Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN TERHADAP KARAKTER

REMAJA DI HKBP KENTARA RESSORT LAE PARIRA

Proposal

Untuk memenuhi persyaratan,


guna memperoleh gelar Sarjana Agama (Misiologi)

Oleh:
Cristinauli Sihombing
2018.099.1431

SEKOLAH TINGGI BIBELVROUW HURIA KRISTEN BATAK


PROTESTAN (STB-HKBP)

2022-2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani “paedagogie”, yang akar katanya “pais”
yang berarti anak dan “again” yang artinya membimbing. Jadi, “pendagogie” berarti
bimbingan yang diberikan kepada anak. Dalam bahasa Inggris, pendidikan diterjemahkan
menjadi “education”. Education berasal dari bahasa Yunani educare yang berarti membawa
keluar yang tersimpan dalam jiwa anak, untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang. 1 Kata
educare dalam bahasa Latin memiliki konotasi melatih atau menjinakkan (seperti dalam
konteks manusia melatih hewan-hewan yang liar menjadi semakin jinak sehingga
diternakkan). Jadi, pendidikan merupakan sebuah proses yang membantu, mengembangkan,
mendewasakan, membuat yang tidak tertata atau liar menjadi semakin tertata, semacam
proses penciptaan sebuah kultur dan tata keteraturan dalam diri maupun dalam diri orang lain.
kata educere merupakan gabungan dari preposisi x dan kata kerja ducere (memimpin). Dalam
bahasa inggris, terdapat beberapa kata yang mengacu pada kegiatan mendidik. Kata
education misalnya, lebih dekat dengan unsur pengajaran (instruction) yang memiliki sifat
sangat skolastik.2

Pendidikan Agama Kristen merupakan pendidikan yang bercorakkan moral-moral


Kristiani. Maksudnya materi pengajaran pendidikan agama Kristen merupakan materi yang
berisi tentang nilai-nilai kebenaran iman Kristen. Selain itu, Pendidikan Agama Kristen
berusaha untuk menumbuhkan dan membimbing sikap hidup yang sesuai nilai-nilai Kristiani
supaya terbentuk pribadi Kristen yang sejati. Pendidikan Agama Kristen berfungsi sebagai
penyampaian kebenaran yang dinyatakan Tuhan dalam Alkitab. Tidak dapat dipungkiri
bahwa, tanggung jawab Pendidikan Agama Kristen pertama-tama dan terutama terletak pada
orang tua, yaitu ayah dan ibu (Amsal 1:8).3 Jadi, Pendidikan Agama Kristen adalah
pendidikan yang mengajarkan tentang Kristus sebagai pusat kehidupan dan membentuk
setiap orang untuk mengenal Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang hidup dan berawal
dari keluarga.

1
Syafril dan Zelhendri Zen, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Depok: Kencana, 2017), 26.
2
Doni Koesoema, Pendidikan Karakter, (Jakarta: Grasindo, 2007), 53.
3
E. G. Homrighausen dan I. H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1996), 19.
1
Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang
diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Dalam
budaya Amerika, periode remaja ini dipandang sebagai masa “Strom & Stress”, frustasi dan
penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan perasaan
tersisihkan dari kehidupan sosial budaya orang dewasa.4 Masa Remaja merupakan masa
dimana dipenuhi dengan gejolak dan masalah, baik dari masalah ekonomi dan tuntutan dari
orangtua yang selalu memaksakan kehendaknya untuk mereka lakukan padahal bukan
kemauan dari anak tersebut, sehingga dari berbagai tuntutan tersebut, remaja masa kini
dibanjiri dengan berita-berita yang buruk sehingga membuat mereka sangat takut untuk
bergerak dan bertindak dalam melakukan sesuatu yang kreatif. Karena kita tahu bahwa masa
remaja merupakan masa dimana mereka harus tampil dengan mengembangkan kemampuan
yang mereka miliki terlebih dalam gereja. Sebagai orang kristen, kita telah diberi sumber-
sumber yang dirancang untuk membawa kemuliaan bagi Tuhan. Hal yang penting bagi kita
ialah, bahwa kita dirancang untuk memuji kemuliaan-Nya (Ef.1:6,11,12). Sebagai anak-anak
Tuhan, kita juga mempunyai kewajiban yang diberikan (Mat.25). Firman Tuhan dalam Kitab
Efesus 4:13-14, memberikan suatu pemahaman bahwa ketika kita memiliki atau mencapai
iman dan pengetahuan yang benar. Tingkat pertumbuhan rohani sebagai orang yang percaya
adalah Kristus artinya orang yang percaya harus bertumbuh menjadi serupa dan segambar
dengan Kristus.5

