Anda di halaman 1dari 9

Nama : Aldi Anjani Ginting

Ika Rajagukguk

Jonathan Dohardo Damanik

Narta Marbun

Radinal Niko Hutagalung

Kelas/ Jurusan : I-A/ Teologi

Mata Kuliah : PAK Anak dan Remaja

Dosen : Mery Ulina Ginting M.Si. Teol Kelompok 3

Pandangan : Gereja, Para Teolog, dan Tokoh tentang Anak dan Remaja

1. Joyce Ann Mercer


2. Martin Luther
3. Calvin
I. Pendahuluan

Anak merupakan suatu anugerah yang diberikan Allah kepada manusia, sehingga setiap
manusia yang sudah mempunyai anak harus bertanggungjawab atas kepercayaan yang
diberikan Allah kepadanya. Para teolog mengemukakan beberapa pandangan yang berbeda
mengenai anak dan remaja. Dalam pembahasan kali ini kami dari kelompok 3 akan menyajikan
tentang pandangan gereja, para teolog, dan tokoh tentang Anak dan Remaja menurut Joyne
Ann Mercer, Martin Luther, dan Calvin. Semoga sajian ini bermanfaat bagi kita semua. Tuhan
Yesus Memberkati.

II. Pembahasan
2.1. Pengertian Gereja
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, gereja adalah “gedung tempat berdoa dan
melakukan upacara agama Kristen.1
Sejak awal, komunitas gereja itu disebut ekklesia dan sebutan serupa juga terdapat dalam
surat-surat Paulus dan Kisah Para Rasul. Dalam bahasa Indonesia kita menerjemahkan kata
ini dengan kata “gereja”. Dalam Septuaginta, terjemahan Yunani dari kitab suci Ibrani, ahli-
ahli kitab suci Yahudi menggunakan kata ekklesia untuk menunjukkan suatu perkumpulan
jemaat atau persidangan yang dipanggil bersama-sama guna tujuan-tujuan keagamaan.2
Kata gereja berasal dari kata Portugis yaitu igreya, yang artinya “milik Tuhan”: orang-
orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatnya. Jadi yang dimaksud

1
...... KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
2
Linwood Urban, Sejarah Ringkas Pemikiran Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), 411
dengan gereja adalah persekutuan antara orang beriman. Sedangkan dalam Perjanjian Baru
gereja berarti ekklesia, yang berarti rapat atau perkumpulan yang terdiri dari orang-orang
yang dipanggil untuk berkumpul. Mereka berkumpul karena dipanggil atau dikumpulkan.3

2.2. Pandangan anak dalam gereja


Dalam gereja anak adalah anggota Gereja Kristus berdasarka Baptisan mereka. Anak
bukanlah orang luaran melainkan mereka sungguh-sungguh terhisap dalam umat Tuhan.
Anak-anak jemaat tumbuh di bawah naungan gereja. Gereja menjadi utusan Tuhan yang
wajib bertanggung jawab atas iman dan hidup rohani. Anak mempunyai haknya sendiri di
dalam jemaat Kristus.4
Hampir semua gereja ada PAK untuk anak-anak, ada yang menamakannya Kebaktian
Anak, ada yang menamakannya Sekolah Minggu. Masing-masing tentu memiliki latar
belakang dan alasan mengapa memilih nama tersebut. Biasanya yang memilih istilah
Kebaktian Anak beralasan bahwa kegiatan ini sama seperti kebaktian umum yang diadakan
setiap hari Minggu, karena pesertanya anak-anak, sebut saja kebaktian anak-anak. Yang
memakai istilah Sekolah Minggu beralasan bahwa secara historis ada keterkaitan antara
kegiatan untuk anak dengan Sekolah Minggu pertama yang diadakan oleh Raikes di Ingris,
yakni semangat penginjilan bagi buruh anak-anak melalui “sekolah” baca tulis dan etika.
Tujuan pokok pendidikan Kristen, termasuk didalamnya pendidikan anak, adalah
memperlengkapi warga jemaat agar dapat mewujudkan tanda-tanda kerajaan Allah dalam
Yesus Kristus, sambil menantikan penggenapannya. Tujuan pendidikan sering disebut visi
dan misi. Karena itu, visi dan misi tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Visi dan misi
pendidikan anak dalam gereja adalah Kerajaan Allah.5
Gereja terdiri dari keluarga-keluarga. Dengan kata lain gereja merupakan tiang-tiang
gereja, jika keluarga anggota gereja sehat, maju dalam sikap, iman, moral dan perilaku, maju
jugalah gereja, sebaliknya jika kualitas hidup beriman keluarga anggota gereja lemah, lemah
pulalah mutu kehidupan gereja, karena itulah pemahaman bahwa gereja merupakan konteks
dan pelaksana pendidikan kristen yang dimana gereja merupakan konteks sosialisasi bagi
warganya dimana mereka dapat saling mengenal, saling meneguhkan, saling menasehati,

