Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DEVI NATALIA TLONAEN

NIM : 2110020115
KELAS : 2C
PRODI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA

TUGAS MANDIRI 15
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

1. Tulislah dengan hurup indah kalimat kunci ASG dalam Ensiklik GS. ( Gaudium et
Spes: Kegembiraan dan Harapan. GEREJA dalam Dunia Modern)

2. Jelaskan secara singkat arti ASG sebagai Diakonia dan Koinonia Gereja dalam
Kehidupan DUNIA ini.

3. Sebutlah 4 masalah mendasar di bidang Sosial yang dihadapi GEREJA sepanjang


masa.

4. Jelaskan secara singkat arti Subsidiaritas dan Keadilan Sosial sebagai prinsip dasar
ASG dalam Ensilik Quadragessimo Anno P.Pius IX pada 1931.

5. Jelaskan secara singkat Tugas Hirarki Gereja (Paus dan Uskup) adalah Ibunda dan
Guru/Pengajar dalam Ensiklik Mater et Magistra oleh P.John XXIII 1961.
JAWAB

1. Kegiatan manusia, baik perorangan maupun kolektif, yaitu usaha


raksasa yang dari zaman ke zaman dikerahkan oleh banyak orang
untuk memperbaiki kondisi hisup manusia. Usaha manusia itu sama
dengan rencana Allah dan kemenangan-kemenangan bangsa
manusia menandakan keagungan Allah

Kerja manusia itu luhur, juga kerja para buruh. Dalam usaha-usaha
ekonomi kerja manusia lebih unggul dari pada faktor ekonomi
bersifat sarana. Oleh karena itu harus diusahakan kondisi kerja
yang sesuai dengan martabat manusia, upah yang memadai, dan
partisipsi karyawan dalam menentukan perusahaan dan ekonomi
nasional.

Manusia adalah makhluk sosial. Nilai-nilai dan kebenaran


fundamental mengenai manusia merupakan dasar untuk hidup
bermasyarakat. Masyarakat adalah pertemuan antar pribadi
manusia yang mempunyai kebebasan. Asas yang mempersatukan
masyarakat adalah solidaritas. Kita hanya dapat hidup dan
berkembang dalam kebersamaan. Masing- masing orang
bertanggung jawab atas kepentingan bersama dan semua orang
bersama-sama bertanggung jawab atas masing-masing warga.

Konsili menekankan kewajiban kita terhadap saudara-saudara yang


membutuhkan bantuan dan yang seharusnya ditolong.

2. Arti ajaran sosial gereja sebagai koinonia dan diakonia yaitu

Persekutuan (koinonia)
Berarti ikut serta dalam persaudaraan sebagai anak- anak Bapa dengan pengantaraan
Kristus dalam kuasa Roh Kudus-Nya. Sebagai orang beriman, kita dipanggil dalam
persatuan erat dengan Allah Bapa dan sesama manusia melalui Yesus Kristus, Putera-
Nya, dalam kuasa Roh Kudus. Melalui bidang karya ini, dapat menjadi sarana untuk
membentuk jemaat yang berpusat dan menampakkan kehadiran Kristus. Hal ini
berhubungan dengan cura anima (‘pemeliharaan jiwa-jiwa’) dan menyatukan jemaat
sebagai Tubuh Mistik Kristus. Oleh karena itu, diharapkan dapat menciptakan
kesatuan: antar umat, umat dengan paroki/keuskupan, dan umat dengan masyarakat.
Paguyuban ini diwujudkan dalam menghayati hidup menggereja baik secara teritorial
(Keuskupan, Paroki, Stasi / Lingkungan, keluarga) maupun dalam kelompok-
kelompok kategorial yang ada dalam Gereja.

Pelayanan (Diakonia)
Yesus datang untuk melayani bukan dilayani. Sebagai murid Kristus, kita juga harus
mengambil sikap untuk melayani, bukan dilayani. Saling melayani, prinsip dasar
kehidupan gereja, itulah panggilan gereja menurut hidup Kristus. Pelayanan dalam
perwujudan iman kristiani adalah dengan mengikuti jejak Kristus. Pelayanan dalam
hal ini adalah kerjasama, tolong menolong, saling membantu, menyadari, dan
menghayati bahwa kemerdekaan adalah kesempatan untuk melayani sesama yang
tercapai dalam kebersamaan dan persaudaraan.
Ciri-ciri pelayanan :
 Ciri religius, pelayanan mempunyai dasar dalam ketaatan kepada Allah Sang
Pencipta (HK. Kasih 1). ”Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati”
 Kesetiaan pada Kristus sebagai Tuhan dan Guru, Pelayanan merupakan wujud
konkrit untuk memberi teladan bahwa kita adalah murid Kristus.

3. Empat masalah sosial yang dihadapi gereja sepanjang masa:


a. Masalah peperangan.
b. Masalah kemiskinan.
c. Masalah ketidakadilan sosial.
d. Masalah perusakan lingkungan.

4. Prinsip subsidiaritas dimunculkan dalam Ensiklik Quadragesimo Anno yang


mengatakan bahwa apa yang dapat dikerjakan oleh individu atau kelompok kecil,
masyarakat tidak boleh mengambil alih. Setiap usaha kemasyarakatan bersifat
subsidier, yaitu mendukung anggota-anggota masyarakat, bukan menghancurkannya.
Lembaga masyarakat hanya memberikan bantuan untuk memberdayakan individu
agar dapat melakukan tanggungjawabnya dengan baik (Komisi Kepausan untuk
Keadilan dan Perdamaian, 2009: 126-127).

Dasar prinsip ini adalah pengakuan bahwa setiap orang bertanggung jawab terhadap
dirinya sendiri. Setiap orang memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Hal
yang sama juga berlaku untuk lembaga atau komunitas. Selama tanggung jawab
mampu diemban dengan baik oleh individu atau komunitas tersebut, individu lain dan
lembaga lain tidak boleh campur tangan atau pun mengambil alih tanggung jawab.

Prinsip ini melindungi orang dari penyalahgunaan wewenang oleh lembaga yang lebih
tinggi dan meminta lembaga yang sama untuk membantu individu dan komunitas di
bawahnya agar dapat memenuhi kebutuhannya.

5. Tugas Hirarki Gereja (Paus dan Uskup) adalah Ibunda dan Guru/Pengajar dalam
Ensiklik Mater et Magistra oleh P.John XXIII 1961 yaitu Ensiklik ini hendak
mengarahkan pandangan pada campur tangan negara dalam hal memperhatikan
orang-orang yang berkekurangan. Paus Yohanes XXIII mau membahas
perkembangan sosial dan pembangunan masyarakat dalam terang iman kristiani.
Menurutnya, yang menjadi ciri khas masyarakat moderen adalah “sosialisasi”, artinya
bahwa kini banyak orang terjaring dalam hubungan sosial yang makin meluas serta
makin rumit dan erat, makin banyak institusi sosial yang mengikat dan orang berada
dalam kewajiban yang majemuk. Ikatan sosial yang sungguh manusiawi mesti dijiwai
oleh kasih yang selalu menghargai masing-masing pribadi. Karena itu yang menjadi
asas dasar setiap tata sosial yakni: manusia adalah dasar, sebab dan tujuan segala
lembaga sosial.

Anda mungkin juga menyukai