Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PERKENALAN
A. Pentingnya Perkenalan
Setiap anggota katolik adalah anggota Gereja yang dipersatukan oleh iman dan permandian yang
sama. Kehidupan Gereja secara lokal terwujud di dalam persekutuan hidup umat katolik dalam satu paroki.
Sedangkan persekutuan hidup yang lebih kecil lagi terjadi di dalam lingkungan. Penyelenggara kehidupan
linkungan dipercayakan kepada umat didalam lingkungan itu sendiri, dibawah pengurus lingkungan. Maka
dari itu pengurus lingkungan/ketua lingkungan/ketua kring tidak boleh menjadi penghalang untuk kehidupan
Kristiani dalam lingkungan itu dengan bertindak sebagai kontroler dan penguasa. Pengurus kring adalah
penjiwa, sedangkan penyelengara dari kehidupan kristiani dalam lingkungan adalah umat lingkungan itu
sendiri. Hubungan antara umat dalam suatu lingkungan dengan para pengurus lingkungan adalah hubungan
persekutuan. Untuk mewujudkan hubungan tersebut pengurus lingkungan harus benar-benar berjumpa
dengan umatnya. Dalam perjumpaan itu ia mewujudkan karya keselamatan dan mewujudkan Kristus
dilingkungannya, untuk itu pengurus lingkungan perlu mengenal umatnya.

B. Pengertian Perkenalan
1. Pengertian Secara Umum
Perkenalan secara umum yaitu suatu proses atau usaha untuk memahami identitas orang, baik secara
pribadi maupun hubungan sosialnya dengan mengadakan kontak dengan umat/subyek yang akan
dikenal.
2. Pengertian Secara Khusus
Perkenalan secara khusus adalah suatu proses/usaha dari pekerja pastoral untuk memahami identitas,
kebutuhan, masalah, potensi umat baik secara pribadi maupun kelompok sehubungan dengan tugas
Gereja dalam masyarakat, sambil mengadakan kontak dengan umat, baik secara pribadi maupun
kelompok.

C. Dasar-Dasar dari perkenalan


1. Dasar Biblis
Di dalam kitab suci, hubungan antara Tuhan dengan umatnya digambarkan dengan sebuah
gambaran gembala dengan domba-dombanya. Tuhan sebagai gembala dan bangsa Israel sebagai domba-
dombanya. Dengan permandian kita diikutsertakan dalam fungsi kegembalaan. Hal ini bukan karena kita
memang pantas untuk menjadi gembala. Oleh karena itu cara kita menjalankan fungsi penggembalaan
yang dipercayakaan kepada kita senantiasa harus selaras dengan cara Allah sendiri di dalam
menggembalakan domba-domba.
Yesuslah gembala yang baik, gembala utama, pernyataan ini ditegaskan sendiri oleh yesus.
”AKULAH GEMBALA YANG BAIK DAN AKU MENGENAL DOMBA-DOMBAKU DAN DOMBA-
DOMBAKU MENGENALAKU”. (Yoh 10-14) dalam pernyataannya ini ditegaskan sendiri oleh yesus,
“Akulah Gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal
Aku“ (Yoh 10:14). Dalam peryataannya ini Yesus mengajarkan kepada kita, bahwa kita yang
mengambil fungsi kegembalaan dari Allah sendiri, harus menjadi gembala yang baik, seperti Allah
sendiri.
Untuk menjadi gembala yang baik maka di perlukan syarat:
a. Gembala mengenal domba-dombanya.
Mengenal disini tidak hanya dalam arti mengenal nama dan jumlahnya saja, tetapi lebih dari itu
juga harus mengenal sikapnya/sifatnya, pandangannya, kebutuhannya, masalahnya, cita-cita, dsb.
Dengan mengenal lebih mendalam terhadap domba-domba ini, maka gembala akan bertindak lebih
bijaksana sesuai dengan situasi dan kondisi dari domba-domba yang dipercayakan kepadanya.
b. Domba-domba mengenal gembalanya.
Pengenalan domba terhadap gembalanya ini bukan karena takut atau adanya paksaan tetapi karena
domba-domba mencintai gembalanya, gembala dianggap mampu membimbingnya, menuntun
setiap langkah hidupnya dan menjadi pelindung dikala ada bahaya.
2. Dasar penggembangan kelompok.
Berdasarkan prinsip pengembangan kelompok dapat dikemukakan disini, bahwa lingkungan sebagai
suatu komunita akan berkembang jika orang yang hidup di dalamnya saling mengenal, baik kebutuhan,
masalah, pola harapan kemampuan serta kesediaannya. Berdasarkan atas pandangan ini lingkungan atau
kring dapat diperkembangkan dengan memperkuat perkenalan di dalam lingkungan atau kring itu.
Kring/lingkungan adalah kelompok orang yang hidup bersama dan bersaudara di dalam Kristus.