3
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: BPK-GM, 2006), 362
4
E.G. Homrighausen, Dr.I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2001),
136- 137
5
Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan, (Jakarta : Gunung Mulia, 2009), 126-130
saling mengajar dan saling mengoreksi serta membangun.6 Anak-anak dan remaja juga
menjadi anggota Gereja Kristus berdasarkan baptisan mereka. Anak-anak jemaat tumbuh
dibawah naungan gereja. Mereka bukan saja menjadi tanggungjawab keluarga tetapi juga
tanggung jawab gereja. Oleh sebab itu mereka berhak mendapat bagian dalam segala milik
dan keuntungan keluarga gereja itu. bukan berati mereka sudah sanggup membedakan dan
menilai segala milik itu dengan sepertinya selama mereka masih kecil, tetapi selangkah demi
selangkah PAK hendak membuat mereka menjadi anggota penuh dari keluarga jemaat
Kristus itu. Gerejalah yang menjadi utusan Tuhan yang wajib bertanggung jawab atas iman
dan hidup rohani anak-anak muda itu, sampai sekali kelak mereka sendiri dapat menerima
dan memikul tanggung jawab itu atas pundaknya sendiri. Dan gereja menunjukkan tanggung
jawab yang sementara itu didalam pendidikan agama yang diberikan kepada mereka.
Kemudian dengan berangsur-angsur gereja akan mengurangi tanggung jawabnya, sehingga
dengan perlahan-lahan anak-anak jemaat dapat memperkembangkan keyakinan dan imannya
sendiri sebagai orang dewasa yang berdiri sendiri.7

2.3. Pandangan Remaja dalam Gereja

Remaja adalah anggota jemaat yang mempunyai hak dan kedudukan yang sama diantara
jemaat yang perlu mendapat perhatian penuh karena mereka adalah generasi penerus gereja.
Remaja kristen juga merupakan tunas muda di dalam gereja, yang perlu dibimbing dan
dituntun dalam pertumbuhan dan perkembangan gereja.8 Jadi sebagai anggota gereja remaja
kristen harus melaksanakan trinitas dan panggilan gereja yaitu: Koinonia (bersekutu),
marturia (bersaksi) dan diakonia (melayani).9

2.4. Pendidikan Anak/Remaja di Gereja


Anak/Remaja merupakan anggota jemaat yang mempunyai hak dan kedudukan yang
sama diantara anggota jemaat yang perlu mendapatkan perhatian yang penuh oleh gereja
karena merekalah yang akan menjadi generasi penerus yang memikul tangggung jawab atas
tugas-tugas gerejani. Hal yang dilakukan dalam pengajaran Agama Kristen di gereja adalah

6
Samuel Sidjabat, Strategi pendidikan kristen, (Yogyakarta: ANDI, 2006),82-83
7
E.G. Homrighausen & I.H. enklaar, Pendidikan Agama Kristen, 120-121
8
I.H. Enklaar & E.G.Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen, 145
9
R. Soedarmo, Kamus Istilah Theologi, (Jakarta: BPK-GM, 1991), 47
melakukan ibadah setiap hari minggu serta melakukan PA seminggu sekali dan dibantu juga
dengan buka pembimbing. Serta membuat retret dan ibadah padang bagi anak/remaja, hal ini
dilakukan agar anak/remaja lebih lagi mengetahui bagaimana Pendidikan Agama Kristen.

