Judul Disertasi
Oleh :
MATIUS MARKUS
NIM : 191303027
PROGRAM DOKTORAL
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KADESI YOGYAKARTA
Agustus 2023
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini peneliti menguraikan beberapa bagian, yaitu latar belakang
Pelayanan bukan menjadi hal yang asing didengar oleh setiap orang Kristen
karena merupakan gaya hidup orang Kristen yang diteladankan oleh Yesus sendiri
ketika tiga setengah tahun melayani di bumi, karena secara mendasar pelayanan
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menolong orang lain dalam
memenuhi kebutuhan orang tersebut. Yesus dengan spesifik berkata dalam Matius
20:28 “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Injil merupakan kitab yang terdiri dari Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil
Yohanes. Keempat kitab Injil ini secara khusus menceritakan mengenai kisah
kehidupan Tuhan Yesus Kristus dari kelahiran, pelayanan sampai kepada kenaikan ke
sorga. Namun dari keempat kitab Injil tersebut terdapat kitab yang digolongkan atau
dinamakan dengan kitab Injil Sinoptik yaitu Matius, Markus, Lukas. Kata Sinoptik
berasal dari dua kata istilah dalam bahasa Yunani yakni “sin” yang berarti bersama dan
“optanomai” yang berarti melihat.” Dari pengertian tersebut maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan istilah Injil Sinoptik adalah, penulis
menceriterakan mengenai kisah kehidupan Yesus Kristus dari sudut pandang cerita
yang sama.1 Dalam hal ini Injil yang dimaksudkan ialah Matius, Markus dan Lukas,
sebagai suatu kemiripan yang harus dilihat secara bersama-sama. Suharyo dalam buku
Ketiga kitab Injil Sinoptik diakui bahwa pada waktu menulis ini mereka tidak
duduk bersama-sama untuk menuliskan kitabnya masing-masing, juga dilihat
dari waktu penulisan tidaklah mungkin mereka duduk bersama lalu menulis kitab
masing-masing. Jika terdapat kesamaan di dalam penulisan tersebut, itu tidak
berarti bahwa penulisnya hebat, bukan pula karena ada kerjasama, dan bukan
pula saling copy dan kutip satu dengan yang lainnya, tetapi semuanya terjadi
atas dorongan dan tuntunan daripada Roh Kudus melalui pengilhamannya
kepada penulis masing-masing, sehingga tidak terdapat suatu kesalahan di
dalam penulisannya.2
Dari ketiga Injil inilah diketahui berbagai pelayanan yang dilakukan Tuhan Yesus
dalam Injil Matius 4:23-25 “Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam
rumah-rumah ibadah dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala
penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu…” Dari ayat tersebut terlihat jelas bahwa
dalam pelayanan dalam misi pewartaan kabar baik Tuhan Yesus menyangkut berbagai
Dari komentar Wycliffe ini ada empat ulasan utama dari pelayanan Yesus di Galilea
Tuhan Yesus lakukan sebagai bentuk pelayanan secara holistik dengan maksud untuk
manusia sehingga bukan hanya aspek rohani saja yang dipulihkan tetapi aspek
1
Marulak Pasaribu, Eksposisi Injil Sinoptik (Jakarta: Gandum mas, 2017).Hal 21
2
Suharyo, Pengantar Injil Sinoptik (Jakarta: Lembaga Biblika Indonesia, 2010).Hal 35
jasmani, kongitif dan psikologis3. Oleh karena itu dalam pelayanan holistik tidak dikenal
dikotomi atau pemisahan antara kebutuhan individual dan sosial manusia. Kata
‘holisitik’ berasal dari kata “whole’’ Bahasa Inggris yang artinya : seluruhnya,
kesatuan lebih penting dari pada satu-satu bagian dari suatu organisme”. 5 Istilah
pelayanan yang holistik saat ini memang banyak digunakan oleh berbagai kalangan
untuk menunjukkan bentuk pelayanannya, namun ada juga kelompok orang yang salah
sehingga akhirnya ada yang mengartikan bahwa pelayanan holistik adalah pelayanan
Sebagai pelayanan yang mencakup pemberitaan Injil baik secara verbal maupun
secara perbuatan dan ditujukan untuk menjangkau manusia seutuhnya pula,
yaitu manusia yang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh, dan manusia yang
mempunyai kaitan–kaitan sosial, budaya, ekonomi, hukum dan politik dengan
lingkungannya.6
sebagai “satu yang menyeluruh” yang memiliki kesatuan integral dengan aspek-aspek
lengkap yang utuh. Pelayanan yang menyentuh aspek pelayanan dasar pada empat
dimensi pelayanan yang holistik yaitu spiritual, psikis, sosial dan fisik manusia. 7 Untuk
itulah sudah menjadi kewajiban dan keharusan untuk orang Kristen bahkan gereja
3
Homer A. Kent, Jr., “The Wycliffe Bible Commentary,” in Matius, ed. Charles F. dan Everett F.