D. Maksud Dan Tujuan Perkenalan


Adapun maksud dan tujuan perkenalan dalam pekerjaan pastoral adalah sebagai berikut:
1. Memperkenalkan diri dengan umat serta mengenal umat sebagai petugas dan binaan.
2. Untuk mendapatkan keykinan mengenai kebaikan dari umat dan keharusan dari pembinaan serta
kesadaran mengenai peranan dari bermacam-macam subyek di dalamnya.
3. Untuk menggerakkan tenaga-tenaga yang ada di lingkungan supaya aktif membantu usaha pembinaan
pastoral yang diadakan jika berpotensi dan memiliki kemampuan.
4. Untuk menemukan identitas kelompok atau perorangan di mana dapat diketahui kebutuhan-kebutuhan,
masalah-masalah, untuk kemungkinan-kemungkinan membuka kerjasama yang pokok dalam usaha
pastoral.
E. Bentuk - bentuk Perkenalan
1. Perkenalan antar pengurus
Supaya suatu lingkungan, stasi, organisasi dapat berjalan sesuai dengan program yang telah disusun dan
dapat terjadi kekompakan didalam kelompok maka yang pertama-tama perlu saling mengenal adalah
pengurus lingkungan, organisasi itu sendiri sebab keberhasilan suatu organisasi baik teritorial
(bagian) maupun kategori sangat ditentukan oleh pengurusnya. Jika pengurus baik maka organisasi atau
lingkungan baik pula, tetapi jika pengurus bobrok maka organisasi atau lingkungan akan bobrok pula.
Itulah sebabnya di antara pengurus lingkungan dan organisasi itu harus saling mengenal secara
mendalam dan menerima mereka apa adanya.

2. Perkenalan antara pengurus lingkungan/organisasi dengan warga/anggota


Untuk menghidupkan suatu lingkungan/organisasi maka para pengurus pula harus mengenal
warganya/anggotanya masing-masing. Pengurus harus mengetahui kebutuhan dan nasalah-masalah dari
warganya, lagi pula karena warganya adalah warga yang berkarya, maka pengurus juga harus mengenal
potensi, kemampuan dan kesediaan mereka untuk menjalankan karya pastoral. Jikalau pengurus
lingkungan/organisasi tidak mengetahui kebutuhan, masalah, potensi dan kemampuan dari umatnya,
maka sulit untuk membimbing warganya. Sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari mereka, sebab
mereka (para pengurus) seorang asing bagi warga lingkungan/organisasi itu.

3. Perkenalan antar warga


Perkenalan ini bukan hanya perkenalan antara pengurus-pengurus lingkungnan dengan anggotanya, akan
tetapi juga perkenalan antar anggota. Seringkali perkenalan diartikan secara sempit yaitu pengurus
lingkungan mengenal domba-dombanya dan tidak memperhatikan saling mengenal diantara warga
lingkungan. Pengurus linkungan perlu berusaha agar warga kring saling mengenal, justru kalau warga
saling mengenal ada kemungkinan timbul kelompok yang lebih premair lagi yaitu keluarga-keluarga.
Umpamanya karena muda-mudi katolik di dalam lingkungan saling bertemu, saling mengenal dan
mungkin saling jatuh cinta, maka pemuda katolik akan kawin dengan pemudi katolik, sehingga akan
terbentuk keluarga-keluarga katolik, tetapi kalau mereka tidak pernah saling mengenal dan hidup dalam
komunitas lain, dengan sendirinya pembentukan kelompok yang lebih besar juga terjadi di luar kancah
gereja dan kring. Perkenalan komunita memerlukan perkenalan, sehingga perkenalan antar warga perlu
juga diadakan, umpamanya ada perkenalan putra dan putri, perkenalan antara orang yang mempunyai
profesi sama. Pengurus lingkungan perlu mencari kesempatan atau usaha yang lebih mengenal antara
warga yang satu dengan warga yang lainnya yang lebih mempererat hubungan antar sesama.

