Anda di halaman 1dari 17

BAB I Kehidupan rohani diartikan sebagai

SPIRITUALITAS KATEKIS ajaran dan praktek hidup dalam relasi


manusia dengan Penciptanya (Groenen,
1970:3). Praktek dan permenungan itu

A. Pendahuluan ditandai dengan doa, kebaktian, dan disiplin


hidup. Ketiga aspek ini dapat terlaksana
Spiritualitas katekis berbicara
dengan baik, jika dalam diri setiap insan
mengenai semangat hidup dalam Roh Allah.
disemangati dan dihidupi oleh Roh Allah.
Materi spiritualitas katekis diberikan kepada
Semester 7. Materi spiritualitas katekis ada 2. Pengertian Katekis
kaitannya dengan materi lain khususnya Katekis adalah seorang yang terpanggil
materi Bab II yaitu Katekis dan menjadi pelayan firman Allah baik sebagai
panggilannya. Petunjuk praktis belajar pengajar agama yang profesional maupun
materi spiritualitas katekis dibagi dalam 2 pelayan umat Allah. Kehidupan dan jati diri
sub yaitu pengertian spiritualitas, pengertian seorang Katekis tidak dapat dilepaskan dari
katekis, dan karakter spritualitas katekis kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga,
(bagian pertama) dan bagian kedua adalah lingkungan maupun sebagai anggota Gereja
struktur spiritualitas katekis. dan Masyarakat. Mengingat keberadaan
katekis di kalangan masyarakat dan umat
B. Penyajian Materi beriman Katolik lainnya, sudah sepantasnya

1. Pengertian Spritualitas seorang katekis membentuk diri dengan

Secara etimologis, spiritualitas berasal tujuan untuk menjamin kualitas hidup dan

dari bahasa Latin ‘spiritus’. Dalam bahasa tugas perutusannya dengan baik dan penuh

Indonesia kata spirit berarti ‘roh’, ‘daya’, tanggung jawab, serta diharapkan dapat

‘semangat’. Dalam perspektif Kristen makna tampil sebagai sosok pribadi yang bermutu,

spiritus berkembang ke makna yang terarah baik menyangkut hidup rohani maupun

kepada “semangat Allah, semangat Roh pribadinya sehingga ia mampu membawa

Kudus (Benigno,1993:101). Dengan orang lain sungguh mengenal dan

demikian, spiritualitas berarti suatu daya dan mengimani Yesus Kristus.

semangat untuk membangun dan Berdasarkan uraian di atas, dapat

mewujudkan diri untukmenjawab panggilan disimpulkan bahwa spiritualitas katekis

Allah dalam hidup sehari-hari.Hal ini berarti adalah cara, gaya, semangat hidup katekis,

Roh Allah yang menjadi sumber dan yang menunjukkan nilai-nilai penghayatan

inspirasi dalam pendewasaan hidup rohani iman akan panggilan khas menjadi seorang

bagi setiap manusia. katekis (pewarta).

1
3. Karakteristik Spiritualitas Katekis perantaraanNya sabda bergema dalam
Ciri atau corak spiritualitas katekis hati pendengarnya. Gema dan sentuhan
adalah Setia pada semangat ROH ALLAH sabda inimenjadi dasar bagi manusia
yang menggerakkan katekis untuk dapat untuk diselamatkan dalam Kristus. Hal
mewujudkan nilai-nilai kerajaan Allah. Roh ini menuntut kesatuan perssonal katekis
Allah hadir menghampiri manusia dalam dengan Kristus. Pertemuan katekis
berbagai bentuk kegiatan kerohanian. Dalam dengan sabda terwujud dalam Gereja.
Lagu atau doa seorang katekis dapat melihat Katekis adalah insane gerejawi. Gereja
spiritualitas yang menjiwai doa dan lagu sebagai komunitas adalah katekis pertama
tersebut. Misalnya lagu Dalam Yesus Kita bagi sang katekis.
besaudara, di sana kita lihat Yesus menjadi Dalam Gereja,katekis menemukan
spiritualitas dari lagu itu. Putera sebagai karismanya sebagai saksi sabda. Katekis
Jiwa pokok dari lagu. Atau doa yang dimulai hidup dalam Gereja, persekutuan umat
dengan YA BAPA, akan langsung terbaca beriman dengan sesama manusia dengan
bahwa semangat Allah yang menjiwai doa dan dalam Kristus, maka terbukalah
itu. Maka setiap doa dan lagu rohani kita kontak dan persekutuan dengan sesama
dapat melihatnya dari sudut pandang manusia. Katekis termasuk anggota
spiritualitas mana yang menjiwainya. Allah, persekutuan sosial eklesial. Di dalamnya
Putera, atau Roh Kudus. ia mengenal seluk beluk masyarakat dan
budaya, yang dapat digunakan sebagai
4. Struktur Spiritualitas Katekis
strategi dan prasyarat agar sabda Allah
Struktur Spiritualitas Katekis
digemakan dalam hati pendengarnya.
memperlihatkan komposisi pembentuk
Katekis harus mengenal siapa yang
kerohanian Katekis selaras dengan tugas
dihadapi. Roh Kudus menjiwai
pangilannya.
Kristus/ Roh persekutuan katekis dengan orang lain.
Kudus Kristus/ Roh
1. Sabda Allah=Kristus Roh Kuduslah yang mendorongnya untuk
Kudus
2. Manusia berbicara atas nama Allah, seperti nabi-
3. Gereja Manusia / nabi menjadi juru bicara Allah. Roh
4. Roh Kudus Gereja
berperanan dalam hidupnya untuk:
Penjelasan:  Mengilhami agar sabda mampu
Kristus/ Roh Kudus
Katekis adalah manusia yang hidup menyapa manusia pada jamannya.

dari sabda Allah. Kehidupan yang  Memungkinkan sebuah katekese

dirasakan karena keakraban dengan sabda hidup dalam batin manusia, sepadan

Allah mendorongnya menjadi pelayan dengan minat dan kebutuhan

dan saksi sabda sehingga dengan pendengar.