Pendidikan Agama Kristen berpangkal kepada persekutuan umat Tuhan di dalam


Perjanjian Lama. Jadi pada hakikatnya dasar-dasarnya sudah terdapat dalam Sejarah Suci
purbakala. Pendidikan Kristen itu mulai dengan terpanggilnya Abraham menjadi nenek
moyang umat pilihan Tuhan, bahkan pendidikan Kristen berpokok kepada Allah itu sendiri,
karena Allah yang menjadi Pendidik bagi umat-Nya. Nenek moyang kaum Israel, Abraham,
Ishak dan Yakub menjadi guru bagi seluruh keluarganya. Sebagai bapak-bapak dari
bangsanya, mereka bukan saja menjadi imam yang pengantara antara Tuhan dengan
umatNya, tetapi juga menjadi guru yang mengajarkan tentang perbuatan-perbuatan yang
mulia itu dengan segala janji Tuhan yang membawa berkat Israel turun-temurun. Musa
dipilih oleh Tuhan untuk membebaskan umatNya dari penindasan. Musa-lah yang diangkat
jadi panglima dan pemimpinnya, tetapi juga menjadi guru dan pemberi hukum-hukum bagi
mereka. Tiap-tiap keturunan Israel, orang tua menyampaikan segala pengajaran dan peraturan
4
M. Djawad Dahlan, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2016),184.
5
Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan,(Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia, 2012),140.
2
itu kepada keturunan yang berikut.6 Dalam hal ini, setiap remaja diharapkan dapat bertumbuh
dan berkembang dalam kebenaran, juga diharapkan memiliki perilaku dan kepribadian yang
baik, sopan, mengerti tata krama, dapat menghargai dan menghormati orang lain atau
sesamanya sehingga dengan moral yang baik, anak-anak diharapkan mampu meraih
kebahagiaan hidup. Di masa sekarang ini dapat dilihat bahwa rasa mengasihi terutama kaum
remaja yang ada di HKBP Kentara terhadap orang lain sudah berkurang, tingkat egoisme
atau mementingkan diri sendiri sangat tinggi. Tentunya menjadi suatu pertanyaan besar,
mengapa hal ini terjadi? Semua akibat, pasti dan tentu ada penyebabnya. Hal ini dapat terjadi,
disebabkan karena kurangnya perhatian dan tanggung jawab gereja terhadap pelayanan
Remaja. Pendidikan Remaja pada masa sekarang ini, khususnya di gereja HKBP Kentara
kadang sudah tidak sesuai dengan dasar Alkitab, rasa mencintai dan menyayangi remaja
sudah berkurang di antara para guru maupun pelayan. Seolah-olah remaja tidak begitu
penting peranannya di gereja dibandingkan dengan peranan orangtua, kumpulan koor,
pemuda dan lain-lain.
Dengan kebobrokanya karakter para remaja saat ini maka sangat penting sekali untuk
memulihkan atau pembentukan karakter melalui pendidikan Agama Kristen. Billy Graham
dalam Gede Raka menyatakan bahwa: “Ketika kita kehilangan kekayaan, maka kita tidak
kehilangan apa-apa, ketika kita kehilangan kesehatan, maka kita kehilangan sesuatu, namun
ketika kita kehilangan karakter, maka kita kehilangan segala-galanya.” Artinya dalam
pembentukan karakter ini sangatlah penting untuk memanusia manusia menjadi manusia
yang segambar dan serupa dengan Allah. Meningkatnya kemampuan yang dimiliki oleh
manusia dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dengan sendirinya disertai
peningkatan kebajikan dalam hati manusia. Kompetensi yang tidak disertai dengan kebajikan
cenderung akan membawa umat manusia ke keadaan yang mengancam kualitas
kehidupannya bahkan keberadaannya. Oleh karena itu, adalah suatu hal yang sangat
mendesak untuk menegakkan kembali pendidikan karakter bagi masyarakat luas, termasuk
pendidikan karakter di sekolah. Kegagalan dalam membentuk karakter bisa bermakna
mempersiapkan kegagalan masa depan remaja dan bangsanya, begitu juga dalam dunia kerja
yang notabene adalah fase kehidupan yang segera akan dilalui oleh remaja. Memungkinkan
sejali dan sangat penting sekali untuk membetuk karakter seseorang agar kelak menjadi
manusia yang berguna bagi keluarga, sekolah dan bangsanya.7

