Anda di halaman 1dari 14

Nama : Jelly Andrianto

NIM : 231122034

Pengaruh Pendidikan Agama Kristen Terhadap perilaku dan Kepribadian


Remaja DI “Perindingan”

Abstrak :
Christian religious education is education to develop christian persanolity in
adoplescents. The religious education that is taught will have a positive impact on the
children they supervise, because with christian education material, youth will be
formed. Christian education in the behavior and personality of adople3scents is a
means of formation that lives of adolescents with their various problems to be able to
solve them Biblically

Abstrak
Pendidikan agama Kristen merupakan pendidikan untuk menumbuh kembangkan
kepribadian Kristen dalam diri remaja terkhusus di Perindingan. Pendidikan
Agama yang diajarkan akan membawa dampak positif bagi anak-anak yang
dibimbingnya, sebab dengan adanya materi pendidikan agama Kristen, remaja
akan terbentuk. Pak dalam perilaku dan kepribadian remaja adalah merupakan
suatu sarana pembentukan yang membimbing dan mengelolah kehidupan remaja
dengan berbagai masalanya untuk dapat mengatasi secara Alkitabia

Kata Kunci: pengaruh PAK, Perilaku, Kepribadian


Pendahuluan

Perilaku remaja kini menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan karena tindakan-
tindakan kenakalan mereka merugikan bagi masyarakat. Dalam penelitian ini peneliti
menyoroti kenakalan remaja di Perindingan
Kenakalan remaja tidak terjadi dengan tiba-tiba, akan tetapi mengalami
perkembangan sejak masa anak-anak.1 Usia remaja bagi kebanyakan orang merupakan masa
paling sulit. Usia Remaja menjadi masa yang sangat rentan dengan pengaruh, karena pada
usia remaja inilah mereka sering mengalami apa yang disebut suasana labil, bergejolak,
ada kalanya begitu bersemangat. Namun keadaan tersebut dapat diaplikasikannya secara
positif, seperti belajar bermain musik di gereja, mengikuti ibadah-ibadah, dan aktif dalam
setiap aktifitas gereja, bahkan kepribadian dan perilakunya dapat ditunjukkannya secara
positif. Namun juga dapat diaplikasikan secara negatif, dengan menunjukkan bermacam-
macam bentuk kenakalan seperti bergabung dengan sebuah “gang” remaja yang
kegemarannya terutama adalah menunjukkan sikap-sikap anti sosial.
Sikap anti sosial dapat dikategorikan dalam empat kategori besar, yaitu: Pertama,
Merugikan orang lain atau dirinya sendiri, misalnya mengadakan serangan- serangan
terhadap orang lain. Kedua, merusak atau mengambil milik orang lain, seperti mencuri,
merampok, dan sebagainya. Ketiga, Bersikap tidak dapat diatur dan menentang orang-orang
yang berkewajiban untuk mengatur dia, yang dapat ditunjukkan dengan tantangan yang
terbuka atau dengan jalan pura-pura bersikap baik, akan tetapi kemudian tiba-tiba
menjalankan tindakan-tindakan yang merugikan atau memberontak. Keempat, bertindak yang
dapat menimbulkan bahaya pada dirinya sendiri atau orang lain, misalnya : ngebut,
membawa dan mempergunakan senjata tajam dan mengadakan pelanggaran peraturan-
peraturan2. Masalah-masalah inilah yang sering didapati di masa-masa sekarang ini, tidak
terkecuali adalah orang-orang Kristen atau remaja-remaja dalam keluarga Kristen.
Dari masalah-masalah ini maka anak-anak memerlukan bimbingan yang kuat, kokoh,
teguh, tidak mudah tergoyahkan untuk menghentar mereka pada proses yang baik menuju
pada pencapaian perkembangan kognitif, sosial dan moral yang kesemuanya itu berdampak
besar pada perilaku dan kepribadian anak. Pendidikan
1
Soesilowindradini, Psikologi Perkembangan Masa Remaja (Surabaya: Usaha
Nasional,
2003),195
2
Ibid., 196
bukan hanya pendidikan secara formal tetapi juga pendidikan-pendidikan non formal.
Pendidikan-pendidikan formal mungkin hanya menambah pengetahuan dan wawasan anak-
anak tentang ilmu pengetahuan, atau pemenuhan syarat wajib belajar yang ditetapkan oleh
Pemerintahan. Sehingga kurang terfokus pada perkembangan sosial dan moralnya, disinilah
pentingnya PAK anak-anak yaitua memberi perkembangan secara maksimal di dalam
perkembangan sosial dan moralnya yang berkaitan dengan perilaku dan kepribadian anak-
anak pada saat menginjak dewasa nanti.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Pendidikan Agama Kristen di


