Kuliah
: Dr. Johari Manik
Dosen
: Praktik Pendidikan Kristen dalam
Judul Keluarga
Oleh : Jon Edi Anto Purba.
1. Pendahuluan .
sehari-hari, yaitu kebenaran Firman Tuhan dari Alkitab. Bagaimana penerapan Pendidikan
Kristen dalam keluarga Kristen dapat meningkatkan pemahaman tentang iman dan
kepercayaan, itu yang harus diupayakan saat ini, sehingga nilai-nilai iman Kristen tersebut dapat
tetap terpelihara dengan baik. Hal ini merupakan sesuatu yang penting untuk terus dilakukan,
mengingat situasi dan kondisi kehidupan dunia saat ini sedang mengalami perubahan dan
Perubahan dan gejolak yang terjadi tersebut harus disikapi dengan bijaksana, agar kita
(umat Tuhan) tidak tergerus ataupun melupakan ajaran-ajaran kekristenan. Salah satu cara
yang dipakai adalah, tidak membiarkan Pendidikan hanya menjadi tanggungjawab disekolah
saja, di gereja, tetapi dikeluargapun harus dilakukan secara intens agar terjadi keseimbangan
dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Wajar kalau sekarang banyak orang yang berkata
bahwa saat ini bukannya orang Kristen (pengikut Kristus) yang memuridkan dunia ini, tetapi
melainkan dunia ini sedang memuridkan orang Kristen pada kenyataannya. 1 Jika pendapat ini
benar, maka begitu berat tugas Pendidikan Kristen untuk mengembalikan keadaan tersebut.
Pola Pendidikan Kristen sampai dengan saat ini telah mengalami perkembangan dan
perjalanan yang cukup panjang. Selain itu juga telah menghasilkan banyak tokoh-tokoh Kristen
yang begitu luar biasa dan teruji dalam hal waktu, warisan ilmu pengetahuan, iman,
dan perkembangan kekristenan di dunia ini. Sebut saja salah satunya adalah John Wesley2,
. John Wesley adalah seorang pendeta Gereja Anglikan di Inggris. Ia lahir pada tanggal 28 Juni 1703. Ayahnya
2
adalah Samuel Wesley, dan ibunya Susanna Wesley. Ia menyelesaikan pendidikannya di Oxford University London dan
tugas utamanya adalah sebagai seorang dosen di almamaternya, dan juga seorang teolog. Dicatat bahwa, perkembangan
kehidupan Wesley sangat luar biasa, dan ia juga adalah orang yang bertumbuh dengan baik dalam hal kerohanian.
Pertumbuhan kerohaniannya sangat dipengaruhi oleh ibunya, yang setiap waktu memberikan bimbingan kepada anak-
anaknya dalam hal kekristenan di rumahnya. Dapat dikatakan bahwa, apa yang dilakukan oleh ibunya merupakan pola
praktek Pendidikan agama Kristen yang baik. ( baca. Jin Doo Kim, Medan: Badan Evanggelisasi Dan Pembinaan
GMI Wilayah I, 2022, hal. ii-iv. Robert L. Tobing,
, Medan: Cipta Sarana Mandiri, 2015, hal. 3.