F. Hal-hal yang perlu dikenal


1. Sifat/sikap.
Yang dimaksud dengan sifat/sikap adalah watak dari orang yang anda ajak kenalan sewaktu dia
menghadapi perkenalan saudara.misalnya:
a. ramah c. penuh perhatian e. tertutup g. apatis i. banyak bicara
b. tidak ramah d. acuh tak acuh f. Terbuka h. berminat j. pendiam dsb.
2. Pandangan
Yang dimaksud disini adalah pandangan/prinsip hidup seseorang yang
menyangkut/menyatakan pribadi serta cara hidupnya, misalnya:
a. kondervatif d. ekonomi g. demokratis j. politis
b. progeresif e. intelek h. liberal k. seni
c. moderen f. teknis i. sosial l. religius,dsb.
3. Kebutuhan
Adapun yang dimaksud dengan kebutuhan disini adalah apa yang diperlukan untuk hidup layak sebagai
anggota gereja, orang Kristiani dan manusia ciptaan Tuhan. Kebutuhan-kebutuhan ini misalnya:
a. Kebutuhan-kebutuhan umum:
1). pendapatan/hak milik 4). perumahan 7). pendidikan 10). kebudayaan
2). pekerjaan 5). kesehatan 8). usia lanjut 11). politik, dsb.
3). konsumsi 6). keluarga 9). keamanan
b. Kebutuhan-kebutuhan pastoral:
1). Ekumene 5). Doa 9). Keadaan sosial 13). Kebudayaan
2). Ascese &mistik 6). Pengrasulan 10). Pek.past 14). Pendidikan
3). Katekese 7). Panggilan 11). Pengrasulan jabatan
4.). Pembentukan pribadi 8). Liturgi 12). Keluarga & perkawinan

Kebutuhan ini merupakan hal yang harus dipenuhi. Untuk dapat memenuhinya maka pertama-tama
kebutuhan itu harus ditemukan terlebih dahulu. Untuk dapat menemukan kebutuhan-kebutuhan yang ada,
dapat ditempuh dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut:
a. Dengan mengadakan kunjungan terhadap orang-orang/anggota.dengan mendengarkan keluhan
mereka.
b. Dengan mengadakan musyawarah atau pembicaraan bersama anggota kelompok pada kesempatan-
kesempatan tertentu, misalnya pertemuan anggota, pengurus, doa lingkungan dan sebagainya.

4. Masalah
Masalah ini erat kaitannya dengan kebutuhan, sebab masalah itu justru timbul jika kebutuhan yang di
dalam usaha pemenuhannya mengalami hambatan-hambatan dan kesulitan-kesulitan dan bahkan kadang-
kadang tidak dapat dipenuhi. Pada umumnya masalah juga merupakan hal yang sudah dimulai, tetapi tidak
terselesaikan. Umpamanya:
- umat membutuhkan doa bersama, akan tetapi tidak ada tempat yang dapat menampung mereka yang
hadir.
- umat membutuhkan kuburan yang aman tetapi tidak ada uang untuk membuat pagar.
- muda-mudi membutuhkan kegiatan olah raga tetapi sarana tidak ada atau sarana untuk membeli
peralatannya tidak tersedia.

