Anda di halaman 1dari 5

Nama : Cristi Elisabet Saragih

Lasti Rani Sianipar


Novida Nasrawani Munthe
Rika Maria Saragih
Ting./Jur. : II-B/Theologia
Mata Kuliah : PAK Anak/Remaja
Dosen : Pdt. Setia Ulina Tarigan, Ph. D
Pengajaran PAK Kepada Anak Balita (Bawah Lima Tahun)
I. Pendahuluan
Kita telah mempelajari pendidikan agama Kristen terhadap anak dan remaja. Pada saat ini kita akan membahas
bagaimana cara mengajar kepada anak balita denngan berbagai metode dan media yang sesuai yang aka digunakan.
Pengajaran yang baik adalah tujuan utama untuk kita yang bekerja di ladang Tuhan. Kami para penyaji akan
mencoba untuk mempraktekkan cara pengajaran terhadap anak balita, dan tema pengajaran yang kami angkat
adalah yang tertulis dalam Lukas 2:1-20 yaitu mengenai kelahiran Yesus dan gembala-gembala. Semoga paper yang
kami paparkan ini dapat bermakna bagi kita setiap pribadi terkhususnya di bidang pelayanan kita nantinya.
II. Pembahasanju
II.1 Pengertian Mengajar
Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan atau ilmu dari seseorang Guru kepada murid-murid. Mengajar
ialah menanamkan sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan keterampilan dasar dari seseorang yang telaha mengetahui
dan menguasainya kepada seseorang. Mengajar terjadi baik di sekolah maupun di luar sekolah. Selain itu, mengajar
juga dapat diartikan membimbing seseorang atau sekelompok orang supaya belajar berhasil. 1Metode mengajar
adalah suatu cara yang sistematik dalam mengajar atau menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik.
II.2 Pengertian Anak Balita
Anak Balita sebagai masa emas atau "golden age" yaitu insanmanusia yang berusia 0-5 tahun (UU No. 20
Tahun 2003),meskipun sebagian pakar menyebut anak balita adalah anakdalam rentang usia 0-8 tahun. Balita juga
dapat diartikan sebagai kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan danperkembangan yang bersifat
unik, artinya memiliki polapertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halusdan motorik kasar),
kecerdasan (daya pikir, daya cipta,kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio-emosional(sikap dan perilaku serta
agama), bahasa dan komunikasi yangkhusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembanganyang sedang
dilalui oleh anak tersebut.2

II.3 Psikologi Perkembangan Anak Balita3


0-1 Tahun Secara Fisik -Bayi bertumbuh dengan cepat dan mulai berjalan pada
usia 8-20 tahun.
- Pada usia ini bayi mempunyai kecepatan belajar
paling cepat selama periode hidupnya.
-Bayi mulai belajar memutar, brguling, bangun,
merangkak, tertatih-tatih berjalan, berjalan tegak,
berlari, dan mengomunikasikan kebutuhannya kepada
ibunya.
Secara Mental - Intelektualitas bayi mulai bertumbuh.
- Mereka belajar berbicara dari orang uanya dan orang
disekitrnya dengan kata-kata yang singkat.
- Mereka dapat belajar melalui permainan yang
diulang-ulang.