Perindingan terhadap kepribadian remaja
2. Untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Pendidikan Agama Kristen terhadap
Perilaku dan Kepribadian remaja

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini, dapat dilihat dari kepentingan teoritis dan kepentingan praktis:
1. Kepentingan praktis. Hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman tentang pentingnya
PAK bagi perkembangan kepribadian dan perilaku remaja
2. Bagi Penulis, penelitian ini bermanfaat untuk mendapatkan pemahaman yang benar
tentang Pendidikan Agama Kristen yang memiliki pengaruh bagi perilaku dan
kepribadian Remaja
3. Bagi lembaga pendidikan, Menambah pengetahuan tentang masalah-masalah yang
terjadi dalam pelayanan-pelayanan di bidang Pendidikan Agama Kristen anak-anak
dalam Sekolah yang mempengaruhi perilaku dan kepribadian anak pada tingkat usia
selanjutnya.

Pembahasan
Pengaru PAK dalam mengembangkan perilaku dan kepribadian remaja
haruslah memerlukan bimbingan yang kuat, kokoh, teguh, tidak mudah tergoyakan
Pendidikan Agama Kristen sejak awal memiliki tempat yang sentral dalam
perkembangan dinamika komunitas Kristen. Melaluinya Tuhan berkenan mengajar,
memelihara, mendidik, dan mengembangkan komunitas milikNya melalui guru-guru
atau pendidik yang memiliki integritas kristiani dan mau melakukan karya pelayanan
pendidikan bagi sesama dan melebarkan kerajaan Tuhan .
Pendidikan Agama Kristen (PAK) telah ada sejak Gereja mula-mula dan tetap
relevan hingga saat ini. Di Indonesia, kita mengenal tiga lembaga yang melaksanakan
PAK, yaitu lembaga keluarga, gereja dan sekolah. Dalam Prakteknya Pendidikan
Agama Kristen dilaksanakan oleh sebuah keluarga dengan Ayah sebagai penanggung
jawabnya, dalam gereja seperti ibadah anak- anak atau sering di sebut Sekolah, dan
lembaga pendidikan umum atau Sekolah yang diberikan melalui mata pelajaran
Agama kristen. Pendidikan Agama Kristen dilaksanakan di lembaga-lembaga paling
berpengaruh dalam kehidupan, sebab generasi-generasi baru akan hidup dan bergelut
dengan ketiga lembaga ini di setiap harinya oleh karenanya sangatlah penting
pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen dalam diri anak-anak yang mempengaruhi
sikap, perilaku dan kepribadian anak-anak pada usia remaja kelak. Pendidik harus
mampu memberikan pemahaman dari apa yang dipercayai/diyakini sehingga
seseorang mampu mempertahankan dan mempertanggung jawabkannya. Dalam jurnal
Daniel Fajar dikatakan apolotika kristen merupakan sebuah usaha untuk memberikan
pemahaman mengenai bukti-bukti untuk membuktikan bahwa apa yang terdapat
dalam kitab suci itu benar adanya, Aplogetika Kristen dalam mengkomunikasikan
kristus merupakan sebuah usaha untuk melayani Allah dengan melakukan mandat
dari 1 Pet :15-16, yaitu bagaimana seorang Kristen mempertanggung jawabkan
pengharapannya karena setiap pribadi yang terpanggil untuk mengkomunikasikan
Kristus tidak harus melalui percakapan, melainkan dapat digambarkan melalui
karakter dan cara hidup, cara berfikir, berperilaku serta berbicara.3 Selain itu PAK
sesuai dengan Matius 28 : 19-20
3
Daniel Fajar Panuntun, Model dialog Imajiner entas-entas untuk mengkomunikasikan Kristus
kepada
Masyarakat tengger,vol 2 No. Juni 2020
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala
sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman” bahwa dengan memperhatikan printah-
perintah Tuhan Yesus Kristus kepada muridNya sebelum kenaikanNya ke surga, yaitu
“pergilah”, “Jadikanlah”, “semua bangsa muridku”, “Baptislah”, dan “ajarlah”.
Dengan kata lain ada tiga hal yang harus dilakukan para murid Kristus, yaitu
membritakan injil, membaptis, dan mengajar.
PAK berhubungan dengan mengajar, sasaran menginjil, membaptis dan mengajar
adalah menjadikan mereka sebagai murid Kristus. Dari ayat ini, kita juga dapat
melihat bahwa PAK adalah perintah Tuhan Yesus Kristus yang disebut Amanat
Agung. PAK merupakan tindak lanjut setelah pembaptisan, setiap orang yang
telah dibaptis harus diajar melakukan segala sesuatu yang diperintahkan Tuhan
Yesus, dan semua itu dilaksanakan di dalam Pendidikan Agama Kristen (PAK).4