2.5. Peran Gereja terhadap Anak dan Remaja

Gereja lokal memegang peran penting dalam mengajar PAK. Gembala sidang gereja
lokal bertanggung jawab mendewasakan jemaat gereja merupakan agen utama dalam
mengajarkan PAK. Pengajaran PAK dapat diprogram melalui kebaktian umum, sekolah
Minggu, bible study, dan berbagai persekutuan seperti persekutuan kaum muda. 10

2.6. Pandangan Teolog Terhadap Anak dan Remaja


2.6.1. Joyce Ann Mercer
Menurut Joyce Ann Mercer anak-anak sering hilang dalam sistem, baik dari sistematis
teologis dan dipandang sebagai oknum yang relatif kecil. Anak juga kurang diperhatikan di
lingkungan yang luas. Kemudian ia menganjurkan bahwa anak perlu dididik agar dapat
menjadi masa depan yang lebih baik. Ia juga menganjurkan supaya anak perlu dididik
didalam gereja bukan hanya di sekolah saja supaya masa depannya lebih baik. Ia sangat
mendukung anak-anak untuk terus belajar didalam gereja.
Ia juga mengatakan bahwa sharing perlu diterapkan dalam sejumlah anak di gereja. ia
juga menyediakan kendala pada praktek pendidikan anak-anak dan ikut serta dalam
memecahkan masalah pendidikan anak dalam konteks gereja. Melalui pengalaman itu dia
sudah mengenal beberapa pengalaman anak-anak dan betapa pentingnya pendidikan dalam
tradisi iman Kristen.11

2.6.2. Martin Luther

Menurut Martin Luther anak dan remaja merupakan cikal bakal yang akan menjadi
penerus, sehingga ia menghimbau agar anak didik atau dibina. Luther mendorong para
pemimpin kota untuk membangun/mendirikan sekolah-sekolah dengan baiaya dari kas
Negara agar anak laki-laki dan perempuan dididik. Menurutnya anak laki-laki hendaknya
bersekolah hanya satu atau dua jam dalam sehari saja. Sisanya dapat mereka manfaatkan di
rumah untuk memperoleh keterampilan atau melaksanakan tugas apa saja yang diinginkan
orang tua. Demikian juga dengan anak perempuan mempunyai waktu cukup untuk
bersekolah selama satu jam sehari, dan masi ada waktu untuk melaksanakan tugas di rumah,

10
Drs. Paulus Lilik Kristianto, M.Si., Th.M, Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarta:
ANDI, 2008), 7
11
Joyce Ann Mercer, Welcoming Children: Praktical Theology of Childood, (USA: Chalice Press, 2005), 6
khususnya apabila diingat bagaimana lebih banyak waktu lagi dipakainya untuk tidur, menari
dan main.12

Ia juga mendapat bahwa khotbah-khotbah disusun dan dimaksudkan untuk mengajar


anak-anak dan orang awam. Baginya katekismus adalah suatu pelajaran bagi anak-anak, yang
mutlak harus diketahui oleh setiap orang Kristen. Siapa saja yang tidak mengetahuinya, tidak
dapat dianggap sebagai orang Kristen ataupun diizinkan untuk mengikuti sakramen apapun,
sama seperti seorang saudagar yang tidak tahu aturan dan pelaksanaan usahanya, ia dianggap
tidak mampu, lalu disingkirkan. Maka harus ada usaha agar kaum muda mempelajari dengan
baik berbagai bagian katekismus atau ajaran kateketik dan berusaha sebaik-baiknya untuk
melaksanakan dan mempelajarinya. Demikian pula, setiap kepala keluarga wajib menanya
anak-anaknya sekurangnya sekali seminggu untuk melihat apakah mereka telah mempelajari
dan sejauh mana mereka mengetahuinya. Kalau mereka tidak mengetahuinya, itu adalah
tanggung jawabnya untuk anak-anak terus mempelajarinya. 13 Dalam mendidik Luther
memberikan kurikulum kepada anak-anak yaitu katekismus. Menurutnya katekismus harus
diberikan dan diajarkan kepada anak-anak.14 Katekisasi adalah jalan yang mengantar orang-
orang kepada pintu gereja. Gembala-gembala jemaatlah yang menjadi penunggu pintu. Tugas
ini merupakan tanggung jawab yang berat, karena merekalah yang harus menentukan siapa
boleh dan siapa belum.

Tujuan PAK adalah untuk menyadarkan anak-anak dan orang dewasa tentang
keadaan mereka yang sebenarnya bahwa mereka merupakan orang berdosa dan karena itu
mereka berbuat dosa. Sehingga mereka tidak bersandar pada prestasi dan kebajikan tetapi
dengan perasaan syukur dan gembira karena dibenarkan oleh perbuatan.15

2.6.3. Calvin

Calvin merumuskan bahwa Pendidikan Agama Kristen adalah pemupukan akal anak dan
remaja juga orang-orang percaya dengan Firman Allah dibwah bimbingan Roh Kudus
melalui sejumlah pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka
dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang diejawantahkan semakin mendalam
melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus berupa tindakan-tindakan
kasih terhadap sesamanya.

Menurut Clavin anak dan remaja adalah sebagai berikut:

12
Robert R,Ph. D. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek pendidikan Agama Kristen, (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2009), 346-347
13
Martin Luther, Katekismus Besar Martin Luther, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), 9-10
14
R. Boehlke, Sejarah perkembangan dan Pemikiran dan Praktek, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 349
15
Daniel Stefanus, Sejarah Besar PAK , 73.
1. Mendidik anak-anak gereja agar dilibatkan akan penelaahan Alkitab secara cerdas
sebagaimana dibimbing oleh Roh Kudus, diajari mengambil bagian dalam kebaktian serta
mencari keesaan gereja. Diperlengkapi memilih cara-cara mewartakan pengabdian diri
kepada Allah Bapa, Yesus Kristus dalam hidup bertanggung jawab dibawah kedaulatan Allah
demi kemulian-Nya sebagai lambang ucapan syukur mereka atas pengampunan yang terlihat
pada pengorbanan Yesus Kristus.
2. Mendidik remaja, dengan cara mewajibkan mereka untuk beribadah setiap minggunya
dan memegang peranan masing-masing didalam gereja agar mereka bisa dibimbing untuk
menjadi orang muda yang penuh iman dan takut akan Tuhan.
3. Pemimpin gereja dimana Calvin ingin gereja dipimpin oleh generasi-generasi yang
mengerti Alkitab.16

2.7. Pandangan Para Tokoh Terhadap Anak dan Remaja

1. Menurut Dokter Dubos,


Anak adalah seseorang yang mau menunjukkan sifat haus pengetahuan dan
memperlihatkan hasrat yang menyala-nyala yang menimbulkankan rasa bangga pada orang
tuanya.17

2. Menurut Elisabeth B. Hurlock,


Anak adalah pribadi yang suka menirukan apa yang ia lihat dan belajar dengan
mempersamakan diri

3. Menurut Kretschmer
Anak adalah seorang yang menunjukkan sifat khas. Pada masa-masa tertentu anak akan
menunjukkan sifat-sifat jiwa yang mirip dengan orang yang jiwanya terbuka, mudah
bergaul, mudah didekati. Sebaliknya dia juga akan menunjukkan jiwa seperti orang
yang tertutup, sukar didekati, dan sukar dimengerti.18

4. Menurut Aristoteles

16
R. Boehlke, Sejarah perkembangan dan Pemikiran dan Praktek, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009),
413-416
17
Cecile Drouin dan Alain Dubos, Bagaimana Mengetahui Anak Anda (Jakarta: Metro Poa, 1998), 12.
18
Doris A. Freese, rekan pendidik anak-anak (Malang : Gandum Mas, 1993), 186.
Anak adalah anak yang masa perkembangannya itu mempunyai kehidupan yang tidak
statis melainkan dinamis dan pendidikan diberikan kepada mereka haruslah disesuaikan
dengan keadaan kejiwaan anak-anak didik kita pada masa tertentu dalam perkembangan
mereka itu.19

5. Menurut Singgih Gunarsa


Anak adalah seorang yang harus bertumbuh dan berkembang menjadi manusia yang
dewasa yang bisa mengurus dirinya sendiri dan tidak bergantung dan menimbulkan masalah
pada orang lain, keluarga dan masyarakat.20

2.7.1. Pandangan Para Tokoh Terhadap Remaja

1. Daniel Nuhammara
Remaja merupakan trasisi dimana merupakan masa yang amat meresahkan ( unsetting) di
dalam kehidupan seseorang. Di dalam masa remaja juga masa bertanya, mengalami
perkembangan dalam kognitifnya dan menanyakan banyak hal yang diajarkan pada mereka. 21

2. Erickson
Berpendapat bahwa remaja adalah masa Kritis identitas, dan identitas yang dimaksud
adalah si remaja dapat menjelaskan siapa dirinya dan perannya dalam masyarakat. 22