Harrison, Cet. Ke-1. (Malang: Gandum Mas, 2013) Hal 39
4
Kamus Inggris – Indonesia ( Holistik ).Hal 355
5
Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2001).Hal 267
6
Herlianto, Pelayanan Perkotaan (Bandung: Yabina, 1998).Hal 123
7
Yakob Tomatala, “Teologi Misi” (Jakarta: YT Leadership Foundation, 2003), Hal 41.
menerapkan pelayanan holistik yang bukan hanya berfokus kepada “people oriented”
atau kepedulian terhadap orang tetapi bagaimana seseorang bisa hidup secara ideal
Gereja yang berkembang salah satu indikasinya adalah gereja yang menerapkan
pelayanan yang holistik. Salah satunya adalah dalam pelayanan kepada anak. Anak–
anak yang dipersiapkan dan dilayani dengan baik, akan menjadi generasi penerus
gereja yang terus menerus tumbuh dan berkembang sebagai penyambung pelaku
Amanat Agung. Dalam memenuhi standar pelayanan kepada anak maka ada beberapa
anak, untuk membebaskan mereka dari kemiskinan baik secara rohani, fisik,
pendidikan dan sosio emosional. Setidaknya di Cluster Solo (Kota Surakarta, Kab.
Sukoharjo, Kab. Karanganyar ,dan Kab. Klaten) ada 17 gereja yang bermitra dengan
PPA Jumlah anak yang dibina 9000 lebih. Secara spesifik untuk usia 14-19 tahun
berjumlah 966 anak. Bukan jumlah yang sedikit untuk dapat dikelola dan didanai oleh
permasalahan yang terjadi di PPA GENERASI ANAK TERANG dimana peneliti sebagai
gembalanya. Untuk itulah pada kesempatan ini peneliti mencoba menggali lebih luas
apakah permasalahan yang sama atau lebih kompleks juga terjadi pada PPA di Cluster
Solo.
Dari hasil pengamatan peneliti di beberapa gereja secara random di Cluster Solo
gereja yang belum memandang pelayanan anak sebagai hal penting dan
menjadikannya sebagai prioritas baik dalam sisi fasilitas pendanaan, program maupun
SDM. Dengan demikian program pelayanan anak belum mendapatkan tempat utama
jika dibandingkan dengan pelayanan untuk orang dewasa. Hal tersebut terkonfirmasi
dengan pendapat Tri Budiharjo dalam bukunya yang menyatakan “ Pelayanan anak
kadang terlupakan oleh gereja dan dinomor duakan, padahal pelayanan anak adalah
Karena tidak bisa dipungkiri masih ada gereja yang mengalami kekurangan
kualitas SDM, baik dari sisi panggilan maupun kualitas dalam melaksanakan pelayanan
diserahkan kepada pemuda, remaja atau ibu-ibu yang mau saja. Bidang pelayanan
anak kadang dipakai tempat untuk belajar melayani. Akibatnya pelayanan kepada anak
Gereja bertugas mendidik anak sampai sekali kelak mereka mencapai iman yang
holistik.9 Terlebih untuk anak usia 14 sampai dengan 19 tahun, karena usia itu adalah
usia dimana anak-anak mulai bertumbuh dari remaja menjadi dewasa dan siap
8
Tri Budiharjo, Sorotan Alkitab Tentang Anak (Jakarta: yayasan obor Mitra, 2014).Hal15
9
E.G. Homrighausen & I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 20
07).Hal 120
bertumbuh menjadi pemimpin rohani. Sekaligus masa–masa riskan karena memasuki
fase pubertas anak dimana kecenderungan emosional lebih tidak stabil. Pada masa
adalah sebuah periode dimana kematangan fisik berlangsung cepat, yang melibatkan
perubahan hormonal dan tubuh, yang terutama berlangsung dimasa remaja awal.