Adapun masalah-masalah yang sering kali kita temukan didalam umat antara lain:
a. Masalah-masalah umum:
1). Pendapatan/hak milik 4). perumahan 7). pendidikan 10). kebudayaan
2). Pekerjaan 5). kesehatan 8). usia lanjut 11). politik dsb.
3). konsumsi 6). keluarga 9). keamanaan

b. Masalah-masalah pastoral:
1). Ekumene 6). Pengrasulan 11). Pengrasulan jabatan
2). Escese dan mistik 7). Panggilan 12). Keluarga dan perkawinaan
3). Katekese 8).Liturgi 13.Kebudayaan
4). Pembentukan kepribadian 9). Keadilan sosial 14.Pendidikan dan pengajaran
5). Doa 10). Pekerjaan pastoral 15.Basis komunitasi

Masalah-masalah ini perlu dipecahkan, tak ada gunanya untuk menunggu saja sebab masalah-masalah
menjadi kecenderungan makin menjadi besar jika di biarkan.ada masalah yang tidak begitu mendesak,
tetapi ada masalah yang begitu mendesak serta ada pula masalah yang amat mendesak, sehingga mudah
dipecahkan akan merugikan lingkungan secara besar-besaran atau gereja.jikalau masalah urgen tidak ada
jalan lain bagi pengurus wilayah kecuali memecahkannya. Umpamanya: masalah perkawinan diluar
gereja. Ini merupakan masalah yang tidak dapat ditunda pemecahannya.sebab dapat membahayakan iman.
Untuk menemukan masalah tidak begitu sulit, sebab lebih mudah kelihatan dari pada kebutuhan. Untuk
dapat menemukan masalah-masalah itu ada beberapa cara yang bisa ditempuh misalnya:
- Mendengarkan keluhan-keluhan dari warga lingkungan.
- Dengan menghubungi organisasi-organisasi paroki(yang lebih tinggi) untuk mengetahui masalah-
masalah yang mereka temukan.
5. Minat /cita-cita/harapan:
Yang dimaksud disini adalah sesuatu yang disenangi,diharapkan/dicita-citakan oleh orang-orang yang
saudara kenal, antara lain:
a. Minat/cita-cita/harapan umum:
1). Membaca 5). Bertani 9). Pers. 13). Pelayanan kesehatan
2). Olahraga 6). Beternak. 10). Angkatan Bersenjata 14). Pekerjaan Sosial dsb.
3). Kesenian 7). Berindustri 11). Kepegawaian
4). Berdagang 8). Perbengkelan 12). Perguruan

b. Minat / cita - cita / harapan pastoral :


1). Pengrasulan 3). Hidup Membiara 5). Katekis.
2). Doa 4). Rasul awam. 6). Imam dsb.

6. Pekerjaan /Kedudukan /status :


Yang dimaksud di sini ialah yang berhubungan dengan status/mata pencaharian, pekerjaan sehari-hari atau
usaha-usaha yang dijalankan oleh orang-orang yang saudara kenal. Lebih lanjut dapat dibedakan
mengenal tinggi rendahnya, luas sempitnya dari suatu pekerjaan atau jabatan tertentu.
Pekerjaan/kedudukan/status ini digolongkan sebagai berikut:
a. Pendidikan
1). Pendidik dasar (misalnya: Guru Tk , Kepala sekolah Tk , Guru SD, Kepala Sekolah SD).
2). Pendidik menengah ( misalnya: Guru SMP, Kepala sekolah SMP, Guru SMA, Kepala Sekolah
SMA).
3). Pendidik tinggi (misalnya: Dosen, Rektor, Maha Guru, Dekan, Asisten Dosen).
b. Pegawai
1). Pegawai Rendah
Misalnya: Pesuruh, tukang kebun, tukang sapu jalan, tukang sampah.
2). Pegawai menengah.
Misalnya: TU, Kepala bagian, sopir kantor, pamong praja, pengantar surat.
3). Pegawai tinggi
Misalnya: Kepala Jabatan, Kepala Perusahaan, Direktur, Bupati, dsb.
c. Buruh
1). Buruh kecil
Misal: Tukang becak, tukang cukur, buruh tani, Kuli bangunan.
2). Buruh menengah
Misal: Tukang kayu, tukang batu, tukang jahit, sopir taksi, bengkel.
d. Pengusaha
1). Pengusaha kecil (pedagang kaki lima, petani kecil, makelar)
2). Pengusaha menengah (pedagang, petani)
3). Pengusaha besar.
Misal: Komputer, eksportir, bangkir, real estate, pengusaha pelabuhan.
e. ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
1). Tamtama / Catam
2). Bintara / perwira menengah.
3). Perwira Tinggi.
f. Spesialisasi.
1). Dokter. 3). .Mantri 5). Dukun bayi / pijat 7). Jaksa
2). Perawat. 4). Bidan 6). Hakim 8). Wartawan
g. Budayawan/seniman
1). Pematung/pemahat 4). Pelukis 7). Penyanyi 10). Penari
2). Penyair 5). Dalang 8). Pemusik 11). Pemain film
3). Pengarang 6). Waranggana/sinden 9). Lawak

