Anda di halaman 1dari 4

Nama : SHENLY IRENSYE TITARSOLE

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Teologi


Kelas :B

Jawab:
1. Yang dimaksud teologi adalah “wacana (ilmiah) mengenai Allah. Definisi dalam KBBI
merumuskan “teologi” sebagai “pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat-sifat Allah,
dasar-dasar kepercayaan kepada Allah dan agama terutama berdasarkan pada kita-kitab
suci). Teologi implisit (tersirat) yang mewujud dalam bentuk refleksi yang tidak
konsisten, tidak terstruktur secara ilmiah atau kritis. Teologi ini merupakan reaksi orang
percaya atas karya Allah yang diterima dalam iman. Teologi eksplisit (tersurat) adalah
ilmu teologi yang bersifat logis, konsisten dan kritis. Teologi implisit dan eksplisit
mempunyai keterkaitan, jika teologi eksplisit ingin melayani jemaat kristen maka teologi
ini diperlukan untuk memahami teologi implisit sebab dalam teologi implisit terdapat
hikmat, iman, pengharapan dan kasih.

2. Pengalaman dalam hidup saya yang penting bagi spiritualitas saya adalah ketika saya
bersama mama saya mengalami kecelakaan beruntun di Desa Halong, Ambon sekitar 5
tahun lalu. Yang menjadi awal mula saya dan mama saya percaya bahwa Tuhan itu
berkuasa atas maut. Pada saat itu saya masih duduk di bangku SMP kelas 1 dan jarang
sekali ke gereja untuk beribadah, beribadah pun hanya pada saat tertentu. Ketika insiden
itu terjadi saya menyadari bahwa Tuhan sayang kepada saya, ketika saya sembuh saya
sangat aktif dalam mengikuti kegiatan ibadah yang sesuai dengan jenjang saya, saya
percaya Tuhan selalu bersama saya.

3. Kita sebagai orang Kristen dapat memberi suatu sumbangan pada perkembangan,
spiritualitas sesama manusia dan suatu dasar alkitabiah yang penting untuk bisa hidup
bersama sesama manusia dengan latar belakang agama lain. Melalui komunikasi seorang
manusia dengan orang yang berkeyakinan lain maka kita dapat mengetahui apa yang
terjadi saat ini di bagian lain di dunia ini. Sebagai orang Kristen dapat merefleksikan
nilai dan makna dari agama-agama lain bagi kita. Untuk hal itu dibutuhkan sebanyak
mungkin informasi tentang agama-agama lain, maka refleksi itu hanya bisa jalan dengan
baik dalam pertemuan dengan orang beragama lain, dalam dialog. Melalui dialog itu
spiritualitas kita, kepribadian kita, akan dipengaruhi.

4. Apakah dalam gereja anda pengaruh reformasi abad ke 16 masih dirasakan? Jika ya,
jelaskan pengaruh itu!
Jawab:
5. Teologi feminis adalah gerakan teologi yang bersama-sama melakukan perubahan ke
arah yang lebih baik dalam hal keadilan sosial bagi perempuan. Teologi feminis berusaha
untuk melihat kekayaan dan keterbatasan dari Alkitab dan literatur Kristen, serta
berusaha untuk memberikan perubahan pemikiran, baik di Gereja maupun dalam institusi
akademis. Ide pokok dalam teologi feminis adalah keberatan terhadap tradisi kekristenan
tentang hubungan antara perempuan dengan keilahian. Teolog-teolog feminis
berpendapat bahwa perempuan dapat menggambarkan Allah, baik secara penuh maupun
terbatas, sama seperti Allah yang digambarkan melalui laki-laki.

6. Yang menarik bagi saya dari bab ini yaitu pada bagian Teologi Feminis, mengapa
demikian? Karena pada akhir tahun 1960-an, di Amerika Utara terjadi semacam
kebangkitan gelombang feminis yang dimana banyak perempuan ingin dibebaskan dari
peranannya sebagai subordinasi kaum laki-laki. Demikian juga dalam gereja dan teologi
(baik protestan maupun katolik), kaum perempuan mengajukan pertanyaan mengenai
peranannya. Mereka mempersoalkan muatan alkitab yang menekankan kekuasaan kaum
laki-laki atau bapak (pater). Selain itu mencuat pertanyaan apakah Allah juga
mempunyai ciri-ciri keibuan?. Kedudukan yang setara antara laki-laki dan perempua
digumuli.

7. Dalam kerangka teologi kontekstual, saya merasa tertarik pada Bidang historika, karena
bidang historika merunut sejarah umat Allah dalam Alkitab (PL) dan Gereja sejak Yesus
Kristus [PB]. Bidang Historika membahas awal mula, perkembangan, dan penyebaran
Agama yang sejati dan juga semua Doktrin, organisasi, dan kebiasaannya. Di dalamnya
termasuk juga Sejarah Alkitab, Sejarah Gereja, Sejarah Pekabaran Injil, sejarah Ajaran
dan sejarah Pengakuan Iman.