Pendidikan kepada anak-anak dalam Sekolah sangatlah penting. Gereja harus mampu
membentuk mentalitasnya dari sejak anak-anak. ”Biarkan anak-anak datang kepada-
Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang seperti itulah yang
empunya Kerajaan Allah ” (Mrk. 12:14, Mat. 19:14, Luk. 18:16). Ayat ini juga
sebagai dasar Alkitab dari pelaksanaan pendidikan anak. Sebagaimana Yesus
menghargai dan menerima anak-anak, demikian pula gereja menghargai dan
menerima mereka melalui pendidikan/pengajaran anak.
Dari semua hal tentang PAK semua bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kristiani
dalam kehidupan anak-anak, memimpin dan mengarahkan anak-anak agar memiliki
karakter Kristus dalam dirinya. Sehingga pada usia SLTP mereka telah mampu
mempraktikan secara nyata nilai-nilai kristiani yang telah ditanamkan dalam hidup
mereka sejak kecil dan diaplikasikannya ke dalam kehidupan mereka sehari-hari
dalam bersosialisasi dengan lingkungan baik keluarga maupun masyarakat. Sentot
Sadono dalam bukunya Psikologi PAK mendefinisikan PAK sebagai berikut :
4
Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen
(Yogyakarta: Andi, 2006), 1.
Pendidikan agama kristen mengupayakan perubahan, pembaharuan dan reformasi
pribadi-pribadi, kelompok dan struktur oleh kuasa kudus, bersesuaian dengan
kehendak Allah sebagaimana dinyatakan dalam kitab suci, terutama dalam Kristus
Yesus.5

Oleh karenanya jika dalam gereja pelayanan anak tidak menjadi prioritas utamanya
dan menganggap enteng pelayanan anak-anak, kemungkinan inilah yang menjadi
alasan terjadinya remaja bertumbuh menjadi remaja yang nakal dan memberontak.
Karena kita telah ketahui dengan jelas bahwa ada kebutuhan-kebutuhan anak- anak
yang bersifat nyata seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dan
pendidikan. Tetapi ada kebutuhan-kebutuhan anak yang bersifat tidak nyata yang
dianggap tidak terlalu penting, padahal justru inilah yang paling penting yaitu kasih
sayang, disiplin, perlakuan sebagai individu, dan bimbingan kerohaniannya. 6
Sehingga sangat perlu mengajar anak-anak dengan serius tentang PAK untuk
mengenalkan mereka tentang kebenaran sejak dini agar di usia remaja mereka tetap
kokoh berpegang pada kebenaran, dan tidak terjerumus dalam pergaulan-pergaulan
yang merugikan orang lain.

Pendidikan Agama Kristen


Ada beberapa pengertian PAK yang diuraikan oleh beberapa tokoh dan lembaga gereja
yaitu sebagai berikut7 :
1. PAK adalah pendidikan yang bertujuan mengajar orang supaya “Melihat Allah” dan
“Hidup bahagia”. Dalam pendidikan ini para pelajar sudah diajar secara lengkap dari
ayat pertama Kitab kejadian “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” sampai
“arti penciptaan itu pada masa gereja sekarang ini.
2. PAK adalah pendidikan yang melibatkan warga jemaat untuk belajar teratur dan tertib
agar semakin menyadari dosa mereka serta bersukacita dalam firman Yesus Kristus yang
memerdekakan. Disamping itu PAK memperlengkapi mereka dengan sumber iman,
khususnya yang bekaitan dengan pengalaman berdoa, firman Tuhan,
5
Sentot Sadono, Psikologi PAK (Semarang: STBI, 2011), 32.