2
 Mewujudkan buah nyata dari sebuah
katekese.
 Menyadarkan katekis akan dosa dan
keterbatasannya dan serentak
membangkitkan kegembiraan dalam
karyanya.

C. Rangkuman
Spiritualitas berarti semangat atau
daya atau kekuatan Roh Allah yang bekerja
dalam diri setiap orang, termasuk dalam
katekis. Katekis merupakan panggilan untuk
hidup dalam Roh Allah dan menjadi pewarta
sabda Allah. Ketika seorang katekis
dipanggil oleh Tuhan, maka ia harus
memiliki hidup rohani yang mendalam agar
katekis mampu menghidupi sabda Allah dan
melaksanakan dalam hidup sehari-hari atau
menjadi Injil yang hidup.

Katekis diharapkan memiliki hidup


rohani yang mendalam karena mereka hidup
di tengah keluarga dan masyarakat yang
mengalami perkembangan yang begitu cepat
dari waktu ke waktu, baik dari segi ilmu
pengetahuan, tehnologi, dan seni. Jika hidup
rohani tidak mendalam, maka katekis tidak
akan bisa bertahan menghadapi berbagai
perkembangan ini dan pada akhirnya tidak
dapat menghidupi Injil dalam dunia modern.

D. Tugas/ Latihan
1) Jelaskan pengertian spiritualitas
katekis !
2) Apa karakteristik spiritualitas katekis
3) Jelaskan struktur spiritualitas katekis

3
BAB II dengan cara mereka sendiri ikut

KATEKIS DAN PANGGILANNYA mengemban tugas imamat, kenabian dan


rajawi Kristus”.Mereka tidak termasuk
golongan yang menerima tahbisan suci.
A. Pendahuluan
Pada zaman ini orang sering berbicara
Sudah dibicarakan dalam Bab tentang tugas atau kerasulan internal dan
sebelumnya, katekis bukanlah kedudukan, eksternal. Kerasulan internal adalah
bukanlah gelar tetapi merupakan panggilan kerasulan “di dalam Gereja” adalah
hidup untuk menghidupi Injil dan kerasulan jemaat. Kerasulan ekternal atau
mewartakannya kepada semua kerasulan dalam “tata dunia” lebih
orang.Panggilan ini diberikan kepada semua diperani kaum awam. Namun harus
murid Kristus, berdasarkan sakramen baptis disadari bahwa kerasulan dalam Gereja
yang diterimanya. Karena katekis bermuara juga ke dunia. Gereja hadir ke
merupakan panggilan dan pilihan hidup, dunia tidak untuk Gereja sendiri tetapi
maka katekis membentuk diri sedemikian membangun kerajaan Allah di dunia ini.
rupa sehingga katekis menyadari tugasnya, Dalam Sinode Uskup Sedunia
syarat menjadi katekis dan katekis di jaman tahun1985 mengenai Gereja yang terikat
globalisasi. Tujuan materi ini adalah agar pada misteri Kristus, Kardinal Danneels
mahasiswa menyadari panggilan, tugas dan dari Belgia menggemakan lagi Kristus itu
syarat menjadi katekis. sebagai “Simul Mysterium Dei et
Sikap awal mahasiswa terhadap materi Mysterium Hominis-misteri Allah dalam
in,i secara kognitif mahasiswa dapat manusia” . Panggilan Kaum awam-meski
menyebutkan tugas katekis, syarat katekis Konsili Vatikan II menekankan berciri
dan ciri katekis di jaman modern, sedangkan duniawi-dari kacamata ini pertama-tama
dari segi afektif dan psikomotorik masih agar menjadi semakin terikat secara
dalam proses, sebab mahasiswa masih dalam spiritual dengan Kristus. Jadi panggilan
pembentukan diri untuk menjadi katekis. menjadi awam sejati merupakan proses
untuk menjadi “orang kristiani” dalam
B. Penyajian Materi
keduniaannya. Di sini, bersama dengan
1. Panggilan Awam ungkapan H.U. von Balthasar yang
Dalam Lumen Gentium, 31: Awam diinspirasikan oleh surat-surat St. Paulus
adalah kaum beriman kristiani yang terutama 1Kor 12: 27 menegaskan bahwa
berkat baptis telah menjadi anggota tubuh panggilan awam pun ada dalam status
Kristus, terhimpun menjadi umat Allah, rahmat yang dikaruniakan oleh Roh