10
Sehingga Gereja harus bisa menjadi sahabat bagi anak–anak tersebut dan merangkul
mereka agar tidak terhilang sama seperti Yesus merawat dan menjaga anak yang
Ada empat fokus pelayanan holistik di dalam PPA GENERASI ANAK TERANG,
yaitu pelayanan jasmani, pelayanan rohani, pelayanan pendidikan dan pelayanan sosio
emosi.
Fokus pelayanan PPA yang pertama adalah pelayanan jasmani. Pelayanan ini
adalah pelayanan yang menitik beratkan kepada pelayanan fisik kepada anak. Sama
seperti pelayanan Yesus memberi makan lima ribu orang dalam Matius 14:16, demikian
juga di dalam kegiatan pelayanan di PPA memiliki tujuan agar anak terjaga
kesehatannya, mengalami pertumbuhan fisik yang seimbang antara usia, berat badan
dan tinggi badan dengan pemberian makan yang bergizi, memberikan pakaian,
10
Jhon W. Santroct, Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup (Jakarta: Erlangga, 20
11).Hal 40
11
Alkitab, LAI
pengajaran kebiasaan hidup sehat, merawat anak yang sakit, dan pemeriksaan
kesehatan berkala.
Memang tidak dapat dipungkiri dari hasil survei didapatkan bahwa beberapa
mentor mengeluh banyak remaja binaan PPA yang cenderung kurang memperhatikan
asupan gizinya. Kebiasaan anak zaman sekarang suka memakan makanan instant
(Junk Food). Padahal diketahui bahwa makanan tersebut cenderung kurang sehat
karena banyak mengandung perasa, pemanis bahkan pengawet makanan. Selain itu
juga beberapa mentor mengeluhkan ada anak–anak PPA bimbingan mereka yang
pergaulan mereka. Seperti yang disampaikan oleh Pdt. Yulia Ekawati Penanggung
Keprihatinan bagi saya secara pribadi sebagai seorang gembala dimana anak–
anak yang beranjak remaja cenderung lebih sulit diatur dalam masalah
pengelolaan makanan yang mereka makan. Gaya hidup anak sekarang
menjadikan hal biasa untuk mengkonsumsi makanan cepat saji/junk food dan
tanpa memperhatikan efek samping serta bahayanya bagi tubuh mereka.
Padahal sejak dini mereka sudah dibiasakan makan makanan yang bergizi di
PPA selain itu walaupun di PPA mereka diajarkan menjaga kesehatan tubuh
tetapi masih saja yang kedapatan merokok padahal hal tersebut sangatlah
merusak kesehatan mereka.12
Hal itu senada dengan yang disampaikan MacArthur dalam bukunya “Kiat
sukses mendidik anak” yang menyatakan : “Anak memiliki hak untuk bertumbuh secara
jasmani sesuai dengan karakteristik umurnya untuk itulah diperlukan kecukupan gizi
seimbang agar pertubuhan fisik anak dapat berkembang baik sesuai dengan tingkat
12
Wawancara dengan Pdt. Yulia Ekawati, Gembala GBI Samaan, Sabtu 1 Agustus 2020, Pk.