Secara Emosi - Bayi mempunyai kebutuhan yang paling mendasar


yaitu kasih sayang dan keamanan.
- Orang tua mempunyai tanggung jawab yang utama
dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
- Kasih sayang dapat diberikan melalui komunikasi
yang efektif dan sikap seperti perilaku yang baik
kepada anak.
- Perlakuan orang tua kepada anak secara mendalam
akan dirasakan anak sehingga hal itu akan ditanggapi
dengan baik, nyaman dan menyenangkan.
Secara Sosial - Bayi mempunyai ikatan terbaik dengan orang tuanya
dan orang-orang di rumahnya.
- Mempunyai sifat individualistis karen semua orang
1
I.L. Pasaribu dan B. Simandjuntak, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Tarsito, 1983), 7
2
www. Njmomsguide.com
3
Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarta: ANDI, 2006), 88-90
menjaga dan memerhatikannya.
Secara Spritual - Bayi perlu mendapat pengajaran rohani melalui apa
yang dilihatnya.
- Mereka mempunyai iman yang sederhana melalui
keyakinan dan keteladanan orang tuanya.
2-3 Tahun Secara Fisik - Bertumbuh dengan cepat, aktif banyak
menggunakan energinya untuk bermain-main, dn
otot-otot tangan dnan kakinya bertumbuh cepat.
- Mereka mulai dapat berkata-kata secara singkat.
Secara Emosi - Mereka cenderung tidak stabil dan pemarah.
- Mereka sangat mengharapkan rasa aman, kasih
sayang dan perhatian.
- Kadang-kadang, ia tidak dapat mengungkpkan
perasaannya tetapi melalui tindkan.
- Mereka mulai belajar mengungkapkan perasannya
kepada orang di rumahnya, khusus ibunya.
Secara Mental - - Mereka hidup dalam dunia yang terbatas.
- Mereka tidak dapat mengerti konsep waktu, ruang,
dan jumlah.
- Mereka tidak tergantung kepada daya ingatnya
sehingga memerlukan banyak pengulangan. Jadi
mereka memerlukan guru yang dapat
berkomunikasi denngan menggunakan kosa kata
yang dapat dimengertinya.
Secara Sosial - Mempunyai hubungan yang baik dengan orang
tuanya juga orang di rumahnya.
- Sangat individualis dan dekat dengan orang yang
menjaganya. Oleh karena itu, dengan
menggunakan kata-kata yang dapat dim engerti
mereka, fungsi orang tua sangat penting dalam
mengajarkan prinsip-prinsip kebenaran firman
Allah.
Secara Rohani - Mereka mempunyai iman yang sederhana.
- Untuk mengembangkan kerohaniannya, mereka
diajar dengan contoh, sikap, dan tindakan.
4.5 Ta Secara Fisik - Mereka bertumbuh lebih cepat pada usia 4 tahun.
hun - Mereka mulai tumbuh lebih tinggi, otot besarnya
terus bertumbuh, suka melompat-lompat untuk
melenturkan otot-otot besarnya.
- Koordinasi otot sangat kurang. Koordinasi mata
dan tangan kurang bagus tetapi berkembang
menjadi lebih baik. Untuk itu program yang
memberikan kebebasan bergerak, kemudian
diselingi periodr aktivitas dan istirahat sangat
diperlukan. Namun, pertumbuhannya agak
melambat pada usia 5 tahun.
Secara Mental - Mereka disebut “anak TK yang tajam” karena
ketajamannya dalam berimajinasi.
- Mereka suka melebih-lebihkan cerita.
- Mereka sering mencampuradukkan antara
kebenaran dan kesalahan atau antara kenyataan dan
fantasi. Untuk itu, mereka perlu ditolong supaya
dapat membedakan antara fantasi dan realitas.
Secara - Mereka sudah dapat mengendalikan emosinya.
Emosional Namun, mereka masih saja memiliki ledakan
emosi.
- Mereka juga merasakan rasa takut, kurang aman
karena petumbuhan dn perkembangannya.
- Mereka memerlukan kestabilan dan lingkungan
aman yang didukung orang dewasa yang dapat
dipercayainya.
Secara Sosial - Hubungan sosial mereka berkembang cepat sejak
masuk TK.
- Mereka tertarik pada aktivitas kelompok.
- Mereka menyadari adanya kelompok tetapi
mungkun malu bergabung. Namun, beberpa anak
dapat lebih cepat bergabung dalam kelompok.
- Dalam pergaulan, emosinya seringkali
diungkapkan secara negatif seperti menggigit,
mendorong atau memukul adik laki-laki,
perempuan, atau teman-teman bermainnya.
Secara Spritual - Mereka akan berkembang bila diajari kebenaran
dan pengetahuan Alkitab..
- Pengajaran rohani yang diberikan untuk anak harus
dilakukan secara konkret, literal, dan dihubungkan
dengan kehidupan sehari-hari.
- Mereka perlu diajarkan tentang Tuhan Yesus yang
mengasihinya, doa-doa yang sederhana dan
nyanyian-nyanyian rohani untuk anak-anak.
Namun, harus diperhatikan juga bahwa pengajaran
hendaknya disesuaikan dengan tingkat
intelektualitas.