4
Kudus secara khusus kepada tiap orang kekesempurnaan (Gitowiratmo,
dan tidak relevan mempertentangkannya 1994)
dengan status religius.
Gereja bukanlah secara kelompok yang
Dimensi spiritual ini digarisbawahi
bersama-sama melaksanakan gerakan“fuga
secara tegas oleh KV II dengan
mundi”- sebuah gerakan awal hidup
mengatakan bahwa kaum awam dipanggil
monastik pada abad ke IV, yakni lari
ikut ambil bagian dalam tri fungsi Kristus
meninggalkan dunia, melainkan justru ingin
yakni dengan mewujudkan diri sebagai
menjadi “sacramentum mundi” yakni
orang beriman dan taqwa kepada Allah
sakramen tanda bagi/untuk dunia ini.
dalam Roh Kudus (imamat) (bdk LG
Konsekuensinya ialah bahwa panggilan
no.34), dengan memaklumkan Kerajaan
awam harus dimengerti dalam rencana
Allah lewat kesaksian hidup dan
keselamatan Allah sehingga dalam hidup
pewartaannya (kenabian) (bdk LG no.35)
awam itu juga terlihat Allah yang sedang
dan dengan melayani Kristus dalam
berkarya dan menyelamatkan dunia ini.
sesama untuk meluaskan kerajaan
kebenaran, kesucian, dan rahmat, 2. Siapa itu Katekis?
keadilan, kasih, dan damai (rajawi) (bdk Katekis adalah pewarta firman Allah
LG no.36). Dengan cara demikian para melalui cara, gaya hidup, semangat hidup.
awam semakin mampu mewujudkan Katekis adalah salah satu bentuk
Gereja sebagai sakramen bagi dunia ini. keterlibatan kaum awam di bidang
Pertanyaan yang muncul dalam benak Perwartaan. Keberadaan dan jati diri katekis
kita, mengapa “AWAM”: tidak dapat dilepaskan dari kehidupan dan
1) Karena dalam panggilan awamlah perkembangan Gereja Katolik. Kehidupan
Gereja mendapat dimensinya yang dan perkembangan Gereja Katolik di negara,
real. benua, keuskupan, wilayah gerejani
2) Karena dalam diri dan panggilan manapun tidak akan dipisahkan dari peran
awam itu Gereja menyadari katekis awam pada masanya. Dalam
keberadaannya di tengah dunia dan perjalanan dan kehidupan gereja katolik
menjadi sakramen bagi dunia itu sejak dahulu sampai sekarang, keberadaan
3) Karena dalam diri awam arti hidup dan keterlibatan kaum awam patut dihargai
dunia ini dinilai kembali secara dan diakui. Dalam diri dan hidup mereka
positif dan diintegrasikan dalam inilah gereja Katolik tumbuh dan
tata keselamatan yang masih dalam berkembang dengan subur sesuai situasi dan
peziarahan menuju zamannya. Tidak disangkal bahwa
kehidupan dan perkembangan gereja katolik

5
tidak dapat dilepaskan dari keberadaan dan mewartakan Injil. “Mari Ikutilah Aku dan
keterlibatan mereka yang sepenuh hati dan kamu akan Kujadikan penjala
tanpa pamrih mau membaktikan diri dan Manusia”(Mrk 1:17).
hidupnya bagi gereja. Itulah sebabnya Dalam menunaikan amanat Injil
Konsili Vatikan II dengan sadar mengakui lewat tritugas Gereja menjadi imam, nabi
keberadaan dan keterlibatan kaum awam dan raja. “Kaum beriman kristiani, yang
dalam gereja katolik melalui pernyataan berkat babtis telah menjadi anggota Tubuh
yang sangat indah dan menarik. Kristus, terhimpun menjadi umat Allah,
Gereja tidak sungguh-sungguh dengan cara mereka sendiri ikut mengemban
didirikan sepenuhnya dan bukan tanda tugas imamat, kenabian, dan rajawi Kristus”
Kristus yang sempurna di tengah (LG 31). Katekis adalah orang yang
masyarakat, selama hierarki tidak ada dan terpanggil untuk mewujudkan tri tugas
kaum awam tidak berkarya. Sebab Injil tidak gereja ini. Sebagai imam menguduskan umat
meresapi sifat-perangai, kehidupan dan jerih dan sebagai nabi mewartakan Injil akan
payah suatu bangsa secara mendalam tanpa kebaikan Allah, dan sebagai raja memimpin
kehadirna aktif kaum awam. Oleh karena setiap domba kepada jalan keadilan dan
itu, sejak suatu gereja didirikan, perhatian kebenaran. Hierarki tidak boleh
amat besar harus diberikan kepada menganggap remeh katekis dengan tidak
pembentukan kaum awam kristiani yang mengikursertakan katekis dalam upaya
dewasa” (AG 21). Suatu pernyataan yang memajukan dan mengembangkan Gereja.
sangat menyejukkan hati dan sekaligus Paradigma, sikap dan semangat anggota
meneguhkan mereka untuk semakin terlibat Gereja, baik hierarki mapun kaum awam
dalam kehidupan dan perkembangan gereja yaitu:
katolik. Keberadaan dan jati diri katekis 1. Keberadaan dan keterlibatan kaum
sungguh dapat dirasakan manfaatnya dalam awam jangan dianggap remeh atau
menumbuhkembangkan Gereja Katolik. bahkan dianggap tidak ada oleh
Keberadaan dan perannya untuk hierarki.
mewartakan Kabar Gembira tidak dapat 2. Jika keberadaan dan keterlibatan
diremehkan. Tanpa mengenal lelah ia kaum awam sangat menentukan
(katekis) menebarkan benih-benih iman, dan kehidupan dan perkembangan gereja
akhirnya boleh menuainya dalam diri katolik, sudah sepantasnya hierarki
banyak orang untuk menjadi anggota Gereja. mempunyai hati untuk mengakui dan
Seruan panggilan berisi ajakan dari Tuhan memberikan perhatian kepada mereka
semakin menjadi kekuatan bagi seorang dengan berbagai macam cara.
katekis untuk melangkahkan kaki keluar

