajar bagaimana melayani sesamanya karena
pengetahuan itu tidak disampaikan secara otomatis bersama dengan pengalaman pembenaran
karena iman.
 Firman Allah
Menyatakan bahwa Alkitab merupakan dasar dari firman Allah dibagi menjadi 3
bagian, yaitu:

- Yesus secara pribadi dan ajarannya adalah firman Allah

34
Ibid, 103-105
35
Ibid, 384-390
Menurut Luther, firman Allah itu adalah sebagaimana yang dikatakan Rasul Paulus
dalam Roma 1, firman Allah tentang putera-Nya yang dijadikan daging yang sengsara yang
bangkit dari antar orang mati, yang dimuliakan melalui Roh menyucikan .
- Alkitab sebagai Iman
Luther mempunyai pandangan dinamis terhadap prakarsa Allah. Memang Allah
berfirman melalui Alkitab namun amanatnya mustahil dijilidkan secara tuntas dalam buku
insani apapun. Namun, pembatas arti firman jangan dipakai alasan oleh para warga Kristen
sehingga tidak bergumul degan isi Alkitab sehingga salah satu bentuk firman.
- Firman sebagai amanat Allah yang diberitahukan kepada warga Kristen
Firman yang diberitakan itu tidak mempunyai kekuasaan yang dipisahkan dari firma
yang hidup. Yesus Kristus, dan firman yang tertulis , yaitu Alkitab sungguh demikian intinya
tidak tercakup dalam kedua bentuk lainnya. Luther menyebutkan bahwa isi pengajaran
Kristus itu sendiri juga adalah firman. Namun firman yanng diberitakan itu tidak dibatasi
dengan tindakan yang berkaitan dengan suara manusia.
b. Kesimpulan
Jadi, disimpulkan bahwa dasar teologis pendidikan anak dan remaja adalah bahwa
Tuhan sangat mengasihi anak-anak. Dan dalam PAK, pengenalan anak-anak remaja kepada
Injil Tuhan. serta dasar teologis dalam PAK aanak Remaja ini harus berlandaskaan kepada
Alkitab. Dimana disini terdapat suatu pengajaran supaya mengenal Allah sebagai pencipta,
mengasihi sesama oleh karena Tuhan telah mengasihi umat manusia.

II.4. Dasar Pedagogis PAK Anak Remaja


a. Dasar Pedagogis PAK Anak Remaja menurut beberapa tokoh
1. Hieronimus

Mengatakan bahwa “jadi janganlah ia sebagai seorang anak belajar sesuatu yang harus
dihapuskan atau juga ditolak dikemudian hari, namun hendaknya belajar merupakan sesuatu
yang dinikmati oleh anak. Dan apabila seorang anak melakukan sesuati yang membanggakan
hendaklah kiranya kita memberi pujian karena pujian adalah hadiah indah yang diharapkan si
anak. Dan ia juga berkata bahwa dengan mendengar atau melihat prestasi anak-anak sebaya
maka ia akan terdorong untuk belajar lebih semangat.36

2. Prof. Langeveld

36
Robert R. Boehkle, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama dari
Yohanes Amos Comenisius sampai Perkembangan PAK di Indonesia, 111-112
Mengemukakan bahwa pedagogik adalah suatu pengajaran atau bimbingan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai tujuan, yaitu
kedewasaan.

Ada beberapa dasar pedagogis yang dilaksanakan dalam pengajaran PAK anak/remaja,
yaitu:

- Pendidikan berlagsug seumur hidup (log life education). Dalam hal ini berarti bahwa
usaha pendidikan sudah dimulai sejak mausia itu lahir ari kandunga ibunnya sampai ia tutup
usia, sepanjang ia mampu untuk menerima pengaruh dan dapat mengembangkan dirinya.
- Tanggung jawab pedidikan merupakan tanggug jawab bersama, antara keluarga,
masyarakat, dan pemerintah.
- Bagi manusia penddidikan merupakan satu keharusan, karena pendidikan, mausia
akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang.37

3. Friedrich W.A. Froebel

Menurut Friedrich W.A. Froebel dasar pegagogis PAK anak remaja adalah:

1. Tujuan Umum
Meurut Froebel tujuan pendidikan Kristen anak/remaja adalah pencapaian kehidupan
yang setia, tidak bersalah dan karena itu suci.
2. Kurikulum
Kurikulum yang akan disampaikan pada anak dan remaja adalah agama, ilmu
pengetahuan alam dan matematika, bahasa, seni karya dan seni
3. Metodologi
Ada beberapa jenis metode yag disampaikan dalam pengajaran anak/remaja adalah:
- Berdoa
- Percakapan
- Menghafalkan
- Mengucapkan jawaban secara bersama
- Bermain
- Bercerita
- Latihan dan ulangan