6
Margaret Bailey Jacobsen, Ketika Anak Anda bertumbuh (Buku Asli: What
Happens Whens Children Grow,) (Yogyakarta; Andi,1997), 10.
7
Paulus Lilik Kristianto, Opcit, 2.
dan rupa-rupa kebudayaan sehingga mereka mampu melayani sesamanya termasuk
masyarakat dan negara serta mengambil bagian dengan bertanggungjawab dalam
persekutuan Kristen.
3. PAK adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua putra-putri agar mereka terlibat
dalam penelahan Alkitab secara cerdas sebagimana dengan bimbingan Roh kudus,
mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan gereja, diperlengkapi untuk
memilih cara-cara mengejawantahkan pengabdian diri kepada Allah Bapa dan Yesus
Kristus dalam pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggungjawab di bawah kedaulatan
Allah demi kemuliaanNya sebagai ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus
Kristus.

Kesimpulannya, PAK adalah suatu usaha sadar yang dilakukan untuk mengarahkan
kepribadian, membimbing, mendorong, meyakinkan dan memampukan siswa menurut ajaran
kekristenan yaitu agar sesuai firman Tuhan. Bisa dikatakan pendidikan yang khusus yakni
dalam dimensi religius manusia yang menunjuk kepada persekutuan iman yang melakukan
tugas pendidikan agamawi, yakni persekutuan iman Kristen. PAK yang Alkitabiah harus
mendasarkan diri pada Alkitab sebagai pusat beritanya dan harus bermuara pada hasilnya,
yaitu mendewasakan murid.
Rasul Paulus mengidentikkan pendidikan sebagai proses pendewasaan atau
peneguhan iman. Setelah menerima Kristus, mereka harus berakar di dalam Kritus, dibangun
di atas Kristus, supaya iman mereka semakin teguh. “Kamu telah menerima Kistus Yesus
Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di
dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang
telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur “ (Kolose 2:6-7).
Sehingga komisi PAK dari Dewan Gereja-gereja di Indonesia merumuskan tujuan akhir dari
PAK.
Dengan demikian telah dipahami Hakekat Pendidikan Agama Kristen, kekristenan
dan spiritualitas Kristen mengalir dari hakekat panggilan Kristen yaitu untuk mengasihi Allah
dengan cara melalui kasih kepada sesama.
Dengan pemahaman ini PAK tentunya memiliki pangaruh yang sangat besar dalam
mengarahkan dan membentuk kepribadian remaja , terlebih lagi jika ditinjau dari tujuan yang
telah dirumuskan oleh Homrighousen dan Eklaar tentu PAK memiliki
tempat yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam perkembangan keimanannya.
Jadi pendidikan agama kristen adalah suatu proses pembentukan individu agar dapat
memiliki hubungan yang tepat dengan Allah dan sesama.
Perilaku Siswa
Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya
dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya.
Seseorang dapat dikenal dari perilakunya bagaimana kehidupannya, bagaimana karakternya,
bagaimana pola-pola hidup kesehariannya. Perilaku atau perbuatan, perilaku memiliki arti
yang lebih konkret daripada “Jiwa” karena lebih konkret itu, maka perilaku lebih mudah
dipelajari daripada jiwa. Dan menurut H. Abu Ahmadi bahwa perilaku manusia adalah
pencerminan dari seluruh pribadinya, dan watak atau karakter yang ia miliki. Kata karakter
dalam bahasa Yunanai “Charas sein” yang berarti (mula-mula) coratan, atau goresan.
Kemudian berarti stempel atau gambaran yang ditinggalkan oleh stempel itu.8
Dari pemahaman diatas maka kepribadian manusia, dapat dilihat dari perilakunya.
Oleh karenanya sangatlah penting untuk menggoreskan coretan-coretan yang tepat yaitu yang
berdasar pada Firman Tuhan dan berfokus pada pribadi yang benar yaitu Tuhan Yesus
Kristus. Karena ketika goresan itu tepat dan benar maka mereka juga akan memiliki tujuan-
tujuan dan keinginan-keinginan yang benar dan teraplikasi dalam perilaku yang benar.
Perilaku seseorang merupakan perkataan yang dikumandangkan melalui kehidupannya.9
Seperti yang diungkapkan oleh Larry Richards kadang manusia memiliki perilaku yang
ditetapkan bagi kehidupan berdasarkan tujuan-tujuan dan keinginan-keinginan yang dapat
bersifat positif dan dapat juga dapat bersifat negatif. 10 Inilah pentingnya bahwa PAK harus
memberikan satu dorongan yang kuat agar seorang anak terdidik dengan memiliki tujuan-
tujuan hidup dan keinginan-keinginan yang sesuai dengan kehendak Tuhan, dan terlihat nyata
di dalam kehidupannya sehari-hari. Seorang anak dapat dituntun untuk dapat memiliki
perilaku yang baik dengan menuntun atau menyadarkan mereka bahwa mereka perlu
8
H. Abu Ahmadi, Psikologi Umum (Jakarta : PT. Renika Cipta, 2009), 239.