II.4 Metode Pengajaran


Metode adalah alat sederhana yang digunakan guru untuk mengomunikasikan ilmu yang di dalamnya
terdapat idealisme dan kebenaran. Metode adalah alat atau cara mengajar yang di dalamnya terdapat pengalaman
dan bahan pelajaran sehingga keduanya menjadi mata rantai yang saling berhubungan. Adapun metode pengajaran
balita adalah:

1. Menggambar
Menggambar adalah salah satu cara untuk anak-anak dapat mengungkapkan perasaan mereka tentang
sesuatu.4
2. Bercerita
Metode bercerita adalah suatu cara mengajar dengan cara bercerita. Pada hakikatnya metode bercerita sama
dengan metode ceramah. Karena informasi disampaikan melalui penuturan atau penjelasan lisan dari seseorang
kepada orang lain.5
3. Permainan Kartu Memori
Permainan ini begitu sederhana, namun sangat mengasyikkan terutama jika dimainkan bersama teman-teman.
Ide dasar permainan ini adalah anak-anak harus mengingat gambar atau posisi kartu yang memuat gambar-gambar
tertentu. Dan jika anak-anak berhasill membuka dua kartu yang bergambar sama atau gambar saling berpasangan,
anak-anak akan memperoleh poin.6
4. Pantomim
Murid-murid bermain sandiwara, hanya tidak berbicara. Guru atau murid yang lain membwakan cerita dan
para pemain membawakan peranan mereka. Pantonim ini juga dipakai sebagai permainan dalam kelas, yang kata-
katanya digambarkan dengan gerak-gerik, kemudian maksud dari gerakan pantonim itu harus diterka oleh murid-
murid yang lain.7
5. Pembacaan Gambar
Bukan hanya kata-kata yang dapat dibaca, melainkan gambar-gambar dapat dibaca juga. Jika kita akan
memperlihatkan sebuah gambar yang berhubungan dengan pelajaran dan memakai langkah-langkah berikut:
- Memberi nama, murid-murid diminta menyebutkan, apa yang terlihat dalam gambar itu.
- Memberi penjelasan, Setelah murid-murid sadar tentang hal-hal penting dalam gambar itu, mereka dapat
menjelaskan atau bercerita tentang kejadian apa yang ada dalam gambar itu.
- Menafsirkan, Anak-anak yang lebih tua dapat mengerti perubahan raut muka dan gerakan tubuh orang. 8
6. Nyanyian
Seharusnya guru memilih nyanyian yang sesuai dengan kemampuan anak-anak serta sesuai dengan pelajaran.
Nyanyian itu hendaknya bermakna bagi anak-anak, serta mudah dinyanyikan oleh mereka. 9
7. Mendengarkan Musik
Selain dipergunakan untuk mengiringi nyanyian, musik dapat juga untuk didengarkan. Seorang guru dapat
memainkan alat musik (piano, gitar) dengan nada lembut, atau sebuah tape cassette dapat diperdengarkan. Musik
yang diperdengarkan sebaiknya musik gerejawi atau lagu-lagu sekolah minggu. Musik dapat digunakan di seluruh
sesi. Hal ini paling banyak digunakan selama bersama waktu. Instrumen ritme dapat diperkenalkan serta bernyanyi.
Rekaman dapat membantu.10
8. Doa

4
Doris Blattner, Metode Mengajar Anak-Anak Sekolah Minggu, (Bandung:IKAPI, 2003), 26
5
Syaiful Bahri Djamariah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), 203
6
Ibid, 104
7
Doris Blattner, Metode Mengajar Anak-Anak Sekolah Minggu, 26
8
Ibid, 25
9
Ibid, 26
10
Eleanor Daniel, dkk., Introduction to Christiann Education, (Cincinnati, Ohio A. Division of STANDEX
INTERNATIONAL, Corporation in USA, 1924), 1o8-109
Kebiasaan berdoa dari orang tua, guru sekolah minggu, teman-teman, dan orang lain agar dapat menolong
anak-anak belajar berdoa. Tetapi walaupun anak sering endengar orang lain berdoa, belum tentu anak itu sendiri
akan berdoa. Oleh karena itu seoranng guru harus berusaha agar anak-anak dapat berdoa secara biasa dan wajar.
9. Percakapan
Percakapan adalah pertukaran pembicaraan tentang hal-hal yang menarik kedua belah pihak dalam
pembicaraan itu.
10. Hasta Karya
Hasta karya atau pekerjaan tangan, benting bagi anak-anak seumuran ini. Sebab anak indria senang
menggunting, menempel, menggambar, mewarnai, dsb.
II.5 Media Pengajaran
Media adalah sarana (prasarana) pengajaran pendididkan yang fungsinya dapat dipergunakan untuk membantu
tercapainya suatu tujuan. maka untuk itu media pendidikan adalah sarana prasarana yang membantu proses
pendidikan sehingga tujuan pendidikan dapat berhasil dengan baik. Dalam dunia pendidikan/pengajaran media ini
disebut dengan alat peraga adajuga yang menyebut dengan audio visual aid (ava=alat bantu pandang dengar) dan
fungsinya untuk membantu proses mengajar melalui penglihatan dan pendengaran ava disamakan juga dengan
teaching material atau instruksional material.
Media pendidikan digunakan dalam interaksi educative antara guru dan siswa didalam maupun diluar kelas
yang berfungsi sebagai perantara atau medium dan berfungsi sebagai alat atau cara yang berhubungan dengan
metode mengajar.