37
H. Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik, (Bandung: PT Rineka Cipta, 2002), 3-4
4. Peranan Guru
Sejak kali pertama Froebel mengidentifikasi diri sebagai seorang guru dan ia mnjunjug
tinggi panggilan hidup itu. Degan peranan ini ia dapat mengantar anak untuk berkembang
secara berimbang. Ia tidak memasukka pengetahuan dari luar ke dalam nalar didik, malahan
ia mengembangkan bakat yang sudah ada.
5. Peranan Keluarga
Froebel mengungkapka bahwa tujuan dan maksud orangtua bagi pemeliharaan anak
dalam lingkungan rumah tangga dan keluarga adalah untuk mebangun, mengembagkan dan
menghidupkan semua kekuatan serta pembawaan anak agar memampukan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan anak berupa kekuatan dan karunianya.38
4. Jean-Jacques Rousseau
 Perlunya Pendidikan
Rousseau setuju engan dalil Comenius bahwa status “manusia” tidak dicapai sebagai
hasil kelahiran saja, malahan karena ia dijadikan demikian oleh pendidikan yang bersumber
pada tiga hal, yakni alam, manusia, dan benda-benda.
 Tujuan Umum
Sebagaimana pedidikan seniri harus berporos paa alam, demikianlah pula tujuannya,
yakni: Untuk mengembangkan semua bakat anak dan remaja agar ia diperlengkapi hidip
mereka terlepas dari ketergantunganya pada prakarsa orang lain, atau tempatnya yang
khusus dalam masyarakat.
 Guru
Meurutnya seorang guru hendaknya merencanakan tugas belajar yang membangun atas
kekuatan dari pembawaan pelajar sementara ia mejauhkan diri dari hambatan masyarakatnya
yang cenderung menjinakkan daya cipta murid.
 Si Pelajar
Dalam teori Rousseau memasukkan anak perempuan dan laki-laki sebagai kategori
pelajar adalah salah, tapi di dalamnya terdapat dukungan bagi usaha untuk mengatasi
keberatan terhadap pendidikan yang sama mutunyabagi kedua jenis anak.

 Kurikulum

38
Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembagan pikiran dan praktek Pendidikan Agama Kristen,
(BPK-Gunug Mulia, Jakarta:1997), 87
Rosseau tidak membicarakan mata pelajaran secara sistematis. Dia hanya membahas
mengenai pendidikan seks dan pendidikan agama.39

5. Jhon Calvin

Dasar Pedagogis PAK Anak Remaja juga meurut Calvin adalah pendidikan yang
bertujuan mendidik semua putra-putri gereja agar mereka terlibat dalam penelahaan Alkitab
secara cerdas sebagaimana dengan bimbingan Roh Kudus, mengambil bagian dalam
kebaktian dan memahami keesaan gereja, diperlengkapi untuk memilih cara-cara
mengejawantahkan pengabdian diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan
sehari-hari serta hidup bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah demi kemuliaan-Nya
sebagai lambang ucapan ssyukur mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus.40

6. Yohanes Amos Comenius

Adapun dasar-dasar pedagogis menurut Comenius, anntara lain:

a. Tujuan Pendidikan Umum/Pendidikan Agama Kristen Anak/Remaja

Comenius mengembangkan semua kemungkinan yang tersirat dalam jati diri manusia
sebagai makhluk yang diciptakan segambar dengan Allah. Jadi dalam hal ini dasar pedagogis
yang berdasarkan tujua PAK adalah “...agar semua anak/remaja, baik laki-laki dan
perempuan, tanpa terkecuali secara pesat, enak dan selengkapnya dan dijadikan terpelajar
alam ilmu, murni dalam akhlak, terlebih dalam kesalehan supaya dengan demikian semua
dididik dalam semua hal yang perlu untuk hidup di masa kini,begitupun di dunia di
seberang.41

b. Lingkungan Luas Pendidikan

Menurut Comenius, anak adalah tahap ketiga dalam kehiupan manusia yang menjadi
lingkungan luas bagi pendidikan, karena pendidikann berarti pembentukan tubuh, akal an
jiwa manusia, dan remaja adalah tahap keempat. Dalam wawasan pedagogis Comenius mesti
ada sekolah yang berangsur-angsur menyempurnakan orang sesuai dengan kebutuhan khas
yang berkaitan dengan setiap tahap pertumbuhannya