8. Tentukan suatu pokok pergumulan dalam gereja atau jemaat anda dan pikirkanlah
bagaimana ilmu teologi dapat menyumbangkan jalan penyelesaiannya.
Jawab:
Pokok pergumulan dalam gereja atau jemaat saya yaitu : permasalahan soal penggunaan
Black Magic di dalam jemaat. Jalan yang dapat diberikan sebagai penyelesaiannya yaitu:
peranan konteks dalam bidang umum. Ilmu teologi selalu berkembang dalam konteks
tertentu. itu berarti ilmu teologi akan selalu berhubungan dengan ilmu-ilmu lain yang
juga memberi perhatian kepada sejarah hidup manusia. Dalam gereja atau jemaat saya
selalu melakukan pergumulan setiap hari jumat malam dalam rumah tuhan, menyerahkan
segala persoalan yang terjadi dalam jemaat.
9. Tentukan juga suatu pokok pergumulan dalam tempat tinggalmu dan pikirkanlah
bagaimana ilmu teologi dapat menyumbangkan jalan penyelesaiannya.
Jawab:
Di dalam tempat tinggal saya yang selalu menjadi pokok pergumulan yaitu penggunaan
Miras terutama bagi kaum remaja dan para pemuda. Ilmu teologi yang dapat digunakan
sebagai pemberi jalan keluar yaitu: konteks dalam bidang umum. Dimana bidang umum
bertemu dengan partner (mitra) dialog. Dikatakan sebagai mitra dialog karena terjadi
proses timbal balik, proses saling belajar.

10. Prinsip 4 TEF berbunyi: “suatu program kontekstualisasi teologi di dunia ketiga akan
mempunyai prioritas-prioritas sendiri”. Menurut anda, prioritas mana yang sangat
mendesak dalam jemaat di mana anda menjadi anggotanya?
Jawab:
Adaptasi
Model ini berbeda dengan model akomodasi. Model ini tidak mengasimilasikan unsur
budaya dalam nilai-nilai Kristiani. Model ini menggunakan bentuk atau pemahaman
yang ada dalam suatu budaya untuk menjelaskan suatu pemahaman dalam
kekristenan.Tujuan dari model ini adalah untuk mengekspresikan dan menerjemahkan
Alkitab dalam istilah setempat (indigenous terms). Hal ini dilakukan agar istilah Kristiani
tersebut dapat dipahami oleh suatu masyarakat dengan konteks yang berbeda.

11. Apakah prinsip 4 ini hanya berlaku di dunia ketiga?


Jawab:
Menurut saya Ya. Karena TEF pertama kali dimunculkan pada Ghana Assembly of the
International Missionary Council. Sidang ini membahas isu yang berkaitan dengan
pendidikan teologi (Ministry in Context : The Third Mandate Programme of the
Theological Education Fund (1970-1977) . Dalama abad ke 20, peran Badan yang
disebut : Theological Education Fund (TEF)= Komite Dana Pendidikan Teologi, atau
kini telah beruba menjadi Program untuk Pendidikan Teologi (Programme of
Theological Education), dilingkungan gerakan oikumenis perannya sangat menonjol.
TEF Sangat penting bagi pengembangan ilmu teologi di dunia ketiga. Pada tahun 1972,
Mengeluarkan pernyataan yang menjelaskan istilah kontekstualisasi.
“Kontekstualisasi berkaitan dengan bagaimana kita mengenal kekhususan dari konteks
Dunia Ketiga”. Pada tahun 1972, Mengeluarkan pernyataan yang menjelaskan istilah
kontekstualisasi.
12. carilah contoh bagaimana injil merupakan konfirmasi terhadap kebudayaan anda
Jawab:
Injil dan kebudayaan adalah dua hal yang sangat berbeda, Injil mengacu pada hal religius
(keagamaan) namun kebudayaan lebih mengacu ke hal sekuler (duniawi) namun
walaupun berbeda, kedua hal ini memiliki hubungan yang sangat erat. Pada saat Injil
diberitakan, maka budaya ikut ambil bagian dalam pekabaran Injil tersebut, setiap
pekabar Injil (misionaris) dituntut untuk mengerti tentang budaya suatu masyarakat. pada
saat para misionaris mengabarkan Injil maka mereka diperhadapkan kepada berbagai
macam keanekaragaman budaya, mulai dari bahasa, cara hidup, kebiasaan, dan
sebagainya.
para misionaris perlu mengetahui hal tersebut, agar Injil yang mereka sampaikan itu
mudah menembus masyarakat yang akan mereka Injili, pada kenyataannya banyak para
misionaris yang berhasil dalam penginjilannya karena mereka menguasai terlebih dahulu
daerah maupun masyarakat yang hendak mereka tuju, (Ilmu yang mempelajari hak
tersebut adalah Antropologi, dan diberikan sebagai mata kuliah mahasiswa
Theologia) sebagai contoh pada saat Injil masuk ke Pulau Nias (Bagian barat Pulau
Sumatra) Denninger (missionaris pertama di Nias) mempelajari bahasa dan tata serta
cara hidup masyarakat setempat, sehingga penginjilannya di Nias berhasil dan saat ini
masyarakat Nias 90% Kristen, inilah bukti bahwa penginjilan berbasis pada penyesuaain
kebudayaan akan berhasil.

13. carilah contoh bagaimana injil merupakan konfrontasi terhadap kebudayaan anda
Jawab:
konfrontasi dimaknakan sebagai persentuhan atau kondisi berhadap-hadapan (vis a
vis) antara kekristenan dengan lingkungan sosial politik Romawi pada awal munculnya.
Konfrontasi dapat berakibat pada penolakan, yaitu reaksi negatif suatu lingkungan baru
terhadap unsur yang dianggap baru, baik melalui cara-cara ‘lunak’ maupun ‘keras’.

Anda mungkin juga menyukai