9
Greg Zoschak. Trust: Membangun karakter anda (Trust: A call for Character
(Jakarta: Imanuel, 2005), 118.

10
Larry Richards, Psikologi dan Alkitab (Bandung: Kalam Hidup), 19.
mengetahui ketika orang lain melihat apa yang sedang mereka lakukan dan setelah itu
menyimpulkan apakah perilakunya baik, tidak baik, bodoh atau aneh. Sehingga tindakan
selanjutnya anak harus diajari untuk memikirkan perilaku mereka dan memikirkan
bagaimana orang lain memandangnya.
Jadi perilaku remaja adalah perbuatan, tindakan yang dilakukan remaja yang dapat
diamati dan sangat berbeda dari usia sebelum dan sesudahnya.

Kepribadian Siswa
Integritas adalah karakter pribadi yang bagi tubuh adalah kesehatan, orang yang
memiliki integritas adalah orang yang pribadinya utuh, kehidupannya menyatu. Kepribadian
yang demikianlah yang diharapkan terjadi dalam setiap kehidupan anak- anak, hingga masa
dewasa. Setiap orang ingin mengembangkan dan memiliki konsep pribadi yang sehat secara
emosional dan tepat secara Alkitabiah. Termasuk para orang tua yang juga menginginkan
anaknya tebentuk dengan konsep pribadi yang sehat yaitu memiliki kepribadian yang sesuai
dengan kehendak Allah. Anak mempunyai dunia kebutuhan emosional yang mendasar,
merasa bahwa “Aku dicintai” dan merasa bahwa “Aku berguna” dua kebutuhan ini
merupakan unsur dasar bagi perkembangan pribadi anak. Oleh sebab itu jika orang tua
inginkan anaknya memiliki kepribadian yang baik maka mereka harus mampu menciptakan
perasaan dalam diri anak bahwa ia dicintai dan berguna.
Masing-masing anak memiliki kepribadian yang unik dan khas yang kadangkala
menjengkelkan namun kadang juga menyenangkan. Setiap anak memiliki kepribadian
tertentu, ciri kepribadian seorang anak menentukan kecenderungannya dalam menanggapi
kehidupan, sama seperti ketrampilan tangannya menentukan kecenderungannya dalam
menyelesaikan tugas-tugas manual.
Pada awal masa remaja, anak laki-laki dn perempuan sudah menyadari sifat-sifat ini sesuai
dengan sifat teman-teman mereka. Mereka juga sadar akan peran kepribaian dalam
hubungan-hubungan sosial dan oleh karenanya terdorong untuk memperbaiki kepribadian
mereka.