6
Kalau katekis mampu menemukan diberbagai kalangan ada
keberadaan dan jati dirinya, dengan kecendrungan untuk menganggap
sendirinya akan mengembangsuburkan katekese itu tidak penting lagi.”
spiritualitasnya sebagai kaum awam. Artikel 18:
Spiritualitas itu mencakup sikap dan “pada pokoknya dapat dikatakan di
semangat berani dan rela hati menerima sini bahwa katekese ialah pembinaan
panggilan Allah sebagai anggota Gereja, anak-anak, kaum muda dan orang
menerima perutusan untuk mengembangkan dewasa dalam iman, yang khususnya
gereja dan mewartakan kabar gembira. mencakup penyampaian ajaran
Kristen, yang pada umumnya
3. Tugas katekis
diberikan secara organis dan
Tugas katekis adalah mewartakan
sistematis, dengan maksud
Yesus Kristus baik bagi orang belum
mengantar para pendengar memasuki
beriman maupun bagi orang yang sudah
kepenuhan hidup Kristen. Orang
beriman. “Pergilah dan jadikanlah semua
yang mendapat pengajaran ini jika
bangsa muridKu, dan baptislah mereka
tertarik akan dibimbing dan
dalam nama Bapa dan Putera dan Roh
dipersiapkan dalam kurun waktu
Kudus”. Sabda ini menugaskan katekis
tertentu yang disebut masa
untuk memperkenalkan Kristus kepada
katekumenat.
segala bangsa. Mewartakan Yesus berarti
Sebagai seorang katekumen harus:
mewartakan kabar gembira bagi semua
1. Mengakui imannya akan Yesus
orang secara berkesinambungan dari tahap
Kristus dengan menerima
pengajaran sampai ke tahap pendewasaan
sakramen babtis.
sehingga mereka merasa terbantu untuk
2. Menerima iman akan Kristus dari
semakin mengenal, mencintai, dan
Allah melalui Gereja, diterima
mengimani Yesus Kristus.
dalam ketekumenat dengan
Tugas katekis dalam hal mengajar:
upacara liturgis.
Katekis harus mampu menyampaikan segala
3. Menerima pembinaan bukan
macam pengajaran atau materi secara
hanya ajaran-ajaran gereja,
sistematis dan terorganisir, seperti
perintah-perintah gereja tetapi
ditegaskan Paus Yohanes II dalam Catechesi
pembinaan seluruh hidup
Tradendae, art.21.
kristiani.
“tetapi kami hendak menekankan
4. Mengikuti dengan teratur tahap-
kebutuhan akan pendidikan Kristen
tahap persiapan.
yang organis dan sistematis karena

7
Katekumen juga harus diantar sakramen-sakramen inisiasi
sebagaimana harusnya memasuki rahasia (baptis, krisma, dan ekaristi
keselamatan, menghayati cara hidup pertama) sehingga ia menjadi
menurut Injil dan ikut serta dalam anggota penuh dalam gereja.
upacara-upacara suci yang harus
Empat Masa:
dirayakan dari masa ke masa. Hendaknya
a. Masa pertama
mereka diajak memulai hidup dalam
ialah masa prakatekumenat yang
iman, merayakan Liturgi dan
bertujuan menampung para
mengamalkan cinta kasih umat Allah
simpatisan, yang menjernihkan
(AG 14). Pelaksanaan dapat dilakukan
motivasi mereka dan
dengan memasuki tiga tahap dan empat
memperkenalkan Kristus kepada
masa1 yang dapat dirinci sebagai berikut:
mereka sehingga mereka mulai
Tiga tahap: bertobat dan beriman. Masa

a. Tahap pertama prakatekumenat itu berlangsung

ialah jika seorang simpatisan selama waktu tidak tentu, sesuai

sungguh mulai bertobat dan dengan perkembangan para

beriman sehingga ia dapat simpatisan dan ditutup dengan

diterima oleh umat setempat upacara pelantikan katekumen.

dalam katekumenat. Dalam suatu b. Masa kedua ialah

upacara ia dilantaik menjadi masa katekumenat yang mulai

katekumen. dengan upacara pelantikan

b. Tahap kedua katekumen. Dalam masa ini para

ialah jika iman seorang katekumen menjalani pembinaan

katekumen sudah berkembang menyeluruh menjadi orang

sedemikian rupa sehingga ia Kristen, baik melalui katekese

diizinkan menyiapkan diri akan dan perayaan-perayaan liturgi

sakramen-sakramen inisiasi. maupun melalui latihan-latihan

Dalam suatu upacara ia dipilih lain untuk menanamkan sikap-

sebagai calon babtis. sikap kristiani dan

c. Tahap ketiga mengintegrasikan mereka dalam

ialah jika persiapan terakhir sudah umat. Masa waktu cukup lama

selesai dan calon itu satu sampai beberapa tahun dan

diperkenankan menerima ditutup pada hari pemilihan


sebagai calon babtis.
1
Inisiasi Kristen, hlm.14-16.