39
Ibid, 143-152
40
Paulus Lilik Kristanto, Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, 12
41
Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen,
(Jakarta: BPK-GM, 1997), 87
c. Pengajar

Comenius menganggap bahwa terdapat empat pengajar pokok, yaitu Allah sendiri,
orangtua, guru yang ipersiapkan mengajar dan masyarakat berupa para pelajar lain, gereja
ddan masyarakat.

d. Pelajar

Selama hidupnya semua orang adalah pelajar dalam wawasan pendiikan Comenius,
tetapi secara khusus semua pria dan perempuan muda ari semua golongan sosial perlu
diberikan peluag belajar di sekolah.

e. Kurikulum

Pada pokoknya, kurikulum berporos pada tiga macam pengalamanyang menghasilka


kesalehan, kebajikan dan pegetahuan/pengertian. Comenius memanang pendidikan sebagai
ketuhanan.

f. Metodologi

Terdapat asas menjadi darah-daging metodologi mengajar Comenius: 1) Ada waktu


paling cocok untuk mengajar dan untuk megajarkan bahan tertetu kepaanya; 2) Semua
persiapan untuk mengajar harus dilaksanakan sebelum guru masuk ke ruangan kelas; 3)
Hendaknya ada satu gagasan saja yang diajarkan pada saat tertentu, supaya pelajar tiak
bingung; 4) Muri-muri jangan disuruh meghafal an sebelum isinya dijelaska sebaik mungkin
lebih ahulu oleh guru.

g. Buku-buku yang disusun khusus untuk setiap kelas dan perpustakaan


merupakan bagia itegral ari pengalaman persekolahan.
7. Origenes

Dia mengatakan bahwa kesan pertama yang dilakukan oleh pengajar itu aka membuat
parapelajar lebih tertarik. Dimana dia mengubah gaya ucapan untuk mendobrak hati para
pelajarnya ataupun membuat suatu yang menarik karena pada dasarnya pelajar sangat suka
dengan hal-hal yang sangat menarik.42

8. Higher

42
Ibid, 106-108
Pedagogis atau Pendidikan itu adalah suatu lembaga dalam tiap-tiap masyarakat yang
beradap.tetapi juga pendidikan tidaklah sama dalam setiap masyarakat,system pendidikan
suatu masyarakat dan tujuan pendidikannya di dasarkan atas prinsip,cita-cita dan filsafat yang
berlaku dalam suatu masyarakat.

9. Profesor Brubaccher

Dia mengartikan bahwa Pedagogis atau pendidikan itu adalah proses timbal-timbal dari
setiap pribadi manusia dalam penyesuain dirinya dengan teman dan dengan alam semesta.

10. Clementus

Menurut Clementus, dasar pedagogis PAK anak/remaja adalah:

a. Pengajar

Dimana Clementus menyebutkan bahwa sang pengajar itu adalah Yesus Kristus.

b. Pelajar

Dia menyebutkan bahwa pelajar adalah siapa yang mau diajari adalah yang
menganggap Bapa adalah betul-betul Bapa.

c. Kurikulum

Kurikulum yang digunakan Clementus adalah hasil dari pengalaman pengajaran,


pengalaman yang membawa keselamatan.

b. Kesimpulan

Jadi, melalui pemaparan dasar pedagogis diatas dapat disimpulkan bahwa dasar
pedagogis PAK anak Remaja itu adalah pengajaran dan bimbingan yang diberikan oleh orang
dewasa kepada anak remaja untuk mencapai suatu tujuan. Dan dalam proses pengajaran para
pengajar harus membuat suatu kurikulum agar dapat menyampaikan PAK kepada anak
remaja dengan baik. Itu dikarenakan dasar pedagogis PAK anak remaja itu terdiri dari:
lingkungan, pengajar, pelajar, kurikulum, metode-metode.

II.5. Dasar Filosofis PAK Anak Remaja


a. Dasar Filosofis secara etimologi
Secara etimologis filsafat berasal dari kata-kata “philos” yang artinya love (cinta) dan
“sophia” artinya wisdom (kebijaksanaan kearifan). Jadi, filsafat dapat diartikan cinta secara
mendalam terhadap kebijaksanaan, cinta dan kearifan.43

b. Dasar Filosofis PAK Anak Remaja menurut beberapa tokoh


1. Harry Broudy

The Philosophy basic of Christian Education is a distinctively realistic assumption


about knowledge, that education is science and as such possesses a body of knowledge that
guides the profession. Dalam bahasa Indonesia “ Dasar filosofis pendidikan agama kristen
anak adalah sebuah realistis yang khusus tentang pengetahuan, bahwa pendidikan Kristen
adalah sebuah ilmu pengetahuan dan memiliki kemampuan seperti sebuah tubuh dari
pengetahuan yang merupakan penuntun pekerjaan.44