10.00 WIB
usianya”.13 Sehingga dari beberapa hal tersebut dapat diketahui bahwa terindikasi
masih ada anak PPA usia 14-19 tahun yang belum mengimplementasikan pelayanan
Fokus pelayanan PPA yang kedua adalah pelayanan rohani. Tujuan pelayanan
seperti pelayanan Tuhan Yesus memberikan pengajaran iman dalam Matius 17:20,
pribadi, dan berfungsi dalam pelayanan. Anak-anak PPA juga dilatih untuk diutus
kerohanian diharapkan menjadi anak yang takut akan Tuhan. Tetapi berdasarkan
menyatakan bahwa:
Hal ini senada dengan yang disampaikan Dadang Sulaeman yang menyatakan:
Pada remaja terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi psikologis, sosial dan
13
John MacArthur, Kiat Sukses Mendidik Anak Dalam Tuhan (Jakarta: Imanuel, 2002).13
14
Wawancara dengan Pdt. J Mangindaan, Sabtu 7 Agustus 2020, Pk. 18.00 WIB
intelektual sehingga remaja cenderung melakukan apa yang disenangi hatinya sendiri.15
Dari masalah tersebut diatas dapat dilihat bahwa masih ada anak PPA usia 14-19 tahun
yang belum memahami Pelayanan Holistik Anak berdasarkan Injil Sinoptik dalam
pelayanan kerohanian.
merupakan hal yang sangat penting di dalam diri seorang anak. Sama seperti
pelayanan Tuhan Yesus mengajar banyak orang, seperti di dalam Markus 4:9-12,
demikian juga anak PPA diberikan bekal pendidikan dengan tujuan agar anak bisa
memiliki masa depan yang baik. Pelayanan Pendidikan yang dilakukan PPA terhadap
anak yaitu menyediakan beasiswa dan uang bantuan untuk sekolah serta peralatan
pendukung sekolah dari mulai jenjang terbawah TK sampai perguruan tinggi (bagi yang
lolos seleksi akhir). Anak-anak PPA juga diberi bekal Pendidikan untuk
belajar menurut kebutuhan anak. Anak PPA diwajibkan menghadiri kegiatan pendidikan
anak harus melakukan presensi, anak harus hadir minimal 80% dari total kewajiban
hadir. tetapi dari hasil survei diketahui bahwa masih ada anak terutama usia SMP/SMA
kegiatan PPA.
Pada kenyataannya terjadi pada beberapa anak kedapatan mulai jenuh dengan
kegiatan PPA. Menurut pengamatan beberapa mentor PPA beberapa orang tua anak
kurang memperhatikan pendidikan anak-anak mereka. Oleh karena itu PPA secara
15
Dadang Sulaeman, Psikologi Remaja : Dimensi-Dimensi Perkembangan (Bandung: Mandar Ma
ju, 1995).Hal 10
khusus menyediakan program tambahan pendidikan bagi anak usia SMP–SMA,
dsb.
Namun dalam kenyataannya masih ada anak yang kurang menggunakan secara
beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna pada anak
Dari permasalahan yang di atas, kita dapat melihat bahwa masih ada anak PPA
usia 14-19 tahun yang belum memahami Pelayanan Holistik Anak berdasarkan Injil
Fokus pelayanan PPA yang keempat adalah pelayanan sosio emosi. Pelayanan
sosio emosi bertujuan untuk membentuk anak menjadi anak yang dapat berinteraksi
dengan orang lain secara sehat, mengalami hubungan penuh kasih, dengan sesama.
Sama seperti Tuhan Yesus memberikan pelayanan pribadi kepada anak-anak di dalam
Markus 10:16, demikian juga PPA melakukan pelayanan sosio emosi kepada dengan
16
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter; Konsepsi Dan Aplikasi Dalam Lembaga Pendidikan (Jak
arta: Kencana Prenamedia Grup, 2014).Hal 26
17
Wawancara dengan Lukas Sukardi Koordinator PPA Corpus Cristi, Kamis, 6 Agustus 2020,
Pk14.00 WIB.
memberikan dukungan kepada anak melalui pembinaan pribadi, konseling, memberi
perhatian kepada anak, memberikan apresiasi agar anak menemukan rasa berharga di
dalam Tuhan. Jenis pelayanan ini sangat penting, karena pada umumnya remaja
sedang ada dalam masa mencari jati diri, sehingga perlu pendampingan dan
pengarahan agar dapat menemukan jati diri dengan benar sesuai Firman Tuhan.