6
I.H.Enkar dan Dr.E.G.Homrighausen, pendidikan Agama Kristen, ( Jakarta: Gunung Mulia 2009),1-2.

3
Pendidikan Agama Kristen itu unik, berbeda dengan pendidikan umum karena
prosesnya tidak hanya dikerjakan manusia, tetapi juga melibatkan Allah sendiri. Keterlibatan-
Nya diperlukan karena Pendidikan Kristen khususnya bagi anak remaja bukan hanya
mendidik secara ilmu pengetahuan, namun juga membentuk karakter anak remaja. Dengan
demikian apakah gereja sudah menjalankan tugas utama tersebut? bagaimana gereja dalam
menjalankan misi Allah kepada anak remaja?. Dalam hal ini merupakan pokok permasalahan
yang harus diselesaikan. Gereja HKBP Kentara tidak boleh hanya berfokus kepada kaum
pemuda ataupun kaum dewasa melainkan gereja harus setara dalam hal menjalankan misi
Allah di tengah-tengah dunia ini terkhusus kepada anak remaja.

Gereja HKBP Kentara merupakan tempat prasarana dalam menyampaikan pendidikan


agama Kristen di tengah-tengah dunia. Dalam situasi saat ini, banyak gereja yang kurang
peduli akan tugas dan tanggung jawab dalam pelayanan terkhususnya kepada Remaja.
Secara umum banyak Gereja yang selalu fokus kepada Sekolah Minggu ataupun kaum
pemuda dalam menjalankan misi Allah, sehingga pembinaan terhadap Remaja menjadi
terabaikan. Pembentukan karakter Kristus dalam diri anak, merupakan proses yang terjadi
oleh kuasa firman Tuhan melalui orang tua yang beriman dan mengasihi Tuhan dengan
segenap hati, serta hidupnya menjadi teladan. Begitu pentingnya keluarga dalam membentuk
seseorang untuk memiliki karakter Kristus. Karakter yang merupakan kepribadian, hasrat,
keinginan, kehendak dalam diri, perangai, tabiat, dan watak seseorang. Karakter juga bisa
diartikan sebagai sosok asli dalam diri manusia yang secara tetap mempengaruhi perbuatan,
perasaan dan pikiran.8 Jadi, karakter yang baik tidak bisa dilepaskan dari setiap pribadi
khususnya bagi remaja dalam kehidupan mereka yang membentuk remaja untuk menjadi baik
atau tidak di masa depan nanti. Melihat masalah yang ditemukan di lapangan, peneliti
memilih judul yakni:“PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN TERHADAP
KARAKTER REMAJA DI HKBP KENTARA RESSOT LAE PARIRA.”
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengaruh Pendidikan Agama Kristen Terhadap Karakter Remaja?
2. Sejauh mana Gereja berperan dalam pembentukan karakter remaja melalui
pendidikan agama Kristen Remaja?

7
Gede Raka dkk. Pendidikan Karakter di Sekolah dari Gagasan ke Tindakan (Jakarta: Kompas
Gramedia, 2011), xi.
8
Jermia Djadi, “Kepemimpinan Kristen yang Efektif”Utuslah Aku, Panggilan yang Tak Lekang Oleh
Waktu ed. Daniel Ronda (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2012), 93.
4
3. Apakah fungsi dan tanggung jawab keluarga serta gereja dalam mendidik sudah
dijalankan dengan baik ?
1.3. Hipotesis
Adapun hipotesis saya dalam penulisan ini adalah bahwa hadirnya gereja HKBP
Kentara Ressort Lae Parira dalam mengupayakan pendidikan agama Kristen bagi Remaja.
Pendidikan agama Kristen pada Remaja ini merupakan sarana bagi mereka untuk mengenal
dan menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadinya.
1.4. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah ini, dan juga keterbatasan waktu, maka penting
pembatasan masalah dalam penulisan ini untuk mempermudah dalam memecahkan masalah
yang dihadapi. Adapun penulisan ini akan lebih fokus terhadap bagaimana Pengaruh
Pendidikan Agama Kristen Terhadap Karakter Remaja di Gereja HKBP Kentara Ressort Lae
Parira.
1.5. Tujuan Penulisan
Inilah yang mendasari penulisan, untuk melihat apa yang menjadi masalah terhadap
pendidikan Remaja. Bagaimana sebenarnya pengaruh Pendidikan Agama Kristen Terhadap
Karakter Remaja, dan bagaimana tanggungjawab gereja serta keluarga terhadap pendidikan
anak agar terbentuk perilaku yang benar yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
1.6. Manfaat Penulisan
Diharapkan tulisan ini memberi manfaat dan dapat digunakan untuk hal-hal yang
bersifat teoritis dan praktis, diantaranya :
1. Bagi Penulis: sebagai bentuk usaha dalam memahami sebagian persyaratan
dalam rangka penyelesaian Pendidikan Program Strata 1 (S1) di Sekolah
Tinggi Bibelvrouw HKBP Prodi Missiologi serta dapat mengaplikasikannya
dalam pelayanan di tengah-tengah jemaat.
2. Bagi Sekolah Tinggi Bibelvrouw: sebagai tambahan referensi dan
pengetahuan bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Bibelvrouw HKBP dalam
penulisan tugas-tugas maupun karya ilmiah lainnya, serta sumbangsih
pemikiran kepada kampus Sekolah Tinggi Bibelvrouw HKBP dalam
membekali mahasiswa dalam pelayanan gereja.
3. Bagi pembaca: tulisan ini dapat memberikan pemahaman dan menambah
wawasan yang lebih jelas untuk memahami dan mengetahui Pengaruh
Pendidikan Agama Kristen Terhadap Karakter Remaja.