2. Socrates

Prinsip-prinsip dasar pendidikan menurut Socrates adalah metode dialektis, yang


digunakan oleh Socrates yang mana telah mejadi dasar teknis pendidikan yang direncanakan
untuk mendorong seorang pelajar untuk berpikir secara cermat, untuk menguji cob diri
sendiri dan untuk memperbaiki pengetahuaanya. Seorang guru tidak perlu memaksa
pengetahuannya kepada seorang siswa tetapi siswa dituntut untuk mengembangkan
pikirannya sendiri dengan berpikir secara kritis. Tujuan pendidikan yang benar menurut
Socrates adalah untuk merangsang penalaran yang cermat dan disiplin mental yang akan
menghasilkan perkembangan intelektual yang terus menerus dan standar moral yang tinggi.45

3. J. Donal Butler

Mengatakan bahwa dasar filosofis PAK anak dan remaja melalui empat tipe yaitu,
naturalisasi, idealisasi, realisasi dan pragmatis.

4. Samuel Sidjabat

Filsafat pendidikan Kristen adalah kegiatan belajar mengajar di kelas maupun diluar.
Filosofis pendidikan Agama Kristen didasarkan pada tiga sudut pandang yaitu:

43
Ibid, 33
44
Marvin J. Tailor(ed), An Introduction to Christian Education, (Nashville: Abingdon Press, 1984), 64
45
Imam Barnadid, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 1988), 25-26
 Filsafat sebagai bahan kajian dan sebagai isi perbincangan dan juga mempelajari
sebagai masalah-masalah yaitu “apa yang nyata” pengetahuan dan bagaimanaa mengetahui.
 Filsafat merupakan kegiatan atau aktivitas yang artinya, dalam kita mengajukan
pertanyaan serta berusaha mencari jawabannya, perbuatan itu sendiri sudah merupakan
“berfilsafat” ada beberapa langkah yang ditempuh yakni analisis, sintesis, spekulatif, dan
perpektif.
 Filsafat juga melibatkan sikap yakni kesadaran diri penetrative, komprehensif, dan
fleksibilitas.46
5. Plato

Plato adalah murid Socrates yang paling terkemuka yang sepenuhnya menyerap ajaran-
ajaran pendidikan kemudian mengembanngkan sistem filsafatnya sendiri secara lengkap. Ia
mendirikan sebuah akademi, suatu pusat utuk studi tentang gagasan-gagasan yang akhirnya
telah bertumbuh menjadi suatu universitas pertama di dunia. Bagi Plato, pendidikan itu
adalah suatu bangsa dengan tugas yang harus dilaksanakan untuk kepentingan egara dan
perorangan khususnya generasi penerus bangsa agar terbebas dari belenggu ketidaktahuan
dan ketidakbenaran. Tujuan pendidikan menurut Plato adalah untuk mernermukan
kemampuan-kemampuan ilmiah setiap individu sebagai seorang anggota kelasnnya, seperti
anggota kelas anak-anak, remaja, dewasa, maupun lanjut usia. Sehingga masing-masing
orang (yang berbeda tingkat usia) dapat menempatkan dirinya pada segi yang tepat.

6. Aristoteles

Aristoteles adalah murid Plato, ia seorang cendikiawan dan intelek terkemuka, mungkin
sepanjang masa. Umat mausia telah berhutang budi padanya karena banyaknya kemajuan
dalam filasafat dan ilmu-ilmu pengetahuan. Ia dilahirkan tahun 394 SM di Stagira. Aristoteles
mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk kebahagiaan. Menurut Aristoteles untuk
memperoleh pengetahuan, manusia harus lebih dari binatang-binatang lain berdasarkan
kekuatannya untuk berpikir, harus mengamati dan secara hati-hati menganalisa struktur-
struktur, fungsi-fungsi organisme dan segala yang ada dalam alam. Aristoteles berkata bahwa
sebaiknya memberikan pendidikan yag baik bagi semua anak-anak. Ia menyatakan bahwa
putera-puteri semua warga negara sebaiknya diajar sesuai dengan kemampuan mereka.47

46
B. Samuel Sidjabat, Strategi Pendidikan Agama Kristen suatu Tinjauan/Filosofis, ( Yogyakarta:
ANDI, 1996), 15
47
Jalaluddin & Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), 122
7. Johann Friedrich Herbert