Banyak anak remaja yang tersesat sehingga bisa terhilang. Pelayanan yang dilakukan
di PPA juga menyambut dan menerima keberadaan orang–orang dari berbagai latar
belakang untuk datang dilayani. Yesus juga memberi teladan untuk bisa menerima
dengan penuh kasih sama seperti yang dilakukan Yesus dengan menyambut anak–
anak yang datang kepada-Nya. Hal ini menjadi landasan bagi PPA, bahwa program-
program PPA harus mampu mewujudkan anak-anak bisa mengasihi dan dikasihi pula
Dari hasil survei diketahui bahwa beberapa mentor mengeluhkan ada anak
terutama berkaitan dengan hubungan dengan sesama dengan latar belakang konflik, iri
hati, percintaan. Masih ada anak yang gagal menerapkan kasih, sehingga kurang
dan kekecewaan. Anak kurang bisa mengendalikan diri dan emosinya sehingga terjadi
hal yang sebenarnya tidak pantas dilakukan anak PPA. Contoh sehari-hari adalah
masalah gosip, iri hati di seputar dunia remaja. Permasalahan dalam pelayanan sosio
emosi juga terjadi karena anak–anak remaja cenderung hidup dalam kelompok yang
disukai/geng mereka. Hal tersebut tidak dipungkiri oleh Moh. Ali yang menyatakan:
individu didasarkan pada harapan kelompok atau masyarakat tertentu . 18 dari hal
tersebut dapat diindikasikan bahwa masih ada anak PPA usia 14-19 tahun yang belum
memahami Pelayanan Holistik Anak berdasarkan Injil Sinoptik dalam pelayanan sosio
emosional.
bahwa diluar masalah tersebut faktor latar belakang anak PPA usia 14-19 tahun
Sinoptik. Latar belakang tersebut antara lain: latar belakang usia pendidikan, ekonomi,
suku,dan lama ikut PPA. Untuk itulah peneliti menulis disertasi yang berjudul:
Sinoptik Oleh PPA (Pusat Pengembangan Anak) Cluster Solo Pada Anak Usia 14-19
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti mencoba
karena anak adalah generasi penerus gereja. Namun ternyata terindikasi masih
ada Gereja yang belum memandang pelayanan anak sebagai hal penting dan
18
R.A Baron, Psikologi Sosial, Jilid Dua (Edisi Ke Sepuluh). (Jakarta: Erlangga, 2005).Hal 63
menjadikannya sebagai prioritas program, pendanaan, fasilitas sarana pra
Injil Sinoptik.
dukungan SDM yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Pada
SDM, baik dari sisi panggilan maupun kualitas dalam melaksanakan pelayanan
tepat.