8
c. Masa ketiga Pewartaan bertujuan untuk
ialah masa persiapan terakhir mengembangkan iman katolik dilakukan
yang disebut masa penyucian dan sebagai kegiatan yang bercirikan
penerangan. Paling baiklah masa kesaksian pribadi. Kesaksian pribadi
ini berlangsung pada masa lebih dipahami sebagai upaya katekis
prapaskah sehingga para calon menghidupi dengan penuh ketulusan hati
babtis dapat disiapkan di tengah- apa yang diwartakan dan telibat dalam
tengah umat beriman untuk apa yang dikatakannya. Ia hidup dalam
menerima sakramen-sakramen dan dari sabda yang diwartakannya
inisiasi dalam upacara malam sendiri. Hendaknya inti iman yang
paskah. disampaikan sekaligus mengajarkan
d. Masa keempat dirinya untuk sekaligus menjadi
ialah masa pendalaman iman pelaksana firman bukan pemberita
(mistagogi) yang sebaiknya firman. “umat beriman kristiani awam,
berlangsung selama masa Paskah, berkat sakramen babtis dan penguatan,
dengan tujuan membimbing para merupakan saksi-saksi warta injili dengan
babtisan baru kepada penghayatan kata-kata dan teladan hidup kristiani
misteri-misteri iman secara lebih mereka…….” (KHK kan.759), dan “Bagi
mendalam, baik dalam perayaan Gereja, sarana utama bagi penginjilan
ekaristi maupun dalam adalah kesaksian hidup Kristen yang
persekutuan umat beriman. autentik, yang diberikan pada Allah
Katekis dalam pendewasaan dirinya dalam suatu persekutuan yang tak dapat
selalu mendengarkan orang yang dibinasakan oleh apapun juga dan
dilayani. Proses pewartaan yang adalah sekaligus juga diberikan pada sesamanya
komunikasi iman dalam rangka dengan semangat yang tak mengenal
persekutuan iman membutuhkan kerja bata. Oleh karena itu pertama-tama
sama dari umat juga katekis. Paus melalui tingkah laku dan hidupnya,
Yohanes II dalam Catechesi Tradendae, Gereja akan mewartakan injil kepada
art.20.”kendati begitu tujuan khas dunia” (EN 41).
katekese ialah berkat bantuan Allah
Berdasarkan kedua tahapan di atas dapat
mengembangkan iman yang baru mulai
dikatakan secara konkret dan singkat
tumbuh dan dari hari ke hari
bahwa tugas katekis adalah:
memekarkan menuju kepenuhannya serta
a. Menyiap
semakin memantapkan perihidup Kristen
kan penerimaan sakramen Inisiasi
Umat beriman.

9
(baptis, penguatan atau krisma, dan menumbuhkembangkan iman sesama akan
komuni pertama). Yesus Kristus walaupun harus
b. Melakuka mengorbankan tenaga, perasaan, waktu,
n bina lanjut bagi umat beriman keinginan dan kesenangan pribadi.
katolik (pendamping iman anak, Kristus yang diutus oleh Allah
pendamping iman remaja, merupakan sumber dan asal seluruh
pendamping iman kaum muda, kerasulan Gereja, maka kesuburan Iman
pendamping umat lingkungan, seorang katekis tergantung dari persatuan
pendamping iman keluarga, dengan Kristus yang hidup menurut sabda-
pendamping profesi), baik yang Nya. (Yoh 15:5). Hanya dalam cahaya Iman
menyangkut pengetahuan maupun dan berkat renungan sabda Allah, manusia
penghayatannya. Khususnya untuk dapat selalu dan dimana-mana mengenal
bina lanjut kegiatan ini tidak harus Allah kita, hidup dan bergerak serta berada
dilakukan oleh katekis itu sendiri didalam Dia(Kis 17:28). Kaum awam
tetapi sangat terbuka kemungkinan berusaha maju dalam kesucian dan kasih
untuk membangun kerja sama yang gembira dan berusaha mengatasi
dengan tim kerja atau komisi atau kesulitan dengan bijaksana. Berikut ini
lembaga terkait. diuraikan tugas dari katekis: Berikuti ini
Katekis juga memiliki tugas konkrit yang akan diuraikan beberapa tugas konkrit
harus dilakukan dalam kehidupan setiap katekis:
hari, berdasarkan panggilan yang 1. Tugas katekis dalam pertobatan
diterimanya. Tugas konkret katekis Pertobatan merupakan suatu usaha
adalahmenuntun orang kepada pertobatan dari diri seorang yang secara sadar untuk
dan memperkenalkan Yesus kepada orang mengubah hidupnya sehingga hubungan
yang beriman dan tidak beriman supaya dengan Allah menjadi baik. Usaha yang
hidup mereka terpuji dihadapan manusia dilakukan oleh katekis, adalah membina
terutama dihadapan Allah. Seorang katekis dirinya untuk selalu dekat dengan Allah.
dikatakan suci kalau tetap berjuang Hidup seorang katekis menjadi teladan
menanamkan pribadi Yesus Kristus, Allah dan contoh bagi orang lain dan
yang menjadi manusia didalam diri orang merupakan pewartaan yang langsung
beriman.Dalam Gal, 4:19 dikatakan Hai maupun yang tidak langsung. Pewartaan
anak-anakKu karena kamu Aku menderita ini dapat mempertobatkan orang lain.
bersalin lagi sampai rupa Kristus menjadi Cara yang dipakai dalam pewartaan ini
nyata didalam kamu”.Ini berarti seorang adalah dengan evangelisasi pribadi
katekis selalu berjuang untuk maupun kelompok.