7. Fungsi dalam masyarakat:


Yang di maksudkan di sini adalah peranan seseorang di dalam masyarakat atau pengaruh seseorang di
dalam masyarakat di mana ia tinggal, berdasarkan hal tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Tingkatan masa umat
Dengan masa umat dimaksudkan di sini adalah anggota umat yang tidak mengetahui usaha pastoral
dengan jelas. Mereka tertarik karena alasan subyektif, adat atau perintah atasan. Mereka tidak
bergerak, tetapi sering di gerakkan dan mudah pasif. Mereka dijiwai dan dibimbing oleh orang-orang
yang mempunyai keinsafan yang lebih tinggi.

b. Peserta
Peserta adalah orang yang ikut usaha pastoral dengan pengertian mengenal usaha dan tujuan itu.
Mereka mempunyai keinsanan mengenai jalannya usaha yang mereka ikuti, usaha pastoral atas
pilihan yang di pertanggung jawabkan oleh mereka sendiri.

c. Aktivis
Aktivis adalah peserta yang aktif di dalam usaha yang tidak hanya insaf tetapi sanggup bekerja.
Mereka bersedia menjalankan hal-hal yang ditugaskan kepada mereka, tetapi mereka tidak ikut
bertanggung jawab penuh atas berhasilnya tugas yang dibebankan kepada merteka.

d. Penangun jawab
Penangung jawab adalah aktivitas yang mencapai tujuannya. Tanpa didorong mereka usahkan bahwa
segala tugas yang dibebankan kepada mereka diselesaikan.usaha-usaha dapat diselesaikan kepada
mereka.

e. Pemimpin
Pemimpin adalah tingkatan yang tertinggi dalam usaha pastoral. Mereka tidak hanya bertanggung jawab akan
tetapi berdasarkan atas iman, pengertian dan keinsafan menentukan perkembangan dan keaktifan seluruh usaha.
Pemimpin /pembimbing dan mengarahkan usaha tujuannya. Pemimpin mengetahui tujuan usaha konkrit. Ia
dapat menyesuaikan keaktifan dengan keadaan sosial yang selalu berubah. Ia menentukan jalan-jalan dan cara
kerja. Ia memberikan tugas-tugas kepada penangung jawab dengan mereka serta bekerja sama. Fungsi dalam
tingkatan ini dalam usaha berlainan. Fungsi dari masa umat ialah untuk menjadi dasar reseptip seluruh usaha
pastoral dan dasar potensial dari mana tingkatan lain berasal.

8. Peranan dalam gereja/pastoral:


Yang dimaksud disini adalah jabatan peranan seseorang dalam kegiatan pengembangan umat,baik dalam
suatu lingkungan/paroki maupun dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu, misalnya:
a. Pengurus dewan paroki/stasi/wilayah/lingkungan.
b. Pengurus organisasi katolik paroki/stasi/wilayah/lingkungan.
c Anggota wanita katolik
d. Anggota organisasi pemuda katolik.
e Anggota legio maria.
f. Anggota SSV.
g. Anggota Pangruktilaya.
h. Anggota ME.
i. Anggota kariamatik.
j. Katekis.
k. Guru agama katolik.
l. Guru sekolah minggu/remaku.
m. Guru katolik.
n. Umat katolik.
o. Rohaniwan/wati.