3. Seorang anak dapat bertumbuh jika didukung dengan jasmani yang sehat.
dan mengalami pertumbuhan fisik yang seimbang antara usia, berat badan dan
tinggi badan tetapi dari hasil survei dan wawancara didapatkan bahwa beberapa
bahkan pengawet makanan. Hal tersebut mengindikasikan masih ada anak PPA
usia 14-19 tahun yang belum memahami pelayanan holistic Tuhan Yesus
program. Bukan hanya itu, PPA juga menyediakan pendidikan karir (Kelas
Berdasarkan survei dan wawancara diketahui bahwa masih ada anak PPA yang
kurang minat untuk ikut dalam kegiatan tersebut dikarenakan padatnya kegiatan
waktu diluar jam sekolah. Hal tersebut mengindikasikan masih ada anak PPA
usia 14-19 tahun yang belum memahami Pelayanan Holistik Tuhan Yesus
5. Anak yang bertumbuh secara rohani akan dapat mengalami kemaksimalan hidup
di masa depan. Program PPA dari sisi kerohanian diharapkan bisa mewujudkan
banyak keluhan dari mentor maupun koordinator PPA masih ada anak PPA yang
meninggalkan jam doa mereka dan khusus anak laki–laki ada beberapa
terindikasi dari masalah tersebut masih ada anak PPA usia 14-19 tahun yang
belum memahami Pelayanan Holistik Tuhan Yesus berdasarkan Injil Sinoptik
6. Mengalami hubungan penuh kasih, hidup dalam identitas yang benar, dapat
berinteraksi dengan orang lain secara sehat adalah tujuan dari pelayanan sosio
sosio emosi sesuai dengan perkembangan usianya. Tetapi dari kenyataan yang
terjadi dari hasil survei beberapa mentor mengeluhkan ada anak bimbingannya
berkaitan dengan hubungan dengan sesama dengan latar belakang konflik, iri
hati, percintaan. Masih ada anak yang gagal menerapkan kasih, sehingga kurang
kepahitan dan kekecewaan. Sehingga terindikasi bahwa masih ada anak PPA
usia 14-19 tahun yang belum memahami Pelayanan Holistik Tuhan Yesus
7. Anak-anak yang ada di PPA, memiliki latar belakang yang berbeda-beda, dari
sisi usia mereka, pendidikan, dan latar belakang lamanya ikut PPA semua akan
mengindikasikan bahwa Faktor latar belakang anak PPA usia 14-19 tahun
mungkin dapat dikaji/diteliti dalam satu kesempatan penelitian saja karena keterbatasan
peneliti. Oleh karena itu agar pembahasan masalah ini lebih terfokus sesuai judul dan
tidak meluas kepada permasalahan yang lain, maka peneliti memberikan batasan
Karena anak adalah generasi penerus gereja. Namun ternyata masih ada Gereja
Injil Sinoptik.
dijelaskan dan diuraikan dalam identifikasi masalah nomor 3,4,5 dan 6 yang
mengindikasikan bahwa masih ada anak PPA usia 14-19 tahun yang belum
Sinoptik.
3. Anak-anak yang ada di PPA, memiliki latar belakang yang berbeda-beda, dari
sisi usia mereka, pendidikan, dan latar belakang lamanya ikut PPA semua akan
mengindikasikan bahwa Faktor latar belakang anak PPA usia 14-19 tahun
memiliki andil dalam mengimplementasikan Pelayanan Holistik Tuhan Yesus
Rumusan Masalah
bahwa tidak semua situasi yang tidak memuaskan dimaknai sebagai masalah.. 19
Rumusan masalah adalah merumuskan masalah pokok yang menjadi pusat penelitian.
Berdasarkan Injil Sinoptik Oleh PPA (Pusat Pengembangan Anak) Cluster Solo
Pelayanan Holistik Tuhan Yesus Berdasarkan Injil Sinoptik Oleh PPA (Pusat
Pelayanan Holistik Tuhan Yesus Berdasarkan Injil Sinoptik Oleh PPA (Pusat
Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini
19
Andreas B. Subagyo, Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif (Bandung: Kalam Hidup, 2000),
HAL 180.
1. Untuk mengetahui berapa besar tingkat Implementasi Pelayanan Holistik Tuhan
Yesus Berdasarkan Injil Sinoptik Oleh PPA (Pusat Pengembangan Anak) Cluster
Oleh PPA (Pusat Pengembangan Anak) Cluster Solo Pada Anak Usia 14-19
Tahun.