10
2. Tugas dalam menumbuhkembangkan Iman martabat yang luhur. Manusia memiliki
Dalam hal ini katekis merupakan akal, rasa dan kehendak dimana jati
seorang pelayan sabda dan wahyu Allah: dirinya menjadi semakin berdaya guna
“Wahyu Allah adalah tindakan yang jika manusia mewujudkan segala daya,
dipakai Allah untuk mengkomunikasikan upaya pembangunan dirinya.
diri-Nya secara pribadi (DV. 2)”. b. Menumbuhkembangkan mutuh hidup
Katekis dalam karyanya meneruskan religi
ajaran para rasul yakni membantu Mutuh hidup religius seorang
pengudusan hidup dan pengembangan katekis harus mewarnai seluruh
iman umat Allah sehingga dalam hidupnya sehingga panggilannya
pewartaan seorang katekis berusaha menjadi seorang pewarta menjadi lebih
mewartakan sabda dan wahytu Allah nampak kuat. Hidup rohani katekis
kepada orang yang sudah beriman dan harus selalu dekat dengan Allah. Usaha
yang belum beriman. yang dilakukan untuk dekat dengan
3. Mendewasakan sikap Allah yaitu dengan kegiatan kerohanian
a. Menghadapi perkembangan zaman seperti:
Dalam dunia yang modern dan a) Membaca kitab suci dan
semakin berkembang ini, banyak sekali merenungkannya
tawaran yang ternyata menyodorkan Kitab suci adalah dasar hidup
jawaban berbeda-beda. Bidang-bidang seorang katekis. Katekis dapat
kehidupan seperti kerja, keluarga, hidup oleh karena sabda maka ia
rekreasi, politik, ilmu, agama dan juga serentak menghidupi sabda
sebagainya sering terasa tidak dalam pewartaannya. Bacaan Kitab
berhubungan lagi satu dengan lainya. Suci menjadi wajib baginya karena
Manusia seakan-akan bernasib harus darinya mutuh hidup rohani
seperti binatang “yang dikendalikan menjadi nampak dalam wujudnyata
dengan kekang” (Mzm 32:9). firman kepada sesama. Misalnya
Sikap katekis menghadapi situasi katekis mewartakan tentang Damai,
saat ini yaitu dewasa dan peka serta tetapi ia sendiri tidak membawa
dapat membaca dan menterjemahkan damai, maka sia-sia saja
tanda-tanda zaman. Manusia harus pewartaannya. Sabda jangan dibaca
selalu menjadikan dirinya sebagai saja tetapi direnungkan sehingga
pribadi yang terpanggil untuk buah-buah dari renungan itu dapat
menjawabi pangilan Allah sebagai berbuah dalam sikap hidup di
makhluk yang berbudi, memiliki tengah umat. Karakteristik seorang

11
katekis dapat dibentuk juga melalui dalam devosi ini yang ditekankan
bacaan Kitab Suci yang adalah rahmat Allah yang
direnungkan setiap hari. berpengaruh dalam diri orang atau
hal yang dinggap suci atau
b) Meditasi, doa, refleksi
membantu menghayati rahmat itu.
Meditasi, membatinkan nilai-nilai
Jadi pertama dan terutama adalah
Injili dalam diri seorang katekis
Allah yang hadir untuk membawa
akan melahirkan doa yang sangat
rahmat itu. Maka kunci utamanya
membantu katekis itu sendiri dalam
adalah pengaruh Allah dalam
perjumpaan dengan Allah. Katekis
devosi itu sejauh mana? Jangan
dapat mengatakan “Allah itu
hanya dilihat bahwa orang kudus
sungguh amat baik” karena ia
tertentu memiliki kekuatan tertentu
membatinkannya dengan melihat
atau daya penyemb atau tertentu.
pengalaman doa dan refleksi yang
dibuat setiap saat. Perjalanan hidup d) Berkorban
rohani setiap kita perlu ditelusuri Berkorban menyangkut semua hal
dengan saksama sehingga kita yaitu waktu, tenaga, perasaan
sampai pada sebuah pernyataan “ bahkan kadang harus berkorban
memang Allah itu luar biasa baik”. biaya.

c) Mempunyai devosi-devosi khusus


4. Syarat Menjadi Katekis
Devosi seorang katekis menjadikan
Keberadaan dan jati diri seorang
dirinya semakin akrab dengan
katekis tidak dilepaskan dari kehidupannya
Allah melalui orang kudus. Devosi
sehari-hari baik dalam keluarga maupun
kepada atau akan nilai luhur
sebagai anggota Gereja dan anggota
tertentu dari Yang Ilahi menjadikan
masyarakat. Bahkan orang sekitarnya dapat
pribadi katekis semakin dewasa
dengan spontan memberikan penilaian
dalam iman dan memiliki rasa cinta
mengenai diri katekis. Ini mengisyaratkan
yang mendalam sehingga
bahwa pandangan umat bahwa syarat
menimbulkan kepercayaan akan
menjadi katekis harus lepas dari hal-hal
rahmat Allah yang terjadi melalui
buruk yang disebutkan di atas. Kriteria atau
devosi tersebut. Misalnya devosi
syarat ternyata memberikan jaminan kualitas
kepada Bunda Maria, Kerahiman
hidup dan tugas perutusannya dengan baik
yang Ilai, Hati Kudus Yesus, St.
dan tanggung jawab. Syarat menjadi katekis,
Antonius Padua, Sta. Theresia dari
yaitu:
Kanak-Kanak Yesus dan lain-lain.