II.5.1 Jenis-jenis Media


Menurut DR.winarno surakhmad. M. Sc. Ed. Alat-alat pelajaran dapat dibagi menjadi 3 golongan:
1. Alat-alat yang merupakan benda-benda sebenarnya yaitu benda-benda rill yang yang dipakai manusia
dalam kehidupan sehari-hari, kotak, kucing, kapur dan sebagainya.
2. Alat-alatyang merupakan benda pengganti, sering kali dalam bentuk tiruan benda yang sebenarnya, gambar-
gambar.
3. Bahasa baik lisan maupun tulisan, bahasa memberikan pengalaman verbal yang tingkat tinggi abstraksinya.
Dan pada umumnya audio visual ini dikelompokkan dalam 4 jenis.
 Alat-alat visual yang dilihat:
Misalnya: film strips, transparancies, microprojection, papan tulis, gambar chart, grafik, poster, dll
 Alat-alat auditif yang didengar
misalnya: record, radio, rekaman pada tape, dll
 Alat-alat yang dilihat dan didengar
Misalnya: film, tv, dll
 Benda-benda tiga dimensi
Misalnya: bak pasir, koleksi diorama, model, dll. Yang bisa dipertunjukkan dalam pameran, museum,
dll.
Termasuk disini: pantomime, dramasisasi, permainan peran (role-playing) sociodrama, sandiwara
boneka, dll.11
II.6 Contoh Metode Pengajaran yag Para Penyaji Lakukan
- Teks: Lukas 2:1-7-20
- Metode: Cerita dan Bermain
- Tema: Bersyukur dan bersuka cita karena Sang Juruselamat telah lahir
- Tujuan: Supaya anak balita mengetahui bahwa kelahiran Yesus adalah sesuatu yang patut dirayakan
- Alat Peraga: Boneka jari
- Evaluasi: Mewarnai gambar yang telah diberikan kepada anak balita dan menyebutkan gambar apa yang
telah diwarnainya.
- Alasan: Melalui metode ini, anak balita akan lebih tertarik dengan apa yang ada di gambar dengan
bermacam-macam warna sehingga anak merasa senang dan tertarik dalam pengajaran itu.
- Tempat: Dalam sebuah gedung (disesuaikan)
- Waktu: 10-15 menit
- Nyanyian:
1. Happy ye ye ye
2. Mari kita bersuka ria
3. Mana jempol
4. Selamat-selamat datang
5. Selamat hari natal
III. Kesimpulan
Dari pemaparan kami di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan metode dan media yang sesuai akan
menyampaikan pesan Firman Tuhan atau Firman Tuhan akan tersampaikan dengan baik, dalam arti anak balita akan
boleh seperti apa yang diinginkan dari metode ini. Karena dengan metode tersebut, anak-anak akan lebih tertarik
dalam memahami dan mencerna Firman Tuhan denga baik dalam kehidupannya sehari-hari khususnya mereka
mampu bersyukur dan bersuka cita akan kelahiran Yesus sebagai Juruselamatnya.
IV. Daftar Pustaka
Bahri, Syaiful Djamariah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000
11
Roestiyah, Masalah-masalah ilmu keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), 65
Blattner, Doris, Metode Mengajar Anak-Anak Sekolah Minggu, Bandung:IKAPI, 2003
Daniel, Eleanor, dkk., Introduction to Christiann Education, (Cincinnati, Ohio A. Division of STANDEX
INTERNATIONAL, Corporation in USA, 1924
Lilik, Paulus Kristianto, Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, Yogyakarta: ANDI, 2006
Pasaribu, I.L. dan B. Simandjuntak, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Tarsito, 1983
Roestiyah, Masalah-masalah ilmu keguruan, Jakarta: Bina Aksara, 1986
www. Njmomsguide.com

Anda mungkin juga menyukai