Yang seharusnya diperhatikan agar anak dapat mengembangkan pandangan yang


baik tentang dirinya, diperlukan adanya lingkungan yang stabil, konsisten dan mudah di
tebak. Inilah pentingnya cinta kasih yang sejati di tengah-tengah lingkungan
untuk mendidik mereka dan membentuk kepribadian mereka menjadi pribadi yang takut akan
Tuhan. Dalam Injil Lukas menceritakan dua pribadi yang menggoncangkan dunia pada masa
itu, dua pribadi inilah yang memberikan sebuah keteladanan bagi setiap orang-orang muda
untuk membangun manusia dengan roh yang kuat. yaitu memiliki kepribadian yang tangguh
dan berintegritas.
Kepribadian sendiri memiliki pengertian, Kepribadian adalah keseluruhan cara
seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering
dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Sedang
arti kepribadian dalam pemahaman psikologi memiliki beberpa pengertian adalah nilai
sebagai stimulus sosial, kemampuan menampilkan diri secara mengesankan; Kepribadian
kehidupan secara keseluruhan, individual, unik, usaha mencapai tujuan, kemampuan
memperoleh pengalaman; kepribadian adalah seluruh karakteristik seseorang atau sifat umum
banyak orang yang mengakibatkan pola yang menetap dalam merespon suatu situasi.
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang
menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Menurut Robert untuk
mewujudka kepribadian yang sehat diperlukan aktualisasi, yaitu dimulai dengan menerima
diri sendiri apa adanya.11 Pribadi yang sehat adalah pribadi yang dapat menanggapi segala
sesuatu dengan realistis, menanggapi segala sesuatu yang terjadi secara wajar, penuh
kemandirian sedangkan pribadi yang tidak sehat adalah pribadi yang tidak stabil, mudah
marah, mudah cemas, senang berbohong, hiperaktif, dan tindakan-tindakan negative lainnya.
Menurut Daniel Nuhamara sebenarnya mereka secara essensial sedang mencoba-coba
kepribadian yang berbeda-beda (bermacam- macam) untuk memastikan mana yang lebih
cocok bagi mereka.
Faktor Hereditas adalah fakator pembawaan, faktor keturunan baik jasmaniah maupun
rohaniah. Sifat seseorang terjadi karena adanya hereditas atau pembawaan walupun pengaruh
lingkungan juga mempengaruhi. Hereditas merupakan proses penurunan faktor-faktor atau
gen-gen malalui plasma benih. Sehingga Yulia Gunawan mendefinisikan keprbadian secara
jelas adalah pola menyeluruh dari semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang
baik yang jasmani, mental, rohani, emosional maupun sosil. Semua ini telah ditata dalam
cara yang khas, dibawa aneka

11
Robert E. Vallet, Aku Mengembangkan diriku (Jakarta: Cipta Loka Caraka, 2001),
16.
pengaruh dari luar. Pola ini terwujud dalam tingkah laku dan dalam usaha menjadi manusia
sebagaimana yang dikehendakinya. Jadi kepribadian juga dapat dipengaruhi oleh faktor
keturunan juga faktor lingkungan, seperti diungkapkan oleh Beverly bahwa pengaruh dari
enam orang atau lebih yang berbeda-beda itulah yang ikut mengambil bagian dalam
pembentukan kepribadian remaja . Kepribadian dapat di bentuk dan itu tergantung bagaimana
orang-orang yang ada di lingkungannya, baik itu keluarga, masyarakat, teman-teman sekolah
dan yang lain.

Jadi kepribadian remaja adalah cara seorang remaja beraksi dan berinteraksi yang
menjadi sifat yang dapat diukur di dalam bergaul dengan individu lain.

PAK Dalam Perilaku dan Kepribadian Remaja


Dari zaman ke zaman, setiap orang dalam kehidupannya selalu ingin memiliki
kepribadian yang baik, sopan, bertatakrama, dihargai dan ingin bahagia dan ingin meraih
kesuksesan hidup. Dalam merealisasikan keinginannya tersebut banyak usaha yang ditempuh
.
Ada yang berusaha melalui pergaulan hidup sehari-hari, ada yang melalui pendidikan
formal dan non formal. Tetapi jarang sekali yang dapat memberi hasil seperti yang
didambakan setiap orang. Kegagalan ini sering terjadi karena kenyataan yang ada adalah
tempat-tempat yang diharapkan dapat memenuhi keinginan setiap orang tersebut lebih sering
mengutamakan kuantitas daripada kualitas. Sebagian besar pendidik hanya sekedar memberi
teori tanpa ada usaha untuk mengarahkan dan mengkondisikan pelajarnya untuk membentuk
perilaku kehidupannya sesuai dengan yang diajarkan kepadanya. Pendidik berasumsi bahwa
dengan menguasai teori, maka dengan sendirinya mampu menerapkannya dalam hidup
sehari-hari.
Bagi Tuhan Yesus anak-anak sangat bernilai, bagi warga gereja atau sebagai murid-
muridNya demikianlah sepatutnya. Sehingga dalam sepanjang pelayananNya Yesus pernah
menyinggung tentang anak-anak yang memiliki tempat terbesar dalam kerjaan Sorga. Tujuan
PAK ini menjadi visi misi terpenting yang harus diwujudkan oleh para pendidik dan dalam
prosesnya dalam kehidupan anak-anak pada tingkat remaja akan nyata pengaruhnya.
Nuhamara yang mengutip tentang tiga kualifikasi penting seorang pemimpin remaja
yang diungkapkan oleh Rice, yaitu :
1. Harus mampu mengidentifikasi kebutuhan, masalah, dan perasaan remaja
2. Harus menyukai remaja
3. Harus dapat bersedia memberikan waktu yang cukup bagi remaja
Ketiga hal diatas dapat membantu pemimpin remaja agar mampu membina remaja
bertumbuh dewasa dengan cara yang benar dan tepat. Salah satu ketakutan orang tua adalah
jika anak remajanya menjadi bagian dari kelompok yang salah, menjadi harapan orang tua
bahwa anaknya pada usia remaja dapat bergaul dengan teman yang berperilaku baik.12
Oleh sebab itu bagaimanakah PAK dapat memberi pengaruh yang nyata dalam
perilaku dan kepribadian remaja. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dan sesuatu
(orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.
Sehingga perlunya Pendidikan Agama Kristen dalam kehidupan anak-anak sebelum
menginjak masa remaja karena itulah yang akan menjadi dasar bagi kehidupan remaja untuk
bertindak, berperilaku sebagai ciri kepribadian yang sesuai dengan nilai- nilai Kristiani yang
diajarkan di dalam PAK.
Jadi PAK dalam perilaku dan kepribadian remaja adalah merupakan satu sarana
pembentukan yang membimbing dan mengelolah kehidupan remaja dengan berbagai
masalahnya untuk dapat mengatasi secara Alkitabiah dan terarah sesuai dengan kehendak
Tuhan.
Kesimpulan