12
a. memiliki adalah Hamba Tuhan, jadilah padaku
hidup rohani yang mendalam. (doa, menurut perkataanmu itu”(Luk 1:38).
membaca dan merenungkan kitab suci, Ia diharapkan menjadi sosok orang
devosi, maupun dengan cara lain) beriman dan sekaligus menjadi
b. memiliki contoh orang beriman. Hidup dan
nama baik secara pribadi dan tugas perutusannya didasarkan
keluarganya (perilaku , hidup Sakramen Babtis dan Penguatan atau
imannya, moral). Krisma yang telah diterima dan
c. diterima dihidupi selama ini.
oleh umat. (diterima oleh umat katolik b. Katekis
di sekelilingnya, punya komitmen mempunyai intimitas dengan yang
mewartakan sabda allah). ilahi. Mengingat tugas katekis adalah
d. mempuny mewartakan kabar gembira, sudah
ai pengetahuan yang memadai. sepantasnya ia mampu mengenal
(teologi, kateketik dan pengetahuan pribadi Yesus Kristus secara
umum tentang agama, mengikuti personal, misalnya doa, penerimaan
kursus pastoral). sakramen, membaca dan
e. mempuny merenungkan Kitab Suci,
ai keterampilan yang cukup. ( terampil menghidupi aneka devosi yang
dalam menunjang tugasnya misalnya; disediakan Gereja misalnya: adorasi
menggunakan sarana yang dibutuhkan ekaristi, devosi Maria, Devosi Hati
dalam proses pewartaan). Yesus yang Mahakudus)
c. Katekis
5. Semangat Hidup Katekis
terbuka pada karya Roh Kudus.
Dalam menyadari seluruh panggilan
Dalam mewartakan kabar gembira
hidup menjadi seorang katekis, diharapkan
menyadari bahwa dasar pertama
dapat mengembangkan aneka keutamaan
dalam kegiatan pewartaan ini adalah
dan semangat hidup yang dapat dijadikan
Roh Kudus. Dia hadir dan berkarya
tolak ukur tugas perutusannya, antara lain:
dalam diri katekis dan para
a. Katekis
pendengar firman. Roh Kudus ini
adalah orang beriman. Katekis
yang sekarang ini persis pada awal
hendaknya terbuka akan sapaan
Gereja, bertindak di dalam setiap
Allah terhadap dirinya. Ia harus
penginjil yang membiarkan dirinya
sampai pada tahapan untuk berani
dikuasai dan dipimpin oleh Dia. Roh
menjawab” Sesungguhnya aku ini
Kudus meletakkan dalam bibirnya

13
kata-kata yang orang itu tidak dapat terlibat dengan kegiatan dan
menemukannya sendiri dan sekaligus kehidupan lingkungan karena ia
Roh Kudus menyiapkan jiwa merupakan anggota atau bagian dari
pendengar untuk terbuka dan siap umat beriman katolik dan
menerima Kabar Baik dan Kerajaan lingkungannya.
yang sedang diwartakan”(EN 75). g. Katekis
d. Katekis adalah pribadi yang sederhana dan
menyadari panggilan dan rendah hati. Katekis dalam
perutusannya. Ia diharapkan mewartakan Injil pertama-tama ia
menyadari bahwa menjadi ketekis itu bertindak atas nama Allah bukan atas
bukan karena kemauan diri sendiri nama dirinya. Segala keberhasilan
tetapi pertama-tama sebagai yang diperbuatnya bukan karena
panggilan Allah yangh patut kekuatannya sendiri tetapi harus
disyukuri seperti para murid yang dengan rendah hati menerimanya
dipanggil Yesus Kristus”. Mari, sebagai campurtangan Allah.
ikutilah Aku dan kamu akan h. Katekis
kujadikan penjala manusia” (Mrk bersemangat melayani. Mencontoh
1:17). Panggilan ini mengandung semangat pelayanan Kristus. Sikap
konsekuensi bahwa ia diutus dan gaya pelayanan seperti Yesus
mewartakan Kabar Gembira. adalah saling melayani. Membasuh
e. Katekis kaki (Yoh 13:13-15).
adalah anggota keluarga. Keberadaan i. Katekis
dan jati diri katekis tidak dapat rela berkorban. Katekis
dilepaskan dari situasi dan mengembangkan sikap untuk
perjuangan keluarganya. Suka duka berkorban demi kepentingan sesama.
terjadi dan dialami dalam Di Papua Katekis berjuang untuk
keluarganya merupakan bagian yang mengungkap Hak Asasi Manusia.
tidak terpisahkan dengan dirinya. Atau katekis berkorban waktu dan
Situasi keluarganya ikut menentukan tenaga, harta, keluarga untuk karya
keberadaannya dan jati dirinya dalam pelayanan di gereja atau lingkungan.
mewartakan kabar gembira. Pengorbanan ini harus didasarkan
f. Katekis pada kesungguhan hati dan ketulusan
adalah anggota umat. Katekis hati, tanpa pamrih apa pun. Apabila
hendaknya mempunyai relasi yang engkau memberi sedekah jangan
baik dan dekat dengan umat, mau engkau mencanangkan hal itu,

14
seperti yang dilakukan orang dalam diri katekis. Kemauan keras
munafik di rumah-rumah ibadat dan juga perlu dimiliki. Ia diharapkan
di lorong-lorong supaya mereka bersikap dan bersemangat mau
dipuji orang. Aku berkata berkembang dan maju sehingga
kepadamu:”Sesungguhnya mereka mampu melihat penting dan perlunya
sudah mendapat upahnya. Tetapi on going formation, atau bina lanjut
engkau apabila engkau memberi dalam segala bidang. Jangan sampai
sedekah, janganlah diketahui tangan ia mempunyai kecendrungan untuk
kirimu apa yang diperbuat oleh merasa puas diri dengan pengetahuan
tangan kananmu. Hendaklah yang dimilikinya dan merasa sudah
sedekahmu itu diberikan dengan tahu segala-galanya.
tersembunyi”(Mat 6:2-4). Di sini ia l. Katekis
mampu menunjukkan sikap dan bersikap dan bersemangat tim kerja
semangat mencintai tugas (team work). Katekis dalam
perutusannya dalam segala situasi. melakukan tugasnya perlu bekerja
j. Katekis sama dengan semua komponen
tetaplah awam. Ciri khas dan dalam gereja misalnya pastor, ketua
istimewah kaum awam yakni sifat dewan paroki, staf dan seksi-seksi
keduniawian…berdasarkan yang ada dalam dewan, ketua atau
panggilan mereka yang khas kaum pengurus kombas, dan memiliki
awam wajib mencintai kerajaan sikap ramah kepada seluruh umat
Allah dengan mengurusi hal-hal yang yang dilayani. Ia tidak bekerja
fana dan mengaturnya seturut sendiri single fighter berjuang sendiri
kehendak Allah. Mereka hidup tetapi perlu melibatkan banyak orang
dalam dunia artinya menjalankan dan mendengarkan imput dari orang
segala macam tugas dan pekerjaan lain demi perkembangan karya
duniawi dan berada di tengah pewartaan. Maka katekis harus
kenyataan biasa hidup berkeluarga realistis pada kenyataan dan juga
dan sosial. Hidup mereka kurang sabar terhadap bentuk tantangan
lebih terjamin dengan itu semua” manapun. Katekis juga mampu
(LG 31). menghidupi apa yang dikatakan dan
k. Katekis mampu berpartisipatif dalam aneka
mau belajar terus-menerus. Tugas bentuk pelayanan.
katekis sangat strategis dan penting. Dalam kaitan dengan kehadiran katekis
Maka niat untuk belajar harus ada dalam bidang pewartaan maka ia juga

