Anda di halaman 1dari 5

Kharista Nandakirana (18/426636/EK/21967)

Ujian Akhir Semester

Agama Katolik 2

FEB UGM

1. Sebut dan jelaskan fungsi psikologi terhadap perkembangan rohani umat Allah.
Psikologi memiliki 3 fungsi:
1. Fungsi menjelaskan= Psikologi berfungsi menjelaskan tentang bagaimana, apa
dan mengapa kejadian itu terjadi.
2. Fungsi memprediksi= Psikologi berfungsi sebagai predictor atau penerawang
suatu kejadian akan bagaimana dan mengapa kejadian itu dapat terjadi.
3. Fungsi Pengendalian= Psikologi berfungsi mengendalikan sesuatu agar terjadi
sesuai yang diinginkan.

Dalam perkembangan rohani, psikologi juga memiliki manfaat:


- Menanamkan cara berpikir positif
- Menanamkan kecerdasan kreatif & emosional
- Membangun kecerdasan spiritual
-Menjadi penyelamat, pendamai dan social control
- Memupuk Solidaritas

2. Sebut dan jelaskan minimal 3 (tiga) tantangan-tantangan serta usaha-usaha untuk

membangun persaudaraan sejati antar pemeluk agama-agama di Indonesia.

1) Usaha untuk Menghindari Kerusuhan:

a) Mengupayakan agar tidak memanfaatkan agama dalam kepentingan ekonomi dan politik.

b) Menjauhkan diri dari provokasi yang muncul akibat fanatisme.

c) Mencegah pencemaran terhadap pencemaran symbol agama manapun


2) Usaha Positif dalam dialog antar agama

a). Dialog kehidupan

Dalam hidup, kita tidak sendirian, kita hidup dan tinggal bersama dengan berbagai umat
beragama. Untuk menciptakan dialog kehidupan, kita perlu mendukung dan membantu satu
sama lain sebagai tuntutan iman kita dan toleransi antar umat

b). Dialog karya

Untuk menciptakan dialog karya, kita harus aktif bekerjasama dalam kegiatan sosial dan
masyarakat untuk lebih mengenal dan menghargai umat beragama lain demi kepentingan
yang lebih luas dan luhur.

c). Dialog Iman

Untuk menciptakan dialog iman, kita dapat saling memperkaya iman walaupun kita berbeda
agama. Walaupun berbeda, namun banyak sekali kesamaan visi misi serja ajaran iman serta
perjuangan yang sama. Sebagai umat katolik yang beriman, kita dapat saling belajar dan
meneguhkan satu sama lain, serta kita dapat memberikan kesaksian iman tentang bagaimana
kita menghayati nilai injil seperti cinta kasih, solidaritas, pengampunan, permaafan,
kebenaran, kejujuran, dan perdamaian

3. a. Apa panggilan Gereja yang utama di masa pandemi ini? Mengapa?

Gereja harus melihat pandemi ini sebagai sebuah rahmat dan pewahyuan, bukan hanya
negativitas Kita diajak Tuhan untuk mewujudkan panggilan gereja dengan menunjukan
harapan kepada orang – orang yang kehilangan harapan serta orang miskin dan mereka yang
sedang kesusahan akan kebaikan Tuhan dengan segala macam bentuk kemurahan hati dan
juga semangat untuk berjuang bersama. Pandemi ini kita kembali diajak Tuhan untuk
menunjukkan bahwa apa Tuhan itu Sang Kebaikan yang utama dan sempurna dan Dia akan
terus mencari kita memberi kita harapan dan Gereja sebagai sebagai tubuh Kristus harus
mewujudkan itu di dalam dunia ini Gereja adalah sarana untuk mengembangkan Kerajaan
Allah maka Gereja harus selalu memperbaharui dirinya supaya dapat menjalankan
peranannya dalam situasi yang selalu berubah.

b. Apakah agama masih relevan di masa depan? Mengapa?

Masa depan agama itu ditentukan oleh orang-orang beragamanya. Jadi kalau yang
ditunjukkan adalah wajah agama yang liar, keras dan kaku, tentu saja akan ditinggalkan oleh
banyak orang terutama orang muda. Kita memang orang berdosa, punya kekurangan dan
selalu tak sempurna. Namun, kita masih bisa mengatakan agama punya masa depan, dengan
orang-orang muda yang akan dengan senang menerima apa yang diwariskan kepada mereka.
Kita adalah masa depan dan juga masa sekarang dari gereja. Gereja ada bukan untuk dirinya
sendiri, tetapi untuk melayani sesamanya.

c.Apa peranku sebagai generasi muda untuk membangun Gereja dan bangsa Indonesia?

Sebagai generasi muda ,terdapat 5 tugas luhur dalam Gereja yang dapat diterapkan, yakni:

1) Liturgia ( menguduskan)
2) Kerigma ( mewartakan kabar baik kepada sesamanya)
3) Koinonia (persekutu sama dengan yang lainnya)
4) Diakonia (melayani)
5) Martiria (memberi kesaksian)

Selain dogma, Gereja juga memiliki ajaran tersendiri terhadap keadilanterhadap sesama
khususnya mereka yang kurang diperhatikan, yaitu dengan Ajaran Sosial Gereja. Gereja
menaruh perhatian khusus pada masalah- masalah sosial. Ajaran sosial Gereja membahas 4
tema besar yang berpusat pada masalah pokok tentang keadilan, yang bertujuan untuk

1). Menghargai pekerjaan dan agar setiap orang mendapat pah yang wajar

2). Hidup bermasyarakat dan bersosial diatur secara demokratis

3). Mengatasi kesenjangan sosial

4). Mengakhiri penindasan dan memajukan pembebasan.


Generasi muda dapat berpartisipasi aktif membangun Indonesia sesuai dengan Ensiklik-
Ensiklik Ajaran Sosial Gereja. Beberapa diantaranya adalah:

- Ensiklik Pacem in Terris ( Damai di bumi ) Paus Yohanes XXIII, tahun 1963.
Ensiklik ini berlandaskan pada hak – hak asasi manusia. Sebagai generasi muda,
sudah menjadi kewajiban untuk mengakui dan menghormati hak asasi manusia.
Sebab, pengakuan akan hak asasi manusia merupakan syarat mutlak untuk hidup
bersama dalam damai, baik dalam masyarakat dan negara maupun dalam
hubungan antarnegara dan bangsa.

- Ensiklik Sollicitudo Rei Sosialis (Keprihatinan Sosial) Paus Yohanes Paulus II,
tahun 1987.
Lewat ensiklik ini, Paus Yohanes Paulus II mengangkat kembali tema
pembangunan dan perkembangan. Penindasan dan eksploitasi menghalangi
segala perkembangan. Generasi muda harus berpartisipasi dalam membangun
Indonesia dan menolong sesame yang membutuhkan untuk melawan kemiskinan
dan memajukan perkembangan.

- Ensiklik Evangelii Nuntiandi ( Pewartaan Injil ) Paus Paulus VI, tahun 1975
Ensiklik ini menyoroti masalah sosial serta kesejahteraan umat manusia, seperti
kelaparan, penyakit menahun, buta huruf, dan kemiskinan, Generasi muda harus
peka dalam masalah yang menyerang kesejahteraan manusia yang ada di
Indonesia. Ensiklik ini juga banyak berbicara masalah gejala masyarakat moderen
mencakup keserakahan, sikap memburu kenikmatan, nafsu berkuasa,
diskriminasi di segala bidang.
Referensi

2016. PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK untuk Perguruan Tinggi. 1st ed. Jakarta:
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai