1. Fakta Administratif
NIM : 180510059
Keuskupan : Sibolga
Paroki St. Bonifasius Alasa merupakan salah satu paroki di wilayah Dekanat Nias
Keuskupan Sibolga. Paroki ini berada di Kabupaten Nias Utara. Situasi jalan di Paroki ini
masih dalam tahap pembangunan. Orang dapat sampai ke Pusat Paroki ini dengan lancar
mesti menggunakan sepeda motor dan mobil dan juga berjalan kaki. Bila naik kendaraan
umum, ongkos dari Gunungsitoli sampai ke Alasa sebesar Rp. 30.000.
1
2.1 Situasi Kependudukan
Paroki St. Bonifasius Alasa terdiri dari dua wilayah pelayanan yakni: Wilayah Alasa
dan wilayah Namohalu Esiwa (NAMES). Di wilayah Alasa ada 30 Stasi dan di wilayah
Namohalu Esiwa ada 27 Stasi. Jumlah umat di paroki ini 9.530.000 jiwa. Umat yang berada
di paroki Alasa ini rata-rata bermatapencaharian sebagai petani, buruh bangunan serta
sebagian kecil Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau profesi lainnya.
Agama yang terdapat di wilayah Kabupaten Nias Utara terdiri dari agama Katolik,
Protestan, dan Islam. Agama mayoritas ialah agama Protestan. Sekte-sekte dari agama ini
bermacam-macam antara lain: BNKP, GEDI, GTD, AFY, Karismatik, Pentakosta, dan lain
sebagainya. Hidup keagamaan di Paroki ini sungguh bagus, di mana saling memahami satu
dengan yang lain (menjunjung tinggi nilai toleransi). Hal ini dapat dilihat dari kebersamaan
dalam menuntut ilmu di sekolah. Siswa-siswi dari tiga keagamaan ini menuntut ilmu di
sekolah yang sama. Kemudian, dalam hidup menggereja, umat Protestan dan Katolik saling
mengundang dalam mengikuti kegiatan gereja.
Umat di Paroki Santo Bonifasius Alasa sangat memelihara dan menjunjung tinggi
nilai-nilai budaya yang sudah diwariskan oleh nenek moyang. Salah satu nilai adat yang
masih mereka pelihara ialah penghormatan kepada tamu dalam perayaan pesta. Mereka
menyambut tamu dengan sebuah tarian sekapur sirih (fame’e afo).
3. Tugas Orientasi
Saya berpastoral di Paroki St. Bonifasius Alasa secara individu dan group (bersama
dengan P. Paroki dan Katekis). Adapun pastoral yang sudah saya lakukan ialah:
b. Pastoral di Komunitas
Dalam melaksanakan tugas pastoral ini, saya selalu berkoordinasi dengan pastor
paroki sebagai pembimbing setempat dan saya dituntut untuk lebih aktif, peka, kreatif,
semangat dan bertanggungjawab. Dalam perencanaan dan penerapan suatu kegiatan, ada
langkah-langkah dan ide tertentu sebelum membuat rencana dan melaksanakan karya
tersebut. Misalnya, saat berkatekese saya mesti mempersiapkan diri dan bahan yang akan
dikatekesekan kepada umat Allah dan lain sebagainya. Relasi saya dengan pemimpin karya
(pastor paroki) sangat baik dan harmonis, karena ia selalu membimbing dan mengarahkan
saya dalam berkarya atau berpastoral. Hal inilah yang membuat saya tetap bersemangat
dalam berpastoral.
Selain berpastoral, saya juga menyediakan waktu untuk membaca-baca buku rohani
dan Konstitusi Saudara-Saudara Dina Kapusin serta meningkatkan hidup doa saya dengan
bermeditasi.
4.1 Masalah Politik di dalam Hidup Bermasyarakat yang dicampuradukan dalam Hidup
Menggereja
Sebagian umat paroki Santo Bonifasius Alasa selalu membawa-bawa masalah politik
yang terjadi di dalam hidup bermasyarakat ke dalam hidup menggereja. Beberapa umat
kurang bijaksana dalam membedakan masalah hidup bermasyarakat dan masalah hidup
3
menggereja. Hal ini seringkali membuat umat selalu pindah gereja. Karena itu, berhadapan
dengan masalah ini para tenaga pastoral mesti berjuang keras dalam membina iman umat
agar mampu mempertahankan imannya sehingga tidak mudah meninggalkan iman hanya
karena masalah-masalah yang terjadi, baik di dalam hidup menggereja maupun di dalam
hidup bermasyarakat.