3. Astuti E. Relmarisa
Remaja merupakan taraf perkembangan dalam kehidupan manusia, dimana seseorang
sudah tidak dapat anak kecil lagi, juga belum disebut orang dewasa.23

4. Ottorank
Remaja merupakan masa perubahan yang drastis dari keadaan tergantung menjadi
keadaan yang mandiri.24
19
Sumadi Suryabrata, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Rajawali, 2010), 186.
20
Singgih Gunarsa, Dasar Teori Perkembangan Anak (Jakarta: BPK- Gunung Mulia, 1981), 15.
21
Daniel Nuhammara, PAK Remaja, ( Jakarta: Jurnal Info Media, 2008), 10-12
22
Ibid, 10-12
23
Astuti E. Relmanisa, Pendidikan Agama Kristen, ( Jakarta: Dapertemen Agama, 1997),2
III. Kesimpulan
Anak dan Remaja merupakan anggota jemaat yang mempunyai hak dan
kedudukan yang sama diantara anggota jemaat yang perlu mendapatkan
perhatian yang penuh oleh gereja karena merekalah yang akan menjadi
generasi penerus yang memikul tangggung jawab atas tugas-tugas gerejani.
Anak dan remaja sangat berpengaruh dalam pertumbuhan gereja karena anak
dan remajalah yang akan membuat gereja tumbuh atau berkembang.
Menurut Joyce Ann Mercer, Martin Luther dan Calvin anak dan remaja
sangat memerlukan didikan dalam gereja, anak dan remaja merupakan gereja
masa kini yang akan menjadi cikal bakal pemimpin gereja untuk seterusnya,
oleh karena itu anak dan remaja sangat dihimbaukan untuk mengecap
pendidikan dan binaan melalui Pendidikan Agama Kristen. Perlu juga
dilakukan pendekatan terhadap anak dan remaja melalui sharing didalam
gereja dan menimbulkan kendala dalam gereja (salam konteks anak dan
remaja) untuk dipecahkan secara bersama-sama, sehingga melalui pengalaman
itu dapat dikenal beberapa pengalaman anak-anak dan betapa pentingnya
pendidikan dalam tradisi iman Kristen. Anak dan remaja juga dituntut untuk
menjadi pribadi yang takut akan Tuhan dan Roh Kudus yang bekerja dalam
kehidupannya sehngga mampu untuk menjadi pemimpin-pemimpin gereja di
hari yang akan datang.

IV. Daftar Pustaka


...... KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
A. Freese, Doris, Rekan Pendidik Anak-Anak. Malang : Gandum Mas, 1993.
Alain Dubos, dan Cecile Drouin. Bagaimana Mengetahui Anak Anda. Jakarta: Metro Poa, 1998.
Boehlke, R. Sejarah perkembangan dan Pemikiran dan Praktek. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009.
D. Boehlke, Robert R,Ph. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek pendidikan Agama Kristen. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2009.
Daniel Stefanus. Sejarah Besar PAK , 73.
Dr.I.H. Enklaar, E.G. Homrighausen. Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2001.
E. Relmanisa, Astuti. Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: Dapertemen Agama, 1997.
Gunarsa, Singgih. Dasar Teori Perkembangan Anak. Jakarta: BPK- Gunung Mulia, 1981.
Hadiwijono, Harun. Iman Kristen. Jakarta: BPK-GM, 2006.
Ismail, Andar. Ajarlah Mereka Melakuka, Jakarta : Gunung Mulia, 2009.
Kristianto, Paulus Lilik. Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, Yogyakarta: ANDI, 2008.
Luther, Martin. Katekismus Besar Martin Luther. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.
Mercer, Joyce Ann. Welcoming Children: Praktical Theology of Childood. USA: Chalice Press, 2005.
Nuhammara, Daniel. PAK Remaja, Jakarta: Jurnal Info Media. 2008.
Sidjabat, Samuel. Strategi pendidikan kristen. Yogyakarta: ANDI, 2006.
Soedarmo, R. Kamus Istilah Theologi. Jakarta: BPK-GM, 1991.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rajawali, 2010.

24
Daniel Nuhammara, PAK Remaja, 10-12
Urban, Linwood. Sejarah Ringkas Pemikiran Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003.

Anda mungkin juga menyukai