15
harus mengembangkan aneka bentuk cara Zaman globalisasi bukan sebuah ide
atau metode pendekatan terhadap umat. atau angan-angan tetapi suatu kenyataan
Untuk hal ini katekis harus terbuka dan yang sedang dihidupi oleh manusia zaman
mengandalkan Roh Kudus. Metode yang ini. Sering ada plesetan “ Katekis kok belum
digunakan harus juga disesuaikan dengan tau memakai HP”, atau katekis belum
peserta. Misalnya usia atau umur juga mengenal Komputer? Katekis kok belum
tingkat pendidikan tertentu menjadi tolak tahu tentang internet? Banyak pertanyaan
ukur penerapan metode yang tepat dan yang semuanya akhirnya bisa dijawab oleh
berdaya guna. “Metode-metode yang katekis sendiri. Apa mengelak, menolak,
sekian ragam itu bertujuan agar mencapai atau mengambil sikap tidak mau peduli yang
tujuan yaitu pembinaan iman. Metode penting tetap menjadi katekis. Atau
harus sesuai dengan usia, kebudayaan, bagaimana? Katekis adalah pribadi yang
dan sikap-sikap pribadi yang memiliki keterbatasan atau kelemahan.
bersangkutan” (EN 44). Salah satu Kelemahan itu tidak berarti didiamkan atau
metode yang efektif dan efisien dalam diamini saja. Tetapi perlu disikapi dengan
pewartaan kabar gembira harus berciri berushaa untuk belajar terus-menerus untuk
dialogal yang menekankan pentingnya dapat mengerti dan memahami zaman. Maka
hubungan pribadi antar katekis dan para kebijaksanaan dan tanggung jawab perlu
pendengarnya. Selain itu cara lain adalah dimiliki sehingga dapat menyikapi aneka
mempergunakan sarana elektronik untuk perkembangan zaman dengan serius.
karya pewartaan.
C. Bahan Diskusi
6. Katekis Dalam Zaman Globalisasi
1. Katekis adalah pewarta
Katekis yang hidup di zaman ini akan
Firman Tuhan. Apa saja persiapan yang
sangat berbeda pengalamannya dengan
dibuat oleh katekis untuk tugas ini?
katekis di zaman dulu. Banyak perubahan
2. Apa dasar dari katekis
baik mental juga cara hidup seorang katekis
sebagai seorang pewarta?
dari zaman ke zaman. Perkembangan yang
3. Katekis kadang dianggap
merebak masuk ke dalam dunia perlu
remeh oleh umat atau hirarki. Apa
disikapi secara bijak oleh katekis. Artinya
tanggapanmu untuk hal ini?
dengan bijaksana memberikan respon
terhadapnya sehingga benar-benar hidup D. Rangkuman
sesuai dengan pangilannya sebagai pewarta
Panggilan awam sejati (katekis)
firman Allah.
merupakan proses untuk menjadi orang
kristiani dalam keduniaannya. Dunia yang

16
dimaksud adalah situasi yang terjadi saat ini,
dengan harapan dan kegembiraan,
penderitaan dan kegelisahan. Kaum awam
dipanggil untuk ikut ambil bagian dalam tri
tugas Kristus yakni menjadi nabi, imam dan
raja, dengan mewujudkan diri sebagai orang
beriman dan taqwa kepada Allah dalam Roh
Kudus- tugas imamat (bdk LG no.34),
dengan memaklumkan Kerajaan Allah lewat
kesaksian hidup dan pewartaannya-
kenabian (bdk LG no.35) dan dengan
melayani Kristus dalam sesama untuk
meluaskan kerajaan kebenaran, kesucian,
dan rahmat, keadilan, kasih, dan damai -
rajawi (bdk LG no.36). Dengan cara
demikian para awam semakin mampu
mewujudkan Gereja sebagai sakramen
Kristus di tengah dunia.
Menjadi katekis tidak mudah, ia harus
mempunyai kualitas hidup yang baik dan
benar agar bisa menjadi teladan bagi
sesama. Syarat menjadi seorang katekis
memiliki hidup rohani yang mendalam,
memiliki nama baik secara pribadi dan
keluarganya, diterima oleh umat,
mempunyai pengetahuan yang memadai,
mempunyai keterampilan yang cukup.
Seorang katekis juga harus menyesuaikan
diri dengan perkembangan zaman dan tetap
berpegang pada kerja sama dengan Roh
Kudus.

17

Anda mungkin juga menyukai