Ada berbagai macam kasus masalah perkawinan Di paroki Santo Bonifasius Alasa,
misalnya: Laki-laki Katolik menikah dengan wanita Protestan. Dalam pernikahan ini
seringkali pihak pendeta mempertahankan agar diberkati pernikahan kedua belah pihak ini di
gereja Protestan, padahal seharusnya diberkati di gereja Katolik.
Kasus yang lain ialah seorang laki-laki yang sudah menikah secara Katolik dan
menikah lagi atau sebaliknya perempuan yang sudah menikah secara Katolik menikah lagi
(samakerua dalam bahasa nias). Hal ini diakibatkan karena kurangnya pemahaman akan
sakramen perkawinan bahwa di gereja Katolik tidak diperbolehkan perkawinan poligami
melainkan perkawinan monogami dan tak terceraikan. Tentu ini adalah salah tugas para
tenaga pastoral dalam membina iman umat dalam memahami makna sakramen perkawinan.
Ada Sebagian Stasi di Paroki Santo Bonifasius Alasa ini terjadi masalah keuangan.
Masalah keuagan ini misalnya, kolekte diperpinjamkan. Pada dasarnya kolekte itu tidak
untuk diperpinjamkan sesuai aturan gereja. Akan tetapi, di salah satu stasi terjadi kolekte
yang diperpinjamkan oleh bendahara stasi ke salah seorang umat.
4
Situasi wilayah di paroki ini yang terbagi menjadi dua yakni wilayah Alasa dan
wilayah Namohalu Esiwa (NAMES) membuat para tenaga pastoral berjuang keras dalam
menjalankan karya pastoral. Kedua wilayah ini memiliki jarak tempuh 2 jam perjalanan
dengan menggunakan sepeda motor dan sebagian jalan dari Alasa ke NAMES tidak bagus.
Hal ini seringkali membuat alasan umat yang dari wilayah NAMES kurang menghadiri
pertemuan di paroki dan mengurus administrasi. Karena terbaginya menjadi dua wilayah
Paroki Alasa ini, beberapa umat yang dari NAMES berharap agar mereka dijadikan satu
paroki.
Masalah kehadiran di gereja terdapat di Paroki ini. Setiap kali berkunjung ke stasi,
mayoritas yang saya jumpai di dalam gereja adalah ibu-ibu sedangkan bapa-bapa jumlahnya
sedikit, sehingga ada suatu julukan dari seorang katekis yakni gereja ibu-ibu. Kemudian,
yang lebih parahnya lagi ketika kami tourne ke salah satu stasi, umat tidak ke gereja pada hari
minggu, malah mereka pergi jalan-jalan. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran umat
akan makna terdalam dari hari minggu.
Salah satu program yang ditawarkan oleh Keuskupan adalah program KBG
(Komunitas Basis Gerejawi). Program ini mesti lebih digalakkan lagi di Paroki Santo
Bonifasius Alasa agar umat semakin terbantu dalam memperdalam dan menghayati imannya.
Karena itu, para tenaga pastoral berjuang keras dalam membekali dan memberikan
pemahaman kepada umat.
5
Jadwal Harian Umum Komunitas Pastoran Paroki St. Bonifasisus Alasa
Senin-Kamis dan Sabtu
05.00 Bangun Pagi
05.00-05.45 Kebersihan dan persiapan Perayaan Ekaristi
05.45-06.30 Ibadat dan Perayaan Ekaristi + Meditasi Pribadi
07.00-07.30 Sarapan pagi
07.30-08.00 Kegiatan Pribadi
08.00-10.00 Kerja/Kegiatan Pastoran
10.00-10.15 Istirahat/Snak
10.15-10.30 Kerja/Kegiatan Pastoran
11.30-12.00 Kegiatan Pribadi (mandi, mencuci)
12.001-12.30 Makan Siang
12.30-14.30 Istirahat dan Kegiatan Pribadi
15.00-17.00 Kerja/Kegiatan Pastoran
17.00-18.45 Membersihkan Pastoran
18.45-19.00 Ibadat Sore
19.00-19.15 Makan Malam
21.30-22.00 Kegiatan Pribadi/Studi
22.00 Completorium dan Istirahat
Rabu
20.00-21.30 Rekreasi komunitas
Jumat
05.00 Bangun pagi
05.00-05.45 Kebersihan
06.15-06.30 Ibadat pagi
19.30-20.00 Perayaan Ekaristi
Minggu
05.30 Bangun pagi
06.30-07.00 Ibadat pagi
6
07.00 Sarapan pagi
Diketahui oleh:
Pastor Paroki Santo Bonifasius Alasa