PERKENALAN
A. Pentingnya Perkenalan
Setiap anggota katolik adalah anggota Gereja yang dipersatukan oleh iman dan permandian yang
sama. Kehidupan Gereja secara lokal terwujud di dalam persekutuan hidup umat katolik dalam satu paroki.
Sedangkan persekutuan hidup yang lebih kecil lagi terjadi di dalam lingkungan. Penyelenggara kehidupan
linkungan dipercayakan kepada umat didalam lingkungan itu sendiri, dibawah pengurus lingkungan. Maka
dari itu pengurus lingkungan/ketua lingkungan/ketua kring tidak boleh menjadi penghalang untuk kehidupan
Kristiani dalam lingkungan itu dengan bertindak sebagai kontroler dan penguasa. Pengurus kring adalah
penjiwa, sedangkan penyelengara dari kehidupan kristiani dalam lingkungan adalah umat lingkungan itu
sendiri. Hubungan antara umat dalam suatu lingkungan dengan para pengurus lingkungan adalah hubungan
persekutuan. Untuk mewujudkan hubungan tersebut pengurus lingkungan harus benar-benar berjumpa
dengan umatnya. Dalam perjumpaan itu ia mewujudkan karya keselamatan dan mewujudkan Kristus
dilingkungannya, untuk itu pengurus lingkungan perlu mengenal umatnya.
B. Pengertian Perkenalan
1. Pengertian Secara Umum
Perkenalan secara umum yaitu suatu proses atau usaha untuk memahami identitas orang, baik secara
pribadi maupun hubungan sosialnya dengan mengadakan kontak dengan umat/subyek yang akan
dikenal.
2. Pengertian Secara Khusus
Perkenalan secara khusus adalah suatu proses/usaha dari pekerja pastoral untuk memahami identitas,
kebutuhan, masalah, potensi umat baik secara pribadi maupun kelompok sehubungan dengan tugas
Gereja dalam masyarakat, sambil mengadakan kontak dengan umat, baik secara pribadi maupun
kelompok.
Kebutuhan ini merupakan hal yang harus dipenuhi. Untuk dapat memenuhinya maka pertama-tama
kebutuhan itu harus ditemukan terlebih dahulu. Untuk dapat menemukan kebutuhan-kebutuhan yang ada,
dapat ditempuh dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut:
a. Dengan mengadakan kunjungan terhadap orang-orang/anggota.dengan mendengarkan keluhan
mereka.
b. Dengan mengadakan musyawarah atau pembicaraan bersama anggota kelompok pada kesempatan-
kesempatan tertentu, misalnya pertemuan anggota, pengurus, doa lingkungan dan sebagainya.
4. Masalah
Masalah ini erat kaitannya dengan kebutuhan, sebab masalah itu justru timbul jika kebutuhan yang di
dalam usaha pemenuhannya mengalami hambatan-hambatan dan kesulitan-kesulitan dan bahkan kadang-
kadang tidak dapat dipenuhi. Pada umumnya masalah juga merupakan hal yang sudah dimulai, tetapi tidak
terselesaikan. Umpamanya:
- umat membutuhkan doa bersama, akan tetapi tidak ada tempat yang dapat menampung mereka yang
hadir.
- umat membutuhkan kuburan yang aman tetapi tidak ada uang untuk membuat pagar.
- muda-mudi membutuhkan kegiatan olah raga tetapi sarana tidak ada atau sarana untuk membeli
peralatannya tidak tersedia.
Adapun masalah-masalah yang sering kali kita temukan didalam umat antara lain:
a. Masalah-masalah umum:
1). Pendapatan/hak milik 4). perumahan 7). pendidikan 10). kebudayaan
2). Pekerjaan 5). kesehatan 8). usia lanjut 11). politik dsb.
3). konsumsi 6). keluarga 9). keamanaan
b. Masalah-masalah pastoral:
1). Ekumene 6). Pengrasulan 11). Pengrasulan jabatan
2). Escese dan mistik 7). Panggilan 12). Keluarga dan perkawinaan
3). Katekese 8).Liturgi 13.Kebudayaan
4). Pembentukan kepribadian 9). Keadilan sosial 14.Pendidikan dan pengajaran
5). Doa 10). Pekerjaan pastoral 15.Basis komunitasi
Masalah-masalah ini perlu dipecahkan, tak ada gunanya untuk menunggu saja sebab masalah-masalah
menjadi kecenderungan makin menjadi besar jika di biarkan.ada masalah yang tidak begitu mendesak,
tetapi ada masalah yang begitu mendesak serta ada pula masalah yang amat mendesak, sehingga mudah
dipecahkan akan merugikan lingkungan secara besar-besaran atau gereja.jikalau masalah urgen tidak ada
jalan lain bagi pengurus wilayah kecuali memecahkannya. Umpamanya: masalah perkawinan diluar
gereja. Ini merupakan masalah yang tidak dapat ditunda pemecahannya.sebab dapat membahayakan iman.