tokoh pelopor Gerakan Methodist di dunia. Wesley, terlahir dari keluarga yang miskin
sehingga sulit memperoleh pendidikan umum. Dalam hal ini Susanna (ibunya) mengatur agar
semua anaknya diberikan pengajaran agama sejak kecil, termasuk berdoa. Setelah dapat
membaca maka pelajaran Alkitab secara teratur diberikan, katekisasi bagi anak, bimbingan
rohani, dan bidang pelajaran lainnya. Tujuan dari pemberian pelajaran tersebut bukanlah
untuk pengetahuan secara utama, melainkan karakter anak. 1 Demikianlah pola Pendidikan
Kristen dilakukan dalam keluarga Wesley, dan dari silsilah keluarga Wesley diperoleh bahwa
Pengalaman Pendidikan Kristen yang diterapkan oleh keluarga Wesley merupakan contoh
yang baik untuk diterapkan dewasa ini dalam kehidupan keluarga. Hal tersebut perlu karena
keluarga merupakan unit atau kelompok terkecil dalam struktur masyarakat. Sebagaimana
dikatakan oleh N.K. Atmaja dikutip oleh Nuban Timo bahwa: Keluarga atau
rumah tangga merupakan sel paling menentukan dalam kehidupan sebuah masyarakat. Ia
adalah nucleus dan dasar dari gereja, juga bangsa. Keluarga disebut-sebut sebagai “
jembatan” antara individu dan masyarakat.1 Ada pendapat yang mengatakan, jika ingin
mengubahkan satu bangsa, maka ubahkanlah terlebih dahulu individu- individu, maka dari
individu-individu yang diubahkan itu akan mempengaruhi yang lain, sehingga akan terjadi
perubahan yang besar. Inilah yang menjadi tugas mendasar bagi Pendidikan Kristen,
bagaimana mempersiapkan orang-orang yang tidak hanya siap secara ilmu pengetahuan, tetapi
juga mempersiapkan orang-orang yang mampu untuk mengubahkan dunia seperti yang Tuhan
inginkan. Dunia ini tidak akan pernah kekurangan orang-orang yang mempunyai cita-cita untuk
mengubah dunia, akan tetapi hanya ada sedikit saja yang menyadari bahwa tantangan utama
untuk itu adalah mengubah pikiran manusia. Kiranya Pendidikan Kristen mampu untuk
gereja dan bangsa, dan juga antara individu dan masyarakat. Itu berarti keluarga
memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan masyarakat sehingga sangat
diperlukan peran sertanya dalam proses pembangunan manusia. Jika keluarga gagal mendidik
anggota keluarganya menjadi manusia yang sesungguhnya 4 , maka kehancuran satu gereja dan
bangsa telah berada diambang mata. Oleh karena itu sangat diperlukan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu insan yang beriman serta bertaqwa terhadap yang kuasa yang Maha Esa serta
berbudi pekerti luhur, mempunyai pengetahuan serta keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
metode ataupun cara yang tepat dalam melaksanakan Pendidikan Kristen dalam keluarga.
Sebagai Lembaga social terkecil, keluarga memiliki enam funsi yaitu: fungsi biologis,
edukatif, religious, protektif, sosialisasi anak, dan ekonomis. Kennet Chafin,1 dalam
1. Tempat untuk bertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi, hubungan social, kasih dan
rohani.
4. Tempat mentrasfer nilai-nilai, laboratorium hidup bagi setiap anggota keluarga dan
Kung menjelaskan bahwa tidak ada gereja tanpa orang-orang percaya, atau dengan kata
lain gereja ada karena adanya orang-orang percaya. Dengan demikian gereja menjadi pusat
iman dan pertumbuhan iman bagi orang-orang yang ada di dalamnya. Orang-orang percaya
tersebut berada dan tersebar dalam unit-unit yang lebih kecil, yaitu kelaurga. Maka disini
diperlukan pembinaan (Pendidikan Kristen) untuk dilaksanakan dengan serius. Gereja memiliki
keterbatasan dalam hal melakukan pembinaan (Pendidikan) bagi warganya, mengingat waktu
yang terbatas dan kesibukan para warganya setiap waktu. Paling banyak gereja memberikan
pembinaan bagi warganya hanya dua atau tiga hari dalam seminggu, maka selebihnya adalah
kelaurganya.
Pola pembinaan atau Pendidikan dalam keluarga tentunya tidak akan terlepas
dari
tridarma pelayanan gereja, yaitu : .5
atau bersaksi,
menyaksikan kemurahan atau kasih Tuhan dalam kehidupan dunia, dan juga pemberitaan
orang-orang yang beriman kepada Allah dalam segala tempat, atau pelayanan
social sebagai wujud tanggungjawab social gereja bagi dunia dan orang lain ( Luk 25). Dengan
penerapan tridarma gereja tersebut, maka Pendidikan Kristen tidak akan kehilangan roh
pengajarannya, karena saling terintegrasi antara gereja dengan keluarga. Mengapa hal
mantap serta berdikari serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan serta kebangsaan. (diunduh
dari: https://kepegawaian.uma.ac.id. Selasa, 15 November 2022, pukul. 23.40 Wib.