9. Kecakapan dalam hubungan dengan pekerjaan pastoral/potensi:


Didalam suatu lingkungan/organisasi tidak hanya ada kebutuhan dan masalah tetapi ada potensi, misalnya:
a. Koor. h. Memimpin umat.
b. Dirigent i. Mengajar agama katolik.
c. Memimpin doa j. Mempersiapkan ekristi/ubadat sabda.
d. Memberi renungan k. Penghubung pastoral.
e. Membaca/lektor l. Membimbing umat
f. Donatur m. Pekerjaan sosial/kariaktif
g. Pengerak umat.

Banyak dari kebutuhan lingkungan tidak terpenuhi dan masalah tidak terselesaikan karena potensi yang
ada didalam lingkungan/organisasi tidak dikenal.Dalam melaksanakan tugasnya pengurus
lingkungan/organisasi tidak bekerja sendirian, harus disamping pengurus lingkungan/organisasi masih ada
tenaga-tenaga baik individu atau kelompok-kelompok mempunyai kemampuan yang dapat
disumbangakan dalam kehidupan/organisasi. Orang-orang atau kelompok itu mempunyai potensi di dalam
lingkungan atau organisasi. Pengurus lingkungan atau organisasi jangan bekerja dengan berangapan
seolah-olah orang lain tidak ada atau tidak mampu menjalankan itu. Sebab pengurus
lingkungan/organisasi tidak mungkin bekerja sendiri.
Umat/kelompok yang potensial ini jangan dianggap saingan malahan mereka-mereka ini harus dilibatkan
di dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan didalam lingkungan/organisasi tersebut. Dengan melibatkan
mereka itu, maka kegiatan-kegiatan lingkungan akan ditangani oleh orang yang tahu dan bekerja dalam
bidangnya, sehingga lingkungan/organisasi akan hidup dan berkembang.

10. Kesediaan untuk tugas-tugas gereja:


Yang dimaksud disini adalah kerelaan seseorang untuk menyumbangkan tenaga/pikiran/materi,bagi
pengembangan umat, misalnya:
a. Bersedia untuk ikut didalam kelompok koor.
a. Bersedia untuk menjadi dirigent.
c. Bersedia mengajar umat.
d. Bersedia memimpin umat.
e. Bersedia memberi renungan.
f. Bersedia menjadi lektor.
g. Bersedia menjadi pengerak umat.
h. Bersedia menjadi penghubung pastor.
i. Bersedia membantu mempersiapkan perayaan ekaristi/ibadat sabda.

G. Contoh lembaran dan cara pengisiannya

PEDOMAN PENGISIAN FORMULIRPERKENALAN PASTORAL

I. Daerah dan Nama Petugas Pastoral.


Keuskupan : .......................................................................................................
Paroki : Isilah dengan nama/alamat/wilayah dimana anda betugas.
Wilayah/stasi : ...................................................................................................
Kring/Kelompok/Lingk. : ...................................................................................................
Nama petugas : Isilah dengan nama-nama prtugas pastoral.

II. Identitas Subyek Perkenalan


(Subyek perkenalan adalah orang yang diajak berkenalan/satu orang)
Nama : ...................................................................................................
Jenis kelamin : Cukup jelas.
Umur : ...................................................................................................
Alamat : ..................................................................................................