Dimana Herbert adalah seorang ilmu filsafat yag megajarkan bahwa hendaknya guru
memperhatikan apa yang ada dalam diri anak. Dan guru wajib menolong pelajar mengingat
kembali gagasan dan pelajaran yang sebelumnya. Dan hendaknya juga guru menyampaikan
gagasa baru dan pelajar ditugaskan untuk membandingkan pegetahuan yag baru dan yang
lama agar melatih mereka melihat perbedaan da persamaan dan juga guna menambah
pengetahuan mereka. Dan guru membimbing pelajar untuk menghubungkan pengertian baru
agar ia bisa menarik kesimpulan dan pelajar ditolong agar dapat memecahkan masalah
tertentu.48

c. Kesimpulan

Dari pemaparan dasar filossofis PAK anak Remaja dapat disimpulkan bahwa dasar
pedagogis PAK anak remaj itu adalah PAK menjadi ilmu pengetahuan yang merupakan
pengetahuan yang menuntun pekerjaan, menghasilkan perkembangan intelektual,
menempatkan diri ditempat yang tepat. Anak Remaja diajar sesuai dengan kemampuan
pengajaar membimbing dan menolong pelajar untuk mengingat kembali gagasan setiap
pembelajaran.

III. Daftar Pustaka

Kristanto,Paulus Lilik, Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen,


(Yogyakarata: BPK-GM, 2008)
Calvin, Johanes , Institutio, (Jakarta: BPK-GM, 2001)
48
R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek PAK dari Plato Sampai IG. Loyola, 107
Homrighaussen , E. G. & I. H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta:
BPK-GM, 2004)
Boehkle,Robert R, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan
Agama dari Yohanes Amos Comenisius sampai Perkembangan PAK di
Indonesia, (Jakarta: BPK-GM, 2009)
Graendorf,Werner .C, Introduction to Biblical Christian Education, (Chigago:
Moody Press, 1988)
Boehlke, Robert R. , Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan
Agama Kristen dari Plato Sampai Ignatius Loyola, (Jakarta: BPK-GM, 2009)
Miller, Randoplph Crump , Education For Christian Living, (America: Current
Printing, 1956)
Browning, W.R.F, Kamus Alkitab, (Jakarta:BPK-GM,2011)
Brubaker, J. Omarv , Memahami Sesama Kita, (Malang: Gandum Mas, 1972)
Hurlock, Elizabeth B., Perkembangan Anak Jilid II, (Jakarta: Gelora Aksara
Pertama, 1978)
Moelino , Anton,(Peny), Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1988)
Freese , Doris A., Rekan Pendidikan Anak-anak, (Malang: Gandum Mas, 1993)
Naipospos, P.S , Penunutun Sekolah Minggu, (Jakarta: Yaaysan Komunikasi
Bina Kasih/OMF, 1988)
Gunarsa, Singgih D, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, (Jakarta: BPK-
GM,1987)
Ahmadi, Abu , Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005)
Gunarsa , Singgih D, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, (Jakarta: BPK-GM,
1897)
Tailor , Marvin J. (ed), An Intoduction to Christian Education, (Nashville: a
bingdon Press, 1984)
Gunarsa, Singgih D, Psikologi Untuk Keluarga, (Jakarta: BPK-GM,Jakarta)
Gunarsa , Singgih D. dan Yulia, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,
(Jakarta: BPK-GM, 2010)
Ali, Moh & Moh. Asrori, Psikologi Remaja, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010)
Simamora , Dame Taruli & Rida Gultom, Pendidikan Agama Kristen Kepada
Remaja dan Pemuda, (Medan: Penerbit Mitra)
Nuhamara, Daniel, Pembimbing Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: Jurnal Info
Media, 2007)
Mossholder, Ray,  Cara Mendidik Anak di Tengah Lingkungan Yang Makin
Sekular, Pent. Xavier Quentin Pranata, (Yogyakarta : Andi, 1998)
Ricards, Lawrence O, Mengajar Alkitab Secara Kreatif, (Jakarta: BPK-GM,
2004)
Salam , H. Burhanuddin, Pengantar Pedagogik, (Bandung: PT Rineka Cipta,
2002)
Boehlke , Robert R., Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan
Agama Kristen, (Jakarta: BPK-GM, 1997)
Barnadid, Imam , Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 1988)
Sidjabat, B. Samuel , Strategi Pendidikan Agama Kristen suatu
Tinjauan/Filosofis, ( Yogyakarta: ANDI, 1996)
Idi, Jalaluddin & Abdullah, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media Pratama,
1997)

Anda mungkin juga menyukai