5 . Gerrit Emanuel Singgih, ,
Yogyakarta: Kanisius, 1997, hal. 26.
ini perlu?, Cooley mengatakan bahwa gereja (kelompok keagamaan) adalah kelompok
sekunder dalam proses social seseorang sedangkan keluarga adalah kelompok primer.
Kelompok primer dicirikan dengan adanya hubungan yang erat melalui seringnya anggota
dalam kelompok ini bertatap muka dan bekerja sama dalam waktu yang lama dan didasarkan
atas kerukunan dan kasih antar anggotanya. Kelompok sekunder adalah sebaliknya. Maka
perilaku seseorang bersumber dari proses sosialisasi dari keluarga, dan kebiasaan tersebut akan
dimaksud tidak saja yang berhubungan dengan ritual keagamaan (acara-acara khusus),
melainkan menempatkan keluarga sebagai komunitas yang saling menopang dimasa sulit
yang memberi makna hidup. Maka disinilah terlihat dengan jelas bahwa Pendidikan agama
menjadi hal utama dalam keluarga atau dengan kata lain keluarga menjadi tempat pertama
bagi Pendidikan agama, sehingga setiap anggota keluarga dapat memaknai agama bagi
kehidupan. Oleh karena itu, maka harus diusahakan bahwa yang diajarkan adalah tentang
kehidupan yang nyata kepada anggota keluarga agar anggota keluarga mengerti tentang tujuan
hidup. Bahwa hidup di dunia ini kita tidak sendiri, ada banyak yang lain, yang masing-masing
Jika kita merujuk kepada sejarah Alkitab (Pendidikan Agama) maka akan jelas kita
ketahui bahwa keluarga memegang peranan penting sebagai pelaku Pendidikan. Hal ini
terlihat dalam sistim pemerintahan bangsa Israel yang sangat mengutamakan persekutuan.
Persekutuan yang terkecil dikenal dengan istilah rumah bapa (Bet-Av), di mana anggota
keluarga berkumpul dalam satu lingkungan persekutuan dalam melakukan berbagai aktifitas,
termasuk dalam aktifitas belajar. Bapa sebagai pemimpin keluarga senantiasa memberikan
Dalam bagian ini, penulis mengambil contoh pola Pendidikan keluarga yang
dilakukan oleh keluarga John Wesley. Pola Pendidikan ini penulis angkat, karena terbukti
bahwa apa yang dilakukan oleh keluarga Wesley mampu untuk menjadikan mereka
bertahan dalam proses kemajuan zaman, bahkan menjadi tokoh gereja yang berhasil dalam
perkembangannya.
Secara umum, praktek Pendidikan dalam keluarga Kristen sebenarnya
sudah
dilakukan oleh keluarga-keluarga secara praktis. Ini berlansung secara turun temurun dan
diwariskan terus kepada setiap generasi. Walau harus kita akui bahwa methode dan bahan
ajar (kurikulum) yang diberikan tidaklah secara terstruktur sebagaimana dalam Pendidikan
modern. Dalam keluarga Kristen, minimal ada 4 bentuk Pendidikan agama yang dilakukan,
yaitu dengan:
1. Berkumpul dan berdoa ketika akan dilakukan acara makan. Biasanya, bapak
sebagai kepala keluarga akan memimpin acara doa sebelum makan, dan untuk
selanjutnya maka memimpin doa makan akan dilakukan secara bergiliran oleh
bagaimana Allah memberikan makanan dan meniman setiap hari, dan juga
sebagai cara untuk mengucapkan syukur atas anugerah Tuhan dalam hidup. Ika
senantiasa bersyukur merupakan salah satu cara yang tepat dalam mendidik
mental anak.
sehari-hari atau ketika akan keluar dari rumah. Hal ini merupakan bentuk
3. Ibadah bersama anggota keluarga. Biasanya dilakukan pada malam hari, setelah
segala aktifitas satu hari tersebut. Dalam pelaksanaannya, akan diisi dengan
keluarga.
4. Selain itu ada juga bentuk-bentuk ibadah lain yang dilaksanakan oleh karena
sesuatu hal, seperti perayaan ulang tahun keluarga, ataupun hari-hari besar
Tujuan dari semua kegiatan itu dilaksanakan adalah agar seluruh anggota keluarga memiliki
dalam kehidupan di masa-masa selanjutnya ketika orang tua tidak ada bersama-sama lagi.