III. Hasil Perkenalan.


1. Sifat/sikap :
Yang dimaksud adalah bagaimana watak/perangai orang yang anda ajak
berkenalan sewaktu ia menghadapi perkenalan saudara.
2. Pandandangan : Pendapat/prinsip hidup seseorang yang menyangkut atau menyatakan pribadi
serta cara hidupnya.
3. Kebutuhan : Hal-hal mana yang di butuhkan/di perlukan oleh orang yang saudara kenal.
Kebutuhan ini meliputi :
a. Kebutuhan umat : Pekerjaan, pendidikan, dll.
b. Kebutuhan pastoral:doa bersama/ret-ret dsb.
4. Masalah : Hal-hal yang merintangi terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut. Misalnya;
idak ada waktu untuk berdoa, tidak berani kegereja karena miskin. Dapat pula
saudara tulis masalah yang memang perlu segera mendapat
penyelesaien/pemecahan.
1. Minat/cita-cita : Sesuatu yang disenangi, diharapkan atau dicita-citakan oleh orang yang anda
kenal. Misalnya: berdoa, membaca, senisuara, dsb.
6. Pekerjaan/kedudukan/Status:
Pengisian ini adalah berhubungan dengan: mata pencaharian, pekerjaan sehari-
hari atau usaha-usaha apa yang dijalankan oleh orang yang saudara kenal. Lebih
lanjut dapat dibedakan mengenai tinggi rendahnya/sempit luasnya pekerjaan
maupun jabatan tersebut.
Contoh: Bpk.Karto adalah termasuk pegawai menengah, pekerjannya adalah
tata usaha kantor sosial kabupatean.
7. Fungsi dalam masyarakat Sekitar:
Yang di maksud adalah perananan seseorang maupun pengaruhnya dalam
masyarakat dimana ia tinggal. Berdasarkan hal tersebut dapat diadakan
pengolongan sebagai berikut:
a. Pemimpin (Yang formal maupun non-formal)
Misal: Bapak pamong, Lurah, Carik, RT, RW.
Yang informal:kyai,sesepuh.
b. Penanggung jawab:
Golongan ini tidak termasuk pemimpin, akan tetepi biasanya duduk dalam seksi-
seksi atau kepengurusan suatu organisasi.
Misal: Ketua kesenian kampung, ketua pangruktilaya.
c. Peserta:
Orang-orang bukan pemimpin, akan tetepi ikut dalam kegiatan masyarakat.
d. Pengikut:
Orang-orang yang hanya sekedar ikut-ikut dan biasanya pasif.
e. Massa.
8. Peranan dalam gereja Atau pastoral:
Dimaksudkan adalah jabatan atau peranan seseorang dalam kegiatan
perkembangan umat paroki/kring.
9. Kecakapan dalam hubungan dengan pekerja pastoral:
Kemampuan/kealihan yang dimiliki oleh seseorang yang dapat disumbangkan
untuk pengembangan kehidupan umat.
Misal: cakap melatih koor, dapat memimpin doa, dsb.
10. Kesediaan tugas Grj : Kerelaan seseorang untuk ikut serta memyumbangkan tenaga/pikiran/materi
bagi pengembangan umat.

IV. Keterangan : Cukup jelas.

H. Penggolongan Hasil Perkenalan.


Perkenalan diadakan terhadap sejumlah orang dalam suatu lingkungan/organisasi tertentu. Pemilihan orang
yang akan dikenal ini harus dengan pertimbangan bahwa mereka dapat mewakili kelompoknya. Sehingga hasil
pengolahan dari perkenalan ini nanti dapat pula mewakili dari kelompok yang ada.
Supaya data dari hasil perkenalan itu mempunyai arti,maka harus diolah. Pengolahannya dengan memakai
kolom-kolom sebagai berikut:

1. Sifat/Sikap
No Sifat/Sikap Jumlah Prosentase

Jumlah

2. Pandangan
No Pandangan Jumlah Prosentase

Jumlah

3. Kebutuhan-Kebutuhan
No Kebutuhan Jumlah Prosentase

Jumlah
4. Masalah-Masalah
No Masalah Jumlah Prosentase

Jumlah

5. Minat/Cita-Cita/Harapan
No Minat/Cita-Cita/Harapan Jumlah Prosentase

Jumlah

6. Pekerjaan/Kedudukan/Status
No Pekerjaan/Kedudukan/Status Jumlah Prosentase

Jumlah

7. Fungsi Dalam Masyarakat


No Fungsi Dalam Masyarakat Jumlah Prosentase

Jumlah

8. Peranan Dalam Gereja/Pastoral


No Peranan Dalam Gereja/Pastoral Jumlah Prosentase

Jumlah

9. Kecakapan Dalam Hubungan Dengan Pekerjaan Pastoral


No Kecakapan Dalam Hubungan Dengan Pek. Past. Jumlah Prosentase

2
3

Jumlah

10. Kesediaan Untuk Tugas Gereja


No Kesediaan Untuk Tugas Gereja Jumlah Prosentase

Jumlah

Anda mungkin juga menyukai