Untuk menemukan masalah tidak begitu sulit, sebab lebih mudah kelihatan dari pada kebutuhan. Untuk
dapat menemukan masalah-masalah itu ada beberapa cara yang bisa ditempuh misalnya:
- Mendengarkan keluhan-keluhan dari warga lingkungan.
- Dengan menghubungi organisasi-organisasi paroki(yang lebih tinggi) untuk mengetahui masalah-
masalah yang mereka temukan.
5. Minat /cita-cita/harapan:
Yang dimaksud disini adalah sesuatu yang disenangi,diharapkan/dicita-citakan oleh orang-orang yang
saudara kenal, antara lain:
a. Minat/cita-cita/harapan umum:
1). Membaca 5). Bertani 9). Pers. 13). Pelayanan kesehatan
2). Olahraga 6). Beternak. 10). Angkatan Bersenjata 14). Pekerjaan Sosial dsb.
3). Kesenian 7). Berindustri 11). Kepegawaian
4). Berdagang 8). Perbengkelan 12). Perguruan
b. Peserta
Peserta adalah orang yang ikut usaha pastoral dengan pengertian mengenal usaha dan tujuan itu.
Mereka mempunyai keinsanan mengenai jalannya usaha yang mereka ikuti, usaha pastoral atas
pilihan yang di pertanggung jawabkan oleh mereka sendiri.
c. Aktivis
Aktivis adalah peserta yang aktif di dalam usaha yang tidak hanya insaf tetapi sanggup bekerja.
Mereka bersedia menjalankan hal-hal yang ditugaskan kepada mereka, tetapi mereka tidak ikut
bertanggung jawab penuh atas berhasilnya tugas yang dibebankan kepada merteka.
d. Penangun jawab
Penangung jawab adalah aktivitas yang mencapai tujuannya. Tanpa didorong mereka usahkan bahwa
segala tugas yang dibebankan kepada mereka diselesaikan.usaha-usaha dapat diselesaikan kepada
mereka.
e. Pemimpin
Pemimpin adalah tingkatan yang tertinggi dalam usaha pastoral. Mereka tidak hanya bertanggung jawab akan
tetapi berdasarkan atas iman, pengertian dan keinsafan menentukan perkembangan dan keaktifan seluruh usaha.
Pemimpin /pembimbing dan mengarahkan usaha tujuannya. Pemimpin mengetahui tujuan usaha konkrit. Ia
dapat menyesuaikan keaktifan dengan keadaan sosial yang selalu berubah. Ia menentukan jalan-jalan dan cara
kerja. Ia memberikan tugas-tugas kepada penangung jawab dengan mereka serta bekerja sama. Fungsi dalam
tingkatan ini dalam usaha berlainan. Fungsi dari masa umat ialah untuk menjadi dasar reseptip seluruh usaha
pastoral dan dasar potensial dari mana tingkatan lain berasal.
Banyak dari kebutuhan lingkungan tidak terpenuhi dan masalah tidak terselesaikan karena potensi yang
ada didalam lingkungan/organisasi tidak dikenal.Dalam melaksanakan tugasnya pengurus
lingkungan/organisasi tidak bekerja sendirian, harus disamping pengurus lingkungan/organisasi masih ada
tenaga-tenaga baik individu atau kelompok-kelompok mempunyai kemampuan yang dapat
disumbangakan dalam kehidupan/organisasi. Orang-orang atau kelompok itu mempunyai potensi di dalam
lingkungan atau organisasi. Pengurus lingkungan atau organisasi jangan bekerja dengan berangapan
seolah-olah orang lain tidak ada atau tidak mampu menjalankan itu. Sebab pengurus
lingkungan/organisasi tidak mungkin bekerja sendiri.
Umat/kelompok yang potensial ini jangan dianggap saingan malahan mereka-mereka ini harus dilibatkan
di dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan didalam lingkungan/organisasi tersebut. Dengan melibatkan
mereka itu, maka kegiatan-kegiatan lingkungan akan ditangani oleh orang yang tahu dan bekerja dalam
bidangnya, sehingga lingkungan/organisasi akan hidup dan berkembang.
1. Sifat/Sikap
No Sifat/Sikap Jumlah Prosentase
Jumlah
2. Pandangan
No Pandangan Jumlah Prosentase
Jumlah
3. Kebutuhan-Kebutuhan
No Kebutuhan Jumlah Prosentase
Jumlah
4. Masalah-Masalah
No Masalah Jumlah Prosentase
Jumlah
5. Minat/Cita-Cita/Harapan
No Minat/Cita-Cita/Harapan Jumlah Prosentase
Jumlah
6. Pekerjaan/Kedudukan/Status
No Pekerjaan/Kedudukan/Status Jumlah Prosentase
Jumlah
Jumlah
Jumlah
2
3
Jumlah
Jumlah