PPA (Pusat Pengembangan Anak) Cluster Solo Pada Anak Usia 14-19 Tahun.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu: Kepentingan teoritis
bahwa, “Kepentingan teoritis yaitu pengujian terhadap teori tersebut dilakukan melalui
penelitian empiris dan hasilnya bisa menolak, atau mengukuhkan atau merevisi teori
yang bersangkutan. Sedangkan segi praktis yaitu penelitian bermanfaat pula untuk
kepentingan teoritis dan kepentingan praktis. Berikut uraian peneliti tentang kedua
kepentingan ini:
1. Manfaat Teoritis
20
W. Gulo, Metodologi Penelitian (t.k.: Grasindo, 2008), hal. 21.
21
Andreas B. Subagyo, Pengantar Riset Kuantitatif dan kualitatif: Termasuk Riset Teologi dan
Keagamaan (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004), hal. 217.
Bagi pembaca pada umumnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
2. Manfaat Praktis
pengajaran Tuhan Yesus berdasarkan Injil sinoptik bagi Sekolah Tinggi Teologi
KADESI Yogyakarta.
Kedua, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi yang
relevan dan mampu meningkatkan mutu pelayanan holistik di PPA di Cluster Solo
umumnya,
Ketiga, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi
peneliti untuk meningkatkan kualitas pelayanan anak di gereja yang peneliti layani
Metode Penelitian
Menurut Mohammad Nazir, penelitian adalah suatu cara atau metode studi yang
penyelidikan atau melalui usaha mencari bukti yang muncul sehubungan dengan
masalah itu sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. 22
Dalam penelitian ini, jenis metode yang digunakan peneliti untuk meneliti
permasalahan yang ada, adalah kuantitatif dengan metode angket kuesioner. Penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang dilaksanakan melalui alat ukur dengan menggunakan
22
Moh Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000), Hal 13
instrument yang obyektif dan baku serta memenuhi standar validitas dan reabilitas yang
tinggi dan dilanjutkan dengan analisis statistik sehingga hasil dari penelitian tersebut
besar dan kecil, data yang digunakan adalah data dari sampel sebagai wakil dari
populasi untuk menemukan kejadian-kejadian yang relatif. 24 Dengan kata lain, dalam
penelitian ini, peneliti akan membagikan kepada responden sejumlah pernyataan dalam
penulisan.
Sistematika Penelitian
Penyusunan hasil penelitian akan menjadi jelas dan terstruktur maka penelitian
23
Iskandar, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009). Hal
17
24
Fred N dan Howard B. Lee, foundation of Behaviour Research, (Fourth Worth: Harcout College
Publisher, 2000). Hal 72
Kisi-kisi Penelitian
Endogenous Variabel Dimensi Indikator
1. Memberi makan, Matius 14:16
2. Memberikan Pakaian, Matius 25:36a
Pelayanan
3. Mengobati anak saki, Markus 7:32-34
Jasmani
4. Mengunjungi Anak, Matius 25:36b
5. Membantu Anak Miskin, Markus 14:7
1. Pengajaran Iman, Matius 17:20
2. Mengadakan Ibadah Kelompok Kecil
Eksplanatori dan Matius 26:20
Pelayanan
Konfirmatori 3. Mengadakan Retreat, Markus 4:1-2
Rohani
Pelayanan Holistik 4. Mengikuti Perayaan Natal dan Paskah
Tuhan Yesus Lukas 2:41
Berdasarkan Injil 5. Mengikuti Ibadah Hari Minggu, Lukas 4:16
Sinoptik oleh PPA 1. Memberikan Bantuan Biaya Sekolah
(Pusat Matius 17:27
Pengembangan 2. Mengembangkan Talenta, Matius 25:14-29
Anak) Cluster Solo 3. Mengajar Berwirausaha
Pelayanan
Pada Anak Usia 14 Lukas 19:23
Pendidikan
- 19 Tahun. 4. Memberi Wawasan Hidup, Markus 4:9-12
5. Menyelenggarakan Bimbingan Belajar
Lukas 5:4-6
6. Pendidikan Etika, Lukas 14:8
1. Memberi Dukungan Psikologis
Matius 14:27
Pelayanan
2. Melayani Konseling pribadi, Lukas 24:27
Sosio Emosi
3. Memberikan Apresiasi , Matius 25:21
4. Memberi Perhatian Penu, Markus 10:16