Masa remaja merupakan suatu masa dimana perkembangan individu yang diawali
dengan matangnya organ-organ fisik . pengaru PAK dalam mengembangkan
perilaku dan kepribadian siswa haruslah memerlukan bimbingan yang kuat,
kokoh, teguh, dan tidak muda tergoyakan. Pendidikan Kristen telah ada sejak
Gereja mula-mula dan tetap relevan hingga saat ini. Dada tiga lembaga yang
dikenal di indonesia untuk mengembangkan pendidikan Agama kristen yaitu
lembaga keluarga, Gereja, dan sekolah. PAK adalah suatu usaha sadar yang
dilakukan untuk mengarahkan kepribadian, membimbing, mendorong,
meyakinkan dan memampukan siswa menurut ajaran kekristenan yaitu agar
sesuai firman Tuhan. Bisa dikatakan
12
Poerwadarminto. Kamus besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1996,731.
pendidikan yang khusus yakni dalam dimensi religius manusia yang menunjuk
kepada persekutuan iman yang melakukan tugas pendidikan agamawi, yakni
persekutuan iman Kristen. PAK yang Alkitabiah harus mendasarkan diri pada
Alkitab sebagai pusat beritanya dan harus bermuara pada hasilnya, yaitu
mendewasakan murid.

Saran
Pendidikan yang pertama adalah dari keluarga, sebagai orang Tua harus
mengajarkan anak-anaknya dari kecil hal-hal yang baik karna tidak ada orang tua
yang mengajarkan sala anaknya. Jika dari kecil anak suda dibina dengan baik oleh
orang tuanya maka memasuki masa remaja/dewasa anak-anak tidak akan muda
terpengaru oleh lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Windradini soesolo, Psikologi Perkembangan Masa Remaja (Surabaya: Usaha


Nasional, 2003),195

Panuntun FajarDaniel , Model dialog Imajiner entas-entas untuk mengkomunikasikan


Kristus kepada Masyarakat tengger,vol 2 No. Juni 2020

Kristianto Lilik Paulus, Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen (Yogyakarta: Andi,
2006), 1.
Sentot Sadono, Psikologi PAK (Semarang: STBI, 2011), 32.

Jacobsen Margot Bailey , Ketika Anak Anda bertumbuh (Buku Asli: What Happens Whens
Children Grow,) (Yogyakarta; Andi,1997), 10.

Kristianto lilik Paulus, Opcit, 2.

Ahmadi Abu h., Psikologi Umum (Jakarta : PT. Renika Cipta, 2009), 239.

Zoschak Greg. Trust: Membangun karakter anda (Trust: A call for Character (Jakarta:
Imanuel, 2005), 118.

RichardsLarry, Psikologi dan Alkitab (Bandung: Kalam Hidup), 19.

Robert E. Vallet, Aku Mengembangkan diriku (Jakarta: Cipta Loka Caraka, 2001), 16.
Poerdarwinto. Kamus besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka 1996. 731.

Anda mungkin juga menyukai