5
4. Bagi pelayan gereja: memberikan pemahaman yang jelas tentang Pengaruh
Pendidikan Agama Kristen Terhadap Karakter Remaja, serta gereja dan para
pelayan gereja dapat menerapkannya di dalam pelayanannya dengan baik dan
sesuai dengan kehendak Allah.
5. Secara teoritis tulisan ini menjadi modal dalam mendidik anak Remaja di
tengah-tengah keluarga maupun di tengah-tengah lingkungan sekolah.
6. Secara teoritis tulisan ini dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan pendidikan
agama Kristen yang efektif melalui keterampilan dan bimbingan yang
diberikan kepada para pelayan gereja ataupun guru-guru yang mengajar
Remaja.

1.7. Metodologi Penelitian


Metode penelitian sebuah karya tulis ilmiah tentu saja menggunakan metode dan
teknik tersendiri yang baik dalam penelitian dengan beberapa permasalahan yang akan
dijadikan bahan kajian atau pembahasan. Dalam rangka menyelesaikan skripsi ini adalah
metode observasi, deskriptif, wawancara, dan pengumpulan data. Metode observasi adalah
suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis.
Metode deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan
karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha
menggambarkan situasi atau kejadian. Pengumpulan data yaitu suatu cara yang penulis
gunakan guna mendapatkan informasi yang akurat mengenai penelitian yang dilakukan.
Wawancara adalah salah satu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi langsung dari sumber yang bersangkutan secara lebih mendalam.
1.8. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan ini, penulis membuat sistematika penulisan
sementara, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan latar belakang dan alasan memilih judul, rumusan
masalah, hipotesis, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan, merupakan
pendahuluan yang menjelaskan tentang tulisan yang akan diteruskan dalam
pembahasan berikutnya.
BAB II :“PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN TERHADAP
KARAKTER REMAJA DI HKBP KENTARA RESSORT LAE
PARIRA”
6
Bab II ini adalah kerangka teoritis yang menguraikan tinjauan pustaka terkait:
pengertian pengaruh, karakter menurut KBBI, remaja, Pendidikan Agama
Kristen, Pendidikan Agama Kristen untuk remaja, dan pengaruh Pendidikan
Agama Kristen Terhadap Karakter Remaja.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab III ini membahas berbagai macam-macam metode yang digunakan oleh
penulis dalam mengumpulkan sumber berupa fakta yang berkaitan dengan
tulisan ini. Dalam hal ini metode yang dilakukan merupakan suatu alat
sederhana yang digunakan untuk mengkomunikasikan ilmu yang di
dalamnya terdapat idealisme dan kebenaran.
BAB IV : ANALISIS PENELITIAN DAN REFLEKSI TEOLOGIS
Bab IV ini penulis akan menganalisis hasil wawancara yang dilakukan.
Peneliti akan menjawab rumusan masalah yang telah dipaparkan pada Bab I
berdasarkan data lapangan yang diperoleh melalui metode wawancara. Hasil
penelitian akan dianalisis sesuai dengan teori dalam bab II.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V ini penulis akan menyimpulkan hasil yang diperoleh dari semua
penjelasan yang ada, sehingga dapat menyimpulkan dari pembahasan tulisan
dan menuliskan saran penulis terhadap pembaca.

Anda mungkin juga menyukai