Dalam bagian ini, saya akan memberikan pola Pendidikan agama yang dilakukan
oleh keluarga Wesley bersaudara dalam kehidupan keluarga. Harus diakui, bahwa peran
namun karena ia terlalu sibuk dengan pelayanan dan konferensi-konferensi dalam gereja
maka tugas mengajar tersebut diambil alih oleh istrinya. Dalam methode pengajaran yang
menjadi menjadi sebuah negara republic kebahagiaan yang dilatih dengan baik dalam iman
yang tidak goyah sedikitpun seperti baja di dalam segala pencobaan dan penderitaan, dan
menjadikan keluarganya seperti sebuah gereja kecil yang dibangun dalam berkat yang
penuh.1
Rahasia keberhasilan Susanna ada pada metode (method). Metode berarti kehidupan
yang menetapkan aturan dan mendisiplinkan diri sesuai dengan aturan yang ditetapkan
bangun pagi pukul 6 pagi, pukul 7 persekutuan doa, pukul 8 sarapan pagi, pukul 9
memulai Pendidikan formal, pukul 6 sore persekutuan keluarga malam, makan malam, pukul
7 mandi, dan tidur pukul 8 malam. Mereka belajar 6 jam sehari antara pukul 9-12, dan 2-5
siang. Susanna mengatur agar setiap anak diberikan pelajaran agama sejak dini, termasuk
berdoa. Dan setelah dapat membaca, di rumah, maka pelajaran Alkitab secara teratur dan
rutin diberikan. Pelajaran katekisasi bagi anak-anaknya juga diberikan Susanna di rumah,
dan juga pelajaran konseling atau bimbingan rohani diadakan dengan setiap anak selama
bimbingan dan pengajaran yang diberikan oleh ibunya, John Wesley mengatakan:
.
1
keluarga yang paling kudus dan intelektual dari seluruh sejarah inggris. Mereka semua
bertumbuh dengan baik sesuai dengan cita-cita dan tujuan Pendidikan Susanna, beberapa
orang diantaranya luar biasa cerdas, menunjukkan keunggulan dalam study mereka.
Maka tepatlah yang dikatakan oleh Roswitha Ndraha dan Julianto Simanjuntak7 ,
ibadah keluarga adalah salah satu cara mendidik anak-anak mengenal firman Tuhan. Satu
hal yang penting yang tidak boleh dilupakan oleh orang tua dalam mendidik anak
adalah sesuatu yang sulit, namun harus terus diupayakan agar membawa perubahan bagi
kehidupan di masa yang akan datang. ( Bd. Amsal 22:15; Maz. 51:5; Efs. 2:3
6 . Robert L. Tobing , 4.
7 . Roswitha Ndraha dan Julianto Simanjuntak, , Yogyakarta: Penerbit ANDI,
hal. 64. 2009,
5. KESI MPULAN DAN S ARAN
Pendidikan Kristen dalam keluarga dewasa ini jika boleh dikatakan sedang dalam keadaan
tidak baik-baik saja, oleh karena itu perlu upaya yang serius dalam menyikapinya. Tantangan
yang ada saat ini adalah, tidak banyak keluarga yang memahami akan pentingnya tugas ini,
selain itu juga kurangnya keahlian dari setiap keluarga dalam melaksankannya, dan tentunya
juga factor kesibukan-kesibukan akibat pekerjaan dan kegiatan-kegiatan lain. Untuk itu maka
pihak-pihak yang terkait, secara khusus keluarga-keluarga Kristen harus kembali kepada
Dalam hal ini tentunya gereja harus ikut berperan dalam mengembangkan model dan
methode, dan terus menghimbau setiap keluarga, dan juga yang paling utama adalah
mengadakan pelatihan-pelatihan untuk penyadaran akan tugas dan fungsi keluarga inti.
Hanya dengan demikianlah, maka Pendidikan agama dalam keluarga dapat Kembali
diperbaiki, sehingga muncul generasi-generasi yang siap untuk mengubahkan dunia. kiranya